• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS

BUNGURSARI PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Tata Boga

Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga FPTK

Oleh :

Ema Mariatul Qibtiyah 0901434

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS

BUNGURSARI PURWAKARTA

Oleh

Ema Mariatul Qibtiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Ema Mariatul Qibtiyah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

EMA MARIATUL Q 0901434

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA I DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. Ellis Endang Nikmawati, M.Si NIP. 19630311 199001 2 001

PEMBIMBING II

Rita Patriasih, S.Pd, M.Si NIP. 19700811 199802 2002

KETUA JURUSAN PKK

(4)

iv

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembiasaan Pola Makan... 7

1. Pengertian dan Karakteristik Balita ... 23

2. Pengaturan Makan Balita ... 26

3. Kecukupan Gizi Balita ... 28

4. Menu Makan Balita ... 29

C. Cara Mendidik Anak Agar Dapat Menyukai, Menerima, dan Memilih Makanan Yang Menyehatkan ... 30

1. Masalah Gizi Balita ... 30

2. Cara Mengatasi Masalah Makan Balita Agar dapat Menyukai dan Menerima Makanan yang Menyehatkan ... 32

D. Keluarga Sejahtera I ... 34

(5)

v

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kriteria Tingkat Pendapatan Keluarga Miskin ( KS 1 dan

Pra-Sejahtera)... 37

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil dan Pemaparan Data ... 50

1. Responden ... 50

2. Jenis Makanan ... 59

3. Jumlah Makanan ... 53

4. Cara Mendidik Anak Agar Dapat Menyukai dan Menerima Makanan yang menyehatkan ... 60

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

1. Pembiasaan Pola Makan Balita di Lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas di Lihat Dari Jenis Makanan yang di Konsumsi ... 66

2. Pembiasaan Pola Makan Balita di Lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas di Lihat Dari Jumlah Makanan yang di Konsumsi ... 75

3. Pembiasaan Pola Makan Balita di Lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas di Lihat Dari Cara Mendidik Balita Agar Dapat Menyukai dan Menerima Makanan yang Menyehatkan ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(6)

vi

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Makanan Kelompok Serealia, Umbi-umbian dan

Hasil Olahannya yang biasa di konsumsi balita ... 13

Tabel 2.2 Contoh Jenis Makanan Kelompok Kacang-kacangan dan Hasil olahannya yang Biasa di Konsumsi Balita ... 14

Tabel 2.3 Jenis Makanan Kelompok Daging dan Hasil olahannya yang di Konsumsi Balita ... 14

Tabel 2.4 Jenis Makanan Kelompok Telur dan Hasil olahannya yang di Konsumsi Balita ... 15

Tabel 2.5 Komposisi Jenis Makanan Kelompok Ikan, Kerang, Udang dan Hasil Olahannya yang di Konsumsi Balita ... 16

Tabel 2.6 Jenis Makanan Kelompok Sayuran yang di Konsumsi Balita ... 17

Tabel 2.7 Komposisi Jenis Makanan Kelompok Buah-Buahan Yang di Konsumsi Balita ... 18

Tabel 2.8 Jenis Makanan Kelompok Susu dan Hasil Olahanya yang di Konsumsi Balita ... 19

Tabel 2.9 Jenis Makanan Kelompok Lemak Yang Biasa digunakan dalam Pengolahan Makanan Balita ... 20

Tabel 2.10 Jenis Makanan Kelompok Serba-Serbi Yang Biasa di Konsumsi Balita ... 20

Tabel 2.11 Anjuran Makan Satu Hari Untuk Anak Balita ... 21

Tabel 2.12 Kecukupan Gizi Balita ... 28

Tabel 2.13 Contoh Menu Makan Anak Balita 1-5 Tahun ... 29

Tabel 2.14 Cara Mengatasi Masalah Makan Balita Agar dapat Menyukai dan Menerima Makanan yang Menyehatkan ... 32

Tabel 2.15 Proses Perhitungan Garis Kemiskinan ... 38

(7)

vii

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Keluarga Sejahtera 1 yang memiliki

Balita Desa Cibodas ... 41

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Keluarga Sejahtera 1 yang memiliki Balita

di masing-masing Rukun Warga (RW) Desa Cibodas ... 43

Tabel 4.1 Pekerjaan Responden di Lingkungan Keluarga Sejahtera I

Desa Cibodas Bungursari Purwakarta Tahun 2013 ... 50

Tabel 4.2 Pendidikan Responden di Lingkungan Keluarga Sejahtera

I Desa Ciboas Bungursari Purwakarta Tahun 2013 ... 51

Tabel 4.3 Rata-rata Frekuensi Makan Balita ( n ≥ 50%) Perminggu Di lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas

Purwakarta 2013... 52

Tabel 4.4 Rata-rata Frekuensi Makan Balita ( n ≥ 50%) Perbulan Di lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas

Purwakarta 2013... 55

Tabel 4.5 Rata-rata Frekuensi Makan Balita ( n ≤50%) PerbulanDi lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas

Purwakarta 2013... 56

Tabel 4.6 Rata-rata Frekuensi Makan Balita ( n ≥ 50%) Pertahun Di lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas

Purwakarta 2013... 58

Tabel 4.7 Rata-rata Frekuensi Makan Balita ( n ≤ 50%) Pertahun Di lingkungan Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas

Purwakarta 2013... 59

Tabel 4.8 Tingkat Kecukupan Energi Balita Di Lingkungan

Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas Purwakarta 2013... 59

Tabel 4.9 Rata-rata Konsumsi Zat Gizi Di Lingkungan Keluarga

Sejahtera I Desa Cibodas Purwakarta 2013 ... 60

Tabel 4.10 Persen Tingkat Kecukupan Zat Gizi Di Lingkungan

Keluarga Sejahtera I Desa Cibodas Purwakarta 2013... 60

Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Cara Pengadaan Makanan Untuk Balita Di Lingkungan Keluarga Sejahtera

I Desa Cibodas Purwakarta 2013 ... 61

Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Cara Penyajian Makanan Untuk Balita Di Lingkungan Keluarga Sejahtera

I Desa Cibodas Purwakarta 2013 ... 62

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Cara Pemberian Makanan UntukBalita Di Lingkungan Keluarga Sejahtera

(8)

viii

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Skema Penentuan Jumlah Sample Pada Masing-Masing

(9)

1 Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia balita merupakan generasi gold brain dimana pertumbuhan dan

perkembangan otak sedang berkembang. Masa balita adalah masa dimana

anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Masa ini sangat penting terjadi

pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

anak selanjutnya. Dalam hal konsumsi pangan, pada usia ini anak masih

merupakan golongan konsumen pasif, dimana belum dapat mengambil dan

memilih makanan sendiri sesuai dengan kebutuhannya sehingga pada usia ini

anak sangat rentan terhadap berbagai masalah kesehatan apabila kondisinya

kurang gizi (Santoso dan Ranti , 2009: 72).

Banyaknya masalah gizi terjadi di Indonesia, menurut UNICEF (2012) di

Indonesia 40% anak balita di pedesaan terhambat pertumbuhannya. Selain itu

menurut Riskesdas (2010) prevalensi kependekan, kekurusan, dan kegemukan

pada balita di Indonesia, sangat kurus 6,0%, kurus 7,3 %, normal 72,8% dan

obesitas 14,0%. Berdasarkan data tersebut balita dengan kondisi normal di

Indonesia sudah mencapai 72,8%, akan tetapi masih ada balita yang memiliki

kondisi sangat kurus dengan presentase 6,0%, kurus 7,3% dan balita dengan

kondisi obesitas 14,0%. Jika kita lihat berdasarkan data tersebut, jumlah

presentase pertumbuhan balita yang cukup besar yakni sekitar 27,3% balita

termasuk dalam kategori tumbuh kembang tidak optimal di Indonesia. Hal ini

dapat disebabkan karena pola makan balita yang tidak seimbang, dimana

kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan kondisi balita menjadi sangat

kurus atau kurus, dan kelebihan asupan gizi dapat menyebabkan kondisi balita

menjadi kegemukan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisik balita

tidak optimal.

Pola makan yang sehat dibutuhkan anak-anak untuk mendapatkan gizi

(10)

2

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehat akan berpengaruh positif terhadap kesehatan serta tumbuh

kembang anak (Anggraeni, 2003:11). Status kesehatan serta pertumbuhan

perkembangan anak yang optimal didapat melalui asupan gizi yang seimbang.

Pola makan yang sehat merupakan satu cara yang dibutuhkan anak untuk

mendapatkan gizi yang seimbang, dimana anak mengkonsumsi aneka ragam

jenis makanan dengan jumlah makan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Orang tua mempunyai peran penting dalam mengatur pola makan anak di

lingkungan keluarga. Orang tua harus memastikan anak mendapat asupan gizi

yang cukup dari makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang mengandung

gizi seimbang adalah makanan yang mengandung prinsip empat sehat dan

lima sempurna. Orang tua harus menanamkan kepada anak tentang betapa

pentingnya pola makan yang sehat bagi tubuh manusia. Makanan apa saja

yang harus dikonsumsi anak dan yang tidak boleh dikonsumsi harus

ditanamkan sejak dini kepada anak agar ketika di sekolah atau bermain, anak

tidak mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat.

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia dalam membentuk

kepribadian dan mengembangkan potensi diri agar sesuai dengan norma dan

aturan yang berlaku di dalam masyarakat. Pendidikan bukan hanya di

butuhkan oleh orang dewasa, akan tetapi juga dibutuhkan oleh anak-anak.

Pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

anak sejak lahir hingga usia 6 tahun untuk membantu perkembangan dan

pertumbuhan anak baik secara formal, informal, maupun nonformal.

Lingkungan keluarga merupakan tempat anak mendapatkan pendidikan

secara informal. Pendidikan informal menurut Coombs dalam (Tanpatinta,

2011:1) adalah :

(11)

3

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lingkungan keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak.

Berbagai kebiasaan dipelajari anak di lingkungan keluarga, seperti kebiasaan

tidur, kebiasaan makan, dan berbagai kebiasaan yang berkaitan dengan

aktivitas anak sehari-hari. Suatu kebiasaan dalam keluarga yang di lakukan

setiap hari dan berulang –ulang akan membentuk suatu pola. Pola yang baik

dapat di bentuk dalam lingkungan keluarga melalui proses pembiasaan.

Pengertian pembiasaan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:4)

“merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang”. Pada

usia balita perlu adanya pembiasaan pola makan yang baik dimana anak di

didik untuk dapat menerima, menyukai, memilih, dan mengkonsumsi berbagai

jenis makanan yang menyehatkan dengan jumlah makanan yang sesuai

dengan kebutuhan gizinya, dan mengkonsumsi makanan tepat pada waktunya.

Kondisi ekonomi keluarga sangat mendukung pertumbuhan dan

perkembangan anak balita. Menurut UNWP (United Nation World Program)

saat ini keluarga yang hidup miskin dan hampir miskin (dengan jumlah

penghasilan antara Rp. 9000,- s/d 18.000,- per hari), ternyata jumlahnya lebih

dari 90 juta orang atau 42% dari jumlah penduduk Indonesia. Masalah gizi di

Indonesia saat ini tidak lepas dari faktor kemiskinan, menurut data Susenas

(2010) sebanyak 63% penduduk Indonesia miskin. Oleh sebab itu masih

banyak masalah gizi yang terjadi di Indonesia di akibatkan karena minimnya

pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.

Penelitian ini akan di lakukan pada balita di lingkungan keluarga sejahtera

I di Desa Cibodas. Keluarga Sejahtera I merupakan keluarga yang dapat

memenuhi kebutuhan dasar secara minimal, dengan tingkat pendapatan dan

daya beli terhadap pemenuhan sandang pangan terbatas pada sumber daya

yang dimiliki. Keluarga sejahtera I juga merupakan keluarga yang di

kategorikan kedalam keluarga miskin yang menerima bantuan langsung tunai

(12)

4

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memenuhi kebutuhan kesehatan gizi balita secara optimal agar pertumbuhan

dan perkembangan balita optimal.

Fenomena tersebut menjadi salah satu daya tarik penulis untuk meneliti

lebih lanjut bagaimana pembiasaan pola makan balita di lingkungan keluarga

sejahtera I terkait dengan proses pendidikan gizi sejak dini pada balita melalui

pembiasaan pola makan, penyediaan berbagai jenis makanan yang di

konsumsi dan pemenuhan jumlah makan sesuai dengan kecukupannya.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “Pembiasaan Pola Makan Balita Di Lingkungan Keluarga Sejahtera 1 Desa Cibodas Bungursari Purwakarta”.

B. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana

pembiasaan pola makan balita di lingkungan keluarga sejahtera 1 Cibodas

Bungursari Purwakarta”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah agar

penulis memperoleh gambaran Pembiasaan Pola Makan Balita di Lingkungan

KS-1 Cibodas Bungursari Purwakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah

memperoleh gambaran yang lebih rinci mengenai :

1. Pembiasaan pola makan balita di Lingkungan KS-1 Cibodas Bungursari

Purwakarta berkaitan dengan jenis makanan yang dikonsumsi.

2. Mengetahui gambaran pembiasaan pola makan balita di Lingkungan

KS-1 Cibodas Bungursari Purwakarta berkaitan dengan jumlah makan yang

dikonsumsi.

3. Mengetahui gambaran pembiasaan pola makan di Lingkungan KS-1

Cibodas Bungursari Purwakarta terkait dengan cara mendidik anak untuk

(13)

5

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Manfaat Penilitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

kalangan diantaranya:

1. Bagi kader: dapat memberikan gambaran mengenai pembiasaan pola

makan sehat untuk balita di lingkungan keluarga sejahtera 1, sehingga

menambah wawasan dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat

mengenai pembiasaan pola makan sehat untuk balita.

2. Bagi Penyuluh di bidang gizi: dapat memberikan gambaran mengenai

pembiasaan pola makan sehat untuk balita, sehingga menambah wawasan

dan pengetahuan. Serta dapat memeberikan pengetahuan kepada

masyarakat mengenai pembiasaan pola makan balita.

3. Bagi peneliti, dapat menambahkan dan meningkatkan wawasan tentang

pembiasaan pola makan sehat untuk balita di lingkungan keluarga

sejahtera 1.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan pada penelitian ini adalah :

BAB I Pendahuluan, berisi uraian tentang pendahuluan yang terdiri dari :

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II Tinjauan Pustaka, berisi uraian tentang teori yang sedang di kaji

yang terdiri dari :

A. Pembiasaan Pola Makan

B. Balita

C. Keluarga Sejahtera I

BAB III Metodelogi Penelitian, berisi uraian tentang metode penelitian

(14)

6

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

B. Metode Penelitian

C. Definisi Operasional

D. Instrumen Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Analisis Data

BAB IV Hasil dan Pembahasan, uraian tentang hasil penelitian yang

terdiri dari :

A. Hasil Penelitian dan Pemaparan Data

B. Pembahasan

BAB V Kesimpulan, uraian tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti

terhadap hasil analisis penelitian yang terdiri dari :

A. Kesimpulan

(15)

40 Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Cibodas Kecamatan Bungursari

Kabupaten Purwakarta. Cibodas merupakan desa yang berbatasan dengan

Desa Karang Mukti disebelah selatan, Desa Cikopo di sebelah barat, Sungai

Ciherang di sebelah timur, dan Desa Jomin, Kotabaru Karawang di sebelah

utara. Terdiri dari 5 Rukun Warga (RW). RW 01 Kampung Bakan Jonggol.

RW 02 Kampung Ciseureuh. RW 03 Kampung Tegal Jati. RW 04 Kampung

Cibodas. dan RW 05 merupakan RW baru yaitu kompleks Perumahan Metro

Cibodas.

2. Populasi Penelitian

Menurut Hasan (2002:84) menyatakan bahwa “Populasi adalah totalitas

dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan

lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)”.

Apabila dalam penelitian terdapat banyak objek dan jumlah individu maka

diperlukan sebuah cara dalam menentukan individu-individu atau objek mana

saja yang benar-benar mewakili setiap karakteristik individu tersebut, hal ini

berguna agar penulis dapat memperkecil ruang lingkup penelitian dengan

mengutamakan objektivitas penelitian berdasarkan fakta-fakta di lapangan,

cara tersebut dinamakan dengan teknik penentuan sampel. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh Balita di Lingkungan Keluarga Sejahtera 1 di

(16)

41

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.1

Jumlah Populasi Keluarga Sejahtera 1 yang memiliki Balita Desa Cibodas

No Rukun Warga Jumlah Keluarga Sejahtera 1

yang memiliki Balita

1 RW 01 Kampung Bakan Jonggol 14 Keluarga

2 RW 02 Kampung Ciseureuh 16 Keluarga

3 RW 03 Kampung Tegal Jati 12 Keluarga

4 RW 04 Kampung Cibodas 15 Keluarga

5 RW 05 Perumahan Metro Cibodas 5 Keluarga

Jumlah Populasi 62 Keluarga

Sumber : Data Kependudukan desa cibodas tahun 2012

3. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono,2008). Sampel penelitian ini adalah Balita di Lingkungan

Keluarga Sejahtera 1 di Desa Cibodas Bungursari Purwakarta.

a. Estimasi Besar Sampel

Besaran sampel dalam penelitian ini harus ditentukan maka untuk

menentukan jumlah sampel yang diambil digunakan rumus Slovin yang

dikutip oleh Husein Umar (2003:4) sebagai berikut:

1

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan diteliti adalah

(17)

42

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari rumus diatas dengan jumlah populasi sebanyak 62 orang keluarga sejahtera 1 yang memiliki balita di wilayah Desa Cibodas Kecamatan Bungursari Kabupaten Purwakarta, maka diperoleh sampel sebanyak 38 orang keluarga sejahtera 1 di desa cibodas yang tersebar di 5 rukun warga (RW).

b. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah propotional random sampling. Pengambilan sampel secara proporsi dilakukan dengan mengambil subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah (Arikunto: 2006: 146). Kemudian dilakukan teknik simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana, teknik ini dibedakan menjadi dua cara yaitu dengan cara mengundi (lottery technique) atau dengan menggunakan tabel bilangan angka acak (random number) (Notoadmodjo, 2010: 120)

Dengan menggunakan teknik proportional random sampling didapatkan jumlah sampling sebanyak 38 keluarga sejahtera 1 di desa cibodas, adapun besar atau jumlah pembagian sampel untuk masing masing rukun warga (RW) yang tersebar di wilayah desa cibodas, digunakan rumus Sugiyono (2007: 68) berikut ini:

n

x

N 1

X n 

Keterangan:

n : Jumlah sampel yang diinginkan dari setiap wilayah

X : Jumlah Populasi setiap Wilayah

N : Jumlah populasi seluruh keluarga sejahtera 1 di desa cibodas

kec. Bungursari kab. Purwakarta

N1 : Sampel

Berdasarkan rumus diatas maka pembagian sampel untuk masing masing

(18)

43

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RW 01 Kampung Bakan Jonggol

9

RW 02 Kampung Ciseureuh

10 38

62 16

n  x

RW 03 Kampung Tegal Jati

7 38

62 12

n  x

RW 04 Kampung Cibodas

9 38

62 15

n  x

RW 05 Perumahan Metro Cibodas

3 38

62 5

n  x

Setelah dilakukan perhitungan untuk pengambilan sampel dari populasi

yang ada dan sampel minimum untuk masing masing rukun warga (RW) yang

tersebar di desa Cibodas Kec. Bungursari Kab. Purwakarta maka diperoleh

hasil sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jumlah Sampel Keluarga Sejahtera 1 yang memiliki Balita di masing-masing Rukun Warga (RW) Desa Cibodas

No Rukun Warga Populasi Keluarga Sejahtera 1 yang memiliki

Balita

Jumlah Sampel Keseluruhan 38

Skema penarikan sampel yang digunakan adalah kombinasi penarikan acak

(19)

44

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

random sampling. Teknik ini digunakan agar keragaman populasi terwakili

sama dalam penarikan sampel point (RW) dan responden. Unit sampling

terkecil dalam penelitian ini adalah Rukum Warga (RW). Jumlah sampel yang

di ambil sebanyak 38, masing-masing ditentukan secara proporsional, agar

menjangkau keterwakilan kategori responden yang direncanakan, untuk lebih

jelas dapat dilihat pada bagan berikut ini:

Bagan 3.1

Skema Penentuan Jumlah Sample Pada Masing-Masing Wilayah

B. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian deskriptif merupakan cara untuk mendeskripsikan dan

menginterpretasikan hubungan yang ada. Proses yang sedang berlangsung,

akibat yang sedang terjadi atau fenomena yang sedang berkembang. Penelitian

ini dilakukan dengan cara menganalisis dan menginterpretasikan data yang

(20)

45

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menurut Rakhmat (2000: 25) menyatkan bahwa:

Metode penelitian deskriptif yaitu metode yang dipergunakan untuk memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi melainkan hanya ingin memperoleh gambaran komprehensif tentang situasi atau peristiwa

Lebih lanjut Rakhmat (2000: 25) mengemukakan tujuan dari metode

deskriptif yaitu:

Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah, atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik yang ada, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana pada waktu yang akan datang

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, melihat gambaran

pembiasaan pola makan balita di Desa Cibodas Bungursari Purwakarta.

Penelitian deskriptif ini untuk memperoleh gambaran pembiaasan pola balita

mengenai jenis makanan yang dikonsumsi, jumlah makanan terkait tingkat

kecukupannya, waktu makan, dan cara mendidik anak untuk dapat menerima,

menyukai dan memilih makanan yang menyehatkan.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam pembuatan penelitian ini bertujuan untuk

menghindari kesalahpahaman penulis dan pembaca yang dimulai dengan

menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam judul yaitu :

Pembiasaan :Pembiasaan (habituation) merupakan proses

pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap dan

bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang

berulang-ulang (Departemen Pendidikan Nasional,

2007:4)

Pola Makan :Berbagai informasi yang memberikan gambaran

(21)

46

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tiap hari oleh satu individu atau kelompok (Santoso dan

Ranti, 2009:89)

Balita : Anak usia 1-5 tahun

Berdasarkan uraian diatas, maka pembiasaan pola makan balita adalah

proses pembentukan sikap dan perilaku mengenai jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi setiap hari oleh anak usia 1-5 tahun sehingga menjadi suatu

kebiasaan yang menetap.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan data

penelitian, instrument dalam penelitian ini adalah :

1. Food Frequency

Food frequency adalah instrument yang digunakan untuk memperoleh

data tentang jenis makanan yang dikonsumsi dan seberapa sering makanan

tersebut dikonsumsi dalam periode tertentu seperti hari, minggu, bulan atau

tahun.

2. Food Recall

Food Recall adalah instrumen yang digunakan untuk mendapatkan

informasi mengenai jumlah makanan yang dikonsumsi, maka pengambilan

data menggunakan formulir metode food recall 24 Jam, pada penelitian ini

terdiri dari : kolom waktu makan (pagi, siang, dan malam), nama masakan

yang di olah, jenis bahan makanan, dan banyaknya bahan makanan yang di

tulis dengan ukuran rumah tangga dan di rubah kedalam gram.

Supriasa (2013: 94) “Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa minimal

2x recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran zat gizi

lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian

individu”. Setelah mengetahui jumlah makanan yang di konsumsi yang di

peroleh dari food recall.

(22)

47

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mendapatkan gambaran mengenai proses pembiasaan yang di

lakukan oleh orang tua di lingkungan keluarga sejahtera 1 yaitu dengan

menggunakan angket tentang cara mendidik anak untuk dapat menerima,

menyukai, dan memilih makanan yang menyehatkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah

teknik wawancara. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara

terstruktur dengan menggunakan format food recall 24 jam, dan kueisioner

frekuensi makan. Wawancara terstruktur ini di lakukan untuk mendapatkan

informasi mengenai pola makan balita.

Sugiyono (2012: 188) menyatakan bahwa “Wawancara terstruktur

digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul

data telah mengetahui dengan pasti berbagai informasi apa yang akan di peroleh”.

Langkah-langkah wawancara dengan menggunakan format food recall 24

jam adalah :

1. Pewawancara menjelasakan tujuan dari wawancara, menjelasakan sedikit

mengenai kegiatan penelitian.

2. Pewawancara, menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan

minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga (URT)

selama kurun waktu 24 jam yang lalu ( wawancara dilakukan 2 kali,

minggu pertama dan minggu kedua).

3. Pewawancara menggunakan berbagai alat bantu contoh ukuran rumah

tangga (sedok, piring, gelas) dan model dari makanan (food model).

F. Analisis dan Pengolahan Data

Agar penulis dapat membuktikan kebenaran data yang telah diambil maka

data yang telah terkumpul dari hasil penelitian dianalisis menggunakan

(23)

48

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Menentukan Nilai Rata-Rata

Nilai rata-rata ini didapat dengan menjumlahkan data keseluruhan dengan

setiap variable, kemudian dibagi dengan jumlah responden. Menurut sugiono

(2007:49) untuk menghitung rata-rata masing-masing variabel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

n

2. Menentukan Standar Deviasi

Standar deviasi atau simpangan baku suatu ukuran yang menggambarkan

tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.

)

N : Jumlah sampel (Sugiyono, 2007:57)

3. Menentukan Tingkat Kecukupan Gizi

Pengukuran jumlah makanan yang dikonsumsi dilakuakan dengan melihat

tingkat kecukupan gizinya berdasarkan kecukupan energi, protein, lemak

dengan rumus :

TK = Tingkat Kecukupan

(24)

49

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KC = Kecukupan yang dianjurkan

Hasil analisis bahan makanan selama dua hari akan dihitung rata-rata

konsumsi energi dan proteinnya, kemudian dibandingkan dengan angka

kecukupan energi dan protein. Tingkat energi dan protein dapat digolongkan

atas : (Supriasa, 2013:114)

a. ≥ 100% AKG : Baik

b. 80-99% AKG : Sedang

c. 70-80% AKG : Kurang

d. < 70% AKG : Defisit

4. Menentukan Persen Data

Persen data digunakan untuk melihat besar kecilnya frekuensi jawaban

dalam angket yang dihitung dalam jumlah presentase. Sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Sudjana,N (2011:129), bahwa rumus untuk

menghitung persentasi adalah :

Keterangan:

P = Persentasi (Jumlah persentasi yang dicari) f = Frekuensi jawaban responden

n = Jumlah responden 100 % = Bilangan tetap

5. Penafsiran Data

Penafsiran dapat dilakukan untuk memperoleh gambaran yang jelas

terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Kriteria penafsiran persentase yang

penulis gunakan dalam penelitian ini mengadopsi pendapat yang dikemukakan

oleh Sofian Efendi dan Tukiran (2012:304) yang kemudian penulis

kembangkan sesuai dengan tujuan penelitian menjadi 7 kriteria dibawah ini:

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

(25)

50

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

(26)

83 Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembiasaan pola makan balita di lingkungan keluarga

sejahtera I Desa Cibodas dilihat dari jenis makanan, jumlah makanan, cara

mendidik anak agar dapat menyukai, menerima, dan memilih makanan yang

menyehatkan yaitu :

1. Pembiasaan pola makan balita dilihat dari jenis makanannya, menunjukan

sebagian besar balita sering mengkonsumsi nasi 16,2 kali perminggu, mie 4.4

kali perminggu, dan roti 3.8 kali perminggu sebagai jenis makanan sumber

energi. Sebagian besar balita sering mengkonsumsi daging ayam negeri 2.0

kali perminggu, telur ayam 5.7 kali perminggu, baso 3.7 kali perminggu, dan

sosis 4.5 kali perminggu sebagai jenis makanan sumber protein hewani.

Sebagian besar balita sering mengkonsumsi tahu 3.7 kali perminggu dan

tempe 5.0 kali perminggu sebagai jenis makanan sumber protein nabati.

Sebagian besar balita sering mengkonsumsi wortel 4.2 kali perminggu, kol 4.5

kali perminggu, dan bayam 1.8 kali perminggu . Sebagian besar balita

mengkonsumsi buah pisang 5.1 kali perminggu, lebih dari setengahnya

mengkonsumsi papaya 2.5 kali perminggu, semangka 3.3 kali dan lebih dari

setengahnya balita mengkonsumsi susu kental manis 7.4 kali perminggu.

Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa pembiasaan pola makan balita

dilihat dari jenis makanan yang dikonsumsi cukup beraneka ragam.

2. Pembiasaan pola makan balita di lihat dari jumlah makanan yang dikonsumsi

berdasarkan tingkat kecukupan energi, protein dan lemak menunjukan kurang

dari setengahnya balita terpenuhi kebutuhan gizinya dengan baik, dan masih

ada sebagian kecil balita belum dapat memenuhi kecukupan gizinya

(27)

84

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembiasaan pola makan balita di lihat dari cara ibu balita mendidik anak

untuk dapat menyukai, menerima, dan memilih makanan yang menyehatkan,

ternyata lebih dari setengahnya kadang-kadang membiasakan balita untuk

makan tepat waktu serta masih kurangnya perhatian orang tua terhadap

pendidikan gizi sejak dini pada anak balita dalam memperkenalkan ragam

jenis makanan yang bergizi.

B. Saran

1. Kepada kader, berdasarkan hasil penelitian menunjukan sebagian kecil balita

yang tergolong pada kategori kurang energi, lebih dari setengahnya ibu balita

kadang-kadang membiasakan balita makan tepat waktu, dan kurang dari

setengahnya ibu balita memberitahukan jenis makanan yang akan dikonsumsi

kepada balita, diharapkan kader dapat lebih meningkatkan wawasan dan

pengetahuan tentang ragam jenis makanan yang begizi, pengaturan makan

untuk balita yang meliputi pengadaan makanan untuk balita, penyajian

maknanan untuk balita serta pemberian makanan untuk balita, sehingga dapat

memberikan wawasan dan pengetahuan kepada orang tua melalui penyuluhan

untuk membiasakan pola makan yang baik pada balita.

2. Kepada orang tua, berdasarkan hasil penelitian menunjukan sebagian kecil

balita yang tergolong pada kategori kurang energi dan lebih dari setengahnya

ibu balita kadang-kadang membiasakan anak makan tepat waktu dan kurang

dari setengahnya ibu kadang-kadang mengenalkan jenis makanan yang

dikonsumsinya kepada balita, diharapkan orang tua meningkatkan

pengetahuan dengan cara membaca, menonton berbagai media tentang gizi,

sehingga dapat membiasakan pola makan yang baik pada balita dan terbawa

(28)

85

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia: Jakarta

Anggaraini, DY. 2003. Menu sehat alami untuk batita dan balita. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

Anonim. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Pembiasaan Di Taman Kanak-Kanak. Departemen pendidikan Nasional: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

Budianto, Agus K. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi Cetakan ke empat.UMM Press: Malang.

Cholil, Abdullah. 2007. Kiat Menata Keluarga.PT Elex Media Komputindo: Jakarta.

Febri, A. B dan Mahendra Z. 2008. Buku Pintar Menu Balita. PT. WahyuMedia: Jakarta Selatan

Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Kedokteran EGJ, Jakarta.

Hasan, Iqbal M. 2002. Metode Penelitian dan Aplikasinya. PT. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Irianto, Djoko P. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Andi Offset: Yogyakarta.

Khomsan, Ali. 2003. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Markum, A,H. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. Penerbit Gaya Baru: Jakarta.

Mitayani. dan Sartika, Wiwi. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. CV. Trans Info Media: Jakarta Timur.

(29)

86

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakara.

Pangestu, tri. 2013. Keluarga Sejahtera.http://tripunk.blogdetik.com/?p=103

Proverawati,Atikah. 2010. Ilmu Gizi untuk Keperawatan dan Kesehatan. Nuha Medika: Yogyakarta

Rakhmat, Jalaludin. 2000. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Penerbit Erlangga: Jakarta

Santoso, Soegeng. dan Ranti, Anne L. 2009. Gizi dan Kesehatan Anak. PT. Rineka Cipta: Jakara.

Siagian, Albiner. 2010. Epidemiologi Gizi. PT. Penerbit Erlangga: Jakarta

Sintha, R. 2001. Sehat Pangkal Cerdas. Kumpulan Artikel Kompas. Penerbit Kompas: Jakarta.

Soediaoetama,A. 2000. Ilmu Gizi Jilid I.Dian Rakyat, Jakarta.

Soediaoetama,A. 2000. Ilmu Gizi Jilid II.Dian Rakyat, Jakarta.

Soenardi, Tuti. 2005. Variasi Makanan Balita Cetakan ke 5.Jakarta: Gramedia

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Sugiyona, Prof, Dr. 2012. Metode Penelitan Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Alfabeta: Bandung.

Sunarti, Euis. 2011. Kependudukan dan Keluarga Sejahtera.IPB: Bogor.

Supriasa, I.D.N,. 2013. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Tim Rs. Dr. Cipto Mangunkusumo. 1994. Diit Anak Cetakan ke-4. PT Gramedia: Jakarta.

Tim Redaksi AyahBunda. 1993. Makanan Anak Untuk Tumbuh Sehat. Penerbit Yayasan Aspirasi Pemuda: Jakarta.

(30)

87

Ema Mariatul Qibtiyah, 2014

PEMBIASAAN POLA MAKAN BALITA DI LINGKUNGAN KELUARGA SEJAHTERA 1 DESA CIBODAS BUNGURSARI PURWAKARTA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Internet :

Anonim. 2011. Batasan dan Pengertian MDK. www.bkkbn.co.id. Search date : 10 Februari 2014

Anonim. 2013. Mengenal Gizi Ikan. www.deptan.co.id. Search date : 9 Februari 2014

Amaliafitri, 2010. Pentingnya makan tepat waktu. www.healt.detik.com. Search date : 10 Februari 2014

Cahyat, Ade. 2013. Model perhitungan kemiskinan. www.bkkbn.co.id. Search date : 10 Februari 2014

Anonim. 2013. Terapkan 10 Indikator Pola Hidup Bersih Sehat. www.promkes.depkes.co.id. Search date : 10 Februari 2014

Anonim, 2013. Bahaya alat makan melamin bagi balita. www.okezone.com. Search date : 10 Februari 2014

Kartika, U. 2003. Ajari Anak Mengerti Gizi Sejak Dini. www.kompas.com. Search date : 10 Februari 2014

Kinanti, Ajeng. 2013. Jangan Makan Sambil Menonton TV itu Bikin Gemuk. http://health.detik.com/. Search date : 10 Februari 2014

Referensi :

Masitah, Matondang. 2007. Status Gizi dan Pola Makan Pada Anak Taman Kanak-Kanak Yayasan Muslimat RA-Itidaiyah Medan. Medan:Universitas Sumatra Utara.

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Keluarga Sejahtera 1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Next, we calculate which big pointer array entry contains the quantum number of the little pointer block that contains the element reference that we'll use to access the actual

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gejala, mekanisme, wujud, sifat, dan efek dari keracunan sianida, mengetahui seberapa besar kisaran dosis natrium tiosulfat ya ng efektif

pengembangan pada Kampung Pesindon. Pada tahun 2011, Kampung Pesindon ditetapkan menjadi salah satu destinasi wisata batik di Kota Pekalongan yang mengalami perubahan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah (Skripsi) yang berjudul PERSEPSI PEMBUBARAN ORMAS ISLAM (Studi Kualitatif tentang Persepsi Komunikasi Mengenai

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel struktur modal, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan

Endapan Transgressive System Tract Miosen Tengah – 2 (TST MT – 2) ini dicirikan oleh pola refleksi seismik onlap pada puncak sedimen Miosen Awal yang merupakan bidang

Tujuan pembelajaran yang menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensinya dimuat

Mobilisasi dini pada pasien-pasien dengan pasca operasi jantung penting dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mengurangi tingkat resiko tejadinya komplikasi lain