Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Korelasional di SMPN 1 Paseh, Kabupaten Sumedang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Oleh :
Ana Dewi Susilawati
0901153
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Korelasional di SMPN 1 Paseh, Kabupaten Sumedang)
Oleh
Ana Dewi Susilawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ana Dewi Susilawati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN
LEMBAR PENGESAHAN
ANA DEWI SUSILAWATI
0901153
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif Korelasional di SMPN 1 Paseh, Kabupaten Sumedang)
Disetujuidandisahkanoleh:
PEMBIMBING I
Dr. H. Asep Herry Hernawan, M.Pd.
NIP. 19620207 1987031001
PEMBIMBING II
Dr. Cepi Riyana,M.Pd
NIP. 197512302001221001
Mengetahui,
KetuaJurusan Ketua Prodi
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dr. Toto Ruhimat,M.PdDr. Rusman,M.Pd
Ana Dewi Susilawati, 2014
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Ana Dewi Susilawati (0901153) “Hubungan antara Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK dengan Motivasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif Korelasional Di SMPN 1 Paseh, Kabupaten Sumedang)”.
Skripsi: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “hubungan antara penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dengan motivasi belajar siswa”.Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah “mengetahui hubungan antara penggunaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa aspek motif kognitif (cognitive motives), aspekpenampilan diri (self expression), dan aspek kemajuan diri (self enchancement)”.Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket. Sampel penelitian ini terdiri dari 30 orang siswa SMPN 1 Paseh dan 30 orang guru SMPN 1 Paseh yang dipilih secara acak. Dikarenakan data uji normalitas dalam penelitian ini berdistribusi normal, maka analisis korelasi menggunakan rumus ujikorelasiProduct MomentdariKarl Pearson, pada uji dua pihak (two tail) dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05,selanjutnya dilakukan uji signifikasi, dan uji determinasi.Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan, bahwa secara umum penggunaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru mempengaruhi motivasi belajar siswaaspek motif kognitif (cognitive motives), aspekpenampilan diri (self expression), dan aspek kemajuan diri (self enchancement). Penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru dalam pembelajaran diatur oleh kompetensi guru dalam menggunakan TIK. Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru agar profesional di bidangnya. Penguasaan dan pemanfaatan media pembelajaran pada dasarnya dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, terutama media pembelajaran berbasis TIK karena memiliki konten yang bervariasi, dan dapat dirancang dengan menarik untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan mandiri. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam belajar tentunya behubungan dengan peningkatan hasil belajar dan prestasi siswa.
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN ABSTRACT
Ana Dewi Susilawati (0901153) “Correlation Between The Use ICT Based Instructional Media By Teachers With Students Motivation (Descriptive Correlational Study In Junior High School in 1 Paseh, Sumedang)”
Thesis of Educational Technology Department, Curriculum and Educational Technology Major, Faculty of Education, Indonesian University of Education, by 2014.
This research destination to know”correlation between the use ICT based instractional media by teachers with students motivation. The specific destination of this research is “knowing correlation between the use ICT based instructional media by teacher aspect cognitive motives, aspect self expression, and aspect self enchancement”. The method used is adescriptive correlational research methods with quantitative approachesthe research instrument used in the form of a quostionnaire. The study sample consisted of 30 students of SMPN 1 Paseh and 30 teachers SMPN 1 Paseh randomly selected. Dou to the normality test data in this study are normally distributed, then the correlation analysis using the formula Product Moment Correlation test of Karl Pearson the two tail with a confidence level of 95% or α = 0,05, then performed significance test, and the test determination. Based on the result of research in the field, it can be concluded, that in general the use of ICT based instructional media by teachers affects student motivation aspect cognitive motives, aspect self expression, and aspect self enchancement. The use and utilization of ICT based learning media by the teacher in the learning set by teacher competence in using ICT. Teacher competence is a skills that teachers must possess a professional in his field. Acquisition and utilization of intructional media can basically raise students motivation, ICT based instructional media, especially as it has a varied content, and can be designed to be interesting to create an active and independend learning. Increasing students motuvation in learning certainly relate to the improvement of learning outcomes and student achievement.
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GRAFIK ……… xii
DAFTAR BAGAN ………. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1
B. Rumusan Masalah……… 6
C. Tujuan Penelitian………... 6
D. Manfaat Penelitian ………... 7
E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Media ...………... 9
1. Pengertian Media Pembelajaran..…………... 9
2. Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media Pembelajaran ...…………....…. 10
3. Media Pembelajaran Berbasis TIK ... 11
B. Kompetensi TIK Guru ...……… 17
1. Guru ... 16
2. Peraturan Mengenai Kompetensi TIK Guru ... 16
C. Penggunaan Media Pembelajaran berbasis TIK Oleh Guru ... 20
D. Tinjauan Motivasi……...……….. 24
1. Konsep Dasar Motivasi……... 25
2. Motivasi Belajar ………….………. 24
E. Kerangka Pemikiran..………... 29
F. Asumsi dan Hipotesis ... 30
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN
2. Hipotesis ………. 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan sampel Penelitian ………... 32
B. Desain Penelitian ……….. 33
C. Metode Penelitian ………. 33
D. Definisi Operasional ………. 34
E. Instrumen Penelitian ...……… 35
F. Teknik Uji Instrumen...………... 37
G. Teknik Pengumpulan Data ………...………. 43
H. Teknik Analisis Data ... 44
I. Prosedur dan Tahap- Tahap Penelitian……...……… 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ………...……….. 50
1. Gambaran Penggunaan Media Pembelajaran berbasis TIK Oleh Guru ... 50
2. Gambaran Motivasi Belajar Siswa …………...……….. 53
a. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Aspek Kognitif (Cognitives Motives) ... 55
b. Gambaran Motivasi Belajar Siswa Aspek Penampilan Diri (Self Expression) ... 57
c. Gambaran Motivasi Belajar Siswa aspek Kemajuan Diri (Self Enchancement) ... 59
3. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa …...…… 61
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh Guru
Dengan Motivasi Belajar Siswa Aspek Penampilan Diri (Self
Expression) ... 68
6. Hubungan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh Guru
Dengan Motivasi Belajar Siswa Aspek Kemajuan Diri (Self
Enchancement) ... 71
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...………. 73
1. Hubungan Antara Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh
Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Aspek Motif Kognitif (Cognitive
Motives)………...………...………... 77
2. Hubungan Antara Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh
Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Aspek Penampilan Diri (Self
expression) ... 78
3. Hubungan Antara Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK Oleh
Guru Dengan Motivasi Belajar Siswa Aspek Kemajuan Diri (Self
Enchancement) ... 80
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan …...…....……….. 83
B. Saran ...……… 85
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas atau mutu pendidikan yang menjadi peran utama
adalah guru, untuk mewujudkannya dibutuhkan peningkatan kompetensi guru.
Untuk itulah makapemerintah merasa perlu meningkatkan dan mengembangkan
standar komptensi dan sertifikasi guru, yang merupakan bagian dari standar
pendidikan nasional (SPN) dan standar nasional indonesia (SNI). Hal ini
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan guru yang profesional, dalam rangka
peningkatan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008
tentang guru pasal 3 menjelaskan tentang 4 kompetensi yang harus di miliki oleh
seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial dan kompetensi profesional. Dalam kompetensi pedagogik berisikan poin
yang merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu,
pemanfaatan teknologi pembelajaran. Dan dalam kompetensi sosial yaitu,
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Penguasaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah sangatlah penting, di era globalisasi
seperti sekarang ini. Bila seseorang ingin maju di zaman ini maka salah satunya ia
harus mengusai teknologi. Untuk itu sudah sewajarnya guru pun dituntut untuk
dapat memiliki kompetensi dalam pemanfaatan teknologi pembelajaran seperti
yang tercantum dalam kompetensi guru.
Dalam dunia pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) telah menempatkan TIK sebagai salah satu pendukung
utamatersedianya layanan pendidikan. Penyediaan tenaga pendidik berkompeten
yangmerata di seluruh Indonesia telah dinyatakan sebagai salah satu tujuan
strategisdalam penyelenggaraan pendidikan nasionl. Penyediaan pendidik
yangmenguasai kompetensi TIK merupakan kebutuhan mendesak demi
tercapainyatujuan tersebut. Guru yang kompeten dalam pemanfaatan TIK
2
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
profesional sesuai dengan Permendiknas No 16Tahun 2007 tentang Kompetensi
Guru. Hal ini menjadi landasan untuk mencapaigenerasi emas dan siswa yang
cerdas dan kompetitif menjadi human capital dalam pembangunan sosial dan
ekonomi.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat dijadikan salah satu
pemecahan masalah dalam proses pembelajaran, dan dapat juga sebagai inovasi
dalam dunia pendidikan. Guru dituntut untuk dapat menggunakan media
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
Bukan hanya dapat menggunakan media Teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran di kelas, namun guru pun dituntut untuk dapat
mengembangkan berbagai media pendidikan. Guru dituntut untuk senantiasa
dapat lebih kreatif dalam memberikan materi yang sedang diajarkan kepada
muridnya, agar peserta didik tidak mengalami kejenuhan dalam menyerap materi
yang diberikan dan prestasi belajar mereka pun meningkat.
Penguasaan guru dalam penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi
sangat berpengaruh sekali kepada penguasaan guru dalam penggunaan media
pembelajaran. Karena media pembelajaran yang dikembangkan saat ini sudah
banyak yang berbasis TIK, oleh sebab itu kemampuan guru dalam menggunakan
perangkat TIK ini sangat penting sekali. Media TIK yang dapat digunakan oleh
guru dalam pembelajaran tentunya banyak sekali, tidak hanya media presentasi
saja. Banyak media online maupun offline, software maupun hardware, yang
dapat guru gunakan sebagai media pembelajaran. Media online misalnya guru
sudah menggunakan fasilitas email untuk sarana pengumpulan tugas, blog untuk
memposting bahan- bahan ajar agar memudahkan siswa mendapatkan materi
pembelajaran. Media offline seperti office dan grafis yang dapat guru gunakan
untuk membuat media pembelajaran. Hardware seperti perangkat komputer,
projector, televisi, radio, telepon dan masih banyak lainnya, software seperti
penggunaan media presentasi, pembelajaran interaktif dan masih banyak lagi.
Media itu pada hakikatnya menjadi jembatan antara murid dan guru agar
pembelajaran menjadi efektif. Media sebagai salah satu komponen pembelajaran,
metode pembelajaran, materi pembelajaran, dan evaluasi, dapat memunculkan
motivasi belajar siswa menjadi lebih besar, serta menjadikan informasi yang
diterima saat proses pembelajaran menjadi permanen di ingat oleh siswa. Seperti
manfaat media yang digambarkan oleh kerucut pengalaman Edgar Dale (dalam
susilana dan Riyana, 2008, hlm. 9) yaitu “pengetahuan akan lebih abstrak apabila
pesan hanya disampaikan melalui kata verbal yang memungkinkan terjadinya verbalisme.” Artinya siswa tidak hanya mengerti dari penjelasan yang diberikan oleh guru, dengan media mempermudahkan guru untuk menjelaskan tentang suatu
hal, karenanya pembelajaran menjadi lebih konkrit.
Menurut penelitian British Association for Vedic Astrology (BAVA) di
Amerika Serikat (dalam Rusman, 2008, hlm.95) bahwa:“Bila seorang guru atau
tenaga pendidik yang mengajar hanya menggunakan verbal simbol materi yang
terserap hanya 13% saja dan itupun tidak akan bertahan lama, sementara yang
menggunakan multimedia bisa mencapai 64% sampai 84% dan bertahan lebih lama.” Kegiatan pembelajaran menuntut dikuranginya metode ceramah dan diganti denganpemakaian banyak media. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran
saat ini yang menekankan pada keterampilan proses dan aktif learning, maka
peranan media pembelajaran, menjadi semakin penting. Dalam kaitannya dengan
fungsi media pembelajaran, dapat dikatakan media sebagai alat untuk membuat
pembelajaran yang lebih efektif, mempercepat proses belajar, meningkatkan
kualitas proses belajarmengajar,mengkongkretkan yang abstrak sehingga dapat
mengurangi terjadinya verbalisme.
Selain sebagai alat bantu dalam proses komunikasi antara guru dan siswa
dalam kegiatan pembelajaran, agar materi pembelajaran yang disampaikan lebih
efektif, media pembelajaran juga berfungsi sebagai alat untuk memotivasi siswa,
media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Untuk itu sudahselayaknya
gurumemilikikemampuandalammenggunakanperangkat TIK danmenjadikannya
media di dalam proses pembelajaran. Namun kenyataannya dilapangan masih jauh
dari apa yang diharapkan, banyak guru- guru yang masih awam pada teknologi
4
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kenyataannya lalu bagaimana kompetensi guru tentang pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dapat terlealisasi
dengan baik. Oleh sebab itu sudah seharusnya tidak ada lagi guru yang gagap
teknologi. Penguasaan dan penggunaan media pembelajaran berbasis TIK menjadi
tantangan tersendiri bagi seorang guru untuk mengembangkan kualitasnya.
Teknologi sudah seharusnya menjadi satu kesatuan di dalam proses pembelajaran,
karena selain untuk memotivasi siswa penggunaan media dapat menjadikan
pembelajaran yang efektif dan mandiri.
Motivasi merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran,
motivasi dapat mendorong siswa untuk belajar guna memperoleh hasil belajar
yang baik. Tanpa adanya motivasi belajar yang baik, siswa tidak akan
bersungguh- sungguh dalam belajar. Sukmadinata (2007, hlm. 179) menyatakan:
Motivasi memegang peranan penting sebagai faktor pendorong, penggerak, dan pengarah aktivitas belajar seseorang. Motivasi mendorong siswa mengembangkan kreatifitas dan inisiatif serta memelihara ketekunan dalam belajar, yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi peningkatan prestasi siswa.
Selain itu, berkenaan dengan motivasi belajar siswa remaja, ecless, et al.
(dalam Hattip, 1997, hlm. 2) menyimpulkan bahwa:
Kebanyakan remaja mengalami penurunan motivasi belajar, hal ini ditandai dengan: (1) kurang minat bersekolah; (2) lemahnya motivasi konsep diri akademik dan persepsi dirinya; (3) mudah merasa pesimis setelah mengalami kegagalan; (4) merespon kegagalan dengan helplessness, dan (5) gampang tidak bersekolah tanpa sebab yang jelas atau bolos.
Penurunan ataupun peningkatan motivasi dalam diri siswa dipengaruhi
beberapa indikator, menurut Kurniasih (2010, hlm. 3), diantaranya: (1) kelesuan
seperti malas, telat, pekerjaan tidak selesai, cuek terhadap pelajaran, konsentrasi
kurang; (2) ketidak berdayaan, misalnya mudah merasa kecewa dan putus asa,
kurang berani menghadapi realitas; (3) penghindaran atau pelarian diri, seperti
sering bolos, tidak menyimak materi dengan baik; (4) penantangan seperti suka
mengganggu, merusak, kenakalan remaja; (5) kesibukan lain ketika sedang
belajar; (6) tidak memiliki sikap inovatif dan kreatif dalam belajar; (7) tidak
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar dipengaruhi beberapa faktor, salah
satunya adalah fasilitas pendidikan berupa media pembelajaran. Media
pembelajaran adalah salah satu alat yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
siswa. Penggunaan media pembelajaran terutama media pembelajaran berbasis
TIK dapat menarik perhatian siswa dalam belajar, sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar, materi pelajaran menjadi lebih jelas maknanya dan menjadi
mudah untuk dipahami.
Keterkaitan motivasi belajar dengan penggunaan media pembelajaran
pernah diteliti oleh Aditya Ramanda (2011) dengan judaul Hubungan Penerapan
Mobile Learning Terhadap Motivasi Belajar Siswa “penerapan mobile learning
memiliki hubungan yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa karena sifat mobile learning yang dapat digunakan di berbagai tempat dan kondisi apa pun.” Sylvia Nova (2011) dengan judul Pemanfaatan Media Video Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata pelajaran TIK “Pembelajaran dengan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis video dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)
kelas VII (tujuh) di MTs Al-Falaah Kopo Bandung.”
Berakar dari penelitian terdahulu dan kompetensi guru dalam pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran dan
pengembangan diri, maka sudah selayaknya guru menguasai kompetensi tersebut
dan mengaplikasikannya di dalam kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru
dalam menggunakan media TIK berkaitan dengan kemampuan guru dalam
penggunaan media pembelajaran, karena media pembelajaran yang berkembang
saat ini adalah media pembelajaran berbasis TIK. penggunaan media
pembelajaran dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, dan motivasi belajar
dapat meningkatkan prestasi siswa.Melihat pentingnya penguasaan kompetensi
TIK bagi guru dan pentingnya penggunaan TIK dalam pembelajaran,
6
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah secara umum yaitu: Apakah terdapat hubungan antara penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa SMPN 1
Paseh?Sedangkan secara khusus rumusan masalah tersebut dijabarkan lebih
khusus sebagai berikut:
1. Apakah terdapathubunganantara penggunaan media pembelajaran berbasis
TIK olehguru denganmotivasibelajarsiswa aspek motif kognitif(cognitive
motives)?
2. Apakah terdapathubunganantarapenggunaan media pembelajaran berbasis
TIK olehguru denganmotivasibelajarsiswa aspekpenampilandiri(self
expression)?
3. Apakah terdapat hubunganantarapenggunaan media pembelajaran berbasis
TIK olehguru denganmotivasibelajarsiswa aspek kemajuandiri (self
enchancement)?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
yang jelas dan mendalam mengenai Hubungan antara penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa SMPN 1
Paseh. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui hubunganantarapenggunaan media pembelajaranberbasis TIK
oleh guru denganmotivasibelajarsiswaaspek motif kognitif (cognitive
motives).
2. Mengetahui hubunganantarapenggunaan media pembelajaranberbasis TIK
oleh guru denganmotivasibelajarsiswaaspekpenampilandiri (self expression).
3. Mengetahui hubunganantarapenggunaan media pembelajaranberbasis TIK
oleh guru denganmotivasibelajarsiswaaspekkemajuandiri (self
D. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai hubungan antara penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa SMPN 1 Pasehini
diharapkan memberikan manfaat bagi:
1. Lembaga yang diteliti
Penelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusipositifkepadalembaga,
sehinggadapatdijadikanbahanpertimbanganuntukpeningkatan mutu lembaga
dan penigkatan kompetensi guru dalam lembaga yang bersangkutan.
2. JurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan
Hasilpenelitiandapatdijadikansalahsatusumberinformasimengenai kaitan
peningkatan motivasi belajar siswa dengan kemampuan guru dalam
penguasaan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasia TIK.
3. Peneliti
Memberikangambarandanwawasanpengetahuan yang
lebihdalamsertamenjawab rasa keingintahuanpeneliti.
E. Struktur organisasai Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab sesuai
dengan pedoman penulisan karya ilmiah (2013) yang telah ditentukan oleh UPI,
yang diuraikan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang
penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Kajian Teori. Bab ini berisi landasan teoritik yang mendukung data
penelitian. Dalam bab ini membahas mengenaitinjauan media, media
pembelajaran berbasis TIK, kompetensi TIK guru, guru, peraturan mengenai
kompetensi TIK guru, penggunaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru,
8
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab III Metode Penelitian. Bab ini membahas mengenai metodologi dari
penelitian yang telah dilakukan. Pada bab ini terdiri dari lokasi, populasi, dan
sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen, teknik
analisis data, dan prosedur atau langkah- langkah penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Pada bab ini terdiri dari deskripsi
hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab V ini terdapat dua hal pokok yaitu
kesimpulan yang berisikan poin utama dari hasil penelitian dan juga saran atau
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Paseh,
yang berlokasi di Kabupaten Sumedang sebagai salah satu sekolah menengah
pertama bertaraf nasional yang sudah memiliki fasilitas media pembelajarannya
cukup baik.
2. Populasi Penelitian
“Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama, pupulasi dapat terdiri dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat
atau ciri yang sama” (Darmadi, 2011, hlm. 14). “Totalitas semua nilai yang
mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif
mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan
jelas yang ingin dipelajari sifat- sifatnya, dinamakan populasi” Sudjana (2009,
hlm. 6). Pupulasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa dan guru di SMPN 1
Paseh, kabupaten Sumedang.
3. Sampel Penelitian
Menurut Darmadi (2011, hlm. 14) “sampel adalah sebagian dari populasi
yang dijadikan objek penelitian.” Pengambilan sample pada penelitian kali ini
dapat menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling,
yaitu sampel diambil dari semua anggota populasi secara acak, karakteristik-
karakteristik dalam populasi tidak terlalu diperhatikan dalam pemilihan sample
dikarenakan sample populasi bersifat homogen. Arikunto (2006, hlm. 131) “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.” Di dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa dan guru SMP negeri 1 Paseh.
33
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. DesainPenelitian
“Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan” Syaodih (2010, hlm. 287). Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Dimana dalam penelitian ini
variabel bebas (independen) (X) yaitu Optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru, sedangkan variabel terikatnya (dependen)
(Y) adalah motivasi Belajar Siswa yang terdiri dari: cognitive motives (Y1), self
expression (Y2), dan self enchancement (Y3). Adapun hubungan antara variabel X
dan Y dapat kita gambarkan dalam tabel berikut ini
Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel
X
Y
Peggunaan media pembelajaran
berbasis TIK oleh guru
(X)
Motivasi belajar siswa
cognitive motives (Y1) XY1
Motivasi belajar siswa
self expression (Y2) XY2
Motivasi belajar siswa
self enchancement (Y3) XY3
C. Metode Penelitian
Berdasarkan judul yang saya ambil, maka penelitian yang saya lakukan
adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian
deskriptif. “Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama,
yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek
yang diteliti secara tepat” Darmadi (2011, hlm. 145).
Menurut Sumarto (dalam Suryana dan priatna 2008, hlm. 87) ada beberapa
1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah- masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah yang aktual;
2. Data yang dikumpulkan mula- mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa (karena metode ini sering juga disebut metode analitik).
Menurut Darmadi (2011, hlm. 146) penelitian deskriptif mempunyai
keunikan seperti berikut:
1. Penelitian deskriptif menggunakan kuesioner dan wawancara, seringkali
memperoleh responder yang sangat sedikit, akibatnya bias dalam membuat
kesimpulan.
2. Penelitian deskriptif yang menggunakan observasi, kadangkala dalam
pengumpulan data tidak memperoleh data yang memadai. Untuk itu
diperlukan para observer yang terlatih dalam observasi, dan jika perlu
membuat check list lebih dahulu tentang objek yang perlu dilihat, sehingga
peneliti memperoleh data yang diinginkan secara objektif dan realibel.
3. Penelitian deskriptif juga memerlukan permasalahan yang harus diidentifikasi
dan dirumuskan secara jelas, agar dilapangan, peneliti tidak mengalami
kesulitan dalam menjaring data yang diperlukan.
D. Definisi Operasional
Menurut Arifin (2011, hlm. 190) “definisi operasional adalah definisi
khusus yang didasarkan atas sifa-sifat yang didefinisikan, dapat diamati dan
dilaksanakan oleh peneliti lain.” Ada tiga macam cara yang dilakukan untuk
menyusun definisi operasional yaitu : 1) menekankan pada kegiatan apa yang
perlu dilakukan, 2) menekankan pada bagaimana kegiatan itu dilakukan, dan 3)
menekankan pada sifat- sifat statis dari hal yang didefinisikan.
1. Media Pembelajaran Berbasis TIK
Media pembelajaran berbasis TIK adalah alat bantu yang digunakan oleh
guru dan sangat mendukung proses pembelajaran, karena dengan bantuan media,
35
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknologi Informasi merupakan suatu alat yang di dalamnya terjadi proses
pengolahan informasi, sedangkan teknologi komunikasi yaitu alat yang berguna
untuk menyampaikan informasi. Teknologi informasi dan Komunikasi (TIK)
adalah alat yang dapat membantu proses pengolahan informasi sampai
penyampaian informasi.
Media pembelajaran Berbasis TIK yang paling sering digunakan yaitu
komputer dan jaringan internet. Namun media pembelajaran berbasis TIK tidak
hanya berupa Komputer dan Internet saja. Ada media pelajaran yang dapat
digunakan pada saat tatap muka di dalam kelas seperti perangkat komputer, OHP,
slide, film, audio, dan CD/VCD, maupun di gunakan sebagai alat atau media
komunikasi antara guru dan siswa diluar kelas seperti, telepon, komputer,
Website, internet maupun email. Dengan media tersebut, guru dapat memfasilitasi
siswa secara online tanpa harus bertatap muka.
2. Guru
Pengertian guru menurut PP no. 74 tahun 2008 pasal 1 tentang guru. “Guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.”
3. Motivasi Belajar Siswa
Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere yang dalam bahasa
inggris berarti to move adalah kata kerja yang berarti menggerakan. Motivasi
sendiri dalam bahasa inggris adalah motivation yaitu sebuah kata benda yang
berarti penggerakan. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku yang
tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen atau alat penelitian merupakan alat bantu yang digunakan dalam
penelitian. Instrumen dapat mempengaruhi hasil penelitian, karena penelitian yang
baik tergantung kepada kualitas instrumennya. Instrumen penelitian harus bersifat
instrumen penelitian. Menurut Sugiono (2012, hlm. 148) Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.”
Instrumen yang digunakan pada penelitian deskriptif kuantitatif adalah
angket atau kuisioner. Menurut Arikunto (2010, hlm. 194) “kuisioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui.”
Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang paling adalah pengumpulan data
melalui angket. Dimana angket memungkinkan dalam mengumpulkan data dalam
waktu yang bersamaan dan dengan populasi cukup besar.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan skala Likert.
Dimana jawaban pada angket kemudian dibuat menjadi skala likert untuk
menghasilkan nilai. “Bentuk jawaban tertutup (closed form atau pre-coded), yakni
angket yang pada setiap itemnya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.”
Selain itu, penggunaan kuisioner tertutup ini juga memudahkan peneliti dalam
melakukan analisis data.
Instrumen angket pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh dan
mengungkapkan data atau kondisi variabel X dan Y. Angket yang digunakan
merupakan angket tertutup yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban,
responden hanya menjawab pertanyaan dengan cara memilih salah satu alternatif
jawaban yang telah disediakan. Skala yang digunakan adalah skala likert, dengan
pertanyaan positif dan negatif berupa alternatif jawaban seperti: sangat setuju
(SS), setuju (S), ragu- ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
Pemberian bobot untuk pernyataan positif adalah SS= 5, S= 4, R= 3, TS= 2, dan
STS= 1. Sedangkan pemberian bobot nilai untuk pernyataan negatif adalah SS= 1,
37
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Bobot Nilai Angket Skala Likert
Pernyataan SS S R TS STS
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
F. Teknik Uji Instrumen
1. Uji Validitas
“Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu tes tidak bisa valid untuk sembarang keperluan atau kelompok,
suatu tes hanya valid untuk suatu keperluan dan pada kelompok tertentu”
(Darmadi, 2011, hlm. 87). Validitas adalah “suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen” (Arikunto, 2006,
hlm. 168). Perhitungan uji validitas menggunakan rumus koefisien korelasi
product moment dari karl pearson, yaitu :
Riduwan (2012, hlm. 98)
Keterangan :
: koefesien korelasi : jumlah responden : jumlah jawaban item : jumlah item keseluruhan
Uji Validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji dan menghitung
validitas dari setiap butir soal dalam angket. Perhitungan validitas instrumen
dilakukan menggunakan bantuan program Microsoft Excel 2010. Nilai dari
dari n = 32 yaitu sebesar 0,338 instrumen X yang diuji cobakan sebanyak 33
item soal. Untuk mengetahui butir item yang valid dan tidak valid dapat dilakukan
atau α = 0,05. Apabila nilai > Maka item tersebut dinyatakan valid,
dan sebaliknya jika maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Dalam penelitian ini uji coba instrumen dilakukan dengan jumlah responden
sebanyak 32 orang. Hasil dari perhitungan variabel X dari 33 item soal yang
diujikan, 22 soal dinyatakan valid dan 11 item soal dinyatakan tidak valid. Berikut
gambaran uji coba instrumen variabel X sebagai variabel independen mengenai
optimalisasi penggunaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru.
Tabel 3.3
Data Hasil Uji Coba Variabel X
No Item
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,349 0,338 Valid
2 0,431 0,338 Valid
3 0,342 0,338 Valid
4 0,455 0,338 Valid
5 0,376 0,338 Valid
6 0,376 0,338 Valid
7 0,389 0,338 Valid
8 0,303 0,338 Tidak Valid
9 -0,329 0,338 Tidak Valid
10 0,388 0,338 Valid
11 0,339 0,338 Valid
12 0,385 0,338 Valid
13 0,146 0,338 Tidak Valid
14 -0,258 0,338 Tidak Valid
15 0,547 0,338 Valid
16 0,108 0,338 Tidak Valid
39
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
18 0,396 0,338 Valid
No Item
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
19 0,361 0,338 Valid
20 0,499 0,338 Valid
21 0,369 0,338 Valid
22 0,262 0,338 Tidak Valid
23 0,081 0,338 Tidak Valid
24 0,231 0,338 Tidak Valid
25 0,114 0,338 Tidak Valid
26 0,376 0,338 Valid
27 0,202 0,338 Tidak Valid
28 0,422 0,338 Valid
29 0,199 0,338 Tidak Valid
30 0,389 0,338 Valid
31 0,354 0,338 Valid
32 0,369 0,338 Valid
33 0,353 0,338 Valid
Dari 32 item pernyataan yang terdapat dalam angket mengenai motivasi
belajar siswa, 13 item soal untuk cognitive motives (Y1), 10 item soal pernyataan
untuk self expression (Y2), dan 10 item soal pernyataan mengenai self
enchancement (Y3). Seluruh item soal tersebut telah diujikan kepada 32 orang
responden, berdasarkan perhitungan hasil uji coba instrumen tersebut, diperoleh
data hasil uji validitas mengenai motivasi belajar siswa bahwa 24 item soal
dinyatakan valid dan 8 item soal dinyatakan tidak valid. Berikut gambaran ujicoba
Tabel 3.4
Data Hasil Uji Coba Variabel Y
No Item
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,399 0,338 Valid
2 0,402 0,338 Valid
3 0,357 0,338 Valid
4 0,396 0,338 Valid
5 0,628 0,338 Valid
6 0,457 0,338 Valid
7 0,418 0,338 Valid
8 0,39 0,338 Valid
9 0,605 0,338 Valid
10 0,145 0,338 Tidak Valid
11 0,536 0,338 Valid
12 0,424 0,338 Valid
13 0,392 0,338 Valid
14 0,13 0,338 Tidak Valid
15 0,365 0,338 Valid
16 0,372 0,338 Valid
17 -0,281 0,338 Tidak Valid
18 0,405 0,338 Valid
19 -0,2 0,338 Tidak Valid
20 0,066 0,338 Tidak Valid
21 0,231 0,338 Tidak Valid
22 0,513 0,338 Valid
23 0,494 0,338 Valid
41
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
25 0,056 0,338 Tidak Valid
No Item
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
26 0,401 0,338 Valid
27 0,682 0,338 Valid
28 0,368 0,338 Valid
29 0,445 0,338 Valid
30 0,531 0,338 Valid
31 -0,167 0,338 Tidak Valid
32 0,547 0,338 Valid
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah suatu derajat konsistensi instrument. Suatu tes dapat
dikatakan reliabel bila dilakukan pada kelompok yang sama dalam waktu yang
berbeda selalu memberikan hasil yang sama. Reliabilitas menurut Arikunto (2006,
hlm. 178) ”reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.”
Untuk perhitungan uji reabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha atau
koefisien alfa, rumus alfa digunakan untuk mencari reabilitas instrument yang
skornya bukan 1 dan 0, seperti angket. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
dalam mencari reliabilitas dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai
berikut :
1) Mencari Varians
Keterangan :
: varians total
: jumlah kuadrat skor total setiap responden
2) Mencari harga-harga varian setiap item
Keterangan :
: varians butir setiap varians
: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians : jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item N : jumlah responden uji coba
3) Rumus Alpha
Keterangan :
: realibilitas instrumen : banyaknya butir item : jumlah varians item
: varians total
Perhitungan uji reliabilitas ini peneliti menggunakan bantuan program IBM
SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui apakah instrumen yang telah dirancang
tersebut reliabel atau tidak. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan
antara nilai dengan yang diperoleh dari hasil perhitungan IBM SPSS
Statistics 20 dengan nilai dari n = 32 yaitu 0,338, pada α = 0,05. Dengan
kriteria kelayakan jika > , maka instrumen tersebut dikatakan reliabel.
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Reliabilitas Variabel X
(Optimalisasi Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Tik Oleh Guru)
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's
Alpha
N of
43
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Optimalisasi Penggunaan Media
Pembelajaran Berbasis Tik Oleh Guru ,601 33
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket variabel X diperoleh sebesar
0,601. Dengan hasil tersebut maka instrumen angket variabel X mengenai
Optimalisasi penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dinyatakan reliabel.
Karena 0,601 > 0,338.
Sedangkan hasil uji reliabilitas variabel Y mengenai motivasi belajar siswa
[image:30.595.150.470.377.468.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6
Data Hasil Uji Realiabilitas Variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa)
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's
Alpha
N of Items
Motivasi Belajar Siswa ,762 32
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket variabel Y diperoleh sebesar
0,762 dan nilai dari n = 32 yaitu 0,338, pada α = 0,05. Dengan hasil tersebut
maka instrumen angket variabel Y Motivasi belajar siswa dinyatakan reliable
dikarenakan 0,762 > 0,338.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Hal pertama yang akan dilakukan adalah observasi, observasi dilakukan
untuk menemukan data dan informasi dari gejala- gejala secara sistematis yang
didasarkan pada tujuan penelitian yang sudah dirumuskan.
Pengumpulan data yang paling utama dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data melalui angket. Angket digunakan sebagai teknik utama karena
angket memungkinkan dalam mengumpulkan data dalam waktu yang bersamaan
dan dengan populasi cukup besar.
Jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup dengan skala
Likert, dimana dalam angket ini telah disediakan berbagai alternatif jawaban yang
akan memudahkan responden untuk menjawab pertanyaan dalam kuisioner
tersebut, seperti yang diungkapkan Moh. Ali (1985, hlm. 88) “Bentuk jawaban
tertutup (closed form atau pre-coded), yakni angket yang pada setiap itemnya
sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.” Selain itu, penggunaan kuisioner
tertutup ini juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.
H. Tenik Analisis Data
“Data kuantitatif yang dikumpulkan dalam penelitian korelasional, komparatif, atau eksperimen diolah dengan rumus- rumus statistika yang sudah
disediakan, baik secara manual maupun dengan jasa komputer menurut Arikunto,
(2010, hlm. 282).” Teknik analisis data merupakan tahapan akhir penelitian,
kegiatan analisis dilaksanakan setelah instrumen telah di uji cobakan. Setelah
melakukan penelitian dilapangan dan mengumpulkan data- data, langkah
selanjutnya adalah melakukan analisis data. Adapun teknik analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung Skor Penelitian
Penghitungan skor dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah terkait
hubungan Optimalisasi penggunaan media pembelajaran berbasis TIK oleh guru
dengan Motivasi belajar siswa. Skor yang telah didapat lalu di interpretasikan
sesuai kriteria interpretasi yang telah ditetapkan. Seperti yang dikemukakan oleh
Riduwan (2012, hlm. 94), tentang menentukan kriteria interpretasi, adalah sebagai
berikut:
a. Menghitung skor indeks maksimum, dengan cara:
(skor tertinggi = 5) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah responden)
45
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(skor terendah = 1) x (jumlah item setiap aspek) x (jumlah responden)
c. Menghitung rentang untuk kategori interpretasi skor, dengan cara:
d. Menentukan kriteria interpretasi skor seperti berikut:
Skor Minimum Skor Maksimum
KB C CB B SB
Grafik 3.1 Interval Interpretasi Skor
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data digunakan untuk mengetahui distribusi data yang
digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan progran
IBM SPSS Statistics 20 untuk melakukan uji normalitas dengan rumus
Kormogrov Smirnov. Pengujian dalam uji normalitas terdapat beberapa kriteria
seperti yang dikemukakan oleh Noor (2011, hlm.178), yaitu sebagai berikut:
a. Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
b. Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa
H1 : Terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa
Secara khusus hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek motif kognitif (cognitive motives).
H1 : Terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek motif kognitif (cognitive motives)
H0 : Tidak terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek penampilan diri (self expression).
H1 : Terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek penampilan diri (self expression).
H0 : Tidak terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek kemajuan diri (self enchancement).
H1 : Terdapat hubungan antara optimalisasi penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan peningkatan motivasi
belajar siswa aspek kemajuan diri (self enchancement).
Untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis yang telah
dirumuskan dalam penelitian, maka perlu dilakukannya uji hipotesis. Dalam
penelitian ini terdapat uji korelasi dan uji signifikansi yang digunakan untuk
pengujian hipotesis. Sebagai berikut:
a. Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk meneliti dan menguji hubungan dua
variabel. Dimana tujuan analisis korelasi ialah untuk mengukur derajat hubungan
dan bagaimana eratnya hubungan dua variabel yang ada dalam penelitian ini.
Peneliti menggunakan teknik korelasi tata jenjang atau Rank Spearman. Dengan
data yang didaptkan ialah berupa data ordinal yang diperoleh dari angket.
Rumus koefesien korelasi rank spearman adalah sebagai berikut:
47
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Arifin (2011, hlm. 277)
Keterangan:
Ρ : Koefesien korelasi tata jenjang 1 : Bilangan tetap
6 : Bilangan tetap n : Jumlah sampel
∑ : Jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dan Y
[image:34.595.137.501.312.445.2]Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau α = 0,05. Untuk menafsirkan koefesien korelasi dapat menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.7
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefesien Korelasi
Interval Koefesien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Riduwan (2012, hlm. 138)
b. Uji Signifikansi
Setelah nilai koefesien korelasi telah didapatkan, maka selanjutnya
melakukan uji signifikansi untuk mengetahui penolakan maupun penerimaan dari
hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan rumus perhitungan uji-t,
berikut rumus perhitungan uji-t:
=
Riduwan (2012, hlm. 139)
Keterangan:
Untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara
membandingkan nilai > , Riduwan (2012:140, mengemukakan
kaidah pengujian hipotesis, sebagai berikut:
1) Apabila > , maka ditolak dan diterima (terdapat
hubungan antara variabel X dan variabel Y)
2) Apabila < , maka diterima dan ditolak diterima ( tidak
terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y)
c. Menghitung Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi berfungsi untuk mengukur tingkatan pengaruh atau
seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel X terhadap Y. adapun rumus
rumus yang digunakan ialah sebgagai berikut:
KD = x 100%
Soemantri dkk (2006, hlm. 341)
Keterangan:
KD = Koefesien Determiniasi ρ = Koefesien Korelasi
I. Prosedur dan Tahap- Tahap Pelaksanaan Penelitian
Langkah- langkah melaksanakan penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif memiliki langkah- langkah mengidentifikasi adanya
masalah yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif sebagai
berikut:
1. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Hal pertama yang perlu dilakuakan dalam merancang sebuah penelitian
adalah memilih masalah penelitian, dengan melakukan studi pustaka yang
berasal dari beberapa literatur seperti buku, jurnal, artikel, dll. Peumusan
permasalahan dalam penelitian dapat dibatasi sesuai dengan fokus penelitian
yang akan kita lakukan.
49
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Setelah menentukan masalah penelitian maka dapat dirumuskan juga tujuan
dan manfaat penelitian berdasarkan masalah penelitian yang telah disusun.
3. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
Selanjutnya sebelum melakukan penelitian, peneliti diwajibkan melakukan
studi pustaka dengan membaca beberapa literatur yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
4. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau
hipotesis penelitian.
5. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk
menentukan populasi, sample, teknik sampling, menentukan instrumen
pengumpul data, dan menganalisis data.
6. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan
menggunakan teknik statistika yang relevan.
Ana Dewi Susilawati, 2014
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasilpenelitian yang telahdilakukan, secara umum diperoleh hasil
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa. Penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siwa,
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan korelasi yang sangat kuat
antara penggunaan media pembelajaran TIK oleh guru dengan motivasi belajar
siswa. Simpulan khusus yang dihasilkan berdasarkan penelitian yang dilakukan
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa aspek motif
kognitif(cognitive motives). Hal ini dikarenakan media pembelajaran berbasis
TIK mampu meningkatkan pemahaman dan meningkatkan daya ingat siswa.
Pembelajaran menjadi menyenangkan dan lebih efektif. Karena media
pembelajaran berbasis TIK tidak hanya menghadirkan konten- konten berupa
tulisan tetapi juga gambar, video, suara, sehingga mampu memfasilitasi siswa
dalam berbagai gaya belajar.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa aspek penampilan diri(self
expression). Media pembelajaran dapat menghadirkan konten yang bervariasi,
tidak hanya berupa teks secara visual tetapi juga video, dengan berbagai tampilan
yang manarik dan berwana, sehingga daya ingat siswa mapu bertahan lebih lama
dan memberikan dampak pasitif terhadap kepercayaan diri siswa.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan media pembelajaran
84
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
enchancement). Hal ini disebabkan oleh penggunaan media pembelajaran
berbasis TIK terus- menerus olah guru dalamkegiatan pembelajaran, mendorong
motivasi belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkanhasilpenelitian yang telah dirumuskan, penulis mengajukanbeberapa saran sebagaiberikut:
1. Bagi JurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan
Hasilpenelitianinidiharapkanmampumemberikankontribusipositifterhadapperk
embangandankeilmuanJurusanKurikulumdanTeknologiPendidikan.Dan
diharapkanmampudijadikan sumber informasi mengenai hubungan penggunaan
media pembelajaran berbasis TIK oleh guru dengan motivasi belajar siswa.Sehingga,
mahasiswa memahami dengan benar pemanfaatan dan penggunaan TIK oleh guru
dalam pembelajaran, dan pentingnya penguasaan TIK bagi guru untuk meningkatkan
kualitas profesionalnya, meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar siswa.
2. Bagi Lembaga Yang Diteliti (SMPN 1 Paseh)
Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu meningkatkan
kualitas pendidikan. Dengan peningkatan sarana dan prasarana, karena apabila guru
dan siswa siap menggunakan TIK dalam pembelajaran tetapi sarana yang disekolah
tidak memadai, maka pembelajaran berbasis TIK tidak akan berjalan dengan baik.
Karena penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa.Penelitiberharapguru terus lebih meningkatkan
kompetensinya dalam penguasaan dan pemanfaatan teknologi pembelajaran sesuai
dengan kompetensi TIK yang telah dirumuskan bagi guru, karena hal tersebut erat
kaitannya dengan penggunaan dan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, yang
Ana Dewi Susilawati, 2014
peningkatan hasil belajar siswa, selain itu juga dapat meningkatkan kualitas
profesional guru.
3. PenelitiSelanjutnya
Bagi peneliti berikutnya diharapkan adanya penelitian lanjut untuk
menyempurnakan penelitian ini dan tidak hanya terbatas pada motivasi belajar aspek
motif kognitif (cognitive motives), aspek penampilan diri (self expression), dan aspek
kemajuan diri (self enchacement) saja, tetapi dapat memakai aspek- aspek motivasi
lainnya, tidak hanya diukur dengan motivasi belajar saja, namun dapat pula diukur
dengan hasil belajar siswa, proses berpikir siswa, dan lain- lain. Penggunaan media
pembelajaran berbasis TIK oleh guru juga dapat lebih dispesifikasikan lagi untuk
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1985). Penelitian Kependidikan, Prosedur & Strategi. Bandung: Angkasa.
Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan dan Produk. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Darmadi, H. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Darmawan, D. (2011). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Hamalik, O. (2001). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hamzah. B. U. 2007. Profesi kepenendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Hujair A.H S.(2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Majid, A. (2005). Perencaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya
Muhaimin (2004). Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Muhibbin, S. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, H. E. (2012). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta
Noor, J. (2011). Metodelogi Penelitian : Skripsi, Tesis, Desertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana.
Prawiradilaga, D. S. dan Eveline S. (2008). Mozaik Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: alfabeta
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN Rusman. (2008). Manajemen Kurikulum. Bandung: SPS UPI
______.(2012). Model- Model Pembelajaran(edisi kedua). Jakarta: Raja Grapindo Persada
Sadiman, A. dkk. (2010). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar. Jakarta: Kencana.
Siregar, R. A. (2006). Motivasi Berprestasi Mahasiswa Ditinjau Dari Pola Asuh. Medan: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya, jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, N dan Ahmad, R. (2001).Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2007). Bimbingan dan Konseling dalam Praktek, Bandung: maestro.
Suryana, Y dan Priatna, T.(2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Tsabita
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilana, R dan Cepi, R. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI
Sutopo, A. H.(2012). Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Yogyakaarta: Graha Ilmu
Sutratinah, T. 2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikanya.Jakarta: Rineka Cipta.
Ana Dewi Susilawati, 2014
HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TIK OLEH GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Syaodih,N. (2010). MetodelogiPenelitianPendidikan. Bandung: SinarBaruAlgesindo.
UNESCO. (2009). Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada.
Universitas Pendidikan indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI
Sumber Selain Buku
BSNP. (2007). PERMENDIKNAS RI No 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: BSNP
Fitriyadi, H. (2012). Keterampilan Tik Guru Produktif Smk Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2 (2), hlm. 160-161.
Hattip, M. (1997). Kontribusi Motivasi Belajar Terhadap Sikap dan Kebiasaan Belajar Siswa. Disertasi S3 pada Fakultas Pasca Sarjana IKIP. Bandung: Tidak diterbitkan.
Kristanto, E.B. (2014). Kerangka Kerja Kompetensi TIK Guru Berdasarkan UNESCO ICT Competency Framework for Teacher. [Online]. Tersedia di:http://fxekobudi.net/tik-di-sekolah/kerangka-kompetensi-tik-guru-berdasarkan-unesco-ict-competency-framework-teachers. Diakses 20 Februari 2014.
PP RI No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru
Undang- Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional