• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI BENTUK-BENTUK KERAGAMAN BUDAYA DI JAWA BARAT DENGAN MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI BENTUK-BENTUK KERAGAMAN BUDAYA DI JAWA BARAT DENGAN MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGENAI BENTUK-BENTUK KERAGAMAN BUDAYA DI JAWA BARAT

DENGAN MENERAPKAN METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING)

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SRI NURHAYATI 0903268

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR KAMPUS SUMEDANG

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)” ini beserta isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan

(3)

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Batasan Istilah ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran PIPS di SD ... 13

1. Definisi Pendidikan IPS ... 13

2. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (PIPS) 14 3. Ruang Lingkup PIPS ... 16

4. Kontribusi Teori Belajar Terhadap Pembelajaran PIPS di SD... 16

B. Penggunaan Metode Bermain Peran (Role Playing) ... 19

1. Pengertian Metode Bermain Peran ... 19

2. Kelemahan dan Kelebihan Metode Bermain Peran ... 20

3. Langkah-langkah Metode Bermain Peran ... 22p 4. Teori Belajar yang Mendukung Metode Bermain Peran ... 23

C. Materi Menghargai Keragaman Budaya ... 23

1. Budaya ... 23

2. Kebudayaan ... 24

3. Pengertian Keragaman Budaya ... 25

D. Kurikulum yang Membahas Keragaman Budaya ... 26

E. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

F. Hipotesis Tindakan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 31

(4)

120

120

124

1. Tahap Perencanaan Tindakan ... 36

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 36

3. Tahap Observasi ... 37

4. Tahap Refleksi ... 38

E. Istrumen Penelitian ... 39

1. Pedoman Observasi ... 40

2. Pedoman Wawancara ... 41

3. Catatan Lapangan ... 42

4. Tes Hasil Belajar ... 42

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

1. Pengolahan Data... 44

2. Analisis Data ... 46

G. Validasi Data ... 47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN A. Papaan Data Awal ... 49

1. Hasil Observasi Kinerja Guru ... 50

2. Hasil Observasi Ativitas Siswa ... 50

3. Hasil Belajar Siswa ... 50

B. Paparan Data Tindakan ... 52

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 52

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 74

3. Paparan Data Tindakan Siklus III ... 99

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 117

1. Paparan Pendapat Siswa ... 117

2. Paparan Pendapat Guru ... 119

D. Pembahasan ... 120 1. Perencanaan Penerapan Pembelajaran dengan

Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) dalam Upaya Meningkatan Hasil Belajar SiswaMengenai Keragaman Budaya di Jawa Barat...

2. Pelaksanaan Penerapan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) dalam Upaya Meningkatan Hasil Belajar SiswaMengenai Keragaman Budaya di Jawa Barat...

(5)
(6)

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 27

3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 43

4.1 Hasil Tes Data Awal Siswa ... 51

4.2 Data Kelompok ... 56

4.3 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 60

4.4 Klasifikasi Interpretasi ... 61

4.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 63

4.6 Klasifikasi Interpretasi ... 64

4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 66

4.8 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa dan tes Hasil Belajar Siklus I ... 67

4.9 Data Kelompok ... 78

4.10 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 83

4.11 Klasifikasi Interpretasi ... 84

4.12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 86

4.13 Klasifikasi Interpretasi ... 87

4.14 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 89

4.15 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa dan tes Hasil Belajar Siklus II ... 92

4.16 Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 106

4.17 Klasifikasi Interpretasi ... 107

4.18 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 109

4.19 Klasifikasi Interpretasi ... 110

4.20 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 112

4.21 Analisis Hasil Observasi Guru, Aktivitas Siswa dan tes Hasil Belajar Siklus III ... 114

(7)

3.1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart ... 35 4.1 Grafik Hasil Kinerja Guru pada Siklus I ... 62 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I dan

Siklus II ... 85 4.3 Grafik Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan

Siklus II ... 88 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II ... 90 4.5 Grafik Peningkatan Hasil Kinerja Guru Siklus I, Siklus II dan

Siklus III ... 108 4.6 Grafik Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,

Siklus II dan Siklus III ... 111 4.7 Grafik Perbandingan Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II dan

[image:7.595.118.502.162.622.2]
(8)

1. RPP Siklus I ... 131

2. RPP Data Awal dan Hasil ... 136

3. RPP Siklus II ... 142

4. RPP Siklus III ... 147

5. LKS Siklus I ... 152

6. LKS Siklus II ... 157

7. LKS Siklus III ... 162

LAMPIRAN B FORMAT INSTRUMEN 1. Format Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I ... 165

2. Format Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II... 165

3. Format Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus III ... 166

4. Format Observasi Kinerja Guru ... 167

5. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 169

6. Format Wawancara Guru ... 170

7. Format Wawancara Siswa ... 171

8. Format Catatan Lapangan ... 172

LAMPIRAN C HASIL 1. Hasil LKS Siklus I ... 173

2. Hasil LKS Siklus II ... 185

3. Hasil LKS Siklus III ... 209

4. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I ... 227

5. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II ... 236

6. Hasil Tes Hasil Belajar Siklus III ... 245

7. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 254

8. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II... 256

9. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 258

10.Deskriptor Kinerja Guru... 260

11.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 265

12.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 266

13.Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 267

14.Deskritor Aktivitas Siswa... 268

15.Hasil Wawancara Guru ... 269

16.Hasil Wawancara Siswa ... 271

17.Catatan Lapangan Siklus I... 273

18.Catatan Lapangan Siklus II ... 276

19.Catatan Lapangan Siklus III ... 278

20.Dokumentasi... 280

(9)
(10)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, tekhnologi, dan budaya masyarakat (Yamin, 2010:1). Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk bekal dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter, sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat didalam berbagai lingkungan.Di dalam Undang- Undang No.20 Tahun 2003 Sagala(2003: 3) ditegaskan bahwa,

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Di dalam materi pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) pada siswa sekolah dasar dapat dimulai dari hal yang ada disekitar lewat kehidupan sehari-hari. Selain itu siswa dapat mengetahui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial secara nyata IPS merupakan pembelajaran yang berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya serta bidang studi yang mempelajari tentang permasalahan sosial, khususnya masyarakat hingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahan masalahnya serta mempunyai tujuan untuk menjadikan siswa sebagai warga negara yang mempunyai sikap sosial dalam menyikapi suatu permasalahan dan berwawasan luas.

Adapun tujuan pembelajaran IPS menurut Sapriya (2009: 8) adalah sebagai berikut ini.

(11)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Sedangkan tujuan mata pelajaran IPS dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan. 4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk dan ditingkat lokal, nasional dan global. (Depdiknas. 2006: 45)

Tujuan mata pelajaran IPS yang diharapkan Sapriya (2009: 8 ) dan menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006: 45) di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS harus dapat memberikan bekal pengetahuan di dalam kehidupan masyarakat baik etika ataupun norma-norma dan nilai-nilai sosial kemanusiaan dengan harapan etika, norma-norma dan nilai-nilai sosial para siswa nanti menjadi orientasi nilai dalam kehidupannya di masyarakat.

Dalam memahami tujuan mata pelajaran IPS, seorang guru hendaknya harus pintar dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, jangan hanya telah selesai menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas dengan baik, tetapi saat menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas seorang guru harus dikemas semenarik mungkin sehingga para siswa merasa termotivasi dan tidak bosan. Seorang guru juga bertanggung jawab untuk membina para siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari, sehingga mereka betul-betul mampu mandiri dengan menggunakan konsep, fakta, dan teori-teori yang telah para siswa dapat di dalam kelas, khususnya masalah yang terdapat diluar kelas ataupun tengah-tengah masyarakat.

(12)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

selaras agar tidak terjadi kepincangan satu sama lain. Oleh karena itu guru harus mengetahui segala karakteristik siswa, mata pelajaran beserta materi yang akan disampaikan. Dalam memberikan pelajaran tersebut tentunya harus dan memerlukan beberapa kemampuan profesional dalam melakukan proses belajar mengajar pendidikan IPS, karena yang menjadi fokus penelitian ini adalah mata pelajaran IPS, maka guru juga harus mengetahui tujuan pembelajaran IPS karena tujuan merupakan komponen yang harus diperhatikan dalam mengembangkan suatu kurikulum.

Namun dalam kenyataan di lapangan pembelajaran IPS belum sampai kepada tujuan yang sudah diterapkan, seorang guru masih menyampaikan materi pelajaran dengan monoton, sehingga siswa pun pasif, diam, duduk dan mendengarkan materi yang disampaikan guru.Siswa pun kurang bersemangat dalam proses pembelajaran, khususnya IPS.

Jhon Locke ( Yamin, 2003 : 15 ) mengatakan „karena murid harus membangun sendiri pengetahuan mereka, seorang guru harus melihat mereka bukan sebagai lembaran kertas putih kosong‟. Dalam proses pembelajaran guru harus memberikan para siswa peluang untuk membangun pengetahuan yang mereka punya karena itu merupakan dasar untuk membangun pengetahuan selanjutnya. Dengan mengetahui pengetahuan dasar siswa, guru dapat menyusun stategi memilih metode yang tepat pada siswa.Metode yang digunakan sangat tergantung kepada pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal.

(13)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Keberanekaragaman budaya di Indonesia juga bagian dari kehidupan siswa banyak di temukan pada kehidupan sehari-hari atau dari media elektronik, seperti televisi, radio, atau media koran. Mengingat siswa sebagai masyarakat yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, seperti budaya yang terdapat di Irian Jaya, Jawa Barat, Sumatra Barat, dan sebagainya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada hari Jumat 21 September 2012, pembelajaran IPS pada pokok bahasan keberanekaragaman budaya di Indonesia belum mencapai hasil yang memuaskan, terlihat saat dilakukan observasi di lapangan pada mata pelajaran IPS. IPS hanyalah sebatas mata pelajaran yang mengembangkan ingatan dan hafalan, sehingga pelajaran IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang membosankan dan tidak menarik.Ketika dilakukan tes wawancara, siswa mengaku malas belajar IPS, selalu menyuruh siswa menghafal ditambah materi yang sangat banyak.Sehingga menjadikan IPS menjadi salah satu pembelajaran yang membosankan dan tidak menarik.Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru, guru mengaku tidak ada masalah saat mengajarkan IPS nya, hanya dalam mengadakan media, materi IPS yang banyak mengakibatkan penyampaiannya tidak sesuai dengan tujuan IPS.Hal tersebut mengakibatkan perencanaan pembelajaran tidak berdasar pengalaman siswa, guru lebih banyak mengejar target selesai kurikulum, dari pada hasil dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS.

(14)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

(15)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

[image:15.595.91.580.160.603.2]

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tabel. 1.1 Hasil Tes Data Awal

Mata Pelajaran IPS “Keragaman Suku Bangsa di Indonesia”

No Nama NomorSoal Jml Nilai Tafsiran

1 2 3 T BT

4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 2 1 0

1 Agus K.H √ √ √ 6 60 √

2 AgusSopian √ √ √ 6 60 √

3 Asep √ √ √ 5 50 √

4 M.Nur √ √ √ 7 70 √

5 Cecep √ √ √ 4 40 √

6 Deva √ √ √ 9 90 √

7 Devi √ √ √ 2 20 √

8 Fauzan √ √ √ 1 10 √

9 Herawati √ √ √ 9 90 √

10 Heri √ √ √ 5 50 √

11 Mila M √ √ √ 9 90 √

12 M. Sholeh √ √ √ 4 40 √

13 Otang √ √ √ 4 40 √

14 Purnama √ √ √ 3 30 √

15 Ramdan √ √ √ 1 10 √

16 Teti R √ √ √ 8 80 √

17 Usep Dahlan √ √ √ 1 10 √

18 Widia √ √ √ 8 80 √

Jumlah 6 12

Persentase (%) 33,34% 66,67

%

Keterangan: T = Tuntas

BT= Belum Tuntas

Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 63 (enam puluh tiga).

Dari data yang didapat hasil mengerjakan soal. Siswa yang tuntas hanya mencapai 6 orang atau 33,34%, sedangkan sisanya 12 siswa tidak tuntas atau sekitar 66,67%, adapun soal yang diberikan guru terdiri dari 3 soal uraian.

(16)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

penerapan model ini diharapkan meningkatnya minat belajar para siswa dan akan dapat terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dan kreatif.

Metode Role Playingmerupakan metode yang melibatkan interaksi para siswa dengan memerankan sebagai tokoh. Interaksi dalam metode Role Playing sangat penting dimana dalam pembelajaran ini para siswa ikut berperan aktif dan dapat mengetahui secara langsung proses kegiatan pembelajaran. Role Playingadalah metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi (Yamin, 2010: 166). Metode ini dipilih dengan pertimbangan hal-hal di atas bahwa para siswa kelas V lebih senang belajar dengan terjun langsung didalam proses pembelajaran maka diterapkannya metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Adapun judul penelitian ini adalah “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menerapkan Metode Bermain Peran (Role Playing) (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang)”.

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berpedoman kepada hasil identifikasi dan analisis masalah, dapat diketahui bahwa permasalahan pembelajaran IPS di kelas V SDN Cibeureum IV mengenai keberanekaragaman budaya di Jawa Barat adalah siswa tidak mampu menyerap, memahami keberanekaragaman budaya di Jawa Barat.Hal ini terjadi karena siswa dalam pembelajaran kurang mendapat kemudahan dalam menguasai materi. Siswa di dalam proses kegiatan belajar hanya dapat mendengar guru menjelaskan materi tanpa ikut terlibat dalam proses kegiatan belajar. Pembelajaran tidak menarik dan tidak menantang minat siswa, sehinga siswa sebagian hanya bermain, mengobrol, bahkan keluar kelas ketika pembelajaran berlangsung.Dari permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ini.

(17)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana hasil belajar dengan digunakannya metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang?

2. Pemecahan Masalah

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar bagi seorang guru sama dengan kemampuan mendesain bangunan bagi seorang arsitek. Ia tidak hanya bisa membuat gambar yang baik dan memiliki nilai estetis, tetapi juga harus mengetahui makna dan tujuan dari desain bangunan yang dibuatnya. Demikian halnya guru, dalam membuat rencana atau program belajar mengajar. Untuk dapat membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, serta mengetahui teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat didalamnya.

Dari pemecahan yang ada dalam rumusan masalah tersebut, untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, faktor guru sangat berperan penting yaitu membantu siswa agar tujuan pembelajaran tercapai. Dalam melakukan suatu pembelajaran harus dimulai dahulu dengan perencanaan agar mencapai suatu hasil yang diinginkan.

Untuk memperbaiki permasalahan yang terjadi, digunakannya metode Role Playinguntuk meningkatkan hasil belajar para siswa. Menurut kamus besar bahasa

(18)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Alasan metode bermain peran (Role Playing) ini digunakan yaitu karena dalam pembelajaran mengenai materi keragaman budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, siswa mengalami kesulitan dalam memahamimateri keragaman budaya.Kenyataannya dalam pembelajarannya siswa hanya dituntut untuk memahami, namun metode yang digunakan hanya menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran menjadi membosankan. Maka peneliti mengambil sebuah metode dimana metode ini dalam pembelajaran keragaman budaya di Jawa Barat akan menuntut siswa untuk aktif, dan berpartisipasi langsung ke dalam materi yang dipelajari sehingga pembelajaran akan lebih berkesan, dan menarik, bahkan akan memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias.

Pada metode bermain peran ini siswa akan diberikannya sebuah naskah drama mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dan siswa dituntut aktif dalam memerankan suatu tokoh dalam naskah drama yang disediakan guru., dimana dalam cerita tersebut tergambar bahwa seorang anak yang harus memilih antara menuruti keluarganya yang membenci suku Jawa dengan dihadapkan pada sahabatnya yang dari suku Jawa juga. Siswa yang sebelumnya dalam pembelajaran keragaman budaya hanya mengetahui apa saja keragaman budaya, disini dalam metode bermain peran (Role Playing) siswa tidak hanya mengetahui, bahkan siswa akan bisa memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalam naskah drama yang disediakan guru.

Dari permasalahan tersebut maka perlu dilakukan tindakan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keanekaragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode Role Playingpada kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

(19)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Shaftel and Shaftel (Irzu,2010) menyebutkan “9 langkah-langkah dalam metode Role Playing”yaitu :

a. Persiapan

Mengidentifikasi dan memperkenalkan permasalahan yang akan diperagakan (pokok permasalahan).

b. Memilih pemeran

Mengidentifikasi peran-peran yang ada dan memilih siswa yang akan berperan.

c. Mengatur peran

Menjelaskan alur cerita d. Menyiapkan pengamat

Memberikan tugas dan materi pengamatan e. Peragaan

Memulai dan mengawal peragaan f. Diskusi dan evaluasi

Mengulas pokok-pokok peragaan yang telah ditampilkan g. Peragaan ulang

Mengulangi peragaan, menjelaskan dan memberi solusi tindakan. h. Diskusi dan evaluasi

i. Berbagi pengalaman dan kesimpulan

Mengaitkan masalah dengan kehidupan nyata dan menyimpulkan Maka berdasarkan pendapat di atas langkah-langkah metode Role

Playingdimulai dari tahap persiapan, memiih peran, mengatur peran, menyiapkan

pengamat, peragaan, diskusi evaluasi, peragaan ulang, berbagi pengalaman dan kesimpulan.

Adapun target proses dan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas yaitu:

a. Target Proses Penelitian

Target hasil penelitian ini dikatakan berhasil jika adanya peningkatan kinerja guru dan aktifitas siswa dalam setiap siklusdengan target 85% dan prosedur pembelajaran dengan menggunakan metode Role Playing.

b. Target Hasil Penelitian

(20)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

3. Mengetahui hasil belajar dengan digunakannya metode bermain peran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat di kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan metode Role Playingdiharapkan dapat memberi masukan kepada guru, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Dapat menambah pengetahuan guru mengenai metode Role Playingyang dapat diterapkan pada saat pembelajaran melalui peran

yang dilakukan siswa tersebut. 2. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara melakukan peran dalam cerita tersebut.

(21)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

a. Membantu tercapainya tujuan IPS.

b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

E. Batasan Istilah

1. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2009: 22)

2. Keragaman adalah perihal berjenis-jenis atau beragam-ragam. (Herimanto, 2008: 99)

3. Budaya menurut E. B. Tylor adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hokum, adat istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. (Setiadi Elly, dkk. 2007:27)

4. Penerapan merupakan proses menerapkan atau memakai.

(22)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. SDN Cibeureum IV dipilih sebagai lokasi dalam penelitian ini karena peneliti mempunyai kewajiban dalam memperbaiki proses belajar mengajar di SD, dilihat dari hasil pembelajaran mata pelajaran IPS, mengenai Keragaman Budaya di Indonesia mengenai Keragaman Budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat masih banyak siswa yang tidak memenuhi standar KKM yang telah ditentukan sehingga pembelajaran belum mencapai hasil yang diinginkan. Adapun kriteria pemilihan lokasi tersebut karena kondisi siswa di SDN Cibeureum IVmasih banyak yang perlu dibenahi dalam memperbaiki proses belajar mengajar di SD khususnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai keragaman budaya di Jawa Barat.Adapun keadaaan guru dan keadaan siswa adalah sebagai berikut.

a. Keadaan Guru

Sekolah Dasar Negeri Cibeureum IV mempunyai 12 orang guru yang terdiri 4 orang laki – laki dan 8 orang perempuan. Adapun status dari 11 orang guru Sekolah Dasar Negeri Cibeureum IV terdiri dari satu orang Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, satu orang guru Agama, satu orang guru olahraga, dua orang guru sukwan dan satu penjaga sekolah. Untuk lebih jelasnya, keadaan guru SD Negeri Cibeureum IV tergambar pada tabel berikut.

(23)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu a. Keadaan Siswa

Sekolah Dasar Negeri Cibeureum IV memiliki 68 siswa, terdiri dari 37 siswa laki-laki dan 31 siswa perempuan. Adapun jumlah siswa setiap kelas yaitu kelas I berjumlah 9 orang, kelas II berjumlah 14 orang, kelas III berjumlah 12 orang, kelas IV berjumlah 9 orang, kelas V berjumlah 18 orang, dan kelas VI berjumlah 6 orang.

Menurut penjelasan diatas sekolah Dasar Negeri Cibeureum IV adalah sekolah yang berjumlah siswa yang tergolong sedikit, mayoritas siswa yang belajar di sekolah ini adalah warga setempat atau pindahan dari sekolah lain.

2. Waktu Penelitian

Peneliti memperkirakan waktu penelitian selama ini selama 6 bulan sejak terhitung mulai bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Mei 2013, karena penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis proses dan hasil, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa putaran atau lebih dikenal dengan istilah siklus, banyaknya siklus yang akan ditempuh dalam penelitian ini tergantung pada pemahaman subjek penelitian.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sasaran dalam melakukan penelitian di lapangan. Data yang dikumpulkan oleh peneliti adalah prilaku siswa, perilaku guru peneliti selama proses pembelajaran keberanekaragaman budaya di Indonesia dengan menggunakan metode Bermain Peran ( Role Playing ).

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012-2013 dengan jumlah 18 orang dengan perincian siswa laki berjumlah 12 orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.

(24)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pembelajaran yang disampaikan, khususnya pada materi keragaman budaya di Jawa Barat.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.Kemmis & Taggart (Somadayo, 2013: 19) menyatakan bahwa

Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif dilakukan peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan sosial mereka, serta pemahaman mereka mengenai praktik ini dan terhadap siswa tempat dilakukan praktik-praktik itu.

Selain didasarkan pada pernyataan di atas, hal ini didasarkan pula menurut Eliot (Somadayo, 2013: 19) yang menyatakan bahwa “penelitian tindakan merupakan kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas kegiatan yang ada di dalamnya.

Dalam upaya tindakan tersebut, peneliti mengkaji tentang situasi dan pemahaman karakteristik siswa dalam pembelajaran keberanekaragaman budaya di Indonesia khususnya di Jawa Barat.

Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti merupakan penelitian yang dikembangkan di kelas.Peneliti bukanlah hanya sekedar mengajar, akan tetapi juga peneliti yang melakukan penelitian tindakan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan melalui refleksi diri agar menjadi seorang guru yang profesional. Hal ini sesuai dengan pendapat David Hopkins (Suryadin, 2011: 11) yang menjelaskan bahwa „penelitian tindakan kelas atau classroom action research adalah suatu bentuk penelaahan atau inkuiri melalui refleksi

diri yang dilakukan oleh peserta kegiatan pendidikan tertentu dalam situasi sosial‟.

Sukidin dkk (2010: 16) menyatakan bahwa:

(25)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasarkan pada kedua pernyataan di atas, maka untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Indonesia khususnya di Jawa Barat, maka peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki permasalahan tersebut.

Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan tujuan agar proses penelitian dapat tergambarkan dengan jelas dan rinci dengan menggunakan kata-kata untuk memberi gambaran penyajian laporan penelitian yang dilakukan. Karena pada dasarnya penelitian kualitatif salah satunya untuk menilai prilaku yang akan kita teliti. Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Kirk dan Miller (Zuriah, 2007: 92) menyatakan bahwa

Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya.

Sementara Sugiyono ( 2005: 60) menyatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari obyek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum jelas”.

Selain itu alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif ini mempunyai karakteristik yang sesuai untuk diterapkan dalam penelitian tindakan kelas, berbeda dengan pendekatan kuantitatif yang lebih banyak menilai hasil dibandingkan proses.

Adapun karakteristik pendekatan kualitatif menurut Biklen (Zuriah, 2007: 93) adalah sebagai berikut:

a. Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung

b. Manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data c. Analisis data dilakukan secara induktif

(26)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

h. Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama i. Pembentukan teori berasal dari dasar

j. Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif k. Tekhnik sampling cenderung bersifat purposive l. Penelitian bersifat menyeluruh (holistis)

m. Makna sebagai perhatian utama penelitian

n. Kriteria keabsahan data yang meliputi kredibilitas (kebenaran data), transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.

Karakteristik di atas dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai alat.Pernyataan ini sesuai dengan tekhnik pemantauan dalam penelitian tindakan kelas.Oleh karena itu kita memerlukan instrumen untuk menilai penelitian tindakan kelas yang kita lakukan, maka dari itu dalam Penelitian tindakan kelas (PTK) ini manusia berperan sebagai instrumen.Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005: 59) yang menyatakan bahwa “dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri”.

Peranan metode kualitatif ini juga sangat menentukan dalam upaya mengumpulkan data yang terjadi di lapangan, bagaimana petunjuk dan langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan selanjutnya.

2. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Desain penelitian Tindakan Kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Mengenai Desainl Kemmis dan Mc. Taggart Sukidin dkk (2010: 48) menyatakan bahwa

Dalam perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

(27)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

[image:27.595.129.494.119.561.2]

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Gambar 3.1

Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 66)

Pada gambar di atas pertama kita melakukan tahap perencanaan tindakan yang akan dilakukan. Kemudian setelah perencanaan yang dilakukan sudah matang barulah pelaksanaan dilakukan, dimana tindakan yang harus dilakukan itu telah direncanakan sebelumnya. Kemudian dilakukannya proses observasi dan yang terakhir proses refleksi.

(28)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini berupa siklus, setiap siklusnya terdiri dari satu pertemuan.Pada akhir pertemuan, diharapkan tujuan pembelajaran yang ingin diperoleh dapat tercapai yaitu meningkatkan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat pada siswa kelas V SDN Cibeureum IV.

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Dalam tahap ini peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran mengenai keberanekaragaman budaya di Jawa Barat yaitu dengan menerapkan Metode role playing adapun langkah – langkah perencanaannya yaitu:

a. Pengkajian standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran yang selanjutnya ditunjukkan secara bersama – sama dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan sebuah cerita yang berkenaan dengan materi keberanekaragaman budaya di Jawa Barat.

c. Mempersiapkan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran d. Mempersiapkan LKS

e. Mempersiapkan alat evaluasi

pembelajaran untuk mengukur keberhasilan siswa dalam memahami materi tentang keragaman budaya di Jawa Barat.

2. Tahap Pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini Muslihuddin (2009: 51) mengatakan

bahwa“segala aktivitas penelitian tindakan kelas tidak boleh mengganggu

kegiatan pembelajaran, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaian tujuan pembelajaran yang sebenarnya”.

(29)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

seluruh tindakan dilaksanakan. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus atau mencakup :

a. Tahap awal pembelajaran 1) Berdoa

2) Mengucapkan salam 3) Mengkondisikan kelas 4) Mengabsen siswa

5) Menyampaikan tujuan pembelajaran

6) Mengadakan apersepsi dengan melakukan tanya jawab seputar materi b. Tahapan inti pembelajaran

1) Membagi siswa dalam 3 kelompok tiap kelompok berjumlah 5-6 orang 2) Membagikan sebuah cerita keanekaragaman budaya.

3) Masing-masing kelompok mendapatkan 1 buah cerita drama. 4) Setiap kelompok harus memerankan peran dalam cerita tersebut. 5) Membagikan LKS kepada masing – masing kelompok

6) Menjelaskan cara mengerjakan LKS 7) Membimbing siswa dalam diskusi

8) Menyuruh perwakilan siswa dari semua anggota tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

9) Tanya jawab dengan siswa mengenai hasil diskusi c. Tahapan evaluasi

1) Memberikan evaluasi

2) Mengadakan koreksi perbaikan

3) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

3. Tahap Observasi

(30)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

(Sugiyono, 2005: 64) menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”.

Sedangkan Sukidin dkk (2010: 116) mengatakan bahwa

Observasi merupakan upaya yang dilakukan oleh pelaksana PTK untuk merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan menggunakan alat bantu atau tidak.

Muslihuddin (2009: 52) juga berpendapat bahwa “Observasi dipandang sebagai tekhnik yang paling tepat untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan”.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati seluruh aktivitas yang sedang berlangsung dalam pembelajaran menggunakan instrumen pengumpul data yaitu pedoman observasi, pedoman wawancara, test hasil belajar, dan catatan lapangan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas guru dengan siswa sesuai dengan lembar observasi atau tidak. Sehingga dari hasil data observasi ini akan dijadikan rujukan dalam perbaikan siklus berikutnya.

4. Tahap Refleksi

Kegiatan penjajagan yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi- situasi yang relevan dengan tema pendidikan.kegiatan inilah yang dimaksud dengan refleksi awal (Somadayo, 2013: 51).

Tahap ini merupakan suatu pengkajian hasil data yang telah diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan dan pembimbing. Refleksi berguna untuk memberikan makna terhadap proses dan hasil ( perubahan ) yang telah dilakukan.Sesuai dengan pendapat Wiriaatmadja (2005: 67) bahwa

(31)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Hasil dari refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus berikutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti akan melakukan refleksi di akhir pembelajaran untuk mengevaluasi yang telah dilakukan, apakah sudah mencapai target atau belum. Sehingga dapat mendiskusikan hasil pelaksanaan dengan guru praktiakann serta rekan – rekan untuk menentukan hasil langkah berikutnya pada siklus dua.Adapun kegiatan refleksi dalam penelitian ini meliputi:

1. Mengecek kelengkapan data yang terjaring selama proses pembelajaran. yang terdiri dari hasil pengamatan observasi kinerja guru, aktivitas siswa, pedoman wawancara siswa, catatan lapangan serta hasil belajar siswa. 2. Mendiskusikan hasil pengumpulan data antara guru dan peneliti berupa

hasil pedoman observasi guru, pedoman observasi aktivitas siswa, pedoman wawancara, test hasil belajar siswa dan catatan lapangan.

3. Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario dalam pembelajaran mengacu pada hasil analisis data yang di peroleh dalam tindakan sebelumnya.

Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa siklus sesuai dengan target keberhasilan yang dicapai dari pembelajaran. Untuk memantapkan hasil tindakan pada setiap siklus yang dilaksanakan dalam beberapa pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari beberapa indikator pembelajaran yang harus tercapai oleh siswa yang sesuai dengan indikator target pencapaian pada instrumen penelitian.

E. Instrumen Penelitian

(32)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dengan digunakannya metode bermain peran (role playing) pada siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang, semua itu tercatat dalam instrumen yang telah dibuat oleh peneliti.

1. Pedoman Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik observasi dengan alat yang digunakan adalah lembar observasi.Nasution (Sugiyono, 2005: 64) menyatakan bahwa „observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan‟.Peneliti ingin mengetahui aktifitas yang dilakukan oleh guru dan siswa pada waktu menggunakan metode bermain peran (role playing), sesuai dengan pendapat Sudjana (2008: 84) yang mengatakan bahwa

Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.

Observasi dimaksudkan untuk mengukur proses belajar siswa dan aktifitas guru dalam proses pembelajaran karena observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi dengan carapengamatan langsung terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.Kegiatan ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh data yang lengkap dan mengetahui sampai mana setiap aspek yang diamati.

(33)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Dalam proses observasi, observer (pengamat) tinggal memberikan tanda atau tally pada kolom tempat peristiwa muncul. Sejalan dengan pendapat dari Yulianti (Arikunto, 2011:61) menyatakan bahwa, “Cara bekerja seperti ini disebut system tanda (sign system)”.Format observasi terdapat pada lampiran. a. Observasi terhadap kinerja guru pada saat pembelajaran berlangsung

dengan Instrumen Penilaian Kinerja Guru. Pada pembelajaran mengenai keanekaragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing).

b. Observasi terhadaplembar aktivitas siswameliputi beberapa aspek yang diamati yaitu, sikap dan partisipasi pada saat pembelajaran mengenai keanekaragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing)

2. Pedoman wawancara

Peneliti mengambil tekhnik wawancara dengan alat instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara.Menurut Denzin (Wiriaatmadja, 2005: 117) ‟Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu‟.

Sedangkan wawancara menurut Somadayo (2013: 80) ”wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan”. Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran selesai yang ditujukan kepada guru dan siswa, dengan tujuan untuk memperoleh data tentang kesulitan yang didapat dan pengalaman siswa ataupun guru pada saat proses pembelajaran dengan menggunakan metode role playing.Yang diwawancarai peneliti adalah guru dan siswa.

(34)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dilaksanakan, apakah sudah sesuai dengan indikator pencapaian target perbaikan.Wawancara ini dilakukan dengan guru dan siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.Pedoman wawancara secara lengkap terdapat pada lampiran.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan diberikan kepada siswa untuk mengetahui berbagai aspek pembelajaran dikelas mengenai aktifitas pembelajaran yang harus diperbaiki, dipertahankan dan ditingkatkan di lapangan ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran mulai dari siklus pertama sampai dengan siklus yang terakhir. Seperti yang dipaparkan oleh (Muhardi Syafiin

2011) ”catatan lapangan adalah catatan tertulis apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian”.Sehingga akan terlihat peningkatan dari

setiap tahap pembelajaran yang dilaksanakan dan efektivitas pembelajaran menggunakan model pembelajaran Metode Bermain Peran (Role Playing) pada materi keragaman budaya di Indonesia, khususnya di Jawa Barat

4. Tes Hasil Belajar

Pada teknik ini, peneliti menggunakan teknik tes hasil belajar dengan instrumen yang digunakannya yaitu soal. Tes hasil belajar ini diberikan kepada siswa dan dikerjakan secara individu setelah proses pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Hermawan, dkk (2010: 189) menyatakan bahwa

Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan dan kemampuan pada akhir siklus tindakan.

(35)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

[image:35.595.108.568.246.672.2]

Lembar instrumen ini berupa tes berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir-butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. Tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai materi keragaman budaya di Jawa Barat yaitu tes tertulis berupa LKS dan soal-soal yang harus dijawab. Lembaran tes terdapat pada lampiran. Adapun kisi-kisi evaluasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Soal Evaluasi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapain Kompetensi No Soal Teknik Penilaian Bentuk Instrumen 1.Menghargai berbagai peninggalan

dan tokoh

sejarah yang

berskala

nasional pada

masa

Hindu-Budha dan

Islam,

keragaman

kenampakan

alam dan suku

bangsa, serta

kegiatan

ekonomi di

Indonesia 1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia 1.Mengidentifikasi keragaman suku budaya di Jawa Barat 1 Tugas Individu Penilaian Tertulis

2.Memberikan 3 contoh lagu tradisional di Jawa Barat

2

3. Menjelaskan cara menghargai

keragaman suku budaya di Indonesia

(36)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan sepanjang penelitian secara terus-menerus dari awal sampai akhir pelaksanaan tindakan, dimana pengolahan data dilakukan pada saat melakukan refleksi dari setiap siklus yang dilaksanakan dalam penelitian.

Teknik pengolahan data yang digunakan oleh peneliti, sesuai dengan instrumen yang telah ditetapkan, yaitu observasi, wawancara, catatan lapangan dan tes.Semua instrumen tersebut digunakan sebagai data untuk diinterpretasikan oleh peneliti. Data tersebut berupa data kualitatif yang diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri Cibeureum IV, Kepala Sekolah dan Guru Kelas V SD Negeri Cibeureum IV sebagai mitra peneliti dalam penelitian tindakan kelas.

Data yang akan di olah di dalam penelitian ini adalah data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. Data pelaksanaan yang dimaksud tersebut adalah deskripsi mengenai keanekaragaman budaya di Jawa Barat.Data pelaksanaan diperoleh dari pedoman wawancara, pedoman observasi, catatan lapangan dan tes hasil belajar, sedangkan data hasil belajar siswa yang akan di olah dalam penelitian ini yaitu berupa hasil test tertulis penilaian siswa secara kelompok dan hasil tes tertulis siswa secara individu. Instrumen yang digunakan yaitu soal Essay.

a. Teknik Pengolahan Data Kinerja Guru

Data hasil observasi kinerja guru diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan, indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga tingkat keberhasilan guru diperoleh melalui rumus:

Indikator yang dilaksanakan x 100 Skor ideal

(37)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1) Baik (B) : 68% - 100% 2) Cukup (C) : 34% - 67% 3) Kurang (K) : 0% - 33%

Untuk menilai kinerja guru dalam mengajar, aspek yang dinilai yaitu dari kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan guru dimulai dari perencanaan, kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun aspek yang harus dinilai sudah tercantum dalam format observasi kinerja guru (terlampir). Nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap aspek-aspek penilaian kinerja guru.Rentang skala skor yang digunakan yaitu 0-3.Skor ideal yang diperoleh adalah 12.Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tiga kriteria yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Keterangan Baik (B) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 68%-100%, keterangan Cukup (C) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 34%-67% dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika nilai akhir siswa berkisar 0%-33%.

b. Teknik Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Teknik pengolahan data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan yaitu dengan cara menentukan perolehan skor dari dua aspek aktivitas siswa yang diamati yakni sikap dan partisipasi. Kemudian jumlah skor yang diperoleh siswa diolah dengan mengggunakan rumus berikut.

Jumlah skor perolehan X 100 Skor Ideal

Kriteria sebagai interprestasi data aktivitas siswa adalah sebagai berikut.

(38)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Tekhnik pengolahan data tentang aktivitas siswa nilai tersebut diperoleh dari penskoran terhadap dua aspek, yaitu aspek sikap dan partisipasi. Skor ideal yang diperoleh siswa adalah 6.Skor pada setiap aspek dijumlahkan sehingga diperoleh skor akhir yang kemudian diinterpretasikan berdasarkan tiga kriteria yaitu Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). Keterangan Baik (B) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 6, keterangan Cukup (C) diperoleh jika skor akhir siswa berkisar 3-5 dan keterangan Kurang (K) diperoleh jika nilai akhir siswa berkisar 0-2

c. Teknik Pengolahan Data Tes Hasil Belajar

Teknik pengolahan data untuk tes hasil belajar dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menentukan skor dari setiap indikator atau nomor soal, menghitung persentase daya serap, dan merekapitulasi persentase kelulusan. Tes hasil belajar berbentuk soal tes tertulis.

Tes hasil belajar berbentuk soal tes tertulis yaitu sebagai berikut.

1. Nomor 1, jika siswa dapat mengidentifikasi keragaman suku budaya di Provinsi Jawa Barat dengan skor 4.

2. Nomor 2, jika siswa dapat menyebutkan 3 lagu daerah di Provinsi Jawa Barat dengan skor 3

3. Nomor 3, jika siswa dapat menghargai keragaman suku budaya di Provinsi Jawa Barat dengan skor 2

Skor ideal tes hasil belajar siswa adalah 9. Setiap siswa dikatakan lulus bila telah mencapai nilai KKM yaitu 63, sedangkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan.

2. Analisis Data

(39)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data yang peneliti laksanakan yaitu mengacu pada teknik analisis model Miles and Huberman. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

Data hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktifitas siswa diolah dengan teknik persentase (%) terhadap indikator yang dilaksanakan kemudian diinterpretasikan dan dideskripsikan untuk memudahkan dalam melakukan interpretasi digunakan dengan kategori persentase.

G. Validasi Data

Teknik dalam pengolahan data pada pelaksanaan tindakan, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Caranya dengan menganalisis data dari hasil wawancara dan catatan lapangan yang kemudian akan di deskripsikan. Validasi data ini merujuk pada pendapat Hopkins yaitu:

1. Member Check

Member Check, memeriksa kembali keterangan atau informasi yang

diperoleh selama observasi atau wawancara dilakukan dengan cara mengkonfirmasi dengan guru dan siswa melalui diskusi akhir pertemuan.

2. Triangulasi

Dalam tekhnik pengolahan Triangulasi semua di gabungkan dari tekhnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Susan Stainback (Sugiyono, 2005: 85) menyatakan bahwa‘the value of triangulation lies in providing evidence- whether convergent, inconsistent

(40)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu 3. Audit Trail

Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data

dengan cara mendiskusikan dengan pembimbing.

4. Expert Opinion

Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap keshahihan temuan

peneliti kepada pakar profesional, dalam hal ini penulis mengkonfirmsai temuan kepada pembimbing atau dosen.

Menurut Wiriaatmadja (2009: 171)

Expert opinion dilakukan dengan meminta pendapat dari berbagai ahli diantaranya dosen pembimbing skripsi, guru ahli, maupun kepala sekolah yang dianggap memiliki wawasan keilmuan yang relevan dengan kependidikan.

Maka dari beberapa validasi data yang merujuk pada pendapat Hopkins, validasi data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut.

a. Member check

Pada kegiatan member check ini peneliti mengadakan kegiatan dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti yang berupa keterangan-keterangan mengenai data siswa dan informasi data mengenai keadaan siswa pada siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindaka yang dilakukan.

b. triangulasi

(41)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasaarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermian peran (role playing) maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

Pembelajaran mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermian peran (role playing) terdiri dari perncanaan, pelaksanaan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Pada tahap perencanaan peneliti menyusun RPP, tahap pertama yaitu merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) sehingga menguasai dengan baik setiap tahapannya. Mempersiapkan naskah drama yang akan menunjang pelaksanaan pembelajaran melalui metode bermain peran (role playing), membuat LKS yang akan diberikan kepada siswa pada saat bermain peran (role playing) berlangsung yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan materi keragaman budaya di Jawa Barat, kemudian menyusun langkah-langkah pembelajaran yang mengacu pada metode bermain peran (role playing) yang digunakan, mempersiapkan prosedur penilaian secara lengkap mulai dari soal, kunci jawaban, deskriptor penilaian hingga format hasil belajar. Selain itu mempersiapkan berbagai instrument penelitian dari mulai kinerja guru, aktifitas siswa, catatan lapangan, serta format wawancara.

(42)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

semua tahapan sehingga tidak terkoordinir dengan baik, sehingga pencapaian pada siklus I yaitu 66,67%, setelah dilakukan perbaikan meningkat di siklus II menjadi 83,33% dan di siklus III mencapai 95,83%. Pada proses pemebelajaran aktifitas siswa dapat diamati bahwaa setiap siswa sangat bersemangat dan menunjukan minat dalam pembelajaran, sehingga pada siklus I yaitu 27,78%, pada siklus II 72,22% dan pada siklus III yaitu 83,33%

Peningkatan hasil belajar siswa mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) setiap siklusnya meningkat. Keberhasilannya dengan mencapai 6 siswa yang tuntas pada data awal meningkat menjadi 7 siswa pada siklus I, kemudian pada siklus II meningkat pesat menjadi 11 siswa dan pada siklus III menjadi 15 siswa atau 83,33%. Dari perolehan data tersebut maka pembelajaran mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peneliti pada pembelajaran mengenai keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran serta hasil belajar siswa kelas V di SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang telah berhasil.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada materi keragaman budaya di Jawa Barat dengan menggunakan metode bermain peran (role playing) pada siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamtan Cimalaka Kabupaten Sumedang maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Untuk Guru

(43)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pembelajaran dengan penerapan metode bermain peran (role playing) tetap dikembangkan dan guru tidak hanya mengajarkan pembelajaran yang konvensional saja, namun bervariatif. Dengan bimbingan, arahan, dana sebagai fasilitator guru mampu mengembangkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.

2. Untuk Siswa

Siswa harus tetap aktif di dalam kelas, dan merespon dengan baik setiap penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Tidak hanya berdampak pada hasil belajar tetapi berdampak pula pada perubahan sikap setelah pembelajaran. Siswa harus lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat maupun maju ke depan kelas.

3. Untuk sekolah

Dalam penelitian ini terbukti dengan penerapan metode bermain peran (role playing) dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi mengenai keragaman budaya di Jawa Barat, maka hendaknya sekolah memfasilitasi serta menyarankan agar penerapan pembelajaran ini dilakukan pada materi lain, sehingga siswa lebih kreatif dan inovatif.

4. Untuk Peneliti Lain

(44)

Sri Nurhayati, 2013

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mengenai Bentuk-Bentuk Keragaman Budaya di Jawa Barat Dengan Menggunakan Metode Bermain Peran (Role Playing) : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa kelas V SDN Cibeureum IV Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Andra, W. (2010) http://edusogem.blogspot.com/2010/11/kelebihan-dankekurangan-role-playing.html [19 November 2010]

Bee, Anjas. (2010) http://anjas-bee.blogspot.com/2011/08/teori-belajar gagne.html [12 Agustus 2010]

Candra,(2012) http://candrawesly.blogspot.com/2012/04/pengertian-dan-definisi-metode-menurut.html [26 April 2012]

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan. Jakarta: Depdiknas Depdiknas 2003. KamusBesarBahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka

Djamarah, SyaifulBahri. 2006. StrategiBelajarMengajar. Jakarta: RinekaCipta

Djuanda. 2009. Model Pembelajaran di SekolahDasar. Sumedang: Pembekalan KKN

Hanifah, Nurdinah. 2009. Model Pembelajaran IPS di SekolahDasar.Sumedang: KKN 2009

Herimanto. 2008. IlmuSosialdanBudayaDasar. Jakarta: BUMI AKSARA Hermawan, dkk. 2010. MetodePenelitianPendidikan SD. Bandung: UPI Press Irzu (2011)

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244217-langkah-langkah-penerapan-metode-role/ [31 Desember 2011]

Maran. 2007. Manusiadan

Gambar

Grafik Hasil Kinerja Guru pada Siklus I ...........................................  Grafik Perbandingan Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I dan  Siklus II .............................................................................................
Tabel. 1.1 Hasil Tes Data Awal
Gambar 3.1 Bagan Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi kecerdasan visual-spasial anak di TK Bunda Balita masih perlu stimulus, salah satunya disebabkan penggunaaan media balok yang lebih sering digunakan

Berdasarkan matrik SWOT ada 10 (sepuluh) yaitu: 1) Membangun kerjasama dengan berbagai pihak yang berkepentingan (masyarakat, kelompok pengelola, pokdarwis desa lainnya,

Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa sampel limbah pencucian mie Aceh dengan konsentrasi awal sebelum perlakuan yaitu 8,517 mg/L dilakukan penguraian dengan mengalirkan gas

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan panjang berat teripang kelas Holothuroidea yang diperoleh di Perairan Tanjung Tiram

Kelembagaan tani pelaksana program PUAP yang berfungsi sebagai pengelola bantuan modal usaha bagi petani anggota adalah Gapoktan pengelola bantuan program PUAP

Dalam konotasi baik terdapat konotasi tinggi dan konotasi ramah (Tarigan, 2001:60). a) Konotasi tinggi yaitu suatu nilai rasa yang terasa atau terdengar indah dan anggun,

Untuk memudahkan dan menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul skripsi ini, maka peneliti perlu menjelaskan secara singkat kata-kata istilah yang terdapat dalam judul

bahwa dalam rangka memberikan penghargaan dan standardisasi imbalan kepada pemulia tanaman yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak royalti hak perlindungan