• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM ( WORD OF MOUTH ) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI – TECH MALL SURABAYA (Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM ( WORD OF MOUTH ) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI – TECH MALL SURABAYA (Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya)."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM ( WORD OF MOUTH ) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI – TECH MALL

SURABAYA

(Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

ARI SUSANTO 0612015019 / FE / EM FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM (WORD OF MOUTH) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI-TECH MALL SURABAYA (Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya)”

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(3)

4. Bapak Dr. Ali Maskun, MS, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama masa perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan segalanya.

7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Pemasaran... 10

2.2.1. Pengertian Pemasaran... 10

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran... 13

2.2.3. Konsep Pemasaran... 14

2.2.4. Kepuasan Konsumen ... 16

(5)

2.2.4.2. Indikator Kepuasan Pelanggan ... 17

2.2.5. Perilaku Word-of-mouth... 18

2.2.6. Pengaruh antara Kepuasan Konsumen dan Perilaku WOM... 19

2.3. Model Konseptual... 20

2.4. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 21

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 24

3.2.1 Populasi ... 24

3.2.2 Sampel ... 24

3.3 Jenis Data dan Sumber Data ... 25

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 58

4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan... 58

4.1.2. Komitmen Toshiba ... 58

4.1.3. Tujuan Perusahaan ... 60

(6)

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 61

4.2.2. Uji Outlier Multivariate ... 62

4.2.3. Uji Reliabilitas ... 62

4.2.4. Uji Validitas ... 64

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted ... 64

4.2.6. Uji Normalitas ... 66

4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM ... 67

4.2.8. Uji Kausalitas ... 69

4.3. Hasil Uji Pengujian Hipotesis ... 69

4.4. Pembahasan... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 73

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2007-2009 ...3

Tabel 1.2. ICSA Notebook 2007-2009 ...3

Tabel 3.1. Goodness of Fit Index ...37

Tabel 4.1. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin...61

Tabel 4.2. Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan...61

Tabel 4.3. Hasil Uji Outlier Multivariate ...62

Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal...63

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas...64

Tabel 4.6. Construct Reliability & Variance Extrated ...65

Tabel 4.7. Assessment of Normality ...66

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...68

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ...68

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Model Pengukuran Faktor Atribut Pembentuk Kepuasan ...27

Gambar 3.2: Model Pengukuran Faktor Kepuasan Konsumen ...28

Gambar 3.3: Model Pengukuran Faktor Word-of-mouth ...29

Gambar 4.1: Model Pengukuran dan Struktural ...67

(9)

PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM ( WORD OF MOUTH ) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI – TECH MALL

SURABAYA

(Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya)

Ari Susanto

ABSTRAK

Globalisasi merupakan dampak dari berkembang dan menyebarnya arus informasi dan teknologi secara meluas. Era ini membuka semua peluang yang memungkinkan barang, informasi dan pengetahuan dapat diakses masyarakat global dengan mudah.selain itu globalisasi juga identik dengan perkembangan dan penyebaran teknologi. Dalam berbagai bentuk teknologi pada dasarnya tercipta untuk manusia dan memberikan kemudahan. Berbagai alat diciptakan dan dikembangkan dengan sangat cepat untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap kemudahan – kemudahan dalam menjalankan roda kehidupan.kebutuhan tersebut anatara lain adalah kebutuhan untuk mengolah dan menyimpan data, mempermudah pekerjaan di berbagai bidang, memperoleh informasi, menambah pengetahuan, hiburan dan lain – lain. Semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi lewat teknologi yang disebut computer atau notebook. tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Atribut Pembentuk Kepuasan, kepuasan konsumen terhadap perilaku WOM (Word Of Mouth) pada produk notebook Toshiba.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen Notebook Toshiba. Sampel pada penelitian ini 110 pelanggan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan SEM (Stuctural Equation Modeling) dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut : variabel atribut pembentuk kepuasan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen notebook Toshiba, variabel kepuasan konsumen berpengaruh terhadap perilaku WOM notebook Toshiba.

Keywords : Atribut Pembentuk Kepuasan, kepuasan konsumen, perilaku WOM

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Globalisasi merupakan dampak dari berkembang dan menyebarnya arus informasi dan teknologi secara meluas. Era ini membuka semua peluang yang memungkinkan barang, informasi dan pengetahuan dapat diakses masyarakat global dengan mudah.selain itu globalisasi juga identik dengan perkembangan dan penyebaran teknologi. Dalam berbagai bentuk teknologi pada dasarnya tercipta untuk manusia dan memberikan kemudahan. Berbagai alat diciptakan dan dikembangkan dengan sangat cepat untuk mengimbangi kebutuhan masyarakat terhadap kemudahan – kemudahan dalam menjalankan roda kehidupan.kebutuhan tersebut anatara lain adalah kebutuhan untuk mengolah dan menyimpan data, mempermudah pekerjaan di berbagai bidang, memperoleh informasi, menambah pengetahuan, hiburan dan lain – lain. Semua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi lewat teknologi yang disebut computer atau notebook.

(11)

Dengan semakin maraknya konsumsi notebook di Indonesia sejak sekitar tahun 1997, notebook tidak lagi hanya dimaknai sebagai alat teknologi tetapi juga mulai menjadi gaya hidup. Jauh sebelum notebook dipopulerkan oleh Tukul Arwana dalam acara Empat Mata, budaya notebook memang sudah terlihat mulai dari penggunaan notebook dalam berbagai acara di Televisi sebagai alat pendukung acara ataupun sebagai pemanis saja, seperti dalam acara infotaiment, bincang – bincang, reality show hingga acara informasi seperti berita. Jika diamati penggunaan notebook sering menyimpang dari fungsi aslinya sebagai alat teknologi untuk mempermudah kegiatan pengolahan data dengan mobilitas yang tinggi. Bahkan sebagian orang notebook hanya menjadi sarana pendukung penampilan agar terlihat sebagai warga dunia yang mengikuti perkembangan zaman.

(12)

berbagai tipe notebook yang kesemuanya menjanjikan kepuasan konsumen, terutama dalam aspek dukungan terhadap kecepatan kerja.

Untuk kategori produk kaya informasi seperti notebook, ternyata banyak faktor yang dipertimbangkan konsumen sebelum membeli. Hal ini dibuktikan dengan data Top Brand Index dan ICSA yang diperoleh dari berbagai jenis merek dan mengalami fluktuatif, dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2007-2009

Merek TBI

Tabel 1.2. ICSA Notebook 2007-2009

Tahun Merek

(13)

fasilitas atau keunggulan yang dipromosikan. Penurunan tersebut dialami pula oleh Notebook Toshiba pada tahun 2007 nilai TBI sebesar (19.41%) kemudian pada tahun 2008 turun sebesar (17.6%) dan turun lagi pada tahun 2009 sebesar (14.2%). Oleh karena itu didalam membeli notebook, terdapat pertimbangan konsumen yaitu kepuasan konsumen dan perilaku konsumen dalam hal ini perilaku WOM (Word of Mouth). Selain itu peringkat kepuasan konsumen yang diperoleh Toshiba tahun 2006 dan 2007 digeser oleh Acer pada tahun 2009 dan 2008. Permasalahan ini apakah disebabkan kualitas Toshiba yang menurun, sehingga kepuasan konsumen juga ikut menurun dan menyebabkan perilaku WOM tidak terbentuk.

(14)

primarily because people think that they can do nothing about it”. Kepuasan konsumen, dengan ‘level of satisfaction’ yang berbeda akan memberikan pengaruh yang bebeda pada perilaku word-of-mouth. Penelitian yang dilakukan Anderson (1998) menyimpulkan bahwa konsumen yang sangat puas atas jasa yang mereka konsumsi akan melakukan WOM positif lebih tinggi dari mereka yang puas, dan sebaliknya konsumen yang tidak puas akan melakukan WOM negatif yang lebih tinggi lagi.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk menganalisis PENGARUH ATRIBUT PEMBENTUK KEPUASAN TERHADAP PERILAKU WOM (WORD OF MOUTH) MELALUI KEPUASAN KONSUMEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PRODUK NOTEBOOK TOSHIBA DI HI-TECH MALL SURABAYA (Studi Kasus Pada Produk Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya)

1.2. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Atribut Pembentuk Kepuasan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pada produk notebook Toshiba di Hi-Tech Mall?

(15)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pengaruh Atribut Pembentuk Kepuasan terhadap kepuasan konsumen pada produk notebook Toshiba di Hi-Tech Mall 2. Untuk menganalisis pengaruh kepuasan konsumen terhadap perilaku

WOM (Word Of Mouth) pada produk notebook Toshiba di Hi-Tech Mall

1.4. Manfaat Penelitian

- Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam menetapkan kebijaksanaan perusahaan untuk masa yang akan datang.

- Hasil penelitian bagi lembaga, dapat menambah perbendaharaan perpustakaan UPN “Veteran Jawa Timur” sebagai bahan kajian maupun bahan pembanding penelitian pada masa yang akan datang terhadap masalah serupa.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Bagian ini berisikan fakta atau temuan serta penelitian yang telah

dilakukan peneliti terdahulu yang berhubungan dan permasalahan dalam

penelitian ini.

a. E r i d a (2009) Tentang Pengaruh Kepuasan Konsumen Dan Insentif

Terhadap Perilaku Wom (Word-Of-Mouth) Konsumen Jasa Angkutan

Penumpang Bis Antar Kota Antar Propinsi Kelas Eksekutif Di

Bandung .

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasi beberapa

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kepuasan konsumen jasa angkutan penumpang bis

antar kota antar propinsi kelas eksekutif di Bandung,

2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap program insentif

yang diberikan perusahaan,

3. Apakah kepuasan konsumen (tidak puas, puas dan sangat puas)

berpengaruh terhadap perilaku word-of-mouth konsumen jasa

angkutan penumpang bis antar kota antar propinsi kelas

eksekutif di Bandung

4. Apakah Insentif (kupon makan, tiket gratis, dan kupon + tiket

(17)

konsumen jasa angkutan penumpang bis antar kota antar

propinsi kelas eksekutif di Bandung

5. Apakah interaksi kepuasan konsumen dan insentif berpengaruh

terhadap perilaku word-of-mouth konsumen jasa angkutan

penumpang bis antar kota antar propinsi kelas eksekutif di

Bandung.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

survey explanatory. Populasi sample dalam penelitian ini adalah

konsumen jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif dengan

jumlah sample sebanyak 152 responden di lima perusahaan bis jurusan

Bandung-Palembang. Penarikan sample menggunakan teknik

judgement sampling. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang

dilakukan dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen secara

mandiri mempunyai pengaruh terhadap perilaku word-of-mouth

konsumen pada jasa angkutan penumpang bis AKAP kelas eksekutif di

Bandung, begitupun dengan insentif. Dari hasil pengujian pengaruh

interaksi kepuasan dan insentif terhadap perilaku WOM,

mengindikasikan bahwa insentif merupakan katalisator yang efektif

dalam menurunkan WOM negatif yang dilakukan oleh konsumen yang

tidak puas, dan dalam meningkatkan WOM positif yang dilakukan

(18)

b. Darmayana, (2007) dengan judul analisis faktor-faktor bauran

pemasaran yang mempengaruhi kepuasan konsumen pembeli rumah

tipe menengah keatas di Kec. Ngaglik, Yogyakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji dari variabel-variabel tersebut yang memiliki

pengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pembeli rumah tipe

menengah ke atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa factor-faktor

bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, dan

bukti fisik, secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan konsumen pembeli rumah tipe menengah ke atas,

hasil penelitian menunjukkan bahwa factor-faktor bauran pamasaran

yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, dan bukti fisik secara

parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan

konsumen pembeli rumah tipe menengah ke atas, variable harga dan

produk merupakan variable yang mempunyai pengaruh dominan

terhadap kepuasan konsumen. Untuk variable harga, penetapan harga

merupakan indicator yang menjadi perhatian utama konsumen dimana

berdasarkan hasil analisis deskriptif indicator ini memiliki nilai

rata-rata lebih besar dibandingkan indicator harga lainnya (persyarata-ratan

pembayaran dan potongan harga). Sedangkan untuk variable produk,

kualitas merupakan indicator yang menjadi perhatian utama konsumen,

dan berdasarkan hasil analisis deskriptif indicator ini memiliki nilai

rata-rata lebih besar di bandingkan indicator lainnya (desain dan

(19)

2.2. Pemasaran

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang

dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya, dan mendapatkan laba.

Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat

penting dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan

sama dengan istilah seperti penjualan, perdagangan dan pendistribusian.

Salah satu pengertian ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan

mempunyai kegiatan dan kepentingan yang berbeda-beda.

Kenyataannya pemasaran merupakan konsep yang menyeluruh

yang meliputi penentuan daripada kebutuhan dan keinginan konsumen,

sasaran, dan kemudian bagaimana menyerahkan produk secara efisien dan

efektif. Sedangkan istilah yang lain tersebut hanya merupakan satu bagian

atau kegiatan dalam sistem pemasaran keseluruhannya.

Menurut Stanton dalam bukunya “Fundamental Marketing” yang

dikutip oleh Swastha dan Irawan (2003 : 5) menyatakan bahwa pemasaran

adalah suatu system keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Menurut Kotler (1997 : 8), pemasaran adalah suatu proses sosial

(20)

mereka butuhkan dan inginkan dalam menciptakan, menawarkan dan

pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain.

Sedangkan menurut Assauri (1990 : 5) pemasaran adalah sebagai

kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Menurut Suratno (2001 : 4-7) pemasaran berarti pemenuhan kebutuhan

yang saling menguntungkan namun memahami apa yang menjadi kebutuhan

dan keinginan konsumen bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Menurut Suratno definisi tersebut dapat dijelaskan dengan

mengunakan konsep-konsep inti pemasaran yaitu :

1. Kebutuhan.

Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam

diri seseorang. Memiliki banyak kebutuhan yang komplek dan tidak

pernah berhenti atau puas sampai akhir hayat.

2. Keinginan.

Merupakan kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kultur dan pribadi

individu. Dengan berkembangnya masyarakat maka keinginan anggota

masyarakat itu pun meluas.

3. Permintaan.

(21)

4. Produk.

Sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapatkan

perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, untuk memenuhi

suatu kebutuhan atau keinginan.

5. Pertukaran.

Tindakan untuk memperoleh suatu obyek yang diinginkan dari seseorang

dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.

6. Transaksi.

Merupakan perdagangan nilai antara dua belah pihak.

7. Pasar.

Tempat bertemunya penjual dan pembeli baik secara langsung maupun

tidak langsung untuk melakukan transaksi atas barang dan jasa.

Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kunci konsep

pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan adalah menentukan kebutuhan

dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan kepada konsumen

untuk lebih efisien dan efektif dari pada yang diberikan oleh para pesaing,

dimana merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

perusahaan.

Kegiatan pemasaran tidak bermula pada selesainya proses produksi

dan juga tidak berakhir pada saat penjualan dilakukan, tetapi perusahan juga

harus dapat memberikan kepuasan. Dimana konsumen mempunyai pandangan

yang baik terhadap perusahaan sehingga jaminan yang baik atas barang dan

(22)

Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberi keputusan terhadap

keinginan dan kebutuhan pembeli atau konsumen seluruh kegiatan dalam

perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk

memenuhi tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan ini meliputi semua

bagian-bagian yang ada, seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan dan

pengembangan fungsi-fungsi lainnya.

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Perusahaan harus menerapkan konsep pemasaran dalam praktek

agar keuntungan yang terkandung didalamnya dapat direalisasikan, dan

dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran ini merupakan tindakan dari

konsep pemasaran.

Banyak definisi yang diungkapkan oleh ahli ekonomi mengenai

manajemen pemasaran, diantaranya Kotler dan Armstrong (2003 : 16)

manajemen pemasaran adalah merupakan analisis, perencanaan,

implementasi dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang

menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi.

Menurut Assauri (2002 : 12) manajemen pemasaran merupakan

kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

program - program yang dibuat untuk membentuk, membangun dan

memelihara keuntungan dari pertukaran melalui sasaran guna mencapai

(23)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen

pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan,

pelaksanaan dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan

yang tergantung pada pertukaran dan dengan tujuan menghasilkan

keputusan bagi pihak-pihak yang terlibat proses pertukaran dapat

ditimbulkan baik oleh penjual maupun pembeli yang menguntungkan kedua

belah pihak.

Penentuan produksi, harga, promosi dan tempat untuk mencapai

tanggapan yang efektif disesuaikan dengan sikap dan perilaku konsumen

dan sebaiknya sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi sedemikian rupa

sehingga menjadi sesuai dengan produk-produk perusahaan.

2.2.3. Konsep Pemasaran

Menurut Kotler (1997 : 17) konsep pemasaran menyatakan bahwa

kunci meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada

pesaing dalam memandukan kegiatan pemasaran dan memuaskan kebutuhan

dan keinginan pasar sasaran.

Konsep pemasaran bersandar pada empat tiang utama, yaitu fokus

pasar, orientasi kepada pelanggan, pelanggan terkoordinasi dan orientasi

laba. Konsep pemasaran berdasarkan pandangan dari luar kedalam. Konsep

ini diawali dengan pasar yang didefinisikan secara jelas berfokus pada

kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang berkaitan

(24)

Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 8), ada tiga unsur pokok yang

mendasari konsep pemasaran yaitu :

a. Orentasi pada konsumen

Perusahaan yang berorentasi pada konsumen maka harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok yang dari pembeli yang akan dilayani.

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam

penjualannya.

3. Menentukan produk dan program pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku konsumen.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah

menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau

desain yang menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan

Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dan konsep

pemasaran. Karena keuntungan dapat diperoleh melalui kepuasan

konsumen. Dengan keuntungan yang maksimal perusahaan dapat tumbuh

dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat

memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada konsumen serta dapat

memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegunaan pemasaran

Dalam perusahaan perlu dilakukan cara untuk memberikan kepuasan

(25)

koordinasi, kegunaan produk, harga saluran distribusi dan promosi untuk

menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan pelanggan.

2.2.4. Kepuasan Konsumen

2.2.4.1. Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut Oliver (1993) menyatakan kepuasan kumulatif dapat dibedakan

dari kepuasan transaksi pelanggan tertentu, yang merupakan penilaian evaluatif

segera setelah pembelian atau reaksi efektif terhadap pengalaman transaksional

paling baru dengan firma tersebut.

Dari ukuran kepuasan yang dikembangkan oleh Oliver (1993) tersebut

dibuat empat item pertanyaan sesuai dengan penelitian terdahulu oleh sellyana &

Dharmesta (2002:97) yang mengambil dari ukuran kepuasan yang dikembangkan

oleh Oliver (1993) ,untuk menunjukkan ketidakpuasan konsumen pasca purna beli

dengan membandingkan harapan konsumen dan realisasi kinerja produk

Menurut Oliver (1980) dalam wiley (2000 : 1) menyatakan : “ Several alternative explanations of consumer satisfaction have been advanced. But the expectations disconfirmation paradigm has been the most popular. This account predicts that expectation and disconfirmation are two variables that best explain consumersatisfaction”.Penjelasan ini mengacu pada definisi mengenai kepuasan yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realisasi layanan , sehingga penentu

dari kepuasan pelanggan juga didasarkan pada gap (perbandingan ) antara harapan

(26)

2.2.4.2. Indikator Kepuasan Konsumen

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Several

alternative explanations of consumer satisfaction have been advanced, but the

expectations- disconfirmation paradigm has been the most popular. This account

predicts that expectations and disconfirmation are the two variables that best

explain consumer satisfaction." Penjelasan ini mengacu pada definisi mengenai

kepuasan yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realiasi layanan, sehingga

penentu dari kepuasan pelanggan juga didasarkan pada gap antara harapan dan

realsiasi.

Oliver (1980) dalam Wiley (2000:1) menyatakan: "Disconfirrnation can be

defined as the difference between expected and perceived product

performance, and expectations as predictions of future performance." Pendapat

ini menyatakan bahwa disconfirmation didefinisikan sebagai perbedaan

antara harapan dan realisasi kinerja produk, dan harapan untuk waktu yang

akan datang atas kinerja produk.

Wiley (2000:1) menyatakan: "The inclusion of expectations suggests that

products fulfilling high expectations are predicted to generate greater consumer

satisfaction than products that meet low expectations." Pendapat ini menjelaskan

bahwa pemenuhan harapan atas kinerja produk menentukan terhadap

tinggi rendahnya kepuasan pelanggan pada kinerja produk.

Dari dasar itu pengukuran indikator Kepuasan dikembangkan dan terbentuk :

1. Voice Response

(27)

3. Third Partry Respponse

2.2.5. Perilaku Word-of-mouth

Word-of-mouth communication, pada dasarnya adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang perusahaan itu sendiri, dalam

bentuk komentar tentang kinerja produk, keramahan, kejujuran, kecepatan

pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan dialami oleh seseorang yang

disampaikan kepada orang lain. Pesan yang disampaikan dapat berbentuk pesan

yang sifatnya positif maupun negatif bergantung pada apa yang dirasakan oleh

sipemberi pesan tersebut atas jasa yang ia konsumsi. Dalam penelitian ini

kontstruk perilaku WOM mengacu pada konsep Swan & Oliver (dalam Chew &

Jochen, 2001; 12), yaitu: “the likelihood to generate word-of-mouth, the favorability of word-ofmouth generated, and likelihood to make a purchase recommendation.

Perilaku WOM dapat dihubungkan dengan kepuasan dan ketidakpuasan

konsumen dengan pengalaman konsumsinya terdahulu (Blodget, 1993; Brown &

Beltramini 1989, dan lain-lain). Kepuasan konsumen oleh Kotler didefinisikan

(28)

2.2.6. Pengaruh antara Atribut Pembentuk Kepuasan Konsumen dan Kepuasan Konsumen

Kurtz and Boone (1995), .customer satisfaction is the ability of goods or services to meet or exceed buyer need and expectations. Jika saat pelanggan membeli dan menggunakan suatu produk, dan mampu memenuhi bahkan

melampaui kebutuhan dan harapannya, maka akan terjadi kepuasan. Kotler

(2000), .customer satisfaction is a person’s feelings of pleasure or disappointment resulting from comparing a product perceived performances (or outcome) in relation to his or her expectations. Kepuasan konsumen atau pelanggan dapat diartikan sebagai perasaan senang atau kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah

membandingkan kinerja (performance) produk dengan apa yang diharapkan (expectation). Hanan and Karp (1989) menyatakan bahwa didalam mengevaluasi kepuasan pelanggan terhadap suatu produk selalu mengacu pada atribut-atribut

pembentuk kepuasan, dikenal dengan istilah .The Big Eight..

2.2.7. Pengaruh antara Kepuasan Konsumen dan Perilaku WOM

Perilaku WOM juga dapat dipicu oleh insentif yang diberikan oleh service

provider kepada pelanggan, (Griffen, 1995; Misner, 1995; Ryan, 1996, dan Chew

& Jochen, 2001). Insentif menurut Winardi (1995; 245),” adalah suatu stimulans

ekstra-organik, yang dikombinasi dengan satu factor intraorganik atau lebih, guna

menimbulkan aktivitas, dan merupakan stimulans ekstra-organik yang ditujukan

untuk mengarahkan kelakuan tertentu atau untuk mempertahankan kelakuan

tertentu. Lovelock dan Zeithaml sependapat bahwa insentif dalam konteks

(29)

Kepuasan

merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai motivator dalam

mendorong WOM positif dan mengurangi WOM negatif.

Bila dikaitkan dengan kepuasan konsumen, insentif dianggap sebagai

katalisator untuk meningkatkan perilaku WOM dari konsumen yang puas dan

meredam WOM negatif dari konsumen yang tidak puas atas jasa yang mereka

konsumsi. Menurut Swan & Oliver (1989, dalam Chew, 2001),”ketika konsumen

merasa puas, WOM positif yang diberikan lebih sering dan lebih mungkin untuk

memberikan rekomendasi pembelian. Namun kepuasan sendiri bukan jaminan

bahwa konsumen akan melakukan WOM, tetapi dengan memberikan insentif

akan meningkatkan kemungkinan mereka melakukan WOM.

2.3. Model Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan dan teori diatas maka hipotesis pada penelitian

ini adalah :

1. Diduga Atribut Pembentuk Kepuasan berpengaruh positif terhadap

kepuasan konsumen.

2. Diduga kepuasan konsumen berpengaruh positif terhadap Perilaku

(30)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Untuk memudahkan di dalam memecahkan masalah, maka penulis mencoba mendefinisikan operasional dan pengukuran variabel dalam

penelitian ini yaitu segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam

suatu penelitian, yang didasarkan atas sifat-sifat atau hal-hal yang dapat

didefinisikan. Definisi operasional variabel merupakan petunjuk bagaimana

variabel diukur.

Adapun variabel yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Variabel Bebas :

Atribut Pembentuk Kepuasan (X1)

Kepuasan pelanggan atau pelanggan dapat diartikan sebagai perasaan senang atau

kecewa (ketidakpuasan) seseorang setelah membandingkan kinerja (performance)

produk dengan apa yang diharapkan (expectation), dengan indikator (Musanto, 2004 : 126) :

1) Value to Price Relationshis

Yaitu bahwa hubungan antara harga dan nilai produk ditentukan oleh

perbedaaan antara nilai yang diterima pelanggan terhadap suatu

(31)

2) Product Quality.

Merupakan mutu dari semua komponen – komponen yang membentuk

produk sehingga produk tersebut mempunyai nilai tambah.

3) Product Features.

Merupakan komponen – komponen fisik dari suatu produk.

4) Response to and Remedy of Problems

Merupakan sikap dari karyawan dalam menanggapi keluhan serta

masalah yang dihadapi oleh pelanggan.

5) Convenience of acquisition

Merupakan segala kemudahan dan kenyamanan yang diberikan oleh

perusahaan terhadap produk yang dihasilkannya.

Kepuasan Konsumen (X2)

Kepuasan yaitu hasil perbandingan antara harapan dan realiasi layanan, sehingga

penentu dari kepuasan pelanggan juga didasarkan pada gap (perbandingan) antara

harapan dan realsiasi, dengan indikator (Darmayana, 2007:145) :

a) Voice Response yaitu usaha menyampaikan keluhan secara langsung

atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bersangkutan

b) Private Response yaitu memberitahu atau memperingatkan pada teman,

keluarga dan kerabat terdekat Anda mengenai pengalamannya dengan

(32)

c) Third Partry Respponse yaitu meminta ganti rugi secara hukum, atau

mengadu melalui media massa, jika perusahaan tersebut tidak memiliki

prosedur penanganan keluhan yang baik

Variabel Terikat :

Word-of-mouth (Y)

Adalah pesan tentang produk atau jasa suatu perusahaan, ataupun tentang

perusahaan itu sendiri, dalam bentuk komentar tentang kinerja produk,

keramahan, kejujuran, kecepatan pelayanan dan hal lainnya yang dirasakan dan

dialami oleh seseorang yang disampaikan kepada orang lain, dengan indikator

(Erida, 2009:3) :

a) Kinerja produk yaitu kualitas dari produk tersebut.

b) Keramahan yaitu sikap ramah pegawai dalam melayani pelanggan .

c) Kejujuran yaitu sikap tulus dan jujur dari pegawai dalam melayani

pelanggan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval. sedangkan

teknik pengukurannya menggunakan semantik diferensial yang mempunyai skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :

1 7

(33)

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi

skor pada kotak yang sudah tersedia, dimana nilai 1 menunjukkan nilai

terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai tertinggi.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen

Notebook Toshiba Di Hi-Tech Mall Surabaya.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut. Karena itu sample harus

representative dari sebuah populasi (Sumarsono, 2002 : 45). Sampel adalah

bagian dari keseluruhan populasi yang menjadi obyek sesungguhnya dari

suatu penelitian. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan atas ciri-ciri atau karakteristik yang sudah ditetapkan untuk mencapai tujuan

atau maksud tertentu. Dengan kriteria antara lain :

- Merupakan pengguna dan pembeli Notebook Toshiba

- Berusia 18 tahun ke atas

- Berlokasi di Surabaya

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan

(34)

1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah

5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila

terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

Dalam penelitian ini sampel diambil dari pelanggan yang berada

pada Notebook Toshiba, dengan jumlah minimal 11 indikator x 10 = 110

pelanggan. Dan untuk memenuhi persyaratan uji SEM yang mengharuskan

sampel sebanyak 100-200, maka sampel pada penelitian ini 110

pelanggan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yaitu data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian dengan cara

kuesioner.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber datanya diperoleh dari responden yaitu

(35)

3.3.3. Pengumpulan Data

1. Interview

Yaitu teknik pegumpulan data dalam metode survei yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian guna

melengkapi data dalam penelitian ini.

2. Kuisioner.

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar

pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data

dalam penelitian.

3. Observasi.

Yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek, obyek atau

kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi.

dengan individi-individu yang diteliti..

4. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan jalan mengutip dokumen

perusahaan dengan masalah yang dibahas.

3.4. Teknik Analisis dan Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis multivariate dengan Structural Equation Modeling (SEM).

Penaksiran pengaruh pada masing – masing variabel bebas terhadap

variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

(36)

kepuasan kerja, komitmen serta semangat kerja menggunakan

Confirmatory Factor Analysis. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran variabel dilakukan sebagai berikut:

Persamaan Atribut Pembentuk Kepuasan(X1):

X1.1 = λ1 Atribut Pembentuk Kepuasan + er_1

X1.2 = λ2 Atribut Pembentuk Kepuasan + er_2

X1.3 = λ3 Atribut Pembentuk Kepuasan + er_3

X1.4 = λ4 Atribut Pembentuk Kepuasan + er_4

X1.5 = λ5 Atribut Pembentuk Kepuasan + er_5

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan faktor kepuasan kerja akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 3.1: Model Pengukuran Faktor Atribut Pembentuk Kepuasan

(37)

Keterangan:

X11 = pertanyaan tentang Value to Price Relationship X12 = pertanyaan tentang Product Quality

X13 = pertanyaan tentang Product Features

X14 = pertanyaan tentang Response to and Remedy of Problems

X15 = pertanyaan tentang Convenience of acquisition

er_j = error term X1j

Persamaan Kepuasan Konsumen (X2) :

X2.1 = λ6 Kepuasan Konsumen + er_6

X2.2 = λ7 Kepuasan Konsumen + er_7

X2.3 = λ8 Kepuasan Konsumen + er_8

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan faktor kepuasan kerja akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 3.2: Model Pengukuran Faktor Kepuasan Konsumen

(38)

Keterangan:

X2.1 = pertanyaan tentang Voice Response

X2.2 = pertanyaan tentang Private Response

X2.3 = pertanyaan tentang Third Partry Respponse

er_j = error term X2j

Persamaan Word-of-mouth:

Y1.1 = λ9 Word-of-mouth + er_9

Y1.2 = λ10 Word-of-mouth + er_10

Y1.3 = λ11 Word-of-mouth + er_11

Bila persamaaan di atas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analysis, maka model pengukuran dengan faktor kepuasan kerja akan nampak sebagai

berikut:

Gambar 3.3: Model Pengukuran Faktor Word-of-mouth

Keterangan:

Y1.1 = pertanyaan tentang the likelihood to generate word-of mouth

Y1.2 = pertanyaan tentang favorability of word-of-mouth generated

Y1.3 = pertanyaan tentang the likelihoodto make purchase

(39)

3.4.1 Uji Normalitas dan Linieritas

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi

normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path

diagram. Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam

analisis , penguji dapat menggunakan uji – uji statistik. Uji yang paling

mudah adalah dengan mengamati skweness value dari data yang digunakan. Dimana biasanya disajikan dalam statistik deskriptif dari

hampir semua program statistic. Nilai statistic untuk menguji normalitas

itu disebut sebagai z – value yang dihasilkan melalui rumus sebagai berikut :

Nilai – z = Skewness dimana N adalah ukuran sampel 6

N

Bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atai critical ratio (Ferdinand,

2000 : 95), maka dapat diduga bahwa distribusi data tidak normal. Nilai

kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki.

Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar ± 2.58 berarti kita dapat

menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0.01.

Linieritas dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pada penyebarannya untuk menduga

(40)

3.4.2. Evaluasi Outliers

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karateristik

unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi yang lain dan

muncul dalam bentuk ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun

variabel kombinasi. (Hair. Et.al. 1998).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan 2 cara, yaitu analisis

terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers

(Hair. Et.al. 1998).

a. Outliers Univariat

Deteksi terhadap adanya outliers univariate daapt dilakukan

dengan menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai

outlier dengan cara mengkoversi nilai data penelitian ke dalam standar

score atau yang biasa disebut dengan z-score, yang mempunyai

rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Bila nilai-nilai itu telah

dinyatakan dalam format yang standar (z-score), maka perbandingan

antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk sampel besar

(diatas 80 observasi), pedoman evaluasi adalah nilai ambang batas dari

z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1998

dalam Ferdinand, 2002:98). Oleh karena itu apabila ada

observasi-observasi yang memilki z-score ≥ 3,0 akan dikategorikan sebagai

(41)

b. Outliers Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat outliers perlu dilakukan sebab

walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada

tingkat univariat, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah

saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis (The Mahalanobis

Distance) untuk tiap obsevasi dapat dihitung dan menunjukkan jarak

sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuh ruang

multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan

menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat ρ< 0,001. Jarak

Mahalanobis itu dapat dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada

derajat kebebasan sebesar jumlah item yang digunakan dalam

penelitian. Dan apabila nilai jarak Mahalanobis lebih besar dari χ2tabel

adalah Outlier Multivariat.

3.4.3. Deteksi Multicollinearity dan Singularity

Untuk melihat apakah pada data penelitian terdapat

multikolineritas (Multicollinearity) atau singularitas (Singularity) dalam kombinasi variabel, maka yang perlu diamati adalah determinan dari

matriks kovarians sampelnya. Determinan yang benar-benar kecil atau

(42)

Determinant of Sample covariance matrix = 2.5709 e + 006

Atau multikolinearitas atau singularitas = 2.570.906,550

sehingga data tidak dapat digunakan untuk penelitian (Ferdinand,

2002:108).

3.4.4. Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah

indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang

seharusnya diukur. Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari

setiap laten variabel / construct akan diuji dengan melihat loading faktor

dari hubungan antara setiap obseverd variabel dan laten veriabel. Secara

umum nilai variance extracted yang dapat diterima adalah ≥ 0,5. Variance

extracted dihitung dengan rumus sebagai berikut :

∑ [Standardize Loading]

Variance Extracted =

∑ [Standardize Loading] + ∑εj

3.4.5. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari

indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana

masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstruk / faktor

laten yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling

membantu dengan menjelaskan sebuah fenomena yang umum.

Coomposite Realibility diperoleh melalui rumus berikut (Ferdinand, 2002

(43)

(∑Std. loading)2

Construct Realibility =

(∑Std. loading)2 + εj Keterangan :

1. Standard loading diperoleh dari standardized loading untuk tiap-tiap

indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.

2. ∑εj adalah measurement error dari setiap indikator. Measurement error

dapat diperoleh dari 1 – realibilitas indikator.

Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥ 0.7, walaupun angka itu

bukanlah sebuah ukuran yang “mati”. Artinya bila penelitian yang dilakukan

bersifat eksploratori maka nilai dibawah 0.7 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empirik yang terlibat dalam

proses eksplorasi.

3.4.6. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung (koefisien jalur) diamati dari bobot regresi

terstandar, dengan pengujian signifikansi pembanding nilai CR (Critical Ratio) atau p (probability) yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar daripada t tabel berarti signifikan.

3.4.7. Pengujian Model dengan Two-Step Approach

Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi

yang digunakan [Hartline,1966], dan karena keakuratan reliabilitas

(44)

Two-step approach bertujuan untuk menghindari interaksi antara model pengukuran dan model struktural pada One Step Approach [Hair,

et.al.,1998].

Yang dilakukan dalam two-step approach to SEM adalah : estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap structural model

[Anderson dan Gerbing, 1998]. Cara yang dilakukan dalam menganalisis

SEM dengan two-step approach adalah sebagai berikut :

a. Menjumlahkan skala butir-butir setiap konstrak menjadi sebuah

indikator summed-scale bagi setiap konstrak. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi [Z-scores] dengan mean = 0, deviasi standar = 1, yang tujuannya adalah untuk

mengeliminasi pengaruh-pengaruh skala yang berbeda-beda tersebut

[Hair, et.al, 1998].

b. Menetapkan error [ε] dan lambda [λ] terms, error terms dapat

dihitung dengan rumus 0,95 kali σ [Anderson dan Gerbing, 1998].

Perhitungan construct reliability [α] telah dijelaskan pada bagian

sebelumnya dan deviasi standar [σ] dapat dihitung dengan bantuan

program aplikasi statistik SPSS. Setelah error [ε] dan lambda [λ] terms diketahui, skor-skor tersebut dimasukkan sebagai parameter fix

(45)

3.4.8. Evaluasi Model

Didalam SEM peneliti dapat melakukan 3 kegiatan secara

serempak, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen,

pengujian model hubungan antar variabel laten (setara dengan analisis

jalur), dan mendapatkan model yang bermanfaat untuk perkiraan (setara

dengan model struktural). Tahap yang ditempuh dalam pengolahan data

dengan analisis ini adalah :

1. Mengembangkan path diagram.

Pada path diagram ditunjukkan hubugan kausal antar variabel yaitu antara

variabel endogen dan eksogen. Hubungan antara variabel ini dinayatkan

dengan anak panah. Anak panah lurus dengan satu ujung menunjukkan

hubungan kausal yang langsung antara satu variabel lainnya. Sedangkan

garis lengkung dengan dua ujung menunjukkan korelasi antar variabel.

2. Evaluasi atas asumsi SEM

Evaluasi asumsi ditujukan untuk mengetahui kecukupan dipenuhinya

asumsi-asumsi yang ada dalam pemodelan SEM. Evaluasi yang dilakukan

adalah evaluasi normalitas data, evaluasi atas univariate outliers dan

evaluasi atas multicolonieritas dan singularity.

3. Evaluasi kriteria Goodness-of-fit model penelitian

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian (fit) dan

model yang dikembangkan terhadap data penelitian. Ini penting dilakukan

karena SEM tidak digunakan untuk menciptakan suatu model tapi lebih

(46)

atas hubungan variabel yang dimodelkan maka analisis SEM ini tidak

dapat digunakan. Ukuran Goodness of fit yang digunakan serta nilai

cut-off-nya dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 3.1. Goodness of Fit Index

Goodness-of-fit index Cut-off-value

X2 – Chi Square Diharapkan kecil

Derajat bebas (DF) Positif

Signifikansi Probabilitas ≥ 0,05

GFI ≥ 0,90

AGFI ≥ 0,90

TLI ≥ 0,95

CFI ≥ 0,95

Sumber : Hair et.al, (1998) 4. Intrepretasi hasil

Pada tahap ini hasil atau ouput pengujian dievaluasi untuk

menentukan penerimaan atau penolakan terhadap kesesuain model dan

hipotesis yang diajukan.

3.4.9. Evaluasi Goodgness of Fit 1. X2- Chi Square Statistic

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit

adalah likehood ratio chi-square statistic. Chi-square ini bersifat sangat

sensitive terhadap besarnya sample yang digunakan karena itu bila

jumlah sample adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel maka

statistic chi-square ini harus didampingi oleh alat uji kainnya. Model

(47)

rendah. Semakin kecil nilai X2 semakin baik model itu. Dalam pengujian

ini nilai X2 yang rendah yang mengahasilkan sebuah tingkat signifikansi

yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tak adanya perbedaan

yang signifikan antara matriks kovarians yang diestimasi.

2. RMSEA-The Root Mean Square Error of Appoximation

Adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk

mengkompensasikan chi-square statistic dalam sample yang besar Nilai

RMSEA menunjukkan goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0.08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukkan Indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

sebuah close-fit dari model ini berdasarkan degree of freedom. 3. GFI – Goodness of Fit Index

Indeks kesesuaian (fit index) ini akan menghitung proporsi

tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan

oleh matriks kovarians populasi yang terestimasikan.

GFI adalah sebuah ukuran non-statistical yang mempunyai

rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit 0. nilai

yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit”.

4. AGFI Adjusted Goodness of fit indeks

Adalah analog dari R2 dalam regresi bergnda. Fit index ini

(48)

Tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bial AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0.90. perlu diketahui

bahwa baik GFI maupun AGFI adalah criteria yang memperhitungkan

proporsi tertimbang dari varias dalam sebuah matriks kovarians sampel.

5. CMIN / DF

The minimun sample discrepancy function (CMN) dibagi dengan

degree of freedom-nya akan menghasilkan indeks CMIN/DF, yang umumnya dilaporkan oleh para peneliti sebagai salah satu indicator

untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model.

6. TLI – Tucker Lewis Index

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline

model. Nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya

sebuah model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati

1 menunjukkan a very good fit.

7. CFI : Comparative fit index

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejerah singkat Perusahaan

Toshiba, adalah perusahaan Jepang yang memproduksi dan

memasarkan berbagai peralatan listrik dan produk elektronik yang

canggih, yang berkantor pusat di Tokyo, Jepang. Toshiba dinilai

sebagai perusahaan no 7 dunia untuk produsen terintegrasi untuk

peralatan listrik, elektronik dan sebagai pembuat chip. Toshiba

Semikonduktor termasuk 20 besar pemimpin penjualan semikonduktor

di dunia.

Merger pada tahun 1939 dari Shibaura Seisakusho dan Tokyo

Denki menciptakan sebuah perusahaan baru disebut Tokyo Shibaura

Denki dan dijuluki sebagai Toshiba. Tapi pada baru tahun 1984

perusahaan itu resmi berubah menjadi Toshiba Corporation. Grup ini

makin kuat melalui pertumbuhan internal dan melalui akuisisi

perusahaan rekayasa alat berat dan perusahaan industri primer pada

1940-an dan 1950-an. Kemudian pada 1970-an dan seterusnya, anak

perusahaan mulai didirikan, yaitu: grup Toshiba Lighting & Teknologi

(1989), Toshiba Carrier Corporation (1999), Toshiba Elevator &

(50)

Toshiba Medical Systems Corp (2003) dan Toshiba Materials Co Ltd

(2003).

Toshiba Corporation adalah salah satu perusahaan diversifikasi

produsen dan pemasar produk digital, perangkat elektronik dan

komponen, sistem infrastruktur sosial dan Home appliances. Sebagai

pendiri dan inovator terkemuka dalam komputasi portabel dan

produk-produk jaringan, Toshiba mulai memasarkan notebook, PC, dan PC

server untuk rumah, kantor dan pengguna mobile. Toshiba Qosmio

Notebook PC memimpin jalan dalam konvergensi komputasi dan

kemampuan, menawarkan konsumen yang lengkap solusi hiburan

pribadi. Sementara itu, seri “Tipis dan Ringan” membawa tingkat

mobilitas tinggi dan daya tahan untuk notebook PC untuk penggunaan

bisnis di era ini.

Toshiba memproduksi semua jenis laptop, dari model Libretto

yang lucu dan ultra portabel sampai model multimedia Qosmio keren.

Laptop Toshiba juga populer di Amerika dan Eropa. Apakah pengguna mencari pengganti desktop, laptop untuk mahasiswa atau

laptop untuk game, akan ada sesuatu yang cocok bagi mereka di

antara rangkaian yang tak terhitung jumlahnya seperti notebook

(51)

Berbagai Model Laptop Toshiba

Toshiba Satellite: Notebook Toshiba Satellite adalah produk yang tepat untuk orang-orang yang ingin mendapatkan produk berkualitas, berteknologi tinggi

dengan harga yang terjangkau dengan desain yang stylish dan kinerja yang solid.

Laptop Toshiba Satellite dapat menjalankan aplikasi bisnis paling kompleks serta menyimpan dokumen yang besar, file media digital dan software

produktivitas.

Toshiba Tecra: Laptop Toshiba Tecra memiliki keuntungan tambahan mobilitas dan daya tahan yang dapat menggantikan komputer desktop high-end.

Laptop Toshiba Tecra adalah notebook convertible serius untuk bisnis profesional yang tidak akan berkompromi konsistensi, kehandalan dan keawetan

yang saat ini menjadi tuntutan lingkungan bisnis. Dengan Toshiba Tecra Tablet

PC Anda dapat memasukkan dan meninjau data, menelusuri informasi dan

mengirim email dengan keyboard atau pena digital – mana yang terbaik bagi

Anda.

Toshiba Qosmio: Laptop Toshiba Qosmio berbobot rata-rata sekitar 4,4kg. Raksasa ini hanya cocok untuk para gamer, programer yang membutuhkan

teknologi tinggi, dan editor foto dan video yang memerlukan mobilitas dalam

bekerja.

Toshiba Portege: Laptop Toshiba Portege memiliki design ringan dan stylish. Seorang teman yang sempurna bagi mereka yang sering mobile untuk tujuan

(52)

bekerja dan bermain. Notebook Toshiba Portege memiliki hard drive yang menyediakan kapasitas yang cukup untuk menyimpan dokumen, file media

digital, dan software produktivitas. Portege mempunyai kecepatan pemrosesan

yang bagus, grafis yang memukau, dan koneksi Internet kecepatan tinggi dari

perangkat terbaik, semuanya berjalan dengan halus dan ringan dengan bentuk

design yang membanggakan pemakai.

4.1.2. Komitmen Toshiba

Komitment Toshiba Group

Berlandaskan komitmen kepada masyarakat dan bagi masa

depan, ditentukan untuk menolong menciptakan satu mutu lebih tinggi

dari hidup bagi seluruh orang-orang, dan untuk lakukan bagian kita

untuk menolong memastikan kemajuan itu berlanjut diantara

komunitas dunia.

Komitmen Kepada Masyarakat

Toshiba mengandalkan untuk melayani kebutuhan dari semua

orang-orang, terutama pelanggan kita, pemegang andil, dan karyawan,

dengan menerapkan pandangan ke depan perusahaan strategi saat

menyelesaikan bertanggung jawab dan kegiatan usaha mau

mendengarkan. Sebagai warga perusahaan baik, kita dengan aktif

(53)

Komitmen untuk masa depan

Secara terus menerus teknologi inovatif yang berkembang

memusat pada bidang dari Elektronik dan Daya, kita membekerja

keras ciptakan produk dan jasa yang menambahkan hidup manusia,

dan yang memimpin ke satu tumbuh dengan subur, masyarakat sehat.

Kita secara konstan mencari pendekatan lagi pertolongan itu

menyadari gol dari komunitas dunia, meliputi jalan untuk

meningkatkan lingkungan global.

Gambar 4.1. Komitmen Toshiba

Sumber : Toshiba Corp.

4.1.3. Tujuan Perusahaan

Sebelum menganalisa data yang diperoleh khususnya masalah

yang dihadapi perusahaan, terlebih dahulu perlu diketahui tujuan

perusahaan. Karena setiap perusahaan dan bahkan kegiatan yang

(54)

akan dicapai. Dengan menentukan tujuan yang hendak dicapai, berarti

perusahaan atau setiap kegiatan yang terealisir dapat merupakan

pedoman dalam menjalankan operasi atau sebagai koreksi dan ukuran

sejauhmana hasil yang diperoleh.

Demikian pula dengan PT. Toshiba juga mempunyai tujuan

dalam menjalankan operasinya yaitu :

a. Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah :

1. Berusaha meningkatkan produktivitas kerja perusahaan

2. Dapat mempertahankan posisi perusahaan dalam persaingan

3. Berusaha meningkatkan kualitas perusahaan.

b. Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah :

1. Mencapai laba optimal

2. Menjaga kontinuitas perusahaan

3. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam penyediaan

kesempatan kerja

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap

(55)

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Dalam Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 110 responden 90 responden (81,8%)

adalah laki-laki, 20 responden (18,2%) perempuan.

Tabel 4.1

Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-Laki 90 81,8

Perempuan 20 18,2

Total 110 100 Sumber : Lampiran.

b. Deskripsi responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden adalah berprofesi sebagai

mahasiswa sebanyak 63,6% dan sebagai pegawai swasta sebanyak 22,7% dan

pegawai negeri sipil sebanyak 13,7%.

Tabel 4.2

Identitas Responden Menurut Jenis Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase

(%)

1. Mahasiswa 70 63,6

2. Pegawai Swasta 25 22,7

3. PNS 15 13,7

Total 110 100

(56)

4.2.2. Uji Outlier Multivariate

Standard Error of Predicted

Value 4.187 14.983 9.440 2.316 110

Adjusted Predicted Value -0.869 92.538 55.895 15.872 110

Residual -62.367 56.887 0.000 27.898 110

Std. Residual -2.120 1.933 0.000 0.948 110

Stud. Residual -2.243 2.062 -0.006 1.005 110

Deleted Residual -69.858 64.687 -0.395 31.387 110

Stud. Deleted Residual -2.292 2.097 -0.007 1.012 110

Mahalanobis Distance [MD] 1.217 27.276 10.900 5.825 110

Cook's Distance 0.000 0.083 0.011 0.014 110

Centered Leverage Value 0.011 0.250 0.100 0.053 110

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Sumber : Lampiran

Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian ditemukan

bahwa tidak terdapat outlier multivariat [antar variabel], karena MD

Maksimum 27,276 < 31,264

4.2.3. Uji Reliabilitas

Koefisien cronbach’s alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala. Sementara itu item to total correlation digunakan

untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi item-item yang

kehadirannya akan memperkecil koefisien cronbach’s alpha yang

(57)

Tabel 4.4. Pengujian Reliability Consistency Internal

Konstrak Indikator Item to Total

Correlation

Koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi

reliabilitas setiap skala [variabel atau indikator observasian]. Sementara itu

item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan

mengeliminasi item-item yang kehadirannya akan memperkecil koefisien

Cronbach’s Alpha yang dihasilkan.

Proses eleminasi diperlakukan pada item to total correlation pada

indikator yang nilainya < 0,5 [Purwanto,2003]. Terjadi eliminasi karena

nilai item to total correlation indikator belum seluruhnya ≥ 0,5. Indikator

yang tereliminasi tidak disertakan dalam perhitungan cronbach's alpha.

Perhitungan cronbach's dilakukan setelah proses eliminasi.

Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap

construct di atas menunjukkan kurang baik dimana koefisien Cronbach’s

Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules of thumb yang

(58)

4.2.4. Uji Validitas

Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas

Faktor Loading

Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa

factor loadings masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap

construct belum seluruhnya ≥ 0,5, sehingga butir-butir instrumentasi setiap

konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya kurang baik.

4.2.5. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal crobach’s alpha,

perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance eztracted.

Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal yang akan

memberikan penelitian kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

(59)

Tabel 4.6. Construct Reliability & Variance Extrated

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s

Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance

extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal

yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa

indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.

'Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability

dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang

ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7.

Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya

bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70

pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang

terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan

(60)

4.2.6. Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtotis value dari data

yang digunakan yang biasanya disajikan dalam bentuk statistik deskriptif.

Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z

lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data adalah tidak normal.

Tab e l 4.7. Asse ssm e nt o f No rm ality

Variable min max kurtosis c.r.

X12 1 6 0.062 0.132

Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data

yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai

statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih

besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak

normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01

[1%] yaitu sebesar ± 2,58.

Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ±

2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak

menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou [1987] bahwa

(61)

estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat

menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam

estimasi selanjutnya.

4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan

structural model yang diestimasi secara bersama-sama (one – steep approach

to SEM). One – steep approach to SEM digunakan bila model dilandasi teori

yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik (Hair, et,al, 1998).

Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural

MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL

Satisfaction Attribute, Customer Satisfaction, & WOM Behavior Model Specification : One Step Approach - Base Model

(62)

Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model

Cmin/DF 2.407 ≤ 2,00 kurang baik

Probability 0.000 ≥ 0,05 kurang baik

RMSEA 0.114 ≤ 0,08 kurang baik

Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata dari

semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil

evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model

konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya

didukung oleh fakta.

Gambar 4.3. Model Pengukuran dan Struktural MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL

Satisfaction Attribute, Customer Satisfaction, & WOM Behavior Model Specification : One Step Approach - Eliminasi - Modifikasi

WOM Behavior

Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi

Model

Cmin/DF 0.942 ≤ 2,00 baik

Probability 0.546 ≥ 0,05 baik

RMSEA 0.000 ≤ 0,08 baik

GFI 0.954 ≥ 0,90 baik

AGFI 0.917 ≥ 0,90 baik

TLI 1.024 ≥ 0,95 baik

Gambar

Tabel 1.1. Top Brand Notebook 2007-2009
Gambar 3.1:  Model Pengukuran Faktor Atribut Pembentuk Kepuasan
Gambar 3.2: Model Pengukuran Faktor Kepuasan Konsumen
Tabel 3.1. Goodness of Fit Index
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

36 Maranatha Christian University In the fifth data, the word better is also made unfinished so that consumers do not know “ feel better than which situation ?” Thus,

For a large class of equations that we shall study in detail in the present book, we will find a number of “independent” solutions equal to the order of the differential equation..

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan konsultan “Boston Consulting Group ” (BCG), pada tahun 2016 kepada lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia

Menilai hasil penelitian atau hasil pemikiran dosen yang diterbitkan pada Majalah llmiah.. Nasional dan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Karakteristik

The conclusion from this research is that the internet utilization has successfully improved the sector of entrepreneurship in Indonesia, using the case of Kampung