UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS
Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X 5 di SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh
DWI PUTRANTO T.S
0807705
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Dwi Putranto T.S. 0807705. Skripsi : Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.
Latar belakang masalah pada penelitian ini yaitu dimana dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mencoba dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Permasalahan ini dipecahkan melalui pendekatan taktis. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel penelitian siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar. Instrumen penelitian menggunakan GPAI (GamePerformance Assessment Instrument) dan NCSU Volley Ball Test Strand dan Wilson. Uji hipotesis penelitian menggunakan Uji Z dan Uji Normalitas Liliefors. Analisis data menggunakan perhitungan rumus excel dan Penilaian Acuan Norma (PAN).
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...i
KATA PENGANTAR ...ii
UCAPA TERIMAKASIH ...iii
DAFTAR ISI ...vi
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ...x
DAFTAR LAMPIRAN ...xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1
B. Identifikasi Masalah ...6
C. Rumusan Masalah ...7
D. Pemecahan Masalah ...7
E. Tujuan Penelitian ...7
F. Manfaat Penelitian ...8
G. Penjelasan Istilah ...9
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis ...12
1. Belajar dan Pembelajaran ...12
a. Memahami Pendekatan Taktis ...26
b. Dasar – Dasar Pendekatan Taktis ...27
c. Keuntungan Pendekatan Taktis...29
d. Kerangka Kerja...31
4. Permainan Bola Voli ...33
a. Pengertian Permainan Bola Voli ...35
b. Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli ...36
c. Teknik Dasar Bola Voli...37
5. Karakteristik Siswa Kelas X SMAN 1 Batujajar ...42
6. Penelitian Tindakan Kelas...46
B. Hipotesis Tindakan...53
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...54
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ...58
C. Prosedur Penelitian ...58
D. Instrumen Penelitian ...67
E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti ...75
F. Validasi Data ...78
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskriptif Pembelajaran Permainan Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...80
Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...81
C. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ...83
D. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ...90
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...119
B. Implikasi Pembelajaran... 119
C. Saran - Saran ...122
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Sistem Klasifikasi Dalam Olahraga Permainan ... 29
2.2 Tingkat Kompleksitas Taktik Dalam
Pembelajaran Bola Voli ... 32
3.1 Format Observasi Keterampilan Permainan ... 71
3.2 Teknik yang Dinilai ... 71
4.1 Data Umum Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas Pembelajaran Bola Voli ... 84
4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Permainan Bola Voli di Setiap Siklusnya ... 86
4.3 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan
Tes Teknik Dasar Permainan Bola Voli ... 86
4.4 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku
Tes Kemampuan Bermain Permainan Bola Voli ... 86
4.5 Uji Normalitas Bersubsidi ... 88
DAFTAR GAMBAR
2.1 Pendekatan Pembelajaran Bermain ...23
3.1 Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart ...57
3.2 Tes Passing Bawah NCSU ...72
3.3 Tes Passing Atas NCSU ...74
3.4 Tes Servis NCSU ...75
4.1 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92
4.2 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92
4.3 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 2 ...95
4.4 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96
4.5 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96
4.6 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 4 ...101
4.7 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 5 ...103
4.8 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 1 ...106
4.9 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 2 ...108
4.10 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 3 ...110
4.11 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 4 ...113
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bola Voli.
B. Tes Keterampilan Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain.
C. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus I.
D. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus II.
E. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain I dan II.
F. Data Kemajuan Hasil Belajar Siswa.
G. Hasil Uji Normalitas Liliefors dan Uji Z.
H. SK Pembimbing Skripsi.
I. Surat Izin Penelitian.
J. Foto-Foto Penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perjalanannya dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1995 “nama”
olahraga di sekolah mengalami berbagai perubahan. Walaupun demikian
pelaksanaan olahraga di sekolah tetap di tekankan pada aspek pendidikan. Artinya
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui media jasmani yang di sebut
olahraga. Perubahan “nama” tersebut berturut-turut adalah : Pendidikan Olahraga,
Olahraga Kesehatan, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, dan terakhir
sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar 1993 dan Kurikulum
Menengah Umum 1995 adalah Pendidikan Jasmani Kesehatan.
Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan
seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan, dan karya
yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebetulan pribadi sesuai cita-cita
kemanusiaan. Dalam beberapa literatur terdapat berbagai definisi tentang
pendidikan jasmani yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Kesamaan
pandangan mengenai pendidikan jasmani adalah terletak pada gerak jasmani.
Dalam hal ini Sunarya (2007:40) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani
merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media
tujuan”.
berdampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut
akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/pendekatan
keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.
Pendekatan mengajar sendiri menurut Subagiyo (1997 : 265) dapat didefinisikan
sebagai berikut “Keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh
siswa di dalam episode atau peristiwa belajar yang diberikan”. Tentu saja dalam
pelaksanaan dan penerapan pendekatan mengajar dalam keterampilan gerak perlu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi mengajar.
Apabila kita berbicara tentang pembelajaran permainan, ada dua
pendekatan yang sering kita dengar yaitu pendekatan melalui teknik dasar dan
pendekatan melalui keterampilan taktis. Seperti dijelaskan Subroto (2000:3)
bahwa pendekatan pembelajaran konsep bermain dibagi menjadi dua yaitu
“Pendekatan teknik dasar drill dan pendekatan keterampilan taktis”.
Pendekatan teknik/drill atau juga sering kita dengar pendekatan tradisional
hanya menekankan siswa untuk menguasai suatu cabang olahraga saja dan hanya
menekankan pada tehniknya saja. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak diberikan
ruang untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dan yang mereka
inginkan. Hal ini sangat berbeda sekali dengan pendekatan keterampilan taktis,
dimana dalam pendekatan ini lebih mengutamakan kepada proses dengan
menggambarkan hasil pelaksanaan tugas. Selain itu, pendekatan ini juga
menekankan partisipasi siswa secara maksimal, mengembangkan kreativitas
siswa, melatih siswa untuk menyelsaikan suatu masalah dan mebiasakan siswa
Guru pendidikan jasmani pada tingkat SMA sudah sepatutnya merancang
proses pembelajaran secara sedemikian rupa agar tercipta suasana yang kondusif
selama pembelajaran berlangsung, diyakini dengan keadaan seperti itu dapat
menghasilkan rasa senang kepada siswa, mengandung nilai edukatif, membuat
siswa tertantang dan dapat pula membina kesehatan dan kemudian menumbuhkan
rasa percaya diri terhadap siswa.
Setelah peneliti melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Batujajar, peneliti
menemukan suatu kendala dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
khususnya dalam pembelajaran bola voli. Pembelajaran yang kurang menarik
membuat siswa-siswi kelas X-5 tidak memiliki semangat dalam menerima setiap
pembelajaran yang diberikan. Hal ini disebabkan karena guru di SMA tersebut
masih menerapkan pendekatan tradisional dimana waktu pembelajaran terlalu
banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar saja. Siswa hanya diberi
latihan passing dan servis saja tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba dalam
situasi permainan yang sesunguhnya. Hal tersebut memberikan kesan kepada
siswa bahwa pembelajaran bermain boa voli terkotak-kotak hal ini membuat siswa
tidak mengalami proses permaian yang sebenarnya sehingga minat belajarnya pun
kurang terakomodasi dan situasi ini mempengaruhi pada keterampilan bernain
siswa yang sesungguhnya masih rendah. Oleh sebab itu apabila permasalahan ini
tidak segera kita pecahkan maka hasil belajar siswa pun tidak akan berkembang.
Pendekatan taktis adalah pilihan yang tepat untuk menyeslsaikan permasalahan
sendiri merupakan pendekatan yang memadukan antara permainan dengan belajar
teknik maka sangatlah cocok bila pendekatan tersebut diberikan di SMA kelas
X-5 dengan tujuan pendekatan taktis untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan situasi permainan
sesungguhnya.
Permainan bola voli di sekolah menengah umum salah satu kegiatan
belajar dalam pendidikan jasmani untuk mendorong perkembangan keterampilan
motorik siswa, kemampuan fisik, pengetahuan dan penelaran (kognitif), serta
penghayatan nilai-nilai sikap, mental, sepritual dan sosial). Bermain merupakan
sifat utama manusia apalagi seusia anak SMA kelas X seperti mereka. Sekarang
tinggal bagaimana kita sebagai guru pendidikan jasmani mengarahkan sifat
tersebut kedalam usaha pendidikan. Dimana dijelaskan dalam Sukintaka
(1992:11) “Bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai
dengan aspek pribadi manusia”.
Melalui pendekatan taktis pembelajarannya menekankan pada proses
penggabungan antara taktik dan teknik permainan dalam waktu yang bersamaan,
melalui proses tersebut siswa dapat memahami hakikat dari pembelajaran bola
voli secara utuh dan sekaligus keterampilan bermaian bola voli akan terlatih.
Dijelaskan dalam Subroto (2000:7) :
Dari konsep diatas peneliti menyimpulkan bahwa melalui pendekatan
taktis memberikan suasana baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini
membawa hal positif seperti :
1. Meningkatkan minat dan kegembiraan siswa.
2. Meningkatkan pengetahuan taktis kepada siswa, sehingga terjaga konsistensi
keberhasilan pelakasanaan keterampilan gerak teknik yang sudah dimiliki.
3. Meningkatkan pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan secara
lebih efektif dalam permainan yang satu dengan permainan yang lainnya.
Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan bola voli, dan
masalah-masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran pemahaman
bola voli di Sekolah Menengah Umum, penulis terdorong melakukan penelitian
tindakan kelas dengan judul: “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain
Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis”. (PTK Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar
Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012).
Pendekatan taktis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan
taktis yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain bola voli dan
karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa sebelum
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi adanya
masalah yang harus diteliti yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan dasar siswa dalam melakukan permainan bola voli di
kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar?
2. Apakah hambatan yang dialami oleh siswa kelas X-5 SMA Negeri 1
Batujajar dalam melakukan pembelajaran permainan bola voli?
3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dalam
mengembangkan materi pembelajaran bola voli bagi siswa kelas X-5 SMA
Negeri 1 Batujajar ?
4. Bagaimana tingkat keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA
Negeri 1 Batujajar ?
5. Apakah melalui penerapan pendekatan taktis akan meningkatkan
keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar ?
Dari identifikasi masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba
menerapkan pembelajaran melalui pendekatan taktis, yang diharapkan terjadinya
perubahan suasana pembelajaran yang lebih baik. Di mana bukti empiris di
lapangan masih banyak siswa yang belum terampil menguasai teknik dasar,
sehingga perlu upaya untuk memberikan pembekalan keterampilan sesuai dengan
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul
penelitian yaitu upaya meningkatkan keterampilan bermain bola voli melalui
pendekatan taktis, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Rendahnya
keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar”.
D. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah rendahnya
keterampilan bermain bola voli pada siswa SMA N 1 Batujajar akan dipecahkan
melalui penerapan pendekatan taktis. Dimana pedekatan taktis yang diterapkan
dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa,
pendekatan ini dilakukan agar siswa aktif bergerak dan dapat meningkat
keterampilannya dalam permainanan bola voli.
Jadi pembelajaran permainan bola voli melalui pendekatan taktis akan
membuat siswa memperoleh kesenangan selama proses pembelajaran, dengan
demikian akan mempermudah siswa memahami cara bermain bola voli.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dari penelitian
tindakan kelas ini yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran pendidikan
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil ini diharapkan mendapat temuan-temuan yang nantinya
mempunyai manfaat yang berguna terutama:
1. Bagi Siswa
a. Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan bermain bola voli yang optimal.
b. Proses pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat memberikan
pengalaman gerak dasar yang luas.
c. Siswa akan aktif mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani.
2. Bagi Guru
a. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam memberikan proses
pembelajaran sebagai pelayanan kepada siswa.
b. Meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran sebagai pengalaman
belajar siswa.
c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki proses
pembelajaran Pendidikan Jasmani.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan kontribusi yang positif terhadap pemanduan bakat sedini
mungkin.
b. Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran
yang lebih bermakna.
d. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang olahraga.
4. Bagi Dinas
a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan kualitas pembelajaran
Pendidikan Jasmani di Kota Bandung.
b. Meningkatkan profesionalisme guru khususnya pada mata pelajaran
Pendidikan Jasmani.
c. Menjadikan mata pelajaran Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral
dalam peningkatan prestasi pendidikan secara keseluruhan.
G. Penjelasan Istilah
Untuk mempermudah serta menghindari kesalahan dalam menafsirkan
beberapa istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang
digunakan dalam penelitian ini:
1. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas
fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, yang lazim digunakan
oleh siswa dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum. (Yudha,
2006:25).
2. Guru adalah suatu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Undang-undang Guru dan
3. Peranan guru merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya
suatu pendidikan pada suatu sekolah. Adapun salah satu peranan seorang
guru ialah memberi bentuk, isi dan arah kepada anak didik, sesuai dengan
tujuan-tujuan yang akan dicapai dengan berpedoman kepada GBPP dan
buku siswa. (Sukintaka, 1980:1).
4. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik
secara kelompok atau perorangan.
5. Proses belajar mengajar adalah usaha rangkaian interaksi siswa dan guru
dalam rangka mencapai tujuannya. (Abin Syamsudin, 2000:156).
6. Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan
kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima
pengertian bermain :
a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak.
b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.
c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas
dipilih oleh anak.
d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.
e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan
bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,
perkembangan sosial dan sebagainya.
7. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak
mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli
semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Dalam permainan bola
voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam
permainan bola voli terdiri atas servis, passing bawah, pasing atas, block,
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Permasalahan dalam
penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di
lapangan, khususnya dalam pembelajaran bola voli.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang timbul dalam pendidikan
jasmani. Penulis berkeinginan untuk memperbaiki pembelajaran penjas pada
pemahaman bermain bola voli. Agar tidak salah dalam melakukan tindakan
penelitian penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas,
latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat
Hopkins (1993:44) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:
Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Sedangkan menurut Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan:
Sedangkan Kemmis (1983) dalam Wiriaatmadja menjelaskan bahwa penelitian
tindakan kelas itu:
Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilaksanakan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.
Sedangkan Elliot (1991) dalam Wiriaatmadja (2005:12) “Melihat penelitian
tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan
untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut”. Mereka mempraktekkan suatu ide
perbaikan dan melihat akibat/hasil yang diperoleh dari gagasan tersebut.
Penelitian ini mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart yaitu plan, act,
observe dan reflect. Apabila melihat kebelakang penelitian tindakan kelas ini
bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Kurt Lewin sekitar tahun 1940-an
pada waktu itu diterapkan dalam penelitian di bidang sosial dan ekonomi. Dalam
perkembangannya pada tahun 1952 munculah nama Stephen Corey, memakai
model penelitian tindakan kelas untuk meneliti dalam dunia pendidikan.
Menurutnya, dengan penelitian tindakan kelas perubahan dapat dilaksanakan dan
dirasakan oleh semua praktisi. Selanjutnya disusul tahun 1967 ada nama
Lawrence Steen House melakukan suatu proyek di Inggris yang menekankan
pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum.
Kemudian munculah istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai
Mereka berdua merekrut 40 guru Sekolah Dasar dan Menengah yang dilibatkan
dalam penelitian untuk menelaah kelasnya masing-masing. Dari sinilah muncul
istilah penelitian tindakan kelas. Namun kemudian Hoopkins memakai istilah
Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk
mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan
menjadikan guru dan siswa sebagai objeknya. Berdasarkan pengertian dan latar
belakang penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmadja (2005:25) menyatakan
bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas ada 2 yaitu:
Emansipatoris, emansipasi dalam pemahaman Bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (seperti dalam kaitan gerakan perempuan)
Penelitian kelas bersifat membebaskan (Liberating) mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgement (Hopkins, 1993:35)
Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian model spiral Kemmis
dan Taggart diaman ada empat aspek yaitu plan, act, observe dan reflect seperti
juga dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) berpendapat:
“Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselsaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi”.
2. Desain Penelitian
Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat aspek yaitu plan, act,
Dimana dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya
kesalahan dapat memperbaikinya / memidofikasi dengan mengembangkannya
dalam perencanaan kedua. Dalam Wiriaatmadja (2005:63) menyatakan bahwa
siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan
penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri sudah
menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut.
Gambar 3.1
plan
Revised plan
act
observe
ref
lec
t
act
ref
lec
t
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batujajar.
Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan terhadap peneliti
Khususnya mengenai pengenalan lingkungan sekolah yang berhubungan dengan
peserta didik sebagai subyek penelitian atau menyangkut anggota yang akan
membantu dalam kegiatan penelitian.
Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini kepala sekolah, guru-guru
yang akan memberikan pemecahan terhadap masalah dalam kegiatan dari mulai
perencanaan, observasi, refleksi dan revisi.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas X-5 SMA Negeri 1 yang berjumlah 34
orang. Sedangkan waktu penelitian kurang lebih selama 1 bulan antara bulan
Oktober hingga bulan November 2012 dengan jumlah pertemuan 8 kali yang
terdiri dari beberapa tindakan dalam dua siklus.
Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru, yang terjun langsung
untuk memberikan pembelajaran yang di bantu oleh guru yang lainnya sebagai
mitra dan observer penelitian berlangsung.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap
siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin diperoleh, seperti yang
siswa kita berikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal itu bertujuan untuk
bahan evaluasi. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui tindakan apa yang
cocok kita berikan terhadap mereka dalam rangka peningkatan pemahaman
bermain bola voli.
Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa
tindakan yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan maksimal adalah dengan
menyisipkan aktivitas bermain dalam pembelajaran. Dari refleksi awal yang
digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah Penelitian Tindakan Kelas,
prosedurnya sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Dalam perencanaan tahapan yang dilakukan adalah :
a. Membuat RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)
b. Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang kita perlukan dilapangan.
Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari tahap
pendahuluan sampai penutup. Setiap bagian demi bagian kita observasi, agar
mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan siswa dan guru.
c. Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan
menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)
Skenario tindakan yang telah dipersiapkan, dilaksanakan dalam situasi
interpretasi, revisi dan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini
sebagai berikut :
a. Siklus I
1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit )
(a). Berbaris dilanjutkan dengan absensi.
(b). Berdoa.
(c). Pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan.
(d.). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2). Kegiatan inti ( 95 menit )
Eksplorasi
(a). Guru memberikan pertanyaan tentang macam-macam teknik dasar bermain
bola voli.
(b). Guru memberikan pertanyaan tentang aktivitas bermain.
(c). Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan permainan passing
bawah berpasangan, passing atas berpasangan
Elaborasi.
(d). Guru membagi siswa beberapa regu, masing-masing regu terdiri dari 3
sampai 4 pemain.
(e). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan permainan level 1 pelajaran 1
secara berpasangan dan bergantian sesuai dengan kelompoknya.
(f). Pelajaran 2 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan serangan, Fokus
pelajaran : Passing bawah dan persiapan pengumpan. Hal ini bertujuan
4 vs 4. Tujuan aktivitas : Menggunakan passing bawah ke dekat atau sisi
net. Memperoleh satu angka tambahan jika boleh tepat ke pengumpan.
(g). Pelajaran 3 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan penyerangan,
Fokus pelajaran : Persiapan dan umpan passing atas. Tujuan : Permainan
passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan segera bergerak ke bawah
bola dan mengumpan ke pemukul dengan passing atas. Permainan 4 vs 4.
Tujuan aktivitas : Siswa mempergunakan passing bawah untuk setiap kali
passing ke pengumpan. Memperoleh satu angka jika bola tepat ke
pengumpan dan pengumpan dalam keadaan siap menyongsong bola.
(h). Pelajaran 4. Masalah taktis : Persiapan serangan, Fokus pelajaran :
Penelamatan bola. Tujuan : Siswa berhasil menyelamatkan bola sehingga
bola dapat diamainkan kembali. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Siswa
mampu passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan selalu dalam
posisi siap mengumpan.
(i). Pelajaran 5. Masalah taktis: Memenangkan angka. Fokus pelajaran :
Perubahan peran ke penyerang. Tujuan : Siswa berhasil melakukan
perubahan peran dari pemain passing ke penyerang. A. Permainan 4 vs 4,
Tujuan aktivitas : Persiapan untuk menyerang. Beri satu angka tambahan
jika satu tim dapat memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan
(passing dan memukul) di lapangan sendiri.
(j). Umpan balik antara peserta didik dan guru, dengan cara memberikan
3). Kegiatan Penutup (15 menit)
(l). Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi
yang telah dilakukan.
(m). Koreksi gerakan secara menyeluruh dan tanya jawab.
(n). Refleksi
4). Tindak Lanjut (5 menit)
(o). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat
pemahaman bermain bola voli.
b. Siklus 2
1). Kegiatan Pendahuluan ( 30 menit )
(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi
(b). Berdoa
(c). Siswa melakukan pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan.
(d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2). Kegiatan Inti ( 95 menit )
Eksplorasi
(a). Guru membrikan pertanyaan mengenai jenis-jenis teknik dasar permainan
bola voli.
(b.) Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar dalam
permainan bola voli.
Elaborasi
(a). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya
(b). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan level II pelajaran I.
Fokus pelajaran : Persiapan untuk menyerang, Tujuan ketepatan passing
bawah dan kesiapan pengumpan. Beri satu poin jika satu tim dapat
memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan (passing dan memukul)
di areanya sendiri. Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai
dengan lambungan (toss). Pergantian bola dan putaran pemain setelah satu
rally. Maksimal siswa melakukan tiga kali sentuhan atau pukulan dalam
satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. Tugas latihan : Persiapan
untuk menyerang. Formasi segitiga. Tujuan aktifitas : Dua atau tiga pasing
baik sebelum rotasi. Passing baik yaitu bola melambungkan dan jatuh satu
langkah dari pengumpan. Posisi badan (postur) menengah, bergerak ke
arah bola. Bola melambung dan jatuh tepat sasaran.
(c). Pelajaran 2. Masalah taktis persiapan untuk menyerang. Fokus pelajaran
yaitu perubahan peran untuk menyerang. Tujuan ketepatan passing bawah
ke pengumpan. Pengumpan bergerak siap dan mengumpan, berhasil
mengubah peran pemukul ke penyerang. Permainan 4 vs 4. Tujuan
aktivitas ketepatan passing bawah ke pengumpan. Pengumpan bergerak
siap dan memperoleh satu poin.
(d). Pelajaran 3. Masalah taktis memenangkan angka, Fokus pelajaran
pendekatan atau ancang-ancang untuk serangan (spike). Tujuan : Berhasil
dalam melakukan perubahan peran pemukul di posisi jauh dari net dan
Persiapan atau ancang-ancang untuk melakukan serangan (spike). Kondisi
lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari lambungan bola
(toss). Pergantian bola dan rotasi sebelum timnya menerima bola.
Maksimal 3 sentuhan atau pukulan dalam satu tim. Pengumpan harus
dalam keadaan posisi siap. Tugas latihan : Persiapan atau ancang-ancang
untuk menyerang. Tujuan aktivitas : Dua tim berlatih bersama (Tim A dan
Tim B), pengumpan (S) akan memukul tepat ke pemukul (H) di daerah
luar lapangan segera setelah H pindah ke posisi jauh dari net. S
menangkap bola yang datang dari H, kemudian melambungkan bola di
atas net. H kemudian mengambil ancang-ancang dan memukul bola
(spike). Variasi dalam latihan memukul tempat latihan tim bergantian
(lapangan A ke lapangan B) untuk latihan memukul dari kanan atau kiri.
Umpan dan memukul di lakukan sedikit jauh dari net, agar pemukul dapat
bergerak ke bola dengan cepat dan tanpa menyentuh net, Petunjuk
bergerak mendekati bola, melompat, mengayun cepat tangan lurus saat
meyentuh bola. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Menggunakan pasing
bawah pada saat sentuhan pertama. Pemukul berpindah posisi menjauhi
net. Persiapan atau ancang-ancang untuk menyerang.
(e) Pelajaran 4. Masalah taktis memenangkan angka. Fokus pelajaran
persiapan untuk penyerang. Tujuan persiapan : Keberhasilan perubahan
peran dari ancang-ancang ke memukul atau spike. Permainan 4 vs 4 tujuan
aktifitas menggunakan passing bawah pada saat sentuhan pertama.
untuk menyerang. Kondisi lapangan terbatas dan pendek. Permainan
dimulai dari lambungan bola (toss). Pergantian pemberian bola dan rotasi
sebelum timnya menerima bola. Maksimal tiga kali sentuhan atau pukulan
dalam satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. B. Tugas latihan :
Latihan persiapan dan memukul bola. Tujuan aktifitas : Tiga kali
percobaan passing dan mukul sebelum rotasi.
(f). Pelajaran 5. Masalah taktis : Mempertahankan ruang di lapangan sendiri.
Fokus pelajaran : Pertahanan dari bola yang dilambung, posisi dasar dan
gerak persiapan. Tujuan berhasil mempertahankan ruang A. Permainan 4
vs 4 Tujuan aktivitas : Posisi dasar. Menggunakan passing bawah pada
sentuhan pertama. Gerak persiapan pengumpan.
3. Observasi
Selama proses pembelajaran, peneliti di bantu mitra peneliti, dalam
mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan
dengan fokus penelitian. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005 :112)
menyebutkan ada 3 jenis observasi :
a). Observasi Terfokus
Apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya
guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan
respons kepada pertanyaan guru, maka sebaiknya dilakukan Penelitian
b). Observasi Sistematik
Tentu para peneliti dapat saja merancang bentuk pengamatan beserta
kualifikasinya dengan kreatif, kemudian mendiskusikannya untuk mencapai
persetujuan bersama. Kemungkinan dalam membicarakan pengamatan
sistematik ada yang mengusulkan berbagai macam skala yang dapat
dimanfaatkan dapat situasi-situasi tertentu oleh guru, dilengkapi dengan
ilustrasi detail dalam skala interaksi. Pengamatan dengan menggunakan skala
biasa disebut pengamatan kelas secara sistematik (Hopkins, 1993:106).
c). Observasi Terstruktur
Dilakaukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagi guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.
Kemudian guru menjumlahkan jawaban sukarela, jawaban tidak sukarela,
jawaban yang benar, jawaban yang salah, dan jawaban yang tidak mengenai
pertanyaan atau sasaran.
4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)
Peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran. Untuk itu
diperlukan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang hal apa saja yang
ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil
kegiatan guru dan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan rekomendasi untuk
melakukan perbaikan atau untuk perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah :
(1). Observasi
Observasi yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui segala sesuatu
hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bola voli di kelas X-5
SMA Negeri 1 Batujajar. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang
aktivitas guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan jam
pelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran pemahaman
bermain bola voli kemudian seberaba tinggi minat siswa-siswi dan faktor-faktor
apa saja yang menghambat dan menunjang.
Hal ini diperkuat oleh pendapat Marshall yang dikutip dalam
Sugiyono (2007:226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher
learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Apabila diartikan dalam Bahasa indonesia ialah Melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Kemudian Karl Popper (Hopkins,
1933:77) dalam Wiriaatmadja mengemukakan pendapat observasi adalah tindakan
yang merupakan penafsiran dari teori.
(2). Wawancara
Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) wawancara
orang-diapandang perlu. Wawancara ini akan peneliti lakukan setiap pelaksanaan belajar
usai. Hal ini bertujuan agar peneliti mengetahui kesulitan apa saja yang dialami
ketika kegiatan belajar pembelajaran. Kemudian menurut Hopkins (1993 :125)
dalam Wiriaatmadja wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi
tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan kepada seluruh warga di sekolah
yang akan kita teliti.
(3). Catatan Lapangan
Catatan lapangan atau dalam Bahasa inggrisnya (field notes) adalah
merupakan sumber informasi yang paling penting dalam sebuah penelitian. Dalam
hal ini mitra peneliti yang akan melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai
aspek pembelajaran di lapangan, suasana saat menerima pembelajaran, interaksi
siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan dengan orang tua siswa, semuanya
dapat kita baca kembali dari catatan lapangan ini.
(4). Kamera Foto
Kamera foto saat melakukan penelitian tidak boleh kita lupakan. Kamera
foto ini berfungsi untuk merekam semua kejadian apa saja yang terjadi ketika
proses belajar mengajar berlangsung. Melalui foto juga dapat memberikan
gambaran yang terjadi dalam masalah penelitian.
(5). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan
kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Rpp ini dibuat oleh guru
sebagai pedoman umum untuk melakukan pembelajaran kepada peserta didiknya.
2. Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain
Penilaian teknik dasar dan keterampilan bermain siswa pada dasarnya
membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Untuk
mengumpulkan data, kali ini peneliti menggunakan instrumen penilaian
keterampilan bermain bola voli dengan menggunakan GPAI (Game
Performance Assessment Instrument). Yang diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain (IPPB). Agar
lebih jelas penulis akan memaparkan tentang tujuan dan komponen apa saja
yang diamati dalam GPAI seperti yang terdapat dalam Hoedaya (2001:108).
Tujuan dari instrumen tersebut yaitu untuk membantu guru dalam
mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan
berlangsung. Ada tujuh komponen yang diamati untuk mendapatkan gambaran
tentang tingkat penampilan bermain siswa, yaitu :
Kembali ke pangkalan (base). Maksudnya adalah seorang pemain yang
kembali ke posisi semula setelah ia melakukan suatu gerakan
keterampilan tertentu.
Menyesuaikan diri (adjust). Maksudnya adalah pergerakan seorang
pemain pada saat menyerang atau bertahan yang disesuaikan dengan
Membuat keputusan (decision making). Komponen ini dilakukan setiap
pemain, setiap saat di dalam situasi permainan yang bagaimana pun.
Misalnya sebelum melakukan passing dari bawah, pemain bolavoli
harus memutuskan terlebih dahulu apakah teknik passing cocok
digunakan di dalam situasi permainan yang dihadapinya.
Melaksanakan keterampilan tertentu (skill execution). Setelah membuat
keputusan, barulah seorang pemain melaksanakan macam keterampilan
yang dipilihnya.
Memberi dukungan (support). Komponen ini sangat penting dalam
semua cabang olahraga permainan, terutama pada bentuk permainan.
Misalnya dalam permianan bola voli memberikan bola yang mudah
untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.
Melapis teman (cover). Gerakan ini dilakukan untuk melapis
pertahanan dibelakang teman seregu yang sedang berusaha
menghalangi laju serangan lawan, atau yang sedang bergerak ke arah
lawan yang menguasai bola.
Menjaga atau mengikuti gerak lawan (guard atau mark). Maksudnya
adalah menahan laju gerakan lawan, baik yang sedang atau yang tidak
sedang menguasai bola.
Tabel 3.1
Format Observasi Keterampilan Permainan
Tanggal Observasi : Bentuk Keterampilan :
Nama Siswa Membuat keputusan Pelaksanaan keterampilan Dukungan
Tepat Tidak Tepat
Efektif Tidak Efektif
Pernah Tidak Pernah Keterangan : Keputusan yang diambil (Decision Making)
Tepat mengambil keputusan terhadap posisi bola yang datang.
Mengarahkan bola yang sulit dijangkau oleh lawan
Melaksanakan keterampilan (Skill
Execution)
Menempatkan diri di bawah jatuhnya bola
Melakukan tahapan gerak passing & servis
Memberikan dukungan (Supporting)
Memberikan bola yang mudah untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.
Melakukan Pertahanan
Adapun tes teknik dasar bola voli yaitu tes passing bawah, tes passing atas dan
tes servis (AAHPER Voleyball Skill Test dari Strand and Wilson (1993:
136-141). Adapun tata cara pelaksanaan tes keterampilan bola voli tersebut dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Teknik yang dinilai
NO Nama Teknik Dasar Yang Dinilai ∑
Passing Bawah Passing Atas Servis
1 3 4 5 1 2 3 4 5 2 3 4
[image:37.595.108.528.144.740.2]A. Tes Passing Bawah
Gambar 3.2
Tambang dengan Ketinggian 3,20 m
Tes passing bawah ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).
Pelaksanaan tesnya yaitu :
(1). Tester melakukan passing bawah disebelah kiri lapangan 5 kali dan sebelah
kanan lapangan sebanyak 5 kali (dalam gambar ditandai dengan tanda silang).
(2). Tester melakukan passing bawah apabila bola telah diumpankan atau
dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari sebrang lapangan (tanda
silang pengumpan bola).
(3). Kemudian lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter
yang berada di garis daerah serang yang telah diberi skor 1 sampai 5.
(4). Apabila telah melewati rentang tambang dan masuk kedaerah serang diantara
garis kedua skor, maka skor diambil yang paling besar. Apabila tidak
melewati tambang atau keluar lapangan skornya 0. Pengumpan Bola
X
Net
1 4 3 4 5 3 1
X X
[image:38.595.112.508.123.628.2](5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya passing bawah yang masuk secara
sah.
[image:39.595.111.514.244.643.2]B. Tes Passing Atas
Gambar 3.3 dapat dilihat pada halaman 74, pelaksanaan tesnya yaitu :
(1). Tester melakukan passing atas sebanyak 10 kali dan berdiri siap di daerah
serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau pada posisi 2 dalam
permainan bola voli.
(2). Tester melakukan passing atas dari bola yang datang diumpankan atau
dipassing bawah oleh pengumpan yang berada di tengah lapangan yang telah
ditentukan atau pada posisi 5 dalam permainan bola voli.
(3). Tester mempasing atas dengan teknik set ups yang harus melewati rentangan
tambang setinggi 3,20 Meter dan berusaha memasukkan bola ke daerah
yang telah diberi skor 1 sampai 5.
(4). Apabila bola yang masuk jatuh pada garis diantara kedua skor, maka diambil
skor yang tertinggi dari keduanya.
(5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah passing atas yang masuk
Gambar 3.3
Rentangan tambang
setinggi 3,20 m
Tes passing atas ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).
[image:40.595.119.507.94.611.2]C. Tes Servis
Gambar 3.4 dapat dilihat pada halaman 75, Pelaksanaan tesnya yaitu :
(1). Tester berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis dari
bawah atau atas.
(2). Melakukan servis sebanyak 10 kali.
(3). Servis diarahkan ke daerah lapangan yang telah diberi skor 2,3,4.
(4). Apabila servis tidak masuk diberi skor 0 dan apabila masuk diantara kedua
skor maka diambil skor terbesar.
(5). Skor keseluruhan di ambil dari banyaknya jumlah arah servis yang masuk
secara sah.
Net
tester 5 4 3 2 1 X
Gambar 3.4
Daerah Servis
X
3 meter
4,5 meter
1,5 meter
Tes servis ini menggunakan tes dari NCSU Voleyball Test (Strand dan Wilson, 1933: 143)
E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Data dan cara pengambilannya
1). Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan
guru.
2). Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :
(a). Hasil belajar.
(b). Rencana belajar.
Net
Daerah serang
3
2
3 3
(d). Jurnal.
(e). Photo kegiatan.
b. Cara Pengambilan Data
(1). Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.
(2). Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan
diambil dengan menggunakan lembaran observasi.
(3). Data tentang refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi di
lapangan diambil dari jurnal yang dibuat guru.
(4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan
didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.
c. Faktor yang Diteliti
Ada beberapa faktor yang ingin diteliti, yaitu :
(1). Faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menerapkan pola-pola bermain
bola voli siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujajar melalui aktivitas bermain.
(2). Faktor siswa : dengan melihat kemampuan siswa dalam menggunakan
pembelajaran melalui aktivitas bermain, maka siswa kelas X SMA Negeri
1 Batujajar mempunyai suatu perubahan yang terencana, terarah sesuai
dengan pemahaman siswa soal permainan bola voli.
(3). Faktor Guru : melihat cara mengajar guru dalam merencanakan
pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah
mencakup pemberian latihan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan
2. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga bisa menganalisis
apa yang diamati, situasi dan suasana lapangan, hubungan antara guru dengan
siswa dan siswa dengan teman-temannya yang lain. Becker (1985, dalam
Hopkins, 1993) mengemukakan bahwa :
Ada tiga langkah analisis yang perlu dilakukan di lapangan dan analisis ke empat dilakukan setelah penelitian lapangan selesai. Langkah-langkah tersebut dilakukan tahap demi tahap, secara sekuensial dengan logis, tahapan kedua akan sangat ditentukan oleh analisis tahapan sebelumnya. Selanjutnya, berbagai kesimpulan diambil dalam tahapan-tahapan tadi, yang digunakan untuk tahapan berikutnya. Langkah ketiga ialah bahwa ada beberapa kriteria yang dipakai untuk analisis di lapangan, antara pemilihan dan definisi permasalahan dan konsep, penghitngan frekuensi dan distribusi kejadian atau fenomena, dan dimasukkannya temuan-temuan individual ke dalam kajian yang sedang diteliti.
Lebih lanjut Glaser dan Strauss dalam Wiriaatmadja mengemukakan empat
langkah analisis data untuk menghasilkan teori yaitu : „1) membandingkan
kejadian-kejadian yang diaplikasikan kepada setiap kategori, 2) memasukkan
kategori-kategori dan bagiannya, 3) membatasi teori, 4) Menuliskan teori‟
Dalam penelitian tindakan kelas peneliti harus melakukan analisisis data
sejak tahap awal / orientasi lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan
Huberman dalam Wiriaatmadja (2005:139) yang menyatakan bahwa”...the ideal
model for data collection and analysis is one that intervweaves them from the
beginning”. Yang artinya, model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah
menggunakan ketelitian dan kejelian pengamatan. Data yang kita peroleh melalui
observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Hal ini dilakukan semata-mata
untuk menghindari kesalahan atau kekeliruandata yang terkumpul.
Kemudian peneliti pernah membaca di salah satu wordpress bahwa
analisis data kualitatif itu dilakukan melalui tiga tahap, yaitu
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. Reduksi data adalah
proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan
pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data atau
informasi yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK diolah
untuk bahan evaluasi. Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data
yang telah direduksi secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan
naratif, tabel, grafik, atau bentuk lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas
tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan.
F. Validasi Data
Suatu penelitian tindakan kelas yang baik dan terpercaya adalah penelitian
yang mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar
ilmiah. Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian ialah
dengan melakukan validitas dan kredibilatas. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik validasi seperti triangulasi, member check, audit trail, dan
expert opinion. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari mitra
diadakannya triangulasi yaitu untuk memperoleh derajat kepercayaan yang
maksimal.
Member check dilakukakan dengan memeriksa kembali
keterangan-keterangan yang kita peroleh ketika melakukan observasi atau wawancara. Hal ini
bertujuan untuk mengecek apakah informasi yang selama ini kita peroleh tidak
berubah atau boleh dibilang dipastikan keajegannya.
Audit trail yaitu dimana peneliti memeriksa kembali metode atau prosedur
yang sudah ditembuh barangkali ada kesalahan-kesalahan. Selain itu peneliti juga
mengecek kembali catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti.
Proses ini sendiri bisa dilakukan oleh kawan sejawat peneliti yang mempunyai
pengetahuan dalam hal penelitian tindakan kelas.
Expert Opinion ialah dimana peneliti meminta bantuan kepada
orang-orang yang dianggap ahli atau pakar dalam penelitian tindakan kelas untuk
memeriksa semua tahapan-tahapan yang sudah peneliti lalui. Dalam hal ini
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran
permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar secara keseluruhan menunjukan
hasil yang baik. Melalui pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bola
voli siswa memiliki motivasi yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal
ini dikarenakan pembelajaran permainan bola voli dilakukan dengan berbagai
bentuk permainan yang membuat siswa merasa senang selama pembelajaran.
Melalui pendekatan taktis ini siswa diajak untuk aktif bergerak dan
berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam
permainan bola voli. Siswa yang sebelumnya belum memahami permaianan bola
voli dengan menerapkan pendekatan tersebut pemahaman mereka pun semakin
meningkat, begitu juga dengan keterampilan gerak dan teknik dasar serta
keterampilan bermain bola volinya.
Sehingga dari hasil pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis merupakan pendekatan yang baik
untuk digunakan dalam pembelajaran permainan bola voli.
B. IMPLIKASI PEMBELAJARAN
Implikasi hasil penelitian pengelolaan proses belajar mengajar
a. Prinsip-prinsip umum
Ada beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam mengelola
proses belajar mengajar keterampilan bermain bola voli dengan model
pembelajaran pendekatan taktis, yaitu: (1) kejelasan konsep dasar tujuan ; (2) ada
penjelasan dan demonstrasi ; (3) meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep
bermain ; (4) umpan balik yang segera dan bukan koreksi ; (5) memecahkan
masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan.
1. Kejelasan konsep dasar tujuan
Materi dasar hanya melalui penjelasan konsep dasar tujuan materi yang
dipelajari. Misalnya tujuan yang akan dipelajari adalah passing. Tujuan passing
adalah mengoperkan bola ke teman; seregu secara tepat, sehingga mudah untuk
dimainkan kembali. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk berlatih mengoperkan
bola ke teman seregu (passing) dengan caranya sendiri.
2. Ada kejelasan dan demonstrasi
Ada penjelasan tugas gerak yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan
pemahaman pola-pola bermain bola voli. Cara-cara melakukan tugas gerak
yang dipelajari sepenuhnya diserahkan kepada siswa.
3. Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain.
Yang dimaksud dengan kesadaran siswa adalah kemampuan untuk
mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan
berlangsung, sekalian kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk
Umpan balik diberikan kepada setiap pemahaman pola-pola bermain bola voli
yang ditampilkan siswa secara dini. Umpan balik hanya berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alternatif pemecahan yang ditampilkan
siswa saat itu.
5. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan bola
voli. Kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan,
pengetahuan yang diperoleh dari suatu pengalaman dan latihan, serta
mempertimbangkan masalah taktik yang terdapat selama pembelajaran dan
memutuskan rumitnya pemecahan dari masalah tersebut.
6. Implikasi Sistematika Pembelajaran
a. Pendahuluan
Dalam pemahaman pola-pola bermaian bola voli melalui model
pembeajaran pendekatan taktis, tahap pendahuluam merupakan fase untuk
mengarhkan perhatian siswa terhadap kegiatan serta mempersiapkan fisik dan
psikis untuk beradaptasi dengan kegiatan inti pelajaran. Aktivitas fisik utama
adalah aktivitas fisik yang sifatnya ringan (pemanasan) yang bertujuan untuk
memberikan rangsangan bagi organ tubuh agar mulai bekerja untuk melakukan
kerja fisik yang lebih berat. Selain itu pemanasan berfaedah untuk mengurangi
kemungkinan cedera otot atau persendian. Waktu pemanasan adalah 20% waktu
pelajaran (25 menit). Bentuk dan variasi aktivitas fisik diserahkan sepenuhnya
kepada siswa. Guru hanya memberikan umpan balik yang mengarahkan bentuk
dan variasi siswa ke arah pencapaian tujuan pemanasan.
Pada tahap ini kegiatan belajar mengajar terdiri dari penjelasan konsep
dasar tujuan materi yang dipelajari dan penugasan untuk berlatih yang disertai
dengan umpan balik secara individual. Pelaksanaan latihan sepenuhnya diserahkan
kepada siswa. Inti dari tahap ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekalian
kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya. Waktu untuk
kegiatan ini adalah 80% waktu pelajaran 95 menit. Pada tahap ini materi yang
diberikan adalah passing, serangan, dan permainan.
c. Penutup
Pada tahap ini kegiatan siswa diisi oleh kegiatan yang bertujuan untuk
memulihkan kondisi fisik dan psikis siswa dalam keadaan normal. Tahap ini pula
perlu dilakukan semacam evaluasi yang berisi pengungkapan pemahaman siswa
terhadap model pembelajaran pendekatan taktis.
C. SARAN-SARAN
Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka
membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan-hambatan pada
kegiatan belajar-mengajar permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar, maka
penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat
yaitu :
1. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan pemahaman
2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat memodifikasi alat-alat
pembelajaran agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar
pembelajaran.
3. Para siswa diaharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik bermain
bola voli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai
4. Bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli
diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama
dengan siswa yang telah menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli.
5. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk menguji kembali model
pembelajaran taktis ini dengan jumlah sampel yang berbeda dan lebih banyak
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.
Andayani dkk. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka.
Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya
Bradford N. Strand, Royalne Wilson. (1993). Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publisher.
Depdiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Goetz, Judith Preissle dan Margaret Diane LeCompte. (1984). Etnoghraphy and
Qualitative Design in Educatiuonal Research. Orlango: Academic Press. Inc.
Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.
Hopkins, David. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research (Second Edition). Buckingham: Open University Press.
Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.
Lutan, Rusli. (1998). Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud.
Lutan, Rusli. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Ma’mum, Amung dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Pendidikan Jasmani SMA/SMK Bahan Ajar
Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PPLG). Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Mahendra, Agus. (2002). Pembelajaran Senam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Metzler. (2000). Instructional Models For Physical Education. USA: Allyn and Bacon.
Mulyadi, S.C.U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta kerjas ama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Robison, Bonnie. (1991). Bola Voli Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain. Semarang: Dahara Prize.
Sarumpaet, A dkk. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Sinulaga, Abdi. (2004). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Antara Pendidikan
Jasmani dan Matematika Guna Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Kognitif Siswa. Thesis Pascasarjana. UPI. Bandung: tidak
diterbitkan.
Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakrta : Rineka Cipta.
Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.
Subroto, Toto. (2000). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di
Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.
Subroto dan Yudiana. (2010). Permainan Bola Voli. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.
Sunarya, E. (2007). Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : Fpok UPI.
Wiriaatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Yudha. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis
untuk Pembelajaran Permainan Bolabasket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : tidak
diterbitkan.
Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/fungsi-rpp.html
http://wayanweb.wordpress.com/ptk/metode-penelitian/paparan-hasil-penelitian/
http://id.scribd.com/doc/16842884/Model-Ktsp-Sma
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Komarudin,%20M.A./OLAHRAGA%2 0HASH%20HOUSE%20HARRIERS%20SEBAGAI%20AKTIVITAS%20LEISURE%2 0UNTUK%20MENCAPAI%20WELL.pdf