• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DIVRE VII SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN DIVRE VII SURABAYA."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

(BPJS) KESEHATAN DIVRE VII SURABAYA SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Sosial Islam (Sos.I)

Oleh:

DEVI RAHMAYANTI KERLINA B74211068

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi oleh:

Nama : DEVI RAHMAYANTI KERLINA

Nim : B74211068

Jurusan : Manajemen Dakwah

Judul : PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA

PEGAWAI DENGAN LINGKUNGAN KERJA SEBAGAI

VARIABEL INTERVENING DI BPJS KESEHATAN DIVRE VII

SURABAYA

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya, 12 Agustus 2015 Pembimbing

(3)
(4)

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI

Bismillahirrahmanirrahim

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Devi rahmayanti kerlina

Nim : B74211068

Jurusan : Manajemen Dakwah

Alamat : Jln. KH. Wachid Hasyim Rt 02 Rw III Ds. Tulangan – Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo

Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai dengan Lingkungan Kerja sebagai Variabel Intervening di Bpjs Kesehatan Divre VII Surabaya

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :

1) Skripsi ini tidak pernah di kumpulkan di lembaga manapun untuk mendapatkan gelar akademik manapun.

2) Skripsi ini adalah benar – benar hasil karya secara mandiri dan bukan merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain.

3) Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat di buktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya bersedia menanggung segala konsekuensi yang terjadi.

Surabaya, 12 Agustus 2015

Yang menyatakan

(5)

ABSTRAK

Devi Rahmayanti Kerlina ( B74211068 ), Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai dengan Lingkungan Kerja sebagai Variabel Intervening di BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya” (Studi kasus di BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya),Jurusan Manajemen Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Motivasi Kerja , Kinerja , Lingkungan Kerja

Pembimbing : Drs. H. A. Isa Ansori, M.Si

Pegawai yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi, dan lingkungan kerja yang kondusif akan menunjukkan adanya kinerja pegawai yang tinggi pula. Permasalahan yang dapat dirumuskan dari penelitian ini yaitu : Adakah Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai dengan Lingkungan Kerja sebagai Variabel Intervening di BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya” (Studi kasus di BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya)?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai dengan lingkungan kerja sebagai variabel intervening. Baik secara langsung atau pun tidak langsung akan mempengaruhi kinerja pegawai tersebut.

Jenis pendekatan penelitian ini ialah kuantitatif, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya. Penentuan jumlah sempel menggunakan teknik random sampling, yang kemudian didapat hasil sebesar 100 responden. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, observasi dan kuesioner. Metode analisis data penelitian menggunakan uji instrumen (uji validitas dan uji reliabilitas), Analisis Jalur ( analisis path ) menggunakan aplikasi SPSS.

Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai tidak signifikan atau bisa di artikan bahwa variabel motivasi tidak berpengaruh langsung, akan tetapi variabel lingkungan kerja dapat memedisasi atau memberikan pengaruh secara langsung terhadap kinerja pegawi di BPJS Kesehatan DIVRE VII Surabaya. Saran yang penulis berikan hendaknya manajemen agar lebih memberikan tambahan motivasi dan mengimplementasikan motivasi tersebut kedalam lingkungan kerja pegawai agar selalu tercipta suasana lingkungan kerja yang nyaman. Sering mengadakan rapat dengan seluruh karyawan yang ada dalam perusahaan mengenai usulan serta keluhan yang mungkin terjadi pada karyawan saat bekerja agar komunikasi antar pegawai dapat terjaga erat.

(6)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN... v

HALAMAN PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II: KAJIAN TEORITIK ... 12

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12

B. Kerangka Teori ... 13

C. Paradigma Penelitian ... 35

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III: METODE PENELITIAN ... 37

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37

B. Lokasi Penelitian ... 37

(7)

D. Variabel dan Indikator Penelitian ... 39

E. Tahap-tahap Penelitian ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Validasi Instrumen Penelitian ... 45

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN ... 54

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 54

B. Penyajian Data ... 60

C. Pengujian Hipotesis ... 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisa Data) ... 81

BAB V: PENUTUP ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran dan Rekomendasi ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini perusahaan swasta maupun perusahaan yang

di bawah naungan pemerintah dalam menghadapi tekanan- tekanan untuk

berubah, mereka dituntut untuk memberikan tanggapan agar tetap bertahan

dan sukses dalam menyelesaikan tugas – tugas mereka dengan target yang

sudah di tentukan saat ini dan yang akan datang. Meningkatnya kinerja

pegawai mengharuskan perusahaan swasta maupun perusahaan di bawah

naungan pemerintah memeriksa ulang ukuran kinerja perusahaan mereka agar

tercipta suatu kinerja yang efektif.

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan” atau

daya penggerak. Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan

seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan

dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk

menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan

melaksanakan kewajibannya, dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai

sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya.1

Di dalam perusahaan apabila terdapat individu – individu atau yang

biasa di sebut dengan sumber daya manusia dapat berjalan efektif maka

perusahaan tetap berjalan efektif. Dengan beberapa manajemen organisasi

1

(9)

2

telah membuat perbaikan-perbaikan struktur efisiensi dengan sedikit

memberikan tambahan dan menyempurnakan beberapa indicator ukuran

kinerja lama dan membangun serangkaian indikator kinerja baru yang

berfokus pada pengukuran kinerja agar dapat memotivasi para pekerja secara

efektif, dengan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan pencapaian

tujuan perusahaan.

Kinerja adalah suatuukuran yang mencakup keefektifan dalam

pencapaian tujuan dan efisiensi yang merupakan rasio dari keluaran efektif,

terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Jadi jika

seseorang telah diterima, ditempatkan pada suatu organisasi/unit kerja

tertentu mereka harus dikelola agar menunjukkan kinerja yang baik. Siapa

yang bertanggung jawab terhadap kinerja mereka adalah setiap pemimpin

pada semua level.2

Dalam kondisi saat ini, perubahan lingkungan kerja sangat berpengaruh

kepada para karyawan – karyawannya. Baik teknologi, politik, sosial, dan

ekonomi juga sangat berpengaruh pada perusahaan - perusahaan besar

maupun menengah khususnya dalam menghadapi tuntutan – tuntutan

pekerjaan. Pada umumnya perusahaan yang tidak mampu menghadapi tututan – tututan pekerjaankarena memiliki kinerja dan kualitas produk yang rendah,

Maka dari itu untuk mampu membawa organisasi/perusahaan dalam

memasuki lingkungan kerja yang produktif manajer harus bertanggung jawab

untuk merencanakan dan memiliki kompetensi untuk melakukan perubahan

2

(10)

3

sesuai dengan yang diharapkan dengan menciptakan suatu kondisi lingkungan

kerja yang dapat memotivasi dan memberikan kinerja yang baik.

Menurut Sedermayanti, Lingkungan dan iklim kerja adalah hal baik

dalam mendorong pegawai agar senang dalam bekerja dan meningkatkan rasa

tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik sehingga

terarah dalam peningkatan produktivitas kerja. Adapun indikator-indikator

dari Lingkungan dan iklim kerja yang akan dipakai dalam penelitian ini

diadaptasi dari pendapat Sedermayanti terdiri atas otonomi dan fleksibilitas,

menaruh kepercayaan dan terbuka, simpatik dan memberi dukungan, serta

jujur dan menghargai.3

Sumber daya manusia didalam perusahaan harus terus dikembangkan,

karena tidak seperti halnya mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama

setiap waktunya, manusia selalu mengalami perkembangan dan perubahan

yang disitu akan menimbulkan tantangan yang harus dihadapi dengan baik.

Selain itu sumber daya manusia juga mempunyai berbagai kebutuhan yang

ingin dipenuhi. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah dipandang

sebagai pendorong seseorang untuk melakukan sesuatu, termasuk melakukan

kinerja yang baik.

Ide dari penelitian ini berawal dari hasil pengamatan saya ketika sedang

melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di Kantor BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur, selama 2 bulan saya melaksanakan

kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di kantor tersebut saya mengamati

3

(11)

4

140 pegawai - pegawai yang bekerja di kantor tersebut yang menjadikan

alasan saya mengamati pegawai – pegawai yang bekerja di Kantor BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur ini adalah kenapa mereka tidak

merasa bosan dan jenuh dengan kerja mereka, apa yang membuat mereka

nyaman bekerja di kantorini, karena selama 2 bulan saya melaksanakan

praktek pengalaman lapangan di kantor tersebut kegiatan pekerjaan mereka

di mulaipada pukul 08.00 wib – 17.00 wib dengan kegiatan yang hampir

sama yaitu duduk di depan computer dan sibuk dengan apa yang mereka

kerjakan sendiri sendiri selain itu juga terdapat kegiatan lain yaitu rapat serta

kegiatan keluar kota (sosialisasi). Saya melihat dan mengamati apa yang

membuat mereka nyaman dan senang dengan suasana kerja seperti itu.

Motivasi kerja atau lingkungankerja mereka yang membuat mereka nyaman

bekerja dan menghasilkan kinerja yang baik.

Selain dari hasil observasi saya pada saat Praktek Pengalaman

Lapangan saya juga mewawancara 3 pegawai tetap dari Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial yaitu Ibu Tanya Rahayu yang menjabat sebagai Kepala

Pelayanan Kepesertaan , Bapak Herman yang menjabat staff marketing

kepesertaan dan Bapak Rian yang menjabat sebagai Staff Hrd, yang saya

tanyakan yaitu mengenai alasan beliau – beliau merasa nyaman bekerja di

suasana dan kondisi kerja yang saya alami pada saat praktik pengalaman

lapangan yang sudah saya jabarkan di paragraph sebelumnya, mereka

(12)

5

saling membantu, suasana yang nyaman dan kompak diantara pegawai pada

saat jam kerja.4

Dalam penelitian ini peneliti hanya memfokuskan pada pengaruh

motivasi terhadap kinerja dengan lingkungan kerja sebagai variable

intervening. Jika motivasi baik dan lingkungan kerja baik maka kinerja yang

dihasilkan juga akan baik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas secara umum dapat dirumuskan

beberapa masalah yang berhubungan dengan motivasi kerja pegawai, kinerja

pegawai serta lingkungan kerja sebagai berikut :

1. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai di BPJS

Kesehatan Divre VII Jatim Surabaya ?

2. Adakah pengaruh motivasi terhadap lingkungan kerja pegawai di

BPJS Kesehatan Divre VII Jatim Surabaya ?

3. Adakah pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai di BPJS

Kesehatan Divre VII Jatim Surabaya ?

4. Adakah pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai dengan

lingkungan kerja sebagaivariabel intervening di BPJS Kesehatan

Divre VII Jatim Surabaya?

4

(13)

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan titik akhir dari suatu tindakan atau

kegiatan seseorang yang ingin dicapai, dan dalam penelitian mempunyai

tujuan yang hendak di capai yaitu:

1. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai

2. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap lingkungan kerja pegawai

3. Mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

4. Mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai dengan

lingkungan kerja sebagai variable antara (intervening)

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian Pengaruh Motivasi kerja pegawai

terhadap Kinerja pegawai dengan Lingkungan Kerja sebagai variabel

intervening di BPJS Kesehatan DivreVII Jatim Surabaya diharapkan memberi

manfaat sebagai berikut :

1. Kegunaan teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan

topik motivasi yang mempengaruhi kinerja dengan lingkungan kerja

sebagai variable intervening.

b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

bagi pihak-pihak tertentu, guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan

(14)

7

seperti penambahan variabel maupun indikator penelitian yang

belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Kegunaan praktis

a. Memberikan informasi kepada seluruh pegawai manajemen BPJS

Kesehatan, pada khususnya untuk meningkatkan kualifikasinya

sebagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme.

b. Sebagai bahan masukan kepada manajer umum dan SDM di BPJS

Kesehatan untuk lebih memperhatikan motivasi dan lingkungan

kerja untuk meningkatkan kinerja pegawai.

c. Sebagai bahan masukan bagi para praktisi manajemen sektor publik

bahwa keberhasilan organisasi akan mudah dicapai bila terdapat

motivasi dan lingkungan kerja yang nyaman, efektif dan efisien

E. Definisi Operasional

Sebuah penelitian yang sifatnya ilmiah, maka perlu adanya sebuah

pembatasan dan penegasan masalah yang akan diteliti, agar penelitian

tersebut lebih fokus. Kata kunci dan tema atau objek penelitian dalam

penelitian ini adalah tentang Pengaruh Motivasi kerja pegawai terhadap

Kinerja pegawai dengan Lingkungan kerja sebagai Variabel Intervening di

BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur Surabaya. Objek penelitian

adalah suatu yang dijadikan pusat pengkajian dalam sebuah penelitian, atau

bisa juga disebut sebagai sebuah permasalahan yang diteliti untuk

(15)

8

atau tempat yang dijadikan penelitian. Sebagaimana menurut Hamidi “objek

penelitian adalah focus, kata kunci atau topik penelitiannya.5

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang pengertian dalam

judul skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah-istilah yang terdapat

dalam judul skripsi ini, yakni sebagai berikut :

1. Motivasi Kerja

Peneliti menggunakan indikator motivasi dariteori Maslow.Teori

hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam bukuSofyandi dan

Garniwa6. Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya

semua menusia memiliki kebutuhan pokok menunjukkannya dalam lima

tingkatan yang berbentuk pyramid, orang memulai dorongan dari

tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan Hierarki

kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif

psikologis yang lebih kompleks yang hanya akan penting setelah

kebutuhan dasar terpenuhi :

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya).

b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari

bahaya).

c. Kebutuhan sosial (berafiliasi dengan orang lain).

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi

danmendapatkan dukungan serta pengakuan).

5

Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif: Pendekatan Praktis Penulisan Proposal dan Laporan Penelitian, (Malang: UMM Press, 2010), h. 74.

6

(16)

9

e. Kebutuhan aktualisasi diri (mendapatkan kepuasan diri dan

menyadari potensinya).

2. Kinerja

Peneliti menggunakan indikator Kinerja menurut Mathis dan

Jackson Manajemen Kinerja7 yang berorientasi pada :

a. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam

istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

b. Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi.

Tingkatdimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna

dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan

aktivitas,maupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari

suatu aktivitas.

c. Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang

disyaratkan dengan supervisi minimum.

d. Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan sesuai

dengan jam kerja.

e. Kemampuan bekerja sama adalah kemampuan seorang tenaga

kerjauntuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan

suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai

daya guna dan hasil guna yang sebesar–besarnya.

7

(17)

10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kuantitas

dan kualitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh individu dalam kurun

waktu tertentu dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya.

3. Lingkungan Kerja

Menurut Sedermayanti, Lingkungan dan iklim kerja adalah hal baik

dalam mendorong pegawai agar senang dalam bekerja dan meningkatkan

rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik

sehingga terarah dalam peningkatan produktivitas kerja. Adapun

indikator-indikator dari Lingkungan dan iklim kerja yang akan dipakai

dalam penelitian ini diadaptasi dari pendapat Sedermayanti terdiri atas

otonomi dan fleksibilitas, menaruh kepercayaan dan terbuka, simpatik

dan memberi dukungan, serta jujur dan menghargai.8

Dalam penelitian ini peneliti mengambil focus indicator pada teori

motivasi kerja karyawan adalah 1. Kebutuhan fisiologis, 2.Kebutuhan

rasa aman, 3. Kebutuhan social, 4. Kebutuhan penghargaan diri, 5.

Kebutuhan aktualisasi diri. Untuk focus indicator pada teori kinerja

karyawan adalah 1. Kuantitas, 2. Kualitas, 3. Keandalan, 4. Kehadiran,

5.Kemampuan bekerja sama yang terakhir indicator untuk lingkungan

kerja karyawan adalah 1. Otonomi dan fleksibilitas, 2. Menaruh

kepercayaan dan terbuka, 3. Simpatik dan memberi dukungan, 4. Jujur

dan menghargai.

8

(18)

11

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan yang akan dipakai oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah:

1. Bab I : pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, serta sistematika

pembahasan.

2. Bab II: kajian teoritik

Bab ini membahas tentang penelitian terdahulu yang relevan,

kerangka teori, paradigma penelitian, serta hipotesis poenelitian.

3. Bab III: Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi

penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator

penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

validasi instrumen penelitian, serta teknik analisa data.

4. Bab IV: hasil penelitian

Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian,

penyajian data, pengujian hipotesis, serta pembahasan hasil penelitian

atau analisis data.

5. Bab V: penutup

Bab ini merupakan bab penutup yang membahas tentang

(19)

12

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Tahun Persamaan Perbedaan Hasil

(20)

Dalam rangka memudahkan memperoleh pemahaman tentang arah

penelitian yang dilakukan, maka perlu ditentukan kerangka pemikirannya.

Kerangka pemikiran dan penelitian ini dapat dideskripsikan.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

1. Motivasi kerja

Peneliti menggunakan indikator motivasi dariteori Maslow. Teori

hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dalam buku Sofyandi dan Garniwa.

Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua menusia

memiliki kebutuhan pokok menunjukkannya dalam lima tingkatan yang

berbentuk pyramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima MOTIVASI

KERJA( X )

KINERJA ( Y )

(21)

14

tingkat kebutuhan itu dikenal dengan Hierarki kebutuhan Maslow9, dimulai

dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks

yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar terpenuhi :

a. Kebutuhan fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang

paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti

makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan rasa aman

Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka

munculkebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan akanrasa aman ini meliputi keamanan akan

perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan

kelangsungan pekerjaannya dan jaminanakan hari tuanya pada saat

mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan social

Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara

minimal,maka akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan

untukpersahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat dengan

orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan

akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik,

rekreasi bersama dan sebagainya.

9

(22)

15

d. Kebutuhan akan penghargaan

Kebutuhan ini meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati,

dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas kemampuan dan

keahlian seseorang serta efektifitas kerja seseorang.

e. Kebutuhan aktualisasi diri

Aktualisasi diri merupakan hirarki kebutuhan dari Maslow yang

paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan proses

pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang.

Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi

yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan aktualisasi diri

ada kecenderungan potensinya yang meningkat karena orang

mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi oleh

kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang

menantang kemampuan dan keahliannya.

Sedangkan faktor Kinerja peneliti menggunakan teori dari menurut

Mathis dan Jackson Manajemen Kinerja10 yang berorientasi pada :

a. Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam

istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang

diselesaikan.Kuantitas yang diukur dari persepsi pegawai terhadap

jumlah aktivitas yang ditugaskan beserta hasilnya.

b. Kualitas adalah ketaatan dalam prosedur, disiplin, dedikasi. Tingkat

dimana hasil aktivitas yang dikehendaki mendekati sempurna

10

(23)

16

dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan

aktivitas, maupun memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dari

suatu aktivitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi pegawai

terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan

tugas terhadap ketrampilan dan kemampuan pegawai.

c. Keandalan adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang

disyaratkan dengan supervisi minimum. Kehandalan yakni

mencakup konsistensi kinerja dan kehandalan dalam pelayanan;

akurat, benar dan tepat.

d. Kehadiran adalah keyakinan akan masuk kerja setiap hari dan

sesuai dengan jam kerja.

e. Kemampuan bekerja sama adalah kemampuan seorang tenaga kerja

untuk bekerja bersama dengan orang lain dalam menyelesaikan

suatu tugas dan pekerjaan yang telah ditetapkan sehingga mencapai

daya guna dan hasil guna yang sebesar–besarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah kuantitas

dan kualitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh individu dalam kurun

waktu tertentu dalam rangka menyelesaikan pekerjaannya.

Peneliti menggunakan teori dari memiliki hubungan yang tidak

langsung dengan kinerja. Menurut Sedermayanti, lingkungan dan iklim kerja

adalah hal baik dalam mendorong pegawai agar senang dalam bekerja dan

meningkatkan rasa tanggung jawab untuk melakukan pekerjaan dengan lebih

(24)

17

indikator-indikator dari lingkungan dan iklim kerja yang akan dipakai dalam

penelitian ini diadaptasi dari pendapat Sedermayanti terdiri atas otonomi dan

fleksibilitas, menaruh kepercayaan dan terbuka, simpatik dan memberi

dukungan, serta jujur dan menghargai. 11

Adapun beberapa teori yang memiliki kesamaan atau kesinambungan

dengan teori yang peneliti gunakan berikut beberapa teori motivasi yang

masih memiliki kesinambungan dengan peneltian ini :

Mangkunegara menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang

terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap

mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.

Lebih lanjut, Mangkunegara menjelaskan tentang prinsip-prinsip dalam

memotivasi karyawan, yaitu12 :

a. Prinsip partisipasi, yaitu dalam meotivasi kerja, pegawai perlu

diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi dalam menentukan

tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

b. Prinsip komunikasi, yaitu pemimpin harus mengkomunikasikan

segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas,

11

Sedarmayanti.2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.

12

(25)

18

dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi

kerjanya.

c. Prinsip mengakui andil bawahan, yaitu pemimpin mengakui bahwa

bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapai

tujuan. Dengan pengakuan tersebut, pegawai akan lebih dimotivasi

kerjanya.

d. Prinsip pendelegasian wewenang, yaitu pemimpin yang memberikan

otoritas atau wewenang kepada bawahan untuk sewaktu-waktu dapat

mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan

membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk

mencapai tujuan yang diharapkan oleh pemimpin.

e. Prinsip memberi perhatian, yaitu pemimpin memberikan perhatian

terhadap apa yang diinginkan pegawai/bawahan, akan memotivasi

pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland Konsep penting lain dari teori

motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah

motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai

apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain

pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut

Reksohadiprojo dan Handoko13 yaitu :

a. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang

dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas

13

(26)

19

perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat

memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara

kreatif dan inovatif.

b. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya

bersahabat.

c. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang

ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur

pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan

mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya,

serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya.

Teori X dan Y dari Mc. Gregor yaitu teori motivasi yang

menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh

Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku

manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional

mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar

teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut

Reksohadiprojo dan Handoko14

a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan

menghidarinya.

b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan

dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk

pencapaian tujuan organisasi.

14

(27)

20

c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari

tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas

segalanya. Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena

para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak

sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut

teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada

organisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang

berdasarkan pada kenyataannya.

Anggapan dasar teori Y adalah :

a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya

bermain atau istirahat.

b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak

hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab.

c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya

imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara

luas tersebar pada seluruh pegawai.

d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk

mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.

Teori Motivasi dari Herzberg, Teori motivasi yang dikemukakan oleh

Herzberg dan kelompoknya. Teori ini sering disebut dengan M – H atau teori

dua faktor, bagaimana manajer dapat mengendalikan faktor-faktor yang dapat

menghasilkan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Berdasarkan

(28)

21

seseorang dalam organisasi, yaitu ”motivasi”. Disebut bahwa motivasi yang

sesungguhnya sebagai faktor sumber kepuasan kerja adalah prestasi, promosi,

penghargaan dan tanggung jawab. Kelompok faktor kedua adalah ”iklim

baik” dibuktikan bukan sebagai sumber kepuasan kerja justru sebagai sumber

ketidakpuasan kerja. Faktor ini adalah kondisi kerja, hubungan antar pribadi,

teknik pengawasan dan gaji. Perbaikan faktor ini akan mengurangi

ketidakpuasan kerja, tetapi tidak akan menimbulkan dorongan kerja. Faktor ”iklim baik” tidak akan menimbulkan motivasi, tetapi tidak adanya faktor ini

akan menjadikan tidak berfungsinya faktor ”motivasi”.

Teori ERG Aldefer, teori Aldefer merupakan teori motivasi yang

mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu :

ekstensi (E), keterkaitan (Relatedness) (R), dan pertumbuhan (Growth) (G).

Teori ERG juga mengungkapkan bahwa sebagai tambahan terhadap proses

kemajuan pemuasan juga proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika

seseorang terus-menerus terhambat dalam usahanya untuk memenuhi

kebutuhan menyebabkan individu tersebut mengarahkan pada upaya

pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang

lebih rendah. Penjelasan tentang teori ERG Aldefer menyediakan sarana yang

penting bagi manajer tentang perilaku. Jika diketahui bahwa tingkat

kebutuhan yang lebih tinggi dari seseorang bawahan misalnya, pertumbuhan

nampak terkendali, mungkin karena kebijaksanaan perusahaan, maka hal ini

harus menjadi perhatian utama manajer untuk mencoba mengarahkan kembali

(29)

22

atau kebutuhan eksistensi. Teori ERG Aldefer mengisyaratkan bahwa

individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna memenuhi salah

satu dari ketiga perangkat kebutuhan.

2. Kinerja

Adapun beberapa teori yang memiliki kesamaan atau

kesinambungan dengan teori yang peneliti gunakan berikut beberapa

pengertian dari kinerja menurut beberapa ahli yang masih memiliki

kesinambungan dengan peneltian ini :

Pengertian kinerja menurut Sulistiyani, kinerja seseorang merupakan

kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari

hasil kerjanya.Sedangkan menurut Bernardin dan Russel dalam Sulistiyani

menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi pegawai tertentu atau kegiatan yang dilakukan selama periode

waktu tertentu.15

Simamora mengemukakan bahwa kinerja karyawan adalah tingkatan

dimana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.

Sedangkan Suprihanto mengatakan bahwa kinerja atau prestasi kinerja

seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seseorang karyawan

selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya

standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih

dahulu dan telah disepakati bersama.16 Kinerja mengacu pada prestasi

15

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Graha Ilmu: Yogyakarta

16

(30)

23

karyawan yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan

perusahan. Pengertian kinerja atau prestasi kerja diberi batasan oleh Maier

sebagai kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Lebih tegas lagi Lawler and Poter menyatakan bahwa kinerja adalah

"succesfull role achievement" yang diperoleh seseorang dari

perbuatan-perbuatannya.17

Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau

kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor

untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu.18 Menurut

Rivai dan Basri pengertian kinerja adalah kesediaan seseorang atau

kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti

yang diharapkan.19

Menurut Bambang Guritno dan Waridin kinerja merupakan

perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan dengan standar yang

telah ditentukan. Sedangkan menurut Hakim (2006) mendefinisikan

kinerja sebagai hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan

dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu perusahaan pada

suatu periode waktu tertentu, yang dihubungkan dengan suatu ukuran nilai

atau standar tertentu dari perusahaan dimana individu tersebut bekerja.

17Moh As’ad. 2003.

Psikologi Industri. Yogyakarta: Libery.

18

Tika, P. 2006. Budaya Organisasi Dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT Bumi Aksara. Jakarta.

19

(31)

24

Kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai oleh pegawai

dengan standar yang telah ditentukan.20

3. Lingkungan kerja

Definisi lingkungan kerja menurut Komarudin21 adalah kehidupan sosial psikologi dan fisik dalam organisasi yang berpengaruh terhadap

pekerjaan karyawan dalam melakukan tugasnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah keadaan di sekitar para pekerja sewaktu

pekerja melakukan tugasnya yang mana keadaan ini mempunyai pengaruh bagi pekerja pada waktu melakukan pekerjaannya dalam rangka menjalankan operasi perusahaan. Lingkungan kerja mempunyai makna

yang penting bagi pekerja dalam menyelesaikan tugasnya.

Tujuan utama pengaturan lingkungan kerja adalah naiknya produktivitas perusahaan. Oleh karenanya pengadaan fasilitas lingkungan kerja yang baik adalah secukupnya saja, jangan sampai tenaga kerja

merasa terlalu dimanja dalam bekerja, sehingga hasil yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka

perencanaan dan pengaturan lingkungan kerja tidak dapat diabaikan begitu saja, karena hal itu berpengaruh pada jalannya operasi perusahaan.

Siagian22 berpendapat bahwa lingkungan kerja ada dua macam, yaitu

a.Lingkungan kerja fisik

Ada beberapa kondisi fisik dari tempat kerja yang baik yaitu :

20

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi Karyawan Mengenai Perilaku Kepemimpinan, Kepuasan Kerja Dan Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

21

Komaruddin, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

22

(32)

25

1) Bangunan tempat kerja disamping menarik untuk dipandang

juga dibangun dengan pertimbangan keselamatan kerja.

2) Ruang kerja yang longgar dalam arti penempatan orang

dalam suatu ruangan tidak menimbulkan perasaan sempit.

3) Tersedianya peralatan yang cukup memadai.

4) Ventilasi untuk keluar masuknya udara segar yang cukup.

5) Tersedianya tempat istirahat untuk melepas lelah, seperti

kafetaria baik dalam lingkungan perusahaan atau sekitarnya

yang mudah dicapai karyawan

6) Tersedianya tempat ibadah keagamaan seperti masjid atau

musholla, baik dikelompokkan organisasi maupun

disekitarnya.

7) Tersedianya sarana angkutan, baik yang diperuntukkan

karyawan maupun angkutan umum yang nyaman, murah dan

mudah diperoleh.

b.Lingkungan kerja non fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang

menyenangkan dalam arti terciptanya hubungan kerja yang

harmonis antara karyawan dan atasan, karena pada hakekatnya

manusia dalam bekerja tidak mencari uang saja, akan tetapi

bekerja merupakan bentuk aktivitas yang bertujuan untuk

(33)

26

Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja

Dalam sebuah perusahaan seorang manajer dapat meningkatkan

kinerja dengan cara-cara yang mendorong karyawannya untuk

bekerja keras dalam pekerjaan mereka. Keberhasilan atau

tidaknya seorang manajer dalam memotivasi karyawannya dapat

terlihat dengan perilaku karyawannya dalam bekerja. Seseorang

sangat termotivasi akan bekerja keras melakukan pekerjaan sesuai

dengan target yang diharapkan, seseorang yang tidak termotivasi

tidak mau melakukan pekerjaannya sesuai dengan target yang

diharapkan bahkan melakukan pekerjaannya dengan ala kadarnya.

Untuk meningkatkan kinerja karyawannya seorang manajer

melakukan motivasi dengan cara antara lain dengan memberikan

penghargaan, kompensasi, tunjangan dan bonus kepada

karyawan.23

Hubungan Motivasi Kerja dengan Lingkungan Kerja

Menurut Widodo yang menguji pengaruh motivasi dan kepuasan

kerja terhadap kinerja. Hasil penelitiannya dibuktikan terdapat

pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja dan

kepuasan kerja terhadap kinerja, sedangkan variabel pendidikan

memperkuat pengaruh motivasi terhadap kinerja.24 Hayani yang

menguji pengaruh motivasi dan lingkungan kerja terhadap

23

Nur Abis Asriyanto,2013,skripsi PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN CV. KALIKA INTERGRAHA DI SEMARANG: UNDIP Semarang

24

(34)

27

peningkatan kinerja pegawai. Hasil penelitiannya ditemukan

variabel motivasi dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap

kinerja pegawai baik diuji secara parsial maupun secara simultan.

Dalam penelitian Heifets ditemukan bahwa lingkungan kerja

menentukan hubungan motivasi kerja dengan kinerja karyawan.

Motivasi dan lingkungan kerja yang baik akan meningkatkan

kinerja. Hal inilah tentunya yang harus dilaksanakan oleh staf

untuk mencapai tujuan, walaupun motivasi dan lingkungan kerja

bukan syarat mutlak yang dapat memberikan kepuasan kerja yang

dapat mempengaruhi kinerja pegawai

Hubungan Lingkungan Kerja dengan Kinerja

Lingkungan kerja dalam suatu organisasi sangat penting untuk

diperhatikan, karena mempunyai pengaruh langsung terhadap

karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut As’ad

terdapat dua faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu : faktor

individu dan factor situasional. Dalam faktor situasional terdapat

faktor fisik dan faktor social organisasi yang mempengaruhi

pekerjaan.25

Faktor fisik disini berupa lingkungan dalam organisasi

yaitu tata ruang, penerangan, temperatur, sirkulasi udara,

kebersihan dan lain–lain. Sedangkan untuk faktor social

organisasi yang tidak kalah penting adalah faktor lingkungan

25As’ad, Mohammad. 2001.

(35)

28

sosial, dalam hal ini berupa hubungan antara karyawan dengan

karyawan lainnya maupun hubungan antara karyawan dengan

atasannya. Faktor lingkungan kerja menjadi faktor yang sangat

penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja

yang baik dapat meningkatkan kinerja, sebaliknya lingkungan

kerja yang tidak memadai dapat menurunkan kinerja.

Menurut Nitisemito lingkungan kerja dapat mempengaruhi

semangat kerja dan kegairahan kerja sehingga berpengaruh juga

terhadap kinerja dari karyawan.26 Suatu lingkungan kerja

dikatakan baik, atau sesuai apabila karyawan dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Sedangkan

lingkungan kerja yang kurang baik menuntut tenaga kerja dan

waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya

rancangan sistem yang efisien27

26

Nitisemito, Alex S. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

27

(36)

29

4. Kajian teori dalam perspekstif islam

Kajian teori dalam perspekstif islam di penelitian ini yaitu tentang

motivasi dan kinerja sesuai dengan judul dalam penitian ini di dalam kajian

teori ini peneliti mengambil beberapa referensi ayat – ayat Al –Qur’an yang

akan di jelaskan sebagai berikut :

Kajian teori islam dalam Motivasi Kerja terkandung dalam ayat

Al-Qur’an dan terjemah, QS Hud ayat 6:

٦

Artinya : “Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya.Semua (tertulis) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)”.28

Penafsiran ayat tersebut adalah baik manusia, hewan darat maupun

hewan laut. Menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan tempat

kediamannya di sini adalah dunia dan tempat penyimpanan adalah akhirat.

Menurut ahli tafsir yang lain maksud tempat kediamannya adalah tulang

sulbi dan tempat penyimpanan adalah rahim. Ada pula yang menafsirkan

“tempat kediaman” adalah tempat makhluk tersebut berdiam atau

bermukim, Sedangkan maksud “tempat penyimpanannya” adalah tempat

pindahnya.29 Jadi yang dapat di simpulkan untuk ayat ini adalah memotivasi

28

Al-qur’an dan terjemah, Al – Hud 6

29

(37)

30

manusia atau pegawai untuk mencari rejeki yang sudah di sediakan oleh

allah di muka bumi ini.

Al –Qur’an dan Terjemah, QS Al – Jumuah ayat 10

ْنم ا غتْبا ْ أا يف ا شتْناف ا لا تيضق اذإف

َاْضف

( ن حلْفت ْمكلعل اً يثك َا ا كْذا

٠١

)

Artinya : “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi carilah karunia Allahdan ingatlah Allah banyak-banyakagar kamu beruntung”.30

Penafsiran dalam ayat tersebut perintah setelah larangan menunjukkan

mubah, yakni silahkan bertebaran lagi di bumi untuk mencari rezeki. Oleh

karena kesibukan untuk bekerja dan berdagang biasanya membuat lalai dari

mengingat Allah, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala memerintahkan untuk

banyak mengingat-Nya. Baik ketika berdiri, duduk maupun berbaring.Karena

banyak berdzikr merupakan sebab terbesar untuk beruntung.31 Dalam

penafsiran ayat tersbut dapat di simpulkan untuk memotivasi manusia atau

pegawai tidak hanya dari duniawi akan tetapi dari sisi religiusnya juga

terdapat motivasi yaitu ketika dating waktu sholat maka kembalilah sholat

dan meminta kepda allah, laksanakan kewajiban-Nya setlah itu laksanakan

kembali kegiatan atau pekerjaan itu maka akan allah akan memperlancar dan

mempermudah pekerjaan.

30

Al-qur’an dan terjemahAl – Jumuah 10

31

(38)

31

Al –Qur’an dan Terjemah, QS Al – Mulk ayat 15

ْنم ا لك ا كانم يف ا شْماف ا لذ ْ أا مكل لعج ي لا ه

شنلا هْيلإ هق ْ

(

٠١

)

Artinya :. “Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah) dibangkitkan”.32

Penafsiran dalam ayat tersebut adalah Dialah Allah yang

menundukkan bumi untukmu agar kamu dapat memperoleh kebutuhanmu,

seperti menanam, membangun, menggarap dan jalan-jalan untuk

menyampaikan ke negeri yang jauh. Untuk mencari rezeki. Yakni setelah

kamu berpindah dari tempat yang Allah jadikan sebagai ujian dan sebagai

penyambung untuk melanjutkan ke negeri akhirat, maka kamu akan

dibangkitkan dan dikumpulkan kepada Allah untuk diberi-Nya balasan

terhadap amalmu yang baik dan yang buruk.33 Dalam surat ini dapat di

simpulkan untuk memotivasi manusia atau pegawai adalah sudah di sediakan

oleh Allah bumi dan segala isinya untuk manusia dan di manfaatkan untuk

apa saja tergantung manusia tersebut untuk sebaik – baiknya memanfaatkan

bumi untuk mencari nafkah.

32

Al- qur’an dan terjemah, Al – mulk 15

33

(39)

32

Kajian teori islam dalam Kinerja terkandung dalam ayat Al-Qur’an dan

terjemah, QS At – Taubah ayat 105:

Artinya : Dan Katakanlah, "Berbuatlah kamu maka Allah akan melihat perbuatanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin , dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”34

Tafsir untuk ayat tersebut adalah kepada orang-orang munafik. Sesuka

hatimu dan tetaplah di atas kebatilanmu, namun jangan kamu kira, bahwa

yang demikian tersembunyi bagi-Nya. Dalam ayat ini terdapat ancaman bagi

mereka yang tetap di atas kebatilan, kesesatan dan maksiatnya. Yakni

amalmu akan semakin jelas. Makna ayat ini bisa juga, bahwa amal yang

kamu lakukan baik atau buruk, maka Allah mengetahunya, demikian pula

Rasul-Nya dan kaum mukmin meskipun tersembunyi. Dan diberikan

balasan.35 Dalam ayat tersebut dapat simpulkan bahwa setiap pekerjaan yang

kita lakukan selalu terawasi oleh Allah mungkin sesama manusia tidak ada

yang tau kalau kita sedang melakukan kecurangan akan tetapi Allah

senantiasa mengawasi pekerjaan kita.

34

Al- qur’an dan terjemah, At Taubah ayat 105

35

(40)

33

Kajian teori islam dalam Lingkungan Kerja terkandung dalam ayat

Al-Qur’an dan terjemah, QS Al – Mujadillah ayat 11 :

اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا ِِ اوُحسَفَ ت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذلا اَه يَأ ََ

ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذلا َُا ِعَفْرَ ي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا َليِق اَذِإَو ْمُكَل َُا ِحَسْفَ ي

ا اوُتوُأ َنيِذلاَو

ُ ٌرِبَخ َنوُلَمْعَ ت اَِِ َُاَو ٍتاَجَرَد َمْلِعْل

١١

َ

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, "Berdirilah

kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.36

Tafsir untuk ayat tersebut adalah Ayat ini merupakan pemberian adab

dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin,

yaitu apabila mereka berkumpul dalam suatu majlis dan sebagian mereka atau

sebagian orang yang datang butuh diberikan tempat duduk agar diberikan

kelapangan untuknya. Hal itu, tidaklah merugikan orang yang duduk sedikit

pun sehingga tercapai maksud saudaranya tanpa ada kerugian yang

diterimanya. Dan balasan disesuaikan dengan jenis amalan, barang siapa yang

melapangkan, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memberikan

kelapangan untuknya. Di surga untuk shalat tahiyyatul masjid, atau untuk

melakukan kebaikan lainnya atau karena kebutuhan yang muncul. Agar

terwujud maslahat itu, karena berdiri dalam hal seperti ini termasuk ilmu dan

iman, dan Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan meninggikan orang-orang yang

(41)

34

berilmu dan beriman dengan beberapa derajat sesuai yang Allah berikan

kepadanya berupa ilmu dan iman. Di surga oleh karena itu, Dia akan

membalas setiap orang yang beramal dengan amalnya, jika baik maka akan

dibalas dengan kebaikan dan jika buruk, maka akan dibalas dengan

keburukan.37 Dalam tafsir tersebut dapat disimpulkan bahwa dab – adab atau

tata cara di dalam suatu majlis atau organisasi yang biasa disebut juga kantor

terdapat tata cara adab bertamu , rapat , atau kegiatan kantor yang lain yang

harus di lakukan dengan sopan santun sesuai aturan kantor atau perusahaan

tersebut dan wajib untuk menaatinya agar kondisi lingkungan kerja tidak

amburadul atau tidak tertib. Maka wajib bagi perusahaan ataupun lemabaga

memiliki tata tertib bekerja agar suasana lingkungan kerja tertata dan

terkondisikan memiliki standart opersional procedure agar semua pegawai

yang lama ataupun yang baru faham akan peraturan yang sudah dibuat oleh

pihak – pihak yang berkewenangkan menangani standart operasional

procedure.

37 http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-mujadilah-ayat-1-11.html#more di kutip

(42)

35

C. Paradigma penelitian

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

H1 : Motivasi kerja berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS Kesehatan

Divisi Regional Jawa Timur

H0 : Motivasi kerja tidak berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur

H2 : Motivasi kerja berpengaruh pada lingkungan kerja pegawai BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur

H0 : Motivasi kerja tidak berpengaruh pada lingkungan kerja pegawai BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur

H3 : Lingkungan kerja berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS Kesehatan

Divisi Regional Jawa Timur

H0 : Lingkungan kerja tidak berpengaruh pada kinerja pegawai BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur MOTIVASI

KERJA( X ) KINERJA ( Y )

(43)

36

H4 : Motivasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan lingkungan

kerja sebagai variable antara (intervening)

H0 : Motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai dengan

(44)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kuantitatif.

Dimana pendekatan kuantitatif bertujuan “untuk menguji teori, membangun

fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi statistik,

menaksir dan meramalkan hasilnya”.38 Desain penelitian ini juga telah

dirancang sematang mungkin sebelumnya secara struktur, bersifat spesifik,

detail, baku serta formal.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian konfirmatory di mana

penelitian bertujuan untuk mengkonfirmasi secara statistik model yang telah

dibangun oleh peneliti berdasarkan teori yang sudah ada.

B. Lokasi Penelitian

Adapun objek yang akan digunakan dalam penelitian yaitu para

pegawai tetap maupun tidak tetap di kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional

Jawa Timur yang terletak di Jalan Raya Jemursari No.234 Surabaya 60299 –

Jawa Timur. BPJS Kesehatan divisi regional Jawa Timur juga membawahi

kantor cabang baik pegawai pada kantor pelayanan badan usaha maupun

mandiri.

38

(45)

38

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek ataupun

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.39 Populasi

dalam penelitian ini adalah semua pegawai di BPJS Kesehatan Divisi

Regional Jawa Timur baik pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap di

kantor regional, kantor cabang, maupun kantor pelayanan badan usaha yaitu

sebanyak 140 pegawai.40

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.41 Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 orang

yang diambil berdasarkan tingkat kesalahan 5% dari jumlah populasi

sebanyak 140 orang.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.42

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel menggunakan simple

random sampling (teknik sampel sederhana) yaitu sebesar 100 orang. Peneliti

menggunakan teknik tersebut dalam pengambilan anggota sampel dan

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi tersebut. Adapun dalam melakukan teknik random sampling ini,

peneliti menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.0.

39

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Hal 80.

40

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 85

41

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Hal 81.

42

(46)

39

D. Variable dan Indikator Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu peneliti.43 Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen,

independen dan variable intervening yaitu Motivasi di BPJS Kesehatan

Divisi Regional Jawa Timur Jawa Timur Surabaya (Variabel X) dan

Kinerja Pegawai (Variabel Y). Lingkungan kerja pegawai (Intervening).

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh langsung dan tidak

langsung antara varibel X terhadap variabel Y serta variable antara pada

Motivasi terhadap kinerja karyawan melalui lingkungan kerja. Adapun

penjelasannya dalam variabel independen, independen dan intervening

adalah sebagai berikut :

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah “merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”.44

Adapun yang termasuk variabel

independen dalam penelitian ini adalah Motivasi kerja pegawai.

Karena keterbatasan waktu dan jumlah sampel, peneliti menggunakan

lima indicator untuk mengukur yang ada kaitannya terhadap kinerja

dengan lingkungan kerja. indicator tersebut adalah kebutuhan

fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan

penghargaan diri, kebutuhan aktualisasi diri.

43

Suharsimi Arikunto,1993.Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 11).

(Jakarta: PT Rineka Cipta, hal 91.

44

(47)

40

b. Variabel dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah “variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas”.45

Adapun yang termasuk variabel dependen dalam penelitian

ini adalah kinerja pegawai . Indikator yang dipakai dalam mengukur

variabel kinerja pegawai diantaranya adalah . Kuantitas, Kualitas ,

Keandalan, Kehadiran, Kemampuan bekerja sama.

c. Variabel Intervening

Variabel intervening atau biasa disebut variabel independen kedua merupakan “variabel yang mempengaruhi secara langsung atau tidak

langsung (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel

independen dengan dependen”.46

Adapun yang termasuk variabel

intervening dalam penelitian ini adalah lingkungan

kerja.Indikator-indikator yang dipakai oleh peneliti dalam mengukur lingkungan kerja

adalah Otonomi dan fleksibilitas, Menaruh kepercayaan dan terbuka,

Simpatik dan memberi dukungan, Jujur dan menghargai.

2. Indikator Penelitian

Indikator dari variabel pada penelitian dengan judul “pengaruh

motivasi terhadap kinerja pegawai dengan lingkungan kerja sebagai

variabel intervening di BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur”

45

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Hal 39

46

(48)

41

Tabel 3.1 Indikator Penelitian

No Variabel Indikator

1 Motivasi

2. Menaruh kepercayaan dan terbuka 3. Simpatik dan memberi dukungan 4. Jujur dan menghargai

E. Tahap – Tahap Penelitian

Dalam tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Menemukan, memilih, dan merumuskan masalah

Setiap penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi.

Permasalahan itu bisa tentang ketidak sesuaian dengan teori, keunikan,

kekurangan, ataupun kelebihan dari suatu obyek sehingga menarik

untuk diteliti.

2. Menyusun kerangka teori

Langkah selanjutnya adalah memantapkan diri untuk meneliti

masalah tersebut dengan teori yang berhubungan. Yaitu tentang

manajemen complain dan kepuasan peserta.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang dibuat sebelum

(49)

42

analisa sementara peneliti. Selanjutnya hipotesis itu akan dibuktikan

dengan data-data yang telah diperoleh.

4. Memilih alat pengumpulan data

Dalam proses pemilihan alat pengumpulan data, peneliti

memutuskan untuk menggunakan kuesioner yang akan disebar pada

100 responden. Data yang didapat dari kuesioner adalah data primer.

Dan untuk mendapatkan data sekunder seperti profil perusahaan,

peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara

mengunjungi kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur baik

di BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur

5. Menganalisis data yang telah didapatkan dan menyajikannya.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis.Analisis diarahkan

untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan program IBM SPSS (Statistical Product and Service Solution) dan Ms. Excel

Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan

pembahasan.Penyajian data dapat menggunakan tabel, tabel distribusi

frekuensi, grafik garis, grafik batang, digram lingkaran, dan pictogram.

Setelah melakukan analisis, akan dilakukan pengujian hipotesis.

Selanjutnya, akan dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian.

Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan

(50)

43

Pembahasan tersebut mengenai hasil pengujian hipotesis yang

disesuaikan dengan teori.

6. Mengambil kesimpulan

Setelah dilakukan analisa terhadap data yang didapatkan dan

pembahasan yang mendalam, tugas peneliti selanjutnya adalah

mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat adalah kesimpulan

singkat yang menjawab rumusan masalah.

Penelitian ini diawali dengan adanya masalah yang kemudian

dibuktikan dengan penggalian data. Oleh karena itu peneliti

mempunyai kewajiban untuk memberikan saran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner (angket). Menurut Sugiyono, “Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya”.47

Akan tetapi penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data yaitu kuesioner (angket) dan dokumentasi. Teknik

pengumpulan dengan angket ini dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

47

(51)

44

1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain,yaitu wawancara dan kuisioner.

Kalau wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi obyek – obyek alam yang lain

seperti data – data karyawan.48

2. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya49. Kuesioner merupakan teknik teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Dengan

menggunakan kuesioner, data langsung dari responden bisa didapatkan.

3. Dokumentasi

Dalam penelitian ini juga dilakukan metode dokumentasi untuk

melengkapi data berupa profil dan lain-lain yaitu dengan mengunjungi

kantor BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur baik di kantor BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur atau Kantor Cabang Umum BPJS

Kesehatan Divisi Regional Jawa Timur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat

untuk mengumpulkan data primer dari responden. Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan pernyataan tertutup dengan skala likert dan

48

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Hal 145

49

(52)

45

langsung diberikan kepada sumber data. Responden akan disilahkan untuk

memilih respon SS (Sangat Setuju) dengan skor 5, S (Setuju) dengan skor

4, R (Ragu-ragu) dengan skor 3, TS (Tidak Setuju) dengan skor 2, atau

STS (Sangat Tidak Setuju) dengan skor 1.

Dalam tahap penyebaran angket, peneliti akan memperhatikan

beberapa unsur, antara lain sebagai berikut:

a. Tipe dan bentuk pertanyaan menggunakan pertanyaan tertutup

dimana responden hanya menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan

pilihan yang ada.

b. Panjang pertanyaan juga tidak terlalu panjang. Setiap indikator

memiliki satu instrumen penelitian, sehingga akan menghasilkan

hanya sekitar 20 samapai 30 pertanyaan.

c. Melakukan uji validitas instrumen terlebih dahulu, sebelum

mengumpulkan data tersebut kepada seluruh responden.

d. Penampilan fisik angket dalam penelitian ini dicetak dengan kertas

berwarna putih dan mendapat souvenir bulpoint. Tujuannya untuk

menampilkan kesan yang menarik bagi para responden.

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

Menggunakan alat analisis korelasi pearson antara item dengan total item

dengan menggunakan bantuan Excel 2007. Jika nilai korelasi diatas 0.30,

mengindikasikan bahwa item tersebut valid. Sebaliknya jika nilai korelasi

item kurang dari 0.3, maka item tersebut tidak valid dan wajib untuk tidak

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Indikator Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Thesis ini berjudul “ Analisis Pengaruh Motivasi Berprestasi, Motivasi Berafiliasi, Motivasi Kekuasaan Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel

Hasil penelitian menunjukkan Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai, Kedisiplinan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Dari hasil tersebut disim- pulkan bahwa pengaruh tidak langsung lingkungan kerja ter- hadap kinerja pegawai melalui motivasi adalah tidak terbukti signifikan, dengan

Tesis berjudul : PENGARUH REMUNERASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI MELALUI KEDISIPLINAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Pegawai Lapas Kelas

Hasil penelitian menujukkan bahwa lingkungan kerja fisik berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja pegawai. Lingkungan kerja fisik yang diukur dengan

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS

ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Pengembangan Karir dan Motivasi Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai dengan Kepuasan Kerja

Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Yang Dimoderasi Motivasi Hipotesis pengaruh moderating menyimpulkan bahwa variabel Z motivasi tidak dapat memoderasi pengaruh X1 beban