• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan (Financial Intermediary). Dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dan pasal 1 ayat 2 dalam UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pinjaman dan bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dalam UUPI juga disebutkan pembagian perbankan di Indonesia berdasarkan kegiatan usahanya, yaitu :

1. Bank yang melakukan usaha secara konvensional. 2. Bank yang melakukan usaha secara syariah.

Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga yang telah ditetapkan, maka Bank Syariah mendasarkan keuntungannya dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-base income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh

               

(2)

pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang di haramkan dalam syariat Islam.

Rintisan praktik perbankan Islam di Indonesia dimulai pada awal periode 1980-an, melalui diskusi-diskusi bertemakan bank Islam. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam pengkajian tersebut, beberapa di antaranya adalah Karnaen A Perwataatmadja, M Dawam Rahardjo, AM Saefuddin, dan M Amien Azis. Sebagai uji coba, gagasan perbankan Islam dipraktekkan dalam skala yang relatif terbatas di antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Ridho Gusti). Prakarsa mengenai pendirian Bank Islam di Indonesia baru dilakukan tahun 1990. Pada tanggal 18-20 Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyelenggarakan lokakarya bunga bank dan perbankan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil lokakarya tersebut kemudian dibahas lebih mendalam pada Musyawarah Nasional IV MUI di Jakarta 22-25 Agustus 1990, yang menghasilkan amanat bagi Tim Perbankan MUI untuk melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak yang terkait. Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut adalah berdirinya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang sejak tanggal 1 Mei 1992 resmi beroperasi dengan modal awal sebesar Rp106.126.382.000,-.

Perbankan syariah di Indonesia sampai dengan bulan Desember 2011 menunjukan perkembangan yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya bank-bank syariah ataupun Unit Usaha Syariah. Data mengenai jumlah bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

               

(3)

Tabel 1.1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah Jaringan Kantor Perbankan Syariah

2010 2011

Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Des

Bank Umum Syariah

Jumlah Bank 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 Jumlah Kantor 1215 1309 1308 1311 1326 1332 1332 1332 1332 1349 1365 1391 1401 Unit Usaha syariah

Jumlah Bank Umum Konvensional yang memiliki UUS 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 23 24 Jumlah Kantor 262 298 298 300 300 300 300 300 300 303 327 333 336 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Jumlah Bank 150 151 151 152 153 153 154 155 154 154 154 154 155 Jumlah Kantor 286 290 291 292 299 299 300 300 362 362 362 362 364

Sumber : Statistik Perbankan Syariah www.bi.go.id (data di olah kembali)

Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus di dukung dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus di perhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan hidup adalah kinerja (kondisi keuangan) bank (Kiki Maharani : 2011).

Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran dana, teknologi

               

(4)

maupun sumber daya manusia. Tujuan analisis kinerja keuangan bank adalah untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya (M. Faisal Abdullah : 2005). Kinerja keuangan ini dapat kita lihat dari informasi mengenai kegiatan operasional bank dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan adalah pelaporan dari peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan (Munawir : 2004). Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah suatu alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan akan tetapi selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi atau kondisi keuangan perusahaan tersebut. Ada beberapa teknik dalam menganalisis laporan keuangan, diantaranya analisa perbandingan laporan keuangan, analisa trend, analisa sumber dan penggunaan modal kerja dan analisis rasio keuangan (M. Faisal Abdullah : 2005). Teknik analisis yang biasa digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah analisa rasio keuangan. Teknik analisa rasio keuangan merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan di antara pos – pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

Penelitian yang dilakukan oleh Saepul Mulyana tahun 2009 dengan variabel CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan LDR/FDR, hasilnya diperoleh bahwa rata-rata rasio keuangan Bank Syariah Mandiri labih baik pada penyanggaan resiko kegagalan pembayaran kredit oleh debitur dan likuiditas, sedangkan system

               

(5)

konvensional pada Bank Mandiri lebih baik pada permodalan dan profitabilitas. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Abustan di tahun yang sama dengan variabel CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO, dan LDR diperoleh hasil bahwa rata-rata kinerja Bank Syariah memiliki kinerja yang lebih besar yaitu 87,96% bila dibandingkan dengan Bank Konvensional yaitu sebesar 81,84%. Penelitian ini menggunakan Uji Beda T-Test. Ini berarti hampir dari semua rasio keuangan yang diuji bank syariah lebih baik dari bank konvensional. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maria Husnun Nisa pada tahun 2009 menunjukkan hasil yang berbeda. Untuk CAR di dapat bahwa bank konvensional (21,712%) lebih tinggi daripada bank syariah (13,277%). ROE bank konvensional sebesar 19,355% lebih baik daripada bank syariah yaitu 13,438%. Begitu pula untuk ROA bank konvensional (2,020%) lebih tinggi dari bank syariah (1,182%). Quick ratio bank syariah 25,904% lebih besar daripada bank konvensional 11,695%. Kesimpulan dari penelitiannya Maria menyebutkan bahwa kinerja keuangan bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Widya pada tahun 2011 menyebutkan bahwa kinerja keuangan bank konvensional lebih baik daripada bank syariah. Rata-rata rasio CAR bank syariah sebesar 11,94% lebih kecil daripada bank konvensional yaitu 16,915%. Untuk LDR bank syariah (86,089%) lebih besar daripada bank konvensional (55,548%). NPL bank konvensional (1,379%) lebih baik dari bank syariah (3,262%). BOPO bank konvensional (79,481%) lebih baik dari bank syariah (80,221%). Sementara ROA pada bank syariah (2,33%) lebih besar dari bank konvensional (2,126%). Secara sederhana hasil dari beberapa penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel berikut:

               

(6)

Tabel 1.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya

No Peneliti Tahun Judul Variabel yang Diteliti Hasil C A R LDR/ LDF NPL/NPF R O E R O A B O P O 1. Saepul Mulyana 2009

Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan syariah dengan Perbankan

Konvensional (Pada bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri Periode 2002 - 2008) CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan LDR/LDF K S S K K - 2. Abustan 2009

Analisa Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan syariah dengan Perbankan

Konvensional (Pada bank Muamalt Indonesia, Bank Syariah Mandiri, BTPN, Bank Mizuho Indonesia, BPD Sumatera Utara, BPD Kalimnantan Timur, BPD DKI Jakrta dan BPD Daerah Aceh Periode 2002 - 2008 ) CAR, NPL/NPF, ROA, ROE, dan BOPO S - S S S S

3. Maria Husnun Nisa 2009

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan

Konvensional (Dengan sample Bank Mandiri, BCA, BNI, BRI, Bank Danamon, BII, Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah Periode 2003-2006) CAR, ROE, ROA, CR, dan NPM K - - K K - 4. Widya Wahyu Ningsih 2011

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum

Konvensional di Indonesia (Studi kasus pada Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Mandiri dan Bank Mega Periode 2007 - 2011) CAR, LDR/LDF, NPL/NPF, BOPO, dan ROA K S K - S K

Ket : S = Rasio Perbankan Syariah lebih baik K = Rasio Perbankan Konvensional lebih baik Sumber : Data diolah sendiri

               

(7)

Dari beberapa penelitian tersebut dapat dilihat bahwa terdapat hasil penelitian yang bertolak belakang. Saepul Mulyana menyatakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan syariah sebanding. Abustan menyebutkan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah lebih baik dari Bank Konvensional. Sementara dua penelitian lain (Maria dan Widya) menyatakan bahwa kinerja keuangan Bank Konvensional lebih baik dari Bank Syariah. Hal tersebut menjadi faktor utama yang membuat penulis meneliti kembali perbandingan antara kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional.

Berdasar pada latar belakang tersebut, penulis memilih judul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah periode 2007 – 2011 (Studi Kasus Pada Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia)”.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana kinerja keuangan perbankan konvensional (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia) periode 2007 - 2011 ? 2. Bagaimana kinerja keuangan pada perbankan syariah (Bank Syariah

Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia) periode 2007 - 2011?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan antara kelompok perbankan Konvensional dan Syariah periode 2007-2011?

               

(8)

4. Kelompok pebankan mana yang memiliki kinerja lebih baik periode 2007- 2011?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perbankan konvensional (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia) periode 2007 – 2011 dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan.

2. Untuk mengetahui kinerja keuangan pada perbankan syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat, dan Bank Syariah Mega Indonesia) periode 2007 – 2011 dengan menggunakan teknik analisis rasio keuangan.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja keuangan antara Perbankan Konvensional dengan Perbankan Syariah periode 2007-2011.

4. Untuk mengetahui kelompok perbankan mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik periode 2007-2011.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1.3.2.1 Bagi penulis, Sebagai bahan perbandingan antara ilmu yang penulis peroleh selama dibangku kuliah maupun dari hasil membaca literatur – literatur dengan kenyataan praktis yang ada pada industri perbankan.

               

(9)

1.3.2.2 Bagi Bank syariah, dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. 1.3.2.3 Bagi bank konvensional, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan atau pertimbangan untuk membentuk atau menambah Unit Usaha Syariah atau bahkan mengkonversi menjadi bank syariah.

1.4 Kerangka Pemikiran

Bank menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan adalah : “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Dilihat dari segi fungsinya dibagi menjadi Bank Umum dan BPR. Bank Umum, yaitu Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada (Kasmir : 2008). Bank umum ini kembali terbagi menjadi dua berdasarkan pada cara penetapan harganya yaitu Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah.

Bank harus membuat laporan keuangan untuk setiap periode tertentu. Laporan keuangan pada perbankan menunjukkan kinerja keuangan yang telah dicapai perbankan pada suatu periode tertentu.

               

(10)

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator rasio keuangan bank yaitu permodalan, likuiditas, rentabilitas, resiko usaha, dan efisiensi usaha (M. Faisal Abdullah : 2005). Rasio-rasio keuangan ini dapat kita hitung berdasar pada pos-pos yang tercantum dalam laporan keuangan.

Perbedaan-perbedaan yang mendasar antara perbankan konvensional dan perbankan syariah dapat menciptakan kinerja keuangan yang berbeda pula. Dalam penelitian ini penulis membandingkan kinerja keuangan perbankan konvensional yang diwakili oleh Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia dengan perbankan syariah yang diwakili Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari masing-masing bank, dan untuk mengetahui bank manakah yang memiliki kinerja keuangan yang lebih baik (Widya : 2011).

Kerangka pemikiran penulis untuk penelitian ini dapat dilihat dari bagan dibawah ini :                

(11)

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran

Sumber : Data diolah sendiri 1.5 Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho : β = 0 (Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah). Efisiensi Rasio-Rasio Keuangan

Permodalan Likuiditas Rentabilita

s Efisiensi Kualitas Aktiva Produktif Laporan Keuangan Kinerja Keuangan BANK BANK UMUM BANK UMUM

KONVENSIONAL BANK UMUM SYARIAH

               

(12)

H1 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah, dilihat dari rasio permodalan).

H2 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio likuiditas).

H3 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio kualitas aktiva produktif).

H4 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio rentabilitas (ROA)).

H5 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio rentabilitas (ROE)).

H6 : β ≠ 0 (Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan

perbankan konvensional dengan perbankan syariah dilihat dari rasio efisiensi (BOPO))

1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan kinerja

               

(13)

keuangan bank yang menjadi objek penelitian ini dengan membaca rasio-rasio keuangannya, sehingga pada akhirnya dapat dibandingkan kelompok bank mana yang memiliki kinerja keuangan lebih baik.

1.6.2 Data Penelitian

1.6.2.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang telah diterbitkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis mendapatkan data-data laporan keuangan kedua bank dari website resmi Bank Mandiri (www.bankmandiri.co.id), Bank Rakyat Indonesia

(www.bri.co.id), Bank Central Asia (www.bca.co.id), Bank Rakyat

Indonesia(www.bri.co.id), Bank Syariah Mandiri (www.bsm.co.id), Bank Muamalat (www.muamalatbank.com), dan Bank Syariah Mega Indonesia (www.bsmi.co.id).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : 1. Neraca Keuangan Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia,

Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 2007-2011.

2. Laporan Laba Rugi Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 2007-2011.                

(14)

3. Ikhtisar Laporan Keuangan Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia periode 2007-2011.

1.6.2.2 Populasi dan Sample

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 besar Bank Umum Konvensional dan 5 besar Bank Umum Syariah berdasarkan total aset sampai dengan Desember 2011. Adapun metode yang digunakan dalam penentuan sampling adalah dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel ditarik berdasarkan karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang diketahui sebelumnya (Neneng Nuryati : 2010). Kriteria untuk pemilihan sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bank umum (konvensional dan syariah) yang menduduki peringkat tiga teratas berdasarkan total asset terbesar dari masing-masing kelompok bank periode 2007-2011.

2. Bank umum (konvensional dan syariah) yang minimal secara tiga tahun berturut-turut memenuhi kriteria yang tersebut pada poin pertama.

               

(15)

Berdasarkan kriteria pemilihan sample di atas, diperoleh jumlah sample sebanyak 6 bank, 3 bank untuk Bank Umum Konvensional (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Central Asia), dan 3 bank untuk Bank Umum Syariah (Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat Indonesia, dan Bank Syariah Mega Indonesia). Posisi total asset dari ke enam bank tersebut di atas dibandingkan beberapa bank lain sebagai berikut :

Tabel 1.3 Data Total Aset Beberapa Bank Konvensional (Dalam Miliar)

Nama Bank Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

PT Bank Mandiri Tbk Rp 306.563 Rp 340.181 Rp 375.239 Rp 410.619 Rp 493.050 PT BRI (Persero) Tbk. Rp 204.009 Rp 250.134 Rp 318.447 Rp 395.396 Rp 456.382 PT BCA (Persero) Tbk. Rp 218.615 Rp 246.702 Rp 283.182 Rp 323.345 Rp 380.927 PT BNI (Persero) Tbk. Rp 184.463 Rp 200.974 Rp 226.911 Rp 241.169 Rp 289.458 PT Bank CIMB Niaga Tbk Rp 54.733 Rp 69.305 Rp 106.889 Rp 142.932 Rp 164.247

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2011, Bank Indonesia

Tabel 1.4 Data Total Aset Beberapa Bank Syariah (Dalam Miliar)

Nama Bank Tahun

2007 2008 2009 2010 2011

PT Bank Syariah Mandiri

Tbk Rp 12.885 Rp 17.065 Rp 22.036 Rp 32.481 Rp 48.671 PT Bank Muamalat

Indonesia Tbk. Rp 10.569 Rp 12.610 Rp 16.064 Rp 21.442 Rp 32.479 PT Bank Syariah Mega

Indonesia Tbk. Rp 2.561 Rp 3.096 Rp 4.381 Rp 4.637 Rp 5.565                

(16)

PT Bank Syariah BRI

Tbk. Rp 261 Rp 482 Rp 3.178 Rp 6.856 Rp 11.200

Sumber : Data diolah sendiri

1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu :

a. Studi Pustaka

Penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu.

b. Studi Dokumenter

Pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing – masing Bank yang diperoleh dari website masing-masing bank.

1.6.2.4 Operasional Variabel

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar dari suatu penelitian ilmiah yang tercantum dalam operasionalisasi variabel penelitian. Secara lebih rinci, operasionalisasi variabel penelitian adalah sebagai berikut :

               

(17)

Tabel 1.5

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Skala

Permodalan (CAR)

X1

CAR adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Aturan dari BI,CAR minimum bagi setiap bank adalah ≥ 8% . CAR = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 x 100% Rasio Kualitas Aktiva Produktif (NPL?NPF) X2 NPL adalah untuk melihat seberapa besar tingkat kredit bermasalah yang telah disalurkan oleh Bank.BI memberikan aturan baku untuk NPL maksimal ≤ 5%. NPL = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 x 100% Rasio Likuiditas (LDR/FDR) X3 LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan oleh bank dengan dana yang diterima oleh bank. Aturan dari BI adalah antara 85% sampai dengan 110%. LDR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝐼ℎ𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 x 100% Rasio Rentabilitas (ROA) X4 ROA digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dari total asset yang dimiliki. BI menetapkan bahwa ROA yang baik adalah ≥ 1,5%. ROA = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 x 100% Rasio Rentabilitas (ROE) X5 ROE digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 x 100% Rasio                

(18)

ekuitas yang dimiliki. Aturan BI menetapkan bahwa ROE yang baik adalah ≥ 5%. Efisiensi Operasional X6 BOPO untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Aturan BI mengenai BOPO adalah ≤ 96%. BOPO = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 x 100% Rasio

1.6.2.5 Teknik Analisis Data

Kemudian rasio-rasio keuangan tersebut akan di uji menggunakan program SPSS. 18 yaitu dengan uji beda menggunakan

Independent Sample T-Test.

Uji beda t-test digunakan untuk menentukan apakah dua sample yang tidak berhubungan memiliki nilai rata-rata yang berbeda. Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar error dari perbedaan dua sample. Menurut Imam Ghozali dalam bukunya Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

SPSS tahun 2002, ada tiga tahap analisis, yaitu :

1. Group Statistik

Pada output ini kita bisa membaca nilai rata-rata dari kedua sample apakah memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak.

2. Levene Test

Hipotesisnya sebagai berikut : H0 : variance kedua sample sama                

(19)

H1 : variance kedua sample tidak sama

Pengambilan keputusan :

Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05, maka H0 diterima

Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak.

3. Uji t-test

Hasil dari levene test akan digunakan dalam membaca hasil pengujian t-test ini. Yaitu asumsi yang digunakan apakah variance yang sama atau tidak. Pengambilan keputusan :

Jika probabilitas (Sig.) ≥ 0,05, maka H0 diterima

Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H1/2/3/4/5 diterima.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk penelitian ini penulis menganalisis data berupa laporan keuangan dari masing-masing bank periode 2007 – 2011. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bank Mandiri (www.bankmandiri.co.id), Bank Rakyat Indonesia (www.bri.co.id), Bank Central Asia (www.bca.co.id), Bank Syariah Mandiri (www.bsm.co.id), Bank Muamalat (www.muamalatbank.com), dan Bank Syariah Mega Indonesia

(www.banksyariahmega.co.id). Adapun waktu penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu selama 4 bulan, terhitung sejak bulan Maret 2012 sampai dengan Juni 2012.                

Gambar

Tabel 1.2 Penelitian-Penelitian Sebelumnya
Tabel 1.4 Data Total Aset Beberapa Bank Syariah (Dalam Miliar)

Referensi

Dokumen terkait

Panitia Lelang Pelaksanaan Normalisasi Saluran Sungai Besar pada Dinas Sumber Daya Air dan Drainase Kota Banjarmasin akan melelangkan paket pekerjaan konstruksi dengan

Dari uraian diatas maka peneliti ingin membahas lebih dalam lagi tentang praktik politik dinasti yang seharusnya tidak terjadi di era demokrasi ini ditinjau dari perspektif

Dari sekian banyak pasal-pasal yang mengatur perlindungan, pemajuan, penegakkan, dan pemenuhan Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945, Menurut saya HAM yang paling sering dilanggar

Jenis auditor adalah auditor internal yang bekerja di perusahaan manufaktur Semarang atau auditor eksternal yang bekerja di KAP Semarang.. Jenis auditor diukur

Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IIS 2

Warna yang dihasilkan pada sediaan berwarna keruh, hal tersebut dapat disebabkan karena warna dari zat aktif yaitu alumunium sulfat yang berwarna putih keruh, sehingga

Selama ini pungutan Daerah diatur dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun

Untuk mendapat kemurnian selulosa yang cukup tinggi, dapat dilakukan proses delignifikasi secara mekanis dengan cara digiling lalu diayak lalu dilanjutkan secara