commit to user
PENGARUH VARIASI DOSIS STEROID TERHADAP DERAJAT INFLAMASI INTESTINAL MENCIT
MODEL SEPSIS TAHAP AWAL
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Sarjana Kedokteran
MEDITA PRASETYO G0011134
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 2 Desember 2014
Medita Prasetyo
NIM. G0011134
commit to user ABSTRAK
Medita Prasetyo, G0011134, 2014. Pengaruh Variasi Dosis Steroid terhadap
Derajat Inflamasi Intestinal Mencit Model Sepsis Tahap Awal. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret.
Latar Belakang: Sepsis merupakan sindroma respon inflamasi sistemik, dengan
proses patologik utama berupa apoptosis saluran pencernaan. Penggunaan steroid sebagai terapi inflamasi dalam sepsis masih diperdebatkan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis steroid (dosis rendah, sedang,
dan tinggi) terhadap derajat inflamasi intestinal mencit model sepsis tahap awal.
Metode Penelitian: Penelitian bersifat eksperimental laboratorik dengan the post
test only controlled group design. Sampel 25 mencit Balb/C jantan, dibagi dalam lima kelompok yaitu kelompok kontrol (K1), sepsis (K2), sepsis + steroid dosis rendah (K3), sepsis + steroid dosis sedang (K4) dan sepsis + steroid dosis tinggi
(K5). Model sepsis dengan cecal inoculum 6 mg/kgBB/hari/i.p. Steroid dosis
rendah, sedang, dan tinggi, digunakan masing-masing deksametason 0,05; 0,25;
dan 2,5 mg/kgBB/hari/i.v. Intestinal mencit diambil setelah lima hari perlakuan,
untuk dibuat preparat histologis menggunakan pewarnaan Hematoksilin Eosin kemudian ditentukan derajat inflamasinya. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney, menggunakan program SPSS
for Windows Release 22.0. Perbedaan dikatakan signifikan apabila p < 0,05.
Hasil Penelitian: Penelitian memperlihatkan derajat inflamasi intestinal pada K1:
derajat 0 (100%). K2: derajat 2 (60%), derajat 3 (40%). K3: derajat 0 (40%), derajat 1 (60%). K4: derajat 2 (20%), derajat 3 (80%). K5: derajat 3 (40%),
derajat 4 (60%).Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok K1 dan K2
(p = 0,005), kelompok K2 dan K3 (p = 0,007), kelompok K2 dan K5 (p = 0,020), kelompok K3 dan K4 (p = 0,006), kelompok K3 dan K5 (p = 0,007), dan kelompok K4 dan K5 (p = 0,042).
Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan derajat inflamasi intestinal pada
pemberian steroid dengan dosis yang berbeda (dosis rendah, sedang, dan tinggi) pada mencit model sepsis tahap awal.
Kata Kunci: Dosis steroid, derajat inflamasi,sepsis.
commit to user ABSTRACT
Medita Prasetyo, G0011134, 2014. The Effect of Steroid Dose Variation with
Intestinal Inflammation Grade in Mice Model of Sepsis Early Stage. Mini Thesis. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta.
Backgrounds: Sepsis is a systemic inflammatory response syndrome, the main
pathological processes such as apoptosis of the gastrointestinal tract. The use of steroids as inflammatory therapies in sepsis is still debated. This study aims to
determine the effect ofsteroid dose variation (low dose, moderate dose, and high
dose) with intestinal inflammation grade in mice sepsis model of early stage.
Methods: This study is an experimental laboratory with the post test only
controlled group design. The samples are 25 male Balb/C mice, divided into five groups: group as control (K1), sepsis (K2), sepsis + low dose steroid (K3), sepsis + moderate dose steroid (K4) and sepsis + high dose steroid (K5). The models of sepsis was given cecal inoculums material 6 mg/kgBB/day/i.p. The low, moderate, and high dose steroid each using dexamethasone with doses 0,05; 0,25; 2,5 mg/kgBB/day/i.v. Their intestines carried out for five days, were made histology slides by Haematoxylin Eosin staining for determining grading inflammation. Data were analyzed using Kruskal-Wallis method and followed by Mann-Whitney method with SPSS for Windows Release 22.0. The values of p < 0,05 were considered statistically significant.
Results: The study showed grading inflammation that K1: grade 0 (100%). K2:
grade 2 (60%), grade 3 (40%). K3: grade 0 (40%), grade 1 (60%). K4: grade 2 (20%), grade 3 (80%). K5: grade 3 (40%), grade 4 (60%). There was significant difference among K1 group and K2 group (p = 0,005), among K2 group and K3 group (p = 0,007), among K2 group dan K5 group (p = 0,020), among K3 group and K4 group (p = 0,006), among K3 group dan K5 group (p = 0,007), and among K4 group and K5 group (p = 0,042).
Conclution: There are differences of intestinal inflammation grade in using
steroid with different doses (low, medium, and high dose) in mice model of sepsis early stage.
Keywords: Steroid dose, inflammation grade, sepsis.
commit to user PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Variasi Dosis Steroid terhadap Derajat Inflamasi Intestinal Mencit Model Sepsis Tahap Awal”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari berbagai hambatan. Namun, berkat bimbingan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Endang Ediningsih, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, dan motivasi yang sangat bermanfaat.
3. Sarsono, Drs., M.Si., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi penulis.
4. Endang Listyaningsih S., dr., Sp. Ak., M.Kes., selaku Penguji Utama yang
telah memberikan banyak saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
5. Setyo Sri Rahardjo, dr., M.Kes., selaku Validator yang memilihkan judul ini
di antara tiga judul yang penulis ajukan, sekaligus selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Ari Natalia Probandari, dr., MPH, Ph.D., selaku Ketua Tim Skripsi,
Kusmadewi Eka Damayanti, dr., Enny SH., MH., serta Pak Sunardi selaku Tim Bagian Skripsi FK UNS yang telah membantu dan memudahkan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Bagian Histologi dan Farmakologi FK UNS atas
kerjasama selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.
8. Mami (W. E. Indriyani), Papi (Diding Heri Prasetyo, dr., M.Si), Adik tercinta
(Nabila Aushaf Prasetyo) dan segenap keluarga atas kasih sayang, do’a, dan dukungan tiada henti kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat (Ratih, Ega, Johan, Jati, Indah dan Naili) yang selalu
memberikan semangat, dukungan, motivasi dan selalu membantu penulis selama pembuatan skripsi ini.
10.Keluarga besar Kastrat de Geneeskunde (terlebih PHT KDG6), AXON,
Asisten Histologi, SKI, LKMI, SCARTA, CIMSA, KESUMA, AVICENA.
11.Teman-teman dan seluruh pihak yang telah memberikan semangat dan
membantu pelaksanaan penelitian ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari tulisan ini belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, tanggapan, dan masukan dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Surakarta, 2 Desember 2014
commit to user DAFTAR ISI
Halaman
PRAKARTA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Steroid ... 6
a. Definisi Steroid ... 6
b. Struktur Steroid ... 6
c. Manfaat Steroid dalam Inflamasi ... 7
2. Histologi Intestinal ... 10
3. Inflamasi Intestinal ... 14
4. Sepsis ... 17
a. Definisi Sepsis ... 17
b. Etiologi Sepsis ... 18
c. Patofisiologi Sepsis ... 19
d. Penatalaksanaan Sepsis ... 22
5. Pengaruh Deksametason terhadap Inflamasi ... 23
6. Metode Induksi Sepsis ... 27
a. Cecal Inoculum (CI) ... 27
b. Cecal Ligation and Puncture (CLP) ... 29
c. Lipopolisakarida (LPS) ... 30
B. Kerangka Pemikiran ... 33
C. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Lokasi Penelitian ... 35
C. Subjek Penelitian ... 35
1. Populasi Penelitian ... 35
2. Besar Sampel ... 35
D. Teknik Sampling ... 36
commit to user
E. Rancangan Penelitian ... 36
F. Identifikasi Variabel Penelitian ... 37
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 38
H. Alat dan Bahan ... 41
I. Cara Kerja ... 42
J. Teknik Analisis ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45
A. Data Hasil Penelitian ... 45
B. Analisis Data ... 52
BAB V PEMBAHASAN ... 53
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. SIMPULAN ... 58
B. SARAN ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN ... 69
commit to user DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Jumlah dan Persentase Derajat Inflamasi Intestinal pada
Masing-Masing Kelompok Perlakuan ... 44
Tabel 4.2 Hasil Uji StatistikMann-Whitney Antarkelompok ... 52
commit to user DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Histologi Intestinal ... 10
Gambar 2.2 Histologi Intestinal ... 12
Gambar 2.3 Gugus Kimia Deksametason ... 26
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berfikir ... 33
Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian ... 36
Gambar 3.2 Skema Alur Penelitian ... 43
Gambar 4.1 Derajat Inflamasi Intestinal pada Masing-Masing Kelompok Perlakuan ... 46
Gambar 4.2 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 0 pada Kelompok K1 ... 47
Gambar 4.3 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 2 pada Kelompok K2 ... 48
Gambar 4.4 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 3 pada Kelompok K2 ... 48
Gambar 4.5 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 0 pada Kelompok K3 ... 49
Gambar 4.6 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 1 pada Kelompok K3 ... 49
Gambar 4.7 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 2 pada Kelompok K4 ... 50
Gambar 4.8 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 3 pada Kelompok K4 ... 50
Gambar 4.9 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 3 pada Kelompok K5 ... 51
Gambar 4.10 Gambaran Histologis Intestinal Derajat 4 pada Kelompok K5 ... 51
commit to user DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tabel Nilai Konversi Dosis Manusia ke Hewan ... 69
Lampiran 2. Daftar Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada Berbagai Hewan ... 70
Lampiran 3. Hasil Analisis Data ... 71
Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian ... 74
Lampiran 5. Ethical Clearance ... 75
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ... 76