• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN TAKTIS

Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas X 5 di SMA Negeri 1 Batujajar Kabupaten Bandung Barat

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

DWI PUTRANTO T.S

0807705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ABSTRAK

Dwi Putranto T.S. 0807705. Skripsi : Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis pada Siswa Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

Latar belakang masalah pada penelitian ini yaitu dimana dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan bola voli, siswa tidak diberikan kesempatan untuk mencoba dalam situasi permainan yang sesungguhnya. Permasalahan ini dipecahkan melalui pendekatan taktis. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sampel penelitian siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar. Instrumen penelitian menggunakan GPAI (GamePerformance Assessment Instrument) dan NCSU Volley Ball Test Strand dan Wilson. Uji hipotesis penelitian menggunakan Uji Z dan Uji Normalitas Liliefors. Analisis data menggunakan perhitungan rumus excel dan Penilaian Acuan Norma (PAN).

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPA TERIMAKASIH ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ...ix

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Rumusan Masalah ...7

D. Pemecahan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Penjelasan Istilah ...9

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoretis ...12

1. Belajar dan Pembelajaran ...12

(4)

a. Memahami Pendekatan Taktis ...26

b. Dasar – Dasar Pendekatan Taktis ...27

c. Keuntungan Pendekatan Taktis...29

d. Kerangka Kerja...31

4. Permainan Bola Voli ...33

a. Pengertian Permainan Bola Voli ...35

b. Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli ...36

c. Teknik Dasar Bola Voli...37

5. Karakteristik Siswa Kelas X SMAN 1 Batujajar ...42

6. Penelitian Tindakan Kelas...46

B. Hipotesis Tindakan...53

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ...54

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ...58

C. Prosedur Penelitian ...58

D. Instrumen Penelitian ...67

E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti ...75

F. Validasi Data ...78

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskriptif Pembelajaran Permainan Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...80

(5)

Bola Voli di SMA N 1 Batujajar Kelas X-5 ...81

C. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ...83

D. Deskripsi Proses Pelaksanaan Tindakan ...90

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ...119

B. Implikasi Pembelajaran... 119

C. Saran - Saran ...122

(6)

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Sistem Klasifikasi Dalam Olahraga Permainan ... 29

2.2 Tingkat Kompleksitas Taktik Dalam

Pembelajaran Bola Voli ... 32

3.1 Format Observasi Keterampilan Permainan ... 71

3.2 Teknik yang Dinilai ... 71

4.1 Data Umum Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Tindakan Kelas Pembelajaran Bola Voli ... 84

4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Permainan Bola Voli di Setiap Siklusnya ... 86

4.3 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan

Tes Teknik Dasar Permainan Bola Voli ... 86

4.4 Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku

Tes Kemampuan Bermain Permainan Bola Voli ... 86

4.5 Uji Normalitas Bersubsidi ... 88

(7)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Pendekatan Pembelajaran Bermain ...23

3.1 Model Spiral Dari Kemmis dan Taggart ...57

3.2 Tes Passing Bawah NCSU ...72

3.3 Tes Passing Atas NCSU ...74

3.4 Tes Servis NCSU ...75

4.1 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92

4.2 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 1 ...92

4.3 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 2 ...95

4.4 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96

4.5 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 3 ...96

4.6 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 4 ...101

4.7 Pembelajaran Level 1 Pelajaran 5 ...103

4.8 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 1 ...106

4.9 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 2 ...108

4.10 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 3 ...110

4.11 Pembelajaran Level 2 Pelajaran 4 ...113

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Bola Voli.

B. Tes Keterampilan Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain.

C. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus I.

D. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain Siklus II.

E. Hasil Observasi Keterampilan Dasar dan Keterampilan Bermain I dan II.

F. Data Kemajuan Hasil Belajar Siswa.

G. Hasil Uji Normalitas Liliefors dan Uji Z.

H. SK Pembimbing Skripsi.

I. Surat Izin Penelitian.

J. Foto-Foto Penelitian.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perjalanannya dari tahun 1978 sampai dengan tahun 1995 “nama”

olahraga di sekolah mengalami berbagai perubahan. Walaupun demikian

pelaksanaan olahraga di sekolah tetap di tekankan pada aspek pendidikan. Artinya

kegiatan pendidikan yang dilaksanakan melalui media jasmani yang di sebut

olahraga. Perubahan “nama” tersebut berturut-turut adalah : Pendidikan Olahraga,

Olahraga Kesehatan, Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, dan terakhir

sebagaimana tercantum dalam kurikulum pendidikan dasar 1993 dan Kurikulum

Menengah Umum 1995 adalah Pendidikan Jasmani Kesehatan.

Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan

seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia berupa sikap, tindakan, dan karya

yang diberi bentuk, isi dan arah menuju kebetulan pribadi sesuai cita-cita

kemanusiaan. Dalam beberapa literatur terdapat berbagai definisi tentang

pendidikan jasmani yang bervariasi antara satu dengan yang lainnya. Kesamaan

pandangan mengenai pendidikan jasmani adalah terletak pada gerak jasmani.

Dalam hal ini Sunarya (2007:40) mengemukakan bahwa “Pendidikan jasmani

merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media

tujuan”.

(10)

berdampak positif terhadap hidupnya. Dalam proses pembelajaran, tujuan tersebut

akan tercapai dan tidaknya tergantung pada bagaimana metode/pendekatan

keterampilan mengajar yang diterapkan guru kepada siswa dalam mengajar.

Pendekatan mengajar sendiri menurut Subagiyo (1997 : 265) dapat didefinisikan

sebagai berikut “Keputusan-keputusan yang dibuat oleh guru dan dibuat oleh

siswa di dalam episode atau peristiwa belajar yang diberikan”. Tentu saja dalam

pelaksanaan dan penerapan pendekatan mengajar dalam keterampilan gerak perlu

disesuaikan dengan situasi dan kondisi mengajar.

Apabila kita berbicara tentang pembelajaran permainan, ada dua

pendekatan yang sering kita dengar yaitu pendekatan melalui teknik dasar dan

pendekatan melalui keterampilan taktis. Seperti dijelaskan Subroto (2000:3)

bahwa pendekatan pembelajaran konsep bermain dibagi menjadi dua yaitu

“Pendekatan teknik dasar drill dan pendekatan keterampilan taktis”.

Pendekatan teknik/drill atau juga sering kita dengar pendekatan tradisional

hanya menekankan siswa untuk menguasai suatu cabang olahraga saja dan hanya

menekankan pada tehniknya saja. Dalam hal ini siswa sama sekali tidak diberikan

ruang untuk mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dan yang mereka

inginkan. Hal ini sangat berbeda sekali dengan pendekatan keterampilan taktis,

dimana dalam pendekatan ini lebih mengutamakan kepada proses dengan

menggambarkan hasil pelaksanaan tugas. Selain itu, pendekatan ini juga

menekankan partisipasi siswa secara maksimal, mengembangkan kreativitas

siswa, melatih siswa untuk menyelsaikan suatu masalah dan mebiasakan siswa

(11)

Guru pendidikan jasmani pada tingkat SMA sudah sepatutnya merancang

proses pembelajaran secara sedemikian rupa agar tercipta suasana yang kondusif

selama pembelajaran berlangsung, diyakini dengan keadaan seperti itu dapat

menghasilkan rasa senang kepada siswa, mengandung nilai edukatif, membuat

siswa tertantang dan dapat pula membina kesehatan dan kemudian menumbuhkan

rasa percaya diri terhadap siswa.

Setelah peneliti melakukan observasi ke SMA Negeri 1 Batujajar, peneliti

menemukan suatu kendala dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya dalam pembelajaran bola voli. Pembelajaran yang kurang menarik

membuat siswa-siswi kelas X-5 tidak memiliki semangat dalam menerima setiap

pembelajaran yang diberikan. Hal ini disebabkan karena guru di SMA tersebut

masih menerapkan pendekatan tradisional dimana waktu pembelajaran terlalu

banyak dihabiskan untuk latihan-latihan teknik dasar saja. Siswa hanya diberi

latihan passing dan servis saja tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba dalam

situasi permainan yang sesunguhnya. Hal tersebut memberikan kesan kepada

siswa bahwa pembelajaran bermain boa voli terkotak-kotak hal ini membuat siswa

tidak mengalami proses permaian yang sebenarnya sehingga minat belajarnya pun

kurang terakomodasi dan situasi ini mempengaruhi pada keterampilan bernain

siswa yang sesungguhnya masih rendah. Oleh sebab itu apabila permasalahan ini

tidak segera kita pecahkan maka hasil belajar siswa pun tidak akan berkembang.

Pendekatan taktis adalah pilihan yang tepat untuk menyeslsaikan permasalahan

(12)

sendiri merupakan pendekatan yang memadukan antara permainan dengan belajar

teknik maka sangatlah cocok bila pendekatan tersebut diberikan di SMA kelas

X-5 dengan tujuan pendekatan taktis untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

konsep bermain melalui penerapan teknik yang sesuai dengan situasi permainan

sesungguhnya.

Permainan bola voli di sekolah menengah umum salah satu kegiatan

belajar dalam pendidikan jasmani untuk mendorong perkembangan keterampilan

motorik siswa, kemampuan fisik, pengetahuan dan penelaran (kognitif), serta

penghayatan nilai-nilai sikap, mental, sepritual dan sosial). Bermain merupakan

sifat utama manusia apalagi seusia anak SMA kelas X seperti mereka. Sekarang

tinggal bagaimana kita sebagai guru pendidikan jasmani mengarahkan sifat

tersebut kedalam usaha pendidikan. Dimana dijelaskan dalam Sukintaka

(1992:11) “Bahwa dengan bermain kita dapat meningkatkan kualitas anak sesuai

dengan aspek pribadi manusia”.

Melalui pendekatan taktis pembelajarannya menekankan pada proses

penggabungan antara taktik dan teknik permainan dalam waktu yang bersamaan,

melalui proses tersebut siswa dapat memahami hakikat dari pembelajaran bola

voli secara utuh dan sekaligus keterampilan bermaian bola voli akan terlatih.

Dijelaskan dalam Subroto (2000:7) :

(13)

Dari konsep diatas peneliti menyimpulkan bahwa melalui pendekatan

taktis memberikan suasana baru dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini

membawa hal positif seperti :

1. Meningkatkan minat dan kegembiraan siswa.

2. Meningkatkan pengetahuan taktis kepada siswa, sehingga terjaga konsistensi

keberhasilan pelakasanaan keterampilan gerak teknik yang sudah dimiliki.

3. Meningkatkan pemahaman bermain dan meningkatkan kemampuan secara

lebih efektif dalam permainan yang satu dengan permainan yang lainnya.

Berdasarkan pada karakteristik kesulitan permainan bola voli, dan

masalah-masalah yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran pemahaman

bola voli di Sekolah Menengah Umum, penulis terdorong melakukan penelitian

tindakan kelas dengan judul: “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Bermain

Bola Voli Melalui Pendekatan Taktis”. (PTK Pada Mata Pelajaran Pendidikan

Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di Kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar

Kabupaten Bandung Barat Tahun Pelajaran 2011/2012).

Pendekatan taktis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan

taktis yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain bola voli dan

karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa sebelum

(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi adanya

masalah yang harus diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan dasar siswa dalam melakukan permainan bola voli di

kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar?

2. Apakah hambatan yang dialami oleh siswa kelas X-5 SMA Negeri 1

Batujajar dalam melakukan pembelajaran permainan bola voli?

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru pendidikan jasmani dalam

mengembangkan materi pembelajaran bola voli bagi siswa kelas X-5 SMA

Negeri 1 Batujajar ?

4. Bagaimana tingkat keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA

Negeri 1 Batujajar ?

5. Apakah melalui penerapan pendekatan taktis akan meningkatkan

keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar ?

Dari identifikasi masalah tersebut, penulis merasa tertarik untuk mencoba

menerapkan pembelajaran melalui pendekatan taktis, yang diharapkan terjadinya

perubahan suasana pembelajaran yang lebih baik. Di mana bukti empiris di

lapangan masih banyak siswa yang belum terampil menguasai teknik dasar,

sehingga perlu upaya untuk memberikan pembekalan keterampilan sesuai dengan

(15)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, mengacu pada judul

penelitian yaitu upaya meningkatkan keterampilan bermain bola voli melalui

pendekatan taktis, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Rendahnya

keterampilan bermain bola voli siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Batujajar”.

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka masalah rendahnya

keterampilan bermain bola voli pada siswa SMA N 1 Batujajar akan dipecahkan

melalui penerapan pendekatan taktis. Dimana pedekatan taktis yang diterapkan

dalam pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan siswa,

pendekatan ini dilakukan agar siswa aktif bergerak dan dapat meningkat

keterampilannya dalam permainanan bola voli.

Jadi pembelajaran permainan bola voli melalui pendekatan taktis akan

membuat siswa memperoleh kesenangan selama proses pembelajaran, dengan

demikian akan mempermudah siswa memahami cara bermain bola voli.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diajukan, maka tujuan dari penelitian

tindakan kelas ini yaitu untuk memperbaiki proses pembelajaran pendidikan

(16)

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil ini diharapkan mendapat temuan-temuan yang nantinya

mempunyai manfaat yang berguna terutama:

1. Bagi Siswa

a. Hasil penelitian tindakan kelas diharapkan berguna untuk meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan bermain bola voli yang optimal.

b. Proses pembelajaran akan lebih bermakna dan dapat memberikan

pengalaman gerak dasar yang luas.

c. Siswa akan aktif mandiri dalam mengikuti proses pembelajaran

Pendidikan Jasmani.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan kompetensi profesional guru dalam memberikan proses

pembelajaran sebagai pelayanan kepada siswa.

b. Meningkatkan kebermaknaan proses pembelajaran sebagai pengalaman

belajar siswa.

c. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan memperbaiki proses

pembelajaran Pendidikan Jasmani.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan kontribusi yang positif terhadap pemanduan bakat sedini

mungkin.

b. Memberikan kontribusi dalam mengembangkan kualitas pembelajaran

yang lebih bermakna.

(17)

d. Meningkatkan prestasi sekolah dalam bidang olahraga.

4. Bagi Dinas

a. Memberikan kontribusi dalam pengembangan kualitas pembelajaran

Pendidikan Jasmani di Kota Bandung.

b. Meningkatkan profesionalisme guru khususnya pada mata pelajaran

Pendidikan Jasmani.

c. Menjadikan mata pelajaran Pendidikan Jasmani sebagai bagian integral

dalam peningkatan prestasi pendidikan secara keseluruhan.

G. Penjelasan Istilah

Untuk mempermudah serta menghindari kesalahan dalam menafsirkan

beberapa istilah dalam penelitian ini maka perlu adanya penjelasan istilah yang

digunakan dalam penelitian ini:

1. Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas

fisik sebagai media utama untuk mencapai tujuan, yang lazim digunakan

oleh siswa dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum. (Yudha,

2006:25).

2. Guru adalah suatu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (Undang-undang Guru dan

(18)

3. Peranan guru merupakan salah satu faktor penentu berhasil atau tidaknya

suatu pendidikan pada suatu sekolah. Adapun salah satu peranan seorang

guru ialah memberi bentuk, isi dan arah kepada anak didik, sesuai dengan

tujuan-tujuan yang akan dicapai dengan berpedoman kepada GBPP dan

buku siswa. (Sukintaka, 1980:1).

4. Siswa adalah sekelompok orang dengan usia tertentu yang belajar baik

secara kelompok atau perorangan.

5. Proses belajar mengajar adalah usaha rangkaian interaksi siswa dan guru

dalam rangka mencapai tujuannya. (Abin Syamsudin, 2000:156).

6. Bermain menurut Mulyadi (2004), secara umum sering dikaitkan dengan

kegiatan anak-anak yang dilakukan secara spontan. Terdapat lima

pengertian bermain :

a. Sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak.

b. Tidak memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik.

c. Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas

dipilih oleh anak.

d. Melibatkan peran aktif keikutsertaan anak.

e. Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan

bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,

perkembangan sosial dan sebagainya.

7. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak

mudah dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli

(19)

semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Dalam permainan bola

voli ada beberapa teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik-teknik dalam

permainan bola voli terdiri atas servis, passing bawah, pasing atas, block,

(20)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Permasalahan dalam

penelitian ini bertujuan bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi di

lapangan, khususnya dalam pembelajaran bola voli.

Penelitian ini berangkat dari permasalahan yang timbul dalam pendidikan

jasmani. Penulis berkeinginan untuk memperbaiki pembelajaran penjas pada

pemahaman bermain bola voli. Agar tidak salah dalam melakukan tindakan

penelitian penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas,

latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat

Hopkins (1993:44) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah:

Penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

Sedangkan menurut Rapoport (1970, dalam Hopkins, 1993) mengemukakan:

(21)

Sedangkan Kemmis (1983) dalam Wiriaatmadja menjelaskan bahwa penelitian

tindakan kelas itu:

Sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilaksanakan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan Elliot (1991) dalam Wiriaatmadja (2005:12) “Melihat penelitian

tindakan sebagai kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan

untuk memperbaiki kualitas sosial tersebut”. Mereka mempraktekkan suatu ide

perbaikan dan melihat akibat/hasil yang diperoleh dari gagasan tersebut.

Penelitian ini mengacu pada model spiral Kemmis dan Taggart yaitu plan, act,

observe dan reflect. Apabila melihat kebelakang penelitian tindakan kelas ini

bermula dari penelitian yang dilakukan oleh Kurt Lewin sekitar tahun 1940-an

pada waktu itu diterapkan dalam penelitian di bidang sosial dan ekonomi. Dalam

perkembangannya pada tahun 1952 munculah nama Stephen Corey, memakai

model penelitian tindakan kelas untuk meneliti dalam dunia pendidikan.

Menurutnya, dengan penelitian tindakan kelas perubahan dapat dilaksanakan dan

dirasakan oleh semua praktisi. Selanjutnya disusul tahun 1967 ada nama

Lawrence Steen House melakukan suatu proyek di Inggris yang menekankan

pentingnya percobaan kurikulum dan pentingnya pengembangan kurikulum.

Kemudian munculah istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai

(22)

Mereka berdua merekrut 40 guru Sekolah Dasar dan Menengah yang dilibatkan

dalam penelitian untuk menelaah kelasnya masing-masing. Dari sinilah muncul

istilah penelitian tindakan kelas. Namun kemudian Hoopkins memakai istilah

Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk

mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti pendidikan dengan

menjadikan guru dan siswa sebagai objeknya. Berdasarkan pengertian dan latar

belakang penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmadja (2005:25) menyatakan

bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas ada 2 yaitu:

 Emansipatoris, emansipasi dalam pemahaman Bahasa Indonesia sehari-hari mempunyai makna perbaikan nasib, peningkatan status, atau perjuangan kesetaraan (seperti dalam kaitan gerakan perempuan)

 Penelitian kelas bersifat membebaskan (Liberating) mendorong guru untuk bereksperimen, meneliti, dan menggunakan kearifan dalam mengambil keputusan atau judgement (Hopkins, 1993:35)

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian model spiral Kemmis

dan Taggart diaman ada empat aspek yaitu plan, act, observe dan reflect seperti

juga dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) berpendapat:

“Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis dimana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselsaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi”.

2. Desain Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian terdiri dari empat aspek yaitu plan, act,

(23)

Dimana dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya

kesalahan dapat memperbaikinya / memidofikasi dengan mengembangkannya

dalam perencanaan kedua. Dalam Wiriaatmadja (2005:63) menyatakan bahwa

siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan

penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri sudah

menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut.

Gambar 3.1

plan

Revised plan

act

observe

ref

lec

t

act

ref

lec

t

(24)

B. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Batujajar.

Penentuan lokasi ini diharapkan memberikan kemudahan terhadap peneliti

Khususnya mengenai pengenalan lingkungan sekolah yang berhubungan dengan

peserta didik sebagai subyek penelitian atau menyangkut anggota yang akan

membantu dalam kegiatan penelitian.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini kepala sekolah, guru-guru

yang akan memberikan pemecahan terhadap masalah dalam kegiatan dari mulai

perencanaan, observasi, refleksi dan revisi.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah kelas X-5 SMA Negeri 1 yang berjumlah 34

orang. Sedangkan waktu penelitian kurang lebih selama 1 bulan antara bulan

Oktober hingga bulan November 2012 dengan jumlah pertemuan 8 kali yang

terdiri dari beberapa tindakan dalam dua siklus.

Dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru, yang terjun langsung

untuk memberikan pembelajaran yang di bantu oleh guru yang lainnya sebagai

mitra dan observer penelitian berlangsung.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas terdiri dari beberapa siklus. Setiap

siklus dilakukan sesuai dengan perubahan yang ingin diperoleh, seperti yang

(25)

siswa kita berikan latihan tanpa petunjuk teknis dari guru, hal itu bertujuan untuk

bahan evaluasi. Observasi awal dilaksanakan untuk mengetahui tindakan apa yang

cocok kita berikan terhadap mereka dalam rangka peningkatan pemahaman

bermain bola voli.

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa

tindakan yang dipakai untuk meningkatkan kemampuan maksimal adalah dengan

menyisipkan aktivitas bermain dalam pembelajaran. Dari refleksi awal yang

digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah Penelitian Tindakan Kelas,

prosedurnya sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilakukan adalah :

a. Membuat RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran)

b. Mempersiapkan sarana dan fasilitas pendukung yang kita perlukan dilapangan.

Membuat lembaran pengamatan untuk siswa dan pendamping mulai dari tahap

pendahuluan sampai penutup. Setiap bagian demi bagian kita observasi, agar

mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan-kelebihan siswa dan guru.

c. Mempersiapkan instrumen, instrumen ini digunakan untuk merekam dan

menganalisis data selama proses penelitian berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah dipersiapkan, dilaksanakan dalam situasi

(26)

interpretasi, revisi dan refleksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini

sebagai berikut :

a. Siklus I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit )

(a). Berbaris dilanjutkan dengan absensi.

(b). Berdoa.

(c). Pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan.

(d.). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan inti ( 95 menit )

Eksplorasi

(a). Guru memberikan pertanyaan tentang macam-macam teknik dasar bermain

bola voli.

(b). Guru memberikan pertanyaan tentang aktivitas bermain.

(c). Dengan bimbingan guru siswa disuruh melakukan permainan passing

bawah berpasangan, passing atas berpasangan

Elaborasi.

(d). Guru membagi siswa beberapa regu, masing-masing regu terdiri dari 3

sampai 4 pemain.

(e). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan permainan level 1 pelajaran 1

secara berpasangan dan bergantian sesuai dengan kelompoknya.

(f). Pelajaran 2 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan serangan, Fokus

pelajaran : Passing bawah dan persiapan pengumpan. Hal ini bertujuan

(27)

4 vs 4. Tujuan aktivitas : Menggunakan passing bawah ke dekat atau sisi

net. Memperoleh satu angka tambahan jika boleh tepat ke pengumpan.

(g). Pelajaran 3 Masalah taktis : Persiapan untuk melakukan penyerangan,

Fokus pelajaran : Persiapan dan umpan passing atas. Tujuan : Permainan

passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan segera bergerak ke bawah

bola dan mengumpan ke pemukul dengan passing atas. Permainan 4 vs 4.

Tujuan aktivitas : Siswa mempergunakan passing bawah untuk setiap kali

passing ke pengumpan. Memperoleh satu angka jika bola tepat ke

pengumpan dan pengumpan dalam keadaan siap menyongsong bola.

(h). Pelajaran 4. Masalah taktis : Persiapan serangan, Fokus pelajaran :

Penelamatan bola. Tujuan : Siswa berhasil menyelamatkan bola sehingga

bola dapat diamainkan kembali. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Siswa

mampu passing bawah tepat ke pengumpan. Pengumpan selalu dalam

posisi siap mengumpan.

(i). Pelajaran 5. Masalah taktis: Memenangkan angka. Fokus pelajaran :

Perubahan peran ke penyerang. Tujuan : Siswa berhasil melakukan

perubahan peran dari pemain passing ke penyerang. A. Permainan 4 vs 4,

Tujuan aktivitas : Persiapan untuk menyerang. Beri satu angka tambahan

jika satu tim dapat memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan

(passing dan memukul) di lapangan sendiri.

(j). Umpan balik antara peserta didik dan guru, dengan cara memberikan

(28)

3). Kegiatan Penutup (15 menit)

(l). Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi

yang telah dilakukan.

(m). Koreksi gerakan secara menyeluruh dan tanya jawab.

(n). Refleksi

4). Tindak Lanjut (5 menit)

(o). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat

pemahaman bermain bola voli.

b. Siklus 2

1). Kegiatan Pendahuluan ( 30 menit )

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi

(b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan khusus bola voli dalam bentuk permainan.

(d). Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

2). Kegiatan Inti ( 95 menit )

Eksplorasi

(a). Guru membrikan pertanyaan mengenai jenis-jenis teknik dasar permainan

bola voli.

(b.) Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar dalam

permainan bola voli.

Elaborasi

(a). Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setiap kelompoknya

(29)

(b). Dengan bimbingan guru, siswa melakukan latihan level II pelajaran I.

Fokus pelajaran : Persiapan untuk menyerang, Tujuan ketepatan passing

bawah dan kesiapan pengumpan. Beri satu poin jika satu tim dapat

memainkan bola dua kali pukulan atau sentuhan (passing dan memukul)

di areanya sendiri. Lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai

dengan lambungan (toss). Pergantian bola dan putaran pemain setelah satu

rally. Maksimal siswa melakukan tiga kali sentuhan atau pukulan dalam

satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. Tugas latihan : Persiapan

untuk menyerang. Formasi segitiga. Tujuan aktifitas : Dua atau tiga pasing

baik sebelum rotasi. Passing baik yaitu bola melambungkan dan jatuh satu

langkah dari pengumpan. Posisi badan (postur) menengah, bergerak ke

arah bola. Bola melambung dan jatuh tepat sasaran.

(c). Pelajaran 2. Masalah taktis persiapan untuk menyerang. Fokus pelajaran

yaitu perubahan peran untuk menyerang. Tujuan ketepatan passing bawah

ke pengumpan. Pengumpan bergerak siap dan mengumpan, berhasil

mengubah peran pemukul ke penyerang. Permainan 4 vs 4. Tujuan

aktivitas ketepatan passing bawah ke pengumpan. Pengumpan bergerak

siap dan memperoleh satu poin.

(d). Pelajaran 3. Masalah taktis memenangkan angka, Fokus pelajaran

pendekatan atau ancang-ancang untuk serangan (spike). Tujuan : Berhasil

dalam melakukan perubahan peran pemukul di posisi jauh dari net dan

(30)

Persiapan atau ancang-ancang untuk melakukan serangan (spike). Kondisi

lapangan terbatas dan pendek, permainan dimulai dari lambungan bola

(toss). Pergantian bola dan rotasi sebelum timnya menerima bola.

Maksimal 3 sentuhan atau pukulan dalam satu tim. Pengumpan harus

dalam keadaan posisi siap. Tugas latihan : Persiapan atau ancang-ancang

untuk menyerang. Tujuan aktivitas : Dua tim berlatih bersama (Tim A dan

Tim B), pengumpan (S) akan memukul tepat ke pemukul (H) di daerah

luar lapangan segera setelah H pindah ke posisi jauh dari net. S

menangkap bola yang datang dari H, kemudian melambungkan bola di

atas net. H kemudian mengambil ancang-ancang dan memukul bola

(spike). Variasi dalam latihan memukul tempat latihan tim bergantian

(lapangan A ke lapangan B) untuk latihan memukul dari kanan atau kiri.

Umpan dan memukul di lakukan sedikit jauh dari net, agar pemukul dapat

bergerak ke bola dengan cepat dan tanpa menyentuh net, Petunjuk

bergerak mendekati bola, melompat, mengayun cepat tangan lurus saat

meyentuh bola. Permainan 4 vs 4. Tujuan aktifitas : Menggunakan pasing

bawah pada saat sentuhan pertama. Pemukul berpindah posisi menjauhi

net. Persiapan atau ancang-ancang untuk menyerang.

(e) Pelajaran 4. Masalah taktis memenangkan angka. Fokus pelajaran

persiapan untuk penyerang. Tujuan persiapan : Keberhasilan perubahan

peran dari ancang-ancang ke memukul atau spike. Permainan 4 vs 4 tujuan

aktifitas menggunakan passing bawah pada saat sentuhan pertama.

(31)

untuk menyerang. Kondisi lapangan terbatas dan pendek. Permainan

dimulai dari lambungan bola (toss). Pergantian pemberian bola dan rotasi

sebelum timnya menerima bola. Maksimal tiga kali sentuhan atau pukulan

dalam satu tim. Pengumpan selalu dalam posisi siap. B. Tugas latihan :

Latihan persiapan dan memukul bola. Tujuan aktifitas : Tiga kali

percobaan passing dan mukul sebelum rotasi.

(f). Pelajaran 5. Masalah taktis : Mempertahankan ruang di lapangan sendiri.

Fokus pelajaran : Pertahanan dari bola yang dilambung, posisi dasar dan

gerak persiapan. Tujuan berhasil mempertahankan ruang A. Permainan 4

vs 4 Tujuan aktivitas : Posisi dasar. Menggunakan passing bawah pada

sentuhan pertama. Gerak persiapan pengumpan.

3. Observasi

Selama proses pembelajaran, peneliti di bantu mitra peneliti, dalam

mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan

dengan fokus penelitian. Sedangkan menurut Wiriaatmadja (2005 :112)

menyebutkan ada 3 jenis observasi :

a). Observasi Terfokus

Apabila penelitian ingin memfokuskan permasalahan kepada upaya-upaya

guru dalam membangkitkan semangat belajar siswa dengan memberikan

respons kepada pertanyaan guru, maka sebaiknya dilakukan Penelitian

(32)

b). Observasi Sistematik

Tentu para peneliti dapat saja merancang bentuk pengamatan beserta

kualifikasinya dengan kreatif, kemudian mendiskusikannya untuk mencapai

persetujuan bersama. Kemungkinan dalam membicarakan pengamatan

sistematik ada yang mengusulkan berbagai macam skala yang dapat

dimanfaatkan dapat situasi-situasi tertentu oleh guru, dilengkapi dengan

ilustrasi detail dalam skala interaksi. Pengamatan dengan menggunakan skala

biasa disebut pengamatan kelas secara sistematik (Hopkins, 1993:106).

c). Observasi Terstruktur

Dilakaukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagi guru

mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

Kemudian guru menjumlahkan jawaban sukarela, jawaban tidak sukarela,

jawaban yang benar, jawaban yang salah, dan jawaban yang tidak mengenai

pertanyaan atau sasaran.

4. Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran. Untuk itu

diperlukan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang hal apa saja yang

ditemukan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil

kegiatan guru dan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan rekomendasi untuk

melakukan perbaikan atau untuk perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari

(33)

D. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah :

(1). Observasi

Observasi yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui segala sesuatu

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran bola voli di kelas X-5

SMA Negeri 1 Batujajar. Alat yang digunakan adalah lembar observasi tentang

aktivitas guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan jam

pelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran pemahaman

bermain bola voli kemudian seberaba tinggi minat siswa-siswi dan faktor-faktor

apa saja yang menghambat dan menunjang.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Marshall yang dikutip dalam

Sugiyono (2007:226) menyatakan bahwa “through observation, the researcher

learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Apabila diartikan dalam Bahasa indonesia ialah Melalui observasi, peneliti belajar tentang

perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Kemudian Karl Popper (Hopkins,

1933:77) dalam Wiriaatmadja mengemukakan pendapat observasi adalah tindakan

yang merupakan penafsiran dari teori.

(2). Wawancara

Menurut Denzin dalam Goetz dan LeCompte (1984) wawancara

(34)

orang-diapandang perlu. Wawancara ini akan peneliti lakukan setiap pelaksanaan belajar

usai. Hal ini bertujuan agar peneliti mengetahui kesulitan apa saja yang dialami

ketika kegiatan belajar pembelajaran. Kemudian menurut Hopkins (1993 :125)

dalam Wiriaatmadja wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi

tertentu dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Dalam hal ini dapat

disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan kepada seluruh warga di sekolah

yang akan kita teliti.

(3). Catatan Lapangan

Catatan lapangan atau dalam Bahasa inggrisnya (field notes) adalah

merupakan sumber informasi yang paling penting dalam sebuah penelitian. Dalam

hal ini mitra peneliti yang akan melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai

aspek pembelajaran di lapangan, suasana saat menerima pembelajaran, interaksi

siswa dengan siswa, mungkin juga hubungan dengan orang tua siswa, semuanya

dapat kita baca kembali dari catatan lapangan ini.

(4). Kamera Foto

Kamera foto saat melakukan penelitian tidak boleh kita lupakan. Kamera

foto ini berfungsi untuk merekam semua kejadian apa saja yang terjadi ketika

proses belajar mengajar berlangsung. Melalui foto juga dapat memberikan

gambaran yang terjadi dalam masalah penelitian.

(5). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan

(35)

kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus. Rpp ini dibuat oleh guru

sebagai pedoman umum untuk melakukan pembelajaran kepada peserta didiknya.

2. Teknik Dasar dan Keterampilan Bermain

Penilaian teknik dasar dan keterampilan bermain siswa pada dasarnya

membutuhkan kecermatan observasi pada saat permainan berlangsung. Untuk

mengumpulkan data, kali ini peneliti menggunakan instrumen penilaian

keterampilan bermain bola voli dengan menggunakan GPAI (Game

Performance Assessment Instrument). Yang diterjemahkan kedalam bahasa

Indonesia menjadi Instrumen Penilaian Penampilan Bermain (IPPB). Agar

lebih jelas penulis akan memaparkan tentang tujuan dan komponen apa saja

yang diamati dalam GPAI seperti yang terdapat dalam Hoedaya (2001:108).

Tujuan dari instrumen tersebut yaitu untuk membantu guru dalam

mengobservasi dan mendata perilaku penampilan pemain sewaktu permainan

berlangsung. Ada tujuh komponen yang diamati untuk mendapatkan gambaran

tentang tingkat penampilan bermain siswa, yaitu :

Kembali ke pangkalan (base). Maksudnya adalah seorang pemain yang

kembali ke posisi semula setelah ia melakukan suatu gerakan

keterampilan tertentu.

Menyesuaikan diri (adjust). Maksudnya adalah pergerakan seorang

pemain pada saat menyerang atau bertahan yang disesuaikan dengan

(36)

Membuat keputusan (decision making). Komponen ini dilakukan setiap

pemain, setiap saat di dalam situasi permainan yang bagaimana pun.

Misalnya sebelum melakukan passing dari bawah, pemain bolavoli

harus memutuskan terlebih dahulu apakah teknik passing cocok

digunakan di dalam situasi permainan yang dihadapinya.

Melaksanakan keterampilan tertentu (skill execution). Setelah membuat

keputusan, barulah seorang pemain melaksanakan macam keterampilan

yang dipilihnya.

Memberi dukungan (support). Komponen ini sangat penting dalam

semua cabang olahraga permainan, terutama pada bentuk permainan.

Misalnya dalam permianan bola voli memberikan bola yang mudah

untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.

Melapis teman (cover). Gerakan ini dilakukan untuk melapis

pertahanan dibelakang teman seregu yang sedang berusaha

menghalangi laju serangan lawan, atau yang sedang bergerak ke arah

lawan yang menguasai bola.

Menjaga atau mengikuti gerak lawan (guard atau mark). Maksudnya

adalah menahan laju gerakan lawan, baik yang sedang atau yang tidak

sedang menguasai bola.

(37)

Tabel 3.1

Format Observasi Keterampilan Permainan

Tanggal Observasi : Bentuk Keterampilan :

Nama Siswa Membuat keputusan Pelaksanaan keterampilan Dukungan

Tepat Tidak Tepat

Efektif Tidak Efektif

Pernah Tidak Pernah Keterangan : Keputusan yang diambil (Decision Making)

 Tepat mengambil keputusan terhadap posisi bola yang datang.

 Mengarahkan bola yang sulit dijangkau oleh lawan

Melaksanakan keterampilan (Skill

Execution)

 Menempatkan diri di bawah jatuhnya bola

 Melakukan tahapan gerak passing & servis

Memberikan dukungan (Supporting)

 Memberikan bola yang mudah untuk diterima atau dikembalikan oleh teman.

 Melakukan Pertahanan

Adapun tes teknik dasar bola voli yaitu tes passing bawah, tes passing atas dan

tes servis (AAHPER Voleyball Skill Test dari Strand and Wilson (1993:

136-141). Adapun tata cara pelaksanaan tes keterampilan bola voli tersebut dijelaskan

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Teknik yang dinilai

NO Nama Teknik Dasar Yang Dinilai ∑

Passing Bawah Passing Atas Servis

1 3 4 5 1 2 3 4 5 2 3 4

[image:37.595.108.528.144.740.2]
(38)

A. Tes Passing Bawah

Gambar 3.2

Tambang dengan Ketinggian 3,20 m

Tes passing bawah ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).

Pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester melakukan passing bawah disebelah kiri lapangan 5 kali dan sebelah

kanan lapangan sebanyak 5 kali (dalam gambar ditandai dengan tanda silang).

(2). Tester melakukan passing bawah apabila bola telah diumpankan atau

dilemparkan oleh pengumpan atau pelempar dari sebrang lapangan (tanda

silang pengumpan bola).

(3). Kemudian lambungkan bola melewati rentangan tambang setinggi 3,20 meter

yang berada di garis daerah serang yang telah diberi skor 1 sampai 5.

(4). Apabila telah melewati rentang tambang dan masuk kedaerah serang diantara

garis kedua skor, maka skor diambil yang paling besar. Apabila tidak

melewati tambang atau keluar lapangan skornya 0. Pengumpan Bola

X

Net

1 4 3 4 5 3 1

X X

[image:38.595.112.508.123.628.2]
(39)

(5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya passing bawah yang masuk secara

sah.

[image:39.595.111.514.244.643.2]

B. Tes Passing Atas

Gambar 3.3 dapat dilihat pada halaman 74, pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester melakukan passing atas sebanyak 10 kali dan berdiri siap di daerah

serang pada posisi sebelah kanan lapangan atau pada posisi 2 dalam

permainan bola voli.

(2). Tester melakukan passing atas dari bola yang datang diumpankan atau

dipassing bawah oleh pengumpan yang berada di tengah lapangan yang telah

ditentukan atau pada posisi 5 dalam permainan bola voli.

(3). Tester mempasing atas dengan teknik set ups yang harus melewati rentangan

tambang setinggi 3,20 Meter dan berusaha memasukkan bola ke daerah

yang telah diberi skor 1 sampai 5.

(4). Apabila bola yang masuk jatuh pada garis diantara kedua skor, maka diambil

skor yang tertinggi dari keduanya.

(5). Skor keseluruhan diambil dari banyaknya jumlah passing atas yang masuk

(40)

Gambar 3.3

Rentangan tambang

setinggi 3,20 m

Tes passing atas ini menggunakan tes dari NCSU Volleyball Test (Strand dan Wilson, 1993 : 144).

[image:40.595.119.507.94.611.2]

C. Tes Servis

Gambar 3.4 dapat dilihat pada halaman 75, Pelaksanaan tesnya yaitu :

(1). Tester berdiri siap servis di daerah servis dengan menggunakan servis dari

bawah atau atas.

(2). Melakukan servis sebanyak 10 kali.

(3). Servis diarahkan ke daerah lapangan yang telah diberi skor 2,3,4.

(4). Apabila servis tidak masuk diberi skor 0 dan apabila masuk diantara kedua

skor maka diambil skor terbesar.

(5). Skor keseluruhan di ambil dari banyaknya jumlah arah servis yang masuk

secara sah.

Net

tester 5 4 3 2 1 X

(41)
[image:41.595.114.511.97.651.2]

Gambar 3.4

Daerah Servis

X

3 meter

4,5 meter

1,5 meter

Tes servis ini menggunakan tes dari NCSU Voleyball Test (Strand dan Wilson, 1933: 143)

E. Teknik Pengumpulan, Analisis Data dan Faktor yang Diteliti

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan cara pengambilannya

1). Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan

guru.

2). Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari :

(a). Hasil belajar.

(b). Rencana belajar.

Net

Daerah serang

3

2

3 3

(42)

(d). Jurnal.

(e). Photo kegiatan.

b. Cara Pengambilan Data

(1). Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes kepada siswa.

(2). Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan

diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

(3). Data tentang refleksi diri dan perubahan-perubahan yang terjadi di

lapangan diambil dari jurnal yang dibuat guru.

(4). Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan

didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

c. Faktor yang Diteliti

Ada beberapa faktor yang ingin diteliti, yaitu :

(1). Faktor kurangnya kemampuan siswa dalam menerapkan pola-pola bermain

bola voli siswa kelas X SMA Negeri 1 Batujajar melalui aktivitas bermain.

(2). Faktor siswa : dengan melihat kemampuan siswa dalam menggunakan

pembelajaran melalui aktivitas bermain, maka siswa kelas X SMA Negeri

1 Batujajar mempunyai suatu perubahan yang terencana, terarah sesuai

dengan pemahaman siswa soal permainan bola voli.

(3). Faktor Guru : melihat cara mengajar guru dalam merencanakan

pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah

mencakup pemberian latihan yang berjenjang sesuai dengan kemampuan

(43)

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal

penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Peneliti juga bisa menganalisis

apa yang diamati, situasi dan suasana lapangan, hubungan antara guru dengan

siswa dan siswa dengan teman-temannya yang lain. Becker (1985, dalam

Hopkins, 1993) mengemukakan bahwa :

Ada tiga langkah analisis yang perlu dilakukan di lapangan dan analisis ke empat dilakukan setelah penelitian lapangan selesai. Langkah-langkah tersebut dilakukan tahap demi tahap, secara sekuensial dengan logis, tahapan kedua akan sangat ditentukan oleh analisis tahapan sebelumnya. Selanjutnya, berbagai kesimpulan diambil dalam tahapan-tahapan tadi, yang digunakan untuk tahapan berikutnya. Langkah ketiga ialah bahwa ada beberapa kriteria yang dipakai untuk analisis di lapangan, antara pemilihan dan definisi permasalahan dan konsep, penghitngan frekuensi dan distribusi kejadian atau fenomena, dan dimasukkannya temuan-temuan individual ke dalam kajian yang sedang diteliti.

Lebih lanjut Glaser dan Strauss dalam Wiriaatmadja mengemukakan empat

langkah analisis data untuk menghasilkan teori yaitu : „1) membandingkan

kejadian-kejadian yang diaplikasikan kepada setiap kategori, 2) memasukkan

kategori-kategori dan bagiannya, 3) membatasi teori, 4) Menuliskan teori‟

Dalam penelitian tindakan kelas peneliti harus melakukan analisisis data

sejak tahap awal / orientasi lapangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Miles dan

Huberman dalam Wiriaatmadja (2005:139) yang menyatakan bahwa”...the ideal

model for data collection and analysis is one that intervweaves them from the

beginning”. Yang artinya, model ideal dari pengumpulan data dan analisis adalah

(44)

menggunakan ketelitian dan kejelian pengamatan. Data yang kita peroleh melalui

observasi di tringulasi kepada guru dan siswa. Hal ini dilakukan semata-mata

untuk menghindari kesalahan atau kekeliruandata yang terkumpul.

Kemudian peneliti pernah membaca di salah satu wordpress bahwa

analisis data kualitatif itu dilakukan melalui tiga tahap, yaitu

reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis. Reduksi data adalah

proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan

pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data atau

informasi yang relevan dan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK diolah

untuk bahan evaluasi. Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data

yang telah direduksi secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan

naratif, tabel, grafik, atau bentuk lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas

tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan.

F. Validasi Data

Suatu penelitian tindakan kelas yang baik dan terpercaya adalah penelitian

yang mengikuti kaidah-kaidah ilmiah dan metodologi yang sesuai dengan standar

ilmiah. Salah satu cara untuk melihat derajat kepercayaan suatu penelitian ialah

dengan melakukan validitas dan kredibilatas. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik validasi seperti triangulasi, member check, audit trail, dan

expert opinion. Triangulasi dilakukan dengan membandingkan hasil dari mitra

(45)

diadakannya triangulasi yaitu untuk memperoleh derajat kepercayaan yang

maksimal.

Member check dilakukakan dengan memeriksa kembali

keterangan-keterangan yang kita peroleh ketika melakukan observasi atau wawancara. Hal ini

bertujuan untuk mengecek apakah informasi yang selama ini kita peroleh tidak

berubah atau boleh dibilang dipastikan keajegannya.

Audit trail yaitu dimana peneliti memeriksa kembali metode atau prosedur

yang sudah ditembuh barangkali ada kesalahan-kesalahan. Selain itu peneliti juga

mengecek kembali catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti.

Proses ini sendiri bisa dilakukan oleh kawan sejawat peneliti yang mempunyai

pengetahuan dalam hal penelitian tindakan kelas.

Expert Opinion ialah dimana peneliti meminta bantuan kepada

orang-orang yang dianggap ahli atau pakar dalam penelitian tindakan kelas untuk

memeriksa semua tahapan-tahapan yang sudah peneliti lalui. Dalam hal ini

(46)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran

permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar secara keseluruhan menunjukan

hasil yang baik. Melalui pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan bola

voli siswa memiliki motivasi yang baik dalam mengikuti proses pembelajaran, hal

ini dikarenakan pembelajaran permainan bola voli dilakukan dengan berbagai

bentuk permainan yang membuat siswa merasa senang selama pembelajaran.

Melalui pendekatan taktis ini siswa diajak untuk aktif bergerak dan

berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam

permainan bola voli. Siswa yang sebelumnya belum memahami permaianan bola

voli dengan menerapkan pendekatan tersebut pemahaman mereka pun semakin

meningkat, begitu juga dengan keterampilan gerak dan teknik dasar serta

keterampilan bermain bola volinya.

Sehingga dari hasil pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis merupakan pendekatan yang baik

untuk digunakan dalam pembelajaran permainan bola voli.

B. IMPLIKASI PEMBELAJARAN

Implikasi hasil penelitian pengelolaan proses belajar mengajar

(47)

a. Prinsip-prinsip umum

Ada beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan dalam mengelola

proses belajar mengajar keterampilan bermain bola voli dengan model

pembelajaran pendekatan taktis, yaitu: (1) kejelasan konsep dasar tujuan ; (2) ada

penjelasan dan demonstrasi ; (3) meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep

bermain ; (4) umpan balik yang segera dan bukan koreksi ; (5) memecahkan

masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan.

1. Kejelasan konsep dasar tujuan

Materi dasar hanya melalui penjelasan konsep dasar tujuan materi yang

dipelajari. Misalnya tujuan yang akan dipelajari adalah passing. Tujuan passing

adalah mengoperkan bola ke teman; seregu secara tepat, sehingga mudah untuk

dimainkan kembali. Selanjutnya siswa ditugaskan untuk berlatih mengoperkan

bola ke teman seregu (passing) dengan caranya sendiri.

2. Ada kejelasan dan demonstrasi

Ada penjelasan tugas gerak yang harus dilakukan siswa berkaitan dengan

pemahaman pola-pola bermain bola voli. Cara-cara melakukan tugas gerak

yang dipelajari sepenuhnya diserahkan kepada siswa.

3. Meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain.

Yang dimaksud dengan kesadaran siswa adalah kemampuan untuk

mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan

berlangsung, sekalian kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk

(48)

Umpan balik diberikan kepada setiap pemahaman pola-pola bermain bola voli

yang ditampilkan siswa secara dini. Umpan balik hanya berbentuk

pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan alternatif pemecahan yang ditampilkan

siswa saat itu.

5. Memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam situasi permainan bola

voli. Kesanggupan seseorang untuk menggunakan kecakapan, keterampilan,

pengetahuan yang diperoleh dari suatu pengalaman dan latihan, serta

mempertimbangkan masalah taktik yang terdapat selama pembelajaran dan

memutuskan rumitnya pemecahan dari masalah tersebut.

6. Implikasi Sistematika Pembelajaran

a. Pendahuluan

Dalam pemahaman pola-pola bermaian bola voli melalui model

pembeajaran pendekatan taktis, tahap pendahuluam merupakan fase untuk

mengarhkan perhatian siswa terhadap kegiatan serta mempersiapkan fisik dan

psikis untuk beradaptasi dengan kegiatan inti pelajaran. Aktivitas fisik utama

adalah aktivitas fisik yang sifatnya ringan (pemanasan) yang bertujuan untuk

memberikan rangsangan bagi organ tubuh agar mulai bekerja untuk melakukan

kerja fisik yang lebih berat. Selain itu pemanasan berfaedah untuk mengurangi

kemungkinan cedera otot atau persendian. Waktu pemanasan adalah 20% waktu

pelajaran (25 menit). Bentuk dan variasi aktivitas fisik diserahkan sepenuhnya

kepada siswa. Guru hanya memberikan umpan balik yang mengarahkan bentuk

dan variasi siswa ke arah pencapaian tujuan pemanasan.

(49)

Pada tahap ini kegiatan belajar mengajar terdiri dari penjelasan konsep

dasar tujuan materi yang dipelajari dan penugasan untuk berlatih yang disertai

dengan umpan balik secara individual. Pelaksanaan latihan sepenuhnya diserahkan

kepada siswa. Inti dari tahap ini adalah kemampuan untuk mengidentifikasi

masalah-masalah taktik yang muncul selama permainan berlangsung, sekalian

kemampuan memilih jawaban yang tepat untuk memecahkannya. Waktu untuk

kegiatan ini adalah 80% waktu pelajaran 95 menit. Pada tahap ini materi yang

diberikan adalah passing, serangan, dan permainan.

c. Penutup

Pada tahap ini kegiatan siswa diisi oleh kegiatan yang bertujuan untuk

memulihkan kondisi fisik dan psikis siswa dalam keadaan normal. Tahap ini pula

perlu dilakukan semacam evaluasi yang berisi pengungkapan pemahaman siswa

terhadap model pembelajaran pendekatan taktis.

C. SARAN-SARAN

Dengan berpedoman pada data-data yang diperoleh serta dalam rangka

membantu peningkatan kegiatan dan mengatasi hambatan-hambatan pada

kegiatan belajar-mengajar permainan bola voli di SMA Negeri 1 Batujajar, maka

penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat

yaitu :

1. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat menerapkan pemahaman

(50)

2. Para guru pendidikan jasmani diharapkan dapat memodifikasi alat-alat

pembelajaran agar siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar

pembelajaran.

3. Para siswa diaharapkan memahami serta menguasai teknik dan taktik bermain

bola voli yang telah diberikan oleh guru pendidikan jasmani sehingga tujuan

pembelajaran dapat dicapai

4. Bagi siswa yang belum menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli

diharapkan berlatih lebih giat lagi agar kemampuan yang dimilikinya sama

dengan siswa yang telah menguasai dasar-dasar teknik bermain bola voli.

5. Kepada rekan mahasiswa, disarankan untuk menguji kembali model

pembelajaran taktis ini dengan jumlah sampel yang berbeda dan lebih banyak

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. (2007). Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.

Andayani dkk. (2008). Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka.

Aqib, Zaenal. (2007). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya

Bradford N. Strand, Royalne Wilson. (1993). Assessing Sport Skills. United State of America : Human Kinetics Publisher.

Depdiknas. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Goetz, Judith Preissle dan Margaret Diane LeCompte. (1984). Etnoghraphy and

Qualitative Design in Educatiuonal Research. Orlango: Academic Press. Inc.

Hoedaya, Danu. (2001). Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta : Direktorat Jenderal Olahraga, Depdiknas.

Hopkins, David. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research (Second Edition). Buckingham: Open University Press.

Juliantine, Tite dkk. (2010). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.

Lutan, Rusli. (1998). Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud.

Lutan, Rusli. (2001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Ma’mum, Amung dan Toto Subroto. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Permainan Bola Voli Konsep & Metode Pembelajaran. Jakarta:

Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Bekerjasama Dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

(52)

Mahendra, Agus dan Sucipto. (2008). Pendidikan Jasmani SMA/SMK Bahan Ajar

Pendidikan & Latihan Profesi Guru (PPLG). Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia.

Mahendra, Agus. (2002). Pembelajaran Senam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Metzler. (2000). Instructional Models For Physical Education. USA: Allyn and Bacon.

Mulyadi, S.C.U. (1995). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta kerjas ama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Robison, Bonnie. (1991). Bola Voli Bimbingan, Petunjuk dan Teknik Bermain. Semarang: Dahara Prize.

Sarumpaet, A dkk. (1992). Permainan Bola Besar. Jakarta: Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Sinulaga, Abdi. (2004). Pengaruh Pembelajaran Terpadu Antara Pendidikan

Jasmani dan Matematika Guna Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Kognitif Siswa. Thesis Pascasarjana. UPI. Bandung: tidak

diterbitkan.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakrta : Rineka Cipta.

Subagiyo. (1997). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta : Depdikbud Universitas Terbuka.

Subroto, Toto. (2000). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga di

Sekolah Dasar : Sebuah Pendekatan Permainan Taktis. Jakarta : Dirjen

Dikdasmen bekerjasama dengan Ditjora Depdiknas.

Subroto dan Yudiana. (2010). Permainan Bola Voli. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukintaka. (1992). Teori Bermain untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta : Direktorat Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi.

Sunarya, E. (2007). Filsafat Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Bandung : Fpok UPI.

(53)

Wiriaatmaja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Yudha. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Yudiana, Yunyun. (2010). Implementasi Model Pendekatan Taktis dan Teknis

untuk Pembelajaran Permainan Bolabasket dalam Pendidikan Jasmani Siswa/Siswi SMP. Disertasi pada Sekolah Pasca Sarjana UPI. Bandung : tidak

diterbitkan.

Yunus, M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

http://makalahpendidikan-sudirman.blogspot.com/2012/05/fungsi-rpp.html

http://wayanweb.wordpress.com/ptk/metode-penelitian/paparan-hasil-penelitian/

http://id.scribd.com/doc/16842884/Model-Ktsp-Sma

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Komarudin,%20M.A./OLAHRAGA%2 0HASH%20HOUSE%20HARRIERS%20SEBAGAI%20AKTIVITAS%20LEISURE%2 0UNTUK%20MENCAPAI%20WELL.pdf

Gambar

Tabel adalah 7,82 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal. Dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan taktis dapat mempermudah siswa mengatasi kesulitan dalam melakukan keterampilan bermain bola voli
TABEL
Tabel 3.1                              Format Observasi Keterampilan Permainan
Gambar 3.2  Pengumpan Bola
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, dankaruniaNya penulis dapat menyelesiakan penulisan makalah yang berjudul “

andaian dan tanggapan mengenai bagaimana sesuatu masalah yang wujud dalam sebuah organisasi itu seharusnya diselesaikan. Tanggapan dan andaian asas ini akan memberikan

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh variable kebutuhan aktualisasi diri terhadap prestasi kerja karyawan PT.. Central Santosa

[r]

Perilaku seksual sehat adalah perilaku yang dipilih melalui berbagai pertimbangan resiko (secara fisik, psikologis dan sosial) untuk mengendalikan dorongan-dorongan

Molekul yang mengandung dua gugus kromofor atau lebih akan mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang yang hampir sama dengan molekul yang hanya mempunyai satu gugus

Daya guna dari suatu pusat pengatur beban sangat ditentukan dari pada keandalan sistem komunikasi yang dipergunakan, karena proses pengambilan dan pengumpulan data-data yang