• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN MELALUI MODEL PMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG DIBELAJARKAN MELALUI MODEL PMEBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN STAD DENGAN MEDIA POWERPOINT PADA POKOK BAHASAN KOLOID."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi berjudul “Analisis Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Dibelajarkan Melalui Model Pmebelajaran Kooperatif Tipe TGT Dan STAD Dengan Media Powerpoint Pada Pokok Bahasan Koloid” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Mahmud, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

membimbing penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, bapak Drs.Wesly Hutabarat, M.Sc, dan ibu Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai pada penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf pegawai jurusan kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada bapak Drs. Ahmad Dahyar, M.Si selaku guru kimia serta staf pegawai SMAN 3 Medan yang telah mengizinkan saya melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

(2)

Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, 22 Juli 2014 Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Msalah 5

1.3. Batasan Masalah 6

1.4. Rumusan Masalah 6

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat penelitian 7

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kajian Teoritis 10

2.1.1. Hakikat Belajar 10

2.1.2. Hakikat Belajar Kimia 10

2.2. Hasil Belajar Kimia 11

2.3. Model Pembelajaran 12

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif 13

2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dan STAD 15

2.5.1. Model Kooperatif Tipe TGT 15

2.5.2. Model Kooperatif Tipe STAD 20

2.6. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) 23

2.7. Media Pengajaran 24

2.7.1. Pengertian Media 24

2.7.2. Powerpoint Sebagai Media Pengajaran 27

2.8. Metode Demontrasi 28

2.9. Uraian materi Koloid 29

2.9.1. Komponen Sistem Koloid 29

2.9.2. Pengelompokan Sistem Koloid 29

2.9.3. Sifat-Sifat Koloid 30

2.9.4. Pembuatan Sistem Koloid 33

2.10. Kerangka Konseptual 36

2.11.Hipotesis Penelitian 37

(4)

BAB III METODOLOGI PENELTIAN 39

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian 39

3.2. Populasi Dan Sampel Penelitian 39

3.3. Variabel Penelitian 39

3.4. Rancangan/Desain Penelitian 39

3.5. Prosedur Penelitian 40

3.6. Teknik Pengumpulan Data 43

3.6.1. Pretest 43

3.6.2. Posttest 43

3.6.3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa 43

3.7. Instrumen Peneltian 43

3.7.1. Instrument Tes 43

3.7.2. Instrument Non-Test 48

3.8. Teknik Analisis Data 49

3.8.1. Uji Normalitas 49

3.8.2. Uji Homogenitas 50

3.8.3. Uji Hipotesis 50

3.8.4. Uji Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 52 3.8.5. Pedoman Penilaian Instrument Non-Test 52 3.8.6. Analisis Ranah Kognitif Yang Berkembang 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 54

4.1. Hasil Penelitian 54

4.1.1. Deskriptif Data Uji Instrument 54

4.1.1.1 Hasil Validitas Tes 54

4.1.1.2 Tingkat Kesukaran 54

4.1.1.3 Daya Beda 55

4.1.1.4 Reliabilitas Tes 55

4.1.2. Analisis Data Dan Hasil Penelitian 55

4.1.3. Uji Prasyarat Analisis Data 57

4.1.3.1. Uji Normalitas Data 57

4.1.3.1. Uji Homogenitas Data 58

4.1.3.3. Uji Hipotesis Penelitian 58

4.1.3.4. Peningkatan Hasil Belajar 62

4.1.4. Hasil Analisis Ranah Kognitif Yang Berkembang 63

4.2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa 65

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 74

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Saran 74

(5)

DAFTAR GAMBAR

[image:5.595.87.522.116.662.2]

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Linier Antara Pembelajaran Dengan Hasil Belajar 12 Gambar 2.2 Gambar Skema pertandingan atau turnamen TGT 19

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara sesuai dengan Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Pendidikan juga menjadi faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia. Dengan pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Harkat dan martabat suatu

bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Untuk itu, manusia dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikannya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa, sebaliknya bagi Jean piaget pendidikan berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun penciptaan dibatasi dengan pembandingan oleh peciptaan lain. Menurut Jean piaget pendidikan sebagai penghubung dua sisi, di satu sisi individu yang sedang tumbuh dan di sisi lain nilai sosial, intelektual, dan moral yang menjadi tanggung jawab pendidik untuk mendorong individu tersebut (Sagala, 2009).

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Konsep pembelajaran merupakan suatu proses di mana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam kondisi-kondisi khusus. Pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali

(7)

menyukseskan program pendidikan perlu mengubah paradigma guru sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman (Sagala, 2009).

Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa, namun kenyataannya di sekolah menunjukkan sering ditemukannya sejumlah siswa yang memperoleh prestasi belajar rendah, terutama untuk pelajaran eksakta (Slameto, 2010). Rendahnya prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran kimia dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa untuk daerah sumatera utara yaitu: tahun ajaran 2004/2005 pada mata pelajaran kimia adalah 4,01 tahun ajaran 2005/2006 adalah 6,75, tahun ajaran 2006/2007 adalah 6,50, dan tahun ajaran

2008/2009 adalah 6,25 (http://www.waspada.co.id/index.php//2010). Hal tersebut menunjukkan tingginya kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran kimia sehingga harus banyak mendapatkan perhatian dan pemecahan. Menurut Slameto (2010), Banyak faktor yang menyebabkan prestasi belajar rendah, diantaranya

berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal). Salah satu faktor dari dalam diri siswa adalah aktivitas siswa. Salah satu faktor eksternal bersumber dari pendidik/guru adalah penggunaan metode pembelajaran yang kuarang bervariasi dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran Kimia yang dilakukan di SMAN 3 Medan pada 21 Februari 2014 diperoleh hasil belajar kimia siswa yang dicapai pada umumnya masih rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian formatif siswa T.P 2013/2014 pada kelas XI- IPA yang kebanyakan dari masing-masing kelas lebih banyak siswa memperoleh nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan oleh guru kimia yaitu 75 dibandingkan siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM jumlahnya lebih sedikit. Dimana untuk menanggulangi hal tersebut guru melakukan penambahan nilai tugas pribadi/kelompok, kehadiran siswa, dan disiplin siswa agar nilai KKM yang ditetapkan bisa tercapai. Rendahnya hasil belajar kimia siswa disebabkan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan dan pembelajaran masih berlangsung secara konvensional dimana guru berperan secara dominan

(8)

proses belajar mengajar. Ditambah lagi Berdasarkan pengalaman penulis ketika melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) kebanyakan guru kurang menggunakan variasi dalam menggunakan model dan metode mengajar, dengan kata lain guru lebih dominan menggunakan metode ceramah dimana kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru. Akibatnya banyak siswa yang memperoleh hasil belajar Kimia dibawah rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh guru. Menurut Agustifa (2012), Pembelajaran yang disampaikan dengan metode ceramah membuat siswa bosan, tidak bersemangat di kelas, kurang aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan berantusias saat berdiskusi

kelompok dengan temannya. Padahal yang seharusnya dilakukan oleh pendidik adalah meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dengan aktifnya siswa dalam dalam kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membuat kegiatan pembelajaran lebih

bermakna.

Menurut Fahmi (2011), Materi koloid merupakan salah satu materi kimia yang bersifat abstrak yang luas dengan konsep dan uraian. Selain itu, materi koloid juga merupakan materi yang berkarakteristik teori banyak hafalan yang membuat siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Padahal dalam materi ini siswa dituntut untuk memiliki daya ingat dan kemampuan hafalan yang tinggi. Menurut Tiastara (2010), bahasan materi kimia yang luas akan konsep sering menjadi kendala siswa untuk mengikuti pembelajaran kimia. Materi ini sebenarnya tidak akan menjadi kendala bagi siswa jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru sesuai dengan karakteristik materi yang sedang diajarkan.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan pengajar untuk memecahkan masalah terkait kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar antara lain dengan memilih, membuat atau mengkombinasikan model dan media dalam proses pembelajaran. Perlunya media yang tepat untuk menggambarkan proses kejadian yang dapat dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata merupkan hal yang

(9)

koloid yang disampaikan. Oleh sebab itu, pemilihan media mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

Salah satu model yang dapat diterapkan guna meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif. Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang sederajat tetapi heterogen. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai

ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mecapai ketuntasan belajar (Trianto, 2009). Menurut Ardi (2013), dengan adanya kerjasama dalam kelompok kooperatif menjadikan siswa aktif dan kritis dalam menyelesaikan masalah. Selain itu, pembelajaran kooperatif

juga dapat mengurangi kesulitan seseorang dalam belajar, karena kesulitan tersebut dapat diatasi dengan bantuan anggota timnya dengan cara berdiskusi. Dimana pembelajaran kooperatif ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Penerapan model pembelajaran kooperatif dipercaya dapat meningkatkan keikutsertaan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yang akan berdampak langsung terhadap hasil belajar siswa. TGT (Teams Games Tournamnet) dan STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan dua contoh model pembelajaran kooperatif. Penelitian-penelitian sebelumnya juga mengemukakan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT dan tipe STAD lebih berdampak positif dalam pembelajaran kimia terhadap hasil belajar siswa antara lain yang dilakukan oleh (Ashadi dkk, 2012) melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan prestasi kognitif siswa pada materi reaksi redoks yaitu pada silkus I presentase siswa yang tuntas adalah 42,42 % dan meningkat pada siklus II yaitu 81,82 %. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh (Eralita dkk, 2011) menyatakan bahwa

(10)

mengalami peningkatan nilai rata-rata kognitif dari 35,447 menjadi 79,775 pada materi sistem koloid.

Untuk lebih mengoptimalkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan penggunaan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu (Djamarah dan Zain, 2010). Selain itu penggunaan media juga dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mempelajari materi yang akan diajarkan. Ada banyak media yang dapat digunakan oleh guru. Salah satunya adalah media powerpoint yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan yang berkaitan dengan indera penglihatan.

Menurut Lestari (2011), berdasarkan hasil penelitiannya menjelaskan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media powerpoint terhadap kemampuan mengingat siswa. Dalam penelitian lain yang dilakukan oleh Silaban dan Sianturi (2011), mengemukakan terdapat peningkatan hasil belajar kimia siswa yang

diajarkan dengan media powerpoint sebesar 65% dibandingakan dengan menggunakan media peta konsep yang hanya 50%. Jadi, dengan penggunaan media powerpoint diharapkan pembelajaran materi koloid yang berkarakteristik teori dan

banyak hafalan dapat membantu siswa dalam mengingat materi yang disampaikan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan peneltian dengan judul: “Analisis Hasil Belajar Kimia Siswa Yang Dibelajarkan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan STAD Dengan Media Powerpoint Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas XI IPA SMAN 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diindentifikasi permasalahan berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi. 2. Pelajaran kimia yang bersifat abstrak.

3. Perlunya media dalam proses pembelajaran. 4. Hasil belajar kimia siswa masih rendah.

(11)

1.3. Batasan Masalah

Karena keterbatasan peneliti dalam waktu, tenaga, dan biaya, serta untuk menjaga agar peneliti lebih terarah dan terfokus, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Dengan pertimbangan tersebut, maka peneliti membatasi masalah hanya pada:

1. Siswa yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMAN 3 Medan tahun ajaran 2013/2014.

2. Objek pnelitian

a. Model pembelajaran kooperatif dibatasi pada tipe TGT (Teams Games Tournament) dan STAD (Student Teams Achievement Divission)

dengan media powerpoint.

b. Materi dibatasi pada materi koloid kelas XI IPA.

c. Hasil belajar kimia pada ranah kognitif C1-C4.

1.4. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini adapun yang menjadi rumusan masalah adalah: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan

melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung

(Direct instruction) dengan media powerpoint ?

2. Berapakah persen peningkatan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung

(Direct instruction) dengan media powerpoint ?

3. Apakah terdapat hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dengan media powerpoint dan STAD (Student Teams

Achievement Division) dengan media powerpoint ?

(12)

powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung

(Direct instruction) dengan media powerpoint ?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung (Direct instruction) dengan media powerpoint.

2. Untuk mengetahui persen peningkatan hasil belajar pada kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung (Direct instruction) dengan media powerpoint.

3. Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint dan STAD dengan media powerpoint.

4. Untuk mengetahui ranah kognitif mana yang paling berkembang pada kelas yang dibelajarkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media powerpoint, STAD dengan media powerpoint, dan pembelajaran langsung (Direct instruction) dengan media powerpoint.

1.6.Manfaat Penelitian

Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi guru bidang studi khususnya kimia, dapat menjadikan model TGT dan STAD sebagai alternatif dalam proses pembelajaran.

2. Bagi peneliti, untuk memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan STAD pada pokok bahasan koloid.

(13)

berfikir positif dan berpendapat, dan memberikan bekal untuk dapat bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi tambahan dalam melaksanakan penelitian.

1.7. Defenisi operasional

Defenisi operasional dalam penelitian dimaksudkan untuk menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul

penelitian. Adapun batas istilah yang maksud adalah :

1. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan kognitif ini dilukiskan atas dasar taksonomi bloom pada aspek : C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman),

C3 (aplikasi), dan C4 (analisis).

2. Model pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif tujuannya adalah untuk mencapai ketuntasan materi yang disajikan dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

3. TGT (Teams Games Tournament) merupakan model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning yang merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Secara umum TGT memiliki beberapa komponen dalam pelaksanaannya yaitu guru menyiapkan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut (Trianto, 2009).

4. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan model pembelajaran kooperatif yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Agustifa, F., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mencari Pasangan (Make a match) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Rumus Kimia Dan Tata Nama Senyawa Kelas X SMA, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ardi, T., Redjeki, T., dan Utami, B., (2013), Studi Komparasi Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Dan Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi LKS Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Materi Termokimia di SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia Vol.2 :6-10

Arfiadi, A., (2012), Student Team Achievement Division (STAD), http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-team-achievement-division-stad_3721.html (diakses pada 2 februari 2014).

Arfiadi, A., (2012), Teams Games Tournament (TGT), http://modelpembelajarankooperatif.blogspot.com/2012/08/student-team-achievement-division-stad_3721.html (diakses pada 2 februari 2014).

Arifin., M., (2013), Model pemebelajaran Teams Games Tournament (TGT), http://akhmuhammadarifin.blogspot.com/2013/06/model-pembelajaran-team-games.html (diakses pada februari 2014).

Arikunto, S., (2002), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Ashadi., Haryono., dan Tri, N., (2013), penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar kimia dan kreativitas siswa pada materi reaksi redoks kelas X, Jurnal pendidikan kimia vol.2: 135-141.

Asmawati, (2011), Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap penguasaan konsep siswa pada materi bunyi, Skripsi, FITK, UIN, Jakarta.

Azizah,(2009), http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html (Accessed Maret 2011)

Biyobe, W., (2013), Hasil belajar menurut para ahli pendidikan, http://wahid-biyobe.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-arti-penting-spesifik.html (diakses pada 22 februari 2014).

Dimyati, dan Mudjiono., (2006), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

(16)

Djamarah, S.B., dan Zain, A., (2010), Strategi belajar mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Eralita, N., Budi, H., dan Tri, R., (2012), Efektifitas model pembelajaran kooperatif metode student teams achievement divisions (STAD) dan Team assisted individualization (TAI) dilengkapi LKS terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa pada materi pokok koloid, jurnal pendidikan kimia vol.1: 59-66.

Fahmi, R., (2011), Pengaruh Meaningful Learning Dengan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Koloid Di SMA Negeri 1 Tanjungbalai Tahun Ajaran 2010/2011, Skripsi, FMIPA, UNIMED, Medan.

Ichal, M.F., (2013), Model pembelajaran kooperatif,

http://ichaledutech.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-kooperatif.html (diakses pada 1 februari 2014).

Isjoni, (2011), Kooperatif learning, Alfabeta, Bandung.

Lestari, D.S., (2011), Pengaruh penggunaan media power point terhadap kemampuan memori dan hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Depok tahun pelajaran 2010/2011 pada pokok bahasan jamur, Skripsi, Fakultas sains dan teknologi, UINSK, Yogyakarta.

Lina, M., (2013), Pengaruh kooperatif tipe TGT terhadap perolehan belajar pada pembelajaran IPS, Skripsi, PGSD, FKIP Universitas tanjungpura, Pontianak.

Muldayanti, 2013, Pembelajaran biologi model STAD dan TGT ditinjau dari keingintahuan dan minar belajar siswa, Jurnal pendidikan IPA Indonesia Vol.2: 12-17.

Munawar, I., (2009), Hasil belajar (pengertian dan defenisi), http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html (diakses 3 maret 2014).

Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Erlangga.

Putri, D.K., (2013), model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), http://desykartikaputri.wordpress.com/2013/01/02/makalah-model-pembelajaran-stad-student-teams-achievement-division/ (diakses 5 maret 2014).

Sadiman, A.S., (2003), Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(17)

Silaban, R., dan Sianturi, D.P., (2011), Pengaruh penggunaan macro media flash, program powerpoint, dan peta konsep terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan hidrokarbon, Jurnal pendidikan kimia: 1-14.

Silitonga, P.M., (2012), Statistik teori dan aplikasi dalam peelitian, FMIPA, unimed, Medan.

Simanjuntak, A., dan Tambunan, M., (2012), Strategi belajar mengajar kimia, FMIPA, Unimed, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Rineka Cipta, Jakarta.

Slavin, (2010), Cooperatif learning teori, riset, dan praktek, Nusamedia, Bandung.

Sry, (2009), Pemanfaatan Microsoft Power Point Untuk Media Pembelajaran, http://pamongsakaba.wordpress.com/2009/09/29/pemanfaatan-microsoft-power-point-untuk-media-pembelajaran/( diakses 22 Februari 2014).

Sry, (2009), Pemanfaatan Microsoft Power Point Untuk Media Pembelajaran, http://pamongsakaba.wordpress.com/2009/09/29/pemanfaatan-microsoft-power-point-untuk-media-pembelajaran/ (diakses pada februari 2014).

Sudjana, (2001), Metoda Statistika, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (1991), Teori-teori belajar untuk pengajaran, Jakarta. Fakultas Ekonomi universitas Indonesia.

Sudrajat, A., (2013), Pengembangan Perangkat Assesmen Kompetensi Praktikum Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction ( TWSD) Bagi Mahasiswa Calon Guru, Desertasi, UPI, Bandung.

Suryani, (2013), Efektivitas pembelajaran kooperatif tipe TGT dan NHT terhadap keaktifan dan hasil belajar Matematika siswa kelas VII, Skripsi, FM, UINSK, Yogyakarta.

Syah, M., (2010), Psikologi belajar, Rajawali press, Jakarta.

Tiastra, I M, (2010), Pembelajaran Kontekstual Melalui Pembuatan Tahu Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajarand Di Kelas XII IPA SMAN 1 Kubu Tahun Pelajaran 2007/2008. Jurnal Pendidikan Sastracarya. Vol.1 No.2 September 2010.

(18)

Widianto, R., (2010), Defenisi Belajar dan Mengajar,

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan Linier Antara Pembelajaran Dengan Hasil Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian hasil perhitungan statistik menunjukkan bahwa secara parsial variabel Kompensasi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai

Eksperimen Metode Asistensi Untuk Meningkatkan Kualitas Gambar Mata Diklat Mengatur Tata Letak Gambar Manual Dan Layout Di Smk Negeri 6 Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia

Ditingkat desa selain kelembagan SPP PNPM Mandiri Perdesaan selain Pemerintahan Desa juga melibatkan masyarakat yang tergabung dalam Tim Pengelola Kegiatan. Tugas

Sehubungan dengan akan dilaksanakannya Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya untuk paket pekerjaan Pengawasan Revitalisasi Pasar Tradisional Setia Jaya Gampong Lhang

Jenis ayam lokal yang umum dipelihara pemilik ayam kabupaten Bogor dan Wonosobo yaitu ayam kampung, pelung, bangkok, gaga’, birma, arab, dan kate.. Preferensi masyarakat terhadap

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan banyak limpahan berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penetapan harga yang diterapkan oleh Biro Perjalanan Umum (BPU) Rosalia Indah. Untuk mencapai tujuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah polong bernas varietas Grobogan tidak berbeda nyata antar umur panen, sedang varietas Argomulyo mencapai polong tertinggi pada umur panen