• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Perpustakaan Sekolah Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 13 Palu Kecamatan Palu Barat Kota Palu. | Lambause | EDU CIVIC 6208 20552 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Perpustakaan Sekolah Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 13 Palu Kecamatan Palu Barat Kota Palu. | Lambause | EDU CIVIC 6208 20552 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Perpustakaan Sekolah Sekolah Terhadap Minat Baca Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 13 Palu Kecamatan Palu Barat Kota Palu.

Sawaluddin Lambause1

Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa di SMP Negeri 13 Palu khususnya pada Mata Pelajaran PKn rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan perpustakaan sekolah terhadap minat membaca dan kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Pkn di SMP Negeri 13 Palu? Adapun yang terlibat sejak penelitian adalah siswa SMP Negeri 13 Palu yang berjumlah 27 orang pada tahun ajaran 2012/2013, Pengelola Perpustakaan yang berjumlah 2 orang dan Kepala SMP Negeri 13 Palu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data, terdiri atas observasi, penyebaran angket purposive yang bertujuan untuk mengetahui minat baca dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam kepada responden pilihan. Sedangkan sampel yang ditetapkan 10% dari populasi sebanyak 270 orang siswa. Setelah itu data tersebut diolah dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan persentase. Analisis hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa yang berkunjung ke perpustakaan sekolah belum baik karena kurang dari 5 kali dalam satu bulan (55,55%). Sedangkan kelengkapan buku yang sesuai dengan mata pelajaran belum sesuai dengan kebutuhan siswa (66,66%). Data hasil penelitian ini juga menunjukkan buku yang banyak diminati siswa adalah buku pelajaran (77,77%). Demikian halnya dengan pelayanan di perpustakaan SMP Negeri 13 Palu kurang baik (74,07%). Begitu pula guru selalu memberikan dorongan kepada siswa tentang manfaat perpustakaan sekolah (51,85%). Dan juga mengenai alasan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah untuk mencari tugas sekolah (55,55%). Data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan adanya perpustakaan sekolah minat baca siswa kurang meningkat (66,66%). Adapun koleksi buku-buku perpustakaan sekolah di SMP Negeri 13 Palu kurang lengkap (55,55%). Sedangkan pengelolaaan perpustakaan sekolah tidak profesional (66,66%). Dalam hal ini menyengkut tentang buku bahan ajar mata pelajaran PKn menunjukkan sudah tersedia di perpustakaan sekolah di SMP Negeri 13 Palu (74,07%).

Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Perpustakaan Sekolah SMP Negeri 13 Palu sangat minim peranannya dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 13 Palu, khususnya dalam mata pelajaran PKn.

Kata kunci : Peranan, Perpustakaan Sekolah, Minta baca,

1

(2)

1. PENDAHULUAN

Keberadaan perpustakaan sekolah dijenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) sangat dibutuhkan dalam usaha meningkatkan minat baca siswa. Apabila dikaitkan dengan proses belajar mengajar di sekolah, khususnya mata pelajaran PKn, perpustakaan sekolah memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam upaya meningkatkan aktivitas siswa serta meningkatkan minat baca. Siswa dapat berinteraksi dan terlihat langsung secara fisik maupun mental dalam proses belajar. Melalui perpustakaan pula siswa dapat mendidik dirinya secara berkesinambungan.

Perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan keberadaannya dengan pertimbangan : 1) Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di lingkungan sekolah; 2) Perpustakaan sekolah merupakan salah satu komponen sistem pengajaran; 3) Perpustakaan sekolah merupakan sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan pengajaran diunagkapkan oleh Mbulu dalam Darmono2(2001:4). Oleh karena itu perpustakaan beserta segenap koleksi buku perlu didayagunakan secara maksimal bagi tujuan pendidikan pada umumnya, dan khususnya bagi peningkatan minat baca siswa pada mata pelajaran PKn di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana sumber belajar yang memiliki peranan penting dalam menunjukkan kelancaran proses pembelajaran di sekolah, di samping sarana belajar lain seperti: laboratorium, koperasi sekolah, dan sebagainya.

Keberadaan perpustakaan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 13 Palu merupakan bagian tak terpisahkan dari ruang lingkup sekolah. Perpustakaan sekolah adalah salah satu komponen di sekolah yang diharapkan melayani segala kebutuhan informasi semua masyarakat sekolah, baik itu siswa, guru, pegawai tata usaha, bahkan pihak luar yang berkepentingan.

Perpustakaan sekolah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam membantu dan menunjang proses belajar mengajar, sehingga perpustakaan sekolah mempunyai arti yang besar dalam rangka mengembangkan sikap senang dan gemar membaca, khususnya bagi siswa agar secara mandiri mencari bahan-bahan yang harus dipelajari terkait dengan kebutuhan belajar dan minatnya. Keaktifan siswa dalam menggunakan perpustakaan ini, selain dapat memberikan kemungkinan pengembangan jiwa dan bakatnya, juga sangat membantu dalam proses pembelajaran.

Membaca buku, terutama buku-buku yang berkaitan dengan materi pelajaran akan memudahkan dan membantu siswa dalam mengolah dan mencerna materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran. Di samping itu, dengan membaca buku dapat menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan yang tidak diperoleh melalui pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari. Sikap menyenangi buku dan mencintai buku perlu ditumbuh kembangkan sejak usia dini sampai dewasa, sehingga akan meningkatkan minat baca siswa.

Berdasarkan observasi awal peneliti, perpustakaan di SMP Negeri 13 Palu belum dimanfaatkan secara maksimal disebabkan beberapa kendala antara buku-buku koleksi yang

2

(3)

dimiliki jumlahnya terbatas, buku paket yang tersedia terutama buku PKn sudah tidak sesuai dengan kurikulum berbasis kompotensi (KBK), sehingga motivasi siswa terhadap minat baca melalui perpustakaan sekolah di SMP Negeri 13 Palu masih kurang. Bahkan kondisi ruangan perpustakaan sekolah belum layak karena selain digunakan sebagai perpustakaan juga digunakan sebagai UKS Kesehatan dan sering guru merangkap menjadi pengelola perpustakaan disebabkan petugas perpustakaan tidak ada di tempat. Melihat realitas tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul karya ilmiah Peranan Perpustakaan Sekolah terhadap Minat Baca Siswa pada Mata Pelajaran PKn di SMP Negeri 13 Palu, untuk menjadi acuan sebuah penelitian.

11. METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13 Palu, Kecamatan Palu Barat. Melakukan suatu penelitian sangat diperlukan adanya populasi, karena populasi merupakan subyek dalam suatu penelitia. Dalam hal ini Sugiyono dalam Riduwa3 (2005:54) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya Riduwan mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian (2005:56). Berdasarkan pengertian di atas, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa SMP Negeri 13 Palu pada tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 270 orang siswa.

Adapun dasar penentuan jumlah sampel untuk mewakili populasi dalam penelitian ini berpedoman pada Arikunto4 (1991:104). Apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10–15% atau 20–25% atau lebih.

Berdasarkan pendapat di atas, maka penentuan sampel pada penelitian ini ditetapkan 10%. Oleh karena itu sampel yang diperoleh 10% dari 270 orang siswa menjadi 27 orang siswa, dengan rincian Kelas V11 10 siswa, Kelas V111 9 siswa dan 1X 8 siswa. Pengambilan sampel pada setiap kelas dilakukan dengan menggunakanquota sampling yaitu dengan cara mengadakan undian / lotere.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer untuk menjaring data hasil dari observasi, angket dan wawancara, sedangkan data sekunder merupakan data yang sudah ada (dokumentasi).

Dalam suatu penelitian membutuhkan data yang sesuai atau yang akurat. Untuk mendapatkan data tersebut tentunya membutuhkan data dari studi pustaka dan penelitian lapangan. Dalam penggunaan teknik studi pustaka, penelitian dilakukan melalui penelusuran bahan pustaka dengan memilih buku yang berupa konsep-konsep yang ikut mendukung

3

Riduwan, 2005. Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemuda),Bandung : Alfabeta. Hal 54

4

(4)

pengertian dari pemahaman penelitian ini. Dengan teknik ini penulis banyak mengambil bahan dari buku-buku literatur, hasil karya ilmiah yang relevan dengan penulisan ini. Sedangkan penelitian lapangan merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, angket, wawancara, dan dukumentasi.

Sesuai dengan sifat penelitian ini, maka data yang telah dikumpulkan melalui angket akan dianalisis dengan menggunakan persentase dan disajikan melalui tabel.

Adapun rumus yang digunakan adalah

P = F x 100% = ...% N

P = Persentase

F = Jumlah jawaban dari setiap alternatif jawaban N = Jumlah sampel

Analisis data yang dipergunakan penyusun dilakukan dengan alur tertentu berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan. Alur tersebut dilakukan secara bersamaan, yakni reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

111. HASIL

a. Manajemen Perpustakaan SMP Negeri 13 Palu

Keberadaan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu adalah sangat penting. Ibarat tubuh manusia, perpustakaan adalah organ jantung yang berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Sebagaimanan perpustakaan sekolah yang ada di lingkungan sekolah merupakan bagian dari struktur sekolah yang berfungsi ganda yang artinya perpustakaan sekolah bisa menjadi tempat bermain sambil belajar, membaca, dan mencari referensi yang bersangkutan dengan tugas sekolah. Perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide yang merupakan dasar keberhasilan fungsional dalam masyarakat masa kini yang berbasis pengetahuan dan informasi. Perpustakaan sekolah membekali peserta didik berupa keterampilan pembelajaran sepanjang hayat serta imajinasi, memungkinkan mereka hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Syarat mutlak peserta didik untuk dapat menggunakan perpustakaan adalah mereka harus bisa membaca dan mempunyai minat baca.

(5)

meminjam buku maka pengelola perpustakaan mencatat nama siswa tersebut sekaligus judul buku yang dipinjam dalam jangka waktu tertentu. Ketiga apabila buku tersebut hilang maka mereka juga dibebankan untuk menggantinya tanpa melihat judul buku yang hilang. (wawancara tanggal 20 februari 2013)

Perpustakaan sekolah dewasa ini bukan hanya merupakan unit kerja yang menyediakan bacaan guna menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa tapi juga merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran. Artinya penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan bahan bacaan bermutu yang sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi dan kegiatan penunjang lain, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang biasa diperingati di sekolah SMP Negeri 13 Palu seperti hari pramuka.

Dalam KBK (kurikulum berbasis kompetensi) pun, perpustakaan mempunyai peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Perpustakaan sekolah tidak hanya sebagai penyedia bacaan siswa diwaktu senggang. Perpustakaan menjadi sumber, alat dan sarana untuk belajar. Perpustakaan harus siap setiap saat untuk menunjang dan terlihat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, baik di dalam jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran.

Oleh karena itu, pengelolaan perpustakaan sekolah harus dilakukan secara profesional. Pengelola harus serius melaksanakan kegiatannya, demi tercapainya kemajuan dan proses pembelajaran di sekolah sehingga diperlukan atau dibutuhkan pustakawan yang siap sedia mengelola perpustakaan secara profesional.

b. Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

Perpustakaan merupakan tempat untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi, mengumpulkan, menyimpan, memelihara bahan-bahan pustaka serta memberi pelayanan kepada para pemakai yang membutuhkan informasi. Salah satu faktor yang penting dalam memperoleh manfaat yang optimal dari perpustakaan sekolah adalah frekuensi atau jumlah kunjungan siswa ke perpustakaan dalam proses pembelajaran selama 1 bulan. frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah dalam satu bulan rata-rata berkunjung ke perpustakaan sekitar 0 – 5 kali ke atas. Hal ini tentunya cukup memprihatinkan karena siswa kurang memiliki tingkat kesadaran yang tinggi mengenai arti penting pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai sarana pembelajaran. Oleh karena itu juga dalam penelitian ini hasil dokumentasi yang terlihat selama penelitian berlangsung di perpunstakaan SMP Negeri 13 Palu antara lain buku kontrol pengunjung dan peminjam buku menunjukan bahwa kebanyakan buku-buku yang dipinjam oleh siswa hanyalah pada saat mata pelajaran berlangsung di sini yang berperan langsung dalam peminjaman buku adalah ketua kelas dan sekretaris.

(6)

merupakan suatu hal yang menuntut perhatian dari pihak sekolah untuk meningkatkan kelengkapan buku yang sesuai dengan mata pelajaran. Selain masalah kelengkapan buku mata pelajaran, siswa juga menyampaikan pendapat mengenai buku yang mereka minati di perpustakaan sekolah.

Selain kelengkapan buku yang ada di perpustakaan dapat dijelaskan pula pelayanan yang diberikan oleh petugas perpustakaan pada saat mereka berkunjung ke perpustakaan. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan di perpustakaan SMP Negeri 13 Palu tergolong kurang baik, dikarenakan jumlah petugas perpustakaan terbatas, yakni sebanyak 2 orang. Faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu masalah waktu peleyanan di perpustakaan yang masih terbatas, sehingga siswa kadang-kadang kesulitan meminjam buku di perpustakaan sekolah.

Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 14 februari 2013 (Ilhamuddin Timumun), menunjukan bahwa pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu belum bisa dilakukan secara profesional. Karena, belum ada tenaga pengelola perpustakaan yang memenuhi standar nasional, tetapi untuk pengelolaannya tetap mengikuti petunjuk pengelolaan perpustakaan sekolah. Sehingga untuk sementara perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dikelola dengan sangat sederhana dengan menempatkan seorang guru sebagai kepala perpustakaan dan seorang honorer untuk menjaga perpustakaan. Hal ini didukung dengan Observasi pada tanggal 5 februari 2013 menghasilkan gambaran tentang pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu belum dikelola dengan profesional. Hal tersebut terlihat dari belum adanya pustakawan(wati) yang mengelola perpustakaan secara profesional yang dimiliki oleh perpustakaan SMP Negeri 13 Palu, keadaan tersebut dapat menyebabkan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dikelola ala kadarnya.

c. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Perpustakaan Sekolah Tidak Berfungsi Secara Optimal Dalam meningkatkan Minat Baca Siswa.

Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Adapun tujuan khususn perpustakaan sekolah ialah membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai dengan kebijakan sekolah tempat perpustakaan tersebut bernaung. Salah satu tujuan dari perpustakaan di antaranya meningkatkan efektifitas dan efisiensi kegiatan proses pembelajaran disekolah untuk meningkatkan minat baca siswa.

Dalam hal ini perpustakaan yang dikelola SMP Negeri 13 Palu masih banyak mendapatkan kendala sehingga perpustakaan sekolah tidak berfungsi secara optimal dalam rangka meningkatkan minat baca siswanya. Ada beberapa faktor yang mengebabkan hal tersebut terjadi di antaranya minimnya dana untuk pengembangan perpustakaan dan sarana/fasilitas yang tidak memadai. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan

pengelola perpustakaan pada tanggal 09 februari 2013 (Muhktar Luffi).“Perpustakaan

(7)

perpustakaan yang masih kurang, mislanya rak untuk memajang buku. Lebih lanjut dikatakan bahwa perlu adanya penambahan buku, khususnya buku bahan penunjang pembelajaran dan buku-buku lainnya yang jenis karangan bebas.”

Hal senada diungkapkan oleh Hj. Farida, pada saat penulis mewawancarai pada tanggal 12 februari 2013 bahwa perpustakaan SMP Negeri 13 Palu masih banyak mendapatkan kendala dalam melayani pengunjung (siswa), misalnya buku yang diperlukan siswa tidak ada di perpustakaan. Lebih lanjut juga dikatakan bahwa SMP Negeri 13 Palu pernah mandapatkan proyek untuk pengembangan perpustakaan, tetapi pada saat itu belum diberlakukan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jadi buku yang tersedia masih buku-buku kurikulum lama, sehingga pada siswa kesulitan mendapatkan buku paket dan buku penunjang pembelajaran.

c. Upaya-Upaya Yang Dilakukan Untuk mengoptimalkan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa Khususnya Guru Mata Pelajaran PKn dalam Penggunaannya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SMP Negeri 13 Palu yaitu :

1. Dengan memberikan tugas-tugas tertentu pada siswa untuk dikerjakan di perpustakaan, misalnya membaca di perpustakaan dan mengerjakan tugas lainnya sesuai dengan literatur yang ada di perpustakaan.

2. Menambah koleksi buku-buku, khususnya buku penunjang pembelajaran yang memakai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Hal di atas sesuai dengan wawancara yang penulis lakukan di lapangan dengan pengelola perpustakaan pada tanggal 21 februari 2013 (Mukhtar Luffi) bahwa untuk mengoptimalkan perpustakaan guru-guru di SMP Negeri 13 Palu selalu memberikan dorongan kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah, misalnaya guru memberikan tugas kepada siswa untuk diselesaikan di perpustakaan dan membaca di perpustakaan.

Inisiatif guru, terutama guru PKn untuk meningkatkan keaktifan murid dalam penggunaan perpustakaan sekolah dengan berbagai cara. Misalnya dengan menugaskan murid untuk membuat paper yang bersentuhan dengan pelajaran yang diajarkan. Yang bahannya diambil dari perpustakaan sekolah. Namun hal itu juga tidak maksimal capaian yang dihasilkan. Hal tersebut terkait dengan koleksi buku yang dimiliki perpustakaan SMP Negeri 13 Palu. Sedangkan pengajar PKn sendiri tidak dapat berbuat banyak untuk mengembangkan dan menambah bahan ajar sebagai bekal mengajar di kelas. Karena setiap kali memasuki ruang perpustakaan SMP Negeri 13 Palu tidak ada penambahan koleksi buku di ruangan tersebut. Sehingga tenaga pengajar PKn sendiri dengan inisiatif sendiri mencari bahan ajar di perpustakaan yang lebih lengkap.

(8)

buku-buku yang direkomendasikan oleh Dinas Pendidikan dan Pengajaran. Konsekuensinya, sebisa mungkin berusaha untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan kami sebagai guru dengan mencoba mencari bahan-bahan dari luar yang mungkin bermanfaat untuk bahan mengajar, khususnya di mata pelajaran PKn. Misalnya dengan mengunjungi perpustakaan daerah sekali sebulan. Atau ke toko-toko buku yang ada di Palu. Meskipun disadari bahwa di toko buku-toko buku di Palu pun sangat terbatas koleksi buku-bukunya, tapi paling tidak kami mendapat referensi tambahan dan bahan perbandingan.

Ibu Fatmawati juga menambahkan bahwa usulan untuk menambah pengembangan dan pembangunan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dengan, misalnya menambah koleksi buku, membenahi pengelolaan perpustakaan dengan menempatkan pustakawan dan mengatur kembali tata letak buku perpustakaan agar lebih nyaman, pernah beliau usulkan. Namun hal itu belum menjadi prioritas utama dalam rencana pengembangan SMP Negeri 13 Palu. Selain memang dana yang dimiliki oleh SMP Negeri 13 Palu sangat terbatas. Meskipun beliau menyadari bahwa pengembangan dan pembangunan perpustakaan di SMP Negeri 13 Palu dengan, misalnya menambah koleksi buku perpustakaan, sangat berarti dalam pengembangan dan penambahan bahan ajar yang ada dan dimiliki oleh para pengajar di SMP Negeri 13 Palu. Namun karena terbentuk dengan terbatasnya dana yang ada sehingga pengembangan dan pembangunan perpustakaan sekolah bukan menjadi prioritas utama dalam rencana pembangunan SMP Negeri 13 Palu.

1V. PEMBAHASAN

Sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal. Di tempat inilah kegiatan pembelajaran berlangsung. Kenyataan dapat menunjukkan bahwa suatu lembaga pendidikan utamanya pendidikan formal tidak dapat dipisahkan dengan perpustakaan. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Djamara dalam bukunya “Rahasia Belajar Sukses” bahwa dunia pendidikan adalah dunia pustaka. Dunia pengejaran adalah dunia pustaka. Dunia perguruan tinggi adalah dunia pustaka. Dunia sekolah adalah dunia pustaka. Maka dunia pustaka adalah dunia penuntut ilmu. Dengan demikian tidaklah salah bila dikatakan bahwa dunia pustaka adalah jantung lembaga pendidikan.

Untuk itu siapapun yang telah memasuki pintu gerbang lembaga pendidikan dan menuntut ilmu di dalamnya, harus mengetahui dan memanfaatkan perpustakaan. Sebab di situlah terhimpunnya berbagai literatur dengan aneka macam disiplin ilmu. Di dalamnya tersusun buku-buku pada tempatnya masing-masing menurut klasifikasinya tertentu. Semuanya itu di antaranya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan studi.

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana pendidikan dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid. Penyelenggaraannya memerlukan ruang khusus beserta sarananya. Semakin lengkap perlengkapannya, semakin baik pula penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Ruang dan sarana yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik, sehingga benar-benar menunjang penyelenggaraan sekolah secara aktif dan efisien.

Sebaliknya data yang didapat penulis pada Bab 1V sebelumnya, baik hasil observasi, angket dari siswa maupun hasil wawancara dengan pihak sekolah dan pengelola

(9)

mempunyai minat baca yang minim” diakibatkan masih banyak terdapat kendala-kendala, sehingga membuat perpustakaan SMP Negeri 13 Palu tidak berjalan dengan optimal sebagaimana yang diharapkan. Misalnya minimnya dana untuk pengembangan perpustakaan. Hal ini berarti bahwa perpustakaan sekolah manakala semakin baik dan efektif dalam melaksanakan peranannya sebagai tempat dan pusat kegiatan belajar, akan semakin besar pula minat baca siswa setiap saat dan begitu sebaliknya apabila perpustakaan sekolah masih banyak kendala dan kekurangan maka tidak ada minat siswa untuk menggunakan dan mengunjungi perpustakaan sekolah setiap saat.

Sebagaimana Prof. Slamet Imam Santoso dalam Sudirman5(2003:79) menulis bahwa

: “Ketiadaan gairahan membaca dan belajar di kalangan mahasiswa bersumber pada sistem

pendidikan yang tidak menanamkan, antara lain pentingnya membaca dan belajar sejak dari pendidikan di sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.

Hal tersebut dapat disimpulkan pula bahwa kebiasaan atau ketidakbiasaan bagi seseorang hmembaca dan belajar sejak dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas akan memberikan pengeruh kepada seseorang setelah berada di perguruan tinggi maupun di masyarakat.

Oleh karena itu perpustakaan sekolah merupakan pusat penyimpanan bahan informasi khususnya buku-buku bacaan, buku penunjang mata pelajaran dan juga merupakan perantara dalam menyampaikan informasi kepada siswa, maka perpustakaan sekolah sangat diharapkan peranannya dalam upaya peningkatan minat baca siswa dengan menyediakan buku-buku bacaan yang bermutu, segar dan menarik serta dapat mengaktif atau secara terus menerus dapat memberikan palayanan kepada siswa.

Dalam hal pemberian pelayanan perpustakaan di sekolah khususnya sekolah menengah pertama, diperlukan adanya petugas perpustakaan yang profesional dalam mengelola perpustakaan, yakni dengan memiliki guru yang benar-benar mempunyai minat terhadap perpustakaan sehingga perpustakaan yang dikelolanya dapat berkembang dengan baik dan dapat menarik kegairahan dalam minat baca siswa terhadap buku semakin meningkat atau bahkan mendatangkan pustakawan(wati) yang berpengalaman dibidangnya.

Di samping adanya minat terhadap perpustakaan, bagi guru yang telah dipercayakan untuk mengelolanya, perlu pula memiliki faktor-faktor yang lain, seperti gemar membaca, senang kepada buku-buku penting, sikap simpati, suka menolong, bijaksana, bertanggung jawab, mempunyai wawasan berfikir yang luas serta sifat terpuji lainnya, karena petugas perpustakaan sekolah selalu berhubungan dengan anak-anak (siswa) yang masih memerlukan bimbingan terus menerus serta tekun.

Dalam hal upaya untuk mengoptimalkan perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa khususnya pada mata pelajaran PKn tidak bisa terlepas dari tanggung jawab guru mata pelajaran tersebut, karena memang guru mata pelajaranlah yang bisa memahami karekteristik siswa-nya saat memberikan suatu pemahaman materi tentang mata pelajaran. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengoptimalkan penggunaan

5

(10)

perpustakaan, yakni memberikan tugas tertentu pada siswa untuk mencari referensinya di perpustakaan, memberikan dorongan kepada siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dan sering-sering guru mengajak siswa berkunjung ke perpustakaan untuk menenamkan rasa cinta terhadap buku bacaan yang menyangkut mata pelajaran PKn.

Oleh sebab itu keberadaan perpustakaan sekolah sebagai perpustakaan khusus manakala ditata secara profesional oleh para tenaga pustakawan/ pengelola perpustakaan sekolah yang handal akan berdampak pula secara positif terhadap minat atau dorongan dari para siswa untuk senantiasa berkunjung ke perpustakaan. Itulah yang mendasari sehingga perpustakaan sekolah adalah sebagai salah satu komponen yang amat menentukan terhadap usaha peningkatan mutu pendidikan di masa-masa yang akan datang.

V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh penulis dalam penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

a. Perpustakaan SMP Negeri 13 Palu sebagai sarana penunjang pendidikan sangat minim peranannya dalam meningkatkan minat baca siswa SMP Negeri 13 Palu, khususnya dalam mata pelajaran PKn. Minimnya peranan perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dalam peningkatan minat baca disebabkan beberapa faktor. Pertama, faktor belum dikelolanya perpustakaan SMP Negeri 13 Palu secara profesional. Ini tercermin dengan tidak adanya tenaga khusus yang menangani perpustakaan tersebut, dalam hal ini pustakawan(wati). Sehingga perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dikelola dengan sangat sederhana. Dengan demikian tidak ada yang bertanggung jawab secara penuh dan terfokus untuk mengelola dan mengembangkan perpustakaan tersebut. Misalnya dengan mengatur tata letak penyimpanan buku dan membuat katalogisasi serta meng-update koleksi buku. Kedua, faktor keterbatasan dana yang dimiliki oleh SMP Negeri 13 Palu dalam pembangunan dan pengembangan perpustakaan sekolah.

b. Hasil penelitian menunjukan pula, bahwa perpustakaan SMP Negeri 13 Palu belum dimanfaatkan sebagian besar warga sekolah. Hanya sebagian kecil siswa yang menggunakan perpustakaan untuk mencari bahan jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Hal ini juga terbukti bahwa terkadang pemberian tugas-tugas oleh guru kepada siswa yang berkaitan dengan mata pelajaran atau pokok bahasan tertentu, seringkali buku-buku yang dimaksud tidak dijumpai di perpustakaan sekolah.

(11)

Saran

Penyusun menyarankan kepada dewan guru SMP Negeri 13 Palu :

a. Agar perpustakaan SMP Negeri 13 Palu dikelola secara profesional dengan menempatkan pustakawan(wati). Dengan harapan agar pustakawan tersebut dapat membangun dan mengembangkan perpustakaan sekolah sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan dan menyamankan siswa untuk mempergunakan perpsutakaan sekolah.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta.

Darmono, 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Malang : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

Riduwan, 2005.Belajar Mudah Penelitian (Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemuda), Bandung : Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Disampaikan kepada masyarakat luas bahwa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tegal melalui Pejabat Pengadaan Barang/Jasa telah melakukan proses Pengadaan Langsung pekerjaan

Similar to a variety of business disciplines that have shifted away from using instructional approaches that stress repeti- tion and consistent, comprehensive practice of

Pertama, ulama Ibnu Abbas, Hanabilh, Sa’id ibn Musayyab membolehkan pernikahan dengan ahlul kitab, mereka mengatakan bahwa ayat tersebut. menyebutkan bahwa yang

[r]

KEGIATAN PAPBD KABUPATEN TUBAN TAHUN ANGGARAN 2013 Jalan Teuku Umar No.. ARTA MINA

Tujuan penelitian ini dirancang untuk : (1) mengetahui penerapan metode mind map dalam mata pelajaran konstruksi bangunan, (2) mengetahui pelaksanaan metode mind map dalam mata

PENERAPAN PEMBELAJARAN SEJARAH KONTEKSTUALBERBASIS BUKU TEKS DI SMAN 1 PADALARANGKABUPATEN BANDUNG BARATB. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Masyarakat Indonesia/ memang harus bersahabat dengan bencana// Sebab negara tempat kita berpihak ini/ terkategori sebagai negara rawan bencana// Jadi kapan saja dan dimana saja