76
PERUMUMAN LEMMA SNAKE DAN LEMMA LIMA
Sripatmi1, Yunita Septriana Anwar2
1Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram
2Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Mataram Email: [email protected], [email protected]
Abstrak. Barisan π-eksak merupakan perumuman dari barisan eksak yang diperkenalkan oleh Davvaz dan Parnian-Garamaleky. Dalam tulisan ini akan dikaji perumuman dari Lemma Snake dan Lemma Lima yang memanfaatkan sifat-sifat dari barisan π-eksak.
Kata Kunci : Barisan π-eksak, Lemma Snake, Lemma Lima
Abstract. π-exact sequences was introduced by Davvaz dan Parnian-Garamaleky as a generalization of exact sequences. In this paper, we give some characterizations and properties of π-exact sequences. We use these result to find a generalization of Snake Lemma and Five Lemma.
Key words Kunci : π-exact sequences, Snake Lemma, Five Lemma
PENDAHULUAN
Diasumsikan π adalah ring asosiatif dengan elemen identitas dan semua π -modul adalah π -modul unital. Barisan 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π disebut barisan eksak pendek jika πΌπ π = ker(π). Barisan 0 β β€πβ β€π ππβ β€π π β 0 merupakan salah satu contoh barisan eksak pendek. Secara umum
barisan π -modul dan π -homomorfisma β―
β ππβ1 ππ β ππ ππ+1 β ππ+1 β β― disebut eksak di ππ jika Im (ππ) = πππ(ππ+1) atau Im (ππ) = ππ+1β1({0}). Apabila sebarang submodul ππβ1 dari ππβ1 disubstitusikan pada submodul {0}, Davvaz dan Parnian- Garamaleky pada tahun 1999 memperkenalkan konsep dari barisan π-eksak yang memperumum definsi barisan eksak. Konsep barisan π-eksak banyak digunakan secara luas dalam Teori Ring dan Modul, Teori Grup, Teori Homologi, Aljabar Topologi, dan Teori Kompleks. Barisan π -modul dan π -homomorfisma β― β ππβ1
ππ
β ππ ππ+1
β ππ+1 β β― disebut ππ+1-eksak di ππ jika Im (ππ) = ππ+1β1(ππ+1). Dari definisi ini diperoleh bahwa barisan eksak pendek 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π merupakan barisan {0}-eksak di π΄, π-eksak di π΅, dan {0}-eksak di πΆ, atau sederhananya disebut π-eksak. Akibat lain yang diperoleh dari definisi barisan π-eksak adalah barisan 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π adalah π-eksak jika dan hanya jika π injektif, π surjektif, dan Im(π) = πβ1(π). Misalnya barisan 0 β 2β€ β β€ β β€
4β 0 merupakan barisan β€4-eksak.
Jika π adalah π -modul dan π adalah submodul dari π, maka barisan 0 β πβ πβ
π
β π β 0 adalah barisan π-eksak. Selanjutnya, jika
π dan π adalah submodul-submodul dari π sedemikian hingga π β π β π, maka barisan 0 β πβ πβ β π/π β 0π adalah barisan π/π-eksak dimana π adalah homomorfisma natural. Barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π disebut eksak jika dan hanya jika π = {0} sehingga barisan π-eksak merupakan perumuman dari barisan eksak.
Dalam tulisan ini diawali dengan definisi dan karakterisasi dari barisan π-eksak. Selanjutnya dikaji perumuman Lemma Snake dan Lemma Lima yang memanfaatkan karakterisasi dari barisan π -eksak. Karakterisasi dari barisan π-eksak diambil dari [2], pembuktian Lemma Snake dan Lemma Lima dapat dilihat di [1] dan [5], sedangkan perumuman Lemma Snake dan Lemma Lima merujuk pada [3] dan [4].
PEMBAHASAN
Definisi 1. Barisan dari dari π -modul dan π -homomorfisma β― β ππβ1 ππ β ππ ππ+1 β ππ+1 β β― disebut barisan ππ+1-eksak di ππ jika Im (ππ) = ππ+1β1(ππ+1), dimana ππ+1 adalah submodul dari ππ+1.
Definisi 2. Barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π isomorfis dengan barisan πβ²-eksak 0 β π΄β²π
β²
β π΅β² πβ²
β πΆβ² β 0 jika terdapat diagram komutatif dari π -homomorfisma:
0
π΄
π΅
πΆ
0
π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
0
πΎ
π½
πΌ
π π πβ² πβ²
sedemikian hingga πΌ, π½, dan πΎ adalah isomorfisma.
Teorema 3. Isomorfisma dari barisan π-eksak merupakan relasi ekuivalen.
Bukti. Harus ditunjukkan isomorfisma dari barisan π-eksak dan πβ²-eksak merupakan relasi refleksif, simetris, dan transitif. Dengan mengambil πΌ, π½, dan πΎ berupa pemetaan identitas, jelas πΌ, π½, dan πΎ merupakan ismorfisma. Sehingga diperoleh ismorfisma dari barisan π-eksak memenuhi sifat refleksif. Selanjutnya, misalkan barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π isomorfis dengan barisan πβ² -eksak 0 β π΄β²π
β²
β π΅β²β πΆβ² β 0πβ² , maka terdapat diagram komutatif
sedemikian hingga πΌ, π½, dan πΎ adalah isomorfisma. Karena πΌ, π½, dan πΎ adalah isomorfisma, maka terdapat πΌβ1, π½β1, dan πΎβ1 yang juga adalah isomorfisma. Sehingga barisan πβ² -eksak 0 β π΄β²π
β²
β π΅β²β πΆβ² β 0πβ² isomorfis dengan barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π atau ismorfisma dari barisan π-eksak memenuhi sifat simetris. Tinggal ditunjukkan ismorfisma dari barisan π-eksak memenuhi sifat transitif. Misalkan misalkan barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π isomorfis dengan barisan πβ²-eksak 0 β π΄β²π
β²
β π΅β² πβ²
β πΆβ² β 0 dan barisan πβ²-eksak 0 β π΄β²π
β²
β π΅β² πβ²
β πΆβ² β 0 isomorfis dengan barisan πβ²β²-eksak 0 β π΄β²β²πβ π΅β²β²β²β² πβ πΆβ²β² β 0β²β² sehingga terdapat diagram komutatif
sedemikian hingga πΌ, π½, πΎ, πΌβ², π½β², dan πΎβ² adalah isomorfisma. Dengan memilih πΌ β πΌβ², π½ β π½β², dan πΎ β πΎβ² yang juga merupakan isomorfisma, diperoleh barisan π-eksak 0 β π΄β π΅π β πΆ β 0π isomorfis dengan barisan πβ²β²-eksak 0 β π΄β²β²π
β²β²
β π΅β²β²πβ πΆβ²β² ββ²β² 0. Sehingga ismorfisma dari barisan π-eksak memenuhi sifat transitif.
Teorema 4. Jika barisan π-eksak dan πβ²-eksak isomorfis, maka π β πβ².
Bukti. Diberikan barisan π-eksak dan πβ²-eksak isomorfis, maka terdapat diagram komutatif
sedemikian hingga πΌ, π½, dan πΎ adalah isomorfisma. Untuk menunjukkan π β πβ², cukup ditunjukkan πΎ(π) = πβ². Ambil sebarang π₯ β πΎ(π), sehingga terdapat π’ β π sehingga π₯ = πΎ(π’). Karena π’ β π dan baris pertama merupakan barisan π-eksak, maka πβ1(π’) β πβ1(π) = Im π sehingga ππβ1(π’) β ππ(π΄). Akibatnya, π’ β ππ(π΄), yaitu terdapat π0β π΄ sedemikian hingga π’ = ππ(π0). Perhatikan bahwa, π₯ = πΎ(π’) = πΎ(ππ(π0)) = (πΎπ)π(π0) = (πβ²π½)π(π0) = πβ²(π½π)(π0) = πβ²(πβ²πΌ)(π 0) = (πβ²πβ²)(πΌ(π0)) Akibatnya, π₯ β πβ²πβ²(π΄β²) β πβ² atau πΎ(π) β πβ². Selanjutnya, ambil π¦ β πβ². Karena πβ² epimorfisma, maka terdapat π β π΅β² sehingga πβ²(π) = π¦ atau π = πβ²β1(π¦). Mengingat baris kedua merupakan barisan πβ²-eksak, yaitu Im πβ²= πβ²β1(πβ²), maka terdapat π β π΄ sehingga π = πβ²(π). Karena πΎ dan π½ adalah isomorfisma, maka π¦ = πβ²(π) = πβ²πβ²(π) = πβ² πΎβ1πβ²(πβ²(π)) =. Sehingga π¦ = πΎ(ππ½β1(π)) = (πΎπ)(π½β1(π)) = πβ²π½(π½β1(π)) = πβ²(π).
Lemma 5 (Lemma Lima). Diberikan diagram komutatif dari π -modul homomorfisma berikut dimana setiap baris merupakan barisan eksak:
0
π΄
π΅
πΆ
0
π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
0
πΎ
π½
πΌ
π π πβ² πβ²
0
π΄
π΅
πΆ
0
π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
0
πΎ
π½
πΌ
π π πβ² πβ²
π΄β²β²
π΅β²β²
πΆβ²β²
0
0
πβ²β² πβ²β²πΌβ²
π½β²
πΎβ²
0
π΄
π΅
πΆ
0
π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
0
πΎ
π½
πΌ
π π πβ² πβ²
π΄
5π΄
4π΄
3π΄
2π΄
1π΅
4π΅
3π΅
2π΅
1π΅
5πΌ
4π
5π
4π
3π
2π
2π
3π
4π
5πΌ
5πΌ
3πΌ
2πΌ
177
(i) Jika πΌ2, πΌ4 adalah monomorfisma dan πΌ5epimorfisma, maka πΌ3 adalah
monomorfisma.
(ii) Jika πΌ2, πΌ4 adalah epimorfisma dan πΌ1 adalah monomorfisma, maka πΌ3 adalah epimorfisma.
(iii)
Jika πΌ5 adalah epimorfisma, πΌ1 monomorfisma, πΌ2, πΌ4 adalah isomorfisma, maka πΌ3 juga isomorfisma.Lemma 6 (Perumuman Lemma Lima). Diberikan diagram komutatif dari π -modul homomorfisma berikut dengan baris pertama adalah π-eksak di π΄2, π-eksak di π΄3 dan {0}-eksak di π΄4, dan baris kedua adalah {0}-eksak di π΅2, πβ²-eksak di π΅3 dan πβ²-eksak di π΅4 :
(iv) Jika πΌ2, πΌ4 adalah monomorfisma dan πΌ5
epimorfisma, maka πΌ3 adalah
monomorfisma.
(v) Jika πΌ2, πΌ4 adalah epimorfisma dan πΌ1 adalah monomorfisma, maka πΌ3 adalah epimorfisma.
(vi) Jika πΌ1, πΌ2, πΌ4, πΌ5 adalah isomorfisma, maka πΌ3 juga isomorfisma.
Bukti.
(i) Akan ditunjukkan πΌ3 adalah
monomorfisma. Ambil π₯ β Ker πΌ3. Berarti πΌ3(π₯) = 0. Karena 0 = π3πΌ3(π₯) = πΌ2π3(π₯), maka π3(π₯) β Ker πΌ2= 0. Akibatnya, π₯ β Ker π3β π3β1(π) = Im π4. Sehingga, terdapat π¦ β π΄4 sedemikian hingga π4(π¦) = π₯. Perhatikan bahwa : 0 = πΌ3(π₯) = πΌ3π4(π¦) = π4πΌ4(π¦). Akibatnya, πΌ4(π¦) β Ker π4β π4β1(πβ²) = Im π5. Berarti terdapat π§ β π΅5 sehingga π5(π§) = πΌ4(π¦). Mengingat πΌ5 epimorfisma, maka terdapat π€ β π΄5 sehingga πΌ5(π€) = π§. Selanjutnya, πΌ4(π¦) = π5(π§) = π5πΌ5(π€) = πΌ4π5(π€) atau πΌ4(π¦ β π5(π€)) = 0. Karena πΌ4 monomorfisma, maka π¦ β π5(π€) = 0 atau π¦ = π5(π€). Dengan memanfaatkan {0}-eksak pada π΄4 diperoleh π₯ = π4(π¦) = π4π5(π€) = 0. Dengan demikian πΌ3 adalah monomorfisma.
(ii) Akan ditunjukkan πΌ3 adalah epimorfisma. Ambil sebarang π₯ β π΅3, maka dimiliki π3(π₯) β π΅2. Karena πΌ2 epimorfisma, maka terdapat π¦ β π΄2 sehingga πΌ2(π¦) = π3(π₯). Mengingat baris kedua {0}-eksak di π΅2, diperoleh 0 = π2π3(π₯) = π2πΌ2(π¦) = πΌ1π2(π¦). Sehingga, π2(π¦) β Ker πΌ1= 0. Akibatnya, π¦ β Ker π2β π2β1(π) = Im π3, yaitu terdapat π§ β π΄3 sedemikian hingga π3(π§) = π¦. Selanjutnya, πΌ2(π¦) = πΌ2π3(π§) = π3πΌ3(π§) = π3(π₯) karena πΌ2(π¦) = π3(π₯). Sehingga, π3(πΌ3(π§) β π₯) = 0 atau πΌ3(π§) β π₯ β Ker π3β π3β1(πβ²) = Im π4, yaitu terdapat π β π΅4 sedemikian hingga πΌ3(π§) β π₯ = π4(π). Dilain pihak, πΌ4 adalah epimorfisma, yaitu terdapat π β π΄4 sehingga πΌ4(π) = π. Selanjutnya, π4(π) = π4πΌ4(π) = πΌ3π4(π) = πΌ3(π§) β π₯ karena πΌ3(π§) β π₯ = π4(π). Akibatnya, πΌ3(π4(π) β π§) = π₯, yaitu πΌ3 adalah epimorfisma. Dengan memanfaatkan (i) dan (ii) diperoleh langsung πΌ3 juga isomorfisma.
Lemma 8 (Perumuman Lemma Snake). Misalkan
adalah diagram komutatif sedemikian hingga (1) Baris pertama adalah πβ²-eksak dan baris
kedua adalah π-eksak. (2) π β Im πΌ
(3) π β Im Ξ³
(4) π(π) β π, π(π) = π (5) πβ² β πΎβ1(π)
Maka terdapat homomorfisma π βΆπΎβ1(π) πβ² βΆ Coker Ξ± sedemikian hingga barisan :
πΌβ1(π) πββ²
β π½β1(π) πββ²
β πΎβ1πβ² (π) β Coker Ξ±π β Coker Ξ² πββ² β Coker Ξ³πββ² eksak.
Bukti. Ambil π₯ β πβ²(π½β1(π)), maka terdapat π¦ β π sedemikian hingga πβ²(π½β1(π¦)) = π₯. Karena π¦ β π maka π(π¦) β πΆ, dan π(π) β π mengakibatkan π(π¦) β π. Sehingga πΎβ1(π(π¦)) β πΎβ1(π). Akibatnya πβ²(π½β1(π¦)) = πΎβ1(π(π¦)) β πΎβ1(π). Sehingga πβ²(π½β1(π)) β πΎβ1(π). Dengan cara yang sama dapat ditunjukkan πβ²(πΌβ1(π)) β π½β1(π). Akibatnya terbentuk barisan:
πΌβ1(π) πβ π½β²|πΌβ1(π) β1(π) πβ πΎβ²|π½β1(π) β1(π)
π΄
5π΄
4π΄
3π΄
2π΄
1π΅
4π΅
3π΅
2π΅
1π΅
5πΌ
4π
5π
4π
3π
2π
2π
3π
4π
5πΌ
5πΌ
3πΌ
2πΌ
1π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
π΄
π΅
πΆ
0
πΎ
π½
πΌ
πβ² πβ² π π
Dibentuk homomorfisma kanonik π βΆ πΎβ1(π) βΆ πΎβ1(π)
πβ² . Misalkan πββ²= πβ²|πΌβ1(π) dan πββ²= ππβ²|
π½β1(π) sehingga diperoleh barisan:
(I) πΌβ1(π)
β π½πββ² β1(π) β πββ² πΎβ1(π) πβ²
Dilain pihak, dari π dan π dapat dibentuk homomorfisma πββΆ π΄ πΌπ πΌβΆ π΅ πΌπ π½ dengan πβ(π + πΌπ πΌ) = π(π) + πΌπ π½, dan πββΆ π΅ πΌπ π½βΆ πΆ πΌπ πΎ dengan πβ(π + πΌπ π½) = π(π) + πΌπ πΎ. Sehingga diperoleh barisan: (II) πΆππππ πΌ πβ πΆππππ π½β β πΆππππ πΎπβ
Selanjutnya akan ditunjukkan terdapatnya
homomorfisma π βΆ πΎβ1(π)
πβ² βΆ Coker Ξ± yang menghubungkan barisan (I) dan (II). Misalkan π§ + πβ² β πΎβ1πβ²(π). Pilih πβ² β π΅β² sehingga πβ²(πβ²) = π§.
Karena ππ½(πβ²) = πΎπβ²(πβ²) = πΎ(π§) β π, maka
π½(πβ²) β πβ1(π). Mengingat barisan (II) eksak, maka π½(πβ²) β πΌπ π. Akibatnya terdapat dengan tunggal π β π΄ sedemikian hingga π½(πβ²) = π(π) dan π = πβ1π½(πβ²). Didefinisikan π(π§ + πβ²) = π + πΌπ πΌ. Misalkan πβ²β² β π΅β² dengan πβ²(πβ²β²) = π§, maka terdapat πβ² β π΄ sedemikian hingga π½(πβ²β²) = π(πβ²). Dari πβ²(πβ²) = π§ dan πβ²(πβ²β²) = π§, diperoleh πβ²(πβ²β πβ²β²) = 0. Akibatnya πβ²β πβ²β² β Ker πβ²β πβ²β1(πβ²) = πΌπ πβ², sehingga terdapat πΜ β π΄β² dengan πβ²β πβ²β² = πβ²(πΜ ). Karena π½πβ²(πΜ ) = ππΌ(πΜ ), diperoleh π½(π β πβ²β²) = ππΌ(πΜ ) yang berakibat π(π β πβ²) = ππΌ(πΜ ). Mengingat π monomorfisma, maka π β πβ²= πΌ(πΜ ) β πΌπ πΌ. Akibatnya π + πΌπ πΌ = πβ²+ πΌπ πΌ, yaitu π terdefinisi dengan baik. Tinggal ditunjukkan keeksakan
πΌβ1(π) β π½πββ² β1(π) β πββ² πΎβ1(π) πβ²
π
β Coker Ξ± πβ Coker Ξ² ββ² πβ Coker Ξ³ββ²
Langkah 1 : Akan ditunjukkan πΌπ πββ²= Ker πββ². Ambil πβ²β Ker πββ². Berarti πββ²(πβ²) = 0 + πβ² sehingga diperoleh πβ²(πβ²) β πβ². Akibatnya πβ²β πβ²β1(πβ²). Karena baris (I) eksak, terdapat π₯ β π΄β² sehingga πβ²= πβ²(π₯). Karena πββ²= πβ²|πΌβ1(π), tinggal ditunjukkan π₯ β πΌβ1(π). Perhatikan bahwa: ππΌ(π₯) = π½πβ²(π₯) = π½(πβ²). Karena πβ²β π½β1(π), maka π½(πβ²) β π. Akibatnya ππΌ(π₯) β π. Dilain pihak π(π) = π dan π monomorfisma, maka πΌ(π₯) β π atau π₯ β πΌβ1(π). Akibatnya Ker πββ²β πΌπ πββ². Selanjutnya, ambil π β πΌπ πββ² berarti terdapat π₯ β πΌβ1(π) sehingga π
ββ²(π₯) = π atau πβ²|πΌβ1(π)= π, πβ²(π₯) = π. Akibatnya π β πΌπ πβ²= πβ²β1(πβ²), yaitu πβ²(π) β πβ². Sehingga πΌπ πββ²β Ker πββ², dengan kata lain πΌπ πββ²= Ker πββ².
Langkah 2 : πΌπ πββ²= Ker π.
Ambil π₯ β πΌπ πββ² terdapat πβ² β π½β1(π) sehingga πβ²(πβ²) + πβ²= π₯. Selanjutnya π(π₯) = π(πβ²(πβ²) + πβ²) = πβ1π½ (πβ²β1(πβ²(πβ²))) + πΌπ πΌ = πβ1π½(πβ²) + πΌπ πΌ. Karena πβ² β π½β1(π) maka π½(πβ²) β π. Mengingat π(π) = π dan π monomorfisma maka πβ1π½(πβ²) β π β πΌπ πΌ. Akibatnya π(π₯) β πΌπ πΌ sehingga π₯ β Ker π. Jadi πΌπ πββ²β Ker π. Ambil π¦ = πβ²+ πβ² β Ker π dengan πβ² β πΎβ1(π) berarti π(πβ²+ πβ²) = πΌπ πΌ atau πβ1π½ (πβ²β1(πβ²)) + πΌπ πΌ β πΌπ πΌ. Sehingga terdapat π₯ β π΄β² sedemikian hingga π½ (πβ²β1(πβ²)) = ππΌ(π₯) = π½πβ²(π₯).
Akibatnya π½ (πβ²β1(πβ²) β πβ²(π₯)) = 0 yaitu
πβ²β1(πβ²) β πβ²(π₯) β Ker Ξ² β π½β1(π). Sehingga πββ²(πβ²β1(πβ²) β πβ²(π₯)) = ππβ²(πβ²β1(πβ²) β
πβ²(π₯)) = πβ²(πβ²β1(πβ²) β πβ²(π₯)) + πβ²= πβ²+ πβ²= π¦. Akibatnya Ker π β πΌπ πββ². Dengan demikian πΌπ πββ²= Ker π.
Langkah 3 : πΌπ π = Ker πβ.
Ambil π₯ β πΌπ π yaitu terdapat πβ²+ πβ² βπΎβ1(π) πβ² sehingga π(πβ²+ πβ²) = π₯. Perhatikan bahwa: πβ1π½ (πβ²β1(πβ²)) + πΌπ πΌ = π₯,
πβ[πβ1π½ (πβ²β1(πβ²)) + πΌπ πΌ] = πβ[π₯],
π½ (πβ²β1(πβ²)) + πΌπ π½ = πβ(π₯). Sehingga π₯ β Ker πβ atau πΌπ π β Ker πβ. Selanjutnya misalkan π¦ = π + πΌπ πΌ β Ker πβ berarti πβ(π + πΌπ πΌ) = πΌπ π½ atau π(π) + πΌπ π½ = πΌπ π½, sehingga π(π) β πΌπ π½. Akibatnya terdapat πβ² β π΅β² sedemikian hingga π½(πβ²) = π(π). Mengingat ππ½ = πΎπβ² diperoleh πΎπβ²(πβ²) β π. Akibatnya, πβ²(πβ²) β πΎβ1(π) sehingga π(πβ²(πβ²) + πβ²) = πβ1π½(πβ²) + πΌπ πΌ = π +
πΌπ πΌ = π¦. Diperoleh Ker πββ πΌπ π sehingga Ker πβ= πΌπ π.
Langkah 4 : πΌπ πβ= Ker πβ.
Misalkan πβ(π + πΌπ πΌ) β πΌπ πβ, maka πβπβ(π + πΌπ πΌ) = ππ(π) + πΌπ πΎ. Karena ππ(π) β π β πΌπ πΎ maka πβπβ(π + πΌπ πΌ) β πΌπ πΎ. Akibatnya πβ(π + πΌπ πΌ) β Ker πβ, yaitu πΌπ πββ Ker πβ. Selanjutnya ambil π + πΌπ π½ β Ker πβ, berarti πβ(π + πΌπ π½) = π(π) + πΌπ πΎ β πΌπ πΎ. Sehingga terdapat πβ² β πΆβ² sedemikian hingga π(π) = πΎ(πβ²). Karena πβ² epimorfisma, maka π(π) = πΎπβ²(πβ²) = ππ½(πβ²). Ini berakibat π(π β π½(πβ²)) = 0 atau π β π½(πβ²) β Ker π β πβ1(π) = πΌπ π. Sehingga terdapat π β π΄ sedemikian hingga π + πΌπ π½ = π(π) + πΌπ π½ = πβ(π + πΌπ πΌ), yaitu Ker πββπΌπ πβ. Dengan demikian πΌπ πβ= Ker πβ.
Akibat 9.
Misalkan
π΄β²
π΅β²
πΆβ²
0
πΎ
π½
πΌ
πβ² πβ²
79
adalah diagram komutatif sedemikian hingga(1) Baris pertama adalah πβ²-eksak dan baris kedua adalah π-eksak.
(2) πβ² β πΎβ1(π) dan π β Im Ξ³. Maka barisan :
Ker πΌ β Ker π½ πββ² πβ ββ² πΎβ1πβ² (π) β Coker Ξ±π β Coker Ξ² πββ² β Coker Ξ³πββ² eksak.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Anderson, F.W. and Fuller, K.R., Rings and Categories of Modules, Springer-Verlag, New York, Inc. 1992.
[2] Davvaz, B. and Parnian-Garamaleky, Y.A., A Note On Exact Sequences, Bull. Malaysian Math. Soc. 22 (1999), No. 2, pp. 53β56. [3] Davvaz, B. and Shabani-Solt, H., A
Generalization Of Homological Algebra, J. Korean Math. Soc. 39 (2002), No. 6, pp. 881β898.
[4] Madanshekaf, A., Quasi-Exact Sequence and Finitely Presented Modules, Iranian Journal of Mathematical Sciences and Informatics, Vol. 3 (2008), No. 2, pp. 49-53.
[5] Wisbauer, R., Foundations of Module and Ring Theory, Gordon and Breach : Philade, 1991.