• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Surat Melalui Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 1 Mlese Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menulis Surat Melalui Metode Diskusi Di Kelas V SD Negeri 1 Mlese Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V

SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

ISKANDAR MADE SUSANTA A54B090108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Oleh :

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

Telah disetujui oleh :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V

SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(3)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MENULIS SURAT MELALUI METODE DISKUSI DI KELAS V

SD NEGERI 1 MLESE KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

ISKANDAR MADE SUSANTA A54B090108

Program studi S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menulis surat pada siswa jika diterapkan pembelajaran metode diskusi pada siswa kelas V SDN I Mlese, Gantiwarno, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Variabel yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam menulis surat, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskusi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berlangsung 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN I Mlese, Gantiwarno, Klaten dengan jumlah siswa 19 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar dalam menulis surat. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya rata-rata nilai menulis surat dan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM pada setiap siklusnya, yaitu: pada siklus I nilai rata-rata menulis surat 67,9 dengan siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ada 13 siswa atau 68,42% dari jumlah siswa, sedangkan siswa yang kurang dari KKM ada 6 siswa dan pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 71,32 (meningkat 4,79% dari siklus I) dengan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ada 18 siswa atau 94,73% dari jumlah siswa (meningkat 27,78% dari siklus I) dan yang kurang dari KKM ada 1 siswa. Dengan demikian, pembelajaran metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis surat pada siswa kelas V SDN I Mlese, Gantiwarno, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013.

Kata Kunci: Diskusi, Menulis Surat, Hasil belajar

(4)

A. PENDAHULUAN

Indonesia telah memasuki Era Globalisasi yang menuntut untuk

berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

Salah satu bukti usaha memajukan pendidikan adalah Undang-Undang

Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah

dirumuskan fungsi sekolah yang digabung dengan tujuan pendidikan

nasional adalah sebagai berikut. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pembangunan nasional yang dilaksanakan bertujuan untuk

membangun manusia Indonesia yang seutuhnya. Ini berarti bahwa

pembangunan mempunyai jangkauan yang luas dan jauh. Berhasil

tidaknya program pembangunan faktor manusia memegang peranan yang

sangat penting. Untuk pembangunan ini diperlukan manusia yang berjiwa

pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan

ketrampilan serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki

sifat positif terhadap etos kerja.

Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang

sangat penting dan menonjol dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu

pendidikan di sekolah memegang peranan penting dalam rangka

mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal dalam rangka

mewujudkan tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang

diharapkan. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses

pendidikan. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru menjadi pemeran

utama dalam menciptakan situasi interaktif yang edukatif, yakni interaksi

antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan dengan sumber

pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

(5)

Pembelajaran di sekolah diatur dengan adanya kurikulum yang

mana salah satunya kurikulum di sekolah Dasar adalah pembelajaran

bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang

memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan bahasa di

samping aspek penalaran dan hafalan sehingga pengetahuan dan informasi

yang diterima siswa sebatas produk bahasa dan sastra. Sifat materi

pelajaran Bahasa Indonesia tersebut membawa konsekuensi terhadap

proses belajar mengajar yang didominasi oleh pendekatan eksperimental,

terutama guru menggunakan metode eksperiman, ceramah maupun tanya

jawab terjadi dialog imperatif. Padahal dalam proses belajar mengajar

keterlibatan siswa secara totalitas, artinya melibatkan pikiran, penglihatan,

pendengaran dan psikomotor (keterampilan, salah satunya sambil

menulis). Jadi dalam proses belajar mengajar, seorang guru harus

mengajak siswa untuk mendengarkan, menyajikan media yang dapat

dilihat, memberi kesempatan untuk menulis dan mengajukan pertanyaan

atau tangapan, sehingga terjadi dialog kreatif yang menunjukkan proses

belajar mengajar yang interaktif.

Sebagai seorang guru yang professional hendaknya dapat memilih

dan menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh

siswa dapat dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan prestasi

belajar.

Salah satu data di lapangan menunjukkan bahwa Penguasaan siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Mlese Kecamatan Gantiwarno Klaten

terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia masih kurang. Hal ini

dibuktikan dengan data nilai siswa semester II tahun 2011 / 2012 masih

rendah. Daya serap siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada

materi surat hanya 60 %,.

Berdasarkan data tersebut maka guru yang dituntut mempunyai

kompetensi professional harus mencari masalah-masalah yang

mengganggu dan menghambat penguasaan siswa terhadap mata pelajaran

(6)

tersebut sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi dan hasil belajar

siswa.

Untuk menanggulangi hal tersebut, maka guru perlu mencari

solusinya. Pembelajaran yang dilakukan harus menampis masalah tersebut

diatas. Maka perlu adanya pembelajaran yang bisa melatih siswa untuk

bersikap demokratis, menghargai orang lain, serta rasa peduli terhadap

orang lain dan memeningkatkan prestasi belajarnya. Pembelajaran metode

diskusi dipandang sebagai pembelajaran yang tepat untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

Pembelajaran metode diskusi diharapkan akan melatih siswa

dalam membiasakan bekerjasama dalam kelompok, yang nantinya akan

bermanfaat bagi siswa ketika bergaul bermasyarakat. Dengan

pembelajaran metode diskusi, maka diharapkan siswa Sekolah Dasar

Negeri 1 Mlese Kecamatan Gantiwarno Klaten akan mempunyai sikap

menghargai orang lain dan rasa peduli yang tinggi, bersikap demokratis

serta dengan pembelajaran metode diskusi ini, maka diharapkan akan

meningkatkan kerja sama kelompok, mempunyai sikap menghargai dan

rasa peduli kepada orang lain yang tinggi, bersikap demokratis serta dapat

mengembangkan kemampuan berfikirnya sehingga akan meningkatkan

hasil belajar dan kreativitsnya.

Berdasarkan pengamatan, selama pembelajaran berlangsung

keaktifan peserta didik masih sangat rendah, siswa tidak termotivasi untuk

penjelasan guru karena guru dalam mengajar tidak melibatkan siswa

secara aktif, bahkan sering guru memberi pertanyaan pada akhirnya guru

sendiri yang menjawab. Hal tersebut terlihat bahwa pelajaran didominasi

oleh guru dan penjelasan guru kurang didukung dengan metode yang

sesuai dan menarik perhatian siswa

Secara umum tujuan peneliti ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan guru dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa

tentang materi. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah “Untuk

mengetahui peningkatan kerjasama kelompok pada siswa jika diterapkan

(7)

pembelajaran metode diskusi pada siswa kelas V SDN I Mlese,

Gantiwarno, Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”.

Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks,

yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat

diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan

pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran

hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan

siswanya ( mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)

dalam rangka tujuan yang diharapkan.(Trianto, 2011: 17). Dari makna ini

jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari

seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi

komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target

yang telah ditetapkan sebelumnya.

a. Pembelajaran metode diskusi 1. Diskusi

Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau

lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok

tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya

akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa

berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi

berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan

menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi)

Ada dua istilah yang kadang-kadang merancukannya meski

memiliki kesamaan, yaitu diskusi dan diskursus. Memang dalam makna

kamus kedua istilah itu memiliki keidentikan, yaitu melibatkan saling

tukar pendapat secara lesan, teratur, dan untuk mengungkapkan pikiran

mengenai pokok pembicaraan tertentu. Tetapi dilapangan para guru

lebih suka menggunakan istilah diskusi, karena diskusi menggambarkan

prosedur yang digunakan guru untuk mendorong antara para siswa

saling tukar pendapat secara lesan. Sebaliknya, para ilmuan dan peneliti

(8)

lebih menyukai penggunaan istilah diskursus, karena istilah ini

mencerminkan perhatian para audiensi pada pola tukar pendapat dan

komunikasi lebih luas yang terdapat dalam forum. (Tjokrodihardjo,

2000:2 dalam Trianto)

2. Teknik Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Diskusi kelompok adalah suatu cara yang dilakukan guru untuk

mengajar di dalam kelas dengan membagi siswa menjadi

kelompok-kelompok kecil guna memecahkan suatu masalah secara bersama-sama

1. Tujuan penggunaan teknik diskusi agar siswa dapat :

a. Mengembangkan pengetahuannya untuk mengatasi masalah

b. Meyampaikan pendapatnya dengan bahasa yang baik dan benar

c. Menghargai pendapat orang lain;

d. Berfikir kreatif dan kritis.

2. Dalam teknik diskusi siswa dilatih untuk :

a. Merumuskan masalah

b. Menetapkan tema pembicaraan

c. Menyampaikan pendapat dengan bertanya jawab

d. Menghargai pendapat orang lain;

e. Menarik kesimpulan dan menyusun laporan diskusi

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

1) Kelebihan metode Diskusi

a. Dapat memperluas wawasan peserta didik.

b. Dapat merangsang kreativitas peserta didik dalam

memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah.

c. Dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang

lain.

d. Dapat menumbuhkan partisipasi peserta didik menjadi lebih

aktif.

2) Kelemahan Metode Diskusi

a. Kemungkin besar diskusi akan dikuasai oleh peserta didik

yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.

(9)

b. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

c. Peserta mendapat informasi yang terbatas.

d. Menyerap waktu yang cukup banyak.

e. Tidak semua guru memahami cara peserta didik melakukan

diskusi.

(Sumber:http://id.shvoong.com/writing-and-

speaking/presenting/2116353-kelebihan-dan-kekurangan-metode-diskusi/#ixzz2ANNqGIl0)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Mlese, Kecamatan

Gantiwarno, Kabupaten Klaten dengan alasan 1) Peneliti sebagai tenaga

pendidik di sekolah tersebut, 2) Peneliti ingin mengadakan inovasi

pembelajaran pada sekolah tersebut, 3) Sekolah tersebut belum pernah

dijadikan objek penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester I Tahun

Ajaran 2012/2013 pada bulan September sampai dengan Oktober tahun

2012. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode diskusi.

Sedangkan variabel terikatnya adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Mlese,

Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Dengan jumlah 19 siswa

terdiri dari 14 laki-laki dan 5 perempuan. Mata pelajaran dalam penelitian

ini adalah Bahasa Indonesia kelas V Pokok Bahasan surat.

Prosedur penelitian tindakan merupakan gambaran secara lengkap

mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian.

Prosedur penelitian dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

Perencanaan-perencanaan tindakan yang perlu dipersiapkan

untuk tindakan perbaikan adalah: (1) Menyusun skenario

pembelajaran. Dalam skenario pembelajaran berisikan

langkah-langkah yang dilakukan guru, bentuk-bentuk yang dilakukan siswa

dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang telah

direncanakan; (2) Mempersiapkan fasilitas-fasilitas dan sarana

(10)

pendukung yang diperlukan; (3) Mempersiapkan cara merekam dan

menganalisis data mengenai proses dari hasil tindakan perbaikan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah direncanakan dengan baik, tindakan perbaikan

dilaksanakan dalam situasi aktual. Pada saat yang bersamaan, tindakan

perbaikan tersebut disertai dengan observasi.

3. Observasi

Pada observasi ini, dilakukan perekaman mengenai segala

peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan dengan

menggunakan blangko pengamatan/lembar observasi.

4. Analisis dan Refleksi

Pada tahap analisis data, yang dilakukan adalah menyeleksi,

menyederhanakan, memfokuskan, mengabstrasikan, mengorganisasi

data secara sistematik dan rasional. Hasil analisis kemudian direfleksi,

yaitu dikaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi. Apa yang telah

dihasilkan atau dituntaskan oleh tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini

digunakan untuk menetapkan langkah lanjut dalam rangka mencapai

tujuan penelitian tindakan kelas, apakah penelitian ini akan

dilanjutkan atau dihentikan.

5. Perencanaan Tindak Lanjut

Masalah yang diteliti diperkirakan belum tuntas hanya dengan

satu siklus, maka penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus ke

2. Pelaksanaan perbaikan, pada siklus ke 2 dirancang berdasarkan

pada hasil analisis dan refleksi dari observasi pada siklus I. Dengan

prosedur yang sama penelitian tindakan kelas dilanjutkan pada siklus

berikutnya apabila masalah yang diteliti belum tuntas pada siklus ke 2.

Data dalam penelitian ini adalah 1) data primer berupa Informasi

dari guru pengampu kelas V dan siswa kelas V SDN 1 Mlese, Kecamatan

Gantiwarno, Kabupaten Klaten, 2) Data sekunder berupa nilai ulangan

harian, kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Metode yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah teknis

(11)

tes, observasi, dokumentasi. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini antara lain adalah lembar observasi, lembar kerja

siswa, dan lembar evaluasi.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan hari rabu tanggal 3

Oktober 2012 dengan objek tetap kelas V semester I SDN 1 Mlese,

Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Dengan dibantu teman sejawat

yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai dengan

rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir

pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk

mengetahui tingkat keberhasilan. Hasil tindakan siklus I menunjukkan

nilai hasil belajar pada siklus 1 rata-rata (67,9) sedangkan ketuntasan

minimal siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia 65. Berarti dari 19

siswa yang tuntas belajar hanya 13 siswa, sedangkan yang tidak tuntas

sebanyak 6 siswa. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes formatif akhir

siklus I, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa baru mencapai 67,9.

Pada kegiatan evaluasi di awal pembelajaran dengan hasil nilai rata-rata

56,6, berarti ada peningkatan nilai hasil belajar siswa tersebut. Hasil

evaluasi siklus I dapat diketahui belum seluruh siswa mencapai ketuntasan

belajar. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar atau memperoleh nilai

>65 hanya sebanyak 13 orang (68,5%). Siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajar karena memperoleh nilai kurang <65 sebanyak 6 orang

(31,5%). Hal ini dijadikan refleksi dalam penelitian ini, kemudian akan

lakukan perbaikan pada siklus II sehingga ketuntasan belajar yang dicapai

siswa dapat mencapai 100%.

Hasil penelitian yang dilaksanakan adalah meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis soal pada siklus I,

diketahui bahwa siswa belum maksimal dalam mengerjakan soal evaluasi,

masih ada siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang ditentukan. Dalam kegiatan pembelajaran sudah

(12)

dilaksanakan kegiatan dengan baik, meskipun masih terdapat

kekurangan-kekurangan.

Perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan hari rabu tanggal 10

Oktober 2012 dengan objek tetap kelas V semester I SDN 1 Mlese,

Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten. Dengan dibantu teman sejawat

yang bertindak sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai dengan

rencana. Skenario pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada akhir

pembelajaran, peneliti mengadakan evaluasi hasil belajar untuk

mengetahui tingkat keberhasilan.

Hasil tindakan siklus II menunjukkan bahwa nilai hasil belajar pada

siklus 2 rata-rata (71,3) sedangkan ketuntasan minimal siswa pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia 65. Berarti dari 19 siswa yang tuntas belajar

18 siswa, sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 1 siswa.Berdasarkan hasil

observasi dan evaluasi akhir siklus II, diketahui bahwa rata-rata hasil

belajar siswa baru mencapai 71,32. Pada kegiatan evaluasi di akhir

pertemuan pembelajaran siklus I dengan hasil nilai rata-rata 67,9, berarti

ada peningkatan nilai hasil belajar siswa tersebut. Hasil evaluasi siklus II

dapat diketahui bahwa sudah seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar.

Dengan prosentase ketuntasan Siswa 100% atau memperoleh nilai ≥65

sebanyak 18 orang (94,7%). Siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar karena memperoleh nilai kurang <65 sebanyak 1 orang (5,3%). Hal

ini dijadikan refleksi dalam penelitian ini.

Hasil penelitian yang dilaksanakan adalah meningkatkan hasil

belajar Bahasa Indonesia. Berdasarkan hasil analisis soal pada siklus II,

diketahui bahwa siswa sudah maksimal dalam mengerjakan soal evaluasi,

masih ada satu siswa yang belum mencapai KKM, dan 18 siswa sudah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan.

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada penelitian siklus 1 dan 2

yang meliputi: nilai formatif, hasil observasi dan refleksi dapat dilihat

hasilnya sebagai berikut: 1) Tingkat ketuntasan belajar siswa meningkat,

terbukti pada siklus 1 siswa yang tuntas 13 atau 68,5% dari seluruh siswa,

(13)

pada siklus 2 menjadi 18 atau 94,7% dari 19 siswa. Artinya pada perbaikan

sebesar 26,3% atau 5 siswa dari 19 siswa, 2) Pada rata-rata kelas, pada

siklus 2 ini mencapai nilai 71,32. Jika dibandingkan dengan siklus 1 yang

rata-rata kelasnya 67,9, maka terjadi kenaiakan sebesar 3,4 poin, 3) Pada

nilai terendah di siklus 2 ini adalah 60, sedangkan pada siklus 1 hanya 55,

hal ini menunjukan kenaikan sebesar 5 poin, 4) Pada nilai tertinggi di

siklus 2 naik dibanding dengan siklus 1 yaitu pada siklus 1 adalah 85

sedangkan pada siklus 2 adalah 90. Untuk mengetahui kenaikan tingkat

ketuntasan siswa dan kenaikan rata-rata kelas akibat penggunaan metode

diskusi.

Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 menggunakan metode

diskusi. Dalam metode diskusi melibatkan seluruh siswa untuk terlibat

langsung dalam pembelajaran. Dengan demikian materi pembelajaran

dapat tahan lama. Metode diskusi sebagai suatu metode belajar yang

bermanfaat bagi siswa karena dapat menggali potensi untuk menggunakan

ketrampilan berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Dengan

menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas

V dengan materi surat diharapkan siswa dapat membuat dan

mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dimasa yang akan datang.

Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru ternyata sangat berpengaruh

pada tingkat pemahaman materi dan hasil belajar. Usaha yang dilakukan

peneliti dalam pelajaran Bahasa Indonesia menunjukan hasil yang baik.

Ternyata penggunaan metode diskusi untuk menyampaikan materi menulis

surat sangat bermanfaat, dari hasil penelitian bahwa penggunaan metode

diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan sosial, dapat

belajar memecahkan masalah, maka metode diskusi merupakan bentuk

pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama

ini memiliki kelemahan. Hal ini terbukti hasil yang diperoleh dari pada

perbaikan pembelajaran siklus 2 dari 19 siswa sudah mencapi ketuntasan

94,7%.

(14)

12 D. SIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang telah

dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan metode diskusi pada

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 1 Mlese Gantiwarno Klaten

dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan terbukti

kebenarannya. Ini berarti bahwa dengan menggunakan pembelajaran

model diskusi dapat meningkatkan hasil belajar menulis surat pada mata

pelajar Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 1 Mlese Kabupaten

Klaten.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:

Kencana

( http://id.wikipedia.org/wiki/Diskusi) diunduh Tgl 3 september 2012

(http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html)

Referensi

Dokumen terkait

Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda benda bergerak baik yang berwujud maupun tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak

Atas dasar tersebut di atas Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Sumber Dana DAK pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bengkulu Utara Mengumumkan Penyedia

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan penulis tentang problematika pembelajaran Ta Ʃ fiizhul Qur’aan pada kelas VIII MTs Al-I‘tisham adalah

Menurut Mulyadi (2005: 17) , “ Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi,

Peneliti akan menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menggunakan tekhnik wawancara untuk mendeskripsikan data yang

Dalam penelitian ini ditemukan nilai b relatif kecil dan hasil pengukuran arus menunjukkan kondisi perairan relatif tenang sehingga bertolak belakang dengan Shukor et al.,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan