• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses pembelajaran matematika dan hasil belajar siswa kelas VIII B di sekolah inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada materi aljabar tahun ajaran 2013/2014."

Copied!
232
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Endar Retnowati. 2013. Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika SMP Tumbuh Yogyakarta dan (2) mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

Subyek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, wawancara,dan dokumentasai.

Hasil dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru telah mempersiapkan perangkat – perangkat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berupa silabus, RPP, program semester dan program tahunan.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru membagi kegiatan pembelajaran dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan yang terdiri dari mempersiapkan peserta didik untuk belajar, pengkondisian kelas dan pemberian apersepsi, tahap inti terdiri dari penyampaian materi, pemberian soal dan diskusi kelas, sedangkan pada tahap penutupan terdiri dari pemberian tugas dan penarikan kesimpulan. latihan guru akan memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakan dengan siswa regular. Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi dengan bentuk ujian tertulis. Guru membuat dua macam soal yang berbeda untuk siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Pada siswa regular guru memberikan 10 soal yang disesuaikan dengan dua indikator yang ingin diukur. Sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus guru memberikan 5 soal dengan indikator operasi penambahan, perkalian, pembagian dan perpangkatan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Hasil belajar siswa setelah mengikuti evaluasi dari 10 siswa regular yang mengikuti ujian, 3 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 90, 72, 72 dan 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55, 63, 17, 61, 35, 42, 40 sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus hanya satu siswa yang mengikuti ujian dan nilainya telah mencapai batas minimum KKM yaitu 70. Rata – rata nilai kelas terbilang rendah yaitu 56,09. Siswa lebih menguasai materi perpangkatan dari pada materi lainnya, hal ini terlihat dari hasil perolehan rata – rata skor soal pada tahap evaluasi.

(2)

Endar Retnowati. 2013.Mathematic learning process and students’ learning reports in algebra of VIII B class in inclusive school of TUMBUH juniorhigh school Yogyakarta in 2013/2014. Mathematics and Natural Sciences Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This research aims to (1) know the learning process conducted by the mathematics teacher in TUMBUH junior high school Yogyakarta and (2) know the students’ result on learning mathematics.

These research subjects are the mathematics teacher and VIII B students of Tumbuh Junior High SchoolYogyakarta in 2013/2014. This research uses descriptive qualitative method. The data collections are gathered through the direct observation, interview, and documentation.

The result of this research is the learning process conducted by the mathematics teacher which consists of 3 steps. Those are lesson plan, lesson plan application, and evaluation.In lesson plan step, teacher has prepared the learning instruments based on the achieving goals, such asthe syllabus, lesson plan, semester program, and yearly program. In the next step, teacher attempts to apply the lesson plan. Teacher divides the learning process into 3 parts. Those are pre-activity, whilst activity, and post-activity. Pre-activity includes preparing students’ readiness to learn,controlling the class, and giving apperception. Whilst activity includes delivering materials, giving exercises, and class discussion. Meanwhile, the post-activity includes giving homework and drawing conclusion. In evaluation step, teacherassesses the students through the written assessment. Teacher provides two different exercisesfor the reguler studentsand the students with particular needs. For regular students, teacher gives 10 exercises which is adjusted to the indicators which is going to be measured. In other hand, for students with particular needs, teacher gives 5 exercises emphasizing on adding, times, dividing, and degrees that have been adjusted to the students’ abilty.

After having evaluated, the learning result of the regular students shows that 3 of 10 students get marks above the passing grade, which are 90, 72, and 72. The other 7 students get the marksbelow the passing grade, which are 55,63,17,61,35,42, and 40. Nevertheless,for the particular needs students, only 1 student who has participated on the test and passes it with score 70. The class score average is low, which is 56,09. Students are more comprehend about degree material than others. This is obviously figured out from the average score in the evaluation.

(3)

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Endar Retnowati 091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII B DI SEKOLAH INKLUSI SMP TUMBUH YOGYAKARTA

PADA MATERI ALJABAR TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh :

Endar Retnowati 091414088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

KUPERSEMBAHKAN KARYA KU INI UNTUK :

TUHAN YESUS KRISTUS YANG SELALU

MENYERTAI PERJALANAN HIDUP KU .

KEDUA ORANG TUA KU FX.SUPANGAT DAN

MM.SADINEM YANG TELAH MEMBESARKAN DAN

MENDIDIK KU SAMPAI SAAT INI.

KAKAK

KAKAK KU DAN ADEK KU ATAS

SEGALA DUKUNGAN DAN DOA KALIAN.

(8)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan ssungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya tulis.

Yogyakarta, 29 November 2013

Penulis,

(9)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nma : Endar Retnowati

NIM : 091414088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014.

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbebas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang di buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 29 November 2013

Yang menyatakan,

(10)

vii

ABSTRAK

Endar Retnowati. 2013. Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di Sekolah Inklusi SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika SMP Tumbuh Yogyakarta dan (2) mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa dalam proses pembelajaran.

Subyek penelitian ini adalah guru matematika dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta pada tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui pengamatan secara langsung, wawancara,dan dokumentasai.

Hasil dari penelitian ini adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan guru telah mempersiapkan perangkat – perangkat pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai berupa silabus, RPP, program semester dan program tahunan.Pada tahap pelaksanaan pembelajaran guru berusaha melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. Guru membagi kegiatan pembelajaran dalam tiga tahap yaitu tahap pendahuluan yang terdiri dari mempersiapkan peserta didik untuk belajar, pengkondisian kelas dan pemberian apersepsi, tahap inti terdiri dari penyampaian materi, pemberian soal dan diskusi kelas, sedangkan pada tahap penutupan terdiri dari pemberian tugas dan penarikan kesimpulan. latihan guru akan memberikan soal yang tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakan dengan siswa regular. Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi dengan bentuk ujian tertulis. Guru membuat dua macam soal yang berbeda untuk siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus. Pada siswa regular guru memberikan 10 soal yang disesuaikan dengan dua indikator yang ingin diukur. Sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus guru memberikan 5 soal dengan indikator operasi penambahan, perkalian, pembagian dan perpangkatan yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Hasil belajar siswa setelah mengikuti evaluasi dari 10 siswa regular yang mengikuti ujian, 3 siswa mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 90, 72, 72 dan 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM yaitu 55, 63, 17, 61, 35, 42, 40 sedangkan pada siswa berkebutuhan khusus hanya satu siswa yang mengikuti ujian dan nilainya telah mencapai batas minimum KKM yaitu 70. Rata – rata nilai kelas terbilang rendah yaitu 56,09. Siswa lebih menguasai materi perpangkatan dari pada materi lainnya, hal ini terlihat dari hasil perolehan rata – rata skor soal pada tahap evaluasi.

(11)

viii

ABSTRACT

Endar Retnowati. 2013.Mathematic learning process and students’ learning reports in algebra of VIII B class in inclusive school of TUMBUH juniorhigh school Yogyakarta in 2013/2014. Mathematics and Natural Sciences Education Study Program. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University. Yogyakarta.

This research aims to (1) know the learning process conducted by the mathematics teacher in TUMBUH junior high school Yogyakarta and (2) know the

students‟ result on learning mathematics.

These research subjects are the mathematics teacher and VIII B students of Tumbuh Junior High SchoolYogyakarta in 2013/2014. This research uses descriptive qualitative method. The data collections are gathered through the direct observation, interview, and documentation.

The result of this research is the learning process conducted by the mathematics teacher which consists of 3 steps. Those are lesson plan, lesson plan application, and evaluation.In lesson plan step, teacher has prepared the learning instruments based on the achieving goals, such asthe syllabus, lesson plan, semester program, and yearly program. In the next step, teacher attempts to apply the lesson plan. Teacher divides the learning process into 3 parts. Those are pre-activity, whilst activity, and post-activity. Pre-activity includes preparing students‟ readiness to learn,controlling the class, and giving apperception. Whilst activity includes delivering materials, giving exercises, and class discussion. Meanwhile, the post-activity includes giving homework and drawing conclusion. In evaluation step, teacherassesses the students through the written assessment. Teacher provides two different exercisesfor the reguler studentsand the students with particular needs. For regular students, teacher gives 10 exercises which is adjusted to the indicators which is going to be measured. In other hand, for students with particular needs, teacher gives 5 exercises emphasizing on adding, times, dividing, and degrees that have been

adjusted to the students‟ abilty.

After having evaluated, the learning result of the regular students shows that 3 of 10 students get marks above the passing grade, which are 90, 72, and 72. The other 7 students get the marksbelow the passing grade, which are 55,63,17,61,35,42, and 40. Nevertheless,for the particular needs students, only 1 student who has participated on the test and passes it with score 70. The class score average is low, which is 56,09. Students are more comprehend about degree material than others. This is obviously figured out from the average score in the evaluation.

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunianya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengamatan Terhadap Proses Pembelajaran Matematika dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di SMP Tumbuh Yogyakarta pada Materi Aljabar Tahun Ajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penyususnan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuahan Yesus Kristus atas segala berkat dan pertolongan sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Alam Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Drs. A. Atmadi., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Alam,

Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika.

5. Ibu Veronika Fitri R., S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas pimbingannya dan kesabarannya dalam membimbing peneliti selama peroses pembuatan skripsi.

6. Ibu Sari Oktafiana, S. Sos selaku Kepala Sekolah SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

7. Ibu Purwanti Retno Yuliastuti, S. Pd selaku Guru bidang studi matematika SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan

(13)

x

8. Siswa – siswi kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Dosen dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Kedua orang tua saya F.X. Supangat dan M.M.Sadinem serta kakak dan adik dan semua keluarga yang telah memberi dukungan dan doa bagi penulis.

11.Teman – teman yang telah membatu dalam pelaksanaan penelitian Yashinta Rizky Kusumastuti, Cornelius Raditya Agung Saputra, Yusup Wibisono, Dedy Lucky, FX.Made Setianto teman sekelompok bimbingan skripsi, teman – teman Pendidikan Matematika angkatan 2009. Terimaksih untuk kebersamaannya selama ini, doa dan juga dukungan kalian selama ini.

12.Serta semua pihak dan teman – teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas dukungan dan semangat yang telahdiberikan sehingga sangat membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dalam ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 29 November 2013

(14)

xi

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Batasan Istilah ... 6

BAB II ... 9

A. Belajar ... 9

B. Pembelajaran ... 11

C. Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus ... 20

D. Sekolah Inklusi ... 22

E. Hasil belajar ... 25

(15)

xii

G. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Subjek dan setting penelitian ... 40

C. Waktu Penelitian ... 40

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ... 40

E. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data ... 42

F. Langkah – langkah penelitian ... 44

BAB IV ... 49

A. Hasil Penelitian ... 49

B. Analisis ... 116

C. Pembahasan ... 123

BAB V ... 134

A. Kesimpulan ... 134

B. Saran ... 137

DAFTAR PUSTAKA ... 139

(16)

xiii

DAFTAR TABEL

TABEL IV.1 Waktu pelaksanaan penelitian ... 49

TABEL IV. 2 Lembar observasi pengamatan I ... 62

TABEL IV. 3 Lembar observasi pengamatan II ... 52

TABEL IV. 4 Lembar observasi pengamatan III ... 77

TABEL IV. 5 Lembar observasi pengamatan IV... 83

TABEL IV. 6 Operasi Perkalian Bentuk Aljabar ... 86

TABEL IV. 7 Lembar observasi pengamatan V ... 88

TABEL IV. 8 Lembar observasi pengamatan VI ... 93

TABEL IV. 9 Lembar observasi pengamatan VII ... 96

TABEL IV. 10 Lembar Observasi Pengamatan VIII ... 99

(17)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV.1 ... 123

Gambar. 2 ... 227

Gambar. 3 ... 227

Gambar. 4 ... 227

Gambar. 5 ... 227

(18)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelit ... 142

Lampiran 2. Surat Keterangan dari SMP Tumbuh Yogyakarta ... 143

Lampiran 3. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan I ... 144

Lampiran 4. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan II ... 147

Lampiran 5. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan III ... 150

Lampiran 6. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan IV ... 153

Lampiran 7. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan V ... 156

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan VI ... 159

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktifitas Guru pada Pengamatan VII ... 162

Lampiran 10. Lembar Observasi dalam Tahap Evaluasi pada Pengamatan VIII ... 165

Lampiran 11. Hasil Evaluasi Siswa 1 ... 167

Lampiran 12. Hasil Evaluasi Siswa 2 ... 169

Lampiran 13. Hasil Evaluasi Siswa 3 ... 171

Lampiran 14. Hasil Evaluasi Siswa 4 ... 173

Lampiran 15. Hasil Evaluasi Siswa 5 ... 175

Lampiran 16. Hasil Evaluasi Siswa 6 ... 177

Lampiran 17. Hasil Evaluasi Siswa 7 ... 179

Lampiran 18. Hasil Evaluasi Siswa 8 ... 181

Lampiran 19. Hasil Evaluasi Siswa 9 ... 183

Lampiran 20. Hasil Evaluasi Siswa 10 ... 185

(19)

xvi

Lampiran 22. Transkrip Video Pembelajran ... 189

Lampiran 23. Silabus SMP Tumbuh Yogyakarta ... 223

Lampiran 24. Rencana Proses Pembelajaran ... 224

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sumber

daya alam dan sekaligus menjadi negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke empat di dunia. Begitu banyak potensi yang dimiliki oleh negara kita tetapi pada kenyataannya Indonesia menjadi salah satu negara

termiskin di dunia. Banyak faktor yang menyebabkan negara kita menjadi salah satu negara yang kurang maju diantaranya adalah kualitas dari sumber

daya manusia. Penduduk Indonesia dilihat dari segi kuantitascenderung lebih unggul tetapi dari segi kualitas sangat jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

Pendidikan sangat berperan dalam peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia), salah satu peran pendidikan adalah mampu membentuk pola

pikir seseorang menjadi lebih cerdas dan mampu meningkatkan potensi yang tersimpan didalam diri. Pendidikan sangat berperan dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka dari itu seluruh negara yang ada di

dunia ini mewajibkan seseorang harus menempuh jenjang pendidikan sampai batas tertentu sebagai salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi setiap

(21)

sampai keperguruan tinggi. Menurut Undang – Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Melihat dari pentingnya pendidikan bagi setiap individu saya mencoba

untuk lebih jauh melihat bagaimana sebenarnya proses pembelajaran yang berlangsung disebuah sekolah, oleh karna itu saya mencoba menemukan

sebuah lembaga pendidikan yang resmi berdiri sebagai salah satu sekolah formal yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu SMP Tumbuh salah satu sekolah menengah pertama yang

menghargaidan menghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya, ekonomi, dan anak berkebutuhan khusus.

Sekolah menengah pertama Tumbuh (SMP Tumbuh) yang terletak di jalan Amri Yahya 1, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta merupakan sekolah inklusif yang menerapkan prinsip Education for All, menghargai

danmenghormati perbedaan, tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya dan ekonomi memiliki tujuan memfasilitasi siswa dengan

(22)

mendorong anak untuk menjadi manusia pembelajar dan terus tertarik belajar secara antusias, Mind On : mendorong anak untuk terus berpikir, memiliki

rasa ingin tau yang kuat, memecahkan persoalan, berpikir kritis dan tertantang untuk melakukan inovasi, dan Heart On : mendorong anak untuk menjadi

reflektif dan memiliki kepekaan atas dunia yang terus berubah dan peduli lingkungan. Kurikulum yang digunakan sekolah ini adalah kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan standar

kompetensi lulusan SMP sesuai dengan aturan Permendiknas Nomer 23 Tahun 2006 dengan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran

Math(matematika), science(ilmu alam)and English(bahasa inggris).

Sekolah ini merupakan sekolah yang berbeda dari sekolah lainnya,

perbedaan ini terlihat dengan adanya penggunaan Cambridge Curriculum sebagai pengayaan pada mata pelajaran Mathematic, science and Englishdan merupakan salah satu sekolah inklusi dimana dalam proses pembelajaran di

kelas terdapat dua macam siswa yang memiliki kebutuhan berbeda yaitu siswa regular dan siswa berkebutuhan khusus.Hal ini yang membuat peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian khususnya pada proses pembelajaran matematika dan bagaimana dengan hasil belajar yang di peroleh siswa setelah mengikuti prosespembelajarantersebut.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di setiap jenjang pendidikan dasar, menengah maupun perguruan tinggi.Matematika

(23)

penyelesaiannya. Kata matematika berasal dari bahsa Yunani yaitu mathematika yang berarti studi besaran, ruang, struktur dan perubahan.

Bagi siswa penguasaan matematika akan menjadi sarana yang ampuh sebagai penunjang mempelajari mata pelajaran yang lain karena matematika

membentuk kemampuan berfikir logis, kritis, kreatif, serta dinamis, sehingga manusia mampu menemukan dan menentukan ide-ide baru yang berguna bagi kepentingan teknologi dalam peranan bagi manusia. Matematika adalah

pelajaran wajib, matematika lebih mudah diingat apabila siswa belajar secara bermakna, yang dimaksud pembelajaran secara bermakna yaitu siswa dapat

mengaitkan konsep baru dengan konsep yang telah diketahui sebelumnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa cabang ilmu pengetahuan matematika

merupakan salah satu yang dianggap sulit. Bagi siswa matematika merupakan pelajaran tersulit yang mereka harus kuasai.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengamati

proses pembelajaran matematika yang berlangsung di SMP Tumbuh yang mengunakan dua kurikulum yaitu KTSP dan Cambridge Curriculum sebagai

(24)

B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi yang dilakukan dan hasil belajar siswa di sekolah inklusif SMP TumbuhYogyakarta pada materi aljabartahun ajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah proses pembelajaran yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pada pokok bahasan aljabar yang

diterapkan di SMP Tumbuh?

2. Bagaimanakah hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran pada pokok bahsan aljabar?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang saya lakukan adalah :

1. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan guru SMP Tumbuh.

2. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa

dalam proses pembelajaran yang dilihat dari hasil pengamatan dan penelitian observer.

E. Manfaat Penelitian

Dengan melakukan penelitian ini saya berharap ada manfaat yang dapat dirasakan bagi siswa, pihak sekolah, dan bagi saya sendiri. Manfaat

(25)

Bagi pihak Sekolah dan siswa :

1. Dengan mengetahui tingkat keefektifan proses pembelajaran, diharapkan

dapat menjadi salah satu masukan yang membangun bagi perkembangan sekolah.

2. Dengan mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa, diharapkan pihak sekolah bisa mendapat informasi yang terbaru mengenai kemajuan siswa – siswanya.

3. Dengan adanya penelitian ini diharapkan pendidik dapat melihat kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan sistem pembelajaran yang digunakan.

Bagi peneliti :

Peneliti dapat menambah wawasan mengenai sistem pembelajaran yangbaik diterapkan bagi siswa – siswa sekolah menegah pertama.

Bagi pembaca :

Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan salah satu referensi

bagi pembaca mengenai cara pembelajaran yang bisa diterapkan pada siswa sekolah menengah pertama.

F. Batasan Istilah

1. Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran adalah tindakan yang dilakukan seorang guru

(26)

peserta didik melalui beberapa tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.

a. Tahap persiapan : tahap dimana guru mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dan yang akan dilakukan pada saat

proses pembelajaran berlangsung

b. Tahap pelaksanaan : tahap dimana guru mempraktekkan segala yang telah direncanakannya.

c. Tahap evaluasi:suatu kegiatan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa

Hasil Belajar Siswa adalah seberapa jauh siswa dapat menangkap

materi yangtelah disampaikan oleh guru dan tingkat pemahaman siswa yang dapat diukur dengan mengunakan tes, melalui tes ini dapat diketahui seberapa jauh siswa memahami materi dari nilai yang diperoleh.

3. Materi Aljabar

Materi aljabar yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pada:

Standar kompentensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus.

Dengan mengambil kompetensi dasar yaitu :

1.1 Melakukan operasi aljabar

(27)

4. Sekolah Inklusi

Sekolah inklusif adalah sekolah yang menggabungkan layanan

pendidikan khusus dan regular dalam satu system persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk

mengembangkan potensi mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama – sama mengembangkan

(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar

Belajar hakikatnya adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar

dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, ketrampilan

dan kemampuan, serta perubahan aspek – aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar(Trianto: 1989)

Teori belajar menurut para ahli yang dikutip dari Trianto: 1989, dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif” adalah sebagai berikut :

1. Anthoni Robbins

Belajar adalah proses menciptakan hubungan antara sesuatu

(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :

a. Penciptaan hubungan,

b. Sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami.

(29)

Jadi dalam makna belajar, disini bukan berangkat dari sesuatu yang benar – benar belum diketahui (nol), tetapi merupakan

keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan baru.

2. Jerome Brunner

Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun

(mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau pengetahuan yang sudah dimilikinya.

3. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252)

Belajar adalah proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.

4. Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977

Belajar adalah sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam

perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan

(30)

Dari uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan tindakan yang sengaja dilakukan sehingga terjadi perubahan

tingkah laku. Perubahan terjadi akibat adanya aktifitas atau latihan yang dilakukan dan memiliki keterkaitan antara dau hal yaitu mengetahuan yang

sudah dimiliki dengan pengetahuan baru.

B. Pembelajaran

1. Menurut M.Asrori Ardiansyah(2011), pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan. Fase-fase proses pembelajaran

yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanan, dan tahap evaluasi. Berikut adalah penjelasan pada tiap tahapnya menurut M.Asrori Ardiansyah (2011).

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana

yang matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam pembelajaran.

Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan

kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang

(31)

Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam

membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan dan metode yang akan di

gunakan.

Fungsi perencanaa sebagai berikut :

1) Menjelaskan secara tepat tujuan-tujuan serta cara-cara mencapai

tujuan.

2) Sebagai pedoman bagi semua orang yang terlibat dalam organisasi

pada pelaksanaan rencana yang telah disusun.

3) Merupakan alat pengawasan terhadap pelaksanaan program.

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan segala sumber daya yang dimiliki organisasi.

5) Memberikan batas-batas wewenang dan tanggung jawab setiap

pelaksanaan, sehingga dapat meningkatkan kerja sama/koordinasi. 6) Menetapkan tolak ukur (kriteria) kemajuan pelaksanaan program

setiap saat. b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas

desain perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan operasional pembelajaran itu sendiri.

(32)

penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.

Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru, diantaranya ialah:

1) Aspek pendekatan dalam pembelajaran

Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang

hakikat pembelajaran. Mengingat pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen

pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah pendekatan secara serempak. Oleh karena itu,

pendekatan-pendekatan dalam setiap satuan pembelajaran akan bersifat multi pendekatan.

2) Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran

Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi. Strategi berkaitan dengan perwujudan proses

pembelajaran itu sendiri.Strategi pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.Terkait dengan

pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran.Taktik pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis untuk

(33)

kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas yang dilakukan guru-murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk

dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di kelas tersebut dinamakan taktik

pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural dari suatu tindakan guru dan siswa dalam pembelajaran aktual di kelas.

3) Aspek Metode dan Tekhnik dalam Pembelajaran

Aktualisasi pembelajaran berbentuk serangkaian interaksi

dinamis antara guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan

belajarnya dapat mengambil berbagai cara. Cara interaksi guru-murid atau guru-murid dengan lingkungan belajarnya tersebut dinamakan metode.

Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis yang menyangkut tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran

dilakukan. Metode dilihat dari fungsinya merupakan seperangkat cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada beberapa cara dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan

berceramah, berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain-lain.

(34)

teknis yang dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap pelaksanaan metode pembelajaran.

4) Prosedur Pembelajaran

Pembelajaran dari sisi proses keberlangsungannya, terjadi

dalam bentuk serangkaian kegiatan yang berjalan secara bertahap. Kegiatan pembelajaran berlangsung dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten. Tahapan

pembelajaran yang konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran tersebut merupakan prosedur pembelajaran.

c. Tahap Evaluasi

Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk

mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan pengaruh dalam dua bentuk:

1) Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan

kelemahannya atas perilaku yang diinginkan;

2) Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah

meningkat baik setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku yang diinginkan.

(35)

mengukur ketercapaian tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan pembelajaran. Sebaliknya,

oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan, maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat mengemukakan

teknik evaluasi belajar pengetahuan sebagai berikut: “Evaluasi belajar

pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan daftar isian

pertanyaan”.

Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus

sesuai dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:

a) Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan

materi standar yang telah dikaji);

b) Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang

diperoleh seorang peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);

c) Menunjukkan objektivitas (perintah pelaksanaannya jelas dan

tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);

(36)

2. Menurut Daryanto dan Muljo (2012) dalam bukunya yang berjudul „Model Pembeajaran Inovatif‟, pembelajaran merupakan akumulasi dari

konsep mengajar dan konsep belajar. Penekanannya terletak pada perpaduan antara keduanya, yakni kepada penumbuhan aktifitas subyek

didik. Konsep tersebut dapat dipandang sebagai suatu system, sehingga dalam system belajar ini terdapat komponen – komponen siswa atau pesrta didik, tujuan, materi untuk mencapai tujuan, fasilitas atau prosedur serta

alat atau media yang harus dipersiapkan. Daryanto dan Muljo mengungkapakan bahwa dalam pembelajaran terdapat empat unsur yaitu

persiapan, penyampaian, pelatihan dan penampilan hasil. Empat unsur yang dikemukakan Daryanto dan Muljo sebagai berikut :

1) Persiapan

Tahap pesiapan berkaitan dengan mempersiapkan peserta belajar untuk belajar. Tujuan pada tahap ini yaitu untuk menimbulkan

minat peserta belajar, memberi mereka perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang dan menempatkan dalam situasi

optimal untuk belajar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan sugesti positif, memberikan pernyataan yang memberikan manfaat, memberikan tujuan yang jelas dan bermakna. Tahap ini

(37)

2) Penyampaian

Tahap ini dimaksudkan untuk mempertemukan peserta belajar

dengan materi belajar yang mengawali proses belajar secara positif dan menarik. Presentasi berarti pertemuan, dimana fasilitator dapat

memimpin, tetapi peserta belajar yang harus menjalani pertemuan itu. Pembelajaran berasal dari keterlibatan aktif dan penuh seseorang peserta belajar dengan pelajaran dan bukan dari mendengarkan

presentasi dari guru saja, belajar adalah menciptakan pengetahuan bukan menelan informasi, maka presentasi dilakukan semata – mata

untuk menggawali proses belajar dan bukan untuk dijadikan fokus utama. Tahap penyampain dalam belajar bukan hanya sesuatu yang

dilakukan fasilitator, melainkan sesuatu yang secara aktif melibatkan peserta belajar dalam menciptakan pengetahuan disetiap langkahnya. Sedangkan tujuan tahap penyampain adalah membantu peserta belajar

nenemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk

semua gaya belajar. 3) Pelatihan

Tahap latihan ini dalam siklus pembelajaran berpengaruh

terhadap 70% atau lebih pengalaman belajar keseluruhan. Peranan instruktur atau pendidik hanyalah memprakarsai proses belajar dan

(38)

kata lain tugas instruktur atau pendidik adalah menyusun konteks tempat peserta belajar dapat menciptakan isi yang bermakna mengenai

materi belajar yang sedang dibahas.

Peranan instruktur adalah mengajak peserta belajar yang baru

dengan cara yang dapat membantu mereka mmadukannya kedalam struktur pengetahuan makna dan ketrampilan internal yang tertanam didalam diri. Tujuan tahap ini adalah membantu peserta belajar

mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara.

4) Penampilan hasil

Tujuan tahap penampilan hasil ini adalah untuk memastikan

bahwa pembelajaran tetap melekat dan berhasil diterapkan. Tahap ini membantu peserta belajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka sehingga hasil belajar akan melekat dan

penampilan hasil akan terus meningkat.

Dari teori tentang pembelajaran yang telah disampaikan oleh Daryanto dan Muljo (2012) dan M.Asrori Ardiansyah (2011) , peneliti dapat

menyimpulkan bahwa ada tiga tahap yang harus dilakukan dalam pembelajaran, tiga tahap itu diantaranya adalah tahap persiapan, tahap

(39)

C. Pembelajaran Siswa Berkebutuhan Khusus

(Deshler dan Lenz, 1989) The University of Kansas Center for

Research on Learning telah mengembangkan pendekatan strategi

pembelajaran dalam mengajar siswa berkebutuhan khusus, meliputi

mencari dan memantapkan kekuatan siswa, menyediakan struktur dan petunjuk yang jelas serta memastikan bahwa siswa memahami harapan anda, bersikap flaksibel dengan prosedurdi ruang kelas (misalnya

pemakaian recorderdan kalkulator), menggunakan materi yang dapat di korelasikan sendiri yang memungkinkan adanya umpan balik langsung,

menggunakan computer dan teknologi lainnya, dan bersikap lebih sabar dalam menghadapi siswa berkebutuhan khusus. Pendekatan ini mengajarkan siswa cara – cara dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran

serta dapat memebantu guru mengetahui cara menggubah lingkungan – lingkungan kelas dalam membantu siswa. Pendekatan yang lain meliputi

pemberian tugas-tugas agar dapat dipelajari dengan memberikan langkah

– langkah yang jelas, sederhana dan berurut.

(Larrivee, 1985) Mengidentifikasi sifat – sifat guru dan kondisi –

(40)

a. Manajemen dan disiplin kelas

Guru dan siswa menggunkan waktu secara efektif, siswa –

siswa tidak menunggu untuk meminta bantuan dan guru jarang melakukan hukuman.

b. Umpan balik selama pengajaran

Guru memberikan umpan balik positif bagi siswa untuk mendapatkan sikap dan prestasi yang layak, guru menghindari umpan

balik yang negatif kepada siswa dan menghindari kritik kepada siswa dan tugas mereka.

c. Pengembangan pengajaran yang tepat

Guru memberikan tugas –tugas dengan tingkat kesulitan yang

layak bagi siswa dan guru berusaha menjalin interaksi yang positif yang berhubungan dengan tugas mereka.

d. Suasana pengajaran yang kondusif

Guru melakukan penanganaan yang mendukung dari pada menuduh, guru merespon dengan perhatian dan pemahaman kepada

(41)

D. Sekolah Inklusi

Menurut Parwoto (2007) hak setiap anak atas pendidikan dinyatakan

dalam deklarasi universal tentang hak asasi manusia dan secara kuat dipertegas oleh deklarasi dunia tentang pendidikan untuk semua

(Education for all), setiap penyandang cacat berhak menyatakan keinginananya sehubungan dengan pendidikannya sejauh hal tersebut dapay dipahami.

David Smith (2006) juga mengtakan dengan adanya program inklusi kiranya dapat meminimalkan jumlah mereka yang tidak sekolah. Program

ini bertujuan memberi kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengoptimalkan potensinya dan memenuhi kebutuhan belajar. Inklusi ialah program pendidikan yang mengakomodasi seluruh siswa dalam

kelas yang sama sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Ideologi pendidikan inklusi diperkenalkan secara internasional dalam konfrensi

dunia tahun 1994 oleh UNESCO do Salamanca Spanyol, dalam pernyataannya ditegaskan komitmen terhadap pendidikan untuk semua yaitu pentingnya memberikan pendidikan bagi anak, remaja dan orang

dewasa yang memerlukan pendidikan di dalam Sistem pendidikan regular dan menyetujui suatu kerangka aksi mengenai pendidikan kebutuhan

(42)

adalah „Education of all handicapped children act‟ , bahwa layanan

pendidikan yang layak diberikan bagi seluruh anak berkelainan dan akan

disediakan dana khusus bagi penerapan layanan tersebut.

Menurut Hapsari (2011) mengemukakan bahwa sekolah inklusif

adalah sekolah yang menggabungkan layanan pendidikan khusus dan regular dalam satu sistem persekolahan, dimana siswa berkebutuhan khusus mendapatkan layanan khusus untuk mengembangkan potensi

mereka sehingga baik siswa yang berkebutuhan khusus ataupun siswa regular dapat bersama – sama mengembangkan potensi masing - masing

dan mampu hidup eksis dan harmonis dalam masyarakat.

Setiap anak hakekatnya berbeda satu dengan yang lain, baik

kemampuan di bidang akademik maupun di bidang non-akademik. Kenyataan ini mengharuskan pendidik perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan peserta didik ketika mengembangkan kurikulum

dan merancang pembelajaran.

Menurut Hapsari (2011) kurikulum regular hanya cocok untuk anak

normal dan memiliki kemampuan homogen. Bagi ABK di sekolah inklusi seharusnya menggunakan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik ABK.Di sekolah inklusi terdapat

kurikulum regular atau KTSP dan IEP (Individualized Educational

(43)

Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah suatu program pembelajaran yang disusun untuk membantu peserta didik yang

berkebutuhan khusus sesuai dengan kemampuannya. Program ini terbagi atas dua hal yaitu Program jangka panjang dan program jangka pendek

(Sunardi, 2003). Dalam program pembelajaran individual, mencakup kurikulum dan penempatan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus, serta berbagai aspek yang terkait orang tua dan lembaga yang

terkait (Amin,1995).

PPI dikembangkan khusus untuk peserta didik yang berkebutuhan

khusus, yang penyusunannya melibatkan guru, orang tua dan para ahli yang terkait. Di dalam PPI menyatakan di mana anak berada, ke mana

tujuannya, bagaimana mencapai tujuan itu, dan bagaimana menyatakan pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian PPI dikembangkan dengan mencocokkan antara kemampuan dengan kebutuhan anak (Sunardi,

2003).Biasanya dalam satu tahun pelajaran pelaksanaan program pembelajaran individual dibagi dalam beberapa periode. Periode ini bisa

dibuat sesuai dengan kebutuhan, misalnya tiga bulan sekali. Periode ini sifatnya fleksibel sehingga apabila memungkinkan adanya perubahan terhadap pelaksanaan program pembelajaran individual, maka guru dapat

(44)

mengetahui apakah pelaksanaan PPI telah berhasil atau belum, maka perlu diadakan evaluasi.

E. Hasil belajar

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:2008, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan suatu pengetahuan baru.

2. Gagne (1988) mengemukakan ada lima hasil belajar, tiga diantaranya

bersifat kognitif, satu diantaranya bersifat afektif dan satu lagi bersifat psikomotorik. MenurutGagne penampilan – penampilan yang dapat

diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan, ada lima kemampuan sebagai hasil belajar dari sebuah pengajaran dan kemampuan itu perlu dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam

penampilan manusia dan juga karena kondisi – kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda. Adapun kelima macam kemampuan itu

menurut Gagne adalah : a. Ketrampilan intelektual

Ketrampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi

dengan lingkungannya dengan penggunaan symbol – symbol atau gagasan – gagasan. Aktifitas belajar ketrampilan intelektual ini sudah

(45)

sekali jumlah ketrampilan intelektual yang di pelajari oleh seseorang. Ketrampilan – ketrampilan intelektual itu untuk bidang studi apapun

dapat digolongkan berdasarkan kompleksitasnya. Belajar mempengaruhi perkembangan intelektual seseorang, untuk

memecahkan masalah dalam belajar siswa perlu mempelajari aturan – aturan atau konsep – konsep tingkat tinggi yaitu aturan – aturan yang kompleks, untuk memperoleh aturan – aturan ini siswa sudah harus

belajar beberapa konsep konkret dan untuk mempelajari konsep – konsep ini siswa harus menguasai diskriminasi. Diskriminasi

merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respon yang berbeda terhadap stimulus – stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih

dimensi fisik. Diskrit merupakan ketrampilan intelektual yang paling dasar.

b. Strategi kognitif

Strategi kognitif merupakan suatu kemampuan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan

berpikir. Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses control, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara – cara

memberikan perhatian, belajar, mengigat dan berpikir.

(46)

Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar dis sekolah dan juga dari kata – katayang diucapkan orang, membaca, dari radio,

televisi dan media lainnya. d. Sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi prilaku sseorang terhadap benda, kejadian – kejadian, atau makluk hidup lainnya. Ada pula sikap – sikap yang bersifat umum

yang biasanya disebut nilai. Sikap – sikap yang diharapkan muncul pada setiap indifidu seperti kejujuran, kedisiplinan, dermawan, dan

memiliki moralitas yang baik. e. Ketrampilan motorik.

Ketrampilan motorik tidak hanya mencangkup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dengan kemampuan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah

instrument musik, dan lainnya.

3. Bloom (1956) mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif,

afektif, dan psikomotor. Pada aspek kognitif, Blomm menyebutkan lima tingkatan yaitu pemahaman, aplikasi, analisa,sintesa dan evaluasi.

Dari pernyataan dan teori mengenai hasil belajar yang dikemukakan oleh

(47)

yang menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotorik, proses perubahan dapat terjadi dari yang paling sederhana sampai pada yang

paling komplek yang bersifat pemecahan masalah dan pentingnya peranan kepribadian dalam proses serta hasil belajar.

F. Aljabar

MenurutHusein Tampomas (2006), bentuk aljabar adalah konstanta, variabel, atau bentuk yang melibatkan konstanta dan variabel yang disertai

sejumlah berhingga operasi aljabar. Variable adalah suatu lambang yang digunakan untuk menyatakan suatu unsur dari suatu himpunan pengganti

sedangakan konstanta adalah suatu lambang yang menggantikan suatu himpunan berunsur satu.Wono Setya Budhi (2007)mengatakan bahwa bentuk aljabar adalah formula atau rumus atau operasi hitung yang memuat varibel atau abjad yang

dapat diganti dengan angka.

Sesuai dengan batasan istilah peneliti akan melakukan penelitian pada materi

ajabar yaitu pada Standar kompentensi : 1. Memahami bentuk aljabar, relasi, fungsi, dan persamaan garis lurus. Dengan mengambil kompetensi dasar yaitu :1.1 Melakukan operasi aljabar dan 1.2 Menguraikan bentuk aljabar ke dalam

factor – faktornya.

Menurut Sukino (2006) pada bukunya yang berjudul “Matematika untuk SMP

(48)

1. Operasi bentuk aljabar a. Pengertian dasar aljabar

Dasar dari pembahasan dari bagian ini adalah aturan perkalian tanda dan sifat – sifat operasi aljabar.

1) Perkalian tanda

a) Hasil kali bilangan positif dengan bilangan positif adalah bilangan positif.

b) Hasil kali bilangan positif dengan bilangan negatif adalah bilangan negatif.

c) Hasil kali bilangan negatif dengan dengan bilangan positif adalah bilangan negatif.

d) Hasil kali bilangan negatif dengan bilangan negatif adalah bilangan positif.

2) Sifat – sifat operasi aljabar

a) Sifat komutatif :

b) Sifat asosoatif :

c) Sifat distributuif :

Setelah memahami dasar dari bagian ini, kita akan membahas

apa yang dimaksud dengan suku banyak dan suku – suku sejenis. Untuk membahas kedua hal diatas, kita uraikan bentuk

(49)

berderajat satu dan dua. Suku banyak atau polinom merupakan gabungan dari koefisien dan variabel yang ditulis dalam bentuk

aljabar. Perhatikan bentuk – bentuk berikut :

i. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku satu atau suku tunggal

berderajat satu dengan variabel dan koefisisen .

ii. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku dua atau binom berderajat

satu dengan satu variabel. Dua buah suku yang

berbeda masing – masing adalah .

iii. (dengan )

Bentuk ini dinamakan suku banyak atau polinom berderajat dua dengan satu variabel. Secara khusus

disebut suku tiga atau trinom berderajat dua dengan satu variabel.

iv.

Bentuk ini dinamakan suku banyak atau trinom berderajat dua dengan dua variabel. Nama khusus

(50)

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa suku – suku sejenis adalah suku – suku yang mempunyai faktor huruf

(variabel)yang sama dan pangkat pada setiap variabel yang bersesuaian juga sama.

b. Penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar

Dalam operasi penjumlahan, hal yang perlu mendapat perhatian adalah penggunaan sifat – sifat penjumlahan berikut :

1) Sifat komutatif :

2) Sifat asosiatif :

3) Sifat distributive :

Dalam operasi pengurangan berlaku sifat distributif berikut ini :

1)

2)

3)

c. Perkalian dan pangkat pada bentuk aljabar

Perkalian dan pangkat pada bentuk aljabar meliputi perkalian

suku satu, suku dua, dan suku banyak (polinom). 1) Perkalian dan pangkat suku Satu

Perkalian dan pangkat suku satu dapat dilakukan seperti pada

(51)

Perkalian antar angka

Perkalian angka dengan variabel

Perpangkatan variabel

3 x 5 = 15 3 x a = 3a

-4 x 6 = -24 -2 x b = -2b

0 x 3 = 0 0 x p = 0

2 x 0 = 0 p x 0 = 0

Perkalian suku satu mengikuti aturan perklian tanda,

perkalian variabel sejenis dilakukan dengan formula

2) Perkalian dan pangkat suku dua

Sifat – sifat operasi aljabar yang berlaku pada perkalian suku dua adalah aturan perkalian tanda, sifat distributif, sifat

komutatif, dan sifat asosiatif.

a) Perkalian suatu bilangan dengan suku dua

Perkalian suatu bilangan dengan suku dua

mempunyai bentuk umum seperti berikut :

i.

(52)

Dengan suatu bilangan dan variabel suku dua.

b) Perkalian suku satu dengan suku dua

Perkalian suku satu dengan suku dua mempunyai

bentuk umum sebagai berikut :

i.

ii.

iii.

iv.

c) Perkalian antar suku dua

Perhatikan perkalian antar variabel berikut

Berdasarkan perkalian antar variabel, perkalian angka dengan variabel, dan perkalian antar angka

(53)

dengan mengunakan cara distribusi dan cara diagram.

d) Pengkuadratan suku dua

Pengkuadratan suku dua merupakan bentuk khusus

dari perkalian antar suku dua yang sejenis. Terdapat dua bentuk penguadratan yang istimewa, yaitu :

i.

i.

e) Perkalian khusus antar suku dua

Secara umum perkalian khusus antar suku dua sebagai berikut :

(54)

pada perkalian antar suku banyak dapat diselesaikan dengan mengunakan sifat distribusi.

g) Pengunaan perkalian dan penguadratan suku dua h) Identitas

merupakan kalimat terbuka, kalimat itu dapat

menjadi benar jika diganti dengan 3 dan kalimat

akan menjadi salah untuk nilai lainnya.

merupakan kalimat yang benar untuk

semua niai real yang menggantikan , bentuk ini

disebut sebuah identitas. Untuk membuktikan bahwa sebuah persamaan merupakan sebuah identitas harus

ditunjukan bahwa ruas kiri akan sama (identik) dengan ruas kanan dan demikian juga sebaliknya. i) Pangkat tinggi dari suku dua

Pangkat tinggi dari suku dua meliputi perpangkatan yang lebih dari dua, penyelesainya dapat dilakukan

dengan mengunakan perkalian atau menggunakan segitiga pascal.

(55)

Pembagian sederhana meliputi pembagian dengan suku sejenis dan tidak sejenis dari pembagian suku

tunggal.

2. Menguraikan bentuk aljabar ke dalam factor – faktornya

a. Bentuk

Bentuk mengigatkan kita pada sifat distributif berikut

ini. untuk setiap . Sifat ini

menunjukan bahwa penjumlahan suku – suku dinyatakan sebagai

bentuk perkalian. Faktor persekutuan itu adalah dan .

Berdasarkan uraian tersebut kita dapat memfaktorkan bentuk

sebagai berikut:

b. Selisih dua kuadrat

Selisih dua kuadrat dari suatu variabel atau bilangan dapat

diubah ke bentuk perkalian sebagai berikut, apabila

(56)

c. Bentuk kuadrat dan faktor – faktornya

Bentuk kuadrat dari polinom adalah dengan

dan . Bentuk kuadrat ini ada yang dapat

difaktorkan dan ada pula yang tidak dapat difaktorkan. Pemfaktoran bentuk kuadrat tersebut dapat dirinci sebagai

berikut.

1) Bentuk

Untuk memfaktorkan bentuk Bentuk , mula –

mula kita misalkan

Dengan menguraikan ruas sebelah kanan, kita akan

memperoleh hubungan

Hubungan yang diperoleh adalah

Catatan :

a) jika

b) jika

(57)

Pada bentuk ini diterapkan hubungan seperti pada bentuk

tetapi dengan

3) Bentuk

Bentuk , jika faktornya ada dan

mudah dikerjakan, dapat menganggap bentuk tersebut mempunyai faktor sebagai berikut :

Dari faktor diatas, kita mencari hubungan dan terhadap

dan . Hubungan itu dapat dicari dengan cara berikut

Kedua ruas dikalikan dengan , hingga diperoleh :

Dengan menguraikan ruas kanan akan diperoleh :

Berdasarkan bentuk diatas diperoleh hubungan :

G. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan oleh peneliti mengenai pentingnya pendidikan bagi setiap individu, peneliti mencoba untuk

(58)

berlangsung disebuah lembaga pendidikan yang resmi berdiri sebagai salah satu sekolah formal yang memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan di

Indonesia. Peneliti melakukan penelitian di SMP Tumbuh yaitu salah satu sekolah menengah pertama yang menghargai dan menghormati perbedaan,

tumbuh dalam keberagaman etnis, agama, budaya, ekonomi, dan anak berkebutuhan khusus.

Untuk menjawab rumusan masalah di atas peneliti akan melakukan pengamatan dengan bantuan lembar observasi danmelakukan wawancara pada guru dan tiga perwakilan dari siswa. Dalam pembuatan lembar observasi

peneliti berpedoman pada dasar teori yang digunakan. Pengamatan akan dilakukan pada tiga tahap yaitu pada tahap perencanaan, tahap pembelajaran dan tahap evaluasi. Pada tahap perencanaan peneliti akan melakukan

wawancara guru dan dokumentasi sedangkan pada tahap pembelajaran dan tahap evaluasi peneliti menggunakan lembar observasi, merekam

pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, dan melakukan wawancara pada guru serta tiga perwakilan dari siswa. Pada lembar observasi peneliti telah memepersiapkan 21 pernyataan yang telah disesuaikan dengan dasar teori

(59)

40 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan denagan tujuan untuk mendiskripsikan mengenai proses pembelajaran dan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran. Maka penelitian ini termasuk jenis penelitian diskriptif kualitatif.

B. Subjek dan setting penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah guru matematika kelas VIII B dan siswa kelas VIII B SMP Tumbuh Yogyakarta. Setting dari penelitian ini

adalah SMP Tumbuh yang terletak di jalan Amri Yahya 1, Gampingan, Wirobrajan, Yogyakarta.

C. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dengan menyesuaikan waktu yang telah dijadwalkan oleh pihak sekolah yaitu pada bulan juli tahun 2013 sampai

dengan bulan agustus tahun 2013.

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk data :

Bentuk data yang ada dalam penelitian ini berupa diskripsi, yaitu mengenai:

(60)

2) situasi pembelajaran yang terjadi didalam kelas. 3) Data hasil belajar.

Bentuk data ini diperoleh dari rekaman yang diambil dengan bantuan alat perekam (handycam)selama proses pembelajaran

berlangsung, lembar pengamatan proses pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru dan siswa.

2. Metode pengumpulan data:

Metodepengumpulan data yang dilakukan peneliti

1) melakukan pengamatan dengan bantuan alat perekam,peneliti

merekam seluruh proses pembelajaran yang berlangsung dikelas dengan mengunakan alat bantu rekam yaitu handycam, media tersebut digunakan dengan tujuan agar peneliti dapat

mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam mengamati jalannya proses pembelajaran. Peneliti akan dibantu oleh satu

orang rekan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran dan kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti.

2) melakukan wawancara terhadap guru dan siswa yang

bersangkutan, wawancara ini dilakukan degan tujuan agar peneliti memiliki lebih banyak informasi mengeani proses

(61)

3) melakukan dokumentasi dengan cara pengumpulan data - data yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar

siswa seperti mengumpulkan silabus yang dibuat oleh guru, RPP yang dibuat oleh guru, prota dan promes, pengambilan

foto, menggumpulkan lembar pekerjaan siswadan sebagainya.

E. Instrumen – Instrumen Pengumpulan Data

1. Lembar Pengamatan Proses Pembelajaran

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Lembar ini dirancang peneliti untuk mengamati proses

pembelajaran yang terjadi dikelas. Proses pembelajaran yang akan diamati terdiri dari dua tahap yaitu pelaksanaan dan evaluasi, maka peneliti membuat dua lembar observasi sesuai dengan tahap yang

sedang diteliti. Lembar observasi pada tahap pelaksanaan terdiri dari 21 pernyataan yang berisimengenai aspek pendekatan dalam

pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 1,2,3,dan 4, aspek stategi dan taktik dalam pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 5,6,7,8,dan 9, aspek metode dan teknik dalam

pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan nomor 10,11,12,13 dan 14, prosedur pembelajaran yang terdapat pada butir pernyataan

(62)

Lembar observasi pada tahap evaluasi terdiri dari sepuluh pernyataan yang berkaitan dengan persyaratan yang baku dalam pemberian

evaluasi yaitu memiliki validitas yang terdapat pada pernyataan nomor 1,2 dan 3, mempunyai reliabilitas yang terdapat pada pernyataan

nomor 4,5 dan 6, menunjukkan objektifitas yang terdapat pada pernyataan nomor 7 dan 8, dan yang terakhir adalah pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis yang terdapat pada pernyataan

nomor 9 dan 10.

Dalam proses pembelajaran peneliti juga akan mengamati hambatan –

hambatan yang mungkin muncul pada saat penelitian berlangsung. Peneliti akan menggunakan lembar observasi yang telah

dipersiapkanuntuk menggumpulkan informasi ketika pengamatan berlangsung dikelas.

2. Pedoman Wawancara dengan Guru

Wawancara dirancang oleh peneliti untuk mengetahui proses pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap yaitu tahap perencanaan,

tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi serta untuk mengetahui hambatan – hambatan apa yang muncul dalam proses pembelajaran dan tindakan apa yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan

(63)

yang di anggap dapat mewakili kelas tersebut untuk memberikan tambahan informasi.

3. Pedoman wawancara dengan siswa

Wawancara dirancang oleh peneliti untuk mengetahui apakah

yang dirasakan siswa pada saat pembelajaran dilakukan, wawancara ini dilakukan pada saat siswa telah mengalami pembelajaran dikelas dan setelah siswa melakukan evaluasi terhadap materi pembelajaran.

Dalam tahap ini peneliti juga ingin mengetahui adakah hambatan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran dan melakukan evaluasi

pembelajaran.

F. Langkah – langkah penelitian

Langkah – langkah yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah :

1. Peneliti melakukan kunjungan ke sekolah untuk mengetahui dan mempelajari situasi sekolah seperti keadaan fisik sekolah, sosial dan

lingkungan sekolah.

2. Peneliti melakukan diskusi bersama dengan guru matematika berkaitan dengan waktu penelitian, kelas yang akan diteliti sampai pada materi apa

yang akan digunakan.

3. Peneliti melakukan penelitian sesuai dengan waktu yang telah disepakati

Gambar

Gambar IV.1 ..............................................................................................
tabel berikut ini.
Tabel IV.1
TABEL IV. 2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembar hasil jawaban siswa diatas terlihat siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan yang ditanyakan, siswa juga tidak dapat membuat model matematika, kesalahan

Sesuai dengan analisa pembahasan diperoleh hasil, penyebab terjadinya overruns biaya dengan tingkat kesetujuan maksimum pada setiap kelompok yang merupakan penyebab yang

Sehubungan dengan telah dilakukan Evaluasi Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas yang saudara tujukan kepada Kelompok Kerja (POKJA)

DIAGNOSA TRAUMA ABDOMEN POST LAPARATOMI ATAS INDIKASI INTERNAL BLEEDING DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT (ICU)RS.Dr.MOEWARDI SURAKARTA. Penyusun Laporan Komprehensif ini

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan penguasaan konsep Fisika pada materi Fluida dengan menerapkan model Pembelajaran POE pada pokok bahasan

Sebagian besar masyarakat Halmahera Utara memang mengharapkan Saguer sebagai budaya tradisional tidak mengalami pergeseran makna, karena meminum Saguer bagi

Since the computer cannot understand assembly language, however, a program called assembler is used to convert assembly language programs into machine code...

Lebih jauh dari itu, AKUMASSA juga beranggapan bahwa dengan menerapkan konsep citizen journalism , masyarakat dapat mendorong lingkungannya sendiri untuk menulis dan membaca