• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN MUTU HOTEL SYARI'AH : STUDY KASUS HOTEL GRAND KALIMAS SYARI'AH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN MUTU HOTEL SYARI'AH : STUDY KASUS HOTEL GRAND KALIMAS SYARI'AH SURABAYA."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN MUTU HOTEL SYARI

AH

(Study Kasus Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S. Sos)

Oleh:

WAHYUNI ASTUTIK NIM: B94212088

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Wahyuni Astutik, 2016. Manajemen Mutu Hotel Syari’ah ( Study Kasus Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya)

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah : Manajemen Mutu Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya

Dalam menjawab pesoalantersebut, peneliti menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus yang berguna untuk mendeskripsikan dan memberikan data mengenai manajemen mutu Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data primer dan sekunder yang diperoleh dari informan serta dokumen mengenai jenis data-data yang dibutuhkan. Dalam menggali data penelitian menggunakan teknin observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam manajemen mutu Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya memperhatikan empat prinsip dasar dalam meningkatkan manajemen mutu yaitu kepuasan pelanggan, respect pada setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, dan perbaikan berkesinambungan. Sedangkan strategi dalam meningkatkan manajemen mutu Hotel ada lima hal yang dilakukan. Pertama, pelayanan yang diberikan kepada pelanggan adalah pelayanan yang terbaik dan maksimal, yaitu pelayanan yang diberikan kepada pelanggan hotel ada pelayanan yang sesuai dengan standart dan dalam pelayanan ini bekerja sama dengan devisi manapun. Kedua, loyalitas dan kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama. Ketiga cara memotivasi karyawan dalam meningkatkan produktivitas kinerjanya dengan cara mengadakan training yang bekerja sama dengan Hotel Sofyan Inn dalam bidang manajemen operasional dan Disnaker. Keempat, Kerja tim untuk meningkatkan kinerja karyawan untuk memaksimalkan pelayanan dan memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kemudian yang terakhir adalah Penanganan keluhan pelanggan secara efektif dan cepat dalam meningkatkan manajemen mutu Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN...v

PERTANYAAN PERTANGGUNGJAWABAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR BAGAN ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Konsep... 6

(8)

BABII KAJIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

B. Kerangka Teori 1. Manajemen Mutu ...13

2. Hotel Syariah...27

3. Manajemen Menurut Islam ... 31

BABIII METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34

B. Lokasi Penelitian... 36

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data ... 36

2. Sumber Data ...37

D. Tahap Penelitian 1. Tahap Pralapangan...38

2. Tahap Lapangan ... 40

3. Penulisan Laporan ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data 1.Observasi ... 41

2. Wawancara ... 42

3. Dokumentasi ... 42

(9)

G. Teknik Analisis Data

a. Reduksi Data...45

b. Penyajian Data...45

c. Penarikan Kesimpulan...45

BABIV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian a. Sejarah berdirinya Hotel Grand Kalimas Syariah Surabaya ... 46

b. Prinsip Berdirinya Hotel Grand Kalimas SyariahSurabaya....49

c. Struktur Organisasi Hotel Grand Kalimas Syariah Surabaya..49

d. Fasilitas Hotel Grand Kalimas Syariah Surabaya...51

e. Biografi Pendiri Hotel Grand Kalimas Syariah Surabaya...52

f. Kerja Sama Hotel...53

B. Penyajian Data ... 54

C. Analisis Data...64

BABV PENUTUP A. Kesimpulan ... 82

B. Saran dan Rekomendasi ... 83

C. Keterbatasan Penulis...84

DAFTAR PUSTAKA

(10)

LAMPIRAN

DAFTAR BAGAN

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia yang sebagian penduduknya muslim terbesar di dunia harus

berjuang keras untuk menjadi pusat syariah. Indonesia juga terkenal dengan

keanekaragaman budaya dan situs-situs yang mengandung unsur islam,

sehingga menyebabkan banyaknya turis asing maupun lokal yang ingin

mengenal lebih dalam budaya dan situs yang berunsur islam. Dengan

banyaknya keanekaragaman budaya islam tersebut menyebabkan banyaknya

lembaga-lembaga dan bisnis-bisnis yang berbasis syari’ah. Hal ini di

buktikan dengan banyaknya lembaga-lembaga dan bisnis-bisnis yang

berunsurkan syari’ah.

Saat ini, perkembangan hotel dengan berbasis syari’ah belum menjadi

suatu bisnis yang cukup populer namun diyakinkan bahwa perkembangan

hotel berbasis syari’ah ini akan mengalami perkembangan peningkatan yang

cukup drastis dikarenakan tingkat kesadaran terhadap syari’ah tersebut.

Dampak dari semakin meningkatnya kesadaran terhadap syari’ah saat ini,

menimbulkan banyaknya bermunculan lembaga-lembaga yang berbasis

syari’ah, sebagai contoh adalah perbankan syari’ah. Perkembangan

Perbankan syari’ah saat ini ditunjukan dengan banyaknya bank-bank

syari’ah yang bermunculan, bahkan bank-bank konvensional pun ikut

(13)

2

Saat ini, banyaknya bisnis-bisnis yang bersifat konvensional beralih dan

mengembangkan bisnisnya ke bisnis syari’ah contohnya : perbankan

syari’ah, asuransi syari’ah, dan hotel syari’ah. Hal yang sama juga ingin

diraih bukan hanya oleh negara tetangga sesama muslim, seperti Singapura,

Malaysia dan Timur Tengah, melainkan juga negara non-muslim, seperti

Inggris dan Hongkong.

Hotel adalah sebuah bangunan yang disediakan kepada publik secara

komersial untuk para tamu yang ingin mendapat pelayanan menginap,

makanan atau minuman dan pelayanan lainnya.1 Berdasarkan sejarahnya,

hotel berasal dari bahasa Perancis kuno dari kata "hostel". Diperkirakan

hotel sudah ada sejak akhir abad 17 dan digunakan sebagai "tempat

penampungan pendatang". Sejak awal hotel sengaja dibangun untuk

keperluan masyarakat umum.2 Perkembangan hotel yang berbintang

maupun tidak berbintang sudah mulai pesat dan jumlahnya mulai

bertambah, hal ini menyebabkan terjadinya persaingan yang ketat. Untuk itu

pengelola hotel harus meningkatkan pelayanan yang memberikan kepuasan

terhadap tamu, fasilitas dan sarana yang ada di hotel sesuai dengan

kebutuhan tamu, sehingga dapat menarik tamu untuk menginap dihotel

tersebut.

Hotel syari’ah adalah hotel sebagaimana lazimnya, yang operasional

dan layanannya telah menyesuaikan dengan prinsip-prinsip syari’ah atau

pedoman ajaran Islam, guna memberikan suasana tenteram, nyaman, sehat,

(14)

3

dan bersahabat yang dibutuhkan tamu, baik muslim maupun non-muslim.3

Operasional hotel syari’ah secara umum tidak berbeda dengan hotel-hotel

lainnya, tetap tunduk kepada peraturan Pemerintah, tetap buka 24 jam, tanpa

interupsi. Pemasaranya pun terbuka bagi semua kalangan, baik muslim

maupun non-muslim.

Penyajian makanan dan minuman menggunakan bahan-bahan halal,

serta yang berguna bagi kesehatan. Sajian minuman dihindarkan dari

kandungan alkohol. Standard pelayanan hotel syari’ah adalah keramah

tamahan, kelembutan, kesediaan untuk membantu, sopan dan bermoral.4

Tingkat kesadaran halal dan bersyari’ah yang semakin meningkat

membuat tuntutan terhadap fasilitas hotel dan usaha pariwisata syari’ah juga

meningkat. Dampak dari adanya hotel syari’ah adalah meminimalkan hal

yang tidak baik bagi manusia dan lingkungan, serta memberikan ruang yang

lebar untuk orang yang ingin menginap dihotel dengan mengutamakan rasa

nyaman dan aman. Ini berarti fasilitas hotel dan pariwisata syari’ah bisa

dinikmati semua masyarakat, tidak terbatas kaum Muslim saja. Prinsip ini

yang digunakan dalam setiap pendirian hotel syariah dan sudah ada dalam

ayat : Q. S. Al Maidah ayat 90 :

    



(15)

4

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)

khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah

perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”.

Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya merupakan satu dari

banyaknya hotel syari’ah yang ada di Indonesia. Letak hotel yang dekat

dengan Makam Walisongo, yaitu Makam Sunan Ampel yang merupakan

salah satu wali Allah yang ada di pulau Jawa khususnya daerah Surabaya

membuat hotel ini dapat berkembang dan bersaing dengan hotel yang

bersifat konvensional disekitarnya. Dengan letak yang strategis tersebut

membuat hotel Grand Kalimas Syari’ah dengan mudah menarik tamu untuk

bermalam di hotel tersebut.

Sebelum di sahkan menjadi hotel yang berkonsep syari’ah, hotel Grand

Kalimas Syari’ah sudah mulai menerapkan konsep syari’ahnya sejak awal

berdirinya hotel tersebut. Dimulai dari fasilitas yang terdapat didalam kamar

hotel sudah disiapkan peralatan untuk ibadah. Hotel Grand Kalimas

Syari’ah adalah hotel yang dahulunya berkonsep hotel konvensional dan

berubah menjadi hotel yang berkonsep syari’ah pada tahun 2013. Dengan

pengukuhan hotel yang berkonsep syari’ah ini didasari oleh keinginan untuk

memberikan kenyamanan dan keamanan, serta layanan yang terbaik bagi

tamu yang sebagian besar pengunjung Makam Sunan Ampel. Dengan

mendapatkan sertifikat hotel halal dari MUI membuat hotel ini menjadi

(16)

5

Dengan beralihnya ke konsep syari’ah membuat hotel ini tidak sepi

pengunjung, dengan ditetapkannya hotel halal dari MUI membuat hotel ini

semakin banyak pengunjungnya. Ramahnya pelayanan yang diberikan oleh

pihak hotel membuat tamu yang bermalam di hotel Grand kalimas Syari’ah

merasa nyaman dan puas.

Hal ini yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian.

Penulis ingin memahami tentang manajemen mutu hotel syari’ah untuk

mendapatkan sertifikasi hotel halal yang wajib dimiliki oleh hotel syari’ah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah

yang diangkat pada penelitian ini adalah Bagaimana manajemen mutu Hotel

Grand Kalimas Syari’ah Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui

manajemen mutu Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan

(17)

6

b. Mampu menarik minat pembaca untuk turut bergabung dalam

pengembangan hotel berbasis syari’ah dengan menjadi

pelanggan hotel

c. Sebagai bahan informasi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Menjadi bahan pertimbangan bagi Hotel Grand Kalimas

Syri’ah Surabaya untuk meningkatkan kualitas manajemen

penjualan didalam tim penjualan.

b. Menambah bahan bacaan tentang hotel syari’ah di lingkungan

akademisi maupun masyarakat umum.

E. Definisi Konsep

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul

“Manajemen Mutu Hotel Syari’ah (Study Kasus Hotel Grand Kalimas

Syari’ah Surabaya)”, maka kiranya perlu dijelaskan istilah-istilah atau

kata-kata yang terdapat didalam judul tersebut.

1. Manajemen Mutu

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.5

Sedangkan Mutu adalah suatu keseluruhan karakteristik atau ciri suatu

produk atau jasa yang bertujuan untuk kepuasan pelanggan.6

Manajemen mutu (Total Quality Management) dapat didefinisikan

5

Manullang, 1990,Dasar-Dasar Manajemen, ( Ghalia:Jakarta ), hal. 17

6

(18)

7

sebagai mengelola organisasi secara menyeluruh agar organisasi

memperoleh keunggulan pada semua dimensi dari produk atau jasa.

Manajemen mutu (Total Quality Management) adalah suatu pendekatan

dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya

saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungnannya. Perbaikan pada produk dan jasa

yaitu semua orang dalam perusahaan tidak boleh menyerahkan produk

dan pelayanan yang cacat kepada pelanggan. Dari pengertian diatas

dapat dijelaskan bahwa pentingnya mutu mencakup keseluruhan

organisasi, pada setiap hal yang dilakukan oleh setiap organisasi dan

kepuasan pelanggan menjadi faktor utama yang mempengaruhi mutu.7

Dalam manajemen mutu mempelajari setiap area dari manajemen

operasi, dari perencanaan produk dan fasilitas sampai penjadwalan

sampai memonitor hasil. Manajemen mutu adalah bagian dari semua

fungsi dari usaha lain (pemasaran, sumber daya manusia, dan

keuangan).

Dalam manajemen mutu bertujuan untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan dengan apa yang dihasilkan oleh suatu produk atau

jasa.8 Secara umum mutu suatu produk atau jasa itu akan dapat

diwujudkan, jika semua kegiatan ditujukan kepada kepusan pelanggan.

Selanjutnya mutu memerlukan unsur-unsur yang dapat membantu

7

Amin Widjaja Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu, ( PT Rineka Cipta:Jakarta ), hal. 9

8

(19)

8

dalam pencapaian hasil yang diinginkan. Pengendalian mutu adalah

suatu usaha yang strategis yang penting terhadap produk dan jasa.

Penerapan sumberdaya manusia untuk memperbaiki dalam

penyediaan bahan baku maupun pelayanan bagi organisasi dan proses

organisasi pada tingkatan tertentu, kemampuan pelayanan mutu

dipengaruhi oleh keahlian karyawan pemberi jasa.Perbaikan dan

pemberdayaan manusia bukan hanya sekedar melibatkan karyawan,

melainkan juga melibatkan mereka yang memberikan pengaruh pada

suatu organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini memberikan manfaat

utama, yaitu untuk meningkatkan perencanaan dan pengambilan

keputusan, serta meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas

keputusan yang telah diambilnya.

Agar dapat sukses, setiap organisasi atau perusahaan perlu

melakukan proses yang sistematis dalam melaksanakan perbaikan

secara berkesinambungan. Dalam konsep ini berlaku siklus PDCA

(Plan, do, check, act) yang terdiri dari langkah perencanaan, melakukan

tindakan terhadap hasil yang diperoleh. Hal ini berarti manajemen mutu

merupakan kemampuan yang melekat dalm sumber daya manusia serta

merupakan proses yang dapat dikontrol dan bukan suatu kebetulan.

2. Hotel Syari’ah

Hotel syari’ah yang dimaksud disini adalah hotel dengan konsep

syari’ah islam, yaitu hotel yang menerapkan syariah dalam agama islam

(20)

9

hotel yang muncul dan mengurangi image bahwa Hotel yang

kebanyakan dipandang masyarakat awam sebagai tempat berkumpulnya

maksiat baik itu perzinahan, narkoba, dan perbuatan negative lainnya.

Hotel syari’ah adalah bangunan yang disediakan kepada publik

secara komersial untuk para tamu yang ingin mendapat pelayanan

menginap dengan sistem syari’ah yaitu sesuai dengan ketentuan–

ketentuan yang telah dijelaskan oleh Al-Qur’an , As-sunnah , Ijma ,

Fatwa Ulama, dll.

Hotel syari’ah yang semakin diminati oleh masyarakat saat ini

harus bisa memenuhi kriteria-kriteria yang sesuai dengan ketentuan

syariah. Kehadiran hotel dengan konsep syari’ah ini mengurangi image

masyarakat bahwa hotel menjadi tujuan atau tempat maksiat, karena

dengan hotel konsep syari’ah, maka peraturan-peraturan yang dijadikan

acuan untuk menjalankan operasionalnya adalah hukum syari’ah islam.

Hotel syari’ah yang ada saat ini masih belum menjadi hotel yang murni

sesuai syari’ah, masih banyak kekurangan-kekurangan yang harus

dibenahi terutama dari manajamen dan fasilitas-fasilitas. Fasilitas hotel

syari’ah saat ini sudah sesuai syariah yaitu masih berupa perlengkapan

sholat di tiap kamar, penyediaan mushola, dan tidak adanya makanan

non haram di restoran hotel. Untuk fasilitas lainnya masih belum

(21)

10

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan urutan sekaligus kerangka berfikir

dalam penulisan skripsi, untuk lebih mudah memahami penulisan skripsi ini,

maka disusunlah sistematika pembahasan, antara lain:

Bab pertama adalah pendahuluan. Pada bab ini menjelaskan tentang

gambaran umum penelitian yang meliputi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan

sistematika pembahasan. Latar belakang masalah menguraikan gambaran

alasan penulis melakukan penelitian tersebut. Pada bab ini dapat diketahui

alasan kenapa melakukan penelitian tersebut yang selanjutnya peneliti

terapkan dengan teori yang sudah ada dan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Bab kedua adalah kajian teoritik, pada bab ini berisi tentang penelitian

terdahulu yang relavan dan kerangka teori islam. Penelitian terdahulu berisi

tentang hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh

peneliti dan memiliki keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Kerangka teori yaitu landasan teori tentang manajemen mutu yang meliputi

kepuasan pelanggan, perbaikan berkesinambungan, proses pengambilan

keputusan, dan kerja tim antara karyawan dengan manajer.

Bab ketiga adalah metode penelitian. Pada bab ini berisi tentang metode

penelitian yang menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, jenis dan sumber data, tahap-tahap penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik validitas data dan teknik analisis data. Metode

(22)

11

penelitian. Pada bab ini juga menjelasakan tentang berbagai uji yang akan

digunakan untuk menganalisis data dan akan dijelaskan pada bab selanjtnya.

Bab keempat adalah pembahasan. Pada bab ini berisi pembahasan yang

memaparkan tentang manajemen mutu hotel syari’ah (study kasus Hotel

Grand Kalimas Syari’ah Surabaya). Pada bab ini dibagi menjadi tiga sub

pembahasan, yaitu gambaran umum obyek penelitian, penyajian data dan

pembahasan hasil penelitian (analisis data).

Bab kelima adalah penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran

secara garis besar hasil penelitian. Bab ini merupakan bab terakhir

penelitian setelah dilakukannya analisis data yang disimpulkan dan

selanjutnya digunakan untuk memberikan saran untuk perubahan yang lebih

(23)

12

BAB II

KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Siti Hotijah melakukan penelitian terhadap loyalitas pelanggan buletin

di Sidogiri pada tahun 2014 yang berjudul “ Implementasi Konsep TQM

(Total Quality Manajemen) dalam Mempertahankan Loyalitas Pelanggan

Buletin Sidogiri”. Penelitiannya bertujuan untuk menggambarkan konsep

Total Quality Manajemen dalam mempertahankan loyalitas pelanggan

buletin Sidogiri.

Hal yang membedakan penelitian milik Siti Hotijah dengan penelitian

ini adalah pada segi lokasi penelitian dan fokus penelitian. Siti Hotijah

berfokus pada merealisasikan konsep manajemen quality dalam pertahankan

pelanggan buletin di Sidogiri, sedangkan penelitian ini pada segi

manajemen mutu hotel yang berbasis syariah. Lokasi yang diambil oleh Siti

Hotijah adalah Buletin Sidogiri, sedangkan penelitian ini mengambil lokasi

di hotel Grand Kalimas Syari‟ah Surabaya. Sedangkan persamaannya

dengan penelitian ini ada pada segi pendekatan kualitatif.

Kemudian Gut Cahyono melakukan penelitian terhadap PT Bank

Syari‟ah Mandiri pada tahun 2017 yang berjudul “Implementasi

Manajemen Mutu di PT Bank Syari‟ah Mandiri cabang pembantu Sidoarjo”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi manajemen mutu di

(24)

13

Hal yang membedakan penelitian milik Gut Cahyono dengan penelitian

ini adalah pada segi fokus dan lokasi. Penelitian Gut Cahyono berfokus

pada merealisasikan manajemen mutu dan berlokasi di PT Bank Syari‟ah

Mandiri cabang pembantu Sidoarjo. Sedangkan penelitian ini berfokus pada

manajemen mutu di Hotel Grand Kalimas Syari‟ah Surabaya. Sedangkan

persamaan penelitian ini ada pada segi pendekatan kualitatif.

Dan Agustin Dian melakukan peneitian terhadap Masjid AL Akbar

Surabaya pada tahun 2013 yang berjudul “ Sistem Manajemen Mutu

Berdasarkan ISO 9001: 2008”. Penelitiannya bertujuan untuk

menggambarkan perolehan sertifikat ISO 9001 : 2008 dan menggambarkan

faktor-faktor pendukung untuk mendapatkan sertifikat pada Masjid Al-

Akbar Surabaya.

Hal yang membedakan penelitian milik Agustin Dian dengan penelitian

ini adalah pada segi lokasi penelitian. Lokasi yang diambil oleh Agustin

Dian adalah Masjid Al-Akbar Surabaya, sedangkan penelitian ini

mengambil lokasi di Hotel Grand Kalimas Syari‟ah Surabaya.

B. Kerangka Teori

1. Manajemen Mutu (Total Quality Management)

Manajemen mutu ( Total Quality Management ) adalah suatu

pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk

(25)

14

menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan.1

Manajemen mutu pada dasarnya menuntut adanya perbaikan mutu

secara terus menerus melalui tahapan-tahapan yang harus dilakukan.

Tujuannya adalah memberikan keyakinan terhadap pelanggan bahwa

produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan yang sering

disebut output bisa memenuhi persyaratan mutu pembeli. Perbaikan

pada poduk dan jasa yaitu semua organisasi dalam perusahaan tidak

boleh menyerahkan produk yang cacat dan cacat pelayanan yang

kurang baik kepada pelanggan.

Manajemen mutu ( Total Quality Management ) dapat didefinisikan

sebagai mengelola organisasi secara menyeluruh agar organisasi

memperoleh keunggulan pada semua dimensi dari produk atau jasa.

Dari pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa pentingnya mutu

mencakup keseluruhan organisasi, pada setiap hal yang dilakukan oleh

setiap organisasi dan kepuasan pelanggan menjadi faktor utama yang

mempengaruhi mutu.2

Dalam manajemen mutu bertujuan untuk memberikan kepusan

kepada pelanggan dengan apa yang dihasilkan oleh suatu produk atau

jasa. Secara umum mutu suatu produk atau jasa itu akan dapat

diwujudkan, jika semua kegiatan ditujukan kepada kepusan pelanggan.

Selanjutnya mutu memerlukan unsur-unsur yang dapat membantu

dalam pencapaian hasil yang diinginkan.

1 Fandy Tjipto dan Anastasia Diana, 2002, Total Qality Management, ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal 4

(26)

15

Manajemen mutu ( TQM ) merupakan suatu konsep yang berupaya

melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu

diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu

organisasi. Menurut Hensler dan Brunell (dalam Scheung dan

Christopher) ada empat prinsip-prinsip, diantaranya:3

( Gambar 1. 1 : Teori Manajemen Mutu )

a. Fokus Pada Kepuasan Pelanggan.

Dalam manajemen mutu ( TQM ) konsep mengenai kualitas dan

pelanggan diperluas. Kualitas tidak lagi hanya bermakna kesesuaian

dengan spesifikasi-spesifikasi tertentu, tetapi kualitas tersebut

ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan

internal maupun pelanggan eksternal. Kebutuhan pelanggan

3 Fandy Tjipto dan Anastasia Diana, 2002, Total Qality Management, ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal 14

Respect Pada Setiap

Orang

Manajemen

Berdasarkan Fakta

Perbaikan

Berkesinambungan

Manajemen Mutu

(27)

16

diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk

didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu,

segala aktivitas perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan

para pelanggan. Persepsi mutu dari pelanggan harus

dipertimbangkan dalam menentukan tingkat mutu yang dapat

diterima.

Kualitas yang dihasilkan suatu perusahaan sama dengan nilai

(value) yang diberikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup

para pelanggan. Semakin tinggi nilai yang diberikan, maka semakin

besar pula kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan akan tercapai

bila kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan terpenuhi.

Pada prinsipnya, strategi kepuasan pelanggan menyebabkan para

pesaing harus berusaha keras dan memerlukan biaya tinggi dalam

usahanya merebut pelanggan suatu perusahaan. Kepuasan pelanggan

merupakan strategi jangka panjang yang membutuhkan komitmen,

baik menyangkut dana maupun sumber daya manusia.4

Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan,

organisasi atau perusahaan jasa harus melakukan empat hal,

diantaranya:5 pertama, mengidentifikasi siapa pelanggannya. Kedua,

memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas. Ketiga,

memahami strategi kualitas layanan pelanggan. Keempat,

4 Fandy, Tjiptono, 2005, Prinsip-PrinsipTotal Quality Service (TQS), ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal: 133-134

(28)

17

memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan

pelanggan. Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk

meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, sebagai berikut :

1. Strategi pemasaran berupa Reletionship Marketing (McKenna,

1991), yaitu strategi di mana transaksi pertukaran antara pembeli

dan penjual berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan

berakhir. Dengan kata lain tetap berlanjut menjalin kemitraan

dengan pelanggan secara terus-menerus, yang pada akhirnya

menimbulkan kesetiaan kepada pelanggan. 6

Dalam strategi ini perlu di bentuk customer database, yaitu

daftar nama pelanggan yang dianggap perlu oleh perusahaan

guna untuk hubungan jangka panjang.7 Data base ini tidak hanya

berisi nama pelanggan, tetapi mencakup hal-hal yang penting,

seperti: jumlah dan frekuensi penjualan, prefensi penjualan, dan

saat-saat yang berhubungan dengan penjualan lainnya. Dengan

adanya data tersebut, perusahaan dapat menumbuhkan loyalitas

pelanggan, sehingga memungkin perusahaan untuk dapat

merancang produk yang diinginkan oleh pelanggan.

Akan tetapi, dampak kepuasan pelanggan terhadap loyalitas

pelanggan dan pembelian ulang berbeda-beda untuk setiap

perusahaan. Pelanggan yang loyal belum tentu puas dengan apa

6 Fandy, Tjiptono, 2005, Prinsip-PrinsipTotal Quality Service (TQS), ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal: 134

(29)

18

yang dihasilkan perusahaan. Sebaliknya pelanggan yang puas

cenderung untuk menjadi pelanggan yang loyal dalam

perusahaan.

2. Strategi Superior Customer Service, yaitu menawarkan

pelayanan yang baik daripada pesaing.8 Dalam strategi ini

membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya, dan

usaha yang gigih agar tercipta suatu pelayanan yang superior.

Oleh karena itu, sering kali perusahaan yang menawarkan

layanan pelanggan, superior akan membebankan harga yang

lebih tinggi pada produk-produknya.

3. Strategi Unconditional Service Guarantees ( Hart, 1988 ) atau

Extraordinary Guarantees (Hart dalam Supiyo, 1993). Inti dari

strategi ini adalah komitmen untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan yang pada akhirnya akan menjadi sumber

dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja

perusahaan.9 Selain itu strategi ini juga akan meningkatkan

motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang

lebih baik daripada sebelumnya.

Garansi atau jaminan istimewa atau mutlak ini dirancang

untuk meringankan resiko atau kerugian pelanggan, dalam hal

ini pelanggan tidak puas dengan suatu produk atau jasa yang

8 Fandy, Tjiptono, 2005, Prinsip-PrinsipTotal Quality Service (TQS), ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal: 135

(30)

19

telah dibayarnya.10 Garansi tersebut menjanjikan kualitas prima

dan kepuasan pelanggan. Fungsi utama garansi adalah untuk

mengurangi resiko pelanggan seseudah dan sebelum pembelian

produk atau jasa, sekaligus memaksa perusahaan yang

berangkutan untuk memberikan yang terbaik dan meraih

loyalitas pelanggan.

Garansi ini dapat diberikan dalam dua bentuk, yaitu :11

a. Garansi Internal, garansi ini dilandasi pada komitmen

untuk memberikan pelayanan terbaik, tepat waktu,

akurat, jujur, dan sunguh-sungguh.

b. Garansi eksternal, garansi ini menyangkut service yang

unggul dan produk yang handal serta berkualitas tinggi.

Dalam hal ini perusahaan atau organisasi harus

bener-bener berusaha menepatinya, karena apabila tidak

ditepati malah akan menjadi bumerang.

Suatu garansi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria,

diantaranya meliputi:

a. Realistis dan dinyatakan secara spesifikasi

b. Sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami

c. Mudah diperoleh dan dipahami pelanggan

10 Fandy, Tjiptono, 2005, Prinsip-PrinsipTotal Quality Service (TQS), ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal: 136

(31)

20

d. Tidak membebani pelanggan dengan syarat-syarat yang

berlebihan

e. Terpercaya

f. Fokus pada kebutuhan pelanggan

4. Strategi Penanganan Keluhan Yang Efisien (Schanaars, 1991).

Strategi ini memberikan peluang untuk mengubah pelanggan

yang tidak puas dengan hasil produk perusahaan menjadi

pelanggan yang produktif terhadap perusahaan. Proses

penanganan keluhan yang efektif dimulai dari mengenditifikasi

dan penentuan sumber masalah yang menyebabkan pelanggan

tidak puas. Langkah ini merupakan langkah awal dalam

penanganan keluhan, karena menentukan keefektivitas langkah -

langkah selanjutnya.

Dalam langkah ini, kecepatan dan ketepatan penangan

merupakan hal yang paling penting. Ketidakpuasan bisa

semakin besar apabila pelanggan yang mengeluh merasa

keluhannya tidak diselesaikan dengan baik. Kondisi ini

menyebabkan pelanggan berprasangka buruk. Yang terpenting

bagi pelanggan adalah bahwa pihak perusahaan atau organisasi

menunjukkan rasa prihatin dan penyesalan terhadap ketidak

(32)

21

Terdapat empat aspek penanganan keluhan yang penting,

yaitu :12

1. Empati Terhadap Pelanggan Yang Marah.

2. Kecepatan Dalam Penanganan Keluhan.

3. Kewajaran atau keadilan dalam memecahkan

permasalahan atau keluhan.

4. Kemudahan bagi konsumen untuk menghubungi

perusahaan.

5. Strategi peningkatan kinerja perusahaan, meliputi berbagai

upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan

pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan

dan pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship, dan

public reletion kepada pihak manajemen dan karyawan,

memasukkan unsur kemampuan untuk memuaskan pelanggan

kedalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan

empowerment (pemberdayaan) yang lebih besar kepada

karyawan dalam melaksanakn tugasnya.13

b. Respect Terhadap Setiap Orang

Dalam perusahaan yang kualitasnya kelas dunia, setiap

karyawan dipandang sebagai individu yang memiliki talenta dan

kreatifitas tersendiri yang unik.

12 Fandy, Tjiptono, 2005, Prinsip-PrinsipTotal Quality Service (TQS), ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal: 138

(33)

22

Dengan demikian karyawan merupakan sumber daya organisasi

yang paling bernilai. Oleh karena itu setiap orang dalam organisasi

diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk terlibat dan

berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.

Keterlibatan pemimpin dan karyawan memberikan peluang

perbaikan kualitas bagi karyawan dan menunjukkan kualitas

kepemimpinannya yang bisa memberikan inspirasi positif bagi

organisasi yang dipimpinnya. Dalam hal ini, manajer dituntut untuk

menedelegasikan tanggung jawab dan wewenang penyempurnaan

proses kerja kepada mereka secara aktual. Dalam hal ini perlu

diciptakan suasana kerja yang kondusif dan mendukung kinerja tim

agar dapat berperan aktif dalam merancang dan memperbaiki

produk, jasa, proses, sistem, dan lingkungan perusahaan atau

organisasi.

Agar penerapan manajemen mutu dapat diterapkan dengan baik

maka, perusahaan harus dapat mengarahkan semua karyawan yang

terlibat dalam pengambilan keputusan agar setiap usaha yang

dilakukan dapat diarahkan pada tujuan yang diinginkan. Dalam

prinsip ini ada dua manfaat, yaitu: pertama, hal ini akan

meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang baik,

rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga

mencakup pandangan dan pemikiran dari pihak-pihak yang

(34)

23

juga meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas

keputusan dengan melibatkan orang-orang yang harus

melaksanakannya.

c. Manajemen Berdasarkan Fakta

Setiap pengambilan keputusan setiap perusahaan harus

berdasarkan data, bukan sekedar pada perasaan (feeling). Ada dua

konsep pokok yang berkaitan dengan hal ini, yaitu: pertama prioritas

(prioritization), yakni suatu konsep bahwa perbaikan tidak dapat

dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan, mengingat

keterbatasan sumber daya yang ada.14 Oleh karena itu, dengan

menggunakan data maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat

memfokuskan usahanya pada situasi tertentu.

Konsep kedua, variasi atau variabilitas kerja manusia. Data

statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang

merupakan bagian yang wajar dari setiap sistem organisasi. Dengan

demikian manajemen dapat memprediksi hasil dari setiap keputusan

dan tindakan yang dilakukan.15

d. Perbaikan Berkesinambungan

Perbaikan berkesinambungan adalah usaha peningkatan disegala

bidang dalam jangka panjang. Usaha tersebut perlu dilandasi oleh

pemikiran yang semestinya agar unsur berkelanjutan dapat

14 Fandy Tjipto dan Anastasia Diana, 2002,Total Qality Management, ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal 13

(35)

24

dipertahankan dalam jangka panjang.16 Perbaikan berkesinambungan

memiliki arti umum dalam konsep manajemen mutu (Total Quality

Management) yaitu, usaha yang terus menerus secara sederhana

melakukan perbaikan dalam setiap bagian organisasi, relatif terhadap

semua dari penyampaiannya kepada pelanggan.17

Dalam perbaikan berkesinambungan, setiap orang harus

bertanggung jawab untuk:18

1. Memandang setiap pekerjaan sebagai satu proses

2. Mengantisipasi perubahan kebutuhan, keinginan, dan harapan

pelanggan

3. Melakukan perbaikan inkremental

4. Mengurangi waktu siklus

5. Mendorong dan menerima umpan balik dengan senang hati,

tanpa rasa takut dan khawatir

Dalam perbaikan berkesinambungan berfokus kepada mutu

proses. Setiap perusahaan memerlukan proses secara sistematis

dalam melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep

yang berlaku pada prinsip perbaikan berkesinambungan adalah

siklus PDCA (plan-do-check-act), yang terdiri dari langkah-langkah:

perencanaan, pelaksanaan perencanaan, pemeriksaan hasil

16 Hastuti sri, Wijayanti luky, Kinerja Manajerial: Hasil Kerjasama Tim dan Perbaikan Berkesinambungan, Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1, Maret 2009.

17 Amin Widjaja Tunggal, 1993, Manajemen Mutu Terpadu: Suatu Pengantar ( PT RINEKA CIPTA:Jakarta ) hal. 20

(36)

25

pelaksanaan perancangan, dan tindakan korektif terhadap hasil yang

diperoleh.19

Perbaikan yang berkesinambungan melibatkan budaya

organisasi dan komitmen karyawan yang lebih menyukai kualitas

total, serta partisipasi karyawan. Perbaikan umpan balik meliputi

target-target keterlibatan karyawan dan tidak adanya kerusakan.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memulai

perbaikan berkesinambungan adalah:20

a. Melatih pekerja dalam metode proses statistik dan alat lain

untuk memperbaiki kualitas dan kinerja.

b. Membuat metode yang dapat digunakan menjadi operasional

kerja.

c. Membangun tim kerja dan keterlibatann pekerja.

d. Memanfaatkan alat pengambilan keputusan dalam tim kerja.

e. Mengembangkan rasa pemilikan operator dalam proses.

Dalam perbaikan secara berkesinambungan dilakukan melalui

suatu siklus PDCA. Siklus PDCA merupakan penerapan dari konsep

pengendalian mutu dan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.21

Langkah-langkah pada siklus PDCA adalah sebagai berikut:22

19 Fandy Tjipto dan Anastasia Diana,2002, Total Qality Management, ( Andi Offset:Yogyakarta ) hal. 15

(37)

26

1. Plan ( Perencanaan )

Pada tahap awal ini, tim menyeleksi proses (aktivitas,

metode, dan kebijakan) yaitu proses yang berkaitan dengan misi

organisasi dan tuntutan pelanggan.

yang perlu perbaikan. Tim kemudian menentukan perbaikan

apa yang akan dilakukan terhadap proses yang dipilih.

Selanjutnya menentkan data dan informasi proses yang terpilih

dengan menganalisis data, menetapkan tujuan dari perbaikan,

dan mendiskusikan berbagai cara mencapai tujuan.

2. Do ( Pelaksnaan Perencanaan )

Pada tahap kedua, tim mengumpulkan informasi dasar

tentang jalannya proses yang sudah ditentukan pada tahap awal

dan mengawasi proses. Kemudian data yang diperoleh

dikumpulkan secara kontinu untuk mengukur perbaikan dalam

proses. Setiap perubahan dalam proses didokumentasikan dan

direvisi sesuai kebutuhan.

3. Check ( Pemeriksaan Hasil )

Pada tahap ini, tim menganalisis data yang dikumpulkan

selama tahapan do dalam bentuk gafik untuk menemukan hasil

terhadap tujuan yang ditetapkan pada tahapan plan. Jika pada

tahapan ini timbul kekurangan yang mencolok, tim harus

(38)

27

4. Act ( Tindakan Koperatif dari Hasil Perencanaan )

Jika ditahapan sebelumnya dihasilkan kesuksesan, maka tim

mendokumentasikan proses yang direvisi sehingga menjadi

prosedur standart dan menginstrusikan bagi siapa saja yang

menggunakanya.

Dalam prinsip perbaikan berkesinambungan setiap produk atau

jasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan proses-proses tertentu di

dalam suatu sistem atau lingkungan. Oleh karena itu sistem yang ada

perlu di perbaiki secara terus menerus agar kualitas yang

dihasilkannya dapat meningkat.

2. Hotel Syari‟ah

Hotel syari‟ah yang dimaksud disini adalah Hotel dengan Konsep

syari‟ah Islam, yaitu Hotel yang menerapkan Syari‟ah dalam Agama

Islam ke dalam operasional Hotel. Hotel Syari‟ah dapat dikatakan

sebagai Hotel yang muncul dan mengurangi image bahwa Hotel yang

kebanyakan dipandang masyarakat awam sebagai tempat berkumpulnya

maksiat baik itu perzinahan, narkoba, dan perbuatan negative lainnya.

Pada prinsipnya Hotel dengan konsep syari‟ah menjalankan

ketentuan-ketentuan sesuai dengan syariah Islam serta ketentuan yang

ditetapkan oleh MUI. Hotel syari‟ah juga harus mempunyai

(39)

28

antara kriteria-kriteria yang harus ada dalam hotel syari‟ah sebagai

berikut :23

a. Syiar dan Tampilan

Tampilan dan dekorasi disesuaikan dengan nilai-nilai

keindahan dalam Islam serta tidak bertentangan dengan

syari‟ah. Meskipun demikian, dekorasi hotel tidak harus dalam

bentuk kaligrafi atau nuansa timur tengah lainnya.

Pakaian para pekerja dan karyawan adalah pakaian islami

dan menutup aurat, bukan hanya mereka yang „dipajang‟ di

bagian depan sebagai customer service atau petugas reception

misalnya. Namun juga semua karyawan termasuk cleaning

service dan juru masuk yang jauh di sudut hotel. Ini

menunjukkan semangat manajemen hotel dalam menjalankan

syari‟ah bagi para karyawannya.

b. Fasilitas

Semua fasilitas, baik fasilitas yang mendasar yang harus

dipunyai oleh hotel ataupun fasilitas tambahan, merupakan

fasilitas-fasilitas yang akan memberikan manfaat positif bagi

tamu. Agar tetap berada dalam koridor syari'ah, pengelola

hotel perlu mengemas bentuk-bentuk hiburan alternative yang

mendidik seperti games, nasyid, teater, sarana olahraga dan

23

(40)

29

sebagainya. Islam sangat terbuka pada inovasi-inovasi yang

tidak melanggar koridor syari‟ah.

c. Kebijakan

Kebijakan perusahaan internal maupun eksternal yang

berupa kebijakan manajemen dan peraturan-peraturan harus

dibuat sesuai dengan nilai-nilai syari‟ah.

d. Ibadah dan Takwa

Sudah disebutkan sebelumnya adanya masjid yang

nyaman. Namun tentu saja masjid ini harus dilengkapi dengan

sarana lain untuk menunjang kekhusyukan dan kelengkapan

ibadah. Bisa dari mulai karpet yang nyaman, pendingin ruang,

mukena yang bersih dan dirawat secara teratur, dan tentu saja

penyediaan mushaf dan buku-buku Islami.

Perlu ada bagian khusus di Hotel yang mengurusi masalah

kecerdasan spiritual para karyawannya. Maka perlu diadakan

pengajian rutin karyawan, dan juga pelatihan-pelatihan islami

untuk menambah penghayatan akan keindahan syari‟ah.

Ada bagian khusus, mungkin Takmir Masjid yang

mengadakan kegiatan dakwah secara eksternal. Bukan hanya

sekedar pembinaan internal bagi karyawan, namun juga

kegiatan yang berskala eksternal dan bisa dinikmati

(41)

30

kegiatan ramadhan, idul adha, bahkan seminar-seminar

keislaman bagi masyarakat.

e. Manajerial dan Keuangan

Pengelolaannya harus sesuai dengan keuangan syari‟ah

Banyak prinsip dan kaidah syari‟ah yang dapat dijadikan pedoman

dalam mengelola hotel sehingga terwujud nuansa dan suasana yang

diinginkan, antara lain:

a. Memuliakan tamu (fal yukrim dhaifahu)

b. Tentram, damai, dan selamat (salam)

c. Terbuka untuk semua kalangan, atau universal (kaffatan

lin-naas)

d. Rahmat bagi semua kalangan dan lingkungan (rahmatan lil

‘aalamin)

e. Jujur (siddiq)

f. Dipercaya (amanah)

g. Konsisten (istiqomah)

h. Tolong-menolong dalam kebaikan (ta’awun alal birri wat

taqwa)

Dari kaidah tersebut dapat membuat tamu yang menginap dihotel

merasa nyaman dan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh

(42)

31

3. Manajemen Mutu Menurut Prospektif Islam

Konsep Manajemen Mutu (Total Quality Management) memberi

penekanan pada kepuasan pelanggan, inovasi, peningkatan mutu

pelayanan secara berkesinambungan. Hal ini melibatkan komitmen

manajemen dan karyawan secara total dalam usaha mencapai mutu yang

lebih baik. Menurut konsep islam memberi manfaat kepada orang lain

adalah sesuatu yang sangat bernilai, dimana salah satunya adalah

memberi pelayanan mutu yang baik, bahkan yang terbaik dalam segala

Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?. Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih. (Q. S Al- Mulk ayat 3-4)

Dalam surat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan segala

sesuatu yang ada di alam semesta beserta isinya dengan sangat sempurna.

Kesempurnaan ini membentuk sistem yang tanpa ada kesalahan. Hal ini

sesuai dengan konsep manajemen mutu (Total Quality Management)yang

24

(43)

32

bertujuan untuk memberikan mutu yang terbaik bagi pelanggan dalam

bentuk barang, jasa, maupun pelayanan.

Aktifitas manajemen mutu menurut islam, merupakan sesuatu yang

berulang-ulang, mempunyai lingkaran (siklus) atau berbentuk seperti

spiral maju kedepan yang selalu mengarah kepada perbaikan. Keadaan

ini dikemukakan ayat-ayat dalam Al- Qur’an surat Al- Insyirah ayat 5-7.

25

   

Artinya : Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Q.S Al- Insyirah : 5-7)

Pengulangan ayat yang menyatakan bahwa sesudah kesulitan pasti

ada kemudahan, ini berarti suatu siklus. Satu siklus dikerjakan dengan

sungguh-sungguh.

Dalam ayat surat Al- Insyirah terlihat jelas bahwa pentingnya

melakukan pekerjaan dengan berulang-ulang dan bersungguh-sungguh,

sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dari pengalaman pekerjaan.

Artinya, untuk awal melakukan pekerjaan pasti ada kesulitannya,

kemudian dilakukan perbaikan secara terus menerus dan

bersungguh-sungguh akan diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. Karena

pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari menyelesaikan

25

(44)

33

kesulitan tersebut secara berulang-ulang, maka data kegiatan yang akan

(45)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian merupakan seperangkat pengetahuan tentang

langkah-langkah sistematis dan logis dalam mencari data yang sehubungan

dengan masalah tertentu. Data tersebut kemudian diolah, dianalisis, dan

disimpulkan kemudian mencari cara pemecahannya.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dan memahami sikap, pandangan,

perasaan dan perilaku individu atau sekelompok orang.1

Jika dilihat dari segi jenis penelitian, maka penelitian ini masuk

kedalam kategori jenis studi kasus. Studi kasus adalah suatu model

penelitian kualitatif yang bersifat terperinci, dan mendalam serta lebih

diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena

yang bersifat kontemporer.2

Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti dalam hal ini adalah

pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode

studi kasus. Studi kasus (case study) adalah suatu model yang menekankan

pada eksplorasi dari suatu “sistem yang terbatas” (bounded system) pada

1

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D , (Alfabeta: Bandung) hal. 7

2

(46)

35

satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian

data secara mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi yang

kaya akan konteks.3 Studi kasus adalah suatu model penelitian kualitatif

yang terperinci tentang individu atau suatu unit sosial tertentu selama kurun

waktu tertentu.

Studi kasus adalah suatu inkuiri empiris yang menyelidiki fenomena di

dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara fenomena dan

konteks tak tampak dengan tegas dan di mana multisumber bukti

dimanfaatkan.4

Tujuan studi kasus adalah untuk membentuk gambaran secara

mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang

khas dari kasus ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat

khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

Penulis menggunakan penelitian kualitatif karena mempunyai dua

alasan, yaitu: pertama, lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan

kenyataan yang berdimensi ganda. Kedua, lebih mudah menyajikan secara

langsung hubungan antara peneliti dan subjek penelitian, serta memiliki

kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan pengaruh yang timbul dari

pola-pola nilai yang dihadapi.

B. Lokasi Penelitian

3

Haris Herdiansyah, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, (Salemba Humanika : Jakarta) hal 76

4

(47)

36

Obyek penelitian adalah yang menjadi pokok perhatian dari suatu

penelitian. Adapun yang menjadi obyek penelitian adalah manajemen mutu

di Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya. Berlokasi di jl. KH. Mas

Mansyur No. 151, Nyamplungan, Pabean Cantikan, Surabaya.

C. Jenis dan Sumber Data

Hampir seluruh data yang diperoleh oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah data primer yang digali langsung dari informan atau narasumber

untuk mendapatkan data yang real dan akurat. Selanjutnya untuk data

pendukung yang lainnya peneliti menggunakan data-data kepustakaan atau

hal yang berkaitan dengan objek penelitian.

1. Jenis Data

Pada penelitian ini, ada dua macam jenis data yang akan digunakan

oleh peneliti untuk mendukung penelitian diantaranya, sebagai berikut:

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data.5 Data primer ini tidak tersedia dalam

bentuk file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau responden,

yaitu orang-orang yang dijadikan obyek penelitian atau orang yang di

jadikan sebagai sasaran untuk mendapatkan informasi atau data. Data

primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari

Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya. Data primer diperoleh melalui

wawancara dengan manajer oprasional Hotel Grand Kalimas Syari’ah

Surabaya. Data yang digali dari nara sumber adalah data kepuasan

5

(48)

37

pelanggan terhadap pelayanan hotel, pengambilan suatu keputusan,

perbaikan secara terus-menerus, budaya perusahaan, startegi bersaing

dengan hotel konvensional, strategi mempertahankan pelanggan hotel,

dan penanganan keluhan customer. Semua data yang digali oleh peneliti

untuk mendapatkan informasi tentang penelitian.

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data.6 Data ini biasanya data yang

sudah tersedia, sehingga kita hanya mencari dan mengumpulkan. Untuk

mendapatkan data sekunder, penulis membaca buku, artikel, web, dan

penelitian terkait.

2. Sumber Data

Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang

penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka

proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan

jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Sumber data

yang dipergunakan dalam penelitian ini terbagai atas:

a. Data primer merupakan data yang dikumpulkan langsung dari

sumber pertama, yaitu informasi-informasi yang diperoleh dari

pihak Hotel Grand Kalimas Syariah Surabaya. Sumber data

dalam penelitian ini adalah subyek dari mana dapat diperoleh

dari HRD (Human Resources Development) Hotel Grand

Kalimas Syari’ah Surabaya.

6

(49)

38

b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk

jadi atau sudah diolah dalam bentuk dokumen-dokumen.

D. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang dilalui peneliti

mulai dari awal penelitian hingga analisis data. Tahapan tahapan ini

dilakukan agar penelitian berjalan sesuai dengan prosedur penelitian.

Tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah dalam penelitian yang

dilakukan peneliti yang dimulai dengan mencari data di lapangan sampai

dengan upaya penelitian untuk menganalisis data yang diperoleh. Pada

penelitian ini, tahapan yang dilalui peneliti, yaitu:

1. Tahap pra lapangan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam mengadakan

penelitian, peneliti memulai dari membuat proposal penelitian,

memilih lapangan atau subyek penelitian. Ada empat tahap yang

dilakukan peneliti, yakni antara lain:

a. Menyusun Rancangan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun

rancangan penelitian. Rancangan ini terdiri dari mencari judul

yang sesuai dengan konsentrasi dan jurusan yang ditekuni

peneliti. Kemudian setelah judul disetujui oleh ketua jurusan,

peneliti membuat proposal penelitian untuk diajukan kepada

(50)

39

penelitian ini akan dilanjutkan atau harus mencari judul

penelitian lain.

b. Memilih Lapangan Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi peneliti memilih lapangan

penelitian di Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya.

c. Mengurus Perizinan

Setelah proposal disetujui, dilanjutkan dengan mengurus

surat izin penelitian untuk melakukan wawancara dan

observasi data. Peneliti mengurus surat perizinan penelitian ke

fakultas, untuk di berikan kepada pihak perusahaan. Karena

pihak yang berwenang, dalam hal ini adalah obyek penelitian,

berhak menolak atau menerima penelitian yang dilakukan.

Mereka memiliki kewenangan secara formal. Dengan

diterimanya surat izin tersebut, peneliti bisa dengan leluasa

melakukan penelitian.

d. Menyiapkan perlengkapan penelitian

Sebelum terjun ke lapangan, peneliti menyiapkan semua

perlengkapan yang akan di gunakan untuk meneliti. Sehingga

peneliti siap terjun ke lapangan penelitian dengan bekal

tersebut. Jadi saat penelitian tidak terbengkalai, dan sesuai

(51)

40

1. Tahap Lapangan

Tahap lapangan ini, peneliti mencari informasi dan data-data

yang menjadi pendukung utama dalam penelitian ini. Pada tahap

ini, peneliti lebih fokus pada pencarian data di lapangan dalam

menggali data. Ketika peneliti memasuki lapangan, peneliti selalu

menjaga keakraban kepada subyek penelitian. Keakraban di

perkukan, agar peneliti dan subyek penelitian melebur menjadi satu

dan tidak ada lagi dinding pemisah keduanya. Dengan demikian

subyek dengan suka rela menjawab pertanyaan yang diajukan

peneliti dan memberikan informasi yang terkait dengan penelitian.

Tidak hanya keakraban yang di bangun, tetapi peneliti juga

melihat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki. Agar

tidak sampai terpancing untuk kegiatan yang ada di lapangan dan

melewati keterbatasan yang dimiliki peneliti. Catatan lapangan juga

menjadi alat terpenting saat berada di lapangan. Catatan lapangan

ini didapatkan saat peneliti mendapatkan berbagai data dan

informasi saat di lapangan. Catatan lapangan ini di gunakan ketika

peneliti lupa atau membutuhkan data-data saat menyusun laporan.

e. Penulisan Laporan

Setelah tahap lapangan selesai penulis membuat dan menyusun

laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk

(52)

41

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data peneliti memerlukan sumber data primer dan

sumber data sekunder. Sember data primer diperoleh dari manajer

operasional Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya. Dalam pengumpulan

data ini peneliti menggunakan beberapa metode diantaranya:

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.7

Pengumpulan data dengan metode observasi ini bertujuan untuk

mendeskripsikan lingkungan yang diamati dan aktifitas-aktifitas yang

berlangsung. Observasi memungkinkan peneliti mencatat peristiwa

dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun

pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.8

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat penulis simpulkan yang

dimaksud dengan observasi adalah cara penulis mengumpulkan data

dengan mengamati manajemen mutu pada Hotel Grand Kalimas

Syari’ah Surabaya. Dengan ini penulis mengamati letak geografis, cara

kerja tim, kedisiplinan kerja, fasilitas yang disediakan, tampilan fisik

hotel, pelayanan kepada konsumen.

7Burhan Bungin, 2011, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (: Prenada Media Group:Jakarta ) hal 118

(53)

42

2. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topik tertentu.9 Wawancara digunakan sebagai

teknik pengumpulan data untuk mencari permasalahan yang harus

diteliti dan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari nara

sumber.10

Pada penelitian ini, wawancara penulis dilakukan pada manajer

hotel dan customer hotel. Beberapa data yang ingin diteliti tentang latar

belakang, jumlah pegawai, evaluasi kerja, komunikasi antar tim.

kepuasan pelanggan terhadap pelayanan hotel,budaya perusahaan,

startegi bersaing dengan hotel konvensional, strategi mempertahankan

pelanggan hotel, dan penanganan keluhan customer.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melihat

dan menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subyek sendiri

atau orang lain tentang subyek.11 Dokumen bisa berupa tulisan,

gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dengan ini penulis

mengamati tentang profil perusahaan, struktur organisasi, standart

kinerja karyawan

9 Sugiyono,2012,Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif Dan R dan D, ( Alfabeta:Bandung ) hal 231

10 Sugiyono, 2012,Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif Dan R dan D, ( Alfabeta:Bandung ) hal 233

(54)

43

F. Teknik Validitas Data

Agar data menjadi Valid dan di nilai absah, perlu di lakukan

perpanjangan penelitia, triangulasi, dan diskusi dengan para pakar.

Perpanjangan penelitian dilakukan dengan memperbanyak intensitas

kegiatan di lapangan, termasuk keterlibatan peneliti di lokasi penelitian.

Triangulasi Berarti meminta konfirmasi atas data yang telah diperoleh

peneliti. Konfirmasi atas data yang telah diperoleh peneliti dengan

memberikan laporan penelitian terdahulu kepada informan yang diteliti,

agar mendapatkan koreksi. Setelah itu, laporan penelitian bisa di

publikasikan.

Peneliti menggunakan metode triangulasi sumber. Triangulasi yaitu

menganalisis jawaban subyek dengan meneliti kebenarannya dengan data

empiris (Sumber data lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subyek di

cross-check dengan dokumen yang ada. Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik teknik

pengumpulan data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan

data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kreadibilitas data, yaitu mengecek dengan berbagai

teknik pengumpulan data dari berbagai sumber data.12 Misalnya,

membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa

yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi. Untuk menguji

keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistic.

12

(55)

44

G. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Bliken yang dikutip oleh Lexy J.Moeleong,

“Secara Konseptual analisis data merupakan proses sistemaris pencarian dan

pengaturan transkip wawancara, catatan lapangan dan materi-materi lain

yang telah dikumpulkan untuk peningkatan pemahaman mengenai materi

tersebut dan untuk memungkinkan menyajikan apa yang sudah di temukan

kepada orang lain.”13

Prinsip pokok teknik analisis kualitatif adalah

mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang

sistematik,teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Analisis data pada riset kualitatif dapat berupa kata-kata,

kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam

maupun observasi. Tahap analisis data memegang peran penting dalam riset.

Artinya kemampuan periset memberi makna kepada data merupakan kunci

apakah data yang di peroleh memenuhi unsur reabilitas dan validitas atau

tidak.

Dalam pnelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif

menurut Miles dan Huberman yaitu analisis interaktif. Teknik analisis data

kualitatif dengan analisis interaktif melalui tahapan sebagai baerikut :

13

(56)

45

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyerdehanaan data dari semua data yang sudah didapat. Setelah

itu data yang tidak diperlukan kemudian disisihkan dan data-data yang

penting untuk penelitian dikumpulkan menjadi satu dan di

klasifikasikan menjadi lebih spesifik. Dengan kata lain, reduksi data

adalah proses penyederhanaan data dan memilih hal-hal pokok yang

sesuai dengan focus penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data adalah proses pengorganisasian untuk memudahkan

data untuk dianalisis dan disimpulkan. Data-data tersebut kemudian di

pilah-pilah dan disortir menurut kelompoknya dan disusun dengan

kategori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan

permasalahan yang dihadapi.

c. Penarikan Kesimpulan

Penarikan Kesimpulan dalam proses ini adalah membuat atau

(57)

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

a. Sejarah Berdirinya hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya

Hotel Grand Kalimas Syari’ah Surabaya dibangun pada tahun

1993, tetapi bukan merupakan hotel syari’ah. Dari awal berdirinya

hotel ini sudah megarah ke syri’ah, meskipun awal berdirinya

merupakan hotel konvensional. 1 Hotel Grand Kalimas Syari’ah

terletak di jantung kota Surabaya dekat dengan pusat bisnis dan

tempat tujuan wisata seperti Desa Ampel, Masjid Agung Ampel,

Jalan Kembang Jepun, Jembatan Merah dan Pasar Turi Atum.

Grand Kalimas Syariah Hotel bisa dicapai dengan 30 menit

berkendara dari Bandara Juanda Airport dan 10 dari Pelabuhan

Tanjung Perak.

Hotel berbintang dua yang ini milik seorang peternak burung

walet asal Sedayu, Gresik bernama Wahyudin Husein. Hotel ini

diresmikan oleh MUI sebagai hotel syariah pada tahun 2013

tepatnya pada tanggal 4 Oktober 2013, sejak adanya peraturan

menteri pariwisata no 2/2013, sudah mulai banyak berkembang

bisnis yang berkonsepkan syari’ah. Hotel Grand Kalimas Syari’ah

adalah hotel kedua yang berstatus syari’ah, setelah Hotel Sofyan

inn di Jakarta yang merubah trend menjadi hotel syari’ah pada

1

Gambar

Gambar 2.1 Gambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, VG jenis concave delta winglet dipasang pada sisi sirip dari penukar kalor jenis fin-and-tube yang digunakan dalam proses refrigerasi

Hasil analisis penelitian dapat disimpulkan bahwa ketujuh bagian wujud budaya pada penelitian ini yang sangat mendominasi dalam novel Burung-Burung Rantau karya Y.B

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat

179 0327-9999 Institut Teknologi Bandung (ITB) 168 0327-9999 Universitas Jenderal Soedirman 156 0327-9999 Polman Bandung 120 0326-1049 Universitas Brawijaya 087

Beberapa literatur membagi faktor risiko FA menjadi dua jenis yaitu FA dengan kondisi kelainan jantung (cardiac) maupun kelainan non jantung (non cardiac). Beberapa contoh

Dalam senyawa organologam dengan ikatan nonklasik ini terdapat jenis ikatan antara logam dengan karbon yang tidak dapat dijelaskan secara ikatan ionik atau pasangan elektron..

Penelitian yang membahas mengenai hubungan self efficacy dan beban kerja akademik dengan tingkat stres pada mahasiswa Profesi Ners masih belum banyak dilakukan.. Oleh karena

Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan