BAB III
ANALISIS KARYA
Komposisi “Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu “Gundul-gundul Pacul”, “Cublak-Cublak Suweng”, dan “Suwe Ora Jamu”, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara lain: sonata-allegro form bertempo allegro, ternary form bertempo larghetto, dan rondo form bertempo allegro. Penulis menyusun komposisi sonata ini mengambil tema utama dari lagu dolanan anak daerah Jawa Tengah. Lagu daerah tersebut adalah “Gundul-gundul Pacul”, “Cublak-cublak Suweng”, dan “Suwe Ora Jamu”. Penulis hanya mengambil tema utama lagu-lagu tersebut sebagai inspirasi karya ini. Dalam penyusunan komposisi ini, penulis menentukan tema utama yang akan digunakan pada setiap movement dan menyusun akord pada pada setiap movement.
A. Movement Pertama
Movement Pertama berbentuk sonata-allegro form (ABA’) menggunakan tanda sukat 4/4 dan bertempo allegro1. Tangganada dasar yang digunakan dalam movement pertama ini adalah C Mayor. Dalam movement ini, penulis mengambil tema utama lagu dolanan “Gundul-gundul Pacul”. Pada movement ini, penulis juga terinspirasi dari “Piano Sonata No. 16 in C Major K. 545” karya W. A. Mozart sehingga beberapa birama tertentu mengadopsi pola ritme dari sonata tersebut.
1. Eksposisi, (birama 0/4 s.d. 24)
Eksposisi, karya ini menggunakan tema utama dari lagu “Gundul-gundul Pacul”. Eksposisi pada karya ini terdapat 24 birama. Pada movement ini, penulis menggunakan tangganada C Mayor sebagai tonika dan diakhiri kadens2. Pada bagian kedua, penulis
1Allegro: Awalnya istilah ini digunakan dalam pengertian harfiahnya dalam bahasa Italia yaitu ceria atau gembira.
menggunakan tangganada A Minor yang merupakan relatif minor dari C Mayor. Pada bagian akhir eksposisi ini, penulis menggunakan perfect authentic cadence3 untuk menciptakan kesan kuat sebagai penutup.
Tabel 3.1 Movement Pertama pada Eksposisi (birama 0/4 s.d. 24)
Bagian Birama Tonalitas
Tema Pertama 0/4 s.d. 11 C Mayor
Jembatan 12 A Minor
Tema Kedua 13 s.d. 19 A Minor
Coda 20 s.d. 24 A Minor
Kadens 24 A Minor
Tema Pertama (birama 0/4 s.d. 11) yang memainkan melodi Gundul-Gundul Pacul di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass4 pada tangan kiri.
Notasi 3.1. Movement Pertama Eksposisi (Tema Pertama)
Jembatan (birama 12) merupakan penghubung dari Tema Pertama yang berada di C Mayor menuju ke Tema Kedua yang berada di A Minor. Di tangan kanan terdapat akord A Minor sebanyak dua
3The perfect authentic cadence: tonika (root) muncul pada suara luar (suara sopran dan bass) dalam akord tonika. Sebuah kadens yang memberikan perasaan lengkap pada akhirnya.
ketuk dan dilanjutkan dengan scale A Minor. Modulasi ini diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri.
Notasi 3. 2. Movement Pertama Eksposisi (Jembatan) dari C Mayor menuju Tema Kedua di tangganada A Minor
Tema Kedua (birama 13 s.d. 19) yang memainkan melodi Gundul-Gundul Pacul di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri. Tema Kedua ini dimainkan dalam tangganada A Minor. Pada bagian ini, penulis terinspirasi dari “Piano Sonata No. 16 in C Major K 545” karya W. A. Mozart. Sehingga, ritme pada birama 13 s.d. 14 mengimitasi ritme dari Sonata K. 545 birama 1 s.d. 2.
Notasi 3.3. Movement Pertama Eksposisi (Tema Kedua)
Codetta5 (birama 20 s.d. 24) dimainkan dalam tangganada A Minor dengan diiringan pola alberti bass di tangan kiri.
Notasi 3.4. Movement Pertama Eksposisi (Codetta)
Kadens yang menjadi penutup pada bagian eksposisi ini terdapat di birama 24. Kadens yang digunakan pada bagian ini adalah perfect authentic cadence.
Notasi 3.5. Movement Pertama Eksposisi (perfect authentic cadence)
2. Development, (birama 25 s.d. 42/3)
Development, pada bagian ini tetap menggunakan tema utama lagu “Gundul-gundul Pacul” tetapi lebih diolah. Pengolahan tema utama pada bagian ini dengan cara membuat variasi tangganada yang berbeda dan menambahkan beberapa variasi ritme. Development pada karya ini terdapat 18 birama. Pada bagian awal Development penulis menggunakan tangganada D minor, merupakan sub-dominan dari tangganada A minor. Selanjutnya, modulasi menuju ke G Mayor dan dilanjutkan ke C Minor natural. Bagian ini selanjutnya diolah dengan perubahan atau variasi ke tangganada C Minor harmonis dan berubah lagi ke tangganada A Minor melodis. penutup bagian Development ini, diselesaikan dengan tangganada E Minor yang menuju tangganada C Mayor dibagian Rekapitulasi.
Tabel 3.2 Movement Pertama pada Development (birama 25 s.d. 42/3)
Bagian Birama Tonalitas
Bagian 1 25 s.d. 28 D Minor
Bagian 2 29 s.d. 32 G Mayor
Bagian 3 33 s.d. 35 C Minor natural
Tema Kedua dari bagian Eksposisi (birama 13 s.d. 15) dikembangkan dalam bagian Development pada birama 25 s.d. 28. Development dimulai ditangganada D Minor. Tangganada D Minor merupakan sub-dominant dari A Minor. Pengembangan yang dilakukan dengan variasi ritme di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri.
Notasi 3.6. Movement Pertama Development Bagian 1 (dalam D Minor)
Tema Kedua dari bagian Eksposisi (birama 13 s.d. 15) dikembangkan dalam bagian Development pada birama 29 s.d. 32. Development dimulai ditangganada G Mayor. Pengembangan yang dilakukan dengan mengimitasi pola Development pada birama 25 s.d. 28. Penulis mengimitasi ritme di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri tetapi dengan tangganada yang berbeda yaitu G Mayor.
Notasi 3.7. Movement Pertama Development Bagian 2 (dalam G Mayor)
yang dilakukan dengan mengimitasi pola Development pada birama 25 s.d. 27. Penulis mengimitasi ritme di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri tetapi dengan tangganada yang berbeda yaitu C Minor natural.
Notasi 3.8. Movement Movement Pertama Development Bagian 3 (C Minor natural)
Pada birama 36, terdapat jembatan modulasi dalam tangganada C Minor harmonis sebanyak satu birama.
Notasi 3.9. Movement Pertama Development Bagian 4 (C Minor harmonis)
Pada birama 37 s.d. 38, terdapat jembatan modulasi dalam tangganada A Minor melodis sebanyak dua birama.
Pada birama 39 s.d 42, terdapat jembatan modulasi dalam tangganada E Minor menuju ke C Mayor sebanyak empat birama.
Notasi 3.11. Movement Pertama Development Bagian 6 (E Minor)
3. Rekapitulasi, (birama 42/4 s.d. 67)
Rekapitulasi, pada bagian ini menggunakan tangganada C Mayor dan mengolah tema utama tanpa menggunakan modulasi. Pada bagian ini, bagian rekapitulasi tidak terdapat modulasi dan ditutup dengan perfect authentic cadence. Rekapitulasi pada Movement Pertama ini terdapat 25 birama.
Tabel 3.3 Movement Pertama pada Rekapitulasi (birama 42/4 s.d. 67)
Bagian Birama Tonalitas
Tema pertama 42/4 s.d. 54 C Mayor
Jembatan 55 C Mayor
Tema Kedua 56 s.d. 62 C Mayor
Coda 63 s.d. 67/3 C Mayor
Kadens 67/3 C Mayor
Notasi 3.12. Movement Pertama Rekapitulasi (Tema pertama)
Jembatan (birama 55) merupakan penghubung dari Tema Pertama menuju ke Tema Kedua. Di tangan kanan terdapat akord C Mayor sebanyak dua ketuk dan dilanjutkan dengan scale C Mayor. Modulasi ini diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri.
Notasi 3.13. Movement Pertama Rekapitulasi (Jembatan)
Tema Kedua (birama 56 s.d. 62) yang memainkan melodi Gundul-Gundul Pacul di tangan kanan dan diiringi dengan pola alberti bass pada tangan kiri. Tema Kedua ini dimainkan dalam tangganada C Mayor. Pada bagian ini, penulis terinspirasi dari “Piano Sonata No. 16 in C Major K 545” karya W. A. Mozart. Sehingga, ritme pada birama 56 s.d. 57 mengimitasi ritme dari Sonata K. 545 birama 1 s.d. 2.
Notasi 3.14. Movement Pertama Rekapitulasi (Tema Kedua)
Notasi 3.15. Movement Pertama Rekapitulasi (Coda)
Kadens yang menjadi penutup pada bagian rekapitulasi ini terdapat di birama 24. Kadens yang digunakan pada bagian ini adalah perfect authentic cadence.
Notasi 3.16. Movement Pertama Rekapitulasi (Kadens)
B. Movement Kedua
Movement Kedua berbentuk terner (ternary song form) 6 , menggunakan lagu dolanan “Cublak-Cublak Suweng” sebagai ide kompositoris. Tanda sukat yang digunakan adalah 4/4 dan bertempo Larghetto7. Tangganada utama yang digunakan dalam movement Kedua ini adalah G Mayor. Movement Kedua pada karya ini terdapat 44 birama
1. Bagian A, (birama 0/4 s.d. 23) dan (birama 30/2-44)
Bagian A, karya ini menggunakan tema utama dari lagu “Cublak-cublak Suweng”. Bagian A pada karya ini terdapat 23 birama. Pada movement ini, penulis menggunakan tangganada G Mayor sebagai tonika.
6Ternary form: Sebuah bentuk musik dasar, yang terdiri dari tiga bagian (A B A). Bagian ketiga yang hampir sama dengan bagian pertama. Jika bagian ketiga sama persis, biasanya bagian tersebut tidak ditulis, pemain hanya diarahkan untuk mengulang bagian pertama (biasanya diberi tanda da capo, atau D.C.). Kadang bagian ketiga adalah versi pendek dari bagian pertama; pemain mungkin diminta untuk mengulang bagian pertama sampai atau dari titik tertentu (dal segno, “dari tanda”), yang ditandai dengan tanda atau dengan tanda bintang.
Tabel 3.4 Movement Kedua Garis besar (birama 0/4 s.d. 44)
Bagian Birama Tonalitas
A 0/4-22/3 G Mayor
Jembatan 22/4-25/3 C Mayor
B 25/4-30/1 C Mayor
A 30/2-44 G Mayor
Movement Kedua Bagian A mempunyai birama sebanyak 22 birama. Bagian A dimulai dari birama 0/4 s.d. 22/3. Tangganada yang digunakan dalam Bagian A ini adalah G Mayor. Tema Utama berada di tangan kanan. Pada Movement Kedua Bagian A ini, tidak terdapat iringan yang lincah ditangan kiri supaya kontras dengan Movement Pertama.
Notasi 3.17. Movement Kedua Bagian A (Tema Utama)
2. Bagian B, (birama 25/4 s.d. 30/1)
Bagian B, karya ini menggunakan tema utama dari lagu “Cublak-cublak Suweng”. Bagian B pada karya ini hanya terdapat 5 birama. Pada movement ini, penulis menggunakan tangganada C Mayor.
Tabel 3.5 Movement Kedua pada Bagian B (25/4 s.d. 30/1)
Bagian Birama Tonalitas
B 25/4-30/1 C Mayor
Movement Kedua Bagian B ini hanya mempunyai 5 birama. Tangganada yang digunakan dalam Bagian B ini adalah C Mayor. Tema Utama berada di tangan kanan. Pada Movement Kedua Bagian B ini, terdapat iringan yang lincah ditangan kiri.
Notasi 3.19. Movement Kedua Bagian B (Tema Utama)
3. Jembatan, (birama 23/4 s.d. 25/3)
Jembatan, karya ini hanya terdapat 4 birama. Jembatan dimulai pada birama 22/4 s.d. 25/3.
Tabel 3.6 Movement Kedua Jembatan (birama 23/4 s.d. 25/3)
Bagian Birama Tonalitas
Jembatan pada Movement Kedua ini merupakan transisi dari Bagian A yang berada di G Mayor menuju ke Bagian B yang berada di C Mayor
Notasi 3.20. Movement Kedua Bagian B (Jembatan dari A ke B)
C. Movement Ketiga
Movement Ketiga mengambil tema utama lagu dolanan “Suwe Ora Jamu”. Pada movement ini, penulis menggunakan rondo form dengan tanda sukat 2/4 dan bertempo Allegro. Tangganada dasar yang digunakan dalam movement ketiga ini adalah C Mayor. Movement ketiga pada karya ini terdapat 238 birama.
Tabel 3.7 Movement Ketiga Garis besar (birama 0/2 s.d. 238)
Birama Keterangan
0/2-31/1 A
31/2-49/1 B
49/2-81/1 A
81/2-153/1 C
153/2-182/1 A
183/2-201/1 B
201/2-229 A
230-238 coda
30 birama. Pada ini, penulis menggunakan tangganada C Mayor sebagai tonika dan akan menuju ke tangganada A Minor sebagai bagian B. Bagian A ini terdapat rhytmic extension of a figure dari melodi utama.
Tabel 3.8 Movement Ketiga Bagian A (birama 0/2 s.d. 31/1)
Bagian A Birama Tonalitas
A 0/2 s.d. 16/1 C Mayor
A 16/2 s.d. 31/1 C Mayor
Tema Pertama (birama 0/2 s.d. 16/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan.
Notasi 3.21. Movement Ketiga Bagian A (Tema Pertama)
Tema Kedua (birama 16/2 s.d. 31/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan. Dalam bagian ini, terdapat rhytmic extension of a figure di tangan kanan.
Notasi 3.22. Movement Ketiga Bagian A (Tema Kedua)
Tabel 3.9 Movement Ketiga Bagian A (birama 49/2 s.d. 81/1)
Bagian A Birama Tonalitas
A 49/2 s.d. 65/1 C Mayor
Tema Pertama (birama 49/2 s.d. 65/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan.
Notasi 3.23. Movement Ketiga Bagian A (Tema Pertama)
Tema Kedua (birama 65/2 s.d. 81/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan. Dalam bagian ini, terdapat rhytmic extension of a figure di tangan kanan.
Notasi 3.24. Movement Ketiga Bagian A (Tema Kedua)
Tabel 3.10 Movement Ketiga Bagian A (birama 153/2 s.d. 182/1)
Bagian A Birama Tonalitas
A 153/2 s.d. 169/1 C Mayor
A 169/2 s.d. 182/1 C Mayor
Tema Pertama (birama 153/2 s.d. 169/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan.
Tema Kedua (birama 169/2 s.d. 182/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan. Dalam bagian ini, terdapat rhytmic extension of a figure di tangan kanan.
Notasi 3.26. Movement Ketiga Bagian A (Tema Kedua)
Tabel 3.11 Movement Ketiga Bagian A (birama 201/2 s.d. 229/1)
Bagian A Birama Tonalitas
A 201/2 s.d. 217/1 C Mayor
A 217/2 s.d. 229/1 C Mayor
Tema Pertama (birama 201/2 s.d. 229/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan.
Notasi 3.27. Movement Ketiga Bagian A (Tema Pertama)
Tema Kedua (birama 217/2 s.d. 229/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan. Dalam bagian ini, terdapat rhytmic extension of a figure di tangan kanan.
b. Bagian B (birama 31/2 s.d. 49/1) (183/2 s.d. 201/1)
Bagian B Movement Ketiga Bagian B karya ini dimulai dari ketukan kedua pada birama 31 dan diakhiri pada ketukan pertama pada birama 49. Pada bagian B ini, penulis menggunakan tangganada A Minor dan melodi utamanya berada dibagian tangan kiri (bass). Bagian B ini, melodi utama divariasikan dengan Diminution kemudian ditambah Diminution Retrograde pada birama selanjutnya.
Tabel 3.12 Movement Ketiga Bagian B (birama 31/2 s.d. 49/1)
Bagian Birama Tonalitas
B 31/2 s.d. 39/1 A Minor
B 39/2 s.d. 49/1 A Minor
Tema Pertama (birama 31/2 s.d. 39/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kiri dengan variasi ritme Diminution.
Notasi 3.29. Movement Ketiga Bagian B (Tema Pertama)
Tabel 3.13 Movement Ketiga Bagian B (birama 183/2 s.d. 201/1)
Bagian Birama Tonalitas
B 183/2 s.d. 191/1 A Minor
B 191/2 s.d. 201/1 A Minor
Tema Pertama (birama 183/2 s.d. 191/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kiri dengan variasi ritme Diminution.
Notasi 3.31. Movement Ketiga Bagian B (Tema Pertama)
Tema Kedua (birama 39/2 s.d. 49/1) yang memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kiri dengan variasi ritme Diminution Retrograde.
Notasi 3.32. Movement Ketiga Bagian B (Tema Kedua)
c. Bagian C (birama 81/2 s.d. 153/1)
Tabel 3.14 Garis besar Movement Ketiga Bagian C birama 81/2 s.d. 153/1 (Fuga)
Birama Keterangan
81/2-118/1 Eksposisi
118/2-144/1 Development
144/2-153/1 Rekapitulasi
i). Eksposisi, dimulai pada birama 81 ketukan kedua dan diakhiri di ketukan pertama birama 118, melodi utama tunggal yang terdapat disuara alto dalam tangganada G Mayor. Kemudian, melodi utama pindah ke suara sopran dalam tangganada D Mayor. Selanjutnya, melodi utama pindah ke suara bass dalam tangganada G Mayor. Pada birama selanjutnya, terdapat passing dan episode. Episode yang digunakan adalah sekuen dari melodi utama pada bagian Eksposisi ini. Bagian eksposisi ini diakhiri dalam tangganada E Minor harmonis.
Tabel 3.15 Garis besar Movement Ketiga Bagian C Eksposisi pada birama 81/2 s.d. 118/2
Bagian Birama Tonalitas
Tema di alto (birama 81/2 s.d. 95/1) memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan pada suara alto. Tangganada yang digunakan adalah G Mayor.
Notasi 3.33. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (G Mayor) tema di alto
Tema di sopran (birama 88/2 s.d. 95/1) memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan pada suara sopran. Tangganada yang digunakan adalah D Mayor.
Notasi 3.34. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (D Mayor) tema di sopran
Tema di bass (birama 95/2 s.d. 102/1) memainkan melodi Suwe Ora Jamu di tangan kanan pada suara sopran. Tangganada yang digunakan adalah G Mayor.
Tema di Episode I (birama 102/2 s.d. 106/1). Tangganada yang digunakan adalah G Mayor.
Notasi 3.36. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (G Mayor) Episode I
Tema di Episode II (birama 106/2 s.d. 110/1). Tangganada yang digunakan adalah A Mayor.
Notasi 3.37. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (passing ke A Mayor) Episode II
Tema di Episode III (birama 110/2 s.d. 114/1). Tangganada yang digunakan adalah B Mayor.
Notasi 3.38. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (passing ke B Mayor) Episode III
Notasi 3.39. Movement Ketiga Bagian C Eksposisi (E Minor harmonis) Jembatan
ii).Development, dimulai pada birama 118 ketukan kedua dan diakhiri di ketukan pertama birama 144. Melodi utama terdapat dibagian sopran pada birama 118 ketukan kedua dalam tangganada E Minor harmonis. Terdapat extension of figure saat melodi utama berada di sopran. Selanjutnya, melodi utama pindah ke alto pada birama ke 128 ketukan kedua dalam tangganada B Minor harmonis. Kemudian melodi utama pindah ke bass pada birama 136 ketukan kedua dalam tangganada D Mayor.
Tabel 3.16 Garis besar Movement Ketiga Bagian C Development (birama 118/2 s.d. 144/1)
Bagian Birama Tonalitas
Tema di sopran 118/2 s.d. 128/1 E Minor harmonis Tema di alto 128/2 s.d. 136/1 B Minor Harmonis Tema di bass 136/2 s.d. 144/1 D Mayor
Notasi 3.40. Movement Ketiga Bagian C Development (E Minor harmonis) tema di sopran
Tema di alto (birama 128/2 s.d. 136/1) terdapat 8 birama. Tangganada yang digunakan adalah B Minor harmonis.
Notasi 3.41. Movement Ketiga Bagian C Development (B Minor harmonis) tema di alto
Tema di bass (birama 136/2 s.d. 144/1) terdapat 8 birama. Tangganada yang digunakan adalah D Mayor.
Notasi 3.42. Movement Ketiga Bagian C Development (D Mayor) tema di bass
Tabel 3.17 Garis besar Movement Ketiga Bagian C Rekapitulasi (birama 144/2 s.d. 153/1)
Bagian Birama Tonalitas
Tema 144/2 s.d. 153/1 G Mayor
Tema ada di birama 144/2 s.d. 153/1) terdapat 9 birama. Tangganada yang digunakan adalah G Mayor.
Notasi 3.43. Movement Ketiga Bagian C Rekapitulasi (G Mayor) tema di sopran
d. Coda8 (birama 230 s.d. 238)
Coda pada Movement Ketiga karya ini mempunyai delapan birama. Coda dimulai pada birama 230 s.d. 238. Tangganada yang digunakan adalah tangganada C Mayor.
Tabel 3.18 Tabel Garis besar Movement Ketiga Bagian C Coda
Bagian Birama Tonalitas
Coda 230 s.d. 238 C Mayor
Bagian ini merupakan penutup pada Movement Ketiga.
Notasi 3.44. Movement Ketiga Bagian C Rekapitulasi (C Mayor) Coda