PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP JUMLAH BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), DAN NILAI PH SOYGHURT
PUBLIKASI ILMIAH
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
EMILIYA KUSUMA WARDANI J310120092
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP JUMLAH BAKTERI
ASAM LAKTAT (BAL) DAN NILAI pH SOYGHURT
PUBLIKASI ILMIAH
oleh:
EMILIYA KUSUMA WARDANI J 310 120 092
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:
Dosen Pembimbing
Pembimbing I
(Siti Zulaekah, A., M.Si) NIK/NIDN: 751/06-0612-7501
Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP JUMLAH BAKTERI
ASAM LAKTAT (BAL) DAN NILAI pH SOYGHURT
OLEH
EMILIYA KUSUMA WARDANI J 310 120 092
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis, 22 September 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji:
1. Eni Purwani, S.Si., M.Si (...) (Ketua Dewan Penguji)
2. Rusdin Rauf, STP, MP (...) (Anggota I Dewan Penguji)
3. Pramudya Kurnia, STP, M.Agr (...) (Anggota II Dewan Penguji)
Dekan,
(Dr. Suwaji, M.Kes)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Naskah Publikasi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri
dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
Perguruan Tinggi atau Lembaga lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun
yang belum atau tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan dalam tulisan dan daftar pustaka.
Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,
maka saya akan bertanggungjawab sepenuhnya.
Surakarta, September 2016 Penulis
PENGARUH PENAMBAHAN SARI BUAH NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP JUMLAH BAKTERI
ASAM LAKTAT (BAL) DAN NILAI pH SOYGHURT Abstrak
Penambahan sari buah nanas pada soyghurt dapat meningkatkan mutu organoleptik soyghurt. Sari buah nanas mengandung gula yang dapat meningkatkan aktivitas bakteri asam laktat (BAL). Sari buah nanas ditambahkan untuk memperbaiki citarasa soyghurt. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap jumlah bakteri asam laktat (BAL) dan nilai pH soyghurt. Penelitian dilakukan dengan konsentrasi sari buah nanas pada pembuatan soyghurt dengan variasi konsentrasi 0%, 15% dan 30%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap jumlah bakteri asam laktat (BAL) soyghurt dan kecenderungan adanya pengaruh penambahan sari buah nanas terhadap nilai pH soyghurt. Jumlah bakteri asam laktat (BAL) tertinggi diberikan oleh soyghurt dengan penambahan sari buah nanas pada konsentrasi 0% yaitu 2,88 x CFU/ml. Nilai pH tertinggi diberikan oleh soyghurt dengan penambahan sari buah nanas pada konsentrasi 0% yaitu 4,15.
Kata kunci: Soyghurt, Sari Buah Nanas, Bakteri Asam Laktat (BAL), dan pH Abstract
The addition of the pineapple juice on soyghurt can increase it’s organoleptic quality. The pineapple juice contains sugar that increasing the activity of lactic acid bacteria. The research was aimed to determine the effect of pineapple juice addition to the number of lactid acid bacteria and pH of soyghurt. The research was conducted with 0%, 15% and 30% pineapple juice. The results showed that there was no effect of pineapple juice to the number of lactic acid bacteria. The significant effect revealed by pH soyghurt. The highest number of lactic acid bacteria was given by soyghurt with addition of pineapple juice 0%, was 2.88 x CFU/ml and the pH value of 0%, was 4.15.
Keywords: Soyghurt, Pineapple Juice, Lactic Acid Bacteria,and pH
1. PENDAHULUAN
Fermentasi merupakan salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan produk susu.
Soyghurt merupakan fermentasi susu kedelai dengan bakteri asam laktat (BAL) yaitu bakteri
Lactobacillus Bulgaricus dan Streptococcus Thermophillus (Irkin dan Eren, 2008). Penggunaan
susu kedelai sebagai bahan baku pembuatan yoghurt telah banyak diteliti dan diproduksi.
Pengembangan produk yoghurt berbasis kedelai ini didasarkan pada peningkatan jumlah
konsumen yang memilih bahan pangan yang memberikan efek terhadap kesehatan (Drake dkk,
2000; Uzzan dan Labuza, 2004).
Kelemahan dari pembuatan yoghurt berbahan dasar susu kedelai dalam bentuk cair,
dengan proses pembuatan yoghurt, serta yoghurt yang dihasilkan kurang konsisten sifat
fisiko-kimianya dari setiap frekuensi pembuatan (Rauf dkk, 2011).
Rauf, et al (2011) melaporkan hasil pembuatan yoghurt berbahan dasar tepung kedelai
menunjukkan hasil viskositas dan stabilitas yang rendah. Alifah (2014) juga berpendapat bahwa
saat ini sudah banyak inovasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki citarasa soghurt yaitu
dengan penambahan flavour buah-buahan. Penambahan sari buah nanas (Ananas Comosus)
pada soyghurt dapat meningkatkan mutu organoleptik soyghurt. Efek pemberian sari buah
nanas pada soyghurt akan mempengaruhi kekentalan, kekeruhan dan kadar padatan terlarut
yang akan menentukan kualitas soyghurt tersebut. Perubahan jumlah BAL, pH, dan keasamaan
terjadi selama fermentasi. Selama proses fermentasi, laktosa diubah oleh bakteri asam laktat
menjadi asam laktat. Perubahan ini akan mempengaruhi nilai pH soyghurt.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan sari buah nanas
terhadap jumlah bakteri asam laktat (BAL) dan nilai pH pada soyghurt.
2. METODE PENELITIAN 2.1 Bahan
Bahan utama pembuatan soyghurt yaitu menggunakan kacang kedelai yang diperoleh dari
pasar tradisional di kota Surakarta. Buah nanas yang digunakan diperoleh dari pasar tradisional di
kota Surakarta. Medium MRS agar yang digunakan diperoleh dari laboratorium biologi tanah,
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Starter bakteri asam laktat yaitu Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermphillus yang digunakan diperoleh dari laboratorium
mikrobiologi tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Bahan lain seperti gula pasir dan
tepung tapioka diperoleh dari pasar tradisional di kota Surakarta.
2.2 Alat
Peralatan yang digunakan terbagi atas dua kelompok, yaitu alat pengolahan dan alat analisis.
Alat untuk pengolahan antara lain grinder, pengayak 80 mesh, timbangan digital, saringan, blender,
dan kompor. Alat untuk menganalisis jumlah bakteri asam laktat (BAL) dengan metode hitungan
cawan (Total Plate Count) pada medium MRS agar yang selanjutnya perhitungan jumlah mikroba
menggunakan colony counter, sedangkan alat untuk menguji nilai pH menggunakan alat pH meter.
2.3 Pembuatan Tepung kacang kedelai
Pembuatan tepung kacang kedelai mengikuti prosedur Rauf dan Sarbini (2011) yang
dimodifikasi. Biji kedelai dipilih dan dibersihkan dari kotoran. Kacang kedelai dicuci dan direndam
pada kulit kacang kedelai, dilanjutkan dengan proses pengeringan menggunakan sinar matahari
selama 3. Kacang kedelai kemudian digiling lalu diayak 80 mesh.
2.4 Pembuatan Sari Buah Nanas
Pembuatan sari buah nanas mengikuti prosedur Lesbani, A dkk (2014). Buah nanas dikupas
kulitnya kemudian dicuci. Buah nanas dipotong dan dihaluskan dengan penambahan air 1 liter air
matang untuk ½ kg nanas. Selanjutnya buah nanas yang sudah halus diperas dengan menggunakan
kain saring yang steril.
2.5 Pembuatan Soyghurt
Pembuatan soyghurt mengikuti prosedur Rauf dkk (2012). Tepung kedelai sebanyak 10%
(b/v) didipersikan dalam aquades. Kemudian ditambahkan glukosa sebanyak 10% (b/v) dan bahan
penstabil (pati jagung) diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer hingga homogen. Pasteurisasi
dilakukan dalam air mendidih selama 20 menit. Setelah dingin ditambahkan sari buah nanas 0%,
15% , 30% dan starter Streptococcus thermphillus dan Lactobacillus bulgaricus, masing-masing
sebanyak 5%. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
2.6Uji Jumlah Bakteri Asam Laktat
Uji jumlah bakteri asam laktat mengikuti prosedur Hidayat dkk (2013). Metode hitung
cawan (Total Plate Count) digunakan untuk menentukkan total BAL. Perhitungan total BAL
dihitung pada penanaman media Man Rogosa and Sharpe (MRS). Penghitungan total BAL diawali
dengan sampel diencerkan dalam aquades steril dengan perbandingan 1:9. Pengenceran dilakukan
hingga . Pembuatan media cawan dilakukan dengan media MRS agar. Pembuatan MRS
agar sebanyak 65,13 g dilarutkan ke dalam 1000 ml aquades, kemudian larutan MRS agar di
waterbath pada suhu 95 hingga larut dan disterilkan dengan pada suhu 121 selama 15 menit.
Pembuatan media cawan dilakukan dengan 1 ml sampel hasil pengenceran dimasukkan ke dalam
cawan petri yang sudah berisi MRS agar. Pembuatan media cawan dilakukan dari pengenceran
sampai . Kemudian, cawan petri digerak-gerakkan membentuk angka 8, agar homogen. Setelah
padat cawan petri tersebut diinkubasi dengan posisi terbalik pada suhu 37 selama 48 jam.
2.7 Uji Nilai pH
Uji nilai pH mengikuti prosedur Hikayat dkk (2013). Pengujian nilai pH dilakukan dengan
menggunakan pH meter elektronik. Sebelum pH meter elektronik digunakan ujung katoda indikator
dicuci dengan aquades, kemudian dibersihkan dengan tissue. Kemudian pH meter elektronik
dikalibrasi dengan ujung katoda dicelupkan dalam larutan buffer 4 (Wahyudi,2006). Kemudian
2.8 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Terdapat tiga perlakuan konsentrasi
penambahan sari buah nanas pada pembuatan soyghurt yaitu 0%, 15% dan 30%. Hasil penilitian
diuji menggunakan uji statistik one way anova satu arah jika data berdistribusi normal dan
homogen jika terdapat pengaruh, maka dilanjutkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT)
dengan taraf signifikansi 95%. Uji statistik kruskall wallis jika data tidak berdistribusi normal serta
tidak homogen.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Total Bakteri Asam Laktat Soyghurt dengan Penambahan Sari Buah Nanas
Jumlah total BAL yang diuji menggunakan Kruskall Wallis yaitu nilai P= 0,620
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan sari buah nanas tidak ada pengaruh nyata (P>0,05)
terhadap total BAL soyghurt. Pengaruh perlakuan konsentrasi sari nanas dapat dilihat pada gambar
[image:8.595.132.495.335.581.2]1.
Gambar 1. Grafik pengaruh penambahan Sari Buah Nanas Terhadap Nilai Jumlah Total BAL
Dari data pada Gambar 11 dapat dilihat bahwa pada penambahan konsentrasi sari nanas 0%,
15%, dan 30% terhadap jumlah BAL mengalami penurunan dan meningkat kembali pada
konsentrasi sari buah nanas 30%.
Total BAL yang didapatkan pada soyghurt dengan penambahan sari buah nanas tersebut
thermophilus yang saling mendukung dan bersinergi dalam perbanyak sel. Menurut Surono (2004)
S. thermophilus dan L. bulgaricus saling mendukung. S. thermophilus menghasilkan asam piruvat,
asam format dan CO2, serta asam folat yang menstimulir pertumbuhan L. bulgaricus. Sebagai
imbalannya, L. bulgaricus akan melepas asam amino valin, glisin dan histidin yang diperlukan oleh
S. thermophilus (Prayitno, 2006).
Berdasarkan gambar menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi sari buah yang ditambahkan,
jumlah BAL mengalami penurunan dengan meningkatnya penambahan kosentrasi sari buah nanas.
Hal ini diduga disebabkan karena menurunnya pH dan meningkatnya keasaman. Menurut Shah
(2000) faktor utama turunnya kelangsungan hidup organisme probiotik dikaitkan dengan adanya
penurunan pH medium dan akumulasi asam organik sebagai hasil metabolit fermentasi. Mulyani
(2008) menyatakan bahwa nilai pH menurun seiring dengan menurunnya aktivitas bakteri, ditandai
dengan semakin berkurangnya jumlah BAL yang masih hidup.
Perubahan jumlah total BAL terjadi selama fermentasi. Proses fermentasi, laktosa diubah
oleh bakteri asam laktat menjadi asam laktat. Meningkatnya total bakteri asam laktat dipengaruhi
oleh nutrisi dalam tepung kedelai. Kumalasari, Nurwantoro dan Mulyani (2012) mengatakan bahwa
sel-sel bakteri asam laktat mampu tumbuh dan membelah diri secara aksponensial sampai jumlah
maksimum yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dan nutrisi di dalam media. Pertumbuhan
mikroba dalam bahan pangan erat kaitannya dengan media tumbuh yang tersedia untuk
pertumbuhan mikroba didalamnya.
3.2 Nilai pH Soyghurt dengan Penambahan Sari Buah Nanas
Nilai pH yang diuji menggunakan Kruskall Wallis yaitu P=0,102 menunjukkan bahwa
perlakuan penambahan sari buah nanas memiliki kecenderungan adanya beda nyata (P>0,05)
terhadap nilai pH soyghurt. Hasil pengaruh perlakuan konsentrasi sari nanas dapat dilihat pada
Gambar 2. Grafik pengaruh penambahan Sari Buah Nanas Terhadap Nilai pH
Data pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa penambahan konsentrasi sari buah nanas 0%, 15%,
dan 30% pH soyghurt mengalami penurunan. Penurunan pH merupakan salah satu akibat dari
proses fermentasi yang terjadi karena diproduksinya asam laktat yang berasal dari bakteri asam
laktat.
Semakin banyak asam laktat yang terbentuk maka nilai pH akan semakin menurun. Hal ini
sesuai dengan pendapat Nizori dkk (2006) bahwa nilai keasaman dan pH memiliki hubungan erat
dengan meningkatnya aktivitas metabolisme sehingga produksi asam laktat semakin meningkat
sedangkan nilai pH menurun.
Rauf. et all (2011) menyatakan bahwa peningkatan total asam yoghurt tidak selalu sesuai
dengan besarnya peningkatan pH. Kondisi ini dapat terjadi di karenakan asam laktat yang
dihasilkan dalam pembuatan yoghurt merupakan asam lemah, yang memberikan efek pH yang
kecil.
Asam laktat yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH dari lingkungan pertumbuhannya
dan menimbulkan rasa asam. Proses pertumbuhan starter bakteri yang diberikan pada soyghurt
berawal dengan adanya peningkatan laju pertumbuhan starter bakteri S. thermophilus yang
memproduksi asam laktat pada pH rendah untuk mengoptimalkan pertumbuhan L. bulgaricus
4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak ada pengaruh nyata pada penambahan sari buah
nanas terhadap jumlah bakteri asam laktat (BAL) pada soyghurt. Kecenderungan adanya pengaruh
nyata pada penambahan sari buah nanas terhadap nilai pH.
4.2 Saran
Penelitian dapat dilakukan lebih lanjut dengan berbagai jenis bakteri asam laktat yang lain
untuk mengetahui pengaruh penambahan sari buah nanas. Selain itu, pada penelitian selanjutnya
dapat dilakukan uji sensorik, yang berguna untuk mengetahui mutu soyghurt dengan penambahan
sari buah nanas menggunakan uji panelis manusia sebagai alat pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulbasset., dan M., Djamila, K. 2008. Antimicrobial activity of autochthon lactic acid bacteria
isolated from Algerian traditional fermented milk “Raib”. African Journal of Biotechnology. 7 (16): 2908-2914.
Al Ghazali. 1997. Al Halal Wa Al Haram, terj. Iwan Kurniawan, Rahasia Halal Haram: Hakikat
Batin Perintah dan Larangan Allah, Bandung : Mirzan.
Alifah, et al. 2014. “Total Bakteri Asam Laktat, pH, Keasaman, Citarasa dan Kesukaan Yoghurt
Drink dengan Penambahan Ekstrak Buah Belimbing”. Jurnal Aplikasi Pangan 3(2)
2014. Indonesian Food Technologists.
AOAC. 1995. Official Methods of Analisys Chemist. Vol. 1A. AOAC Inc., Washington.
Ade-Omowaye, B.I.O., Olajide, J.O., Otunola, E.T. dan Omotade, V.A., (2004). Effect of some
processing parameters on the quality characteristics of soya bean curd. Science
Focus, 7: 53-57.
Bappenas. 2000. Tentang Budidaya Pertanian, Jakarta
Budimarwanti. C. 2011. Jurnal Komposisi dan Nutrisi Pada Susu Kedelai. Staf Pengajar Jurdik Kimia FMIPA UNY, Yogyakarta.
Bricarello, L., Kasinski, N., Bertolami, M., faludi, A., Pinto, L., Relvas, W., Izar, M., Ihara, S., Tufik, S. dan Fonseca, F., (2004). Comparison between the effects of soymilk and non-fat cow milk on lipid profile and lipid peroxidation in patients with primary
hypercholesterolemia.Nutrition, 20: 200-204
Buckle, K. A.dkk. 1987. Ilmu Pangan. Jakarta: UI-Press
Cuenca, Martha, M., Caisedo, A. Luis., Holguin. S., Martha, S., Quicazan, and Martha. C. 2011.
Soymilk and milk fermentation using and immobilized lactic culture.food science and
technology institute, National of Colombia,Bogota. (Diakses tanggal 15 Maret 2011)
Djaafar, T. F dan E. S. Rahayu. 2006. Karakteristik yogurt dengan inokulum Lactobacillus yang diisolasi dari makanan fermentasi tradisional. Agros. 8 (1): 73-80.
Drake, M., Cheng, X., Tamarapu, S. dan Leenanon, B., (2000). Soy protein fortification affects
sensory, chemical, and microbiological properties of dairy yogurts. Journal of Food
Science, 65(7): 1244-1247.
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya,op.cit
Dwidjoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Evitasari, L.D. (2013) Vitamin C pada Nanas dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh Terhadap
Serangan Flu.Karya Tulis Ilmiah.
Effendi, Supli. 2012. Teknologi Pengolahan dan Pengawetan Pangan. Bandung: Alfabeta
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mirobiologi Pangan. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hamman., W.,T., dan Elmer H. Marth. 2004. Survival Strptococcus thermophillus and Lactovacillus in Commercial and Expertmental Yoghurt. Journal of Food Production. Vol 47.10.781-786.
Hendriani R, Rostinawati T, Kusuma SAF. 2009. Penelusuran Antibakteri Bakteriosin dari Bakteri Asam Laktat dalam Yoghurt Asal Kabupaten Bandung Barat terhadap Staphylococus aureus dan Escherichi coli. Laporan Akhir LITMUD Unpad.
Herliani, R. 2010. Produksi dan Aktivitas Antibakteri Minuman Sehat Kaya Vitamin B12 Hasil Fermentasi Laktat dari Sari Wortel. Skripsi. Fateta. IPB. Bogor.
Hehi, Y.K. 1998. Studi Pembuatan Bagea dengan Pencampuran Tepung Kedelai. Tesis. Jurusan Teknologi Pertanian UNSRAT. Manado
Hidayat N, Padaga M, dan Suhartini S. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi. Yogyakarta
Hidayat, I. R., Kusrahayu., Mulyani, S. 2013. Total Bakteri Asam Laktat, Nilai pH dan Sifat Organoleptik Drink Yoghurt dari Susu Sapi yang Diperkaya Dengan Ekstrak Buah
Mangga. Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p 160-167. Fakultas
Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang.
Hieronymus,Budi Santoso. 1981. Sari Buah Nanas. Yogyakarta: Kanisius,hal.16 -24.
Hui, Y. H., Meunie-Goddik, L., Hamsen, A., Josephe, J., Peggys, Wai-Kitnip., and Todra, S.F. 2005. Hand book of food and beverage fermentation technology.
Imroatus, Fauziah Sholihah. 2014. Pembuatan Soyghurt Kaya Antioksidan dengan Substitusi
Ekstrak Wortel (Daucus Carrota). Skripsi. Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas
Irkin, R., and Eren, U.V. 2008. Research about viable Lactobacillus bulgaricus and Streptococcuc
thermophylus number & food science in the market yoghurt. World J. of Dairy 3(1):
25-28.
Insyiroh,Umi., Masykuri., dan Abduh, Setya Budi Muhammad. 2014. Nilai pH, Keasaman, Citarasa, dan Kesukaan Susu Fermentasi dengan Penambahan Ekstrak Buah Nanas. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.
Juansah, J., K. Dahlan, dan F. Huriati. 2009. Peningkatan mutu sari buah nanas dengan
memanfaatkan sistem filtrasi aliran dead-end dari membran selulosa asetat. Makara,
Sains, Volume 13. Nomor 1. Pp : 94-100.
Kartikasari, Dian Izmi., dan Nisa, Fitri Choirun. 2014. Pengaruh Penambahan Sari Buah Sirsak
dan Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Yoghurt. Jurnal Pangan
dan Agroindustri Vol. 2 No 4 p. 239-248. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang.
Khomsan, A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Grasindo.
Koswara, S., 2006. Susu kedelai tak kalah dengan susu sapi. e book pangan.com. Diakses tanggal 27 oktober 2015.
Kunaepah, Uun. 2008. Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa Terhadap Aktivitas
Antibakteri, Polifenol Total Dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah. Tesis.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Kumalasari,K.E.D., Nurwantoro, dan S. Mulyani. 2012. Pengaruh Kombinasi Susu dengan Air Kelapa Terhadap Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Total Gula, dan Keasaman Drink
Yoghurt. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (2): 48-53
Lesbani, A., Yuliasari, N., Riyanti, F., Loekitowati H, P., and Yusuf, S. 2014. Pembinaan Industri Kecil Sari Buah Nanas dan Nutri Jelly sebagai Pengolahan Alternatif dari Buah Nanas dengan Kandungan Gizi yang Tinggi di Desa Beti Inderalaya Selatan KAB.
Organ Ilir. Jurnal Pengabdian Sriwijaya.
Lisdiana dan Widyaningsih Soemadi. 1997. Budidaya Nanas, Pengolahan dan Pemasaran. Solo : CV Aneka.
Lullung, A, et all. 2012. Mutu Soyghurt Ditinjau Dari Jenis Gula dan Presentasi Gelatin.
Penelitian Industri. Volume 25, No.2, Oktober 2012.Balai Besar Industri Hasil
Perkebunan (BBIHP) Makassar.
Moehyi, S. (2002). Penyelanggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. BharataKarya Aksara: Jakarta.
Mulyani, S., A. M. Legowo, dan A. A. Mahanani. 2008. Viabilitas bakteri asam laktat, keasaman dan waktu pelelehan es krim probiotik menggunakan starter Lactobacillus casei dan
Bifidobacteriumbifidum. J. Indon. Trop. Anim. Agric. 33 (2) : 120-125.
Nsofor, L.M., and Maduoko, O., 1992. Stabilized soy with for ambient tropical storage. A
preliminary report. Int. Journal Food Science Technology 27 (5): 573-576.
Nur, H.S. 2005. Pembentukan asam organic oleh isolate bakteri asam laktat pada media ekstrak
Nurali, E.J.N. dan Lelemboto, M.B. 2010. Pemanfaatan Ubi Jalar (Ipomea batatas,L) sebagai Bahan Baku Pembuatan Flakes dengan Substitusi Tepung Kedelai (Glicyne max ,L.
MERR). Jurnal Teknologi Pertanian Volume 5, Nomor 2.
Nizori.A, Suwita. V, Surhaini, Mursalin, Melisa, Sunarti. T.C, dan E. Warsi. E. 2007. Pembuatan soyghurt sinbiotik sebagai makanan fungsional dengan penambahan kultur campuran Streptococus thermophilllls, Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus acidophilus. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian,Universitas Jambi.
Okafor, N., (1990). Focus on Nutritional Values of Soya Beans. Macmillan Publishers, Nigeria: 6-9.
Pusat Data Dan Sistem Informasi Pertanian. 2013. Informasi Komoditas Holtikultura Nanas.
Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Prayitno. 2006. The content of lactic acid and lactose of yoghurt fermented with different number
and percentage starter bacteria. J. Anim. Product. Fakultas Peternakan Universitas
Jenderal Soedirman, Purwokerto. 8 (2) : 131–136.
Raharja,S. (2010). Organoleptik. http://insane.com/2010/organoleptik-part-1. Diakses pada: 27 Januari 2014.
Ramadayantie,E. 2001. Pembuatan Yoghurt Susu Tempe Kajian Penambahan Susu Skim dan Air
Pengekstrak Tempe Terhadap Sifat Fisik, Kimia dan Organoleptik. Skripsi. Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Rauf, R., Widowati, D. dan Widodo, A., (2011). Sifat fisik dan kimia yoghurt yang dibuat dari
tepung kedelai. Prosiding A, Seminar Nasional “Membangun Daya Saing Produk
Pangan Berbasis Bahan Baku Lokal”: 68-75.
Rauf, R., dan Sarbini, D. 2012. Pengaruh Penstabil Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Yoghurt yang
Dibuat Dari Tepung Kedelai Rendah Lemak. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
FKIP UNS.
Resnawati,H. 2010. Kualitas Susu pada Berbagai Pengolahan dan Penyimpanan. Semiloka Nasional Prospek Industri Sapi Perah Menuju Perdagangan Bebas. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Santoso. 2009. Susu dan Yoghurt Kedelai Laboratorium Kimia Pangan Faperta Uwg, (http://labfpuwg.files.wordpress.com/2010/02/susu-dan-yoghurtkedelai.pdf, diakses pada tanggal 1 Desember 2013, pukul 22.28).
Sa’id, Gumbira E. 1987. Bioindustri Penerapan Teknologi Fermentasi. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.
Sari NK. 2007. Pengembangan Produk Minuman Fermentasi Susu Kedelai (Soygurt) dengan
Penambahan Ekstrak Teh Hijau (Camelia sinensis) di PT. FajarTaurus Jakarta Timur
[Sktipsi]. Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi Pertanian.
Septiatin, A, 2009, Apotik Hidup dari Rempah-Rempah dan Tanaman Liar, CV.Yrama Widya: Bandung
Shihab, M. Quraish, (1996). Wawasan Al Qur’an. Bandung : Mirzan.
Shah, N. P. 2000. Probiotic bacteria : selective enumeration and survival in dairy foods. J. Dairy Sci. 83 : 894-907.
Soekarto. 1990. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Jakarta : Bhatara Aksara.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2009. SNI 2981:2009. Yogurt. Badan Standardisasi Nasional (BSN), Jakarta.
Supardi, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Alumni : Bandung.
Susanto. 2003. Menyatakan susu merupakan sumber kalsium, fosfor, vitamin B, dan protein yang setara dengan protein telur dan daging.
Sugeng H.S., B. Sinaga, B. Winarso, E. Handayani, I. Karim, Purwanto, Suparno, dan Triyanto, 2008. Pembibitan dan penanaman. Dalam S.A. Yomo, S. Benny, Zulfahmi, W. Putut, Suharyono, dan W. Bambang (Penyunting). Pedoman praktis budidaya nanas di PT Geat Giant Pineapple Terbangi Besar Lampung Tengah. hal 120–136.
Surono, I. S. 2004. Probiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan. YAPMMI, Jakarta
Todar, K. 2011. Fermentation of food by lactic acid bacteria. Todars Online Textbook of Bacteriology.
Uzzan, M. dan labuza, T., (2004). Critical issues in R and D of soy isoflavone-enriched foods and
dietary supplements. Journal of Food Science, 69 (3): CRH77-CRH86.
Virgo, S. D. Hanela, 2007. Pengaruh Pemberian Tepung Kedelai Terhadap Daya Simpan Nugget
Ayam Ras Afkir. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang
Wahyudi, M. 2006. Proses pembuatan dan analisis mutu yoghurt. Buletin Teknik Pertanian. 11 (1): 12-16.
Widagdha, S., dan Nisa, Fitri Choirun. 2015. Pengaruh Penambahan Sari Anggur (Vitis Vinifera L.) dan Lama Fermentasi Terhadap Karakteristik Fisiko Kimia Yoghurt. Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol. 3 No 1 p. 248-258. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang.
Winarno. F.G.2003. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, 2004.Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Winarno, F. G. dan I. E. Fernandez. 2007. Susu dan Produk Fermentasinya. M-brio Press, Bogor.
Winata, Tiench Tirta. 2006. Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi. Jakarta. Balai Penerbit FKUI, hlm 1
Wirakusumah, E. S. 2002. Buah dan Sayur untuk Terapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Wiratmawati Alvionita. 2014. Kadar Protein Dan Organoleptik Yoghurt Susu Kedelai (Soyghurt)
Dengan Penambahan Gula Dan Sari Buah Nanas (Ananas Comosus). Skripsi,