• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARURAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARURAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA

DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Oleh: Widya Pangestika

NIM 4113131080

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Widya Pangestika (4113131080) Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya penerapan model problem based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA. Sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas eksperimen 1 yang diberi perlakuan menggunakan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan kelas eksperimen 2 diberi perlakuan model problem based learning. Penelitian ini menggunakan instrument test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil peningkatan belajar (gain) siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang didapat kedua kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan, dan diperoleh Fhitung = 3,59 sedangkan Ftabel = 1,99. Karena Fhitung > Ftabel pada taraf 5%, maka Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya penerapan model problem based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit di SMA. Nilai afektif berupa sikap kerjasama siswa dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi, dimana r > 0. Pada eksperimen 1 diperoleh r = 0,67 dan eksperimen 2 diperoleh r = 0,48 dengan demikia Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan nilai sikap kerjasama terhadapa persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan yang diajar dengan model problem based learning.

(4)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Lembar pengesahan

Riwayat Hidup Abstrak

Kata Pengantar

Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

i ii iii iv

vi ix x xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 4

1.3 Batasan Masalah 4

1.4 Rumusan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 Manfaat Penelitian 5

1.7 Defenisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran 7

2.1.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning 7

2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning 7 2.1.1.2 Ciri-Ciri Model Pembelajaran Problem Based Learning 8

2.1.1.3 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 9 2.1.1.4 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem

Based Learning

10

2.2 Metode Pembelajaran 11

(5)

vii

2.2.1.1 Pengertian Metode Eksperimen 11

2.2.1.2 Sintaks Metode Eksperimen 12

2.2.1.3 Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen 13

2.3. Kerjasama 13

2.4 Belajar 14

2.4.1 Hakikat Belajar 14

2.4.2 Hasil Belajar 14

2.5 Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit 15

2.5.1 Pengertian Larutan 15

2.5.2 Sifat Hantar Listrik Larutan 15

2.5.3 Larutan Elektrolit 15

2.5.4 Larutan Nonelektrolit 17

2.5.5 Senyawa Elektrolit 2.5.6 Teori Ionisasi Elektron

18 19

2.6 Kerangka Berpikir 19

2.7 Hipotesis Penelitian 20

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 22

3.1.1 Lokasi Penelitian 22

3.1.2 Waktu Penelitian 22

3.2 Populasi dan Sampel 22

3.2.1 Populasi Penelitian 22

3.2.2 Sampel Penelitian 22

3.3 Variabel Penelitian 22

3.3.1 Variabel Bebas 22

3.3.2 Variabel Terikat 23

3.3.3 Variabel Kontrol 23

3.4 Instrumen Penelitian 23

(6)

viii

3.4.2 Instrumen Non Tes 27

3.5 Rancangan Penelitian 29

3.6 Teknik Pengumpulan Data 29

3.7 Teknik Analisis Data 32

3.7.1 Uji Normalitas 32

3.7.2 Uji Homogenitas 32

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.4 Peningkatan Hasil Belajar

33 35 3.7.5 Penilaian Instrumen Nontes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 4.1.2. Analisis Data Instrumen Nontes 4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.2.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa 4.2.2. Sikap Kerjasama Siswa

4.3. Analisis Data Hasil Penelitian 4.3.1. Uji Normalitas

4.3.2. Uji Homogenitas 4.3.3. Uji Hipotesis 4.4. Pembahasan 4.5. Temuan Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran 35 37 37 38 38 38 41 43 43 45 47 48 51 53 53

(7)
(8)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 9 Tabel 2.2 Beberapa Contoh Larutan Elektrolit Kuat dan Elektrolit

Lemah

17

Tabel 2.3 Pengamatan Daya Hantar Listrik Larutan 18

Tabel 2.4 Perbedaan Antara Elektrolit Senyawa Ion dengan Senyawa Kovalen

19

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Objektif 24

Tabel 3.2 Kriteria Validitas Tes 25

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 26 Tabel 3.4 Kisi-Kisi Lembar Observasi Kerjasama 28

Tabel 3.5 Rancangan Penelitian 29

Tabel 3.6 Koefisien Korelasi 34

Tabel 3.7 Persentase Nilai Sikap Siswa

Tabel 4.1 Rangkuman Statistik Deskripti Pneingkatan Hasil Belajar Tabel 4.2. Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa Pada Setiap Pertemuan.

Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tabel 4.4. Uji Normalitas Data Sikap Kerjasama Siswa

Tabel 4.5. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tabel 4.6. Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasama Siswa

Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tabel 4.8. Hasil Uji Hipotesis Data Hubungan Kerjasama Siswa

Dengan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa

36 40 42

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Elektrolit Kuat, Lemah dan Nonelektrolit 18 Gambar 3.1 Desain Penelitian

Gambar 4.1 Digram Nilai Rata-Rata Peningkatan Hasil Belajar Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siswa

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 57

Lampiran 2a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

58 66 Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Soal 73

Lampiran 4. Instrumen Tes SebelumValidasi 74

Lampiran 5. Jawaban Instrumen Tes 83

Lampiran 6. Pembahasan Kunci Jawaban Lampiran 7a. Lembar Analisis Masalah Lampiran 7b. Lembar Analisis Masalah Lampiran 8a. Lembar Analisis Masalah

84 101 104 107 Lampiran 8b. Lembar Analisis Masalah

Lampiran 9. Kunci Jawaban Analisis Masalah

Lampiran 10. Kisi-Kisi Instrumen Soal Sesudah Validasi Lampiran 11. Instrument Test SetelahValidasi

Lampiran 12. Kunci Jawaban Sesudah Validasi Lampiran 13. Kisi-Kisi Lembar Observasi Sikap Lampiran 14. Lembar Observasi Penilaian Sikap Lampiran 15. PerhitunganValiditas Soal

Lampiran 16. Tabel PerhitunganValiditas Soal Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Lampiran 18. Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda Soal

Lampiran 20. Tabel Perhitungan Daya Beda Soal Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Soal

Lampiran 22. Tabel Perhitungan Reliabilitas Soal Lampiran 23. Tabel Kesimpulan

Lampiran 24. Rekapitulasi Data Peningkatan Hasil Belajar Lampiran 25. Uji Normalitas Data PeningkatanHasil Belajar Lampiran 26. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar

(11)

xii

Lampiran 27. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah I Lampiran 28. Lembar Observasi Sikap

Lampiran 29. Rekapitulasi Data Lembar Observasi Sikap Lampiran 30. Uji Normalitas Data SikapKerjasamaSiswa Lampiran 31. Uji Homogenitas Data SikapKerjasamaSiswa Lampiran 32. Pengujian Hipotesis Rumusan Masalah II

Lampiran 33. Hubungan Kerjasama Dengan Persen Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Lampiran 34. Tabel r Product Moment Lampiran 35. Tabel Chi Kuadrat Lampiran 36. Tabel Uji T Lampiran 37. Tabel nilai Ftabel

Lampiran 38. Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 39. Dokumentasi Pennelitian

146 148 152 153 156 158

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut Astuti (2011), salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak

kurang di dorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal

informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi serta dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya, anak didik yang telah lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi.

Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam yang mempelajari gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi. Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana keterampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip serta teori yang melandasinya (Magdalena, dkk. 2014).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa bahwasanya siswa menganggap mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran yang bersifat abstrak, penuh dengan rumus-rumus dan konsep-konsep yang sulit untuk dipahami. Proses pemebelajaran yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah tanpa adanya inovasi dalam segi metode ataupun model pembelajaran sehingga membuat proses pembelajaran hanya berpusat pada

guru. Proses pembelajaran masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pendalaman materi menyebabkan siswa kurang terlatih mengembangkan keterampilan berpikir dalam memecahkan masalah serta siswa cenderung menghafal materi tersebut. Pemanfaatan sarana dan prasarana laboratorium yang jarang digunakan dikarenakan keterbatasan bahan-bahan kimia sehingga siswa

(13)

2

jarang melakukan eksperimen ataupun praktikum untuk menguji kebenaran dari materi yang diajarkan.

Salah satu upaya menurut Assriyanto, dkk (2014) yang biasa dilakukan pendidik untuk membuat suasana proses belajar mengajar siswa bergairah adalah dengan menggunakan model pembelajaran dan berbagai metode pembelajaran yang ada. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang mendeskripsikan

dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain model pembelajaran konvensional, kontekstual, kooperatif, kuantum terpadu dan berbasis masalah.

Model pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan (Trianto, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wasonowati, dkk (2014) pada penelitiannya yang berjudul penerapan model problem based learning (PBL) pada pembelajaran hukum-hukum dasar kimia ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 82,71 dan persentasi ketercapaian 81,25%. Serta hasil penelitian yang dilakukan Pratiwi, dkk (2014) pada penelitiannya yang berjudul pelaksanaan model pembelajaran problem based learning (PBL) pada materi redoks yang menunjukkan bahwa dapat

mengembangkan kompetensi sikap pada pembelajaran, sehingga 86,29% peserta didik memiliki kompetensi sikap baik. Nurhayati, (2013) pada pokok bahasan minyak bumi dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) hasil

belajar siswa diperoleh sebesar 81,69%. Saifudin, (2010) pada pokok bahasan

kesetimbangan kimia diperoleh hasil belajar siswa sebesar 86,49%. Ibrahim

(2013), penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbasis multimedia

adanya peningkatan hasil belajar siswa dari 27,1% menjadi 50% dan Devi (2014)

dalam penelitiannya berjudul perbedaan implementasi pembelajaran kimia model

(14)

3

pada SMAN 1 dari segi aspek pengetahuan 82,35%, sikap 84,71% dan

keterampilan 65,78% sedangkan SMAN 5 dari segi aspek pengetahuan 65,62%,

sikap 84,65% dan keterampilan 70,73%.

Metode eksperimen adalah suatu cara penyampain pengajaran dengan melakukan kegiatan percobaan untuk menemukan sendiri apa yang dipelajari baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa mampu mengecek kebenaran

suatu hipotesis atau membuktikan sendiri apa yang dipelajari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sartika (2012) yang berjudul pengaruh penerapan

metode eksperimen sebagai implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan metode eksperimen mempunyai pengaruh yang lebih baik terhadap prestasi siswa dengan persentase ketuntasan untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, kelas eksperimen 3 dan kelas kontrol yaitu 89%; 65%; 86% dan 55%. Hasni (2014), adanya peningkatan hasil belajar dengan metode eksperimen dari 82,35% menjadi 94,11%. Kurniawan (2011), adanya adanya peningkatan aktivitas siswa dengan metode eksperimen. Sementara menurut Lestari (2009) yang berjudul pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa yaitu adanya perbedaan prestasi belajar kimia antara siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan rendah.

Larutan elektrolit dan nonelektrolit merupakan pokok bahasan kimia kelas X. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kasih (2012) yang berjudul pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan media windows movie maker terhadap hasil belajar siswa dan kreatifitas siswa pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit kelas X di SMA Negeri 1 Bukit menunjukkan

(15)

4

Merujuk pada penelitian diatas disertai adanya berbagai pendapat tentang hasil penelitian, penulis mengajukan penelitian dengan judul “ Penerapan Model Problem Based Learning menggunakan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Kerjasama dan Hasil Belajar Kimia pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Larutan Nonelektrolit”.

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka ruang lingkup

dalam penelitian ini adalah persentase dan peningkatan hasil belajar kimia siswa aspek kognitif dan afektif yang telah dibelajarkan dengan menggunakan model problem based learning menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan

larutan elektrolit dan nonelektrolit.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang dapat muncul dari penelitian ini, serta mengingat keterbatasan waktu dan sarana penunjang lainnya maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model problem based learning dengan metode eksperimen untuk kelas

eksperimen 1 dan model problem based learning untuk kelas eksperimen II.

3. Materi yang diberikan dibatasi pada materi larutan elektrolit dan noelektrolit.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belajang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

(16)

5

dibanding peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan penerapan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA ?

2. Adakah hubungan kerjasama terhadap persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan model problem based learning pada pokok

bahasan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA ?

1.5. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan model problem based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan penerapan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit di SMA.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan kerjasama terhadap persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan model problem

based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan

nonelektrolit di SMA.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :

1. Bagi peneliti/mahasiswa, hasil penelitian akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningktakan kompetensinya sebagai calon guru.

(17)

6

3. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pengalaman cara belajar siswa.

4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

5. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7. Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap variable yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Model problem based learning merupakan model pembelajaran berdasarkan masalah yang dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pengetahuan, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual serta bertanggung jawab ( Adawiyah, 2011). 2. Metode eksprimen adalah metode mengajar yang dilakukan guru dengan

cara memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan atau eksperimen di laboratorium ( Tambunan , 2013 ).

3. Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.

4. Kerjasama menurut W.J.S. dalam Syahrianda (2014) merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok sehingga terciptanya hubungan yang erat antar tugas pekerjaan dengan anggota kelompok lain

demikian pula penyelesaiannya.

(18)

53

53 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa: 1. Adanya penerapan model problem based learning menggunakan metode eksperimen memberikan peningkatan hasil belajar yang lebih tinggi dibanding hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.

2. Adanya hubungan kerjasama terhadap persentase peningkatan hasil belajar yang diajar dengan model problem based learning menggunakan metode eksperimen dan model problem based learning pada pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit.

5.2 SARAN

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas,

maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam proses pembelajaran untuk pencapaian kerjasama, hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran problem based learning menggunakan metode eksperimen sebagai model alternatif, karena model pembelajaran ini telah terbukti dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa. 2. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun variabel-variabel afektif lainnya.

(19)

53

53

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, R., (2011), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningktakan Aktivitas Belajar Siswa, Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Assriyanto, K.E., J.S, S., dan Sulistyo, S., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Melalui Metode Eksperimen dan Inkuiri Terbimbing Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Pada Materi Larutan Penyangga Di SMA N 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.3 No.3.

Astuti, L.C., (2011), Peningkatan Hasil Belajar Konsep Kesetimbangan Kimia Melalui Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Chang, R., (2004), Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Devi, A., Sri, M.,dan Haryono., (2014), Perbedaan Implementasi Pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL) Materi Stoikiometri Kelas X MIA SMA Negeri Di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.3 No.4.

Hamdani., (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.

Hutagalung, R., (2014), Penyediaan Modul Pembelajaran Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Inovatif Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Learning, Skripsi, Unimed. Medan.

Istarani., (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Kasih, S., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Dengan Media Windows Movie Maker Terhadap Hasil Belajar Siswa Dan Kreatifitas Siswa Pada Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Kelas X di SMA Negeri 1 Bukit, Skripsi, Unimed, Medan.

(20)

54

54

Magdalena, O., Sri, M., dan Elfi, S.VH., (2014), Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning Dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau Dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMAN 1 Boyolali, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol.3 No.4.

Mentari, M.U., (2014), Studi Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan Model Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), Skripsi, Universitas Bengkulu, Bengkulu.

Ngalimun., (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2, Erlangga. Jakarta.

Pratiwi, Y., Tri, R., dan Mohammad, M., (2014), Pelaksanaan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol 3 No.4.

Rusman., (2010), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesi Guru, PT. Rajagrafindo, Jakarta.

Saifudin, A., (2010), Upaya Menngkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem based Learning (PBL)., Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Sartika, S.B., (2012), Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pedagogia, Vol.1 : 189-211.

Sugiharti, G., (2013), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan.

(21)

55

55

Syahrianda, M., (2014), Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis, Dan Kerjasama Siswa Yang Dibelajarkan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kooperatif Tipe Student Achievement Division Pada Pokok Bahasan Stoikiometri, Jurusan Kimia FMIPA Unimed, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.

Tambunan, M.M, (2013), Strategi Belajar Mengajar, Universitas Negeri Medan, Medan.

Tarigan, H., Dita, E., dan Rapani, (2014), Penerapan Model Think Pair Share Untuk Meningkatkan Sikap Kerjasama Dan Hasil Belajar, Skripsi, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Tiopan, Parning., dan Horale., (2005), Kimia 1, Yudhistira, Jakarta.

Trianto., (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Konsep, Landasan dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 2.1 Elektrolit Kuat, Lemah dan Nonelektrolit

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Dampak Audit Pajak Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak (Studi Kasus

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar

Apabila di dalam putusan ditetapkan bahwa pembunuhan itu telah dilakukan setelah mengadakan pertimbangan secara tenang dan direncanakan dengan tenang pula, maka ini berarti

[r]

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SCIENTIFIC APPROACH DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA KURIKULUM 2013.. Universitas Pendidikan Indonesia

Selaku pengelola Bank Sampah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di Bank Sampah Green Life Center, Bank Sampah Mapan dan Bank

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan pada PT.Tirta