• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Iklim Kerja dan Beban Kerja di Industri Batik Merak Manis Laweyan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengukuran Iklim Kerja dan Beban Kerja di Industri Batik Merak Manis Laweyan."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v

ABSTRAK

Sry Yohana Simanjuntak, I0312055. PENGUKURAN IKLIM KERJA DAN BEBAN KERJA DI INDUSTRI BATIK MERAK MANIS LAWEYAN. Skripsi. Surakarta: Program Studi Sarjana Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, September 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur iklim kerja dan beban kerja di ruang

produksi Industri Batik Merak Manis Laweyan. Hasil studi pendahuluan pengukuran

iklim kerja di stasiun pewarnaan celup & pelorotan pada ruang produksi batik Merak Manis diperoleh nilai temperatur, kelembaban udara, dan kecepatan angin sebesar 35,3

oC, 65%, dan 0,02 m/s. Metode yang digunakan untuk menilai iklim kerja yaitu dengan

mengukur suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan nilai ISBB. Sedangkan

metode yang digunakan untuk penilaian beban kerja adalah penilaian beban kerja

berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi. Dari hasil

pengukuran diperoleh iklim kerja di ruang produksi yaitu stasiun batik tulis 28,7 0C,

stasiun penoletan 29,8 0C, stasiun batik cap 29,4 0C, stasiun peracikan pewarna 29,3 0C, stasiun pemotongan 28,8 0C, stasiun cadongan & finishing 28,8 0C, stasiun

pewarnaan celup & pelorotan 29,8 0C, dan stasiun printing 31,4 0C. Sedangkan hasil pengukuran beban kerja diperoleh beban kerja ringan pada stasiun batik tulis, beban

kerja sedang pada stasiun peracikan pewarna, stasiun pemotongan, stasiun cadongan & finishing, dan beban kerja berat pada stasiun penoletan, stasiun batik cap, stasiun pewarnaan celup & pelorotan, dan stasiun printing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah iklim kerja dan beban kerja di delapan stasiun di ruang produksi Merak Manis

tidak sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditetapkan. Oleh karena itu

diperlukan solusi perbaikan iklim kerja.

Kata kunci : iklim kerja, beban kerja, ISBB, suhu, kelembaban, kecepatan angin xvi + 122 halaman; 50 gambar; 33 tabel ; 4 lampiran

(2)

v

ABSTRACT

Sry Yohana Simanjuntak, I0312055. WORK CLIMATE AND WORK LOAD MEASUREMENT IN PRODUCTION ROOM OF BATIK MERAK MANIS LAWEYAN. Thesis. Surakarta: Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering, Sebelas Maret University, September 2016.

This study aims to measure the effect of the work climate and the workload in production room of Batik Merak Manis Laweyan. The results of observation of measuring the work climate at the station of colouring & the dying process in Merak Manis obtained values of temperature, humidity, and wind speed is 35.3oC, 65% and

0.02 m/s, respectively. Methods used to assess the work climate that is by measuring temperature, humidity, wind speed, and the value of WBGT. Whereas the methods used for assessment workload is the assessment workload based on calorie needs according to the level of energy expenditure. From the results of the measurements obtained work climate in the production room namely batik handmade station 28.7 0C, penoletan

station 29.8 0C, batik stamp station 29.4 0C, dye compounding station 29.3 0C, cutting station 28.8 0C, cadongan & finishing station 28.8 0C, coloring & dying process station 29.8 0C, and batik printing station 31.4 0C. While the workload measurement results obtained light workload at batik handmade station, medium workloads at dye compounding station, cutting station, cadongan & finishing station, and heavy workload at penoletan station, batik stamp station, coloring & dying process station, and batik printing station. Conclusion of this research is the work climate and workload in eight stations in the production room of Batik Merak Manis Laweyan does not compatible with the approved threshold limit values. Therefore the work climate improvement solution is required.

Keywords: work climate; workload; WBGT; temperature; humidity; wind speed

Referensi

Dokumen terkait

Metafora pada bait ini adalah metafora struktural, yaitu konsep penguasa dan rakyat kecil dibandingkan dengan hewan yang besar seperti,dinosaurus dan hewan yang kecil seperti

Kelebihan Model Pembelajaran Picture And Picture Adapun kelebihan-kelebihan model pembelajaran-pembelajaran Picture and picture adalah sebagai berikut: 1 Materi yang diajarkan

Bila 5% di Hotel I kamar mandi tidak berfungsi dengan baik, 4% di Hotel B, dan 8% di Hotel S, berapa peluang bahwa,. Seseorang langganan mendapat kamar yang kamar mandinya

Dapat dilakukan dengan alat siegle atau Dapat dilakukan dengan alat siegle atau dengan balon yang disambung dengan dengan balon yang disambung dengan slang dan dimasukkan ke

Selain PINA, WSKT berencana untuk mendivestasi jalan tol dengan hak konsesi dalam rangka pembiayaan proyek pembangunan tol selanjutnya yang membutuhkan dana besar

Untuk menentukan korelasi, tingkat keragaman spasial dan memetakan distribusi P-potensial, P-tersedia, dan Zn-tersedia, dilakukan penelitian di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Abu Dhabi Yas Island is a true.. declaration of luxury and world class sophistication , the perfect oasis for head to toe pampering. 7 Radisson blue hotel Guests can keep up

The last, there is a positive and significant effect on the implementation of brainstorming discussion model toward students’ oral test achi evement in Al- Qur’an Hadis subject