• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS AKIBAT AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI KECAMATAN HARANGGAOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS AKIBAT AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI KECAMATAN HARANGGAOL."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS AKIBAT AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG DI HARANGGAOL

Oleh : Astuti Nababan NIM 4111220001 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan hikmat kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Kualitas Air Secara Mikrobiologis Akibat Aktivitas Keramba Jaring Apung (KJA) di Kecamatan Haranggaol”.

Dengan rasa syukur Penulis menyucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi Serta bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Ibu Dra. Riwayati, M.Si, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku Dosen penguji yang banyak memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.S, M.Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik. Kepada bapak Drs. Zulkifkli Simatupang, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan ibu Dra. Melva Silitonga, M.Si selaku Ketua Program Studi Biologi serta Ibu Dra. Uswatun Hasanah, M.Si selaku Kepala Laboratorium Biologi FMIPA UNIMED.

Teristimewa ucapan terimakah kepada Ibu R.Sinaga serta abang, kakak, adik dan Teman satu KTB (Sarafim) atas segala doa, kasih dan dukungannya sehingga Penulis dapat menyelesaian Program Sarjana Sains di UNIMED. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat Cibi-Cibi yang telah menganggap Penulis sebagai saudara dan juga kepada seluruh teman Biologi Nondik 2011 yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak, terkhusus bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk keseimbangan lingkungan hidup.

Medan, Maret 2015 Penulis,

(3)

iii

ANALISIS KUALITAS AIR SECARA MIKROBIOLOGIS AKIBAT AKTIVITAS KERAMBA JARING APUNG DI HARANGGAOL

Astuti Nababan (NIM 4111220001)

ABSTRAK

Aktivitas Keramba Jaring Apung di perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol berpengaruh terhadap kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air ditinjau secara mikrobiologis. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2015, pengambilan sampel air dilakukan di bagian dasar perairan di 7 stasiun pengamatan. Parameter Fisika-Kimia meliputi: Suhu, Kecerahan, Intensitas Cahaya, Kedalaman, Kekeruhan, pH, DO, BOD, Fosfat, dan Amonia. Parameter bakteriologis adalah kepadatan Total BakteriColiform dan keberadaan Salmonella. Analisis Total Bakteri Coliform menggunakan analisis MPN (Most Probable Number) dan bakteri Salmonella menggunakan uji biokimia. Hasil penelitian menunjukkan kualitas Fisik dan kemis: Suhu 24oC- 27oC, Kecerahan 1,2m – 5,5m, Intensitas Cahaya 325 lux -1837 lux, kedalaman 10m – 130m, Kekeruhan 12 NTU – 13 NTU, pH 7,2 – 8, DO 6,81 mg/l – 8,2 mg/l, BOD 1 mg/l – 3 mg/l, Fosfat 0,015 mg/l – 0,039 mg/l, Amonia 0,025 mg/l – 0,86 mg/l. Jumlah koloni Total Bakteri Coliform 30 -1600 koloni/100ml dan ditemukan positif adanya bakteriSalmonella di stasiun 1 dan 2. Secara umum perairan Danau Toba berdasarkan kualitas Fisik-Kimia masih memenuhi standar baku mutu untuk budidaya perikanan kecuali kandungan Amonia (0,025 mg/l – 0,86 mg/l). namun secara bakteriologis kondisi perairanya tidak sesuai baku mutu.

(4)

Analysis Quality of Water According Mikrobiologis Calese The Activity of Nets Buoyancy in Haranggaol

Astuti Nababan (NIM 4111220001)

ABSTRACT

The activity of nets buoyancy have effect to water quality in Lake Toba district Haranggaol. This aim research to know the water quality wits indicator microbiologis. This research has been made in Februari 2015, the water sample take does in water base in 7 stasion. Physical-chemical parameters consists: Temperature, Brightness, Light intensity, Deepky, Fadeness, pH, DO, BOD, Phosphat, and Amonia. Bacteriologis parameters is the Total of BacteryColiform and Salmonella location. The analyse and Salmonella bectery by using biochemical. The result showing physical quality: The temperature 24oC -27oC, Brightness 1.2m – 5.5m, light intensity 325 lux -1837 lux, Deeply 10m -130 m, fadeness 12 NTU – 13 NTU, pH 7.2 -8, DO 6.81 mg/l – 8.2 mg/l, BOD 1 mg/l – 3 mg/l, Phosphat 0.015 mg/l – 0.039 mg/l, Amonia 0.025 mg/l – 0.86 mg/l. Total Colifrom is 30 – 1600 koloni/100ml and is founded positive that there are Salmonella bectery in stasion 1 and stasion 2. In generally Lake Toba water by according to the quality, physical-chemical is still normaly of the quality for improment fishing except the Amonia amount (0,025 mg/l – 0,86 mg/l) but by bacteribiologys the water condition is not sultable with the quality.

(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar v

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Batasan masalah 3

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 4

1.5. Manfaat Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Air 5

2.2. Ekosistem Danau Toba 5

2.3.Keramba Jaring Apung (KJA) 7

2.3.1. Pengertian Keramba Jaring Apung 7

2.3.2. Pakan 8

2.3.3. Pengaruh Pakan Ikan Terhadap Kualitas Air 9

2.4. Pencemaran Air 11

2.4.1. Pencemaran Organik 11

2.4.2. Pencemaran Anorganik 12

2.5. Parameter Kualitas Air 12

2.5.1. Parameter Fisik 13

2.5.1.1. Suhu 13

2.5.1.2.Kecerahan 13

2.5.1.3. Intensitas Cahaya 14

2.5.1.4. Kekeruhan 14

2.5.2. Parameter Kimia 14

2.5.2.1. pH 14

2.5.2.2. DO (Oksigen Terlarut) 14

2.5.2.3. BOD 15

2.5.2.4. Fosfat 15

2.5.2.5. Amonia 15

2.5.3. Parameter Biologis 16

2.5.3.1. Kelompok Bakteri Coli 16

2.5.3.1.1. BakteriColiform 16

(6)

2.5.3.2.1.Salmonella 18 BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 19

3.1.1. Tempat Penelitian 19

3.1.2. Waktu Penelitian 19

3.2. Alat dan Bahan 20

3.2.1. Alat 20

3.2.2. Bahan 21

3.3. Rancangan Penelitian 21

3.4. Populasi dan Sampel 23

3.4.1. Populasi 23

3.4.2 Sampel 23

3.5. Prosedur Kerja 23

3.5.1. Tahapan Persiapan 23

3.5.2. Tahap Pengambilan Sampel 23

3.5.3. Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Air 24 3.5.4. Tahap Pemeriksaan di Laboratorium 26 3.5.4.1. Prosedur Kerja Coliform 26 3.5.4.2. Prosedur Kerja Salmonella 27 3.6. Teknik Perhitungan Kelimpahan Bakteri 29

3.7. Teknik Analisis Data 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31

4.1. Hasil Penelitian 31

4.2. Pembahasan 37

4.2.1. Jumlah Koloni Bakteri ColiformTerhadap Kualitas Fisik 37 4.2.2. Jumlah Koloni Bakteri ColifromTerhadap Kualitas Kimia 37 4.2.3. Jumlah Koloni Bakteri SalmonellaTerhadap Kualitas Fisik 39 4.2.4. Jumlah Koloni Bakteri SalmonellaTerhadap Kualitas Kimia 39 4.2.5. Keberadaan Bakteri Coliformdan BakteriSalmonella 40

BAB V KESIMPULAN 41

5.1. Kesimpulan 41

5.2. Saran 42

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Alat yang Digunakan Dalam Penelitian 20 Tabel 3.2. Bahan yang Digunakan Dalam Penelitian 21 Tabel 3.3. Parameter Fisik-Kimia Yang Diukur 25 Tabel 4.1. Faktor Fisik Perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol

Di Tujuh Stasiun Pengamatan 31

Tabel 4.2 Kajian Faktor Fisik di Tuju Stasiun Pengamatan Terhadap

Baku Mutu Perairan Perikanan 32

Tabel 4.3. Faktor Kimia Perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol

Di Tujuh Stasiun Pengamatan 32

Tabel 4.4. Kajian Faktor Kimia di 7 Stasiun Pengamatan Terhadap Baku

Mutu Perairan Perikanan 33

Tabel 4.5. Jumlah Koloni BakteriColifromPada Stasiun yang Berbeda 34 Tabel 4.6. Keberadaan BakteriSalmonelladi Stasiun yang Berbeda 34 Tabel 4.7. Tabel Stasiun Pengamatan Yang Menunjukkan Perbedaan

Dengan Stasiun Pembanding 35

Tabel 4.8. Faktor Fisik-Kimia dan Biologis Tertinggi dan Terendah

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. Gambaran Umum Lokasi Danau Toba Haranggaol 6

Gambar 2.2. Keramba Jaring Apung 8

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia, dengan luas permukaan 1.100 kilometer persegi, dengan perairan terdalam berkisar 435 m terletak pada ketinggian 995 diatas permukaan laut. Danau Toba terletak antara 2-3 LU dan 98-99 BT. Danau Toba merupakan sumberdaya air yang sangat penting ditinjau dari segi ekologi, hidrologi, serta fungsi ekonomi (Barus, 2007). Pada mulanya Danau Toba dikembangkan sebagai daerah parawisata, namun sejak tahun 1998 Danau Toba mulai diperkenalkan pemeliharaan ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (KJA). Sejak saat itu masyarakat terutama yang tidak memiliki lahan berladang/bertani mulai beralih ke budidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung (Ginting, 2008).

Muhamad dan Lukman (2010), mengutarakan bahwa pada tahun 1999 di perairan Danau Toba tercatat sekitar 2.400 unit KJA telah beroperasi dan direncanakan akan dikembangkan lagi menjadi 55.375 unit. Satu diantara beberapa usaha keramba jaring apung tradisional di Danau Toba yang berkembang sangat pesat, ada di Kacamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Pada saat ini Haranggaol menjadi pemasok ikan air tawar terbesar di Sumatera Utara (Deby, 2013). Jumlah keramba yang melampaui batas akan mengakibatkan proses sedimentasi yang tinggi berupa penumpukan sisa pakan di dasar perairan dan berdampak buruk bagi perairan Danau Toba yang pada akhirnya mempengaruhi ikan yang dipelihara (Muhamad dan Lukman, 2010).

(10)

bobot ikan yang dipelihara, maka beban limbah organik yang berasal dari sisa pakan yang tidak termakan dan dari feses yang masuk kelingkungan perairan danau semakin tinggi. Beban limbah organik dari kegiatan budidaya ikan dalam KJA ini akan mempengaruhi parameter kualitas lingkungan perairan terutama kadar P dan ketersediaan oksigen terlarut (Siagian, 2010). Hasil analisis laboratorium terhadap sampel air danau yang diambil pada waktu terjadinya kematian masal ikan mas di perairan Haranggaol Danau Toba pada bulan November 2004 menunjukkan bahwa nilai kelarutan oksigen Disolved Oxygen (DO) telah turun pada nilai yang sangat rendah yaitu sebesar 2,95 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan oksigen sudah sangat terbatas (Barus, 2004). Selanjutnya nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) sebesar 14mg/l memberikan indikasi tingginya bahan organik dalam air. Bahan organik tersebut berasal dari sisa pakan yang tidak habis dikonsumsi oleh ikan budidaya. Demikian juga konsentrasi zat-zat nutrisi seperti nitrogen dan fosfor telah jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan (Barus, 2004).

Kegiatan Budidaya ikan dalam jaring apung teryata menghasilkan senyawa nitrit yang tinggi pada perairan yang tinggi melalui proses nitrifikasi. Hasil penelitian Yazwar (2008) menunjukkan bahwa pada lokasi yang terletak di tengah danau (sekitar 500 m dari pinggir danau) kecerahan air mencapai kedalaman 11-14 m dengan kandungan nutrisi dalam air masih rendah dan kadar oksigen masih terdeteksi sampai dasar danau pada kedalaman antara 200-500 m, sehingga perairan danau masih tergolong Oligotrofik (Miskin zat hara). Pada lokasi penelitian yang dekat dengan pemukiman dan lokasi budidaya ikan dalam jaring apung terdeteksi kadar nutrisi yang tinggi serta ditandai dengan pertumbuhan eceng gondok yang cukup subur (Ginting 2001).

Zat-zat yang terlarut dalam suatu perairan dapat berupa partikel-partikel, sedimen dan materi organik. Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut di dalam air maka air akan semakin keruh, sehingga produktivitas primer menurun. Faktor ini dapat menyebebkan pertumbuhan bakteri menurun dan juga meningkat.

(11)

3

indikasi bahwa perairan tersebut sudah tercemar. Salah satu parameter penunjang keberhasilan budidaya air tawar adalah kondisi bakteriologis di dalam perairan budidaya tersebut. Parameter bakteriologis yang digunakan sebagai indikator kualitas perairan budidaya air tawar adalah kelompok bakteri koli dan bakteri patogen (Lies, 2013). Dalam penilaian kualitas perairan, semakin banyak jumlah bakteri koli dan bakteri patogen yang terdapat pada perairan budidaya maka dapat menyebabkan kematian benih secara massal dan turunnya kualitas paska panen bahkan mematikan manusia yang mengkonsumsi biota yang dibudidayakan (Lies, 2013), batas maksimum kisaran bakteri koli dalam suatu perairan itu 200 koloni/100ml sedangkan untuk kandungan bakteri patogen dalam sutu perairan tidak diperbolehkan dalam kisaran tertentu karena bakteri ini sangat berbahaya bagi mikroorganisme perairan (Djoko, 2011).

Melihat akibat yang ditimbulkan dari kegiatan Keramba Jaring Apung terhadap kualitas perairan di danau maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang “ Analisis Kualitas Air Secara Mikrobiologis Akibat Aktivitas Keramba Jaring Apung di Haranggaol ” .

1.2. Batasan Masalah

Permasalahan penelitian ini dibatasi pada pengamatan secara Mikrobiologis khususnya bakteri Coliform dan bakteri Salmonellaserta faktor fisik dan kimia disekitar Karamba Jaring Apung (KJA) di Kecamatan Haranggaol.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Keadaan Sifat Fisik dan Kimia perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol di tinjau dari Baku Mutu Perairan Perikanan?

(12)

3. Apakah ada pengaruh faktor fisik-kimia terhadap kelimpahan bakteri Coliform dan keberadaan Salmonella di perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol ?

1.4. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui Keadaan Sifat Fisik dan Kimia perairan Danau Toba

Kecamatan Haranggaol di tinjau dari Baku Mutu Perairan Perikanan.

2. Mengetahui berapa kelimpahan bakteri Coliform dan ada tidaknya bakteri Salmonella Pada Jarak 20m, 40m, dan 60m dari keramba kearah Barat dan Utara diperairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol di tinjau dari Baku Mutu Perairan Perikanan.

3. Mengetahui apakah ada pengaruh faktor fisik-kimia terhadap kelimpahan bakteri Coliform dan keberadaan Salmonella di perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil yang akan diperoleh dalam penelitian ini diharapkan akan bermanfaat untuk:

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemkab dan Pemprov dalam rangka pengelolahan, pengembangan, dan pelestarian Danau Toba.

(13)

41

BAB V KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat kualitas air Danau Toba Kecematan Haranggaol berdasarkan kelimpahan BakteriColiform dan keberadaan Salmonella serta sifat fisik-kimia air di kecamatan Haranggaol dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap ke 7 Stasiun sampel air Danua Toba kecamatan Haranggaol dari faktor fisik perairanya masih memenuhi standar baku mutu untuk perairan perikanan dan dari segi faktor kimianya pH, DO, BOD, Fosfat semuanya memenuhi standar baku mutu untuk perairan perikanan terkecuali kandungan amoniaknya sudah melebihi ambang batas untuk pertumbuhan perikanan yaitu 0,025mg/l - 0,86 mg/l, PP No 02 Tahun 2011 standar baku mutu untuk perikanan < 0,02 mg/l.

2. Berdasarkan hasil pemeriksaaan Kelimpahan BakteriColiformterhadap ke 7 Stasiun jumlah rata-rata kelimpahan bakteri Coliformnya, yaitu: Stasiun 0 jumlah koloninya 353.33 MPN/100ml, di stasiun ke 1 jumlah koloninya 103.33 MPN/100ml, di stasiun ke 2 jumlah koloninya 53.33 MPN/100ml, di stasiun ke 3 jumlah koloninya 116.33 MPN/100ml, di stasiun ke 4 jumlah koloninya 780 MPN/100ml, di stasiun ke 5 jumlah koloninya 273.33 MPN/100ml, di stasiun ke 6 jumlah kolonini 1600 MPN/100ml. Menutut Lies (2013), kelayakan perairan yang bisa digunakan budidaya ikan total Coliformnya tidak lebih dari 200 koloni/100 ml, hasil pemeriksaan bakteriologis pada Perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol sudah melebihi standar kelayakan untuk budidaya ikan. Keberadaan Bakteri Salmonellatidak diperbolehkan ada dalam perairan.

(14)

5.2. Saran

Sebagai saran yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang perlu dilakukan adalah:

1. Diharapkan pemerintah kabupaten dan pemerintah propinsi untuk mempertimbangkan penambahan Keramba Jaring Apung Di Perairan Danau Toba Kecamatan Haranggaol.

(15)

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2008), http://bioweb.uwlax.edu/bio203/s2008/moder_just/, (diakses rabu, 13 Agustus 2008).

Anonim, (2012), Courtesy:http://www.itsa.fr, (diakses pada kamis, 8 Maret 2013). Anonim,(2013),https://www.google.com/search?q=danau+toba+haranggaol&es_s

m=93&tbm=isch&imgil, (diakses senin, 21 Januari 2013).

Anonim, (2014),http://www.teropongbisnis.com/teropong-usaha/bisnis budidaya-ikan keramba-jaring-apung-dengan-keuntungan-menggiurkan, (diakses Senin, 16 Juni 2014).

Ariani, H., 2003, Penyakit Bakterial Pada Budidaya Krustasea Serta Cara Penaganannya,Oseana28(3): 1-10.

Bartam, J., end S., Pedley, (1996), Water Quality Monitoring-A Practical Guide to the Design and Implementation of freshwater Quality Studies and Monitoring Of Programmes,ISBN 0-419-22320-7, UNEP.

Bugis, H., Daud, A., Birawida, A., (2012), Studi Kandungan Logam Berat Kromium VI (CR VI) Pada Air Dan Sedimen Disungai Pangkajene Kabupaten Pangkep, Jurnal Penelitian, Universitas Hasanuddin, Makassar. Barus, T., A., (2004),Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Sungai Dan

Danua, USU Press, Medan

_________, (2007), Keanekaragaman Hayati Ekosistem Danau Toba dan Upaya Pelestariannya, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Limnologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan.

Brotowidjoyo, M.,D., D., Tribawono & E., Mulbyantoro, (1995), Pengantar Lingkungan Perairan Dan Budi daya air, Penerbit Liberti, Jakarta.

Cypriana, S., (2009), Keanekaragaman dan Kelimpahan Ikan Serta Keterkaitanya Dengan Kualitas Perairan di Danau Toba Balige Sumatra Utara, Tesis, Usu, Medan.

(16)

Deby, D.H., Yunasfi, Zulha, A.H., (2013), Kondisi Kualitas Air Danau Toba di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalunggun Sumatra Utara. Fakultas Pertanian Sumatara Utara.

Devi, (2000),Studi Analisis Coliform dan Colifecal pada perairan sungai Siak di daerah Kota Madya Pekanbaru, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau, Pekanbaru, (Skripsi), http://unri-skripsi/analisis-coliform disungai/ (18 April 2009).

D., Dwidjoseputro, (1994), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Djoko, H., K., (2011), Kajian Kesuburan Ekosistem Perairan Laut Sulawesi Tenggara Berdasarkan Aspek Bakteriologi, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis3(2):32-47.

Elfrida, (2011), Analisis Kandungan Organik dan Anorganik Sedimen Limbah Keramba Jaring Apung (KJA) Di Danau Maninjau Provinsi Sumatra Barat, Universitas Bung Hatta, Jakarta.

Erlania, Rusmaeidi, Anjang, B., P., dan Joni, H, (2010), Dampak Manajemen Pakan Dari Kegiatan Budidaya Ikan Nila (Oreochromis nilaticus) di Keramba Jaring Apung Terhadap Kualitas Perairan Danau Maninjau, Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, Jakarta Selatan.

Frits, T., Ockstan, K., Robert, R., (2013), Studi Parameter Fisika kimia Air pada Areal Budidaya ikan di Danau Tandano Desa Paleloan Kabupaten Manihasa, Budidaya Perairan1(2): 8-19

Ginting, K., (2008), Peralihan Mata Pencarian Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Ke Sektor Peternakan Ikan, Skripsi, USU, Medan.

Ginting, Orba, (2011), Studi Korelasi Kegiatan Budidaya Ikan Keramba Jaring Apung dengan Pengayaan Nutrien (Nitrat dan Fosfat) dan Klorofil-a di Perairan Danau Toba, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Henhen, S., Iskandar, Astuti, (2002), Studi Kualitas Air Pada Petakan Benih Udang Windu (Panaeus monodon Fab) di Kabupaten Indramayu, Laporan Penelitian, Bandung.

Khotimah, S., (2013), Kepadatan Bakteri Colifrom Di Sungai Kapuas Kota Pontianak,Seminarata, Unila, Lampaung.

(17)

45

Lies, Indah, S., (2014), Kualitas Perairan Tambak Udang Berdasarkan Parameter Mikrobiologi,Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis6 (1):157-170. Megasari, R., Biatmoko, D., Ilham, W., Hadie, J., (2012), Identifikasi

Keanekaragaman Jenis Bakteri Pada Proses Pengelolahan Limbah Cair Industri Minuman Dengan Lumpur Aktif Limbah Tahu, Enviro Scienteae 8:89-101.

Michael, P., (1984),Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Laboratorium, UI Pres, Jakarta.

Muhamad, B., dan Lukman, (2010), Distribusi dan Kelimpahan Populasi Bakteri Heterotrofik Di Danau Toba,Limnotek17 (2): 181-190.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolahan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Presiden Republik Indonesia.

Pujiastuti, P., (2013), Kualitas Dan Beban Pencemaran Perairan waduk Gajah Mungkir,Jurnal Ekosains5(1): 59-75.

Rochdianto, A., (2005), Budidaya Ikan di Jaring Terapung, Penebar Swadaya, Jakarta.

Setyo, S., Bambang, S., Elkobar, N., (2007), Analisis Kualitas Air di Hulu dan Hilir Waduk Resapan Kampus Universitas UI, Deperteman Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ISBN No. 978-979-18342-0-9, Jakarta.

Siagian, M., (2010), Strategi Pengembangan Keramba Jaring Apung Berkelanjutan di Waduk PLTA Koto Panjang Kampar Riau, Jurnal Perikanan dan Kelautan15(2): 145-160.

Sianturi, T., (2004), Degradasi Danau Toba, Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian2(1): 1-3

Silalahi, J., (2010), Analisis Kualitas Air Dan Hubungannya Dengan Keanekaragaman Vegetasi Akuatik Di Perairan Balige Danau Toba, Tesis, Usu, Medan.

(18)

Sinaga, S., (2010), Analisis Kualitas Air Danau Toba Berdasarkan Kelimpahan Escherichia coli Di Kawasan Pemukiman Penduduk Kecamatan Muara Kabupaten Tapanauli Sumatra Utara, Unimed press, Medan.

Suwasono, H., Metty, K., (1996), Prinsip-prinsip Dasar Ekologi, Manajemen PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Trecia, T., Rina, M., (2010), Bakteri Coliform di Perairan Teluk Doreri Maknokwari Aspek Pencemaran Laut dan Identifikasi Spesies, Ilmu Kelautan15(1): 47-52.

Wardhana, W.,A., (2004), Dampak Pencemaran Lingkungan, CV. Andi, Yogyakarta.

World Health Organization, (1982), Bacteriological Examination, Examination of Water Pollution Control 3: 273-531.

Yazwar, (2008),Keanekaragaman Plankton Dan Keterkaitanya Dengan Kualitas Air di Parapat Danau Toba, Tesis, USU, Medan .

(19)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Gambar 2.1.Gambaran Umum Lokasi Danau Toba Haranggaol

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bermaksud mengungkapkan bentuk tindak tutur ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi yang digunakan pada kolom olahraga di surat kabar Solopos edisi Juni-Juli

Hanya faktor tunggal berupa tepung ikan dan tepung kedelai yang memberikan pengaruh berbeda nyata, serta jika dibandingkan dengan media SWC maka fase eksponensial terjadi

Dari hasil percobaan yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Worstation dan Server dapat saling terhubung jika dikonfigurasi dengan benar. Web browser di workstation

TESIS PELATIHAN STRATEGI MEMASUKI DUNIA KERIA.... Sitti

Cara yang dapat dilakukan adalah menerapkan dan mengukur tingkat keberhasilan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk mengkategorikan hazard dengan menggunakan metode

It is recommended that teachers of Sports, Physical Education and Health be always creative in implementing the curriculum, analyzing the materials and the values contained in any

intelegensi tinggi tidak merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena masih ada faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh,

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendorong innovation driven yaitu ekonomi yang dibangun atas dasar iptek yang bernilai tambah tinggi agar terbentuk budaya kreatif