1 LAPORAN AKHIR PENELITIAN
Pengaruh Pencemaran Logam Berat Pb Terhadap
Biota Laut dan konsumennya di Kelurahan Bagan
Deli Belawan
Oleh :
Ir. Lestina Siagian,M.si NIDN : 0120125901
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2 DAFTAR ISI
RINGKASAN ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Permusan Masalah ... 3
Tujuan Penelitian ... 3
Hipotesa Penelitian ... 4
Mamfaat Penelitian ... 5
TINJAUAN PUSTAKA ... 5
Pencemaran Laut ... 5
Indikator Biologis ... 9
Pencemaran Logam Berat ... 10
Sifat-sifat Logam Berat ... 13
Bioindikator Rambut ... 17
Pencemaran Logam Berat Di Sungai Deli ... 18
Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian ... 21
METODE PENELITIAN ... 24
3
Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25
Pengumpulan Data ... 25
Biota Laut ... 26
Bahan dan Alat ... 26
Tahap Analisis Laboratorium ... 27
Analisa Statistik ... 30
Pengujian Hipotesis Secara Statistiks ... 34
HASIL PEMBAHASAN ... 36
Konsentrasi Logam Berat Pada Biota Laut Sampel ... 39
Pengujian Hipotesis Secara Statistik ... 40
Konsentrasi Logam Pb Pada Rambut ... 42
Analisa Hasil Pengujian Regresi Berganda ANOVA .... 43
KESIMPULAN DAN SARAN ... 46
Kesimpulan ... 46
Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA ... 50
4 DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1. Konsentrasi Ion-ion Logam (mg/l) yang Matematika
Beberapa Biota laut Pada Pernapasan 96 jam ... 8
2. Bentuk Persenyawaan Pb dan Kegunaannya ... 13
3. Kadar Pb dalam Jaringan Tubuh Orang-orang yang Tidak Pepapar oleh Pb ... 16
4. Industri yang mengeluarkan Limbah Logam Berat Sepanjang DAS Sungai Deli dari Hulu ke Hilir ... 19
5. Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri ... 21
6. Data Kependudukan Kelurahan Bagan Deli Belawan ... 22
7. Komposisi Mata Pencaharian ... 22
8. Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan ... 38
5 DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1. Proses Perjalanan Logam berat dari Sumber
Pancemar
sampai ke Tubuh Manusia ... 12
2. Dinamika metabolisme Pb pada Tubuh Manusia ... 16
3. Industri Sepanjang Sungai Deli ... 20
6 DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Gambar Kerangka Pemikiran ... 53
2. Gambar Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut ... 54
3. Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk Industri ... 56
4. Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam erat Penting yang Dihasilkan Berbagai Industri ... 58
5. Logam Beracun dan Organ Target ... 59
6. Organ Target yang dirusak oleh Berbagai Logam ... 59
7. Gambar-gambar Kegiatan Peneltian di lapangan ... 60
8. Hasil Analisis terhadap Rambut Responden Dengan Program SPSS 10,05 ... 64
9. Kuesioner Penelitian ... 75
10. Tabel Distribusi Normal ... 77
11. Tabel Distribusi t ... 78
12. Peta Lokasi Kelurahan Bagan Deli ... 79
13. Hasil Analisis Sampel ... 80
7 PENDAHULUAN
Latar Belakang
“Hanya dalam lingkungan yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal, dan hanya dengan manusia yang baik, lingkungan hidup dapat berkembang kearah yang
iptimal”(Sastrawijaya, 2000)
Pencemaran lingkungan semakin banyak menarik perhatian
karena dampak yang ditimbulkannya.Aktivitas kehidupan yang sangat
tinggi yang dilakukan oleh manusia ternyata telah menimbulkan
bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupana manusiia dan
tatanan lingkungan hidupnya. Pencemaran yang dapat menghacurkan
tatanan lingkungan hidup biasanya berasal dari limbah-limbah yang
memiliki toksisitas yang tinggi seperti limbah logam berat.
Sungai merupakan temapat yang paling mudah untuk membuang
limbah yang akhirnya sampai ke laut dan menjadi temapat
terakumulasinya bahan pencemar. Di laut hidup sejumlah biota laut
seperti jenis ikan dan kerang; jika ikan-ikan dan kerang ini dimakan oleh
manusia, bahan cemaran tersebut akan masuk ke tubuh mansuia.
Perairan Belawan terletak di Pantai Timur Provinsi Sumatera
Utara, sebagian berada di wilayah Kota Medan dan sebagian lagi
merupakan wilayah kabupaten Deli Serdang.Secara geografis terletak
pada koordinat 03o47’00” LU dan 98o42’00” BT diapit oleh muara Sungai Belawan dan Sungai Deli. Sungai-sungai ini menerima limbah
logam berat baik yang berasal dari limbah domestik maupun limbah non
8 limbah kota, limbah rumah tangga, rumah sakit, laboratorium, pasar,
jalan dan terminal. Sedang limbah non domestik berasal dari
pabrik/industri, pertanian, perikanan, peternakan dan
transprotasi.Disepanjang Sungai Deli banyak terdapat industri yang
terdiri dari 35% industri organik, 33% industri logam, 25% industri
kimia, 10% undustri semendan 1% industri pupuk dari 85 buah industri
(Masaulina, 1992).
Masyarakat kelurahan Bagan Deli yang berlokasi di muara
Sungai Deli sehari-harinya mengkonsumsi biota laut yang mereka
tangkap dari perairan disekitarnya. Untuk mengetahui apakah biota laut
yang mereka konsumsi telah tercemar ligam berat, maka dilakukan
pengukuran konsentrasilogam berat tertentu pada jenis biota laut tersebut
dan membandingkan dengan buku mutu kesehatan yang dikeluarkan oleh
WHO
Apabila Biota laut tersebut sudah tercemar oleh logam berat Pb
dan dikonsumsi oleh manusia,akan terjadi proses biomagnifikasi pada
tubuh manusia. Sebagian akan dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh
manusia, sedang sisanya akan terakumulasi pada logam tubuh seperti
rambut, ginjal, kuku, darah, hati; sehingga untuk mengetahui kadar
logam berat yang sudah terakumulasi pada tubuh mansuia dapat diukur
melalui organ-organ tersebut.
Penelitian ini akan mengambil batasan daerah Kelurahan Bagan
9 jenis biota laut yang dikomsumsi masyarakat, pengukuran konsentrasi
logam berat pada rambut konsumen sebagai indikator pencemaran.
Sebagai kontrol diambil dari masyarakat bukan nelayan dari Kelurahan
Sicanang dan masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta
Kecamatan Sipahutar Tapanuli Utara dengan asumsi jenis biota laut yang
dikonsumsi adalah sama.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tesebut diatas, dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah biota laut perairan Belawan telah tercemar logam Pb?
2. Apakah konsumen (penduduk ) telah tercemar logam Pb?
3. Apakah ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen
terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen ?
Tujuan Penelitian
1. Utuk mengetahui kandungan (konsentrasi) logam berat pada biota
laut Belawan.
2. Untuk mengetahui konsentrasi Pb yang terakumulasi pada rambut
konsumen.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat konsumsi biota laut dan usia
10 Hipotesa Penelitian
1. Biola laut perairan Belawan telah tercemar logam berat Pb..
2. Konsumen biota laut telah tercemar logam Pb.
3. Ada pengaruh tingkat konsumsi biota laut, usia konsumen terhadap
konsentrasi Pb pada rambut konsumen.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi masyarakat mengenai kelayakan biota laut
perairan Belawan untuk dikonsumsi
2. Sebagai informasi bagi Departemen Perikanan Dan Kelautan
mengenai tingkat kotaminasi logam berat Pb pada biota laut
diperairan Belawan.
3. Sebagai informasi bagi Depperindag dalam kaitan pemberian surat
izin usaha bagi industri yang menghasilkan limbah logam berat.
4. Sebagai informasi bagiBapedalda dalam kaitannya dengan masalah
penyusunan AMDAL dan ANDAL bagi industri yang menghasilkan
11 TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran laut
Gejala pencemaran laut telah berlangsung sepanjang zaman.
Beberapa dasawarsa akhir ini laut mendapat tambahan zat-zat pencermar
baik yang berupa limbah padat maupun berupa limbah cair, sehingga laut
tidak mampu lagi melakukan purifikasi karena telah melampaui daya
dukungnya. Sebagai akibatnya, laut menjadi kotor bahkan kadang sangat
kotor. Kotoran tersebut tersebar merata sehingga mempengaruhi
lingkungan laut tersebut. Karena faktor-faktor diatas laut berada dalam
situasi dan kondisi yang dapat dikatakan sebagai keadaan tercemar
(Saptarini, 1996).
Menurut peraturan RI N0. 19 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran dan/atau perusakan laut, Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi/atau komponen
lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/ atau fungsinya.
GESAMP (Group of Expert on the Scientific Aspect on Marine
pollution) mendefinisikan Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukkannya zat atau energi oleh manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung ke lingkunagan laut yang menyebabkan efek
merugikan kerena merusak sumber daya hayati, membahayakan
12 menurunkan mutu air laut yang digunakan serta mengurangi kenyamanan
dilaut (Fahmi, 2000).
Pencemaran laut menurut Mc. Connacghey (1974) dalam
Sumadhiharga (1995) adalah disebabkan 7 hal yaitu:
1) Perubahan-perubahan estuarina, gobe, habibat-habibat pantai oleh
pencemaranyang berasal dari daratan atu adanya pencemaran akibat
pengerukan, pembangunan, perkapalan dan aktivitas lainnya dilaut.
2) Penyebaran pestisida dan zat-zat kimia lainnya yang meluas hampir
keseluruh dunia.
3) Pencemaran minyak.
4) Sumber-sumber mineral didasar laut
5) Konta minasi zat-zat radio aktif yang terbesar luas
6) Perubahan-perubahan atmosfir yang mempengaruhi keseimbangan
karbondioksida, oksigen dan karbonat yang merusak biota di seluruh
dunia
7) Pencemaran panas.
Sedangkan menurut Fahmi (2000) sumber pencemara laut secara
umum disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas di darat (land based
pollution) maupun kegiatan di laut (sea based pollution). Diperkirakan
sekitar 80% sumber percemaran laut berasal dari aktivitas didaratan
seperti penebangan hutan, buangan limba industri, limba pertanian dan
budaya, limba cair domestik, limba padat serta reklamasi pantai.
13 adalah laut adalah kegiatan transportasi pelayanan, pertambangan,
eksplorasi dan eksplotasi minyak dan gas bumi
Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika,
kimiawi maupun biologis banyak menghasilkan racun bagi biotan laut
dan manusia.Menurut Ginting (1992) limba industri mengandung limbah
B3 (bahan beracun berbahaya).Yang termasuk racun-racun dari limbah
industri adalah logam berat, zat-zat organik minyak bumi, zat-zat
petrokimia, zat-zat organik dan pestida (Idler, 1972 dalam Sumadhiharga,
1995).Banyak dari zat-zat ini menjadi racun bagi biota laut dan
manusia.Bila zat-zat tersebut masuk kelaut menjadi sumber daya
perikanan sangat terancam, menurunnya harga ikan karena manjadi
kurang baik warnanya, rasanya bahkan kadang-kadang jenis tertentu
beracun.Pencemaran laut juga dapat mengakibatkan bekurangnya
produksi ikan yang disebabkan kerusakan ekologis (Sumadhiharga,
1995).
Pencemaran sumber daya ikan adalah tercampurnya sumber daya
ikan dengan makhluk hidup, zat, energi dan/ atau komponen lain akibat
perbuatan manusia sehingga sumber daya ikan menjadi kurang atau tidak
berfungsi sebagaimana seharusnya dan / atau berbahaya bagi yang
memanfaatkan (Men. Pertanian, 1985).
Undang- undang No. 9 tahun 1985 Menteri Pertanian Pasal 1 Butir
2 menguraikan jenis-jenis ikan dan biota perairan lainnya:
14 2. Crustacea (udang, rajungan, kepiting, dsb).
3. Mollusca (kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput).
4. Colenterata (ubur-ubur dan sebangsanya)
5. Echinodermata (tripang, bulu babi)
6. Ampihibia (kodok dan sebangsanya)
7. Reptillia (buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dsb)
8. Mammalia (paus, lumba-lumba, pesut, duyung)
9. Algae(rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidup didalam
air).
10. Biota perairan lainnya ada yang ada kaitannya dengan jenis-jenis
tersebut diatas.
Tabel 1 : Konsentrasi Ion logam (mg/I) yang mematikan beberapa Biota laut pada pernapasan 96 jam
Jenis
15 Indikator Biologis
Indikator bologis merupakan petunjuk ada tidaknya kenaikan
kedaan lngkungan dari keadaan garis dasar malaui analisis kandungan
logam atau kandungan senyawa kimia tertentu yang terdapat didalam
hewan maupun tanaman atau suatu hasil dari hewan (susu, keju) maupun
tanaman (buah, umbi). Indikator biologis dapat ditentukan dari hewan
atau tanaman yang terletak pada dasar pencemaran lingkungan sebelum
sampai ke manusia. Indikator biologis yang ada pada jalur air baik air
sungai, air danau maupun air laut dan akan sampai kepada manusia
(Wardhana, 1995) adalah:
1. Phytoplankton, jenis plankton tanaman.
Indikator biologisnya: Besi (Fe), Kobalt (Co), Nikel (Ni), plutonium
(Pu),Cesium (Cs), Yrtium (Y), Tritium (H3)
2. Zooplankton, jenis plankton hewan.
Indikator biologisnya : Ytrium (Y), Kobalt (Co), Besi (Fe), Mangan
(Mn), Strontium (Sr), Nikel (Ni), Zirkonium (Zr).
3. Mollusca, jenis kerang-kerangan
Indikator biologisnya : Seng (Zn), Nikel(Ni), Tembaga (Cu),
Kadmium (Cd), Cromium (Cr), Mangan (Mn), Cesium (Cs), Kobalt
(Co)
16 Indikator biologisnya: Srtontium (Sr), Tritium (H3), Ytirum (Y),
Cesium (Cs), Kobalt (Co), Seng (Zn), Tritium(Y), Cesium (Cs),
Kobalt (Co), Seng (Zn), Manga ( Mn).
5. Ikan dan sejenisnya
Indikator biologisnya : Kadminum (Cd), Kromium (Cr), Mangan
(Mn), Cesium (Cs), Seng (Zn)< Besi (Fe)< Kobalt (Co).
Pencemaran Logam Berat
Pencemaran yang disebabkan logam berat sangat perlu mendapat
perhatian karena adanya sifat-sifat logam berat yang tahan pelapukan
(non degradable) dan mudah diadsorbsi oleh biota laut baik secara
langsung maupun melalui rantai makanan. Pencemaran suatu perairan
oleh unsur-unsur logam berat selain dapat mengganggu ekosistem juga
secara tidak langsung dapat merusak perikanan dan kesehatan manusia
(Mansur,1982 dalam Sumadhiharga, 1995).
Umumnya logam berat dalam industri dipakai sebagai bahan baku,
aditif dan ktalisator. Unsur-unsur logam berat ini sebagai besar masuk ke
lingkungan laut melalui aliran sungai.Hanya unsur-unsur yang menguap
saja yang banyak dibawa oleh udara seperti metkuri dan selinium. Unsur
logam berat dapat masuk kedalam tubuh biota laut melalui 3 cara yauitu
melalui permukaan tubuh, terserang insang dan rantai makanan
(Sumadhiharga, 1995). Merkuri termagnifikasi oleh ikan-ikan yang lebih
17 Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
macam penyakit pada manusia akibat memakan makanan yang
mengandung logam berat seperti kanker, gangguan saluran cerna, ginjal,
dll. Pencemaran merkuri di Minamata Jepang (1953- 1960 ) dan Niaga
Jepang (1968) berasal dari limbah industri plastik yang memakai
katalisator merkuri clorida menyebabkan tingginya kadar merkuri pada
ikan yang berasal dari hasil laut sekitarnya dan menyebabkan masyarakat
yang mengkomsumsikannya keracunan merkuri. Akibatnya timbul
berbagai penyakit seperti depresi, gangguan jiwa dan cacat. Tercatat pada
periode 1953-1960 di Minamata 111 orang meninggal dan di Nigata
(1968) 5 orang meninggal 25 cacat ( Palar, 1994),
Hasil penelitian yang dilakukan oleh pihak LON (Lembaga
Oceanologi Nasional- Lipi) Pada Tahun 1983 menunjukkan bahwa kadar
mercuri dalam perairan Teluk Jakarta telah mencapai 0,027 ppm, berarti
hampir empat kali dari jumlah hasil penelitian yang dilakukan dua tahun
sebelumnya. Peningkatan itu mengakibatkan bencana. Tercatat satu
orang telah meninggal dan beberapa orang mengalami kelupuhan, lidah
keluh, dan sama sekali tidak memiliki daya (Sastrawijaya, 1991)
Hasil penelitian tehadap kerang-kerangan di teluk Buyat dan teluk
Minahasa (1999) menujukan terdapat konsentrasi logam berat Cd 0,228
ppm, Hg 0,138 ppm dan Fe 5,28 ppm, sedang untuk jenis Gastropoda
konsentrasi Cd 0,111 ppm, Hg 3,745 ppm dan FE 5,847 ppm (poliiii dkk,
18
sebesar 30 ppb. Tingginya konsentrasi logam berat tersebut diduga
karena Teluk Buyat telah mengalami pencemaran yang berasal dari
pembuangan tailing oleh perusahaan tambang emas PT. Newmont
Minahasa Raya (Walhi, 2004)
Gambar 1 : Proses perjalanan logam berat dari sumber pencemar sampah ke tubuh manusia
Sumber : Surwirma (1998) Industri Limbah
logam
Sungai Laut
Air Minum
Pertanian Ikan Ikan benthos, dll
Manusia
Irigasi Tambak
Fitoplankton Xoopnakton
19 Sifat-Sifat Logam Berat Pb
Sifat – Sifat Fisika dan Kimia Pb
Timbal atau timah hitam dalam bahasanya ilmiahnya dinamakan
Plumbum dan dilambangkan dengan Pb. Nomor atom 82, bobot atom
207,2 dan titik lebur 327,5oC. Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam golongan IVA pada tabel periodik unsur kimia.Timbal dan
persenyawaannya banyak digunakan dalam berbagai bidang. Dalam
unsur baterai digunakan sebagai grik yang merupakan alloy dengan
logam bismut (Pb-Bi) dengan perbandingan 93 : 7.Timbal Oksida (PbO4)
dan logam timbal dalam industri baterei digunakan sebagai bahan aktif
dalam pengaliran arus elektron. Bentuk persenyawaan Pb dengan unsur
kimia lainnya serta kegunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 2 : Bentuk persenyawaan Pb dan Kegunaannya
Bentuk Persenyawaan Kegunaan
Pb – Sn
Senyawa azida untuk bahan
peledak
Untuk pewarnaan pada cat
Pengkilap keramik dan bahan anti
api
20 Addtitive untuk kendaraan
bermotor
Sumber : Palar (1994)
Limbah dari industri-industri di atas mengandung Pb. Sedang
bahan additive yang biasa dimasukkan ke dalam bahan bakar kendaraan
bermotor pada umumnya terdiri dari 62% tertracil Pb, atau timbal
tertracil sebagai anti knocking. Setelah pembakaran akan keluar sebagai
senyawa PbCl2 atau PbBr2.
Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan
secara alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas mansuia. Secara alami
pengkristalan Pb di udara dengan bantuan air hujan. Disamping itu proses
herotifikasi dari bantuan mineral akibat hempasan gelombang yang
merupakan salah satu jalur sumber Pb yang akan masuk ke badan
perairan lalu ke laut. Akibat aktivitas kehidupan manusia diantaranya
adalah air buangan (limbah) industri dan dari pertambangan biji timah
hitam.Senyawa Pb dalam badan perairan dalam bentuk Pb2+, Pb4. Ikan dapat mengadsorbsi Pb dapat permukaan tubuh dan makanan yang
dikonsumsinya. Kerang dapat mengakumulasi Pb dalam jumlah besar
(Palar, 1994).
Toksikologi Logam Berat Pb
Senyawa Pb yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan
minuman akan diikutkan dalam proses metabolisme tubuh. Namun
21 masih mungkin ditolerir oleh lambung disebkan oleh asam lambung
(HCI) mempunyai kemampuan untuk menyerap logam Pb, walupun pada
kenyataannya Pb lebih banyak dikeluarkan bersama tinja, pada jaringan
dan/atau organ tubuh, logam Pb terakumulasi pada tulang dan rambut
karena logam ini dalam bentuk ion (Pb2+) mampu menggantikan keberadaan ion Ca2+. Disamping itu pada wanita hamil logam Pb dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem
peredaran darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir Pb akan
dikeluarkan bersama air susu. Keracunan Pb dapat pempengaruhi sistem
syaraf, inteligasia dan pertumbuhan anak-anak serta kerusakan ginjal.
Keluhan sakit kepala, gelisah, gugup, lemas, mudah tersinggung
merupakan beberapa tanda yang mendahului efek keracunan sebelum
terjadinya koma, kemudian kematian (Palar, 1994). Dinamika
metabolisme Pb pada tubuh manusia digambarkan oleh Rabinowitz, et al.
22 Gambar 2 : Dinamika metabolisme Pb pada tubuh manusia
Kadar Pb dalam jaringan tubuh orang yang tidak tepapar oleh Pb
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3: Kadar Pb dalam 9 jaringan tubuh orang-orang yang tidak tepapar oleh Pb
Jaringan Mg Pb/100gr jaringan basah Rambut
Jaringan keras Jaringan Lunak
Urine
Sekresi
Rambut
23 Otak
Gigi
0,01 – 0,09
0,28 – 31,4
Sumber : Palar (1994)
Biondikator Rambut
Rambut mengandung protein struktural terdiri dari asam-asama
amino sistem yang mengandung ikatan disulfida sistein (-S-S-) dan gugus
sulfihidril (-SH) yang berkembang mengikat logam berat yang masuk ke
dalam tubuh, jumlah logam berat pada rambut bekorelasi dengan jumlah
yang diadsorbsi oleh tubuh. Oleh karena itu rambut dapat dijadikan
sebagai bahan biopsi.(Saeni, 1997).
Keuntungan digunakannya rambut sebagai bioindikator adalah :
1. Dapat dengan mudah dikumpulkan
2. Tidak merugikan donor
3. Dapat disimpan dalam waktu relatif lama sebelum dianalisis tanpa
menimbulkan kerusakan pada contoh
4. Konsentrasi sebagian besar unsur renik relatif tinggi terkandung pada
24 Pencemaran Logam Berat di Sungai Deli
Sungai Deli terletak pada 2o574’ – 3o16’ LS dan 98o33’ BT – 99o44’BB.Sepanjang DAS Sungai Deli terdapat 85 buah industri dan 13 diantaranya adalah industri yang menghasilkan limbah logam berat (lihat
table 6).Dari jenis limbah logam berat yang dihasilakan sebahagian besar
jmengandung logam berat Pb (lihat Tabel 7).
Hasil penelitian terdahulu tentang kadar beberapa logam berat
termasuk Pb di Sungai Deli di sekitar daerah industri lapis dan industri
baja sudah melampaui bakumutu atau Nilai Ambang Batas (NAB). Hasil
pengukuran menunjukkan bahwa kada logam Pb = 1,14 ppm (NAB = 0,1
ppm) (Putra, 2002). Berdasarkan data tersebut dipilih limbah logam berat
25 Tabel 4: Industri Yang mengeluarkan Limbah Logam berat
Sepanjang DAS Sungai Deli (dari hulu ke hilir)
No Nama Perusahaan Jenis Industri
26 Gambar 3 : Industri Sepanjang Sungai Deli
27 Tabel 5: Kandungan Logam Berat pada Limbah Industri
No. Jenis Industri Limbah Logam Berat
1.
Tekstil dan zat warna
Cat
Penyamakan kulit
Percetakan dan tinta cetak
Minyak pelumas
Logam & kawat
Gela, keramik, ubin dan
Teraso
Baterei kering dan aki
Plastik PVC
Sumber : Palar, 1994
Kelurahan Bagan Deli Sebagai Lokasi Penelitian
Kelurahan Bagan Deli di Pantai Timur perairan Belawan terletak di
muara Sungai Deli pada kemiringan 0 – 2% dengan evaksi 0 -3,9 m
diatas permukaan laut. Muara Sungai Deli mempunyai konfigurasi dasar
laut relatif landai dengan kemiringan rata-rata 0 – 40% dan kedalaman
28 Kelurahan Bagan Deli dihuni oleh 3.017 rumah tangga dengan
perincian sebagai berikut:
Tabel 6: Data kependudukan kelurahan Bagan Deli Belawan
Jenis Kelamin Jumlah Orang %
Tabel 7 : Komposisi mata pencharian
Mata Pencaharian Jumlah orang %
- Pengawal negeri
Data diatas menunjukkan populasi masyarakat nelayan di
kelurahan Bagan Deli sebesar ± 40%.Sehari-hari mereka mengkonsumsi
29 kerang. Untuk mengetahui apakah biota laut yang mereka konsumsi telah
tercemar logam berat, maka dilakukan pengukuran konsentrasi dengan
bakumu WHO untuk kandungan logam berat yang diizinkan pada biota
laut. Sedang dari penelitian terdahulu terhadap jenis kerang-kerang di
muara Sungai Deli didapatkan bahwa kadar Cadmium (Cd) sebesar 1,706
ppm (Hutabarat, 1997) sedang NAB untuk konservasi biota laut bagi
30 METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis studi
kasus. Metode deskriptif di rancang untuk mencari fakta dengan
interprestasi yang tepat dan bertujuan untuk membuat deskripsi,
gambaran, lukisan secara sistematis faktual dan akurat menganai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomensa yang diselediki (Nazir,
M, 1983).
Studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang
berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari seluruh personalistas
(Macfild, 1930 dalam Nazir, M, 1983).Tujuan studi kasus adalah untuk
memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat
serta karakter-karakter yang hkas dari kasus ataupun status dari individu
yang kemudian dari sifat yang khas lebih menahankan mengkaji variabel
yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil (Nazir, M, 1983).
Jenis data yang duikumpulkan dalam penelitian ni adalah data
primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang berkaitan
dengan tingkat konsumsi atau pola konsumsi biota laut, usia konsumen
dan kandungan logam berat Pbpada biota dan rambut konsumen
responden. Data sekunder berupa data penduduk serta hasil wawancara.
Dengan mehubungkan antara data kandungan logam berat Pb pada biota
laut, tingkat konsumen biota laut, usia konsumen dengan data kandungan
31 pendukung lainnya, ingin diketahui sejauh mana pengaruh pencemaran
logam berat di Laut Belawan telah samapi kepada mansuia sebagai
konsumen biota lautnya.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Responden dan donor rambut dipilih secara acak dari tiga lokasi.
Lokasi pertama adalah nelayan pemilik maupun nelayan buruh penduduk
Kelurahan Bagan Deli, lokasi kedua adalah masyarakat bukan nelayan
dari Kelurahan Sicanang Belawan, sedang lokasi ke tiga adalah
masyarakat pegunungan dari Desa Sabungan Ni Huta Kecamatan
Sipahutar Tapanuli Utara.
Biota laut diperoleh dari hasil tangkapan nelayan Bagan Deli.Untuk
analisa rambut dan biota laut dilakukan di laboratorium Lingkungan
Hidup BAPEDALDA Sumut. Penelitian dilakukan selama bulan Januari
s/d Maret 2004.
Pengumpulan Data
Data tingkat konsumsi ikan dan kerang diperoleh dari responden
dan data kandungan logam berat pada rambut dan biota laut serta data
pendukung lainnya merupakan data hasil analisis di laboratorium; data
yang diperoleh dari Departemen kelautan dan perikanan, Badan POM,
isntansi lain yang terkait serta studi kepustakaan. Data tingkat konsumen
biota laut berdasarkan konsumsi dalam satu minggu terakhir, usia
konsumen dan lain-lain di peroleh melalui hasil wawancara terhadap
32 kandungan logam berat (Pb, Cd, Cr) diperoleh melalui pengukuran
sampel biota laut serta rambut responden
Biota Laut Sampel
Contoh biota laut yang dianalisis adalah dari jenis yang dikonsumsi
oleh reponden sehari-harinya yaitu jenis ikan pelagis seperti ikan dencis
(sardeinella sirm), ikan kepe-kepe atau ikan ketang-ketang (scatophangus
argus), jenis ikan demersial seperti ikan gulamah atau ikan samgeh
(pseudocelinia amoyensis), cumi-cumi (loligo vulgaris), udang windu
(penaeus monodon), jenis kerang-kerangan seperti kerang darah
(anadarah indica) dan kerang bulu (anadara granosa). Data kandungan
logam berat pada rambut dengan usia konsumen antara 1 tahun – 70
tahun, yaitu masing-masin 28 data dari keluarga nelayan yang bersedia di
ambil rambutnya dan sebagai kontrol diambil 28 data dari keluarga non
nelayan dan 28 data dari keluarga di daerah pegunungan.
Bahan Dan Alat Bahan
a. Sampel biota laut berupa ikan dan kerang diperoleh dari hasil
tangkapan nelayan
b. Rambut diperoleh dari responden
c. Larutan standard Pb 1000 ppm
d. HNO3 pekat (65%)
33 f. Aquadest
Alat
a. AAS (Atomic Absorbtion Emission Spectrophotometer) model AA
630 -12.
b. Neraca Analitik listrik
c. Cawan porselen
d. Muffle furnace
e. Breaker gelas
f. Batang pengandung
g. Gelas ukur 10 ml
h. Erlenmeyer
i. Sendok
j. Kaca arloji
k. Pipet volume
l. Corong
m. Kertas sarin
n. Labu ukur 50 ml
Tahapan Analisis Laboratorium
a. penyediaan larutan standard logam berat. Stock larutan standard Pb
masing-masing 1000 ppm di pipet sebanyak 1 ml, masing-masing
dimasukkan kedalam labu ukur dan diencerkan sampai 100 ml. Larutan
34 pengeceran larutan standard tersebut disesuaikan dengan batas baku mutu
untuk konsentrasi biota laut yaitu Pb 0,05 ppm (WHO, 1988)
b. Penyediaan sampel
1. Biota Lut
a) Kerang dan ikan diambil dagingnya, dikeringkan dalam oven
pada temperatur 105ºC selama 12 jam untuk menghilangkan
kadar airnya.
b) Sampel kering ditimbang sebanyak 3 gram dan ditempatkan
pada cawa porselen.
c) Tambahkan 10 ml HNO 65% +25 ml air suling.
d) Panaskan di hot plate selama 30 menit = 120 c sampai volume
berkurang 10 ml.
e.) Diangkat keluar, setelah dingin ditambahkan 3 ml HCIO 2%,
kemudian ditambahkan 5 ml HNO (p) sampai timbul asap
putih dan filtra kelihatan jernih.
f) Setelah asap putih timbul teruskan pemanasan = 30 menit.
g) Dinginkan, saring dengan menggunakan kertas saring wattman
dan ditampung dalam labu ukur 100 ml, ditambahkan aquadest
hingga tanda garis.
h) Analisa dengan AAS.
2. Rambut
a. Rambut diambil sebanyak 1,2 gram kemudian ditambahkan 5ml
35 b. Panaskan diatas hot plate selama 15 menit = 120 C HCIO volume
berkuran 5 ml.
c. Dinginkan, tambahkan 2,5 HNO sampe timbul asap puih dan filtra
kelihata jernih kemudian teruskan pemanasan = 15 menit.
d. Dinginkan, saring masukkan ke dalam labu ukur 50 ml sampai
tanda garis
e. Analisa dengan AAS
3. Penentuan Kadar Berat
a. Ambil larutan standard logam berat yang telah disediakan dengan
kosentrasi tertentu, kemudian diukur absorbennya dengan kondisi
alat ukur AAS yang sesuai dengan penentuan masing-masing
logam
b. Ambil larutan sampai yang telah disiapkan sebanyak= kemudian
diukur absorbansinya, untuk logam Pb panjang gelombang 283,3
nm.
c. Masukkan cawan yang telah berisi contoh uji ke dalam oven suhu
pemanasan 195o C selama 2 jam.
d. Pndahkan dan masukkan ke dalam Desikator selama 30
menit/samapi dingin.
e. Tembang cawan tersebut dan catat beratnya.
f. Dari hasil pengukuran obsorbansi larutan standard logam berat
tersebut dibuat kurva kalibrasinya maka dapat ditentukan
36 Gambar 4 : Tahap Analisis Laboratorium
Analisa Statisik
Analisa Regresi
Analisa regresi adalah metode statisik yang digunakan untuk
menetukan hubungan antara faktor-faktor perubahan yang mempengaruhi
suatu keadaan dalam bentuk matematika yang dapat dinyatakan dalam
persamaan garis.
Tujuan pokok metode ini adalah untuk memperkirakan nilai dari
suatu variabel dalam hubungannya dengan analisa regresi, dari
keseluruhan faktor-faktor pengaruh yang menyangkut analisa suatu
psikala dinyatakan ke dalam dua faktor pengaruh bebas (varibel bebas)
37 Sebagai besaran untuk menyatakan faktor-faktor pengaruh bebas dan
faktor-faktor pengaruh terikat adalah:
a. Variabel bebas, variabel yang diteliti pengaruhnya, variabel bebas ini
sering juga disebut dengan variabel eksperimen dengan notasi X.
b. Variabel terikat, variabel yang akan diramalkan akan muncul dalam
hubungan fungsional sebagai pengruh dari variabel bebas. Variabel
terikat ini dikenal dengan nama variabel control yang diberi notasi Y.
Regrasi Linear (Sederhana)
Untuk menentukan kadar logam berat pada biota laut dilakukan
melalui analsisi regresi linear (sederhana), dengan persamaan :
Y = a + bx Dimana :
Y = Angka absorbansi
A = Konstanta
B = Koefisien regresi
X = Konsentrasi logam berat
Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung:
a. Koefisien korelasi (r)
Ukuran yang diopakai untuk menyatakan seberapa kuat hubungan
antara variabel digunakan koefisien korelasi Person (Nazir, 1988) dengan
38 Dimana : SP : Sum of Product
SSx: Sum Swuare dari variabel X
Ssy: Sum Square dari variabel Y
r : Koefisien korelasi Pearson
berdasarkan indeks korelasi -1 ≤ r ≤ 1.
Interprestasi koefisien korelasi:
r = 1 maka kedua variabel dikatakan berhubungan erat secara positif,
artinya main besar nilai variabel pertama dari suatu individu
tertentu, makin besar pula nilai variabel kedua pada indidvidu
yang sama
r = - 1 Maka kedua variabel berkaitan erat secara negatif, artinya
makin besar nilai variabel pertama dari suatu individu tertentu,
makin besar pula nilai variabel kedua pada individu yang sama.
r = O maka kedua variabel tidak berhubungan sama sekali.
b. t- test
yaitu menguji significancy absorbansi terhadap kadar logam
berat, dengan menggunakan rumus:
t – h = b / se (b)
t – h = t- hitung
39 Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui pengaruh usia responden dan tingkat
konsumsi terhadap konsentrasi logam berat dilakukan melalui analisis
regresi berganda, berdasarkan model regresi sebagai berikut:
Y = bo + b1X1 + b2X2
Dimana :
Y = konsentrasi logam berat
bo = konstanta
b1 = koefisien regresi umur
b2 = koefisien regresi tingkat konsumsi
X1 = umur responden
X2 = tingkat konsumsi
Berdasarkan model regresi tersebut dapat dihitung:
a. Koefisien determinal (R2)
Fungsinya adalah untuk menetukan besarnya sumbangan (peranan)
dari variabel bebas (X1) terhadap varibel terikat Y, dihitung dengan
Rumus:
Yaitu untuk menguji significancy variabel bebas secara individual,
40 t – h = bi/se (bi), dimana:
t- h = t-hitung
bi = koefisien regresi ke-1
se (bi)= standar error koefisien regresi ke-1
c. F – h
Yaitu untuk significancy variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat, dengan menggunakan rumus;
F hitung =
Pengujian Hipotesa Secara Statistik
Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah
tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak
yaitu pihak kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05, dimana
hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : X ≤ µo : berarti kadar logam berat dalam biota tidak melewati batas
maksimum kandungan logam berat yang diizinkan
41 H1 : X >µo: berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas
maksimum kandungan logam berat yang diperbolhkan
dalam makanan.
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah Ho diterima
bila Z hit ≤ Z table, Ho ditolak bila Z hit > Z tabel
Untuk mempermudah analisis data, pengolahan data dilakukan
dengan bantuan perangkat lunak komputer, program SPSS (Statistical
Product and Service Solution) Versi 10.05. (Santoso, 2000). Sedang
untuk melihat kuat lemahnya korelasi digunakan skala sebagai berikut:
Nilai 0,00 – 0, 19 menyatakan hubungan rendah sekali
Nilai 0,20 – 0,39 menyatakan hubungan rendah tapi pasti
Nilai 0,40 – 5,59 menyatakan hubungan yang cukup berarti
Nilai 0,60 – 0,79 menyatakan hubungan yang kuat dan tinggi
42 HASIL DAN PEMBAHASAN
Masyarakat kelurahan Bagan Deli terdiri dari keluarga nelayan.(±
40%). Ketergantungan mereka terhadap keberadaan sumber daya alam
hayati perairan Belawan adalah sangat besar, sedangkan penurunan
kualitas perairan sebagai akibat dari pencemaran akan berpengaruhi
terhadap kualitas biota laut.
Dari hasil wawancara dengan 28 responden yang diambil dari
keluarga nelayan, diambil kesimpulan bahwa hasil tangkapan menurun
dari tahun ke tahun akibat seriusnya terjadi kematian ikan dan kerang
dalam humlah besar.Menurut responden, hal terebut diakibatkan
pencemaran yang masuk ke perairan terutama dari limbah pabrik yang
ada di sekitar daerah tersebut.
Untuk membuktikan hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
mengukur kandungan logam berat Pb pada contoh biota laut yang
diambil dari hasil tangkapan nelayan daerah tersebut meliputi jenis ikan
pelagis seperi ikan dencis (sardinella sirm), jenis ikan demersal seperti
ikan kepekepe atau disebut juga ikan ketang-ketang (spcatophagus
argus), ikan gulamah atau ikan samgeh (pseudosenia amoyensis), jenis
molluska seperti cumi-cumi (loligo vulgaris), kerang bulu (anadara indica
sp), kerang darah (ananda granosa sp).
Penelitian kandungan logam berat Pb pada biota laut Belawan perlu
43 tersebut masih aman untuk dikonsumsi, juga untuk membuktikan apakah
ada hubungannya dengan pencemaran logam berat di laut Belawan.
Kandungan logam berat Pb pada ikan dipengaruhi oleh cara ikan
dalam mengekresikan logam tersebut dari tubuhnya. Semakin baik
eskresi kadar logam tersebut semakin kecil kandungan dalam tubuhnya
dan sebaliknya laju absorbsi logam dari perairan di pengaruhi oleh
kondisi kelaparan hewan, fase siklus hidup, habitat, besar organisme,
jenis kelamin dan kemampuan hewan menghindar dari kondisi buru
(Darmono, 1982).
Pada tabel di bawah ini tercatum kadar logam Pb dari beberapa
contoh biota laut yang sehari- hari dikonsumsi oleh masyarakat
Kelurahan Bagan Deli. Pengambilan contoh dilakukan pada bulan Maret
44 Tabel 8 : Kandungan Logam Pb pada Contoh Biota Laut Belawan
No. Nama biota laut Kode Sampel Pb
Buku mutu yang ditetapkan oleh
UNEP/FO/WHO
0,05
Kerang mendapatkan makanan dengan menjaring (filter feed)
jasad-jasad renik terutama plankton nabati antara hewani, sehingga
apabila lingkungan temapat kerang tersebut tercemar logam berat maka
pada tubuh kerang akan terakumulasi logam berat dalam jumlah tinggi.
Terlihat kadar Pb pada kerang darah sebesar 0,2798 ppm sedang pada
kerang bulu 0,1625 ppm.
Ikan pelagis kecil yang hidup di ciolomatry atau permukaan air
umumnya pemangsa zooplankton sehingga apabila makanannya sudah
45 logam berat dalam jumlah yang lebih besar.Ikan demersal seperti ikan
kepe-kepe dan ikan gulamah adalah jenis ikan yang biasanya tinggal di
dasar perairan (Nikijuluw, 2002). Terlihat bahwa konsetrasi Pb pada ikan
ini tinggi.
Konsentrasi Logam Berat Pb Pada Biota Laut Sampel
Pengukuran konsentrasi Pb pada biota laut sample adalah untuk
mengetahui apakah jenis biota laut yang dikonsumsi masyarakat nelayan
Bagan Deli sehari-harinya sudah tercemar bila dibandingkan dengan
baku mutu yang diizinkan untuk biota laut.
Hasil Pengukuran Konsentrasi Pb.
Konsentrasi tertinggi pada kerang darah = 0,2738 ppm,
kemungkinan disebkan faktor sifat kerang yang berdiam di suatu tempat
misalnya di muara sungai, sehingga menerima lebih banyak zat pencemar
yang di bawa sungai itu. Konsentrasi tertinggi ke dua pada ikan
kepe-kepe. Ikan kepe-kepe mengandung Pb 0,1886 ppm, kemungkinan
disebakan habitat hidup ikan ini yang berada di muara-muara sungai
yang besarnya berlumpur. Keadaan di atas membeli petunjuk bahwa
muara Sungai Deli telah tercemar logam Pb yang terkumulasi dalam
tubuh biota laut tersebut. Kemungkinan logam Pb berasal dari limbah
industri kabel telepon dan listrik, pewarna pada cat secara luas sebagai
pigmen chrom. Senyawa PbCrO4 untuk mendapatkan chrom, senyawa Pb
46 yang dibentuk dari Pb304 digunakan untuk mendapatkan warna timah
merah, sedang senyawa silikat timbal sebagai bahan pengkilap keramik.
Dalam industri baterei PbO4 digunakan sebagai bahan aktif dalam
pengaliran arus elektron (Palar, 1994).
Pengujian Hipotesis Secara Statistik
Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah biota laut telah
tercemar atau melewati nilai bakumutu, dilakukan dengan uji satu pihak
yaitu pilih kanan dengan harga level of significant (α) = 0,05 dimana
hipotesis yang diajukan adalah:
Ho : X ≤ µo : Berati kadar logam berat dalam biota laut tidak melewati
batas maksimum kandungan logam berat yang diizinkan
dalam biota laut (baku mutu Who).
H1 : X > µo : Berarti kadar logam berat dalam laut melewati batas
maksimum kandungan logam berat yang diperolehkan
dalam biota laut (baku mutu WHO).
Harga µo untuk Pb = 0,05
Adapun kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah :
47 Tabel 9 : Hasil Uji Statistik Konsentrasi Logam Berat Pb dengan
Standard Kesehatan (µ = 0,05, n = 3)
Hasil Uji Statistik menyatakan sebagian hipotesa Ho ditolak yang artinya
biota laut telah terancar logam berat tersebut, konsentrasi Pb pada
cumi-cumi (Ho diterima) artinya jenis biota laut tersebut belum tercemar
logam Pb. Untuk mengetahui apakah biota laut tersebut masih aman
untuk diokonsumsi, maka dilakukan perhitungan berapa banyak kadar
logam berat tersebut yang masuk ke dalam tubuh konsumen dan
membandingkannya dengan Accepted Daily Intake (ADI) yang
dikeluarkan oleh WHO. Sebagai contoh untuk logam Pb, Adi dewasa =
480 ug/g/h dan ADI anak-anak = 300 ug/g/h. bila seorang dewasa di
48 mengkonsumsi kerang darah (konsentrasi Pb tertinggi 0,2738 ug/g; maka
jumlah Pb yang ikut dikonsumsinya (Food Intake) adalah 290 g/h x
0,2738 ug/g = 79,402 ug/h = 480 ug/h (ADI WHO). Begitu juga dengan
seorang anak dengan tingkat konsumsi 50 g/h, maka Food Intake nya
adalah 50g/h x 0,2738 ug/h = 13,69 ug/h < 300 ug/g (ADI WHO). Dari
hasil perhitungan ini disimpulkan bahwa walaupun biota laut tersebut
sudah tercemar, ternyata masih aman untuk dikonsumsi.
Konsentrasi Logam Pb pada rambut
Pengukuran kadar logam Pb pada rambut responden adalah untuk
mengetahui sejauh mana pencemaran Pb pada tubuh manusia akibat
mengkonsumsi biota laut tersebut, sebab pencemaran biota laut akan
berpengaruh terhadap kesehatan mansuia melalui rantai makanan.
Keberadaan logam berat pada manusia sangat dipengaruhi oleh tingkat
absorbsi dan ekskresi..Daya toksisitasnya lebih ditentukan oleh
masing-masing individu untuk menetralisir bahan-bahan beracun yang masuk ke
dalam tubuhnya (Palar, 1994).
Dari tabel Lampiran 7 diketahui kandungan logam Pb pada rambut
responden Bagan Deli bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 pp, dengan
tingkat konsumsi biota laut harian 20,00 s/d 290,00 g/h/orang.
Responden berusia antara 3 s/d 65 tahun dibandingkan dengan kontrol
yang diambil dari rambut responden bukan nelayan dari kelurahan
Sicanang dari usia 1 s/d 70 tahun dengan kandungan Pb 2,291 s/d 3,183
49 Sedang responden dari daerah pegunungan yaitu masyarakat Desa
Sabungan Ni Huta kecamatan Sipahutar dengan tingkat konsumsi
berkisar 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi logam berat pada rambut
responden dengan usia 3 s/d 70 tahun adalah Pb 0,193 s/d4,796 ppm.
Kandungan Pb pada anak-anak bisa menyerap 50 % lebih tinggi orang
dewasa.Kadar penyerapan itu meningkat bila seorang anak mengalami
kekurangan gizi (Darmono, 1995).
Analisa Hasil Pengujian Regresi berganda ANOVA 1. Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi
terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Bagan Deli Variabel Koefisien
Adjusted R squared = 0,252
R Squared = 0,307
Multiple R = 0,554
F hitung = 5,543
Keterangan : * = nyata pada taraf kepercayaan 95%
** = nyata pada taraf kepercayaan 91%
50 Persamaan garis Regresi Linear Berganda yang diproleh
berdasarkan hasil analisa tersebut adalah:
Y = 5,076 – 0,22 X1 + 0,007 X2
Nilai koefisien determinasi (adjusted R2) 0,252 menjlaskan bahwa perubahan konsentrasi Pb dirambut responden Bagan Deli diterangkan
oleh perubahan umur dan tingkat konsumsi sebesar 25,2%. Nilai ini
menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti. Sedang 74,8% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat
dalam model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan
data yang tersedia dalam penelitian ini.
Nilai F hitung sebesar 5,543 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01
:df 2 :25) sebesar 0,437. Nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel
umur dan tingkat konsumsi berpengaruh sangat nyata terhadap
konsentrasi Pb pada rambut konsumen Bagan Deli dengan taraf
kepercayaan 99%.
Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti
pengaruh dari setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi
PB pada rambut konsumen Bagan Deli dijelaskan sebagai berikut:
a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen Bagan Deli.
Koefisien regresi b1 (koefisien variabel umur) sebesar – 0,22
51 berarti Ho diterima, artinya koefisien regresi significant umur tidak
berpengaruh terhadap konsentrasi Pb.
Nilai koefisien korelasi ® parsial umur secara 0,415 menunjukkan
hubungan yang significant dan secara parsial perubahan konsentrasi Pb
dapat diterangkan oleh perubahan umur sebesar 41,5%. Nilai ini
menunjukkan hubungan yang cukup berarti.
b. Pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb rambut responden Bagan Deli.
Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar
0,007 dengan t hitung sebesar 2,204 dan probabilitas 0,037 berarti Ho
ditolak, artinya bariabel tingkat konsumsi mempengaruhi konsentrasi Pb
di rambut karena nilai probabilitasnya < 0,50. Nilai koefisien korelasi ®
parsial tingkat konsumsi sebesar 0,487 menunjukkan hubungan yang
significant pada tingakt kepercayaan 99 %. Dan secara parsial perubahan
konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan tingkat konsumsi
sebesar 48,7%. Nilai ini menunjukkan hubungan yang cukup berarti.
Demikian seterusnya dilakukan analisa terhadap hasil pengujian Regresi
berganda ANOVA terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen
52 KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
di peroleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Konsetrasi logam berat Pb pada biota laut perairan Belawan yaitu
konsntrasi tertinggi pada kerang darah 0,2738 ppm:Variabel terhadap
konsentrasi Pb pada biota sampel dengan µo = 0, 05 ppm menunukan
Ho ditolak. Kesimpulanbiota laut sampel sudah tercemar logam berat
Pb kecuali pada cumi-cumi Ho diterima, artinya biota laut tesebut
belum tercemar logam berat Pb.
2. Konsentrasi Pb yang terkamulasi pada rambut konsumen
a) Untuk konsumen dan keluarga nelayan Bagan Deli dengan usia dari 3
s/d 65 tahun dan tingkat konsumsi antara 20,00 s/d 290,00 g/h/orang,
konsentrasi Pb bervariasi antara 4,667 s/d 6,150 ppm,
b) Untuk konsumen dari keluarga bukan nelayan dari kelurahan Sicanang
dengan usia dari 1 s/d 70 tahun dan tingkat konsumsi berkisar 12,75
s/d 190,50 g/h/orang, konsentrasi logam berat Pb pada rambutnya
adalah antara 2,291 s/d 3,358 ppm
c) Untuk konsumen dari masyarakat pengunungan Desa Sabungan Ni
Huta dengan tingkat konsumsi 1,75 s/d 31,80 g/h/orang, konsentrasi
logam berat pada rambutnya adalah untuk Pb antara 0,193 s/d 4,796
ppm. Kesimpulan, pencemaran tertinggi dialami oleh konsumen dari
53 3. Hasil Uji F dan Uji t menunjukkan bhwa usia dan tingkat konsumsi
mempunyai pengaruh positifterhadap konsetrasi Pb terhadap rambut
konsumen, artinya pertambahan usia dari tingkat konsumsi diikuti
dengan kenaikan konsentrasi Pb pada rambut konsumen.
4. Berdasarkan nilai standardlized coefisien diketahui:
a. Untuk Konsumen Bagan Deli
Secara parsial tingkat konsumsi memiliki pengaruh dominan (48,7%)
disebanding dengan variable umur (41,5%)., sedang koefisien
determinasi R2 hasil regresi 0,252 menunjukkan bahwa variabel umur dan tingkat konsumen dapat mempengaruhi 25,2% variabel konsentrasi
Pb.
b. Untuk konsumen Sicanang
Untuk dominan (75,0%) dibandingkan dengan variabel umur (72,5%)
sedang R2 sebesar 0,530 menunjukkan bahwa variabel umur dan tingkat konsumsi dapat mempengaruhi 53,0% konsentrasi Pb.
c. Untuk konsumen Sipahutar
Variabel umur memiliki pengaruh dominan (8,9%) dibanding dengan
variabel tingkat konsumsi (7,4%0, sedang R2 sebesar 0,905 menunjukkan bahwa perubahan konsentrasi Pb dipengaruhi oleh perubahan umur dan
tingkat konsumsi sebesar 90,5%.
c. Dari hasil perhitungan yang kemudian dibandingkan dengan Accepted
Daily Intake (ADI-WHO) didaptkan hasil yang menujukkan bahwa
54 Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
masyarakat mengenai kelayakan biota laut perairan Belawan untuk
dikonsumsi.
2. Walaupun hasil perhitungan menunjukkan jenis bota laut samapai
masih aman untuk dikonsumsi, tetapi karena hasil penelitian
menunjukkan bahwa beberpa jenis biota laut sampel telah tercemar
logam berat, maka disarankan supaya masyarakat tetap berhati-hati
dalam memilih dan mengkonsumsi biota laut tersebut.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi
Departemen Kelautan dan Perikanan dalam rangka menjaga dan
meningkatkan kualitas dari hasil perikanan laut Belawan.
4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi bagi
Depperindag dalam kaitan pemberian surat izin usaha bagai
industri-industri yang menghasilkan limbah logam berat.
5. Disarankan kepada Bapedalda suppaya hasil penelitian ini dapat di
pakai sebagai informasi dalam kaintannya dengan masalah
penyusunan AMDAL dan ANDAL bagai industri-industri yang
menghasilkan logam berat.
6. Disarankan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui sejauh mana
pencemaran logam berat Pb ini berpengaruh terhadap kesehaan
55 7. Disarakan adanya penelitian terhadap konsentrasi logam berat pada
konsumen dengan indikator darah
8. Disarankan adanya penelitian lanjutan berhadap konsentrasi logam
berat pada biota laut berdasarkan fase sikulus hidup (waktu musim
pasang naik dan musik pasang surut) untuk melihat perbedaan
56 DAFTAR PUSTAKA
Anwar, H, Nazaraini .2000. Instrumen AAS dan kimia Analisis, PTKI Depperindag, Medan
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, Cetakan pertama, UI Press, Jakarta.
Dartius, 1994. K, Lingkungan Sungai Asahan, Jurnal Lingkungan dan Pembangunan LPFE UI, Jakarta
Dermon, Richard A 1987. Experimental Design, Anova
Fahmi A., 2000, Pencemaran Laut, Status dan Dampaknya Pada Ekosistem Laut, Nuansa Lingkungan, Majalah Bapedal Wilayah I no 04 tahun II, Pekanbaru
Fardiaz, Srikandi ,1992. Polusi Air & Udara, Kanisius, Yogyakarta
Frieberg, L., Gunnar, 1974, Hand book of Toxicology of Metals, Elsevier, Neherlands.
Gintings, Perdana, Ir 1982, Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta
Handmer, J,W,T,W. Nirton, S.R Dovers.2001, Ecology, Uncertainty and policy manaing Ecosytems for Susantaibility, Prentice Hall, person Education Lt
Hutabarat. Dewi Sari, M. 1997. Penetuan kadar Logam Berat kadmium Pada Kerang dan kerang Batu Secara Spekrotometri Serapan koeng-Koeng atau Kerang-kerang laut itu Berwarna, Pewarta Oseana, LIPI lembaga oseanologi nasional vol 6 Jakarta
Laker, Mt & Lc Lumigar, 1998, Akumulasi logam pada beberapa jenis biota laut diperairan sepanjang Semenanjung Minahasa Prop Sulut, laporan Penelitian F. Perikanan & Ilmu Kelautan, Manado
LCMEP, 2001 Heavy metal conttent in the fish Orreohronmis Nilotticus from mwanza gulf of lake Victoria, Tanzania
57 Mustofa, Drs, H.A, 2000, Kamus Likungan, Rineka Cipta Jakarta
Nikijuluw, Viktor P.H, Dr, Ir, Msc. 2002 Rezim pengolaan Sumber Daya perikanan, PT Pusataka Cisendo, Jakarta
Nonci Anugerah, dr. 1993, Laut Nusantara penerbit Djambatan, Jakarta
Palar Heryando Drs. 1994. Pencernaan & Toksikologi Logam berat, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Pemda Tk. I SU Bapedalda, 1999. Laporan Prokasih Prop. SU Tahun ke X (1998/1999), Medan
Polii, B., LAJ Waworuntu, V.A Kumurru, MT. Lasut & H. Simanjuntak 1999, Status pencegahan logam & Sianida di Perairan Teluk Buyat dan sekirtanya, prop Sulawesi Utara
Prawiroatmodjo, Denda Surono,, prof Dr. 1997.pendidikan Lingkugan kelautan, Rineka Cipta, jakarta
Putra, Eka Adi. 2002. Analisis Limbah Industri Logam Terhadap Kualitas Sungai Deli, Tehsis, PSL USU, Medan
Rabinowitz, MB, G.W Wetherill, dan Dj Kopple, 1974. Studies of Human lead Metabolisme by use of stable Isoto[, Tracer. Environ. Health perspect, 7
Razak, H. 1980 Pengaruh lOgam Berat Terhadap Lingkungan, pewarta Oseana, lembaga oseanologi Nasioan- LIPI, Vol 2 hal 15 -19
Rominmohtharto, Kasijan, Juwana. 2001, Ilmu Pengetahuan tentang Biologi Laut, Penerbit Djambatan, Jakarta
Saeni,MS. 1989. Kimia Lingkungan, IPB Bogor
_________1997. Penetuan Tingkat Pencemaran Logam Berat Dengan Analisis Rambut, FIMIPA IPB Bogor
_________2000. Sifat-Sifat Fisik, Kimia, Mikrobiologi Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), IPB Bogor
Santosa,S. 2000 . Buku latihan SPSS Statisitik parametrik, PT Elex media Komputindo, Jakarta
58 Sekretaiat Bapedal. 1999. PP RI No. 19 Tahun 199 Tentang pengadilan
pencemaran dan/atau Perusakan laut, Jakarta
Seminar pencemaran laut . 1974, Laporan Seminat Pencemaran Laut, Pewarta Oseana-LIPI Lembaga Oseanologi Nasional Jakarta, vol 24 -25
Silalahi, Parmintaran, 2001, Kondisi lingkungan fisik kimia perairan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Air Budaya Tambak, Tesis PSL USU, Medan
Soerharyadi Saraswati 2000. Potensi sumberdaya hayati laut di perairan Indonesia dan usaha pelestariannya, Pilar Bambu Kuning
Soemarwoto, Otto. 1997, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta
Subani Waluyo, Sahabi M mahaswara, W. kastoro siti Nuraini 1991 Potensi dan penyebaran sumber daya ikan laut di perairan Indonesia , Dirjen perikanan, pusitbang perikanan pustitbang oseanologi LIPI, Bandung.
Sudjana, Prof, DR, MA, MSc. 1992. Medan Statistik, Edisi Kelima,Tersito Bandung
Sumadhiharga, Kurnaen. 1994 zat-zat yang menyebabkan pencemaran di laut, Jurnali Lingkungan Hidup dan Pembangunan vol 15 no,1 1995, LPFE, UI, Jakarta.
Stuman, Werner, James Morgan, 1981, Auatic chemistry, John Wiley & Sons, New York
Surwirma, S. 1988. Distribusi kandungan logam berat di aliran sungai Cakung , Jakarta
59 LAMPIRAN - LAMPIRAN
62 Lampiran 3 : Tabel Baku Mutu Limbah Logam Berat Untuk
Industri
64 Lampiran 4 : Tabel Kandungan Rata-rata dari Beberapa Logam
Berat Penting Yang dihasilkan Sebagai Industri
Jenis Industri Kandungan rata-rata dalam mg/L
Zn Cu Cr Ni Cd
Pencelupan tekstil
65 Lampiran 5 : Logam Beracun dan Organ Target
Nama Logam Organ Target
Cadmium (Cd2+) Timah hitam
Merkuri dalam bentuk uap
Methyl merkuri
Mangan
Chromium
Ginjal, paru-paru, hati
Jaringan pembentuk darah, sistem
saraf pusat dan peripel dan ginjal
Sistem saraf pusat dan ginjal
Sistem saraf pusat
Sistem saraf pusat
Kulit
Sumber : Agarwal, S. K. (2002)
Lampiran 6 : Organ Target yang Dirusak Oleh Berbagai Logam
Organ Target Polutan
Arsen, cadmium, timah hitam, merkuri
Cd, Se
As, Pb, Hg
As, Hg, Mo, Se
As, Cd, Hg
As, Hg, Pb
66
Lampiran 7
Gambar-Gambar Kegiatan Penelitian Di
Lapangan
67 i
Gambar 3 .
68 Gambar 4
69 Gambar 5 : Sampel Biodata laut
70 Lampiran 8 :
HASIL ANALISIS STATISTIK TERHADAP RAMBUT RESPONDEN DENGAN PROGRAM SPSS 10,05
73 Analisa Statistik Terhadap Konsentrasi Pb
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Tingkat Konsumsi, Umura . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Konsentrasi Pb
Model R R Square Adjusted R Square
a. Predictors: (Constant), Motivasi
b. Dependent Variable: Produktivitas Kerja
Coefficientsa
75 Hasil analisa pengaruh umur dan tingkat konsumsi
Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sicanang.
Variabel
Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95%
**= nyata pada taraf kepercayaan 99%
tn = tidak nyata
Persamaan garis regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil
analisa tersebut adalah :
Y = 2.420 – 0, 004 X1 + 0.005X2.
76 diterangkan oleh perubahan umur dan tingakt konsumsi sebesar 53,0%. Nilai ini
menunjukkan suatu hubungan yang cukup berarti sedangkan sisanya sebesar 47,0%
dipengaruhi oleh variabel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam
model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia
dalam penelitian ini.
Nilai F hitung sebesar 16,233 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25)
sebesar 0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak vriabel umur Pb pada rambut
konsumen Sicanang dengan taraf kepercayaan 99%.
Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari
setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen
Sicanang dijelaskan sebagai berikut :
a. Pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb rambut konsumen Sicanang. Koefisien regresi b1 (koefisien fariabel umur) sebesar -0,004 dengan t
dihitung sebesar -0.398 dan probalitas 0,694 menunjukkan Ho diterima, artinya
variabel umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasi Pb karena nilai probalitas
79 Hasil analisa regresi pengaruh umur dan tingkat konsumsi
Terhadap kandungan Pb pada rambut konsumen Sipahutar.
Variabel
Keterangan :* = nyata pada taraf kepercayaan 95%
**= nyata pada taraf kepercayaan 99%
tn = tidak nyata
persamaan gris Regresi Linear Berganda yang diperoleh berdasarkan hasil
analisa tersebut adalah :
Y = 0,307 – 0, 086 X1 + 0,448 X2.
Terlihat bahwa nilai koefisien determinasi (adjusted R2) adalah 0,905, menjelaskan bahwa perubahan konsnetrasi Pb disambut responden Sicanang
80 menunjukkan suatu hubungan yang mutlak. Sedangkan sisanya sebesar 9,5%
dipengaruhi oleh varibel lain yang turut menentukan, tetapi tidak dimuat dalam
model. Kesimpulan model penduga yang digunakan cocok dengan data yang tersedia
dalam penelitian ini.
Nilai F hitungsebesar 129,692 lebih besar dari nilai F tabel (F 0,01 ; df 2 : 25)
sebesar 0,437. nilai ini menunjukkan bahwa serempak variabel umur dan tingkat
konsumsi berpengaruh dangat nyata terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen
Sipahutar dengan taraf kepercayaan 99%.
Untuk menganalisis arti harga koefisien regresi (b1, b2) dan arti pengaruh dari
setiap variabel bebas secara parsial terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen
Sipahutar, dijelaskan sebagai berikut :
a. pengaruh umur terhadap konsentrasi Pb pada rambut konsumen Sipahutar.
Koefisien regresi b1 (kopefisien variabel umur) sebesar -0,086 dengan t
hitung sebesar 0,183 dan probalitas 0,856 menunjukkan Ho diterima, artinya variabel
umur tidak berpengaruh terhadap konsentrasiPb karena nilai probalitas >0,05.
Nilai koefisien korelasi (r) parsial umur sebesar 0,089 pada taraf tidak nyata
menunjukkan hubungan yang significant pada dan secara parsial perubahan
konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan umur sebesar 8,9%. Nilai ini
81 b. pengaruh tingkat konsumsi terhadap konsentrasi Pb pada rambut
responden Sipahutar
Koefisien regresi b2 (koefisien variabel tingkat konsumsi) sebesar 0,448
dengan t hitung sebesar 16,057 dan probalitas 0,000 berarti Ho ditolak, artinya
variabel tingkat konsumsi mempengaruhi konsnetrasiPb di rambut karena nilai
probalitasnya <0,05. Nilai koefisien korelasi (r) parsial tingkat konsumsi sebesar
0,074 menunjukkan hubungan yang segnificant pada taraf tidak nyata 99%. Dan
secara parsial perubahan konsentrasi Pb dapat diterangkan oleh perubahan tingkat
konsumsi sebesar 7,4%.nilai ini menunjukkan hubungan yang rendah sekali.
Lampiran 9 : Kuesioner Penelitian
Kuesioner Penelitian II. Karakteristik Individu
1. Nama :
1. Jenis hasil laut yang di konsumsi. a. Kerang bulu
82 f. Ikan selar
g. Ikan belanak
2. Beberapa kli makan lauk ikan /kerang setiap hari? a. Satu kali
b. Sua kali c. Tiga kali
3. Beberapa ekor sekali makan ? a. Satu
b. Dua c. Tiga d. Empat
4. Khusus untuk kerang, berapa banyak setiap makan? a. sepuluh
b. dua puluh c. tiga puluh
5. Bila frekwensi makan ikan dalam satuan minggu berapa kali dalam satu minggu?
a. Ditangkap sendiri dari laut Belawan
b. Dibeli dari pasar, tetapi hasil tangkapan nelayan Bagan Deli c. Dibeli dipasar tidak tau asalnya
d. Kombinasi a, b dan c 8. Sejak usia berapa makan ikan
83 Lampiran 10
86
Lampiran 13
Hasil Analisis Sampel Biota Laut dan Rambut Responden dari Laboratorium Lingkungan Bapedalda