Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 11
1.4. Kegunaan Penelitian ... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Definisi Pariwisata ... 13
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.2.1 Jenis-jenis Katering ... 17
2.1.2.2 UKM Katering ... 19
2.1.3 Kualitas Produk Makanan ... 21
2.1.3.1 Dimensi Kualitas Makanan ... 22
2.1.4 Harga ... 24
2.1.4.1 Strategi Penetapan Harga Katering ... 27
2.1.5 Promosi ... 29
2.1.6 Demografi ... 31
2.1.7 Perilaku Konsumen ... 33
2.1.8 Keputusan Pembelian ... 37
2.1.8.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 37
2.1.8.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian ... 41
2.1.8.3 Dimensi Keputusan Pembelian ... 43
2.2 Kerangka Pemikiran ... 45
2.3Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 49
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.1 Operasional Variabel... 50
3.2.2 Jenis Data dan Sumber ... 54
3.2.3 Populasi, Sample dan Teknik Sampling ... 55
3.2.3.1 Populasi ... 55
3.2.3.2 Sample ... 55
3.2.3.3 Teknik Sampling ... 57
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 57
3.3 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 60
3.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 60
3.3.1.1 Pengujian Validitas ... 61
3.3.1.2 Pengujian Reliabilitas ... 66
3.3.2 Analisis Deskriptif ... 68
3.3.3 Analisis Verifikatif ... 71
3.3.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval ... 71
3.3.5 Analisis Jalur ... 72
3.3.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ... 78
3.3.7 Pengujian Hipotesis ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 82
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.1 Data Responden ... 84
4.2.2 Tanggapan Konsumen Mengenai Kualitas Produk ... 92
4.2.3 Tanggapan Konsumen Mengenai Harga... 94
4.2.4 Tanggapan Konsumen Mengenai Promosi ... 96
4.2.5 Tanggapan Konsumen Mengenai Demografi ... 97
4.2.6 Tanggapan Konsumen Mengenai Budaya ... 99
4.2.7 Tanggapan Konsumen Mengenai Sosial ... 100
4.2.8 Tanggapan Konsumen Mengenai Keputusan Pembelian ... 102
4.3.Analisis Jalur ... 103
4.3.1 Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Demografi, Budaya Dan Sosial Terhadap Keputusan Pembelian ... 103
4.4.Pengujian Hipotesis ... 107
4.4.1 Pengujian Secara Keseluruhan ... 107
4.4.2 Pengujian Secara Parsial ... 108
4.4.3 Pengujian Langsung dan Tidak Langsung Kualitas Prodak, Harga, Promosi, Budaya dan Sosial Terhadap Keputusan Pembelian 110
4.5.Matrik Analisis ... 113
4.6.Pembahasan ... 114
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 122
LAMPIRAN
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
No.
Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Data Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun 2008 –
2013 2
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel 51
3.2 Jenis dan Sumber Data 54
3.3 Desain Pengukuran Kuesioner 59
3.4 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi 63
3.5 Hasil Pengujian Validitas Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian 64
3.6 Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi 67
3.7 Hasil Pengujian Reliabilitas Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian 68
3.8
Konstruk, Faktor dan Variabel dalam Kerangka Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian di Usaha Katering
70
4.1 Kategori Usia Responden 84
4.2 Kategori Jenis Kelamin Responden 86
4.3 Kategori Pendidikan Responden 87
4.4 Kategori Agama Responden 88
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.9 Tanggapan Responden Mengenai Promosi 96
4.10 Tanggapan Responden Mengenai Demografi 97
4.11 Tanggapan Responden Mengenai Budaya 99
4.12 Tanggapan Responden Mengenai Sosial 100
4.13 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian 102
4.14 Matriks Korelasi Antar Variabel 104
4.15 Matriks Korelasi Antar Variabel Bebas 104
4.16 Invers Matriks Korelasi 105
4.17 Besaran Koefisien Jalur 106
4.18 Pengujian Secara Simultan 108
4.19 Pengujian Parsial 109
4.20
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kualitas Produk (X1)
terhadap Keputusan Pembelian (Y) 110
4.21
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Harga (X2) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) 111
4.22
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Promosi (X3) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) 111
4.23
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Demografi (X4) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) 112
4.24
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Budaya (X5) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) 112
4.25
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Sosial (X6) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) 113
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
No.
Gambar Judul Gambar Hal
2.1 Model of Buyer Behaviour 38
2.2 Lima Tahap Keputusan Pembelian 39
2.3 Kerangka Pemikiran 46
2.4 Paradigma Penelitian 47
3.1 Fluktuasi Anggota APJI 56
4.1 Kategori Usia Responden 85
4.2 Kategori Jenis Kelamin Responden 86 4.3 Kategori Pendidikan Responden 87
4.4 Kategori Agama Responden 89
4.5 Kategori Pekerjaan Responden 90 4.6 Kategori Penghasilan Responden 91 4.7 Garis Kontinum Kualitas Produk 94
4.8 Garis Kontinum Harga 95
4.9 Garis Kontinum Promosi 97
4.10 Garis Kontinum Demografi 98
4.11 Garis Kontinum Budaya 100
4.12 Garis Kontinum Sosial 101
4.13 Keputusan Pembelian 103
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan gejala dari pergerakan manusia secara temporer dan
spontan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Gejala-gejala
tersebut mendorong dan menumbuhkan kegiatan-kegiatan dalam bidang konsumsi
dan produksi barang dan jasa yang diperlukan wisatawan. Kegiatan pariwisata
yang berkelanjutan dapat meningkatkan perbaikan ekonomi suatu negara karena
dapat mempengaruhi sektor-sektor ekonomi lainnya, seperti industri hotel,
destinasi, souvenir, restoran, dan transportasi, sehingga taraf hidup masyarakat
semakin tinggi dan memacu pertumbuhan perekonomian nasional.
Kecenderungan perkembangan pariwisata dunia pada setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang sangat pesat, hal ini disebabkan perubahan struktur sosial
ekonomi negara di dunia dan semakin banyak orang yang memiliki pendapatan
besar sehingga kepariwisataan berkembang menjadi suatu fenomena global.
Menurut Sulastiyono (2008, hlm.3) Pariwisata adalah sebagai proses yang
dapat menciptakan nilai tambah terhadap barang atau jasa, sebagai kesatuan
product). Dari pernyataan tersebut dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk
meningkatkan perekonomian daerah maupun nasional dengan cara meningkatkan
sektor pariwisata, baik akomodasi, lokasi, dan jasa boga.
Menurut UU No. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan daerah pemerintahan.
Wisatawan sering juga disebut turis, ialah orang yang berpergian untuk
tujuan tertentu. Wisatawan merupakan unsur utama dalam pariwisata. Unsur yang
lainnya adalah objek wisata dan sarana serta prasarana pariwisata tergantung pada
adanya interaksi antara wisatawan dan objek wisata, yang didukung dengan
prasarana pariwisata (Sulastiyono, 2008, hlm.3). Berkembangnya pariwisata di
suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara
ekonomis, sosial dan budaya. Berikut adalah data kunjungan wisatawan ke Kota
Bandung:
TABEL 1.1
DATA KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA BANDUNG TAHUN 2008- 2013
No. Tahun
Wisatawan
Jumlah
(orang) Mancanegara
(Orang)
Domestik
(Orang)
5. 2012 176.855 5.080.584 5.257.439 6. 2013 176.432 5.388.292 5.564.724 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung Tahun 2013
Berdasarkan data pada Tabel 1.1 pertumbuhan wisatawan nusantara
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2012 dan 2013 wisatawan mancanegara
mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, tapi tidak
menutup kemungkinan bahwa kota Bandung masih menjadi pilihan banyak
wisatawan untuk berkunjung.
Seiring dengan berkembangnya era globalisasi yang menyuguhkan banyak
kemudahan di tengah kesibukan manusia yang semakin padat, maka kebutuhan
primer pun semakin meningkat, salah satunya adalah makanan. Kepuasan manusia
tidak ada batasnya, selama kemampuan perekonomian manusia terus berkembang.
Makanan merupakan kebutuhan wajib yang setiap orang
membutuhkannya, apalagi di era modernisasi seperti sekarang ini, dimana
aktivitas manusia pun turut berkembang pesat. Perkembangan aktivitas
menjadikan manusia semakin sibuk dengan pekerjaannya sendiri sehingga
menuntut mereka berpikir serba praktis, tak terkecuali dengan makanan.
Beberapa tahun terakhir, industri makanan merupakan industri yang paling
prospektif di Indonesia maupun di dunia karena karakteristik utama yang sangat
berkaitan dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat industri makanan
menjadi salah satu bisnis berkembang. Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke
tahun yang terus meningkat menyebabkan kebutuhan masyarakat Indonesia
pangan tersebut, mendatangkan peluang bisnis yang dapat ditangkap oleh
masyarakat Indonesia, salah satunya adalah bisnis katering. Bisnis ini banyak
diminati oleh masyarakat karena dianggap memiliki tingkat pengembalian modal
yang relatif tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan primer masyarakt. Hal ini
terlihat dari semakin banyaknya jumlah usaha katering yang berhasil dan
berkembang.
Bagi sekalangan orang fenomena tersebut menjadi peluang bisnis di
bidang jasa boga. Usaha boga adalah pengaturan suatu kegiatan penyelenggaraan
di bidang makanan dalam jumlah yang lebih besar daripada penyelenggaraan
untuk keluarga, produksinya minimal untuk 25 orang secara komersil. Tujuan
manajemen usaha boga yaitu sesuai dengan sifatnya yang komersial. Manajemen
usaha boga bertujuan untuk mendapatkan keuntungan sesuai dengan prinsip
ekonomi dengan melakuakan usaha di bidang penyelenggaraan makanan dengan
berdasarkan pada etika berbisnis (Setiawati, 2008, hlm.1).
Industri jasa boga adalah industri yang menawarkan jasa penyediaan
kebutuhan pangan untuk sebuah acara. Misalnya acara ulang tahun, acara
kerohanian, acara peresmian, acara reuni dan yang termegah adalah acara
pernikahan. Industri jasa boga telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
pangan manusia sejak dahulu.
Salah satu industri jasa boga yang khusus menangani acara-acara besar
yaitu katering. Beberapa tahun terakhir katering menjadi bisnis yang prospektif,
kepuasan dari masa ke masa. Bisnis katering hadir sebagai tanggapan dari
tuntutan kepuasan konsumen.
Berkembangnya bisnis katering saat ini, seiring perkembangan kebutuhan
dan kesibukan kerja sehingga membutuhkan sesuatu yang praktis. Menurut
Wulandari (2013, hlm.18) ada tiga hal yang membuat bisnis katering memiliki
prospek yang cerah dan terus menunjukan perkembangannya.
1. Kebutuhan manusia akan pemenuhan kebutuhan makanan pokok. Oleh
karenanya makanan menjadi salah satu menu pokok yang terus dicari oleh
setiap orang terutama di daerah perkotaan
2. Kebutuhan manusia terhadap jamuan kepada tamu. Kebutuhan untuk menjamu
tamu semakin nyata di kota-kota besar. Hal ini karena masyarakat kota
merupakan masyarakat yang memiliki ruang ketergantungan yang tinggi
terhadap kebutuhan-kebutuhan lainnya, terutama jamuan makanan untuk tamu
3. Kesibukan manusia sudah semakin padat. Aktifitas manusia di berbagai
bidang telah menjadikan manusia begitu sibuk dengan dirinya sendiri.
Sehingga mereka tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri terhadap tuntutan
kebutuhan makanan pokoknya.
Katering biasanya dibutuhkan pada berbagai acara seperti pesta
perkawinan, seminar, acara keagamaan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan
tersebut membutuhkan makanan dalam jumlah banyak. Pada kegiatan-kegiatan
tersebut, biasanya pihak penyelenggara menyewa jasa katering untuk menyiapkan
yang tinggal di kost juga sering menggunakan jasa katering untuk memberikan
layanan nasi box setiap harinya.
Menurut Ayodya dalam Wulandari (2013, hlm.46) untuk katering
Indonesia menu yang disajikan adalah menu makanan untuk siang dan malam.
Nasi merupakan menu pokok yang dapat dipadukan dengan lauk pauk dan sayur
berkuah, masakan cah, oseng-oseng, gorengan atau menu lainnya. Biasanya
ditambahkan buah-buahan, pudding atau kue-kue sebagai makanan penutup.
Untuk minuman, biasanya terdiri dari minuman dingin, es, air putih, teh dan jus.
Usaha katering di Kota Bandung sudah banyak berkembang, karena
kebutuhan penduduknya yang ingin serba praktis ditengah kesibukan beraktivitas.
Bagi konsumen memilih katering untuk memenuhi kebutuhannya baik untuk
sehari-hari maupun suatu acara tidak bisa sembarangan. Harus diperhitungkan
matang-matang sesuai dengan beberapa hal yang menjadi ukuran. Oleh karena itu
para pengusaha katering harus mampu mencapai tingkat kebutuhan dan keinginan
konsumen agar dapat mempertahankan eksistensinya di bidang usaha jasa boga.
Sekarang ini beberapa industri katering rumahan telah berkembang dan
melayani beberapa acara pernikahan dalam ukuran besar. Dengan berkembangnya
permintaan atas jasa katering maka banyak UKM-UKM katering baru yang terjun
ke bidang ini sehingga membuat persaingan menjadi ketat. Pertumbuhan UKM –
UKM sejenis yang pesat untuk memenuhi kebutuhan konsumen di satu area pasar
yang sama akan memperketat persaingan. Usaha katering bisa menjadi peluang
bisnis bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin menambah penghasilan ataupun
Pengetahuan tentang bisnis yang akan dijalankan sangat penting diketahui
terlebih dahulu sebelum memulai bisnis. Hal tersebut guna memudahkan para
pelaku bisnis menentukan strategi bisnis yang akan dilakukannya. Banyak
pengusaha yang gagal dalam bisnisnya dikarenakan minim pengetahuan tentang
bisnis yang sedang dijalankannya. Bagi para pengusaha katering harus memiliki
pengetahuan tentang seluk beluk katering, mulai dari penentuan strategi bisnis,
mendapatkan modal, pengetahuan bahan baku dan peralatan, membentuk
manajemen, menentukan lokasi, memahami konsumen, dan lain-lain. Pelajarilah
hal yang menjadi kebiasaan makan dan budaya dimana usaha katering itu berdiri,
karena hal ini akan memudahkan memasarkan produk katering.
Menurut Alma (2009, hlm.69) memelihara kepercayaan konsumen
menjadi modal kesuksesan perusahaan sebagaimana yang dikemukakannya:
Banyak keuntungan yang diperoleh dari memelihara kepercayaan konsumen antara lain, menghemat biaya untuk mencari konsumen baru, langganan lama cenderung berbelanja lebih banyak, suka membawa teman sebagai pembeli baru dan kurang sensitif terhadap harga. Hasil penelitian menunjukan bahwa konsumen yang mendapat perlakuan kurang memuaskan cenderung menyebarluaskan ketidak puasannya kepada 20 orang.
Untuk dapat memberi kepuasan kepada konsumen, maka perlu dilakukan
observasi mengenai motif konsumen dalam membeli menu katering. Apakah
konsumen membeli menu katering untuk memperoleh manfaat inti dari produk
ataukah mereka membeli produk tersebut akan memperoleh tambahan manfaat
dari produk yang dibelinya. Jika konsumen ingin mengonsumsinya bukan hanya
mengambil manfaat intinya saja, namun manfaat lainnya, seperti penawaran paket
Model pengambilan keputusan konsumen meliputi input, proses dan
output. Input merupakan komponen dari pengambilan keputusan yang
dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, yaitu upaya pemasaran perusahaan seperti
produk, promosi, harga dan saluran distribusi. Serta lingkungan sociocultural
yang meliputi keluarga, sumber informal, kelas sosial dan budaya.
Proses merupakan pengambilan keputusan konsumen (consumer decision
making) yang meliputi pencarian kebutuhan (need recognition), pencarian
sebelum membeli (prepurchase search) dan evaluasi alternatif (evaluation of
alternatives) yang berhubungan dengan experience dan bidang psikologis yang
terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian dan tingkah laku. Output
meliputi perilaku pasca memutuskan (post decision behavior) yaitu pembelian
(percobaan, mengulangi pembelian) dan evaluasi pasca pembelian (Shiffman dan
Kanuk, 2010, hlm.52).
Konsumen dapat dikatakan memiliki keterlibatan yang tinggi apabila
mereka meluangkan cukup banyak waktu, perhatian dan usaha untuk
membandingkan berbagai perusahaan katering dalam melakukan pembelian.
Sebelum melakukan pembelian hal pertama yang difikirkan oleh
konsumen adalah produk. Jual beli akan terjadi jika ada barang yang ditawarkan,
oleh karena itu faktor produk mendorong minat konsumen untuk membeli.
Pengusaha yang menerapkan konsep pemasaran beranggapan bahwa konsumen
akan membeli barang jika produk itu sesuai dengan seleranya, artinya dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginannya dengan memuaskan. Oleh sebab itu
dan masa yang akan datang. Produsen biasanya mencari informasi dengan
mengadakan penelitian melalui wawancara tentang produk apa yang disenangi
konsumen (Alma, 2009, hlm.46). Produk yang ditawarkan usaha katering adalah
berupa makanan yang biasanya diproduksi dalam jumlah yang besar untuk suatu
acara, sehingga kualitas makanan menjadi faktor utama dalam bisnis katering.
Harga pada umumnya dapat mempengaruhi minat konsumen untuk
melakukan pembelian dan mendorong mereka melakukan keputusan pembelian.
Selain produk yang menjadi pertimbangan pertama ketika konsumen ingin
memutuskan membeli sesuatu, harga menjadi faktor penentu produk tersebut akan
dibeli atau tidak.
Promosi merupakan upaya pemasaran perusahaan yang bentuknya dapat
berupa iklan, brosur, pameran, website dan melalui media sosial lainnya. Promosi
bagian dari tahap pencarian informasi dimana konsumen mulai berminat untuk
mencari informasi berkaitan dengan kebutuhan yang belum terpenuhi.
Faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan pembelian menurut
Hawkins et al dalam Sumarwan (2013, hlm.245) menyatakan setidaknya ada tiga
faktor, dimana para pemasar harus menyadari faktor-faktor ini agar dapat
mengambangkan metode pemasaran yang sesuai dengan target pasarnya yatu,
faktor personal, psikologis dan sosial.
Faktor personal terdiri dari demografis yang mencakup umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, jumlah pendapatan, satus ekonomi, gender, ras, gaya hidup
dan lain-lain. Menurut Wulandari (2013, hlm.91) seorang pengusaha katering
diketahui, maka masyarakat dapat dievaluasi dengan membedakan karakteristik
demografisnya.
Faktor budaya juga mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan
pembelian, karena akan adanya norma-norma budaya yang harus dipatuhi,
termasuk norma agama yang menjadi pertimbangan. Faktor sosial yang
didalamnya meliputi keinginan, motif, dan pembelajaran konsumen dipengaruhi
oleh pendapat pemimpin, anggota keluarga, grup referensi, kelas sosial dan
lain-lain.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti
“STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA
BANDUNG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik perumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara faktor kualitas produk dengan keputusan
pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung?
2. Apakah terdapat pengaruh antara faktor harga dengan keputusan pembelian di
3. Apakah terdapat pengaruh antara faktor promosi dengan keputusan pembelian
di beberapa usaha katering di Kota Bandung?
4. Apakah terdapat pengaruh antara faktor demografi dengan keputusan
pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung?
5. Apakah terdapat pengaruh antara faktor budaya dengan keputusan pembelian
di beberapa usaha katering di Kota Bandung?
6. Apakah terdapat pengaruh antara faktor sosial dengan keputusan pembelian di
beberapa usaha katering di Kota Bandung?
7. Faktor mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian pada
usaha katering di Kota Bandung?
8. Apa kebijakan bagi perusahaan katering untuk meningkatkan keputusan
pembelian?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung.
2. Untuk menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian di
beberapa usaha katering di Kota Bandung.
3. Untuk menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian di
beberapa usaha katering di Kota Bandung.
4. Untuk menganalisis pengaruh demografi terhadap keputusan pembelian di
5. Untuk menganalisis pengaruh budaya terhadap keputusan pembelian di
beberapa usaha katering di Kota Bandung.
6. Untuk menganalisis pengaruh sosial terhadap keputusan pembelian di
beberapa usaha katering di Kota Bandung.
7. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi
keputusan pembelian di beberapa usaha katering di Kota Bandung.
8. Untuk memberikan rekomendasi bagi perusahaan katering dalam
meningkatkan keputusan pembelian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan manfaat
pada pengembangan ilmu manajemen, khususnya mengenai faktor-faktor
yang mepengaruhi keputusan pembelian konsumen.
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak pengusaha katering
di Kota Bandung mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan mengembangkan inovasi serta keunggulan
kompetitif dalam menentukan strategi pemasaran guna membidik
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di usaha katering yang berada di Kota Bandung. Adapun yang menjadi
objek penelitian sebagai variabel bebas (X) (independent variable) yaitu kualitas produk yang terdiri dari indikator warna, penampilan, porsi, bentuk, tekstur, temperatur, aroma dan rasa. Harga yang terdiri dari indikator keterjangkauan harga terhadap daya beli, kesesuaian antara harga terhadap kualitas produk, dan harga memiliki daya saing terhadap produk sejenis. Promosi yang memiliki indikator discount price, promosi penjualan berupa brosur, website dan promosi melalui
pameran. Demografi yang terdiri dari indikator tingkat usia, pendapatan, pekerjaan, kondisi ekonomi dan gaya hidup. Budaya yang terdiri dari indikator budaya daerah asal dan agama. Sosial yang terdiri dari indikator keluarga sebagai referensi, teman kerja sebagai referensi dan teman komunitas sebagai referensi.
Masalah penelitian yang merupakan variabel terikat (Y) (dependent variable) yaitu keputusan pembelian yang terdiri dari indikator pertimbangan sebelum membeli, cepat dalam memutuskan dan puas dengan keputusan yang telah diambil.
Menurut Sugiyono (2013, hlm.3) metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, serta variabel-variabel yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif verikatif.
Penelitian ini berjenis riset deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen pada katering di Kota Bandung.
Menurut Sugiyono (2010, hlm.35) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai varibel mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungan antara satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini juga merupakan analisis verifikatif. Penelitian verifikatif pada dasarnya menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilakukan melalui
pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini menggunakan alat penelitian yaitu angket kuesioner. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di beberapa usaha katering di wilayah Kota Bandung.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif maka metode yang digunakan adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010,
hlm.9) menjelaskan “Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh
antara satu variabel dengan variabel lain”.
3.2.1 Operasionalisasi Variabel
operasional atau variabel empiris (indikator/item) yang menunjuk langsung pada hal-hal yang dapat diamati atau diukur.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 Operasioal Variabel:
TABEL 3.1
OPERASIONAL VARIABEL
Variabel Konsep Teoritis Indikator Skala No Item
Kualitas
Produk (X1)
Kualitas pada makanan adalah segala sesuatu yang ada berhubungannya secara langsung dengan nilai atau mutu makanan. yang dikenakan biaya untuk produk atau jasa; jumlah dari nilai bahwa pertukaran pelanggan untuk manfaat memiliki
atau menggunakan produk besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. (Kotler dan Keller, 2012,
Budaya (X5) Budaya ialah keadaan system nilai budaya, adat istiadat dan cara hidup masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang. (Kotler dan Keller, 2012, hlm.151)
Sosial (X6) Faktor sosial merupakan pengaruh orang lain baik baik secara formal maupun informal (Kotler dan Keller, 2012, atau tidak meneruskan pembelian (Kotler dan Keller, 2012, hlm.167)
Kemantapan membeli Ordinal 1
Pertimbangan dalam
3.2.2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Menurut Sugiyono (2013, hlm.193) berdasarkan sumber datanya, maka pengumpulan data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua:
1. Data Primer (Primary Data Source)
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survey ataupun observasi.
2. Data Sekunder (Secondary Data Source)
Data sekunder merupakan struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (data internal), internet, website, perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, serta membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang megkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder.
Berikut adalah Tabel 3.2 yang menyajikan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No. Jenis Sumber Data Kategori Data Sumber Data
1. Data Kunjungan Wisatawan Sekunder Badan Pusat Statistik
2. Data Jumlah Katering Sekunder Assosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI)
3. Data Keputusan Pembelian Pendahuluan
4. Gambaran Kualitas Produk Primer Konsumen Katering 5. Gambaran Kesesuaian Harga Primer Konsumen Katering 6. Gambaran Strategi Promosi Primer Konsumen Katering 7. Gambaran Demogafi Primer Konsumen Katering 8. Gambaran Faktor Budaya Primer Konsumen Katering 9. Gambaran Faktor Sosial Primer Konsumen Katering Sumber: Data diolah, 2014
3.2.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.2.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013, hlm.119). Populasi dalam penelitian ini adalah konumen yang pernah menggunakan usaha jasa katering di Kota Bandung.
3.2.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013, hlm.120) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini tidak mungkin semua populasi diteliti. Hal ini disebabkan keterbatasan dana, tenaga dan waktu.
Maka penelitian diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili bagian yang lain
59
91
102
126
0 20 40 60 80 100 120 140
2010 2011 2012 2013
GRAFIK FLUKTUASI ANGGOTA APJI
Sampel yang dipilih untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah menggunakan jasa katering yang terdaftar di Assosiasi
Pengusaha Jasa Boga Indonesia (APJI). Berikut adalah gambar data fluktuasi Anggota Apji dari tahun 2010 – 2013:
Sumber: APJI (Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia), 2014
Gambar 3.1
Fluktuasi Anggota APJI Bandung
Dari gambar 3.1 diketahui bahwa perkembangan usaha jasa boga di Kota
Bandung mengalami peningkatan yang signifikan selama 4 tahun terakhir yaitu dari
tahun 2010 – 2013.
Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel diambil dengan menggunakan teknik non probably sampling.
antara 135 - 270. Dalam penelitian ini akan dilakukan penyebaran kuesioner dengan jumlah responden 270, karena semakin besar jumlah sampel maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi.
3.2.3.3 Teknik Sampling
Sugiyono (2010:116) mengemukakan bahwa teknik sampling merupakan
teknik pengambilan sampel. Terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
Secara garis besar terdapat dua macam teknik sampling, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Pada penelitian ini menggunakan teknik Non
probability sampling yaitu, teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013, hlm.125). Teknik sampel ini meliputi teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan/kriteria
tertentu (Sugiyono, 2013, hlm.126). Kriteria tersebut adalah responden yang pernah menggunakan jasa usaha katering. Dengan jenis judgement sampling, yaitu menyebarkan kuesioner di wilayah Kota Bandung, sesuai dengan kemudahan memperolehnya.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data adalah suatu usaha untuk memperoleh data dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data langsung memberikan data kepada pengumpul data,
Jadi, dalam pengumpulan data diatas yaitu primer dan sekunder, maka penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah variabel yang diteliti, yang teridiri dari produk, harga, promosi, demografi, perilaku
konsumen, dan keputusan pembelian.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2013, hlm.188), wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara tidak terstruktur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dalam menggunakan usaha katering untuk keperluan sehari-hari, pesta, perusahaan, dan lain-lain.
3. Kuesioner/ Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2013, hlm.193). Kuesioner ini berisi pertanyaan mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian responden, serta tanggapan responden khusunya mengenai variabel yang berpengaruh pada keputusan pembelian. Pertanyaan yang ada dalam kuesioner jika dilihat dari strukturnya dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu unstructured questions dan structured questions. Unstructured questions yaitu
pertanyaan yang bersifat terbuka, sehingga responden dapat merespon secara bebas. Menurut Malhotra dalam Sudrajat (2012, hlm.41), penelitian yang
a. Multiple choice questions, dimana peneliti menyediakan alternatif jawaban dan responden diminta menjawab 1 atau lebih alternatif tersebut.
b. Dichotomous questions, yaitu pertanyaan yang hanya memiliki 2 alternatif
jawaban, yaitu “ya” atau “tidak”.
c. Scales, yaitu suatu bentuk pertanyaan yang menggunakan skala dalam
mengukur dan mengetahui tingkat persetujuan responden terhadap
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner.
Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013, hlm.136). Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Instrumen penelitian yang menggunkan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist ataupun pilihan ganda. Pada penelitian ini menggunaka bentuk pilihan ganda, karena rata-rata responden adalah ibu-ibu sehingga dibuat agar kuesioner mudah dimengerti oleh responden. Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3.
TABEL 3.3
DESAIN PENGUKURAN KUISIONER
Tingkat Penilaian Nilai
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2013, hlm.137)
3.3 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Tujuan analisis data adalah untuk menginteprestasikan dan menarik kesimpulan dari sejumlah data yang terkumpul. Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data kualitatif adalah analisis yang berdasarkan data yang dinyatakan dalam bentuk uraian. Menurut Sugiyono (2010, hlm.334) Analisis Kualitatif adalah sebagai berikut:
Analisis data kualitatif ialah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola , memilih mana yang penting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Data kuantitatif diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden yang
bersangkutan dengan masalah yang diteliti. Pengisian kuesioner dilakukan secara
langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan.
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah skala Likert dengan menggunakan variabel berukuran nominal. Karena dalam
penelitian ini menggunakan analisis path maka data ditransformasikan menjadi skala
ukuran Interval dengan Method of Succecive Interval (MSI).
3.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian sedangkan benar atau tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan
penting yaitu valid dan reliabel.
3.3.1.1 Pengujian Validitas
Penelitian yang peneliti lakukan adalah berjudul studi analisis faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel kualitas produk (X1), harga (X2), promosi (X3), demografi (X4), budaya (X5) dan sosial (X6) ada pengaruhnya atau tidak terhadap variabel keputusan pembelian (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul dari responden melalui kuesioner. Dalam sebuah penelitian data merupakan suatu hal yang sangat penting. Karena di dalam sebuah data memiliki sebuah penggambaran dari variabel yang diteliti dan juga mempunyai fungsi sebagai pembentuk hipotesis. Menurut Sugiyono (2013, hlm.187), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti.
Dalam uji validitas digunakan koefisien korelasi. Dalam rangka mengetahui uji validitas, dapat digunakan korelasi bivariate pearson atau product moment jika r
hitung > r tabel, maka instrument atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap
skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka instrument atau item pernyataan
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung kevalidan dari suatu
instrumen adalah rumus Korelasi Product Moment, yang dikemukakan oleh Pearson
sebagai berikut :
r =
Keterangan:
r = Koefisien validasi item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
Y = Skor total
X = Jumlah skor dalam distribusi X
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
X2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
Y2 = Jumlah Kuadrat dalam skor distribusi X
n = Banyaknya responden
Peneliti dapat memberi interpretasi terhadap kuatnya suatu hubungan dengan melihat besarnya koefisien korelasi. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas menggunakan nilai korelasi antara data pada masing-masing pernyataan dengan skor total memakai teknik korelasi product moment, dikarenakan skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal dan terdapat prasyarat pengolahan data yang menggunakan tehnik korelasi product moment sekurang-kurangnya merupakan data interval. Maka data dalam penelitian ini perlu untuk ditransformasi menjadi skala
interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI). Teknik korelasi menggunakan pearson product moment. Untuk proses perhitungannya dibantu
dengan software SPSS17 for windows Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2010, hlm. 245) adalah sebagai berikut :
Menurut Arikunto (2010, hlm.245) untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
TABEL 3.4
INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,199 sampai dengan 0,000 Sangat Rendah Sumber : Arikunto (2010, hlm.245)
Sedangkan pengujian keberartian koefisien korelasi (t) dilakukan dengan
taraf signifikansi 5%. Rumus uji t yang digunakan sebagai berikut :
= � √ −
√ − � ; = −
Keputusan pengujian validitas item instrumen, menggunakan taraf
signifikansi adalah sebagai berikut :
1. Nilai r dibandingkan dengan nilai rtabel dengan dk= n-2 dan taraf signifikansi
2. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid, jika rhitung > rtabel
3. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid, jika rhitung < rtabel
4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2, (30-2=28), maka didapat nilai
rtabel sebesar 0,3610.
Perhitungan validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program
SPSS 17 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 17
for windows diperoleh hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang diajukan
peneliti. Berikut ini adalah hasil pengujian validitas dari item pertanyaan yang
diajukan peneliti.
TABEL 3.5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN PEMBELIAN
No Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
A. Kualitas Produk
8 Rasa makanan 0.786 0,3610 Valid
B Harga
1 Harga sesuai kemampuan daya beli 0.787 0,3610 Valid 2 Harga sesuai dengan kualitas makanan 0.810 0,3610 Valid 3 Harga memiliki daya saing dengan produk
sejenis 0.892 0,3610
Valid
C Promosi
1 Promosi melalui discount price/potongan
harga 0.883 0,3610
Valid
2 Promosi melalui brosur/website 0.824 0,3610 Valid 3 Promosi melalui pameran 0.886 0,3610 Valid
D Demografi
1 Pemilihan katering menunjukan status
ekonomi 0.637 0,3610
Valid
2 Pemilihan katering sesuai dengan usia 0.636 0,3610 Valid 3 Pemilihan katering disesuaikan dengan
pendapatan 0.611 0,3610
Valid
4 Pekerjaan menuntut menggunakan jasa
katering 0.783 0,3610
Valid
5 Menggunakan katering karena sedang
menjadi trend 0.871 0,3610
Valid
E Budaya
1 Pemilihan menu katering disesuaikan
dengan daerah asal 0.929 0,3610
Valid
2 Pemilihan menu katering sesuai dengan
agama yang dianut 0.900 0,3610
Valid
F Sosial
3 Teman komunitas sebagai referensi 0.933 0,3610 Valid
G Keputusan Pembelian
1 Cepat dalam memutuskan katering yang
akan digunakan 0.763 0,3610
Valid
2 Pertimbangan sebelum menggunakan
katering yang akan digunakan 0.894 0,3610
Valid
3 Puas dengan keputusan 0.929 0,3610 Valid Sumber : Pengolahan Data 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, pengukuran validitas menunjukan
bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid, karena koefisien korelasi yang
diperoleh lebih besar dari 0,3610.
3.3.1.2 Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2013, hlm.168) Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten. Sedangakn menurut Arikunto (2010, hlm.178) reliabilitas menunjuk kepada satu pengertian bahwa instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunkan rumus Cronbach’s alpha, yaitu:
Sumber: Arikunto (2010, hlm.239)
Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas instrumen
varians tiap butir yang kemudian dijumlahkan (Σσb2
) sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel
σ= Nilai variansi
x = nilai skor yang dipilih (total dari nomor-nomor butir pernyataan)
keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item (r1) ≥ rtabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item (r1) < rtabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi menurut Arikunto (2010, hlm.245) adalah sebagai berikut :
TABEL 3.6
INTERPRETASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Nilai Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat tinggi ∑x2 - (∑x)2
σ2
=
Sumber: Arikunto (2010, hlm.245)
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan terhadap 30 responden dengan
tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28) dengan
menggunakan software komputer SPSS (Statistical Product for Service Solution)
17.0, diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini dikarenakan �� masing-masing
variabel lebih besar dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai
0,700. Berikut tabel uji reliabilitas instrumen penelitian:
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI USAHA KATERING DI KOTA BANDUNG
No Variabel Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Tinggi
7 Keputusan
0.770 0,70 Reliabel Sumber : Pengolahan Data 2014
3.3.2 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data atau populasi tanpa perlu diuji signifikansinya (Sugiyono, 2013, hlm.148).
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variable-variabel penelitian antara lain:
1. Analisis Deskriptif Variabel Independen (X)
Variabel independen adalah variabel bebas yang artinya variable tersebut merupakan sesuatu yang mempengaruhi atau menghasilkan variabel dependen. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di beberapa usaha katering diidentifikasikan sebagai variabel independen.
2. Analisis Deskriptif Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel tidak bebas yang artinya variable tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau dihasilkan oleh variable independen. Keputusan pembelian diidentifikasikan sebagai variabel dependen.
Variabel berfungsi sebagai pembeda agar jelas setiap item yang diteliti dan
Terdapat tujuh faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dengan masing-masing variabelnya, maka variabel dalam penelitian ini terdiri faktor kualitas produk dengan delapan variabel (X1.1, X1.2, X1.3, X1.4, …X1.8), faktor harga dengan tiga variabel (X2.1, X2.2, X2.3), faktor promosi dengan tiga variabel (X3.1, X3.2, X3.3), faktor demografi dengan tujuh variabel (X4.1, X4.2, X4.3,…X4.5),
KONSTRUK, FAKTOR DAN VARIABEL DALAM KERANGKA “FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KATERING DI
KOTA BANDUNG
Konstruk Faktor Variabel Kode Pengukuran
Keputusan Penampilan X1.2 Ordinal
Porsi X1.3 Ordinal
Bentuk X1.4 Ordinal
Tekstur X1.5 Ordinal Temperatur X1.6 Ordinal
Aroma X1.7 Ordinal
Rasa X1.8 Ordinal
dengan produk sejenis Promosi (F3) Discount price/potongan
harga
Promosi melalui bazar X3.3 Ordinal Demografi
(F4)
Usia X4.1 Ordinal
Pendapatan X4.2 Ordinal Pekerjaan X4.3 Ordinal Kondisi Ekonomi X4.4 Ordinal Gaya hidup/life style X4.6 Ordinal Budaya (F5) Budaya daerah asal X5.1 Ordinal
Agama X5.2 Ordinal
Sosial (F6) Keluarga sebagai referensi
Puas dengan keputusan X7.3 Ordinal
Sumber: Data diolah, 2014
Analisis verifikatif dipergunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan uji statistik dan menitik beratkan pada pengungkapan perilaku variabel penelitian. Proses yang dilakukan adalah melalui analisis path. Dalam hal ini analisis jalur (Path Analysis) digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, X4,X5, X6) terhadap Y baik secara langsung maupun tidak langsung
3.3.4 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval
Dalam penggunaan alat statistik di penelitian ini sudah ditentukan skala minimal data yang dibutuhkan. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data
berskala ordinal (skala likert, sehingga menurut Agusyana (2011, hlm.147) perlu dilakukan proses tranformasi data dari ordinal ke data interval karena persyaratan alat analisis membutuhkan data interval). Hays yang dikutip dalam Agusyana (2011, hlm.147) menjelaskan bahwa metode transformasi yang dapat digunakan adalah method of succesive interval (MSI). Metode digunakan untuk melakukan transformasi
data ordinal menjadi data interval. Riduwan & Kuncoro (2011, hlm.12) menjabarkan langkah-langkah MSI adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan. 2. Pada setiap butir, ditentukan jumlah orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 dan 5
yang disebut sebagai frekuensi.
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut dengan proporsi.
4. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
5. Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dari tabel).
7. Tentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus:
8. Tentukan nilai transformasi dengan rumus:
Y = NS + [ 1 + | � |]
Untuk memudahkan proses transformasi data dari ordinal ke data interval, peneliti menggunakan program MSI pada MS.Excel yang digunakan untuk proses transformasi data.
3.3.5 Analisis Jalur
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011, hlm.2) analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (eksogen).
Adapun langkah-langkah dalam menguji path analysis menurut Riduwan dan Kuncoro (2011, hlm.116) adlah sebagai berikut:
a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural
X 1
X
X
X
X 5
Y
ε
GAMBAR 3.1
DIAGRAM JALUR SUB STRUKTUR HIPOTESIS
Keterangan :
Y : Keputusan pembelian
X1 : Kualitas produk
X2 : Harga
X3 : Promosi
X4 : Demografi
X5 : Budaya
X6 : Sosial
: residu (variabel lain di luar variabel X yang berpengaruh) ke variabel akibat (endogenous) dinyatakan oleh besarnya dari variable eksogenous.Berdasarkan gambar 3.1 ditunjukan bahwa X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 yang
merupakan vaiabel independen (eksogen) mempunyai jalur hubungan langsung Y
(endogen).
Struktur hubungan di atas menunjukkan bahwa kualitas produk (X1),
harga (X2), prmosi (X3), demografi (empati) (X4), budaya (X5) dan sosial (X6)
berpengaruh terhadap variabel dependent yaitu keputusan pembelian (Y) yang
terdiri dari di usaha katering di Kota Bandung.
b. Identifikasi persamaan sub struktur hipotesis
Menghitung matriks invers korelasi
X1 X2 X3 X4 X5 X6 C1.1 C1.2 C1.3 C1.4 C1.5 C1.6
rYX1
c. Menghitung semua koefisien jalur melalui rumus sebagai berikut:
d. Hitung R2Y (X1, X2, X3, X4, X5, X6) yaitu koefisien yang menyatakan determinasi
total X terhadap Y dengan menggunakan rumus:
R2Y (X1, X2, X3, X4, X5, X6) = [� ,……..,� 6]
e. Statistik Uji yang Digunakan
Hasil F hitung dibandingkan dengan tabel distribusi F Snedecor, apabila F hitung≥ F
tabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian secara
individual, statistik yang digunakan adalah:
t mengikuti distribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1.
f. Menguji pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel
Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = ρYX1 . rX1X2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = ρYX1 . rX1X3 . ρYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = ρYX1 . rX1X4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = ρYX1 . rX1X5 . ρYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX1 . rX1X6 . ρYX6 +
Pengaruh total (X1) terhadap Y = ………
Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = ρYX2 . rX2X1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = ρYX2 . rX2X4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = ρYX2 . rX2X5 . ρYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX2 . rX2X6 . ρYX6 +
Pengaruh total (X2) terhadap Y = ………
Pengaruh X3 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX3 . ρYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = ρYX3 . rX3X1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = ρYX3 . rX3X2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = ρYX3 . rX3X4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = ρYX3 . rX3X5 . ρYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX3 . rX3X6 . ρYX6 +
Pengaruh total (X3) terhadap Y = ………
Pengaruh X4 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = ρYX4 . rX4X1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = ρYX4 . rX4X2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = ρYX4 . rX4X3 . ρYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X5) = ρYX4 . rX4X5 . ρYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX4 . rX4X6 . ρYX6 +
Pengaruh X5 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX5 . ρYX5
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = ρYX5 . rX5X1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = ρYX5 . rX5X2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = ρYX5 . rX5X3 . ρYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = ρYX5 . rX5X4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX5 . rX5X6 . ρYX6 +
Pengaruh total (X5) terhadap Y = ………
Pengaruh X6 terhadap Y
Pengaruh langsung = ρYX6 . ρYX6
Pengaruh tidak langsung melalui (X1) = ρYX6 . rX6X1 . ρYX1
Pengaruh tidak langsung melalui (X2) = ρYX6 . rX6X2 . ρYX2
Pengaruh tidak langsung melalui (X3) = ρYX6 . rX6X3 . ρYX3
Pengaruh tidak langsung melalui (X4) = ρYX6 . rX6X4 . ρYX4
Pengaruh tidak langsung melalui (X6) = ρYX6 . rX6X5 . ρYX5 +
Pengaruh total (X6) terhadap Y = ………
3.3.6 Analisis Koefisien Determinasi (R2
Menurut Ghozali (2011: 97) koefisien determinasi (R²) digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen
(terikat). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila R² kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas, dan sebaliknya apabila nilainya mendekati satu berarti
variabel-variabe independen memberikian hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen. Riduwan (2009:228) menyatakan
secara statistik koefisien determinasi dapat ditentukan menggunakan rumus sebagai
berikut :
KP= r2×100%
Keterangan :
KP = Koefisien Determinasi
r2 = Nilai koefisien korelasi
3.3.7 Uji Hipotesis
a. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas/bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali.
2005, hlm.84). pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas
(Kualitas produk, harga, promosi, demografi, budaya dan sosial) terhadap variabel
terikat (keputusan pembelian) secara terpisah atau parsial.
H0 : β0 = 0, variabel-variabel bebas (kualitas produk, harga, promosi, demografi,
budaya dan sosial) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat (keputusan pembelian).
H1 : β1 ≠ 0, variabel-variabel bebas (kualitas produk, harga, promosi, demografi,
budaya dan sosial) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
(keputusan pembelian).
Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2011, hlm.84):
1. Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan tabel.
a) Apabila t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak
b) Apabila t tabel < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima
c) Dengan tingkat signifikansi 95% (α = 5%) dengan nilai df (degree of freedom)
n-k-1
2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi
Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Dalam penelitian ini untuik mengetahui tingkat signifikansi pengaruh
variabel-variabel independent secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependent dilakukan dengan menggunakan uji F test yaitu dengan cara
membandingkan antara F hitung dengan F tabel. Uji F pada dasarnya menunjukkan
secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011, hlm.84). Pada
penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur
besarnya pengaruh kualitas produk, harga, promosi, demografi, budaya dan sosial
secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, yaitu keputusan pembelian.
F = − − ∑��= � i� i − − ∑��= � i� i
Hasil F hitung dibandingkan dengan tabel distribusi F Snedecor, apabila F hitung
≥ F tabel, maka Ho ditolak dengan demikian dapat diteruskan pada pengujian
secara individual, statistik yang digunakan adalah:
= � � − � �
√ − , − −, (� + � + � )
t mengikuti distribusi t-student dengan derajat kebebasan n-k-1.
Hipotesa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : β1 = β2 = β3 = β4 = β5= β6 = 0, variabel-variabel bebas (kualitas produk, harga,
promosi, demografi, budaya dan sosial) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).
Ha : βi ≠ 0, variabel-variabel bebas (kualitas produk, harga, promosi, demografi,
budaya dan sosial) mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
terhadap variabel terikatnya (keputusan pembelian).
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011, 84):
Apabia F tabel > F hitung, maka H0 diterima H1 ditolak.
Apabia F tabel < F hitung, maka H0 ditolak H1 diterima.
2. Dengan mengguanakan angka probabilitas signifikansi
Apabila probabilitas signifikansi > 0,05, maka H0 diterima H1 ditolak.
Nova Nuraeni, 2014
STUDI ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN DI BEBERAPA USAHA KATERING DI WILAYAH KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
analisa deskriptif dan verifikatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian pada beberapa usaha katering di wilayah kota Bandung
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kualitas produk merupakan faktor terbesar ketiga yang mempengaruhi
keputusan pembelian secara positif dan signifikan. Hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa kualitas produk dalam melakukan keputusan pembelian
memberikan dampak pada peningkatan keputusan pembelian pada usaha jasa
katering.
2. Faktor harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian tetapi tidak
signifikan. Artinya faktor harga tidak memberikan dampak pada keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian pada usaha jasa katering.
3. Dari hasil penelitian faktor promosi merupakan faktor terbesar keempat yang
mempengaruhi keputusan pembelian secara positif dan signifikan. Sub
variabel yang paling mempengaruhi pada variabel promosi adalah promosi