• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI SD NEGERI KARANGMOJO III.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI SD NEGERI KARANGMOJO III."

Copied!
200
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

(PKN) DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI SD NEGERI KARANGMOJO III

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh :

Dwiwanti Purnamasari NIM 13108244023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

“Unless you change how you are, you will always have what you’ve got.”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Dengan mengharap ridho Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Nusa, bangsa, dan negara Indonesia.

2. Orang tuaku, Bapak Siswanto dan Ibu Tutik Hartini, S.Pd., M.Psi. yang selalu memberikan semangat dan selalu sabar membimbing baik lahir maupun batin. 3. Kepada saudaraku, Muhammad Tito Purnomo, S.Pd., Destiya Wulaningsih,

S.Pd., dan Andhini Permatasari yang selalu memberikan semangat. 4. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta.

(7)

vii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN DENGAN

PENDEKATAN INKUIRI DI SD NEGERI

KARANGMOJO III

Oleh:

Dwiwanti Purnamasari NIM 13108244023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karangmojo III dengan pendekatan inkuiri. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian terdiri dari dua siklus di mana setiap siklusnya terbagi menjadi dua pertemuan. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Karangmojo III yang berjumlah 22. Pengumpulan data melalui observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi, lembar evaluasi, dan dokumentasi. Penelitian dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan nilai dari sebelum tindakan ke siklus I yaitu 16 siswa (72,7%). Hasil penelitian peningkatan. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II yaitu 17 siswa (81%). Prestasi belajar PKn di siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu lebih atau

sama dengan ( ≥ ) 75% dari seluruh siswa yang datang dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (≥75).

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dengan Pendekatan Inkuiri Di Sd Negeri Karangmojo III” dapat disusun sesuai dengan

harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kejasama dengan pihak lain. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak ternilai kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, motivasi, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

2. Ibu Dr. Wuri Wuryandani, S.Pd., M.Pd. selaku Validator instrumen penelitian TAS yang telah memberikan banyak saran perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar dan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.

(9)

ix

5. Bapak Sukiran, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Karangmojo III yang telah memberi ijin dan kesempatan untuk melakukan penelitian.

6. Para guru dan staf SD Negeri Karangmojo III yang telah bekerjasama dan memberi bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Orang tuaku, Bapak Siswanto dan Ibu Tutik Hartini, S.Pd., M.Psi. yang selalu memberikan semangat dan selalu sabar membimbing baik lahir maupun batin. 8. Kepada saudaraku, Muhammad Tito Purnomo, S.Pd., Destiya Wulaningsih,

S.Pd., dan Andhini Permatasari.

9. Seluruh pihak, secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat satu persatu atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan selanjutnya. Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 05 April 2017 Penulis,

(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

SURAT PERNYATAAN...iii

HALAMAN PENGESAHAN...iv

MOTTO...v

PERSEMBAHAN...vi

ABSTRAK...vii

KATA PENGANTAR...viii

DAFTAR ISI...x

DAFTAR TABEL...xiii

DAFTAR GAMBAR...xv

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah...4

C. Batasan Masalah...5

D. Rumusan Masalah...5

E. Tujuan Penelitian...5

F. Manfaat Hasil Penelitian...5

(11)

xi

BAB II KAJIAN TEORI...8

A. Landasan Teori...8

1. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...8

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...8

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...10

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)...12

d. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD...14

2. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar...15

a. Definisi Belajar...15

b. Karakteristik Anak SD...16

c. Definisi Prestasi Belajar...18

d. Fungsi Prestasi Belajar...19

3. Tinjauan Tentang Pendekatan Inkuiri...20

a. Definisi Inkuiri...20

b. Ciri-Ciri Pendekatan Inkuiri...21

c. Langkah-Langkah Pendekatan Inkuiri...22

B. Hasil Penelitian yang Relevan...23

C. Kerangka Pikir...24

D. Hipotesis Tindakan...24

BAB III METODE PENELITIAN...25

A. Jenis Penelitian...25

B. Setting Penelitian...26

(12)

xii

2. Tempat Penelitian...26

3. Waktu Penelitian...27

C. Langkah-Langkah Tindakan, Tahapan, dan Model Siklus...27

D. Metode Pengumpulan Data...31

E. Instrumen Pengumpulan Data...32

F. Teknik Analisis Data...34

G. Indikator Keberhasilan...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...37

A. Deskripsi Lokasi Penelitian...37

B. Deskripsi Subjek Penelitian...37

C. Deskripsi Data Hasil Penelitian...40

1. Laporan Hasil Penelitian...40

2. Peningkatan Hasil Penelitian...79

D. Pembahasan Hasil Penelitian...99

E. Keterbatasan Penelitian...103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...104

A. Kesimpulan...104

B. Saran...105

DAFTAR PUSTAKA...105

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa...33

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Observasi Guru dalam Mengajar...33

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes Mata Pelajaran PKn...34

Tabel 4. Daftar Nilai Ulangan Harian PKn Sebelum Tindakan...39

Tabel 5. Analisis Prestasi Belajar PKn Sebelum Tindakan...40

Tabel 6. Daftar Prestasi Belajar PKn Siklus I...49

Tabel 7. Analisis Prestasi Belajar PKn Siklus I...50

Tabel 8. Daftar Nilai Kelompok Siklus I...51

Tabel 9. Analisis Nilai Kelompok Siklus I...51

Tabel 10. Hasil Observasi Prestasi Belajar Perilaku Siklus I Pertemuan I...53

Tabel 11. Hasil Observasi Prestasi Belajar Perilaku Siklus I Pertemuan II...55

Tabel 12. Rata-rata Kriteria Prestasi Belajar Perilaku Siswa Siklus I...56

Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I...57

Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II...58

Tabel 15. Rata-rata Kriteria Aktivitas Guru Siklus I...59

Tabel 16. Daftar Prestasi Belajar PKn Siklus II...69

Tabel 17. Analisis Prestasi Belajar PKn Siklus II...70

Tabel 18. Daftar Nilai Kelompok Siklus II...71

Tabel 19. Analisis Nilai Kelompok Siklus II...71

Tabel 20. Hasil Observasi Prestasi Belajar Perilaku Siklus II Pertemuan I...72

(14)

xiv

Tabel 22. Rata-rata Kriteria Prestasi Belajar Perilaku Siklus II...75

Tabel 23. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I...76

Tabel 24. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II...77

Tabel 25. Rata-rata Kriteria Aktivitas Guru Siklus II...78

Tabel 26. Peningkatan Nilai Tuntas Siswa...79

Tabel 27. Perbandingan Antara Nilai Prestasi Sebelum Tindakan dan Siklus I....81

Tabel 28. Perbandingan Antara Nilai Prestasi Siklus I dan Siklus II...82

Tabel 29. Peningkatan Kriteria Hasil Analisis Nilai Siswa...84

Tabel 30. Peningkatan Nilai Tugas Kelompok...86

Tabel 31. Peningkatan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Keaktifan...88

Tabel 32. Ketuntasan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Keaktifan...89

Tabel 33. Peningkatan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Antusiasme...91

Tabel 34. Ketuntasan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Antusiasme...92

Tabel 35. Peningkatan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Peran Kelompok...94

Tabel 36. Ketuntasan Prestasi Belajar Perilaku Indikator Peran Kelompok...95

Tabel 37. Skor Rata-rata Prestasi Belajar Perilaku Siswa...97

Tabel 38. Peningkatan Prestasi Belajar Perilaku Siswa...97

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Action Research Spiral (Kemmis dan Mc Taggart)...28

Gambar 2. Grafik Peningkatan Nilai Tuntas Siswa...80

Gambar 3. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar PKn...83

Gambar 4. Grafik Peningkatan Kriteria Hasil Analisis Nilai Siswa...84

Gambar 5. Grafik Peningkatan Nilai Tugas Kelompok...86

Gambar 6. Diagram Ketuntasan Prestasi Perilaku Indikator Keaktifan...89

Gambar 7. Diagram Ketuntasan Prestasi Perilaku Indikator Antusiasme...92

Gambar 8. Diagram Ketuntasan Prestasi Perilaku Indikator Peran Kelompok...95

Gambar 9. Grafik Peningkatan Aktivitas Kinerja Siswa...98

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...108

Lampiran 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi...120

Lampiran 3. Lembar Kerja Kelompok...121

Lampiran 4. Lembar Observasi...129

Lampiran 5. Lembar Evaluasi...143

Lampiran 6. Daftar Nilai...171

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2003: 61).

(18)

2

Proses pembelajaran juga membutuhkan guru yang kreatif dan inovatif. Guru juga harus lebih pandai dalam menggunakan metode maupun pendekatan. Metode dan pendekatan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Sekolah Dasar Negeri Karangmojo III terdapat 8 mata pelajaran dan 2 muatan local. Salah satu mata pelajaran yang ada adalah PKn. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”(Sunarso, 2013: 1).

Pencapaian tujuan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui nilai-nilai pendidikan, diperlukan interaksi yang baik dan optimal antara guru dan siswa. Guru harus memiliki profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi sehingga prestasi belajar siswa akan meningkat dan interaksi itu tercipta. Menurut Suryabrata (2011: 232) prestasi belajar tidak lepas dari kegiatan belajar, untuk itu dikemukakan tiga ciri belajar yaitu:

1) aktivitas yang menghasilkan perubahan dalam setiapdiri individu, baik aktual maupun potensial,

2) perubahan itu pada pokoknya didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu relatif lama, dan

3) perubahan itu terjadi karena ada usaha (dengan sengaja).

(19)

3

Proses pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Karangmojo III belum sepenuhnya dilaksanakan berhasil khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Jika dilihat dari segi komponen sudah lengkap tetapi masih terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang ada antara lain masih banyak yang menganggap bahwa PKn adalah mata pelajaran yang teoritis. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) membutuhkan tingkat hafalan yang cukup tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan. Selain itu, metode dan pendekatan yang digunakan cenderung kurang bervariatif. Sarana dan prasarana yang tersedia juga kurang mencukupi sehingga kurang mendukung adanya pendalaman materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), misalnya tidak ada Liquid Crystal Display

(LCD). Hal ini menyebabkan prestasi belajar mereka rendah yaitu rata-rata kelas V SD Negeri Karangmojo III adalah 56,68 di mana terdapat 3 siswa dengan nilai tuntas dan 19 dengan nilai tidak tuntas.

(20)

4

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mencoba mengetengahkan salah satu bentuk pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dalam penyampaian pembelajaran ini peneliti menggunakan pendekatan inkuiri pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Karangmojo III. Diharapkan dengan menggunakan pendekatan inkuiri, prestasi belajar di SD Negeri Karangmojo III dapat meningkat terutama dalam mata pelajaran PKn.

B. Identifikasi Masalah

1. Banyak anggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang teoritis, sehingga membutuhkan tingkat hafalan yang cukup tinggi.

2. Banyak anggapan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah mata pelajaran yang membosankan.

3. Metode dan pendekatan yang digunakan cenderung kurang bervariatif.

4. Sarana dan prasarana yang tersedia juga kurang mencukupi sehingga kurang mendukung adanya pendalaman materi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 5. Prestasi belajar kelas V SD Negeri Karangmojo III rendah dengan rata-rata

(21)

5 C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, pembatasan masalah penelitian ini hanya pada peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan pendekatan inkuiri di SD Negeri Karangmojo III.

D. Rumusan Masalah

Bagaimana peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan inkuiri di SD Negeri Karangmojo III?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar kelas V pada mata pelajaran PKn dengan menerapkan pendekatan inkuiri di SD Negeri Karangmojo III.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk: 1. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Manfaat setelah diterapkannya pendekatan inkuiri dalam pembelajaran PKn adalah:

1) dapat membuka wawasan siswa bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bukanlah pelajaran yang susah dihafalkan dan

(22)

6 b. Bagi Guru

1) memiliki tambahan variasi pendekatan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan

2) sebagai sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan pendekatan yang tepat dalam mengajar.

c. Bagi Peneliti

1) sebagai bahan informasi untuk mengetahui apakah pendekatan Inkuiri mempengaruhi prestasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa kelas V SD Negeri Karangmojo III dan

2) memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai cara mengajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan pendekatan inkuiri.

2. Manfaat Teoritis

(23)

7 G. Definisi Operasional

1. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian siswa selama pembelajaran berlangsung dalam jangka waktu tertentu.

2. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”.

(24)

8 BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Wahidin (2009: 30), pendidikan kewarganegaraan (civics education) sebagai pendidikan yang berupaya untuk mempertahankan karakter bangsa (nation character building). Dalam penerapannya dimulai dari pemahaman terhadap dasar-dasar negara beserta implikasinya.

Menurut Junaidi (2013: vi), pendidikan kewarganegaraan adalah bentuk pengemblengan individu-individu agar mendukung dan memperkokoh komunitas politiknya sepanjang komunitas politik itu adalah hasil kesepakatan. Pendidikan Kewarganegaraan suatu negara akan senantiasa dipengaruhi oleh nilai-nilai dan tujuan pendidikan (educational values and aims) sebagai faktor struktural utama. Pendidikan kewarganegaraan bukan semata-mata membelajarkan fakta tentang lembaga dan prosedur kehidupan politik tetapi juga persoalan jati diri dan identitas suatu bangsa.

(25)

9

1) beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menghayati nilai-nilai falsafah bangsa,

2) berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan berbangsa,

3) rasional,dinamis, dan sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara, 4) bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran Bela Negara, dan

5) aktif menggali dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang didasari oleh dasar-dasar agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kepentingan kemanusiaan, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan Pancasila di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa. Selain itu, unsur-unsur tersebut juga mengandung nilai-nilai 1945 yang diperuntukan generasi muda Indonesia (Darmadi, 2010: 30).

Sunarso, dkk (2006: 2) mengatakan bahwa PKn merupakan mata kuliah yang memfokuskan pada pembentukan diri. Di Indonesia ini setiap individu beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa. Oleh karena itu, PKn menginginkan individu untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

(26)

10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian PKn adalah pendidikan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai moral serta hal yang berhubungan dengan politik sehingga dapat membentuk seseorang menjadi warga negara yang baik.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Permendikbud nomor 22 tahun 2006, tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan

2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta antikorupsi 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

\4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Menurut Burhan (2014: 15), tujuan pendidikan kewarganegaraan yaitu: 1) sebagai usaha untuk membentuk pola sikap dan perilaku peserta didik untuk

menjadi warga negara yang berkesadaran bela negara, bertanggung jawab, serta memiliki komitmen dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara kesatuan Republik Indonesia,

2) untuk membentuk peserta didik menjadi warga negara yang memiliki rasa, cinta tanah air, dan memiliki rasa kesadaran bela negara,

3) untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan “Hubungan antara warga negara dengan negara serta

(27)

11

4) agar dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, demokratis, serta ikhlas sebagai warga negara yang terdidik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara selaku warga negara Republik Indonesia yang bertanggung jawab,

5) menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam permasalahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di mana akan diselesaikan dengan penerapan pemikiran secara kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Hak Asasi Manusia, Demokrasi, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional,

6) mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai perjuangan serta patriotisme, rela berkorban bagi Nusa dan Bangsa,

7) berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi permasalahan yang sedang dihadapi Indonesia,

8) berpartisipasi secara aktif, bertanggung jawab, serta bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

9) berkembang secara positif dan demokratis agar dapat hidup bersama bangsa-bangsa lain, dan

10) mampu berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada.

(28)

12

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Permendikbud nomor 22 tahun 2006, ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspekaspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturanperaturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara 202

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilainilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

(29)

13

Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut.

1) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi keterbukaan, hidup rukun dan damai dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berpartisipasi dalam pembelaan negara, serta sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2) Norma, Hukum dan Peraturan-peraturan yang meliputi tertib dalam kehidupan berkeluarga, tertib di sekolah, di lingkungan masyarakat dengan mematuhi norma-norma yang berlaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan norma-norma internasional.

3) Hak Asasi Manusia yang meliputi hak dan kewajiban anak dalam hidup bermasyarakat, penghormatan atas perlindungan dan peradilan HAM baik nasional maupun internasional.

4) Kesadaran hidup berbangsa dan bernegara meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berpendapat, berorganisasi, menghargai keputusan bersama, serta persamaan kedudukan sesama warga negara.

(30)

14

dinamis bangsa yang harus diwujudkan untuk mencapai cita-cita bangsa terwujudnya masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur (Burhan, 2014: 17).

Berdasarkan uraian di atas, ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan ada tiga materi pokok yaitu demokrasi, hak asasi manusia, dan masyarakat madani. d. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar

Winataputra (2009: 6) mengatakan bahwa pembelajaran PKn di sekolah dasar dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang pelaksanaannya berprinsip pada implementasi kurikulum terdesentralisasi. Ada empat pokok pendidikan kewarganegaraan, yakni: (1) Kemampuan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sarana pembentukan; (2) Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan pembelajaran; (3) Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan; dan (4) Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi para guru.

(31)

15

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah Dasar (SD) dikembangkan dalam bentuk standar nasional PKn yang dimaksudkan sebagai suatu proses belajar mengajar dalam rangka membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.

2. Tinjauan Tentang Belajar dan Prestasi Belajar a. Definisi Belajar

Menurut Slameto (2003: 2) mengatakan secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sujarwo (2014: 1) mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses yang dilakukan secara sengaja untuk mengembangkan kemampuan individu yang merupakan suatu perubahan secara optimal. Perubahan yang terjadi berupa tingkah laku yang meningkat daru suatu pengalaman., sehingga setiap orang harus mengembangkan kemampuan atau potensi yang ada di dirinya.

(32)

16

mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen karena adanya pengalaman. Reber (Sugihartono, 2007: 74) mendefinisikan belajar dalam 2 pengertian. Pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan kedua,

belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyati & Mudjiono, 1994: 7).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah proses individu yang dialami oleh individu itu sendiri guna memenuhi kebutuhannya. Belajar juga meliputi sikap dan perilaku yang kompleks. Belajar juga merupakan proses yang dialami individu itu sendiri.

b. Karakteristik Anak SD

(33)

17

1) memiliki minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan praktis,

2) realistis, ingin tahu, dan suka belajar,

3) pada akhir masa mulai timbul minat pada hal dan mata pelajaran tertentu, 4) sampai kira-kira umur 11 tahun anak suka meminta bantuan kepada orang

dewasa dalam menyelesaikan tugas belajarnya,

5) setelah umur 11 tahun, anak-anak mulai ingin bekerja sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar,

6) anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar, dan

7) anak suka berkelompok dan memilih teman-temansebaya dalam bermain dan belajar.

Sanjaya (2013: 265) mengatakan bahwa dikatakan fase operasional konkret karena pada masa ini pikiran anak terbatas pada objek-objek yang mereka jumpai dari pengalaman-pengalaman langsung Anak berpikir tentang objek-objek atau benda yang mereka temukan secara langsung. Mereka juga berpikir tentang aktivitas-aktivitas yang dapat mereka lakukan dengan menggunakan benda-benda yang ditemuinya itu.

(34)

18

untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Anak mampu menggunakan kemampuan mentalnya untuk memecahkan masalah yang bersifat konkret sehingga anak mampu berfikir logis meski masih terbatas pada situasi sekarang.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik anak Sekolah Dasar (SD) adalah mampu memecahkan masalah yang bersifat konkret sehingga terletak pada tahap operasi konkret. Anak usia SD berpikir tentang objek-objek yang mereka temukan secara langsung.

c. Definisi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009: 12), prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia. Hal ini dibuktikan dengan kehidupan manusia yang selalu mengejar prestasi menurut bidang dan keampuan masing-masing.

Syah (2002: 141) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang diperoleh siswa guna mencapai tujuan. Tujuan yang akan dicapai adalah yang telah ditetapkan oleh sebuah program.

Dalam prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor baik berasal dari dalam maupun luar individu. Suryabrata (Heru, 2004: 15) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1. Faktor dari luar individu, meliputi:

a. Faktor sosial; yaitu pribadi guru yang mengajar, sikap orang tua terhadap anak yang sedang belajar, situasi pergaulan dan teman sebaya.

b. Faktor non sosial; yaitu belajar, cuaca, tempat tinggal, fasilitas, dan lain-lain. 2. Faktor dari dalam diri individu, meliputi:

yaitu kematangan fisik, kesehatan badan, kualitas

a. Faktor psikologis; yaitu minat, rasa aman, motif, pengalaman masa lampau, intelegensi, dan aspirasi.

(35)

19

Berdasarkan uraian diatas dapat simpulkan bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil pencapaian siswa selama pembelajaran berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Pencapaian ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.

d. Fungsi Prestasi Belajar

Menurut Arifin (2009: 12), prestasi belajar (achievement) semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: 1) prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah

dikuasai peserta didik,

2) prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan

(couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia,

3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan,

(36)

20

Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat, dan

5) prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

3. Tinjauan Tentang Pendekatan Inkuiri a. Definisi pendekatan Inkuiri

Majid (2013: 222) berpendapat bahwa strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasa dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Gulö (2002: 84) berpendapat bahwa inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis. Hal ini bertujuan agar siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

(37)

21

Menurut Exlin (Sujarwo, 2014: 82), pembelajaran inkuiri adalah cara mencari kebenaran suatu informasi atau pengetahuan melalui pertanyaan. Proses inkuiri tersebut dimulai dengan mengumpukan informasi dan data. Proses ini dilakukan melalui penerapan hubungan kemanusiaan, melihat, mendengar, menghayati, merasakan, dan memberikan tanggapan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendekatan inkuiri adalah rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan tersebut dilakukan agar siswa dapat merumuskan sendiri jawabannya dengan percaya diri.

b. Ciri-ciri pendekatan Inkuiri

Majid (2013: 222) berpendapat bahwa ciri-ciri strategi inkuiri sebagai berikut.

1) Menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.

2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan.

(38)

22 c. Langkah-langkah pendekatan Inkuiri

Menurut Majid (2013: 224-226) berpendapat ada 6 langkah pada pendekatan inkuiri, yaitu:

1) Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Keberhasilan strategi inkuiri sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki tersebut karena masalah tersebut pasti ada jawabannya sehingga siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

3) Merumuskan hipotesis

(39)

23 4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adaah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Pencarian tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan merupakan hal yang terpenting dalam menguji hipotesis. Menguji hipotesis juga berarti mengembangan kemampuan berpikir rasional.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan untuk mencapai kesimpulan yang akurat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini relevan dengan Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

(40)

24

Pembelajaran Inkuiri Pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Tunggulrejo Kecamatan Grabag Kabupaten Purworejo.

C. Kerangka Berfikir

Setiap siswa akan selalu berusaha untuk mendapatkan prestasi belajar yang tinggi. Mereka akan terus berusaha dalam berbagai mata pelajaran, termasuk Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran. Guru harus memberikan variasi dalam mengajar. Pendekatan merupakan salah satu hal yang harus diberi variasi. Inkuiri merupakan salah satu contoh pendekatan. Inkuiri ini anak diminta untuk menyelesaikan masalah sendiri. Melalui pendekatan pembelajaran inkuiri, pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) akan dirasa lebih mudah dan siswa akan lebih memahami setiap materi.

D. Hipotesis Tindakan

(41)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010: 135), penelitian tindakan kelas (classroom action research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran.

Kusumah & Dwitagama (2008: 9) mengatakan bahwa Penilitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Menurut Daryanto (2011: 3) Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu jenis penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya.

Menurut Kemmis dan Mc. Taggart (Muslich, 2009: 8) PTK adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

(42)

26 B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Suyadi (2013: 84) mengatakan bahwa subjek penelitian adalah satu isi kelas secara keseluruhan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Karangmojo III, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang berjumlah 22 siswa (laki-laki berjumlah 12 siswa dan perempuan berjumlah 10 siswa).

Keaktifan siswa kelas V SD Negeri Karangmojo III yang cukup tinggi mendorong peneliti menerapkan pendekatan inkuiri. Selain itu, karakteritik dan latar belakang siswa yang berbeda-beda memperkuat peneliti menerapkan pendekatan inkuiri tersebut dengan harapan setiap siswa mampu bekerjasama dalam kelompok masing-masing dan saling memahami karakter satu sama lain. 2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Karangmojo III yang berlokasi di Dusun Plumbungan, Kelurahan Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah karena pelaksanaan mata pelajaran PKn belum sepenuhnya berhasil, metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru juga melulu, serta sarana dan prasarana yang tersedia juga kurang mencukupi sehingga kurang mendukung adanya pendalaman materi Pendidikan PKn, misalnya tidak ada

(43)

27

peneliti untuk melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian diperkirakan selama dua minggu pada bulan Maret, sedangkan waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama semester genap tahun pelajaran 2016/2017.

C. Langkah-langkah Tindakan, Tahapan, dan Model siklus

Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Model ini terdapat siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan (siklus spiral). Siklus spiral adalah proses pembelajaran yang semakin lama semakin meningkat pencapaian hasilnya.

Menurut Arikunto (2010: 138-140), model Kemmis dan Mc. Taggart terdiri atas empat tahap, yaitu sebagai berikut.

1. Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan, yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

2. Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

3. Pengamatan, yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

4. Refleksi, atau pantulan, yaitu kegiatan untuk mengemukaka kembali apa yang sudah terjadi.

(44)

28

Adapun alurnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Action Research Spiral (Kemmis dan Mc Taggart) Siklus I

1. Perencanaan

Peneliti bersama kolaborator membahas rancangan tindakan yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Rancangan yang dibuat meliputi model pembelajaran, media pembelajaran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran. Persiapan secara rinci yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. RPP yang dibuat berisi rancangan sebagai berikut.

1) Pendahuluan

(45)

29

b) Guru memberikan motivasi agar siswa semangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

c) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehai-hari.

d) Guru menjelaskan materi dan kegiatan yang akan dilakukan serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan komunikatif.

2) Kegiatan Inti a) Orientasi

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. b) Merumuskan masalah

Guru meminta siswa untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.

c) Merumuskan hipotesis

Jawaban siswa yang bermacam-macam ditampung sebagai rumusan hipotesis.

d) Mengumpulkan data

(1) Guru mebagikan Lembar Kerja Kelompok dan menjelaskan tentang aturan pengerjaan tugas tersebut.

(2) Siswa dikondisikan untuk dapat memahami materi ajar dengan menyelesaikan tugas melalui Lembar Kerja Kelompok.

(46)

30 e) Menguji hipotesis

(1) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan secara bergiliran. (2) Guru membahas hasil diskusi kelompok untuk menemukan jwaban yang

akurat.

f) Merumuskan kesimpulan

(1) Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah untuk diarahkan pada konsep pembelajaran.

(2) Guru menguatkan kesimpulan siswa. 3) Penutup

Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa. b. Membuat Lembar Kerja

Lembar Kerja Kelompok digunakan untuk menuliskan hasil diskusi kelompok.

c. Membuat Lembar Observasi

Lembar observasi meliputi lembar observasi aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

2. Pelaksanaan Tindakan

(47)

31

Dalam penelitian ini, untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, yaitu dengan membandingkan perolehan nilai di setiap siklusnya.

3. Observasi dan Monitoring

Observasi dan monitoring dilaksanakan oleh observer yaitu peneliti selama pelaksanaan tindakan sebagai upaya untuk mengetahui aktivitas siswa selama dalam proses pembelajaran berlangsung serta untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar di setiap siklusnya. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan pedoman observasi yang telah dipersiapkan, yang meliputi situasi tindakan, proses tindakan, dan hasil tindakan.

4. Refleksi

Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis semua data yang diperoleh selama kegiatan observasi dilakukan. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan selma proses pembelajaran berlangsung sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran pada siklus selanjutnya.

Siklus II

Siklus II digunakan apabila hasil pada penelitian siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan. Siklus II disusun atas dasar hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I untuk memperoleh hasil yang lebih baik secara keseluruhan. Siklus akan dihentikan jika indikator keberhasilan sudah tercapai.

D. Metode Pengumpulan Data

(48)

32

interviu (interview), pengamatan (observation), ujian atau tes (test), dokumentasi

(documentation), dan lain sebagainya. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan sebagai berikut.

1. Metode observasi, untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan pembelajaran, suasana kelas, dan keadaan kelas selama proses tindakan.

2. Metode tes yaitu tes prestasi belajar yang bertujuan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan. Data yang dikumpulkan berupa data kuantitatif.

3. Metode dokumentasi yang dilakukan dengan cara pengambilan foto siswa pada proses pembelajaran.

E. Instrumen Pengumpulan Data

Arikunto (2005: 101) mengatakan bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang diperlukan sebagai berikut.

1. Lembar observasi

(49)

33

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa

No. Indikator

1. Keaktifan siswa selam proses pembelajaran dilaksanakan.

2. Atusiasme siswa terhadap pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

3. Peran siswa dalam kegiatan kerja kelompok.

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Observasi Guru dalam Mengajar

No. Indikator

1. Persiapan perlengkapan mengajar (RPP, buku sumber belajar dan alat peraga).

2. Kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal.

3. Kehadiran pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. 4. Fungsi pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. 5. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan pokok bahasan materi

ajar.

6. Penerlibatan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran. 7. Pemusatan kegiatan pembelajaran pada siswa.

8. Proses penanaman konsep pendidikan kewarganegaraan kepada siswa. 9. Penilaian dalam proses pembelajaran.

10. Kegiatan refleksi pada kegiatan akhir pembelajaran.

11. Tindak lanjut yang diberikan kepada siswa dari hasil pembelajaran.

2. Tes

(50)

34

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Tes Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Kompetensi Dasar Indikator

Butir Soal

Menjelaskan pengertian organisasi 1,2 1 Menjelaskan jenis organisasi 3,4,5 2,3 Menyebutkan unsur organisasi 6 4 Menjelaskan manfaat berorganisasi 7 5 Menyebutkan organisasi yang ada di

sekolah

8,9,10, 11

6,7,8 Menyebutkan organisasi yang ada di

masyarakat

12,13,1 4,15

9,10

3. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk memberikan gambaran secara konkret mengenai partisipasi siswa dalam proses pembelajaran serta untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumentasi yang dilakukan berupa foto.

F. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2013: 335) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

(51)

35

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan presentase skor dan nilai (Arikunto, 2007: 268). Analisi data dilakukan dengan mengacu pada hasil evaluasi siswa. Hasil pengamatan ini kemudian dibandingakan dengan hasil tes, setelah dicocokan diharapkan antara hasil pengamatan dan hasil tes prestasi belajar seimbang dan signifikan. Hasil tes pada siklus I akan dibandingkan dengan hasil tes siklus II. Hasil belajar siswa pada aspek kognitif harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Negeri Karangmojo III adalah 75.

Cara mengetahui kenaikan hasil belajar siswa adalah dengan menghitung presentase siswa yang berhasil memperoleh nilai KKM dari jumlah siswa di kelas itu. Menurut Adib (2009: 204) rumus untuk menghitung presentase siswa yang lulus adalah sebagai berikut.

P =

x 100%

Keterangan P : angka persentase

: siswa yang tuntas belajar

: jumlah siswa yang menjadi subjek penelitian G. Indikator Keberhasilan

(52)

36

indikator keberhasilan prestasi belajar perilaku adalah lebih atau sama dengan ( ≥ ) 75% dari seluruh siswa yang datang dengan kriteria minimal baik.

(53)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Karangmojo III Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. SD Negeri Karangmojo III letaknya strategis sehingga mudah untuk dijangkau.

SD Negeri Karangmojo III terdiri dari 6 kelas, yaitu kelas I sampai dengan kelas VI. Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas V. Ruang kelas tersebut berukuran 6 x 7 m. Inventaris kelas yang tersedia adalah 1 papan

B. Deskripsi Subjek Penelitian

(54)

38

Guru dalam proses belajar mengajar masih dominan menggunakan metode ceramah sehingga pembelajaran yang berlangsung terpusat pada guru. Siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan dari guru dan mengerjakan tugas secara individu di akhir pembelajaran. Guru merasa kesulitan dalam menyelaraskan kemampuan siswa antara siswa yang sudah mampu mendalami materi pelajaran dan siswa yang belum mampu mendalami materi pelajaran. Siswa yang sudah mampu mendalami materi pelajaran akan mengerjakan tugas dalam waktu yang retif singkat, sedangkan siswa yang belum mampu cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakan tugas. Siswa yang terlebih dahulu selesai mengerjakan tugas akan mengganggu konsentrasi siswa yang lain sehingga membuat suasana kelas menjadi gaduh. Hal ini berakibat rendahnya prestasi belajar siswa terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) semester I tahun pelajaran 2016/2017.

(55)

39

Nilai Tertinggi 97

Nilai Terendah 27

Persentase Tuntas 13,6%

Persentase Tidak Tuntas 86,4%

Pencapaian prestasi belajar PKn siswa kelas V sebelum tindakan berdasarkan tabel di atas relatif masih rendah. Presentase siswa yang mendapatkan nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal atau lebih (≥75) 13,6% (3 siswa),

sedangkan presentase siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (≤75) atau dinyatakan tidak tuntas sebesar 86,4% (19 siswa)

(56)

40

Data tersebut selanjutnya dianalisis untuk memperoleh data hasil analisis prestasi belajar PKn kelas V sebelum tindakan sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Siswa Kelas V sebelum Tindakan

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori

1. 91-100 2 9,1% Baik Sekali

2. 81-90 1 4,5% Baik

3. 75-80 0 0% Cukup

4. 40-74 17 77,3% Kurang

5. 30-39 2 9,1% Gagal

Rata-rata Kelas 56,68 Kurang

Berdasarkan tabel analisis prestasi belajar PKn siswa kelas V sebelum tindakan, jumlah siswa dengan kriteria baik sekali adalah 2 siswa (9,1%), jumlah siswa dengan kriteria baik adalah 1 siswa (4,5%), tidak ada siswa dengan kriteria cukup (0%), jumlah siswa dengan kriteria kurang adalah 17 siswa (77,3%), dan jumlah siswa dengan kriteria gagal adalah 2 siswa (9,1%), sedangkan nilai rata-rata-rata kelas adalah 56,68, sehingga secara keseluruhan dapat diartikan bahwa prestasi belajar PKn kelas V sebelum tindakan masuk dalam kategori kurang. C. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Laporan Hasil Penelitian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) Kelas V Melalui Pendekatan Pembelajaran Inkuiri

a. Siklus I

(57)

41

pelajaran pada siklus I adalah 22 siswa (100%), dengan jumlah siswa laki-laki 12 dan perempuan 10.

1) Perencanaan Tindakan

Hal-hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:

a) Menentukan dan mempersiapkan bahan ajar PKn yang akan dipelajari, yaitu: (1) Standar Kompetensi: 3. Memahami kebebasan berorganisasi

(2) Kompetensi Dasar: 3.2 Menyebutkan contoh organisasi di lingkungan sekolah dan masyarakat

(3) Materi Pelajaran: Organisasi

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PKn melalui pendekatan inkuiri, dengan rancangan sebagai berikut:

(1) Pendahuluan

(a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, berdoa, menanyakan kabar siswa, dan dilanjutkan presensi.

(b) Guru memberikan motivasi agar siswa semangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

(c) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

(58)

42 (1) Kegiatan Inti

(a) Orientasi

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. (b) Merumuskan masalah

Guru meminta siswa untuk memecahkan masalah yang telah diberikan oleh guru.

(c) Merumuskan hipotesis

Jawaban siswa yang bermacam-macam ditampung sebagai rumusan hipotesis.

(d) Mengumpulkan data

 Guru mebagikan Lembar Kerja Kelompok dan menjelaskan tentang aturan pengerjaan tugas tersebut.

 Siswa dikondisikan untuk dapat memahami materi ajar dengan menyelesaikan tugas melalui Lembar Kerja Kelompok.

 Guru mengawasi kinerja siswa dalam pengerjaan tugas serta memberi bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan.

(e) Menguji hipotesis

 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan secara bergiliran.

(59)

43 (f) Merumuskan kesimpulan

 Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil pemecahan masalah untuk diarahkan pada konsep pembelajaran.

 Guru menguatkan kesimpulan siswa. (3) Penutup

Guru menutup pelajaran dengan salam dan doa.

(c) Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang berisi langkah kerja dan pertanyaan yang harus dijawab sesuai hasil kerja kelompok.

(d) Membuat Lembar Observasi rangkaian aktivitas siswa dan guru selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

(e) Mempersiapkan sumber dan media pembelajaran. (f) Menentukan jadwal pelaksanaan tindakan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Peran guru kelas adalah sebagai guru yang melaksanakan proses pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran inkuiri, sedangkan peneliti sebagai kolaborator yang berperan sebagai pengamat atau observer. Berikut adalah uraian kegiatan pelaksanaan tindakan:

a) Pertemuan Pertama

(60)

44 (1) Pendahuluan

(a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam. (b) Guru memimpin berdoa.

(c) Guru menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan melakukan presensi.

(d) Guru memberikan motivasi agar siswa semangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

(e) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

(f) Guru menjelaskan materi dan kegiatan yang akan dilakukan serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan komunikatif.

(2) Kegiatan Inti (a) Orientasi

 Guru menjelaskan tentang pengertian organisasi.

 Kelas dibagi menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

(b) Merumuskan masalah

Siswa diminta untuk mencari jenis, unsur, dan manfaat organisasi. (c) Merumuskan hipotesis

Siswa merumuskan hipotesis berupa jawaban dari pertanyaan guru. (d) Mengumpulkan data

(61)

45

 Siswa dikondisikan untuk dapat memahami materi ajar dengan menyelesaikan tugas melalui Lembar Kerja Kelompok.

 Siswa diminta untuk berdiskusi tentang jenis, unsur, dan manfaat organisasi.

 Guru mengawasi kinerja siswa dalam pengerjaan tugas serta memberi bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan.

(e) Menguji hipotesis

 Setiap kelompok menguji hipotesis mereka dari data-data yang telah didapatkan.

 Guru membahas hasil diskusi kelompok untuk menemukan jawaban yang akurat.

(f) Merumuskan kesimpulan

 Siswa diajak menyimpulkan hasil pemecahan masalah untuk diarahkan pada konsep pembelajaran.

 Guru menguatkan kesimpulan siswa. (3) Kegiatan Penutup

(a) Guru membimbing siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.

(c) Guru mengucapkan salam untuk menutup pembelajaran. b) Pertemuan Kedua

(62)

46

yang Ada di Sekolah dan Organisasi yang Ada di Masyarakat. Uraian kegiatan pertemuan kedua pada siklus I adalah sebagai berikut.

(1) Pendahuluan

(a) Guru membuka pelajaran dengan memberi salam. (b) Guru memimpin berdoa.

(c) Guru menanyakan kabar siswa dilanjutkan dengan melakukan presensi.

(d) Guru memberikan motivasi agar siswa semangat dan fokus dalam mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

(e) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari.

(f) Guru menjelaskan materi dan kegiatan yang akan dilakukan serta menyampaikan tujuan yang akan dicapai dengan bahasa yang sederhana, mudah dipahami, dan komunikatif.

(2) Kegiatan Inti (a) Orientasi

Siswa diminta untuk berkumpul pada kelompok masing-masing. (b) Merumuskan masalah

 Siswa diminta untuk menyebutkan contoh organisasi yang ada di sekolah.  Siswa diminta untuk menyebutkan contoh organisasi yang ada di

masyarakat.

(c) Merumuskan hipotesis

(63)

47 (d) Mengumpulkan data

 Setiap kelompok dibagikan Lembar Kerja Kelompok.  Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang aturan kerja.

 Siswa dikondisikan untuk dapat memahami materi ajar dengan menyelesaikan tugas melalui Lembar Kerja Kelompok.

 Siswa diminta untuk berdiskusi tentang contoh organisasi yang ada di

sekolah dan di masyarakat.

 Guru mengawasi kinerja siswa dalam pengerjaan tugas serta memberi bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan.

(e) Menguji hipotesis

 Setiap kelompok menguji hipotesis mereka dari data-data yang telah didapatkan.

 Guru membahas hasil diskusi kelompok untuk menemukan jawaban yang akurat.

(f) Merumuskan kesimpulan

 Siswa diajak menyimpulkan hasil pemecahan masalah untuk diarahkan pada konsep pembelajaran.

 Guru menguatkan kesimpulan siswa. (3) Kegiatan Penutup

(a) Guru membimbing siswa untuk merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

(b) Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa.

(64)

48 3) Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan oleh peneliti sebagai kolabolator dengan mengisi lembar observasi pada pertemuan I dan II siklus I sesuai perintah yang tersedia di dalamnya. Data yang diperoleh dari lembar observasi adalah aktivitas siswa melalui kegiatan kerja kelompok dan aktivitas guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran inkuiri pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

a) Prestasi Belajar Siswa

(65)

49

Tabel 6. Daftar Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V Siklus I

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 32

Persentase Tuntas 72,7%

Persentase Tidak Tuntas 27,3%

Berdasarkan tabel daftar nilai yang diperoleh siswa pada evaluasi akhir siklus I, nilai rata-rata prestasi belajar PKn siswa kelas V pada siklus I adalah 70,5. Jumlah siswa yang dinyatakan tuntas adalah 16 siswa (72,7%), dan jumlah siswa yang dinyatakan tidak tuntas sebanyak 6 siswa (27,3%).

(66)

50

Tabel 7. Analisis Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Siswa Kelas V Siklus I

No. Rentang Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori

1. 91-100 1 4,5% Baik Sekali

2. 81-90 4 18,2% Baik

3. 75-80 11 50% Cukup

4. 40-74 4 18,2% Kurang

5. 30-39 2 9,1% Gagal

Rata-rata Kelas 70,5

Kategori Kurang

Berdasarkan tabel analisis prestasi belajar PKn siswa kelas V pada siklus I di atas jumlah siswa dengan kategori baik sekali adalah 1 siswa (4,5%), jumlah siswa dengan kategori baik adalah 4 siswa (18,2%), jumlah siswa dengan kategori cukup adalah 11 siswa (50%), jumlah siswa dengan kategori kurang adalah 4 siswa (18,2%), dan jumlah siswa dengan kategori gagal adalah 2 siswa (9,1%), sedangkan nilai rata-rata kelas adalah 70,5, sehingga secara keseluruhan dapat diartikan bahwa kategori prestasi belajar PKn kelas V dengan penerapan pendekatan inkuiri siklus I masuk dalam kategori kurang.

b) Hasil Nilai Kelompok

(67)

51

Tabel 8. Daftar Nilai Kelompok Siklus I

Nama Kelompok Siklus I Rata-rata

Pertemuan I Pertemuan II

I 75 80 77,5

Berdasarkan tabel di atas, rata-rata nilai kelompok yang diperoleh pada siklus I yaitu: kelompok I mendapatkan nilai rata-rata 77,5, kelompok II mendapatkan nilai rata-rata 75, kelompok III mendapatkan nilai rata-rata 82, kelompok IV mendapatkan nilai rata-rata 81, dan kelompok V mendapatkan niali rata-rata 76,5, sedangkan nilai rata-rata kelompok pada siklus I adalah 78,4.

Data tersebut selanjutnya dianalisis untuk memperoleh data hasil analisis nilai kelompok dalam pembelajaran PKn Kelas V siklus I sebagai berikut:

Tabel 9. Analisis Nilai Kelompok Siklus I

No. Rentang Nilai Jumlah Presentase Kategori

1. 91-100 0 0% Baik Sekali

2. 81-90 2 40% Baik

3. 75-80 3 60% Cukup

4. 40-74 0 0% Kurang

5. 30-39 0 0% Gagal

Rata-rata Kelas 78,4

Kategori Cukup

(68)

52

cukup adalah 3 kelompok (60%), sedangkan rata-rata nilai kelompok pada siklus I adalah 78,4 dengan kategori cukup.

c) Prestasi Belajar Perilaku

(69)

53

Tabel 10. Hasil Observasi Prestasi Belajar Perilaku Siswa Siklus I Pertemuan I

No

Jumlah Skor Kelas 122

Rata-rata Kelas 5,5 1,9

Kriteria Rata-rata Cukup

Kriteria:

(70)

54

(71)

55

Tabel 11. Hasil Observasi Prestasi Belajar Perilaku Siswa Siklus I Pertemuan II

No

Jumlah Skor Kelas 140

Rata-rata Kelas 6,4 2,1

Kriteria Rata-rata Cukup

Kriteria:

1,0 < Skor rata-rata ≤ 1,75 => kinerja siswa kurang 1,76 < Skor rata-rata ≤ 2,5 => kinerja siswa cukup 2,51 < Skor rata-rata ≤ 3,25 => kinerja siswa baik 3,26 < Skor rata-rata ≤ 4 => kinerja siswa sangat baik

(72)

56

kriteria baik sebanyak 7 siswa (31,8%), dan jumlah siswa dengan kriteria sangat baik sebanyak 1 siswa (4,5%).

Berdasarkan hasil observasi prestasi belajar perilaku pada pertemuan I dan pertemuan II pada siklus I, selanjutnya data tersebut dirata-rata untuk mendapatkan data kriteria prestasi belajar perilaku siklus I, berikut tabel rata-rata kriteria aktivitas siswa siklus I:

Tabel 12. Rata-rata Kriteria Prestasi Belajar Perilaku Siklus I Jumlah

Berdasarkan tabel di atas, jumlah seluruh skor penilaian prestasi belajar perilaku dalam pembelajaran PKn yang diperoleh pada pertemuan I dan

(73)

57

Tabel 13. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I No

. Aspek yang Dinilai

Skala 1 2 3 4 1. Persiapan perlengkapan mengajar (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, buku sumber belajar dan alat peraga).

2. Kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal. √ 3. Kehadiran pendekatan pembelajaran dalam proses

pembelajaran.

4. Fungsi pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran.

5. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan pokok bahasan materi ajar.

6. Penerlibatan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7. Pemusatan kegiatan pembelajaran pada siswa. √ 8. Proses penanaman konsep pendidikan kewarganegaraan

kepada siswa.

9. Penilaian dalam proses pembelajaran. √

10. Kegiatan refleksi pada kegiatan akhir pembelajaran. √ 11. Tindak lanjut yang diberikan kepada siswa dari hasil

pembelajaran.

1,0 < Skor rata-rata ≤ 1,75 => kinerja guru kurang 1,76 < Skor rata-rata ≤ 2,5 => kinerja guru cukup 2,51 < Skor rata-rata ≤ 3,25 => kinerja guru baik 3,26 < Skor rata-rata ≤ 4 => kinerja guru sangat baik

(74)

58

Tabel 14. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II No

. Aspek yang Dinilai

Skala 1 2 3 4 1. Persiapan perlengkapan mengajar (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, buku sumber belajar dan alat peraga).

2. Kegiatan apersepsi dalam kegiatan awal. √

3. Kehadiran pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran.

4. Fungsi pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran.

5. Kesesuaian pendekatan pembelajaran dengan pokok bahasan materi ajar.

6. Penerlibatan seluruh siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7. Pemusatan kegiatan pembelajaran pada siswa. √ 8. Proses penanaman konsep pendidikan kewarganegaraan

kepada siswa.

9. Penilaian dalam proses pembelajaran. √

10. Kegiatan refleksi pada kegiatan akhir pembelajaran. √ 11. Tindak lanjut yang diberikan kepada siswa dari hasil

pembelajaran.

1,0 < Skor rata-rata ≤ 1,75 => kinerja guru kurang 1,76 < Skor rata-rata ≤ 2,5 => kinerja guru cukup 2,51 < Skor rata-rata ≤ 3,25 => kinerja guru baik 3,26 < Skor rata-rata ≤ 4 => kinerja guru sangat baik

Berdasarkan data hasil onservasi kinerja guru pada pertemuan II siklus I bahwa dari 11 aspek yang dinilai skor yang diperoleh 30 dan skor rata-rata 2,7 dengan kriteria aktivitas guru baik.

Gambar

Gambar 1. Action Research Spiral (Kemmis dan Mc Taggart)
Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa
Tabel 4.
Tabel 6. Daftar Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas V
+7

Referensi

Dokumen terkait

pulan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat dengan pelaksanaan manajemen nyeri non-farmakologi pada pasien pasca operasi di ruang Cempaka

Semua mata wang asing yang disimpan tidak boleh dipindah secara langsung dari dan ke Akaun berkemampuan MCF melalui pemindahan dana inter- atau intrabank, iaitu pemindahan

REVISI RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN RENCANA TATA RUANG

Kelas Users digunakan untuk menyimpan seluruh data users , kelas BiayaDokter akan menyimpan data biaya dokter, kelas KuotaJamkes akan menyimpan data kuota jaminan

Dari perlakuan tersebut di atas diperoleh data adanya kenaikan R dengan adanya penambahan volume kolektor na-oleat dari = 10 - 45 ml dengan R terbesar = 94,56 % ; sedangkan untuk

Pengukuran efisiensi sel surya dilakukan dengan memberi cahaya pada sambungan P-I-N dengan cahaya lampu dengan daya 100 mW/cm 2 Diukur tegangan maksimum dan arus maksimum,

Dengan mengadopsi penelitian yang telah dilakukan oleh Pikaev dengan sistem aliran aerosol seperti Gambar 2, maka proses detoksifikasi dan desinfeksi limbah cair dari

yang digunakan adalah semen portland.. Filler Yang Berbeda Terhadap Nilai Marshall. Adhi Karya Perkasa di Patumbak. 3) Agregat halus pasir dan abu batu yang