• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DI KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DI KOTA MEDAN."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII

DI KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

MUHAMMAD DAUT SIAGIAN NIM. 8126171024

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRAK

MUHAMMAD DAUT SIAGIAN. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Kelas VIII di Kota Medan. Tesis. Medan Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) menyusun instrumen yang tepat untuk mengukur kemampuan koneksi matematis, 2) menyusun bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI yang tepat memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan, 3) mengetahui ketuntasan kemampuan koneksi matematis siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI, dan 4) mengetahui kendala dalam pengembangan bajan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (research and development), produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah buku pegangan guru, buku siswa lembar mari beraktivitas, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen-instrumen seperti instrumen pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, observasi aktivitas siswa, angket respon siswa dan guru, pedoman wawancara dan pengamatan sikap siswa. Pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI ini menggunakan model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel. Yang meliputi proses tahapan define, desaign, develop, dan disseminate. Namun dalam penelitian ini pengembangan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI ini dibatasai hanya pada tahap develop, atau dimodifikasi menjadi 3-D. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 27 Medan dan kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Medan. Dari hasil uji coba lapangan I dan uji coba lapangan II diperoleh: 1) bahan ajar yang memenuhi kriteria kevalidan dengan predikat sangat valid, 2) bahan ajar yang praktis berdasakan hasil revisi dari tim ahli, hasil observasi pada saat proses pembelajaran dan hasil wawancara, serta 3) memenuhi kriteria keefektifan berdasarkan hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, pencapaian persentase waktu ideal, hasil tes kemampuan koneksi matematis memenuhi ketuntasan, dan dari hasil angket respon guru dan siswa.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Pendekatan SAVI, Model Pengembangan 4-D, Kemampuan Koneksi Matematis.

ABSTRACT

(7)

ii

Junior High School in Medan. Thesis. Medan. Mathematics Education Study Program Postgraduate State University Medan. 2004.

This study aims to determine: 1) to compose the appropriate instruments to measure the ability of mathematical connections, 2) to compose the teaching materials based on SAVI learning approach right that meet the criteria of validity, practicality and effectiveness, 3) to determine student’s mastery of mathematical connection ability after using teaching material SAVI based learning approach, and 4) to determine the obstacles in the development of teaching materials based on SAVI learning approach. This study is a research and development, the products that produced in this study is the handbook of teachers, student books, sheet let’s move, lesson plan (RPP), and instruments such as observation instruments teachers ability to manage learning, student activity observation, questionnaire responses student and teachers, interview, and observation of student attitudes. Instrument development and teaching materials based on SAVI learning approach uses 4-D models developed by Thiagaran, Semmel and Semmel. Which includes the stages define, design, develop, and disseminate. But in this study the development of teaching materials based on SAVI learning approach is restricted to the stages develop, or modified into a 3-D. Subjects in this study were students of class VIII-1 SMP Negeri 27 Medan and class VIII-1 SMP Negeri 17 Medan. From the results of field trials I and field trials II obtained: 1) teaching materials that meet the criteria of validity with very valid predicate, 2) practical teaching materials based on the results from revision team of experts, the results of observations during the learning process, and interviews, as well as 3) meet the criteria of effectiveness based on the results observations, the teachers ability to manage learning, achievement percentage ideal time, the test results meet the thoroughness mathematical connection ability, and from the results of the questionnaire responses of teachers and students.

(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul “Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Kelas VIII di Kota Medan”. Salawat dan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah ummat.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya proposal tesis ini. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut. Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Pargaulan Siagian, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pemimbing II yang telah meluangkan waktu di sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran-saran yang sangat berarti bagi penulis.

2. Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku nara sumber yang telah banyak memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini. 3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd

(9)

iv

saat memberikan kemudahan, arahan dan nasehat yang sangat berharga bagi penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, sebagai Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, sebagai Direktur, Asisten Direktur I, dan Asisten Direktur II Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah membantu administrasi penulis selama menjalani pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Bapak dan ibu dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis dan Bapak Dapot Tua Manullang, S.E, M.Si sebagai Staf Prodi Pendidikan Matematika yang telah membantu administrasi penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Ibu Hj. Masraya, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 27 Medan dan Bapak Drs. Pelan Tarigan., selaku SMP Negeri 17 Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian lapangan.

(10)

v

8. Teman-teman seperjuangan angkatan tahun 2012 kelas A-2 Reguler Suwanto, Abangda Erik Suparingga, Abangda Hilman Habibiy Harahap, Juindi, Kakanda Suwanti Rahayu, Nur Shadrina, Devi Ariani, Yulia Anita Siregar, Yunita Dalimunthe, Lili Nur Indah Sari, Ika Maulida Thamimi, Fitriani Harahap, Sri Yunita Ningsih, Chriswijaya Sibarani, Winmerry L Habeahan, Yusnarti Hutagalung, Auda yang telah membantu penulis selama menjalani pendidikan di Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan masukan dan manfaat bagi para pembaca, sehingga dapat memperkaya khasanan dalam membuat tesis dan dapat memberi inspirasi untuk penelitian lebih lanjut.

Penulis

(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN A. BAHAN AJAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN B. LEMBAR VALIDASI ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN C. LEMBAR INSTRUMEN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN D. HASIL UJI COBA ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 14

1.3Batasan Masalah... 15

1.4Rumusan Masalah ... 15

1.5Tujuan Penelitian ... 15

1.6Manfaat Penelitian ... 16

1.7Defenisi Operasional ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 21

2.1.Kerangka Teoretis ... 21

2.1.1. Pengertian Instrumen ... 21

2.1.2. Pengembangan Bahan Ajar ... 24

2.1.2.1.Pengertian Bahan Ajar ... 24

2.1.2.2.Tujuan Pengembangan Bahan Ajar ... 28

2.1.2.3.Jenis-Jenis Bahan Ajar ... 29

2.1.2.4.Peranan Bahan Ajar dalam Pembelajaran 31 2.1.2.5.Ketercernaan Bahan Ajar ... 34

2.1.2.6.Prinsip dan Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ... 36

2.1.3. Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 41

2.1.3.1.Pengertian Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 41

2.1.3.2.Tahap Pendekatan SAVI ... 51

2.1.4. Kemampuan Koneksi Matematis ... 54

2.1.5. Teori Belajar Pendukung Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 59

2.1.6. Penelitian yang Relevan ... 62

2.2.Kerangka Konseptual ... 65

(12)

vii

2.2.2. Ketuntasan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dengan Menggunakan Bahan Ajar

Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 67

BAB III METODE PENELITIAN ... 70

3.1.Jenis Penelitian ... 70

3.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 70

3.3.Subjek dan Objek Penelitian ... 71

3.4.Model Pengembangan Bahan Ajar... 71

3.5.Kriteria Pengembangan Bahan Ajar... 78

3.6.Teknik Pengumpulan Data ... 83

3.7.Teknik Analisis Data ... 85

3.8.Indikator Keberhasilan Penelitian ... 100

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 101

4.1.Hasil Penelitian ... 101

4.1.1. Deskripsi Tahap Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen ... 102

4.1.1.1.Tahap Pendefinisian (Define) ... 102

4.1.1.2.Tahap Perancangan (Design) ... 115

4.1.1.3.Tahap Pengembangan (Develop) ... 126

4.2.Pembahasan Hasil Penelitian ... 192

4.2.1. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajran SAVI yang Valid, Praktis, dan Efektif ... 192

4.2.1.1.Validitas Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 193

4.2.1.2.Kepraktisan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 194

4.2.1.3.Keefektifan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 199

4.2.2. Ketuntasan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dengan Menggunakam Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI ... 208

4.2.3. Kendala Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Berbasis Pendekatan Pembelajaran SAVI .. 213

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 215

5.1.Kesimpulan ... 215

5.2.Saran ... 217

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Pasangan Metode dan Instrumen ... 23

Tabel 2.2. Kategori dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak ... 30

Tabel 2.3. Peranan Bahan Ajar ... 32

Tabel 2.4. Karakteristik Somatic Learners ... 45

Tabel 2.5. Karakteristik Auditory Learning ... 47

Tabel 2.6. Karakteristik Visual Learning ... 49

Tabel 2.7. Karaktersitik Pembelajaran SAVI ... 50

Tabel 3.1. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap 91 Tabel 3.2. Pedoman Konversi Nilai Siswa... 91

Tabel 3.3. Klasifikasi Penguasaan Belajar Siswa ... 92

Tabel 3.4. Kategori Respons Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran... 93

Tabel 4.1. Penjabaran Indikator pada Setiap Pertemuan... 106

Tabel 4.2. Perumusan Tujuan Pembelajaran ... 111

Tabel 4.3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar (Kemampuan Koneksi Matematis) 116 Tabel 4.4. Rubrik Penskoran Tes Hasil Belajar ... 120

Tabel 4.5. Nama-Nama Validator ... 127

Tabel 4.6. Hasil Validasi Buku Pegangan Guru ... 127

Tabel 4.7. Hasil Validasi Buku Siswa ... 129

Tabel 4.8. Hasil Validasi Lembar Mari Beraktivitas ... 130

Tabel 4.9. Hasil Rencana Pelaskanaan Pembelajaran ... 131

Tabel 4.10. Hasil Validasi Instrumen ... 132

Tabel 4.11. Hasil Observasi Aktivitas Guru dari Pengamat I dan II... 136

Tabel 4.12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dari Pengamat I dan II .... 138

Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Wawancara ... 141

Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran 145 Tabel 4.15. Hasil Analisis Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 150

Tabel 4.16. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Marematis Siswa 153 Tabel 4.17. Klasifikasi Pengujian Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Uji Coba I ... 153

Tabel 4.18. Deskripsi Hasil Angket Respon Guru ... 157

Tabel 4.19. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ... 159

Tabel 4.20. Hasil Observasi Aktivitas Guru dari Pengamat I dan II... 167

Tabel 4.21. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dari Pengamat I dan II .... 169

Tabel 4.22. Rangkuman Hasil Wawancara ... 172

(14)

ix

Tabel 4.26. Klasifikasi Pengujian Kemampuan Koneksi Matematis

Siswa pada Uji Coba I ... 182

Tabel 4.27. Deskripsi Hasil Angket Respon Guru ... 186

Tabel 4.28. Hasil Analisis Data Angket Respon Siswa ... 189

Tabel 4.29. Rangkuman Hasil Validasi... 194

Tabel 4.30. Rata-Rata Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 200

Tabel 4.31. Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 201

Tabel 4.32. jumlah Siswa yang Tuntas pada Uji Coba I dan II ... 204

Tabel 4.33. Rata-Rata Persentase Respon Siswa ... 205

Tabel 4.34. Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Uji Coba Lapangan I ... 208

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Skema Perbedaan Instrumen yang Baik dan yang Tidak

Baik ... 23

Gambar 2.2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ... 38

Gambar 2.3. Four-D Model ... 40

Gambar 2.4. Persentase Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran ... 43

Gambar 2.5. Dua Tipe Koneksi... 55

Gambar 3.1. Diagram Alur Modifikasi Model 4-D ... 72

Gambar 4.1. Konsep Bahan Ajar Menghadirkan Masalah dalam Menemukan Konsep Matematika ... 108

Gambar 4.2. Analisis Konsep Materi Lingkaran ... 114

Gambar 4.3. Tampilan Buku Pegangan Guru ... 122

Gambar 4.4. Tampilan Buku Siswa ... 122

Gambar 4.5. Tampilan Lembar Mari Beraktivitas ... 125

Gambar 4.6. Diagram Pengamatan Aktivitas Guru ... 137

Gambar 4.7. Diagram Pengamatan Aktivitas Siswa ... 139

Gambar 4.8. Siswa Memperhatikan Penyampaian Guru ... 140

Gambar 4.9. Siswa Melakukan Diskusi di dalam Kelompok ... 140

Gambar 4.10. Siswa Menyajikan dan Menjelaskan Hasil Kerja ... 141

Gambar 4.11. Diagram Nilai Perolehan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 148

Gambar 4.12. Guru Memberikan Arahan Kepada Kelompok yang Mengalami Kesulitan ... 149

Gambar 4.13. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 151

Gambar 4.14. Diagram Persentase Klasifikasi Penguasaan Siswa ... 154

Gambar 4.15. Persentase Ketuntasan Klasikal Uji Coba Lapangan I ... 155

Gambar 4.16. Diagram Pengamatan Aktivitas Guru ... 167

Gambar 4.17. Diagram Pengamatan Aktivitas Siswa ... 170

Gambar 4.18. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok ... 171

Gambar 4.19. Aktivitas Siswa Menyajikan Hasil Kerja Kelompok ... 171

Gambar 4.20. Guru Memberikan Penjelasan dan Bimbingan Kepada Siswa ... 171

Gambar 4.21. Diagram Nilai Perolehan Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran ... 179

Gambar 4.22. Diagram Rata-Rata Persentase Pencapaian Waktu Ideal Aktivitas Siswa ... 181

Gambar 4.23. Diagram Persentase Klasifikasi Penguasaan Siswa ... 184

Gambar 4.24. Persentase Ketuntasan Klasikal Uji Coba Lapangan II .... 185

(16)

xi

Gambar 4.26. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Uji Coba I dan

II ... 197 Gambar 4.27. Diagram Rata-Rata Pengamatan Kemampuan Guru

dalam Mengelola Pembelajaran ... 200 Gambar 4.28. Persentase Respon Siswa pada Uji Coba I dan II... 206 Gambar 4.29. Diagram Pencapaian Persentase Ketuntasan Klasikal

pada Uji Coba Lapangan I... 209 Gambar 4.30. Proses Jawaban Siswa pada Salah Satu Tes ... 210 Gambar 4.31. Diagram Klasifikasi Penguasaan Kemampuan Koneksi

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN A

Halaman

Lampiran A. Bahan Ajar ... 218

Lampiran 1. Buku Pegangan Guru ... 219

Lampiran 2. Buku Siswa ... 311

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 363

(18)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN B

Halaman

Lampiran B. Lembar Validasi ... 468 Lampiran 1. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran ... 469 Lampiran 2. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Buku Petunjuk

Guru ... 471 Lampiran 3. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Buku Siswa ... 473 Lampiran 4. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Lembar Kegiatan

Guru ... 475 Lampiran 5. Format Uji Kelayakan Lembar Validasi Tes

Kemampuan Koneksi Matematis Siswa... 477 Lampiran 6. Format Uji Kelayakan Lembar Observasi Aktivitas

Siswa Selama KBM ... 479 Lampiran 7. Format Uji Kelayakan Lembar Observasi Guru ... 481 Lampiran 8. Penilaian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran

dengan Pendekatan SAVI ... 483 Lampiran 9. Format Uji Kelayakan Angket Respon Siswa Terhadap

Komponen dan Kegiatan Pembelajaran ... 485 Lampiran 10. Format Uji Kelayakan Angket Respon Guru Terhadap

(19)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN C

Halaman

Lampiran C. Lembar Instrumen ... 491

Lampiran 1. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 492

Lampiran 2. Lembar Validasi Buku Petunjuk Guru ... 495

Lampiran 3. Lembar Validasi Buku Siswa ... 498

Lampiran 4. Lembar Validasi Lembar Mari Bearktivitas ... 501

Lampiran 5. Lembar Validasi Tes Kemampuan Koneksi Matematis Siswa ... 503

Lampiran 6. Lembar Observasi Siswa ... 518

Lampiran 7. Lembar Observasi Guru... 520

Lampiran 8. Lembar Observasi/Penilaian Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran dengan Pendekatan SAVI... 522

Lampiran 9. Lembar Angket Respon Siswa ... 526

Lampiran 10. Lembar Angket Respon Guru ... 528

(20)

xv

DAFTAR LAMPIRAN D

Halaman

Lampiran D. Hasil Uji Coba ... 531 Lampiran 1. Hasil Tahap Pengembangan Bahan Ajar dan Instrumen

Penelitian ... 532 Lampiran 2. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Siswa pada Uji

Coba I ... 568 Lampiran 3. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Guru pada Uji

Coba I ... 570 Lampiran 4. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Siswa pada Uji

Coba II ... 572 Lampiran 5. Hasil Pengamatan/Observasi Kegiatan Guru pada Uji

Coba II ... 574 Lampiran 6. Hasil Perolehan Persentase Pencapaian Waktu Ideal

Aktivitas Siswa Uji Coba Lapangan I ... 576 Lampiran 7. Hasil Perolehan Persentase Pencapaian Waktu Ideal

Aktivitas Siswa Uji Coba Lapangan II ... 579 Lampiran 8. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan I Uji Coba I ... 582 Lampiran 9. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan II Uji Coba I ... 583 Lampiran 10. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan III Uji Coba I ... 584 Lampiran 11. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan IV Uji Coba I... 585 Lampiran 12. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan V Uji Coba I ... 586 Lampiran 13. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan I Uji Coba II ... 587 Lampiran 14. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan II Uji Coba II ... 588 Lampiran 15. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan III Uji Coba II ... 589 Lampiran 16. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

Pertemuan IV Uji Coba II ... 590 Lampiran 17. Hasil Tes Kemampuan Koneksi Matematis pada

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN pasal 1 ayat 1). Artinya pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena dengan adanya pendidikan, maka manusia akan mempunyai pandangan dan arah hidup yang lebih jelas dan terarah. Oleh karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta didik untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi bagaimana pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan masalah yang akan dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menerapkannya dalam kondisi apapun.

(22)

2

pendidikan formal yang bertanggung jawab untuk mewujudkan fungsi pendidikan adalah jenjang pendidikan dasar (SD/MI), jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs), jenjang pendidikan atas (SMA/MA) dan Perguruan Tinggi (PT).

Untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik pemerintah berupaya melakukan perbaikan diantaranya dengan memperbaiki Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 dan akhirnya menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 dan hingga saat ini pemerintah menggulirkan Kurikulum 2013 dengan tujuan agar pendidikan di Indonesia dapat menjadi lebih baik lagi.

Namun perbaikan kurikulum yang dilakukan tidak akan dapat mewujudkan out put atau hasil yang lebih baik apabila tidak didukung dengan bahan ajar yang memadai. Salah satu masalah penting yang sering dihadapi oleh guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan bahan ajar yang tepat dalam membantu siswa mencapai kompetensi. Depdiknas (2008:2) menjelaskan bahwa bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan.

(23)

3

pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Kompetensi mengembangkan bahan ajar idealnya telah dikuasai guru secara baik, namun pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menguasainya, sehingga dalam melakukan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa guru bahkan hampir tidak pernah melalukan pengembangan bahan ajar dalam pembelajaran, guru hanya memanfaatkan sumber belajar yang sudah tersedia seperti buku-buku cetak yang tersedia disekolah tanpa melihat karakteristik sumber belajar tersebut apakah dapat membantu siswa dalam mengembangkan kompetensinya khususnya kompetensi siswa dalam kemampuan koneksi matematis.

Oleh sebab itu penting bagi sorang guru untuk dapat melakukan pengembangan bahan ajar dalam menunjang keefektifan dan efisiensi pembelajaran. Sehingga hal-hal yang menjadi tujuan di dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Selain itu guru dapat menyesuaikan bahan ajar dengan karakteristik dan permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswanya. Menurut Depdiknas (2008 :8) menjelaskan bahwa:

(24)

4

bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum”.

Dengan adanya bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan permasalahan siswa, guru lebih terarah dalam melaksanakan perannya sebagai fasilitator yang membimbing dan mengarahkan siswa dalam pembelajaran. Dengan kata lain guru tidak lagi sebagai informan yang hanya menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Depdiknas (2008:6) bahwa fungsi dari bahan ajar di dalam pembelajaran adalah a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa; b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya; dan c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

(25)

5

pembelajaraan matematika harus didasarkan atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal, mathematics as a human activity. Education should given students the “guided” opportunity to “reinvent”

mathematics by doing it. Ini sesuai dengan pilar-pilar belajar yang ada dalam

kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar belajar adalah belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk itu, dalam pembelajaran matematika guru harus mampu mengaktifkan siswa selama proses pembelajaran dan mengurangi kecenderungan untuk mendominasi proses pembelajaran, sehingga ada perubahan dalam hal pembelajaran matematika yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru sudah sewajarnya diubah menjadi berpusat pada siswa.

(26)

6

kemajuan negara-negara maju, hingga sekarang menjadi dominan ternyata 60% - 80% menggantungkan kepada matematika.

Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bagaimana pentingnya matematika dan peranannya pada ilmu-ilmu lain, sehingga matematika merupakan mata pelajaran yang selalu diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Namun peranan matematika yang amat esensial tersebut tidak didukung oleh hasil yang memuaskan dengan kata lain masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika itu sendiri. Seperti yang diungkapkan Michael O. Martin dan Ina V.S. Mullis (Markaban, 2006:3) dalam makalahnya tanggal 12 Mei 2006 yang berjudul Indonesia di TIMSS 2003 bahwa prestasi matematika TIMSS 2003 Indonesia masih rendah. Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa tingkat pemahaman matematika siswa Indonesia masih rendah. Banyak upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, dengan memperhatikan penyebab kesulitan-kesulitan yang datang dari peserta didik maupun yang berasal dari luar diri peserta didik. Namun tetap saja hasil yang diperoleh peserta didik masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

(27)

7

serta 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Sedangkan National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (2000:29), menetapkan standar-standar kemampuan matematis seperti pemecahan masalah, penalaran dan pembuktian, komunikasi, koneksi, dan representasi, seharusnya dapat dimiliki oleh peserta didik.

Semua kemampuan tersebut yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa tidak serta merta dapat terwujud hanya dengan mengandalkan proses pembelajaran yang selama ini terbiasa ada di sekolah kita, dengan urutan-urutan langkah seperti, diajarkan teori dan definisi, diberikan contoh-contoh dan diberikan latihan soal tanpa melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran. Proses belajar seperti ini tidak membuat anak didik berkembang dan memiliki kemampuan bernalar berdasarkan pemikirannya, tapi justru lebih menerima ilmu secara pasif. Dengan demikian, langkah-langkah dan proses pembelajaran yang selama ini umumnya dilakukan di sekolah kurang tepat, karena justru akan membuat anak didik menjadi pribadi yang pasif.

(28)

8

Koneksi matematis merupakan suatu keterampilan yang harus dibangun dan dipelajari, karena dengan kemampuan koneksi matematis yang baik akan membantu peserta didik untuk dapat mengetahui hubungan berbagai konsep dalam matematika dan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan koneksi matematis siswa akan merasakan manfaat dalam mempelajari matematika, dan kemelakatan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajarainya akan bertahan lebih lama. Dalam kurikulum matematika sekolah, koneksi matematis merupakan salah satu kemampuan dasar matematika yang harus dikuasai peserta didik sekolah menengah.

Pada hakekatnya, matematika sebagai ilmu yang terstruktur dan sistematik mengandung arti bahwa konsep dan prinsip dalam matematika adalah saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Sebagai implikasinya, maka dalam belajar matematika untuk mencapai pemahaman yang bermakna peserta didik harus memiliki kemampuan koneksi matematis yang memadai. Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya Ruspiani (dalam Sumarmo, 2007:117). Kuatnya koneksi antar konsep matematika berimplikasi bahwa aspek koneksi matematis juga memuat aspek matematis lainnya atau sebaliknya.

(29)

9

bukan kumpulan dari topik dan kemampuan yang terpisah-pisah, walaupun dalam kenyataannya pelajaran matematika sering dipartisi dan diajarkan dalam beberapa cabang. Matematika merupakan ilmu yang terintegrasi. Memandang matematika secara keseluruhan sangat penting dalam belajar dan berpikir tentang koneksi diantara topik-topik dalam matematika. Sehingga dalam menyampaikan suatu konsep B misalnya, maka seorang guru harus memperkenalkan atau memperhatikan konsep A terlebih dahulu. Namun faktanya saat ini pendukung-pendukung pembalajaran seperti bahan ajar yang ada belum mampu memfasilitasi siswa dalam mengaitkan atau menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.

Untuk mencapai hal tersebut maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menyediakan dan mempersiapkan bahan ajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk melibatkan dirinya secara aktif di dalam pembelajaran dan memahami konsep-konsep matematika sehingga mampu melihat keterkaitan matematika tersebut dengan konsep-konsep yang lainnya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Turmudi (2008:13) yang memandang bahwa pembelajaran matematika selama ini kurang melibatkan siswa secara aktif, sebagaimana dikemukakannya bahwa “pembelajaran matematika selama ini disampaikan kepada siswa secara informatif, artinya siswa hanya memperoleh informasi dari guru saja sehingga derajat “kemelekatannya” juga dapat dikatakan rendah”.

(30)

10

ingatan siswa sehingga siswa mudah lupa dan sering kebingungan dalam memecahkan suatu permasalahan yang berbeda dari yang pernah dicontohkan oleh gurunya.

Disamping itu penggunaan sumber belajar yang digunakan seperti buku teks belum mampu membantu siswa dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi koneksi matematisnya. Seperti yang disampaikan oleh Haji (2011:45) bahwa penyajian materi yang tertulis pada buku-buku matematika yang diguanakan saat ini tersusun sebagai berikut: 1) definisi (pengertian konsep), 2) contoh soal, dan

3) latihan soal. Penulis menjelaskan pengertian (definisi) suatu konsep dalam

matematika. Kemudian, penulis memberikan contoh penerapan konsep tersebut, dan

diakhiri dengan memberikan soal latihan. Ketiga tahapan penulisan buku tersebut

didominasi oleh penulis, sedangkan siswa (pembaca) bersikap pasif memahami dan

mengerjakan soal yang dijelaskan dan diperintahkan oleh penulis. Selain itu,

buku-buku (bahan ajar) matematika tersebut tidak memuat soal-soal non rutin serta tidak

menantang siswa untuk melakukan kegiatan refleksi, eksperimen, eksplorasi, inkuiri,

konjektur, dan generalisasi. Bahan yang disajikan monoton dan soal-soalnya bersifat

rutin.

(31)

11

konjektur, penemuan dan pemecahan masalah daripada penemuan jawaban secara mekanik; dan (5) mencari hubungan antara ide-ide matematika dan penerapannya daripada matematika sebagai sekumpulan konsep yang saling terpisah. Sumarmo (Ramdani, 2012:45).

Menurut Markaban (2006:3), “tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh pengalaman siswa itu sendiri.” Hal ini berarti

pemahaman seorang siswa dalam belajar diperoleh dari apa yang ia alami dalam pembelajaran tersebut. Selanjutnya, Bruner (Markaban, 2006:3) menyatakan, pembelajaran matematika merupakan usaha untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui proses, karena mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk. Hal ini sejalan dengan Vygotsky (Marhaeni, 2007:4) yang menyatakan bahwa, konstruksi pengetahuan terjadi melalui proses interaksi sosial bersama orang lain yang lebih mengerti dan paham akan pengetahuan tersebut. Proses tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya. Dari beberapa pendapat ini dapat diambil kesimpulan bahwa suatu pemahaman diperoleh oleh siswa melalui suatu rangkaian proses yang dilalui oleh siswa saat belajar dan interaksi yang terjadi saat belajar bersama orang lain, sehingga siswa dapat membentuk pengetahuan dan pemahaman dari apa yang dialaminya.

(32)

12

dapat melihat hubungan-hubungan atau keterkaitan yang ada di dalam matematika sesuai dengan indikator dalam koneksi matematis. Karena selama ini bahan ajar atau pendukung pembelajaran yang ada belum mampu memfasilitasi siswa dalam mengaitkan atau menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka perlu disusun atau dilakukan pengembangan sebuah instrumen dan bahan ajar.

Dari pembahasan di atas pendekatan SAVI memiliki kesesuaian karekter dengan pembelajaran yang ingin mengangkat kemampuan koneksi matematis siswa. Rusman (2011:373) pendekatan pembelajaran SAVI yaitu Somatis, Auditory, Visual dan Intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat, auditori belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual, artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual, artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan.

(33)

13

yang mereka lihat, pelajar auditorial melakukan melalui apa yang mereka dengar, dan pelajaran kinestetik belajar lewat gerak dan sentuhan.

Pembelajaran dengan pendekatan SAVI adalah pembelajaran dengan menggabungkan gerakan fisik dan aktivitas intelektual serta melibatkan semua indera yang berpengaruh dalam pembelajaran. Pembelajaran ini menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar yang melibatkan emosi, seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya belajar individu lain dengan menyadari bahwa orang belajar dengan cara-cara yang berbeda. Pembelajaran ini juga mengkaitkan sesuatu dengan hakikat realitas yang nonlinear, nonmekanis, kreatif dan hidup.

Untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang ketepatan instrumen dan bahan ajar serta rencana pembelajaran yang lebih menekankan pada peningkatan kemampuan koneksi matematis. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk mengkaji dan menganalisis langkah-langkah yang harus dilakukan agar bahan ajar dan instrumen memadai untuk peningkatan kemampuan koneksi matematis. Adapun judul penelitian yang dilakukan adalah: “Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar Berbasis

(34)

14

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya penguasaan guru dalam kompetensi mengembangkan bahan ajar dan proses pembelajaran masih banyak yang bersifat konvensional. 2. Guru tidak pernah melakukan pengembangan bahan ajar di dalam

pembelajaran.

3. Penggunaan sumber belajar yang digunakan seperti buku teks belum mampu membantu siswa dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi koneksi matematis

4. Pendukung-pendukung pembelajaran seperti bahan ajar yang ada belum mampu memfasilitasi siswa dalam mengaitkan atau menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.

5. Kemampuan koneksi matematis siswa tergolong rendah.

6. Masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep matematika itu sendiri.

7. Pembelajaran masih cenderung membuat peserta didik pasif dalam menerima pembelajaran sehingga keaktifan di dalam proses pembelajaran belum terlihat dengan baik.

(35)

15

1.3Batasan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi agar lebih fokus dan mencapai tujuan yang diharapkan maka peneliti membatasi masalah pada:

1. Pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI.

2. Pengembangan instrumen dan bahan ajar untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI yang valid, praktis, dan efektif?

2. Bagaimana ketuntasan kemampuan koneksi matematis siswa dengan menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI?

3. Apa kendala pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

(36)

16

2. Menyusun bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI yang tepat memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.

3. Untuk mengetahui ketuntasan kemampuan koneksi matematis siswa setelah menggunakan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI. 4. Mendeskripsikan kendala pengembangan instrumen dan bahan ajar

berbasis pendekatan pembelajaran SAVI. 1.6Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah : 1. Bagi siswa

Diharapkan dengan adanya pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI dapat digunakan sebagai pedoman untuk belajar dan disamping itu dapat mengembangkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran matematika, khususnya kemampuan koneksi matematis.

2. Bagi Guru matematika di sekolah

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa juga sebagai bahan masukan atau pertimbangan serta dapat digunakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

3. Bagi Kepala Sekolah

(37)

17

4. Bagi peneliti

Mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian dan mengembangkan instrumen dan bahan ajar serta melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan tentang meningkatkan kemampuan koneksi matematis.

1.7Definisi Operasional

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, perlu adanya penjelasan dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa konsep dan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Instumen yang dimaksud disini adalah tes, Lembar Aktivitas, Lembar Pengamatan Aktivas Siswa dan Guru, Lembar Respon Aktif Siswa dan Guru, latihan soal-soal koneksi matematis yang digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa, instrumen yang dibuat memenuhi hal-hal berikut: (a) Membuat siswa menemukan keterkaitan antar proses dalam suatu konsep matematika; (b) Membuat siswa menemukan keterkaitan antar topik matematika yang satu dengan topik matematika yang lain; (c) Membuat siswa menemukan keterkaitan matematika dengan kehidupan nyata siswa.

2. Bahan Ajar yang dimaksud disini adalah media pendukung yang digunakan dalam proses pembelajaran berupa buku pegangan guru, buku siswa, dan RPP.

(38)

18

alat indera yang dimiliki oleh siswa. Somatic yang bermakna gerakan tubuh (hand-on, aktivitas fisik) dimana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemontrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.

4. Koneksi Matematis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memperlihatkan hubungan internal dan eksternal matematika. Yang meliputi koneksi antar topik matematika, koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan koneksi dengan kehidupan sehari-hari. 5. Valid yang dimaksud disini adalah kesahihan sebuah instrumen dan bahan

ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI untuk peningkatan dan mengukur kemampuan koneksi matematis siswa. Kategori kevalidan sebuah bahan ajar menurut Khabibah (Prasetyo, 2011:3) adalah:

sangat valid

valid

(39)

19

tidak valid

6. Kepraktisan bahan ajar adalah bahwa bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan dengan mudah di dalam praktiknya. Bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI dikatakan praktis jika hasil dari penelitian menunjukkan bahwa para siswa sebagai pengguna bahan ajar menganggap bahwa bahan ajar tersebut memenuhi kebutuhan, harapan, dan batasan-batasan: (a) Ahli bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI menilai bahwa bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI yang dibuat dapat digunakan dengan sedikit atau tanpa revisi; (b) Hasil lembar observasi pada saat proses pembelajaran dengan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI dapat menunjukkan peningkatan yang positif terhadap aktivitas siswa; dan (c) Hasil dari wawancara siswa/pengguna bahan ajar untuk mendapatkan informasi apakah pengguna bahan ajar merasa mudah dalam menggunakan bahan ajar yang dikembangkan.

(40)

20

ajar; dan (d) Hasil angket respons siswa menunjukkan respons positif atau sangat positif terhadap bahan ajar.

(41)

215 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI dengan menggunakan model pengembangan Thiagarajan, Semmel dan Semmel ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP di kota Medan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka kesimpulan yang dapat diuraikan dalam penelitian ini adalah:

1. Proses pengembangan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI dimulai dari tahapan define, design, dan develop. Dari tahapan design diperoleh sebuah bahan ajar (prototype I). selanjutnya masuk ke dalam tahapan develop dengan memvalidasi prototype I kepada tim ahli sebanyak enam orang ahli kemudian dihasilkan prototype II setelah dilakukan revisi dan dilakukan uji coba terbatas sebelum dilakukan uji coba lapangan. Berdasarkan proses pengembangan diperoleh prototype final yang memenuhi kualitas validitas, kepraktisan dan keefektifan. Sehingga bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI ini layak untuk digunakan di dalam pembelajaran.

(42)

216

3. Pada tahap perancangan (Design) dilakukan empat tahapan yaitu: (a) penyusunan standar tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test), (b) pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (c) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (d) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih. Pada tahapan ini diperoleh sebuah bahan ajar (prototype I) seperti buku peganagn guru, buku siswa, lembar mari beraktivitas, dan instrument.

4. Pada tahap pengembangan (Develop) dilakukan uji validitas terhadap pakar (expert review) dari tahap ini diperoleh sebuah bahan ajar (prototype II) dan dilakukan uji coba terbatas pada siswa kelas IX SMP Islam Terpadu Al-Hijrah Medan dari hasil tahapan ini diperoleh sebuah bahan ajar (prototype III). Selanjutnya dilakukan uji coba lapangan I pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 27 Medan dari uji coba ini diperoleh sebuah bahan ajar (prototype IV), dan uji coba lapangan II pada siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 17 Medan.

5. Validitas instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI yang dikembangkan ini berada pada kategori sangat valid.

(43)

217

7. Keefektifan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI sudah efektif untuk digunakan di dalam pembelajaran.

8. Ketuntasan belajar siswa atau kemampuan koneksi matematis siswa pada tiap indikator pokok bahasan pada uji I dan uji coba II terlihat baik dan memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Para guru agar dapat menggunakan instrumen dan bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI sebagai alternatif pembelajaran di dalam kelas.

2. Bahan ajar berbasis pendekatan pembelajaran SAVI ini perlu diuji cobakan ke sekolah-sekolah lain agar cakupan dan kualitas bahan ajar ini dapat terpenuhi.

3. Bagi peneliti lain yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan pembelajaran yang sama dengan penelitian ini disarankan untuk meminimalisir kelemahan-kelamahan yang terdapat dalam penelitian. 4. Sekolah dan guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang

(44)

218

5. Penelitian dan pengembangan berupa bahan ajar menggunakan model Thiagarajan, Semmel dan Semmel, dapat dijadikan alternatif bagi pengembangan bahan ajar untuk mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran lainnya.

6. Peneliti menyarankan kepada pembaca dan para praktisi pendidikan untuk dapat melakukan penelitian sejenis yang lebih mendalam hingga tahap terakhir yaitu pendiseminasian, dan menambahkan kemampuan-kemampuan matematika lainnya seperti penalaran, komunikasi, representasi dan pemecahan masalah.

(45)

219

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 2008. Learning To Teach “Belajar untuk Mengajar”. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Buki Aksara.

Aryaningsih, I. A. M, dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia dan Perangkat Penilaian Autentik Siswa Kelas VII Semester I SMP Negeri 8 Denpasar. e-Journal Program PPs Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2. Halaman: 5.

Asmin dan Mansyur, A. 2012. Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. Medan: Larispa Indonesia.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Bandan Standar Nasional Pendidikan.

Dahar, R. W. 2011. Toeri-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Darmadi. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan

Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. DePorter, Bobbi. 2010. Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki. Diterjemahkan oleh Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

(46)

220

Gailea, N. P. 2013. Peningkatan Kemampuan Kompetensi Strategis Serta Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelektual). Tesis Tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI.

Gravemeijer, K. dkk. 2013. The Development of an RME-based Geometry Course for Indonesian Primary School. Netherlands: SLO.

Haji. S. 2011. Model Bahan Ajar Matematika SMP Berbasis Realistic Mathematics Education untuk Mengembangkan Kemahiran Matematika. Jurnal Exacta. Vol. IX. No. 1. Halaman:45.

Hudojo, H. 2005. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: UM. Press.

Kurniawan, R. 2006. Pembelajaran Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik Siswa SMK. Tesis Tidak diterbitkan. Bandung: PPs UPI.

Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mandur, K. dkk. 2013. Kontribusi Kemampuan Koneksi, Kemampuan Rperentasi,

dan Disposisi Matematis terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa SMA Swasta di Kabupaten Manggarai. E-Journal PPs Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 2. Thn. 2013. Halaman:4.

Marhaeni, I. 2007. Pembelajaran Inovatif dan Asesmen Otentik dalam Rangka Menciptakan Pembelajaran yang Efektif dan Produktif. Makalah dalam Penyusunan Kurikulum dan Pembelajaran Inovatif di Universitas Udayana.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing.Yogyakarta: PPPG Matematika.

Meier, D. 2000. The Accelerated Learning Handbook. USA: The McGraw-Hill Companies.

Mulyasa E. 2006. Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Yugyakarta: Aswaja Pressindo.

(47)

221

Nufus, H. 2012. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah di Kelas VII SMP N. Tesis Tidak diterbitkan. PPS Unimed.

Prasetyo, W. 2011. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan Pendekatan Pmr Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepohbaru Bojonegoro. E-Journal Unesa. Surabaya.

Ramdani, Y. 2012. Pengembangan Instrumen dan Bahan Ajar untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi, Penalaran, dan Koneksi Matematis dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 13. No. 1. Halaman: 45.

Retno, S, dkk. 2013. User Interface lyx untuk Penyusunan Bahan Ajar. Prosiding Seminar Nasional Optimalisasi Penelitian dan PPM untuk Pencerahan dan Kemandirian Bangsa. Yogyakarta: LPPM UNY.

Rohendi, D dan Dulpaja, J. 2013. Connected Mathematics Project (CMP) Model based on Presentation Media to the Mathematical Connection Ability of Junior High School Student. Journal of Education and Practice. Vol. 4. No. 4. Halaman: 19.

Ruseffendi, E.T. 1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, W. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Komptensi. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Sanjaya, W. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

Setiawan, D. dkk. 2007. Pengembangan Bahan Ajar.Jakarta: Universitas Terbuka. Sholicha, N. A, dkk. 2013. Telaah Bahan Ajar Keterampilan Menulis dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII. Jurnal JPBSI Online. Vol. 1. No. 1. Halaman: 88.

(48)

222

Sulistyaningsih, D. dkk. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Pendekatan Konstruktivisme untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematik. Unnes Journal of Mathematics Education Research. Vol. 1. No.2. Halaman: 126.

Sumarmo, U, dan Permana Y. 2007. Mengembanngkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematik Siswa SMA Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Educationist. Vol. I. No 2. Halaman: 117.

Sugiyono.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: alfabeta.

Thiagarajan, S. dkk. 1974. Instructional development for Training Teachers of Exceptional Children A Sourcbook. Minnesota: National Center For Improvement of Educational System.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Turmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika (Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cipta Pustaka.

Gambar

Tabel 4.26. Klasifikasi Pengujian Kemampuan Koneksi Matematis Siswa pada Uji Coba I ............................................................................
Gambar 4.26. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru pada Uji Coba I dan II    ......................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam maupun dari luar sekolah sebagai calon tenaga kerja dengan karakteristik

Dari penelaahan yang telah dilakukan, penyusun tidak menemukan sebuah karya yang secara khusus mengkaji tentang constitutional complaint sebagai upaya penegakan keadilan

Berdasarkan skenario uji coba yang telah dilakukan, diketahui bahwa hasil terbaik didapatkan dengan menggunakan 400 data untuk setiap skala rasio dengan nilai k

The objective of biological wastewater treatment is to tranform dissolved, colloid, and suspended organic matter in wastewate to be biofloc.. Charactiristic of floc will influence

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama R.I, menyatakan bahwa lembaga di bawah ini telah melakukan updating data Pendidikan Islam (EMIS) Periode Semester GENAP

Pendekatan Genre-Based dalam Pengajaran Bahasa Inggris: Petunjuk untuk Guru.. Bandung:

Dari dua judul hasil penelitian di atas, tidak identik dengan penelitian penulis, yang berjudul Akibat Hukum Pembatalan Penetapan Pengampuan Pemegang Saham

Dalam upaya untuk mengendalikan biaya produksi untuk menjaga harga produk yang kompetitif di pasar yang ketat seperti saat ini kita perlu suatu pedoman atau acuan yang