Penulis :
Pemakalah pada Seminar Nasional Pendidikan IPA VI 2014
Tim Reviewer : Dr. Wahono Widodo, M.Si.
Dr. Erman, M.Si.
Elok Sudibyo, S.Pd., M.Pd.
Tim Editor :
Siti Nurul Hidayati, S.Pd., M.Pd.
Laily Rosdiana, S.Pd., M.Pd.
Hasan Subekti, S.Pd., M.Pd.
Wahyu Budi Sabtiawan, S.Si., M.Pd.
Dita Ayu Permata Sari, S.Pd., M.Pd.
Diterbitkan oleh :
University press - UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA UNESA Kampus Ketintang
Jln. Ketintang Surabaya - 60231 Cetakan Pertama - September 2014 ISBN
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas berkah dan rahmatNya prosiding yang berisi kumpulan makalah yang dihimpun dari Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 dengan tema “Peran Literasi Sains untuk Menyiapkan Generasi dalam Menghadapi ASEAN COMMUNITY”. Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 merupakan bagian dari upaya untuk mewujudkan kemandirian, serta kemajuan bangsa melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam. Adapun peningkatan sumber daya manusia diantaranya penguasaan dan penerapan tehnologi melalui penerapan Tridharma Perguruan Tinggi. Sedangkan Sumber Daya Alam adalah yang terdapat di alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya dan pendidikan IPA.
Prosiding ini memuat makalah utama dari pembicara utama dan makalah Pendidikan IPA dari pemakalah pada sidang pararel. Prosiding Seminar Nasional ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban untuk menyebarluaskan dan menyumbangkan hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang terangkum dalam makalah yang disajikan di sesi sidang pararel. Kegiatan ilmiah ini diharapkan mampu memunculkan inspirasi atau ide-ide baru serta motivasi yang dapat melahirkan inovasi-inovasi baru dalam upaya peningkatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Semoga yang diupayakan dalam seminar sampai terselesaikannya prosiding ini memiliki manfaat yang jauh lebih luas bagi upaya meningkatkan inovasi-inovasi baru dalam dunia penelitian pendidikan IPA, demi terciptanya bangsa yang mandiri dan bermartabat.
Pada kesempatan ini, tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ketua Program Studi Pendidikan IPA FMIPA, Dekan FMIPA Unesa, Rektor Unesa, para sponsor yang telah mendukung terselenggaranya seminar ini, serta segenap panitia yang telah mempersiapkan dengan baik jauh-jauh hari demi terlaksananya Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014.
Panitia
SAMBUTAN KETUA PANITIA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN IPA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
20 DESEMBER 2014 Ass Wr Wb
Pertama tama kami ucapakan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah memberikan rachmadNya kepada kita semua serta sholawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW.
Kami ucapkan selamat datang kepada:
Yth Bapak Rektor Universitas Negeri Surabaya
Yth Bapak Dekan FMIPA Universitas Negeri Surabaya Yth Bapak /Ibu Narasumber
Yth Pemakalah dan Hadirin
Perkenankan kami mewakili Panitia Seminar Nasional Pendidikan IPA 2014 menyampaikan sambutan.
Sesuai dengan misi perguruan tinggi yang menyelenggarakan Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, maka Universitas Negeri Surabaya dalam hal ini Program Studi Pendidikan IPA FMIPA menyelenggarakan Seminar Nasional Pendidikan IPA dengan tema
Peran Literasi Sains untuk Menyiapkan Generasi dalam Menghadapi ASEAN COMMUNITYyang kemudian mendapat respon dari dunia Pendidikan, Peneliti, Guru, Dosen dan Mahasiswa untuk mengikuti seminar kali ini.
Pada seminar ini kami mengundang narasumber, ada Ibu Prof. Dr. Liliasari, M.Pd dari Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI, Bapak Drs. Much. Khoiri, M.Si yaitu pendiri Jalindo (Jaringan Literasi Indonesia) dan Bapak Dr. Erman, M.Pd seorang peneliti Literasi Sains dan dosean Pendidikan IPA FMIPA Unesa.
Pada kesempatan yang baik ini kami mewakili segenap panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Surabaya yang berkenan membuka acara seminar dan kepada hadirin peserta yang berpatisipasi pada seminar kali ini.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua anggota panitia yang telah bekerja keras dan pihak-pihak yang telah membantu sehingga terselenggaranya acara seminar kali ini.
Ahirnya kami sampaikan permohanan maaf kepada semua hadirin bila dalam penyelenggaraan seminar baik ketika maupun sesudah acara berlangsung terdapat hal-hal yang kurang, untuk itu kami mohon kritik dan saran dari para hadirin sekalian untuk lebih baik dalam kami menyelenggarakan seminar yang akan datang dan semoga seminar kali ini berjalan dengan lancar serta membawa manfaat kepada kita semua. Amiinnn
Wass Wr Wb
Ketua Panitia
(Siti Nurul Hidayati, S.Pd.,M.Pd)
DAFTAR MAKALAH
A. PEMAKALAH UTAMA
PERSIAPAN LITERASI SAINS GENERASI MUDA INDONESIA MENJELANG 1-6 ASEAN COMMUNITY
Liliasari
LITERASI DAN BUDAYA LITERASI 7-11
Much. Khoiri
BERDAYA SAING DENGAN LITERASI SAINS 12-17
Erman
B. PEMAKALAH PARALEL
PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN 18-23 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI HIDROLISIS
GARAM
Abdul Gani Haji, Saiful,Mauliza
KELAYAKAN PROTOTIPE MODEL PEMBELAJARAN FISIKA DALAM 24-35 KONTEKS OLAHRAGA: CONTEXT BASED LEARNING, CBL
Elok Sudibyo, Budi Jatmiko, Wahono Widodo
MEMBANGUN LITERASI GEOSAINS DALAM MEMAHAMI DINAMIKA 36-40 GUNUNG BERAPI
Eko Hariyono, Liliasari, Madlazim
MODEL PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI MENGGUNAKAN 41-46 TASK ANALYSIS PADA POKOK BAHASAN LISTRIK STATIS DALAM
SISTEM MEMBRAN SEL Dadan Rosana
PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA BERBASIS KOMODITAS HAYATI 47-54 UNGGULAN LOKAL SEBAGAI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
LITERASI SAINS
Asep Agus Sulaeman, Liliasari, Sri Redjeki
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 55-59 DENGAN LKM BERWAWASAN STM UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PERKULIAHAN FISIKA DASAR 1 DAN LITERASI SAINS MAHASISWA
Ni Made Pujani
PENGARUH PROGRAM PRAKTIKUM ZOOLOGI INVERTEBRATA 60-66 BERBASIS INKUIRI LABORATORIUM (PPZI-BIL) TERHADAP
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI
Riki Apriyandi Putra, Sri Redjeki, Adianto
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK PENCAPAIAN 67-68 HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA MATA KULIAH
KALKULUS 1 Titit Yuniarti
KEMAMPUAN ANALISIS GAMBAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN 69-70 IPA PADA MATERI KEMAGNETAN
Tutut Nurita, An Nuril Maulida Fauziah
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA 71-76 SEBAGAI UPAYA MELATIHKAN KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING SISWA
Aliefia Meta Duwairoh
STUDI KOMPARASI SIKAP PEDULI LINGKUNGAN ANTARA SISWA SMP 77-82 KELAS VIII DI SMP YANG TELAH MENERAPKAN PENDIDIKAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN SISWA KELAS VIII DI SMP YANG BELUM MENERAPKAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
Erina Desvika, ElokSudibyo
MODEL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS ETNOSAINS [MPKBE] 83-90 UNTUK MENGEMBANGKAN LITERASI SAINS SISWA
Sudarmin,Niken Subekti, Anita Fibonacci
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN FISIKA UMUM BERORIENTASI KKNI 91-96 DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MAHASISWA S1 PENDIDIKAN IPA Budi Jatmiko, Wahono Widodo, Martini, M.Budiyanto
MEMBANGUN LITERASI KONSEP MELALUI KETERAMPILAN 97-101 REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN IPA
Wiwien Maryuni, Eko Hariyono
PERMAINAN BERSARANA KOMPUTER SEBAGAI MEDIA 102-105 PEMBELAJARAN IPA DAN SIKAP POSITIP TERHADAP
PEMBELAJARAN IPA
Achmad Lutfi, Suyono, Mohamad Nur
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK 106-111 DALAM MENGEMBANGKAN LITERASI SAINS DI SEKOLAH DASAR
KOTA BEKASI
Eka Mustika, Rahmat Pamuji
PENGGUNAAN STRATEGI Π-LOG BERBASIS HABITS OF MIND 112-118 UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP
PADA PEMBELAJARAN GERAK BENDA Heni Rusnayati, Endah Nurhabibah, Iyon Suyana
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN 119-123 KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA MATERI
SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Achmad Yulianto, Erman, Herlina Fitirihidayati
ANALISIS TERHADAP PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI 124-128 DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SUHU DAN PERUBAHANNYA
Amelia Hasanah, Laily Rosdiana
PENGARUH MINAT BACA TERHADAP PEMAHAMAN SISWA 129-131 Anindita Avitaning Laksmita
PENGARUH MINAT BACA TERHADAP PEMAHAMAN SISWA ANINDITA 132-134 AVITANING LAKSMITA KETRAMPILAN METAKOGNITIF PADA SISWA
KELAS VIII-1 SMPN 3 SIDOARJO Arya Dwi Susetyadi, Ahmad Qosyim
STRATEGI MEMBUAT RANGKUMAN PADA MATA PELAJARAN IPA 135-137 DI SMP NEGERI 1 TARIK
Ayu Safitri
ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI 138-142 SISWA KELAS VII B SMPN 1 BUDURAN PADA PELAJARAN IPA
Azmil Mufidah
SURVEY PERAN GURU IPA DALAM MENUNJANG PROSES 143-148 PEMBELAJARAN IPA DENGAN IMPELEMENTASI KURIKULUM 2013
(STUDI KASUS DISMPN 1 KOTA MOJOKERTO)
Cecilia Selvi Yolanda Waskito, Wahono Widodo
PEMETAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA DAN 149-153 RAGAM INOVASI PEMBELAJARAN SAINS DI SMPN 3 NGAWI
Dwi Safriani Pangestika, Hasan Subekti
PROFIL KEMAMPUAN BERNALAR ILMIAH MAHASISWA 154-157 PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGEMBANGKAN HABITS OF MIND
Eko Susilowati
PENINGKATAN KEMAMPUAN INKUIRI GURU IPA SMP 158-163 SEBAGAI DAMPAK PELAKSANAAN DIKLAT REAL INCREMENTAL
INQUIRY
Eneng Susilawati, Harry Firman, Sri Redjeki, Didi Teguh Candra
ANALISIS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI 1 164-168 MEGALUH DAN INOVASI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
Fafa Neli Silfana, An Nuril Maulida Fauziah
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA MOTOR DC MENGGUNAKAN 169-171 KONSEP GAYA LORENTZ UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA
Fitri Ayu Sundari, Esmar Budi, Hadi Nasbey
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP IPA BAGI SISWA DI PINGGIR 172-173 PANTAI KENJERAN
Gita Eka Aprillia, Suliyanah,Beni Setiawan
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED 174-179 INSTRUCTION (PBI) MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR
(JAS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS VII
Hiranti Nurbenita PutriRELASI KEKUASAAN DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KIMIA 180-183 SMA DI BALI
I Gusti Lanang Wiratma
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN 184-190 PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 6 BANJARMASIN
IsnawatiPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERORIENTASI 191-195 PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY, VISUAL, INTELLECTUAL)
TERHADAP HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA KELAS VIII DI SMP MA’ARIF 1 PONOROGO
Lailatul Rohmah, Dyah Astriani
KAJIAN PEMBELAJARAN SAINS BERBASIS INKUIRI DENGAN 196-202 PENDEKATAN SAINTIFIK SEBAGAI WAHANA POTENSIAL
MEMBELAJARKAN SOFT SKILLS, HARD SKILLS DAN KARAKTER Maria Umma Jamil, Laily Rosdiana
SURVEY KEBUTUHAN PEMBELAJARAN PESERTA DIDIK MENGENAI SET 203-206 PRAKTIKUM HUKUM HOOKE
Masakti Brojo Wijoyo
PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM IPA BERORIENTASI
207-209SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI KALOR DAN PERUBAHAN
SUHU KELAS VII DI SMP Maya Anggraini, M.Budiyanto
PENGEMBANGAN LKM (LEMBAR KERJA MAHASISWA) 210-218 BERORIENTASI KKNI (KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL
INDONESIA) UNTUK PENGUATAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA KULIAH PERSAMAAN DIFERENSIAL
Wasilatul Murtafiah, Edy Suprapto
PROFIL PENCAPAIAN TINGKAT BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS 219-223 VII A SMPN 1 BABAT
Miftachul Rahma
PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM FISIKA SMA MENGGUNAKAN MEDIA 224
-227BERBASIS DATA LOGGER DENGAN PENDEKATAN ILMIAH
Mulkhi Fianto
PENERAPAN MEDIA GAME EDUKASI DENGAN MENGGUNAKAN
228-231APLIKASI ERUPTION BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA
POKOK BAHASAN GUNUNG API KELAS VIII SMP Rizka Lestari
ANALISIS ANGKET PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI
232-236GUNUNG API DAN GEMPA BUMI BERORIENTASI CAM
(CONCEPT ATTAINMENT MODEL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP
Rizky Wijayanti M, Laily Rosdiana
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MEMILIKI
237-242BERBAGAI GAYA BERPIKIR MELALUI STRATEGI
SCIENTIFIC PROBLEM SOLVING (SPS) Rusmansyah
PENGEMBANGAN APLIKASI PHYSICS MOBILE LEARNING 243-249 PADA GADGET BERPLATFORM ANDROID GUNA
MENINGKATKAN AKSES BELAJAR FISIKA DI ERA DIGITAL Sabar Nurohman, Suyoso
LITERASI SAINS DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI 250-260 PEMBELAJARAN SAINS
Satrianawati
ANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN ATOM, ION DAN MOLEKUL 261-263 PADA SISWA SMP
Shita Dhiyanti Vitasari, Suliyanah, Beni Setiawan
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENUNJANG 264-266 KURIKULUM 2013 PADA MATERI FLUIDA STATIS
Siti Ani Apriyani, I Made Astra, Umiatin
PENGARUH PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTASI TERHADAP 267-269 HASIL BELAJAR MAHASISWA CALON GURU IPA PADA MATA KULIAH
INTERAKSI ANTARA FAKTOR FISIK Sitti Rahma Yunus
KECOCOKAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN INDEX CARD MATCH 270-273 PADA MATERI SISTEM TATA SURYA DI SMP NEGERI 2 MOJOAGUNG
Sokhib Ali Mukhtor, Siti Nurul Hidayati
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA PARABOLIC MOTION TRACK 274-277 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN
GERAK PADA BIDANG KELAS XI SMA Sulistyowati, Esmar Budi, Hadi Nasbey
LESSON STUDY DALAM PENYELESAIAN PERMASALAN PEMBELAJARAN 278-281 IPA DI KELAS
Suriani Nanda Putri, An Nuril Maulida
PERMAINAN FLOOR TRAP SEBAGAI MEDIA PENUNJANG MATERI 282-285 DAMPAK PENCEMARAN BAGI KEHIDUPAN SMP/MTs KELAS VII
Suryani Rahajeng, Laily Rosdiana
STUDI PENDAHULUAN PROFILE REPRESENTASI GURU 286-291 TERHADAP KONSEP KROMOSOM DAN GEN
Tati Kristianti, Ari Widodo, Sony Suhandono, Bruce Waldrip
ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS VIII-H 292-295 SMP NEGERI 2 WONOAYU
Zunaida Khoirun Nisak, An Nuril Maulida Fauziah
EKSPERIMEN IPA SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER 296-302 DI SEKOLAH
Allesius Maryanto
MEDIA BACA KATA BERBASIS ANDROID DALAM MENINGKATKAN 303-307 KEMAMPUAN LITERASI BERBAHASA INGGRIS ANAK PADA PESERTA
DIDIK PAUD OASIS KIDS NATIONAL PLUS SCHOOL Anjar Fitrianingtyas, Engelbertus Nggalu Bali
PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM KESETIMBANGAN STATIS BENDA 308-314 TEGAR UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA SMA
Ari Wijaya, Raihanati, Hadi Nasbey
METODE BERMAIN PERAN ( ROLE PLAYING) BERBASIS PERMAINAN 315-319 CUBLAK-CUBLAK SUWENG DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP
Ayu Fidayanti
PROFIL IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATA 320-325 PELAJARAN IPA
Azmi Putri Prianidya, Wisanti, Beni Setiawan
PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) DIDUKUNG DENGAN 326-331 STRATEGI 18 PEMAMPATAN KURIKULUM (CURRICULUM COMPACTING)
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Cahyaning Putri Pertiwi
PENGUASAAN KETERAMPILAN GENERIK DALAM PRAKTIKUM SAINS 332-335 MENGGUNAKAN KOMPONEN INSTRUMEN TERPADU
OLEH CALON GURU SEKOLAH DASAR
Rosnita
KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (HIGHER LEVEL) SISWA 336-339 SMP PADA MATA PELAJARAN IPA TERPADU
Fadiatus Sa’adah, Dyah Astriani, Erman
TINGKAT SELF REGULATED LEARNING SISWA KELAS VIII G 340-346 SMP NEGERI 21 SURABAYA
Ika Wahyu Nur Aeni, Elok Sudibyo
PROFIL RESPONS SISWA SMPN 3 TAMAN TERHADAP IMPLEMENTASI 347-350 MEDIA EDMODO
Robi'atul Adawiyah, Hasan Subekti
PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP GREEN 351-355 ORIENTATION DALAM MENUNJANG PERKULIAHAN DI FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Roesminingsih, Ismono, Dian Anita N.
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA 356-361 SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 21 SURABAYA
Siti Zuli R. M, Elok Sudibyo
PEMBELAJARAN GERAK HARMONIK BERBANTUAN MIX EKSPERIMEN 362-368 UNTUK MELATIHKAN KERJA ILMIAH DAN MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA Subqan Rizal Rokhmana
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LKS MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN 369-370 PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 NGORO
Sri Pujiasih
PENGARUH PEMBELAJARAN TERINTEGRASI SCIENCE, TECHNOLOGY, 371-377 ENGINEERING, AND MATHEMATICS (STEM) PADA HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK
Tantri Mayasari
,Asep Kadarohman, Dadi Rusdiana
KARAKTERISTIK PENGEMBANGAN TES LITERASI BUMI DAN 378-383 ANTARIKSA UNTUK CALON GURU
Taufik Ramlan Ramalis, Liliasari
ANALISIS ASPEK TEMATIK, KETERPADUAN DAN KEBENARAN KONSEP 384-391 PADA BUKU GURU DAN BUKU SISWA SD/MI KURIKULUM 2013
Jusman Mansyur
PEMBELAJARAN SAINS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK 392-396 (SCIENTIFIC APPROACH) DAN LITERASI SAINS (SCIENTIFIC LITERACY)
Nur Wakhidah
PROFIL LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU IPA SBP PESERTA 397-399 BIMTEK KURIKULUM 2013 GELOMBANG V DI SOLO
Siti Nurul Hidayati
PENERAPAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) UNTUK MELATIHKAN 400-404 KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF TEMA KOMPOS DI SMP KELAS VII
Ahmad Habib Harir
EVALUASI PENERAPAN STRATEGI 405-408
NDR (NOTE-TAKING, DISCUSSION, REFLECTIVE) TERHADAP SIKAP BELAJAR DAN RESPON MAHASISWA
Wahyu Budi Sabtiawan
PENGEMBANGAN PERANGKAT IPA INTEGRATED SCIENCE, CHARACTER, 409-419 AND LITERACY SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN IPA DI SMP
Insih Wilujeng
PENINGKATAN LITERASI SAINS SISWA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI 420-425 DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING DI SMP NEGERI 1 PAMEKASAN
Siti Umamah
KARAKTERISTIK MODEL PEMBELAJARAN ORIENTASI IPA DALAM 426-433 MEMBELAJARKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR MEKANIKA DI SMA Rosyid
,Budi Jatmiko, ZA. Imam Supardi
LITERASI SAINS MAHASISWA PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA 434-440 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Wahono Widodo, Inzanah
PENDEKATAN MULTIPLE INTELLIGENCES PADA PROSES 441-450 PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VIII
Lita Apri Asmila, Beni Setiawan
PENGGUNAAN ALAT PERAGA SENDI UNTUK MENINGKATKAN HASIL 451-454 BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS IX IPA MADRASAH ALIYAH
BILLINGUAL PADA KONSEP MEKANISME GERAK PADA MANUSIA
Rikha Mas’ullah
SURVEY TENTANG LIFE SKILL SISWA SMP PADA MATERI 455-459 BIOTEKNOLOGI
Hesti Setyawati
PROFIL SELF REGULATED THINKING SISWA SMP DAN CREATIVE 460-468 THINKING SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN
STRATEGI π-LOG BERBASIS HABITS OF MIND
Iyon Suyana, Taufik Ramlan R, Heni Rusnayati, Endah Nurhabibah, Rizky Salis S
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICROTEACHING UNTUK 469-480 MELATIHKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK YANG MENGINTEGRASIKAN
TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI DAN NILAI-NILAI KARAKTER Sanusi, Wasilatul Murtafiah, Ika Krisdiana
IDENTIFIKASI POTENSI DAN REKOMENDASI PRIORITAS PENINGKATAN 481-485 KUALITAS PENDIDIK DALAM MENGHADAPI TUNTUTAN ABAD 21
DI KABUPATEN MAHAKAM ULU KALIMATAN TIMUR
Hasan Subekti
IMPLEMENTASI INDIKATOR KUNCI PENCAPAIAN LITERASI SAINS 486-496 DALAM PRAKTEK PEMBELAJARAN IPA/SAINS MATAKULIAH
BIOLOGI UMUM TOPIK EVOLUSI UNTUK MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN IPA ANGKATAN 2013 DAN 2014 Ahmad Qosyim
“GENDERANG” SEBAGAI MODEL PEMBELAJARAN UNTUK 497-501 MENINGKATKAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA
PEREMPUAN SEKOLAH MENENGAH ATAS
Acep Musliman, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Hamidah
INTEGRASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SEBAGAI BENTUK 502-505 PEMBELAJARAN TANGGAP BENCANA KELUD
Rissa Ardina Ksanti dan Hasan Subekti
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENGGUNAKAN MODEL 506-511 PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION PADA POKOK BAHASAN
CAHAYA UNTUK SISWA SMP
Mustika Wati, M. Hayatus Shalehin, Mastuang
PENGGUNAAN STRATEGI PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING 512-520 DALAMPEMBELAJARAN KIMIA PADA POKOK BAHASAN ASAM-BASA DI
KELAS 7 MTSN BLITAR UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA
Esti Munafifah
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY 521-524 TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS VII
Diantika Gita Pertiwi
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN 525-531 MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP PENINGKATAN
LITERASI SAINS SISWA
Didit Ardianto, Ida Kaniawati, Diana Rochintaniawati
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULASI 532-534 BERBASIS ANDROID PADA MATERI FLUIDA STATIS.
Dimas Triantoro, Bambang Heru Iswanto, Esmar Budi
PENERAPAN STRATEGI π-log BERBASIS KETERAMPILAN 535-540 BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MENJELASKAN DAN PRESTASI BELAJAR Dini Siti Aprilani, Ika Mustika Sari, Iyon Suyana
STUDI PELACAKAN MISKONSEPSI PADA MATERI SUHU DAN KALOR 541-543 Naili Mafidatul Ilmiyah, Wahono Widodo
RESPON SISWA TERHADAP BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC 544-546 APPROACH PADA SISWA KELAS VII-4 SMP AL FALAH DELTASARI
WARU SIDOARJO Nurul Anis Safitri
TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS VII-6 SMP NEGERI 1 547-551 SIDOARJO PADA PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC
Nurun Nisa’ul Istiqomah, Madewi Mulyasari, Dyah Astriani
SURVEI TENTANG PENGGUNAAN METODE DAN MEDIA PADA 552-558 PEMBELAJARAN IPA SERTA PERLUNYA PENGGUNAAN MEDIA
DALAM PEMBELAJARAN
Puji Rahayu
ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN YANG DIMINATI SISWA DAN 559-563 KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA
Puput Purwatiningsih, Hasan Subekti
PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MELATIHKAN KETRAMPILAN B 564-566 ANALISIS SISWA KELAS IX MTsN 1 BLITAR PADA MATERI
RANGKAIAN LISTRIK Ni’matin Djammah
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK 567-571 MENINGKATKAN KOMPETENSI MAHASISWA CALON GURU
MEMBUAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA Ramlawati, Ratnawati Mamin
PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM ROKET AIR SEBAGAI 572-578 PENUNJANG PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA
SMA KELAS XI
Tiara Karina, Vina Serevina, Hadi Nasbey
ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PENDEKATAN SAINTIFIK 579-581 DALAM MENYONGSONG KURIKULUM 2013 DI KELAS VII SMP
Watie Roihana, M.Budiyanto
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DOMAIN APPLICATION AND 582-587 CONNECTION SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS
MODEL LEARNING CYCLE KARPLUS Widodo Setiyo Wibowo
ANALISIS RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN 588-592 DISCOVERY LEARNING PADA MATERI ENERGI DALAM KEHIDUPAN
KELAS VII SMP
Wiwin Andri Wahyuni, Laily Rosdiana
BAHAN AJAR INFORMATION COMMUNICATION AND TECHNOLOGY 593-595 (ICT) BERORIENTASI PJBL DALAM UPAYA PENINGKATAN
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA MATERI PERUBAHAN BENDA-BENDA
Yusron Adi Putranto, Siti Nurul Hidayati
SOCIOSCIENTIFIC ISSUES (SSI)-BASED INSTRUCTION UNTUK 596-601 MENINGKATKAN LITERASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA
Purwanti Widhy H
LITERASI SAINS DALAM KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN IPA SMP 602-607 Putri Anjarsari
ASESMEN KEMAMPUAN BERINKUIRI PADA PEMBELAJARAN LENSA 608-614 TIPIS DENGAN PENDEKATAN LABORATORIUM INKUIRI
Riskan Qadar, Nuryani Y. Rustaman, Andi Suhandi
MEMBANGUN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN 615-624 KONSEP SISWA SD MELALUI PENGEMBANGAN DAN
PENGIMPLEMENTASIAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMEROLEHAN KONSEP
Riski Prabaswara, Muslimin Ibrahim, Suryanti
MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGGUNAAN MIKROSKOP 625-629 MAHASISWA PENDIDIKAN IPA 2014-2015 MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN LANGSUNG Dhita Ayu Permata Sari
ANALISIS MATERI SMP/ MTs PADA KURIKULUM 2013 PADA 630-634 MATA KULIAH SAINS SEKOLAH
Laily Rosdiana, Dhita Ayu Permata Sari, Dyah Astriani, M. Budiyanto
IMPLEMENTASI PROGRAM E-TRAINING FISIKA UNTUK 635-638 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI GURU
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) PADA POKOK BAHASAN RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
Slamet Mugiono, Andi Suhandi
ANALISIS PEMAHAMAN MAHASISWA DALAM MEMPELAJARAI 639-643 MATERI IPA TERPADU
Beni Setiawan, Erman, Ahmad Qosyim, Tutut Nurita
ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI PADA PENGUASAAN 644-645 KONSEP MATERI PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS VII
Anjar Winning Widyastuti, Sulianah, Siti Nurul Hidayati
AKTIVASI EKPRESI PPAR¥ DALAM MEMPENGARUHI PENURUNAN 646-649 KADAR LEMAK TUBUH SEBAGAI UPAYA PENURUNAN RISIKO
DIABETES MILITUS TYPE 2 PASCA PEMBERIAN SEDUHAN JAHE DAN OLAHRAGA
Nurul Mahmudati
PERBANDINGAN KONTEN ASPEK LITERASI SAINS BUKU TEKS SAINS 650-653 YANG BANYAK DIPAKAI DI KOTA BANDUNG DENGAN BUKU TEKS
SAINS TERBITAN LUAR NEGERI
Ika Mustika Sari, Riska Yunita Pratami, Husmy Yuniarti, Hikmat, Selly Feranie
PENGEMBANGAN PROGRAM KKN PPM MEMBENTUK KELUARGA 654-657 SAGITA DAN MENINGKATKAN LITERASI GIZI IBU RUMAH TANGGA
Ika Mustika Sari, Sri Subekti, Yudy Hendrayana, Katiah
PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL FISIKA BERBASIS DISCOVERY 658-665 LEARNING PADA POKOK BAHASAN KINEMATIKA GERAK LURUS
Kiar Vansa Febrianti, Fauzi Bakri, Hadi Nasbey
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA LISTRIK STATIS MENGGUNAKAN 666-669 TRANSISTOR BIPOLAR
Ratri Indah Cahyani
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA GERAK JATUH BEBAS UNTUK 670-673 MENDUKUNG PEMBELAJARAN GERAK LURUS DENGAN KECEPATAN
DAN PERCEPATAN KONSTAN DISERTAI LKS Rinindah Rasa, Esmar Budi, Hadi Nasbey
MODEL PREDICTIVE CONTROL (MPC) DENGAN CONSTRAINT UNTUK 674-678 CONTROL TRACKING PADA KAPAL PENGANGKUT BARANG (CARGO)
Aji Brahma Nugroho
PERUBAHAN MODEL MENTAL TENTANG PERILAKU GAS SETELAH 679-686 MELALUI TEKNIK KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN SIMULASI
PHET Dinul Azhari
OPTIMASI KEMAMPUAN QUADCOPTER SEBAGAI ROBOT 687-690 PENJELAJAH
Hanum Arrosida, Trihastuti Agustinah, Josaphat Pramudijanto
PENERAPAN METODE POLYA UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA 691-695 DALAM INTEGRAL
Farhadi
PENGEMBANGAN SET PRAKTIKUM GAYA ANGKAT PESAWAT 696-698 SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENUNJANG KURIKULUM 2013
PADA MATERI FLUIDA DINAMIS Dian Anggraeni,Raihanati, Hadi Nasbey
HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK DAN BERPIKIR LOGIS 699-703 DENGAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA DI SMA/MA
Desi Wahyuni, Vina Serevina, Siswoyo
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA MATERI 704-706 MOMENTUM IMPULS ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
SCIENTIFIC METHOD DENGAN KOOPERATIF METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) DI SMA/MA
Meliani Indah Kurniasih, Vina Serevina, Siswoyo
SUSUNAN PANITIA PELAKSANA
Pelindung
Prof. Dr. Suyono, M.Pd. (Dekan) Penasehat
Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si. (PD I) Dr. Wasis, M.Si. (PD II)
Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. (PD III) Penanggung Jawab
Dr. Wahono Widodo, M.Si. (Kaprodi S-1 Pendidikan IPA) Ketua
Siti Nurul Hidayati, S.Pd., M.Pd.
Sekretaris
Laily Rosdiana, S.Pd., M.Pd.
Bendahara Dra. Martini, M.Pd.
Sekretariat Dr. Erman, M.Pd.
Dhita Ayu Permata Sari, S.Pd., M.Pd.
Wahyu Budi Sabtiawan, S.Si., M.Pd.
Danang Setiawan Esti Anugraheni Nur Indah Kurniati Muhammad Fahmi Ilmi Sie Publikasi & Dokumentasi
Beni Setiawan, S.Pd., M.Pd.
Hasan Subekti, S.Pd., M.Pd.
An Nuril Maulida F., S.Pd., M.Pd.
Tutut Nurita, S.Pd., M.Pd.
M. Ainun Na’im Theo Rizki Widyanto Achmad Ainul Rozikin
Sie Konsumsi Ani Sa’adah, A.Md.
Dyah Astriani, S.Pd., M.Pd.
Ana Safitri
Sie Perlengkapan Ahmad Qosyim, S.Si., M.Pd.
M. Budiyanto, S.Pd., M.Pd.
Sidang
Elok Sudibyo, S.Pd., M.Pd.
Enny Susiawati, S.Si., M.Pd.
Pembawa Acara M. Martha Ayuhans
Keamanan Eva Paidi Nyoto Saif Rahmat Arif Sholihul Muhibi Pembantu Umum
Nunik Pujiastutik
Novita Tanjung
May puspitasari
Kirana Widya Hariapsari
ISBN 978-979-028-686-3
384
ANALISIS ASPEK TEMATIK, KETERPADUAN DAN KEBENARAN KONSEP PADA BUKU GURU DAN BUKU SISWA SD/MI KURIKULUM
2013
Jusman Mansyur Universitas Tadulako e-mail: jusmansyurfis@yahoo.com
Abstrak
Telah dilakukan Analisis terhadap buku SD/MI Kurikulum 2013 yang berfokus pada aspek tematik, keterpaduan dan kebenaran konsep. Buku yang menjadi subyek adalah buku guru dan buku siswa Kelas 4 Tema 1 dan Kelas 5 Tema 1.
Analisis yang dilakukan menggunakan pendekatan komparasi untuk melihat konsistensi eksternal dan konsistensi insternal aspek tematik-terpadu serta pendekatan personal perspective untuk melihat aspek kebenaran konsep.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, dapat dinyatakan bahwa: terdapat aspek keterpaduan domain sikap, pengetahuan dan keterampilan dalam buku guru dan buku siswa; terdapat kelemahan pada aspek tematik, ketidaksinkronan dalam penjabaran KD, indikator, tujuan sampai struktur pembelajaran; terdapat ketidaktepatan konsep atau prinsip pemilihan bentuk aktivitas dan media pembelajaran yang menggambarkan ketidaksesuaian dengan pendekatan saintifik yang juga dapat mengarah pada ketidaktepatan penanaman konsep. Opsi kebijakan dan rekomendasi untuk perbaikan juga disajikan pada artikel ini.
Kata kunci: buku guru, buku siswa, kebenaran konsep, kurikulum 2013, tematik, tematik-terpadu, terpadu
PENDAHULUAN
Dalam kata pengantar buku guru untuk Kurikulum 2013 (Kemdikbud, 2014), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa pencapaian kompetensi terpadu melalui Kurikulum 2013 (K13), menuntut pendekatan pembelajaran tematik-terpadu, yaitu mempelajari semua mata pelajaran secara terpadu melalui tema-tema kehidupan yang dijumpai peserta didik sehari- hari. Peserta didik diajak mengikuti proses pembelajaran transdisipliner yang menempatkan kompetensi yang dibelajarkan dikaitkan dengan konteks peserta didik dan lingkungan. Materi-materi berbagai mata pelajaran dikaitkan satu sama lain sebagai satu kesatuan, membentuk pembelajaran multidisipliner dan interdisipliner, agar tidak terjadi ketumpangtindihan dan ketidakselarasan antarmateri mata pelajaran. Tujuannya, agar tercapai efisensi materi yang harus dipelajari dan efektivitas penyerapannya oleh peserta didik. Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa buku guru merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan pada K13, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku tersebut sangat penting. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Setiap buku K13 untuk SD/MI memuat panduan penggunaan bagi guru yang bertujuan agar guru mendapat gambaran yang jelas dan rinci dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Panduan tersebut berisi informasi, antara lain (Kemdikbud, 2014): (1) jaringan tema yang memberikan gambaran kepada guru tentang suatu tema yang melingkupi beberapa kompetensi dasar (KD) dan indikator dari berbagai mata pelajaran; (2) kegiatan pembelajaran tematik-terpadu untuk menggambarkan kegiatan pembelajaran yang menyatu dan mengalir dan (3) pengalaman belajar yang bermakna untuk membangun sikap dan perilaku positif, penguasaan konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan masalah, inkuiri, kreativitas dan pribadi reflektif.
Meskipun Kemdikbud menyatakan bahwa banyak negara menerapkan sistem pembelajaran berbasis tematik-terpadu sampai SD kelas VI, seperti Finlandia, England, Jerman, Scotland, Perancis, Amerika Serikat (sebagian), Korea Selatan, Australia, Singapura, New Zealand, Hongkong dan Filipina (Kemdiknas, 2012), tidak terdapat informasi tentang model yang dianut atau paling tidak pada negara mana pengembang K13 berkiblat dalam hal tematik-terpadu tersebut. Hal ini menjadi faktor yang menyulitkan bagi siapapun yang ingin memberikan masukan untuk penyempurnaan buku K13. Jika terdapat informasi atau definisi yang digunakan, tentu akan mudah untuk memberi koreksi dalam rangka memperkuat atau mempertegas ciri tematik-terpadu tersebut.
Proses pengembangan K13 yang melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan (Kemdiknas, 2012) patut diapresiasi karena kurikulum sangat menentukan masa depan bangsa.
Namun muncul pertanyaan, sejauhmana keterlibatan para pakar tersebut mengawal sistem pendukungnya, seperti
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains”
Surabaya, 20 Desember 2014
385 buku guru dan buku siswa? Dalam hal ini, pada tataran
konsep, K13 matang di tangan para pakar tetapi tidak tertutup kemungkinan bahwa pada tataran yang lebih teknis terdapat masalah. Masalah tersebut diungkap pada penelitian ini dengan melakukan refleksi terhadap pengalaman mendampingi guru-guru dalam kegiatan PLPG dan kegiatan Lesson Study pada salah satu sekolah di Kota Palu. Dalam kedua kegiatan tersebut, terjadi kebingungan guru dalam memahami buku guru dan buku siswa ketika guru akan mendesain pembelajaran melalui penyusunan RPP tematik-terpadu dan menggambarkan kegiatan pembelajaran yang „menyatu dan mengalir‟
sebagaimana yang dinyatakan dalam panduan penggunaan buku.
Jika pada buku guru yang seharusnya menjadi model terbaik saja melahirkan kebingungan maka dapat diduga bahwa dalam tataran implementasinya akan terdapat kendala. Persepsi pihak yang menjadi pelaksana dalam hal ini guru dapat dipastikan beragam. Tafsiran yang beragam ini dapat berdampak lebih lanjut pada saat mereka mengimplementasikannya (Idris dkk., 2013).
Analisis terhadap buku Kurikulum 2014 telah dilakukan oleh Afandi (2014) yang berfokus pada buku tematik terpadu kurikulum 2013 kelas IV Tema Indahnya kebersamaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa buku tersebut dalam kategori cukup valid namun diperlukan revisi kecil. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif jenis deskriptif yang mencakup keseluruhan isi buku dengan analisis pada aspek kesesuaian buku siswa dengan karakteristik pembelajaran terpadu, kesesuaian langkah pendekatan saintifik, dan kesesuaian dengan prinsip penyusunan buku pelajaran yang mencakup kelengkapan sajian dan relevansi serta kaidah bahasa.
Berdasarkan reviu terhadap penelitian Afandi (2014) maka penelitian yang dilakukan ini berbeda terutama dalam hal cakupan aspek yang dikaji meskipun terdapat irisan karena aspek tematik-terpadu dan satu buku yang dikaji dalam penelitian di atas, juga digunakan dalam penelitian ini. Relevansi temuan penelitian ini dengan temuan penelitian di atas, disajikan dalam artikel ini.
Bagaimana sesungguhnya pembelajaran tematik- terpadu tersebut? Berikut disajikan pandangan yang dikutip dan dirangkum oleh Cook (2009) berkenaan dengan tipe pembelajaran yang telah diterapkan lebih 100 tahun tersebut. Jika diterapkan secara memadai, pembelajaran tematik-terpadu memungkinkan guru untuk membantu siswa membuat koneksi agar pembelajaran lebih relevan. Pengetahuan dan keterampilan dipadukan dalam konteks tema dan aktivitas. Model terpadu tersebut dapat memuat sebuah tema sentral tahunan, bulanan, mingguan dan topik harian, poin kunci seperti politik atau aksi sosial. Terdapat tiga tipe unit-unit tema. Unit-unit multidisciplinary adalah disiplin-disiplin ilmu terpisah yang meninjau isu-isu yang sama. Unit-unit interdisciplinary terdiri dari tema-tema yang cukup umum yang melintasi beragam disiplin ilmu. Unit transdisciplinary, „melompati‟ disiplin dan batas-batas disiplin ilmu. Analisis yang dilakukan oleh Cook (2009) menunjukkan bahwa istilah terpadu, kurikulum terpadu, pembelajaran tematik-terpadu dan unit-unit terpadu adalah sama. Di sisi lain, terdapat pembagian beberapa
tipe keterpaduan yang diusulkan oleh Vogarty (1991) dimana tematik secara eksplisit dimasukkan dalam satu model terpadu yaitu webbed model. Artinya, jika dibahas istilah tematik maka pada saat yang sama paling tidak dibahas atau menyentuh satu model keterpaduan. Namun, tidak sebaliknya karena jika keterpaduan yang dibicarakan maka paling tidak terdapat sepuluh kemungkinan model yang dimaksud. Dengan demikian, penyebutan istilah tematik atau terpadu secara terpisah dapat mengarah pada pengertian yang berbeda. Dalam hal ini, peneliti menggunakan istilah tematik dan tematik- terpadu sebagai dua pengertian yang berbeda untuk melihat aspek keterpaduan dan aspek tematik pada buku yang diAnalisis.
METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Subyek penelitian adalah buku guru dan siswa Kelas 4 Tema 1 dan Kelas 5 Tema 1 (Kemendikbud, 2014). Buku-buku tersebut dipilih berdasarkan temuan yang dianggap unik oleh peneliti dalam observasi pelaksanaan PLPG Tahun 2014 dimana peserta dilatih untuk menerapkan K13 dengan menyusun RPP dan melakukan kegiatan latihan dan ujian peer teaching. Penelitian dilakukan mulai dari proses unduh buku-buku tersebut, memahami penjelasan pada bahan uji publik dan pendapat beberapa narasumber dalam kolom opini di website Kemendikbud (http//:kemdiknas.go.id.). Analisis juga dilakukan terhadap kata pengantar untuk memahami konteks buku, mengambil potongan skema jaringan Kompetensi Inti (KI) terutama KI3 dan KI4 pada tema/subtema dan pembelajaran tertentu sampai pada uraian langkah- langkah pembelajaran yang terdapat pada buku guru dan materi pada buku siswa. Analisis yang dilakukan berfokus pada dua aspek utama, yaitu aspek tematik- terpadu dimana tematik sebagai satu konsep maupun tematik-terpadu (atau terpadu) sebagai satu konsep serta aspek kebenaran konsep pemilihan aktivitas dan media pembelajaran serta materi yang disajikan terutama materi IPA. Deskripsi fokus Analisis dan pendekatan, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Deskripsi fokus Analisis dan pendekatan yang digunakan
Tidak adanya referensi yang memadai
tentang definisi atau informasi yang menegaskan
tentang model tematik-terpadu yang dianut dalam
pengembangan K13 maka proses Analisis ini juga
digunakan pendekatan personal perspective untuk
melihat konsistensi internal. Hal ini berarti bahwa
ISBN 978-979-028-686-3
386
tinjauan koherensi yang dilakukan berdasarkan tafsiran peneliti terhadap informasi yang tersedia pada bahan-bahan yang disebutkan pada Tabel 1.
Sebagai contoh, jika pada buku tertulis bahwa:
“....melalui percobaan, siswa...” maka Analisis yang dilakukan berfokus pada apakah penyajian pada buku guru/siswa memang terdapat aktivitas percobaan yang dimaksud.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Buku Guru dan Buku Siswa Kelas 4 Tema 1, Subtema 1
Analisis terhadap buku guru dan buku siswa dimulai dari tema Buku Kelas 4 Tema 1: Indahnya Kebersamaan, Subtema 1: Keberagaman Budaya Bangsaku. Pemetaan KD dari KI1 dan KI2 disajikan pada Gambar 1 dan pemetaan KD dari KI3 dan KI4 disajikan pada Gambar 2.
Aspek keterpaduan yang tertuang dalam peta KD untuk KI1 dan KI2 dari Subtema 1 tampak dengan jelas. Demikian pula jika Analisis dilajutkan pada Subtema 2 dan seterusnya. Dalam hal ini, KD untuk KI1 dan KI2 secara umum menujukkan keterpaduan yang memadai. Jika dipetakan ke dalam model keterpaduan menurut Vogarty (1991) maka KD dari KI1 dan KI2 cenderung masuk Nested Model (dalam konteks interdisciplinary) dan Integrated Model (dalam konteks transdisciplinary) dimana kompetensi inti tersebut dipadukan ke dengan keterampilan dan pengetahuan.
Hanya saja, integrasi KD dari KI1 dan KI2 tersebut tidak tampak dalam struktur pembelajaran. Penekanan pada integrasi cenderung menjadi sekedar „pesan moral‟
kepada guru (sebagaimana yang tercantum dalam panduan penggunaan buku guru) agar memasukkan KD tersebut ke dalam struktur pembelajaran. Bagaimana cara guru memasukkannya tidak tergambar dengan baik dalam buku tersebut.
Gambar 1. Pemetaan KD untuk KI1 dan KI2 pada Subtema 1.
Gambar 2. Pemetaan KD untuk KI3 dan KI 4 pada Subtema 1.
Kompetensi yang berkenaan dengan sikap tersebut hanya sekedar terdaftar dalam ruang lingkup pembelajaran.
Keunggulan yang diharapkan dan dikampanyekan dari K13 ini sulit dibedakan dengan kurikulum sebelumnya.
Padahal dalam bahan uji publik K13, aspek sikap tersebut dianggap sebagai salah satu keunggulan K13 dibandingkan dengan KTSP (Gambar 3).
Gambar 4. Konsistensi pada peta indikator dan tujuan pembelajaran (yang salah)
Ketidaktepatan bukan hanya terjadi dalam hal penulisan istilah yang dapat memiliki implikasi terhadap konsepsi seperti di atas. Ketidaktepatan lainnya terutama terdapat
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains”
Surabaya, 20 Desember 2014
387 pada buku siswa. Pada Halaman 30 yang memuat
ilustrasi Percobaan 3 tentang perambatan bunyi dalam air (Gambar 5). Gambar tersebut mendeskripsikan cara melakukan percobaan untuk mengetahui bahwa bunyi dapat merambat di dalam zai cair (air).
Gambar 5. Percobaan untuk meyelidiki bahwa air sebagai media perambatan bunyi
Pengalaman pribadi peneliti terlibat langsung dalam tahapan latihan peer teaching di PLPG, percobaan sebagaimana yang diilustrasikan sangat tidak memadai terutama berkaitan dengan arah dan media perambatan bunyi. Sangat sulit membedakan antara bunyi yang bersumber dari ember yang diketuk, getaran (bunyi) merambat melalui air kemudian melalui corong hingga sampai ke telinga dengan bunyi yang dihasilkan dari ember yang merambat melalui udara dan langsung ke telinga. Hal lainnya, jika pertanyaan membimbing dan penjelasan guru tidak memadai serta tidak berfokus pada peran air sebagai media sebelum bunyi melalui corong, kemungkinan terdapat siswa yang berpikir bahwa bunyi terdengar karena melalui udara/gas (setelah mengikuti Percobaan 1) atau bunyi melalui corong/zat padat (setelah mengikuti Percobaan 2). Tentu pikiran siswa tersebut menarik untuk didiskusikan dalam kelas jika ia mengungkapkannya. Akan tetapi, jika ia tidak mengungkapkannya maka konsepsi yang diharapkan oleh guru tidak terbentuk dengan baik.
Percobaan 1 yang diilustrasikan di Halaman 29 (Gambar 6) tentang permbatan bunyi melalui udara (gas) juga memiliki peluang untuk disalahtafsirkan oleh siswa.
Bagaimana membedakan bunyi yang merambat melalui udara yang berada dalam selang plastik dengan bunyi yang merambat melalui selang (benda padat) tersebut?
Proses pembimbingan atau pertanyaan membimbing seperti apa yang harus diajukan oleh guru untuk menegaskan bahwa udara sebagai media perambatan dalam percobaan tersebut?
Gambar 6. Percobaan untuk menyelidiki bahwa udara sebagai media perambatan bunyi
3.2 Buku Guru dan Buku Siswa Kelas 5 Tema 1, Subtema 1.
Buku Kelas 5 Tema 1 menyangkut Benda-Benda di Lingkungan Sekitar. Subtema yang dipilih adalah Subtema 1 tentang Wujud Benda dan Cirinya.
Aspek keterpaduan yang disajikan pada peta KD dari KI1 dan KI2 untuk buku tersebut relatif sama dengan buku Kelas 4. Deskripsi yang telah diberikan pada Bagian 3.1 berlaku pula pada bagian ini.
Peta KD untuk KI3 dan KI4 disajikan pada Gambar 7 (Kemdikbud, 2014). Subtema Wujud Benda dan Cirinya. Jaringan KD dari KI3 dan KI4 pada gambar tersebut cukup unik. Subtema menghubungkan KD dari semua fokus pembelajaran tetapi hanya fokus IPA yang tampak terikat meskipun konteksnya juga relatif berbeda.
Pada peta indikator Pembelajaran 1, fokus Bahasa Indonesia dan IPS relatif berkaitan. Subtema Wujud Benda dan Cirinya mulai „tergarap‟ melalui fokus IPA pada Pembelajaran 2 dimana pada Pembelajaran 1 sama sekali tidak tersentuh. Subtema yang cukup spesifik sebagai konsep IPA tersebut tampak „kesulitan‟ mengikat KD dari fokus pembelajaran lainnya. Pada Pembelajaran 1, setelah pembelajaran dengan fokus Bahasa Indonesia melalui diskusi untuk mengidentifikasi perubahan- perubahan alam, siswa diajak untuk beralih ke fokus Matematika tentang bilangan pecahan melalui ilustrasi seperti pada Gambar 8 (Kemdikbud, 2014).
Inikah yang dimaksud pembelajaran tematik?
Dimana poisisi Subtema Wujud Benda dan Cirinya?
Cukupkah hanya dengan „sepotong roti‟ dan „sejumlah
ISBN 978-979-028-686-3
388
mainan‟ untuk mengalihkan fokus pembelajaran dari perubahan-perubahan alam ke bilangan pecahan? Dua fokus pembelajaran tersebut sama sekali tidak menyentuh subtema yang dipilih. Dari aspek keterpaduan, „mungkin‟
sifat terpadu dapat terpenuhi karena memang terlalu banyak model yang dapat mengakomodasinya. Akan tetapi, dari aspek tematik, dapat dinyatakan bahwa Pembelajaran 1 dari Subtema 1 di atas sama sekali tidak teridentifikasi. Dimana letak perbedaannya jika setiap fokus Pembelajaran 1 tersebut diajarkan secara terpisah dalam Bahasa Indonesia, Matematika dan IPS sebagai mata pelajaran?
Gambar 9. Ruang lingkup pembelajaran Subtema 1, Pembelajaran 1
Pada tabel ruang lingkup pembelajaran (Gambar 9), terdapat aktivitas pembelajaran berupa “percobaan dan pengamatan tentang perubahan bentuk benda setelah mengalami pendinginan dan pembakaran” dan
“mengamati dan memprediksi peristiwa yang akan terjadi jika lilin dibakar” dan kompetensi pengetahuan yang akan dikembangkan: “tahapan meronce perubahan bentuk benda...” dan keterampilan: “...mengidentifikasi perubahan bentuk benda melalui percobaan...”. Namun, pada peta indikator Pembelajaran 1 (Gambar 10), aspek- aspek tersebut sama sekali tidak disinggung. Demikian halnya pada langkah-langkah pembelajaran, aktivitas yag dimaksud tidak ada, baik pada buku guru maupun pada buku siswa. Terdapat kegiatan “AYO MEMBACA”
(Gambar 11) tetapi aktivitas tersebut berfokus pada proses memahami bacaan, bukan aktivitas sebagaimana yang diharapkan pada ruang lingkup dan indikator pembelajaran. Fenomena yang digambarkan pada bacaan semestinya diubah ke bentuk percobaan sehingga indikator yang telah direncanakan tersebut dapat tercapai.
Aktivitas memahami bacaan tetap dapat dilakukan dengan menyediakan bacaan yang memuat bentuk perluasan ataupun penerapan konsep dari perubahan bentuk/wujud benda.
Gambar 10. Peta indikator Pembelajaran 1 dari Subtema 1
Gambar 11. Memahami peristiwa penguapan melalui bacaan
Berdasarkan Analisis di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat ketidaksinkronan antara peta indikator dan kegiatan pembelajaran dengan deskripsi ruang lingkup pembelajaran yang memuat aktivitas dan kompetensi yang akan dikembangkan. Demikian pula, ciri K13 yang menekankan pendekatan saintifik melalui kegiatan dengan media yang konkrit tergantikan oleh aktivitas dengan media yang abstrak. Pandangan ini tidak mengabaikan pentingnya aktivitas memahami bacaan.
Akan tetapi, pemilihan aktivitas dan medianya yang cenderung tidak mempertimbangkan prinsip-prinsip pembelajaran dan pemilihan media, sangat bertentangan dengan pendekatan saintifik yang dianggap sebagai salah satu keunggulan K13. Kasus (jika belum saatnya disebut sebagai fenomena) seperti di atas, hampir terjadi pada semua buku K13 untuk tingkat SD. Hasil analisis ini juga sesuai temuan Afandi (2014) pada buku Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran yang sebatas memakai media gambar dan teks saja.
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains”
Surabaya, 20 Desember 2014
389 Gambar 12. Peta indikator dan tujuan Pembelajaran 5
dari Subtema 1
Pemetaan indikator dan tujuan Pembelajaran 5 disajikan pada Gambar 12. Indikator dan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan IPA sangat baik untuk pengembangan dan pencapaian KD 3.4 (pengetahuan) karena melalui kegiatan atau proses pengamatan. Akan tetapi, ketika mencermati langkah- langkah pembelajarannya (Gambar 13), terdapat keanehan dan ironi yang teridentifikasi. Ternyata, pengamatan yang dimaksud adalah pengamatan terhadap gambar yang disediakan dan siswa diminta membayangkan apa yang terjadi.
Gambar 13. Langkah-langkah pembelajaran untuk memahami peristwa menyublim
Inikah pendekatan saintifik yang dimaksud?
Bagaimana dengan siswa yang tidak pernah mencermati
„mengecil‟ dan „menghilangnya‟ kapur barus?
Bagaimana pula dengan siswa yang sama sekali tidak pernah melihat kapur barus? Apa salahnya jika guru membawa contoh kapur barus yang masih utuh (masih dalam kemasan) dan kapur barus lain yang telah
mengecil? Dengan memberikan sedikit informasi bahwa kapur barus yang kecil semula ukurannya sama dengan kapur barus yang masih dalam kemasan. Dapat pula guru mengajak siswa untuk mencium kapur barus yang tersedia lalu menanyakan mengapa ada aroma tertentu yang tercium? Apa makna dari adanya aroma tersebut?
Pendekatan saintifik melalui „mengamati gambar‟
merupakan satu bentuk kecenderungan yang ada pada buku-buku K13 untuk SD. Obyek konkrit yang akan diamati sesungguhnya mudah diperoleh bahkan tersedia di lingkungan sekolah, justru siswa diajak untuk mengamati gambar obyek bahkan membayangkan apa yang terjadi berkenaan dengan obyek tersebut.
Pada peta indikator pembelajaran (Gambar 14), terdapat juga keanehan dimana KD 4.7 (IPA) berbunyi
“menyajikan hasil laporan tentang permasalahan akibat terganggunya keseimbangan alam akibat ulah manusia serta memprediksi....” tetapi indikatornya berbunyi
“menyajikan hasil laporan pengamatan perubahan wujud benda”. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat ketidaktepatan dalammenjabarkan KD ke indikator.
Pada buku siswa tersedia bacaan seperti pada Gambar 15. Kemudian terdapat instruksi kepada siswa untuk menuliskan informasi yang berkenaan dengan perubahan wujud benda (Gambar 16).
ISBN 978-979-028-686-3
390
Gambar 16. Instruksi kepada siswa untuk menuliskan informasi perubahan wujud benda
Adakah informasi pada bacaan tersebut yang yang berkenaan dengan perubahan wujud benda? Jika “sampah organik diolah menjadi kompos” yang dimaksud, perubahan wujud apa yang terjadi? Jika mengacu pada Pembelajaran 2 maka seharusnya perubahan wujud yang dimaksud adalah penguapan, pencairan, pembekuan, pengembunan dan/atau menyublim. Apakah sampah organik yang diolah menjadi kompos memanfaatkan konsep perubahan wujud benda tersebut? Jika jawabannya “ya”, bagaimana siswa dapat menganalisa perisitiwa terbentuknya kompos tanpa pernah mengamati proses pembuatannya? Ketidaksinkronan seperti ini menunjukkan bahwa buku guru dan buku siswa memiliki konsistensi internal yang kurang memadai.
Berdasarkan Analisis yang dilalukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat aspek keterpaduan dalam buku guru dan buku siswa Kelas 4 dan Kelas 5 (dari tema dan subtema yang dipilih) pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan meskipun aspek sikap cenderung bersifat verbal seperti halnya pada kurikulum sebelumnya.
b. Terdapat kelemahan pada aspek tematik buku guru dan buku siswa Kelas 4 dan kelas 5 (dari tema dan subtema yang dipilih) dimana fokus pembelajaran tertentu cenderung berjalan secara terpisah dari fokus pembelajaran lainnya.
c. Terdapat ketidaksinkronan yang menggambarkan konsistensi internal yang lemah pada aspek kaitan KD, indikator, tujuan, struktur pembelajaran dan aktivitas siswa.
d. Terdapat ketidaktepatan konsep atau prinsip pemilihan bentuk aktivitas dan media yang menggambarkan ketidaksesuaian dengan pendekatan saintifik.
e. Terdapat ketidaktepatan konsep atau prinsip pemilihan aktivitas dan media pembelajaran yang dapat mengarah pada ketidaktepatan penanaman konsep.
Opsi Kebijakan
Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, diajukan opsi kebijakan berikut: diperlukan penataan ulang peta KD dan indikator untuk masing-masing fokus pembelajaran sehingga aspek tematik lebih nyata dengan tetap memperhatikan struktur konsep. Fokus pembelajaran (IPA, IPS dan lainnya) diposisikan sebagai
„teleskop‟ untuk melihat tema yang dibahas. Dalam hal ini, penentuan tema/subtema sebaiknya tidak terlalu spesifik bagi fokus pembelajaran tertentu saja apalagi
menjangkau satu buku (untuk tema) atau enam pembelajaran (untuk subtema).
Rekomendasi
Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan, diajukan rekomendasi spesifik sebagai berikut:
a. Dalam konteks penanaman konsep bahwa bunyi merambat di udara (gas), dapat dipilih aktivitas yang tidak menggunakan yang spesifik. Guru cukup mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing.
Misalnya “mengapa ketika guru atau teman berbicara, suaranya dapat didengar (sampai ke telinga)? Ada apa (zat) dalam ruang diantara yang berbicara (atau sumber bunyi) dan yang mendengar?
Pertanyaan membimbing lainnya diajukan sesuai dengan respon siswa terhadap pertanyaan sebelumnya.
b. Dalam konteks penanaman konsep bahwa bunyi merambat di air (zat cair), pembelajarannya dapat dilakukan secara terpisah dengan pembelajaran tentang media perambatan bunyi lainnya. Jika tidak ada laut, sungai, kolam atau bak air yang cukup besar di sekitar sekolah, pembelajaran dapat digabung dengan pembelajaran PJOK khususnya olah raga renang. Salah seorang siswa membenturkan dua buah batu, siswa lain mendengar dalam posisi sedang menyelam. Hal ini dipilih agar tidak ada media perambatan bunyi lain yang terlibat.
Jika percobaan seperti yang digambarkan pada buku siswa tetap dipilih, corong yang digunakan harus benar-benar rapat ke salah satu telinga dan teliga lainnya harus ditutup. Kemudian guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing dengan menelusuri arah perambatan bunyi, mulai dari sumber, air, udara (yang melalui corong) hingga ke telinga. Fokus pertanyaannya pada air sebagai media dengan memanfaatkan kegiatan sebelumnya, yaitu udara sebagai media
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, A.N.H, 2014. Analisis Buku Tematik Terpadu Pada Kurikulum 2013 Kelas IV Tema Indahnya Kebersamaan. Tugas Akhir Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar & Prasekolah - Fakultas Ilmu Pendidikan UM, 2014 [online]. Tersedia:
http://karya-ilmiah.um.ac.id/
Cook, S.C., 2009. Making Connections: Implementing an Integrated Thematic Instruction Curriculum Model to Assist Teachers of At-Risk Middle School Students. Dissertation. Rowan University. New Jersey.
Fogarty, R., 1991. Ten Ways to Integrate Curriculum.
Association for Supervision and Currculum Development. Tersedia: www.ascd.org.id/
Idris, M., Mansyur, J., Darmawan, Kaharu, S.N., 2013.
Pengembangan Sistem Pelatihan Guru Sekolah Dasar untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Laporan Penelitian. Universitas Tadulako
Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran Literasi Sains”
Surabaya, 20 Desember 2014
391 Kemdiknas, 2012. Uji Publik Kurikulum 2013 [online].
Tersedia: http://www.kemdiknas.go.id/
kemdikbud/uji-publik-kurikulum-2013-4.
Kemdiknas, 2012. Uji Publik Kurikulum 2013:
Penyederhanaan, Tematik-Integratif [online].
Tersedia:
http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/uji- publik-kurikulum-2013-1.
Kemdikbud, 2014. Benda-Benda di Lingkungan Sekitar.
Buku Guru SD/MI Kelas V. Jakarta.
Kemdikbud, 2014. Benda-Benda di Lingkungan Sekitar.
Buku Siswa SD/MI Kelas V. Jakarta.
Kemdikbud, 2014. Indahnya Kebersamaan. Buku Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta.
Kemdikbud, 2014. Indahnya Kebersamaan. Buku Siswa SD/MI Kelas IV. Jakarta.