viii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Indonesia embraced Self Assessment System in which Taxpayers are given full trust to calculate, report and pay its own tax obligation. Through this system expected tax administration can work more restrained and understood properly by taxpayers concerned. But in fact, Taxpayers often do not have the awareness and compliance to calculate, report and pay its own tax obligation. To resolve the issue, the Government enacted the Tax Penalties that are used as a means of deterrent (preventative) as well as a tool to control the taxpayer does not violate the norms and rules of taxation. The purpose of this research is to find out whether there is influence of the application of sanctions in raising Taxpayers compliance in paying and reporting his income taxes. A method of research that we use is a method of descriptive analytical. The Data used has a reporting period and amount of SPT fines each month from across the Agency's Taxpayer registered in KPP Pratama Bandung Karees. Based on the framework research hypothesis that there is made a significant influence on the implementation of sanctions against the Agency Taxpayer's compliance. Hypothesis testing using simple regression with a significant level of 5% yields the value of sig 0,867 based on criteria of acceptance and rejection of H0 , H0 is accepted, because the value of the p-value > α (0.867 > 0.05) so that it can be concluded that the Tax Sanctions do not affect significantly in improving Taxpayers compliance.
ABSTRAK
Negara Indonesia menganut Self Assessment System dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri kewajiban perpajakannya. Melalui sistem ini diharapkan administrasi perpajakan dapat berjalan dengan lebih terkendali dan dipahami benar oleh Wajib Pajak yang bersangkutan. Namun pada kenyataannya, Wajib Pajak seringkali tidak memiliki kesadaran dan kepatuhan untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri kewajiban perpajakannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah memberlakukan Sanksi Perpajakan yang digunakan sebagai alat pencegah (preventif) sekaligus alat pengendali agar Wajib Pajak tidak melanggar norma dan aturan perpajakan yang berlaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penerapan sanksi perpajakan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam membayar dan melaporkan pajak penghasilannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Data yang digunakan antaralain jumlah pelaporan SPT masa dan denda setiap bulan dari seluruh Wajib Pajak badan terdaftar di KPP Pratama Bandung Karees. Berdasarkan rerangka penelitian dibuat hipotesis yaitu terdapat pengaruh yang signifikan penerapan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan Wajib Pajak badan. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dengan tingkat signifikan 5% menghasilkan nilai sig 0,867 berdasarkan kriteria penerimaan dan penolakan H0, maka H0 diterima karena nilai p-value > α (0.867 > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa Sanksi perpajakan tidak berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan.
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ...viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Kegunaan Penelitian... 4
2.1. Pengertian Dasar Perpajakan... 5
2.1.1. Sejarah Perpajakan di Indonesia ... 5
2.1.2. Definisi Perpajakan ... 7
2.1.3. Pengelompokan Pajak ... 10
2.1.4. Fungsi Pajak ... 11
2.1.5. Tarif Pajak ... 11
2.2. Pemungutan Pajak ... 12
2.2.1. Sistem Pemungutan Pajak ... 12
2.2.2. Tata Cara Pemungutan Pajak ... 13
2.2.3. Hambatan Pemungutan Pajak ... 14
2.3. Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 15
2.3.1. Nomor Pokok Wajib Pajak... 17
2.3.2. Surat Pemberitahuan ... 18
2.3.2.1 Pengertian dan Jenis Surat Pemberitahuan ... 18
2.3.2.2 Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan ... 18
2.4. Sanksi Perpajakan ... 20
2.4.1. Pengertian Sanksi Perpajakan ... 20
xii
Universitas Kristen Maranatha
2.4.2.1 Pengertian dan Jenis Sanksi Pidana ... 21
2.4.2.2 Penerapan Sanksi Tindak Pidana di Bidang Perpajakan ... 23
2.4.3. Sanksi Administrasi ... 27
2.4.3.1 Pengertian dan Jenis Sanksi Administrasi ... 27
2.4.3.2 Penerapan Sanksi Administrasi di Bidang Perpajakan ... 27
2.4.4. Tahap-tahap Penagihan Sanksi Perpajakan ... 30
2.5. Rerangka Pemikiran ... 32
2.6. Pengembangan Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN... 35
3.1. Objek Penelitian ... 35
3.1.1. Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung Karees ... 35
3.1.2. Visi dan Misi KPP Pratama Bandung Karees ... 38
3.1.3. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Bandung Karees ... 39
3.1.4. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 40
3.1.5. Wilayah Kerja KPP Pratama Bandung Karees ... 44
3.2. Metode Penelitian... 46
3.2.1. Teknik Pengumpulan Data ... 47
3.2.3. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 49
3.2.4. Pengujian Hipotesis dan Tes Statistik ... 50
3.2.5. Penetapan Tingkat Signifikansi... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 53
4.1. Hasil Penelitian ... 53
4.2. Pengujian Hipotesis ... 70
4.3. Analisis Regresi ... 70
4.4. Analisis Korelasi ... 72
BAB V SIMPULAN dan SARAN ... 74
5.1. Simpulan ... 74
5.2. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... xvi
Lampiran A ...xviii
Lampiran B... xix
Lampiran C... xx
Lampiran D ... xxii
xiv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel I Sanksi Administrasi Berupa Denda ... 28
Tabel II Sanksi Administrasi Berupa Bunga ... 29
Tabel III Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan ... 30
Tabel IV Sanksi Tahun 2009... 53
Tabel V Sanksi Tahun 2010 ... 55
Tabel VI Sanksi Tahun 2011... 57
Tabel VII Gabungan WP Badan Terdaftar dengan Sanksi ... 67
Tabel VIII Coefficients ... 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Hasil Output SPSS ...xviii
Lampiran B Surat Tagihan Pajak ... xix
Lampiran C SPT Masa Pajak Penghasilan ... xx
Lampiran D SPT Masa PPN ... xxii
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara
khususnya di Indonesia, karena pembangunan itu sendiri bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui perbaikan dan penambahan berbagai
pelayanan publik. Peran pajak bagi negara Indonesia adalah sebagai alat penerimaan
negara (budgeter) dan sebagai pengatur (regulatory). Fungsi pajak yang pertama itulah yang menempatkan pajak sebagai penerimaan utama pemerintah. Sebagian
besar sumber penerimaan negara yang tertera dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berasal dari pajak. Bahkan hingga 18 Desember 2012, realisasi
penerimaan pajak mencapai 89,9 persen dari target APBN Perubahan 2012 sebesar 95
persen (www.antaranews.com). Mengingat begitu pentingnya peranan pajak, maka pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai upaya
untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Dalam mengoptimalkan penerimaan pajak
tentu diperlukan peranan yang penting baik dari pemerintah maupun dari Wajib
Pajak itu sendiri.
Untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya Wajib Pajak harus memahami
ketentuan-ketentuan umum perpajakan yang berlaku. Ada tiga sistem pemungutan
pajak yaitu : Official Assessment System, Withholding Tax System, dan Self Assessment System. Di Indonesia sendiri sistem pemungutan pajak yang berlaku
menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
undang-undang perpajakan. (www.wikiapbn.org). Pemberian kebebasan ini diawasi
oleh Dirjen Pajak agar ketentuan self assessment dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan perpajakan.
Objek dari suatu pajak adalah penghasilan, maka sudah semestinya pajak yang
dikenakan atas penghasilan tersebut masuk ke dalam kas negara. Namun terkadang
dalam prosesnya terjadi berbagai kendala, salah satu penyebabnya adalah adanya
kecurangan atau pelanggaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Kendala lain yang
mungkin terjadi bisa disebabkan karena kurangnya kesadaran Wajib Pajak untuk
membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya dengan tepat waktu.
Setiap pelanggaran dan kelalaian yang dilakukan oleh Wajib Pajak akan
dikenakan sanksi. Sanksi perpajakan dibuat untuk menjamin ditaatinya peraturan
perundang-undangan perpajakan, dengan kata lain sanksi perpajakan merupakan alat
pencegah (preventif) agar Wajib Pajak tidak melanggar norma perpajakan. Penerapan sanksi perpajakan diatur dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2007, perubahan ketiga atas Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Ketentuan tersebut bertujuan untuk
mengatasi masalah perpajakan khususnya dalam rangka meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Sanksi pajak dapat berupa
sanksi administrasi dan sanksi pidana. Menurut Undang Undang Ketentuan Umum
Perpajakan (KUP), sanksi administrasi dibagi menjadi tiga yaitu berupa denda,
bunga, atau kenaikan.
Berdasarkan penelitian terdahulu, diketahui bahwa tingkat kepatuhan Wajib
3
Universitas Kristen Maranatha Artinya sanksi perpajakan memiliki pengaruh yang sangat kecil atau bahkan tidak
berpengaruh sama sekali terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Maka berdasarkan latar belakang di atas, Penulis tertarik untuk menggali lebih
dalam mengenai penerapan sanksi perpajakan dan kaitannya dengan kepatuhan
Wajib Pajak badan dengan mengangkatnya dalam skripsi berjudul : “Pengaruh
Penerapan Sanksi Perpajakan Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak
Badan (Studi Kasus pada KPP Pratama Bandung Karees).”
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasikan
masalah-masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah penerapan sanksi pajak berpengaruh dalam meningkatkan kepatuhan
Wajib Pajak badan dalam membayar dan melaporkan Pajak Penghasilan?
2. Sejauh mana pengaruh penerapan sanksi pajak dalam meningkatkan
kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam membayar dan
melaporkan Pajak Penghasilan?
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penerapan sanksi pajak memiliki pengaruh dalam
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam membayar dan
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan sanksi pajak dalam
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam
membayar dan melaporkan Pajak Penghasilan.
1.4. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Penulis, dapat memberikan pemahaman yang cukup baik mengenai
sanksi perpajakan serta pengaruhnya terhadap tingkat kepatuhan Wajib
Pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
2. Bagi KPP, sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam upaya peningkatan
kepatuhan Wajib Pajak badan dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
melalui peningkatan pelayanan dan profesionalisme kerja sesuai dengan tata
cara pemeriksaan dan penerapan sanksi di bidang perpajakan.
3. Bagi Wajib Pajak, sebagai sumbangan pemikiran untuk semakin
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi
kewajibannya terkait dengan pemahaman terhadap sanksi perpajakan yang
berlaku.
4. Bagi pihak lain, sebagai referensi atau perbandingan dalam menambah
74
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya mengenai pengaruh
penerapan sanksi perpajakan dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan di
KPP Pratama Bandung Karees, Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan sanksi perpajakan tidak memiliki pengaruh atau pengaruhnya
sangat kecil sekali dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak badan dalam
membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Negara Indonesia
menganut Self Assesment System yang memberikan kepercayaan penuh pada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, menyetor dan melaporkan
sendiri kewajiban perpajakannya. Hal inilah yang menjadi peluang utama
Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban perpajakannya karena orang
cenderung untuk menghindari pajak (tax avoidance) atau melakukan
manipulasi pajak (tax evasion).
2. Melalui analisa statistik dengan SPSS dapat disimpulkan juga bahwa
penerapan sanksi perpajakan memiliki korelasi yang sangat rendah atau
lemah sekali dengan kepatuhan Wajib Pajak badan. Hubungan yang terjadi
antar variabel ini adalah hubungan negatif atau berlawanan arah, artinya jika
penerapan sanksi pajak ditingkatkan, yang terjadi justru kepatuhan Wajib
Pajak badan semakin menurun. Tingkat penghasilan dan penerapan tarif
lebih patuh terhadap sistem pajak bila tarif pajaknya semakin rendah dan
akan cenderung melakukan berbagai pelanggaran (ketidakpatuhan) bila tarif
pajaknya tinggi. Demikian pula dengan tingkat penghasilannya, dengan
penghasilan yang besar maka jumlah pajak yang dibayar pun akan semakin
besar (tarif pajak sebanding / proporsional menurut Mardiasmo, 2009 : 9).
Peran pemerintah dalam peningkatan kepatuhan Wajib Pajak juga penting.
Pemerintah dinilai belum secara transparan dan akuntabilitas mendorong
kepatuhan Wajib Pajak dalam hal sosialisasi, pelayanan, dan pengawasan
kewajiban perpajakan. Wajib Pajak akan cenderung memenuhi kewajiban
pembayaran pajak bila uang pajak nantinya diperuntukkan untuk membiayai
pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) serta
pembangunan. Penerapan perlakuan perpajakan yang adil terhadap Wajib
Pajak mendorong kepatuhan Wajib Pajak karena hal tersebut menciptakan
persaingan yang sehat dalam dunia usaha. Sebaliknya perlakukan perpajakan
yang tidak adil justru mengakibatkan rendahnya kepatuhan Wajib Pajak.
5.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, Penulis mencoba memberikan beberapa saran
yang diharapkan dapat memberikan masukan baik bagi Wajib Pajak, pihak KPP
Pratama Bandung Karees, atau bagi pihak lain yang bersangkutan, sebagai berikut :
1. Sebagai warga Negara yang baik, sudah sepatutnya setiap Wajib Pajak
dapat menyadari pentingnya peran pajak bagi pembangunan Negara
Indonesia ini, maka diharapkan Wajib Pajak dapat meningkatkan
76
Universitas Kristen Maranatha perpajakannya dengan baik, tepat waktu, dan sesuai dengan
Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, karena melalui peningkatan
penerimaan pajak, pembangunan dan kesejahteraan rakyat juga dapat
ditingkatkan.
2. Bagi pihak KPP selaku penerima laporan dan pemeriksa pajak, sebaiknya
semakin meningkatkan kinerjanya dalam mengelola dan memeriksa setiap
laporan pajak (SPT) yang masuk, apakah jumlahnya sudah tepat dan tidak
ada kekeliruan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Selain itu, baik apabila KPP juga melakukan berbagai
penyuluhan atau himbauan mengenai pentingnya kesadaran membayar
dan melaporkan pajak tepat waktu disertai dengan pengawasan yang baik.
KPP yang memadai juga sepatutnya dilengkapi dengan sarana dan
prasarana, sistem dan metode kerja, sumber daya manusia yang
berkualitas.
3. Undang Undang Perpajakan terbaru yaitu UU No.28 Tahun 2007
sepertinya belum cukup menumbuhkan kesadaran Wajib Pajak dalam
membayar dan melaporkan kewajiban pajaknya. Diharapkan Direktorat
Jenderal Pajak dan Pemerintah dapat merumuskan dan melaksanakan
kebijakan strategis dengan melakukan penyempurnaan seperangkat
kebijakan peraturan perpajakan dan administrasi perpajakan (tax policy and administrative reforms) demi menjaga kesinambungan penerimaan
pajak sebagai tulang punggung penerimaan negara.
4. Pemerintah juga diharapkan lebih transparan dan dapat menunjukkan
sesuai dengan keinginan Wajib Pajak, maka Wajib Pajak cenderung untuk
mematuhi aturan perpajakan. Namun sebaliknya bila pemerintah tidak
dapat menunjukkan penggunaan pajak secara transparan dan
akuntabilitas, maka Wajib Pajak akan menjadi acuh dan tidak ada
kesadaran memenuhi kewajiban perpajakannya.
5. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari sempurna, maka
bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengumpulkan data
sebanyak-banyaknya, tidak hanya data sanksi yang diperoleh dari Surat Tagihan
xvi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Burhani Ruslan. (2012). Dirjen Pajak Perkirakan Realisasi Penerimaan 95 Persen.
ANTARA News, 20 Desember 2012 diakses dari http://www.antaranews.com/ berita/349533/dirjen-pajak-perkirakan-realisasi-penerimaan-95-persen pada
18 Maret 2013.
Definisi dan Fungsi NPWP Pajak. (2009). Berita dan Informasi Terpopuler, diakses dari http://www.terpopuler.net/definisi-dan-fungsi-npwp-pajak pada tanggal
25 Maret 2013.
Hutagaol John. (2012). Strategi Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak. Direktorat Jenderal Pajak, 4 Juli 2012 diakses dari http://www.pajak.go.id/content/ strategi-meningkatkan-kepatuhan-wajib-pajak pada tanggal 17 Mei 2013.
Jogiyanto. (2009). Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Kurniawan Albert. (2012). SPSS 20 Analisis Deskriptif dan Multivariate. Bisnis2030. Bandung.
Lutfia, R.A. (2012). Penagihan Pajak. Blog mahasiswa Universitas Brawijaya, 02 April 2012, diakses dari http://blog.ub.ac.id/lutfiara/2012/04/02/penagihan-
pajak/ pada tanggal 26 Maret 2013.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Pemeriksaan Pajak dan Sanksi Administrasi. (2012). Direktorat Jenderal Pajak. 15 April 2012, diakses dari http://www.pajak.go.id/content/pemeriksaan-pajak-
Resmi Siti. (2008). Perpajakan : Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta.
Saiful Rahman Yuniarto. Surat Pemberitahuan (SPT). Handout SPT.
Sejarah Pajak Penghasilan. (2010). Wikipedia Ensiklopedia Bebas. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_penghasilan pada tanggal 25 Maret 2013.
Self Assesment. (2010). Wikipedia APBN. Diakses dari http://www.wikiapbn.com/ artikel/Self_Assessment pada tanggal 18 Maret 2013.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Surat Pemberitahuan (SPT). (2013). Wikipedia Ensiklopedia Bebas, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/SPT pada tanggal 25 Maret 2013.
Tim Dosen Statistika I. (2010). Modul Statistika I. Universitas Kristen Maranatha. Bandung.
Tindak Pidana di Bidang Perpajakan. (2010). Wikipedia APBN. Diakses dari http://www.wikiapbn.com/artikel/Tindak_Pidana_di_Bidang_Perpajakan
pada tanggal 26 Maret 2013.
Undang Undang No.28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang Undang
No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)