• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Kegiatan utama dari seorang manajer salah satunya adalah membuat keputusan. Keputusan dalam manajemen adalah proses memilih antara dua atau lebih alternatif untuk mencapai tujuan seseorang (Negulescu, 2014). Manajer yang sukses dalam sistem kesehatan akan selalu terlibat dalam tiga kegiatan inti yaitu menyusun strategi, merancang, dan memimpin. Kegiatan inti ini didukung oleh komunikasi, pengembangan, pemasaran, evaluasi dan pengambilan keputusan. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan ditentukan oleh fungsi yang sangat penting yaitu pengambilan keputusan. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam kepemimpinan organisasi, pengambilan keputusan strategis menjadi tugas utama yang harus dilakukan, artinya kualitas seorang manajer akan ditentukan oleh keputusan-keputusan yang diambil dalam sebuah organisasi. Seorang manajer diharapkan bisa menjadi penggerak bagi pegawai-pegawai yang ada agar bekerja semaksimal mungkin sesuai tupoksi (Matters & Multiple, 2015).

Pengembangan profesional para pemimpin kesehatan masyarakat memerlukan kompetensi yang berbasis dalam meningkatkan kemampuan mereka untuk mengatasi tuntutan yang kompleks dan berubah-ubah untuk pelayanan penting (Wright et al., 2000). Manajer memiliki kekuatan dalam mempengaruhi keberhasilan keputusan strategis dan nasib oganisasi mereka, melalui proses yang mereka gunakan dalam membuat keputusan strategis (Sharfman, 2006). Ilmu manajemen dalam kesehatan masyarakat telah mengambil bagian penting dalam memberikan jawaban terhadap masalah yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat (Sharma et al., 2013).

Status gizi balita/bayi, angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian balita merupakan indikator yang dinilai sebagai ukuran derajat kesehatan suatu wilayah. Derajat kesehatan di D.I.Yogyakarta sebenarnya sudah mencapai target dengan adanya penghargaan Manggala Bhakti Husada Kartika tahun 2008, namun sebenarnya angka yang didapat masih bisa ditekan. Angka

(2)

kematian ibu cenderung menurun 5 tahun terakhir, target D.I.Yogyakarta relatif sudah mendekati target namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang terlibat (Profil Kesehatan DIY, 2013).

Keberhasilan penyelenggaraan progran KIA ditentukan oleh banyak faktor, tinjauan faktor-faktor individual pemanfaatan layanan KIA oleh masyarakat telah banyak diteliti, meliputi luas cakupan program KIA yang dapat dijangkau oleh masyarakat, besar daya aksesnya. Daya akses ini tidak hanya ditentukan oleh jarak ke fasilitas kesehatan tetapi juga dipengaruhi oleh pembiayaan terkait dengan status ekonomi (Mpembeni et al., 2007).

Kementerian kesehatan di dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan 2005-2025 memberikan perhatian khusus pada penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), serta masyarakat miskin dalam upaya mencapai target MDGs. Pemerintah juga mengklaim telah melakukan strategi-strategi dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan seperti meningkatkan pembiayaan kesehatan, pemenuhan sumber daya tenaga kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan dengan sektor swasta. Namun kenyataan dilapangan belum memperlihatkan hasil, masih banyak fasilitas kesehatan kekurangan SDM kesehatan. Kematian ibu dan anak masih menjadi perdebatan.

Selain kesehatan ibu dan anak, malnutrisi masih menjadi masalah kesehatan global, salah satu diantaranya adalah gizi buruk. Gizi buruk terjadi karena kurangnya asupan nutrisi ibu saat kehamilan, faktor lingkungan seperti infeksi, imunisasi tidak lengkap dan kesalahan pola asuh. Selain gizi buruk, kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang sulit diatasi. Telatnya rujukan menjadi faktor utama kematian ibu dan anak. Balita merupakan kelompok umur rawan kekurangan gizi, permasalahan gizi umumnya terjadi pada balita karena anak umur balita mengalami pertumbuhan paling cepat dari pada anak umur lainnya, sehingga kebutuhan gizi lebih banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan (Matee & Al-Jawadi, 2011).

Gizi buruk juga berdampak pada perkembangan anak dan kondisi sosial. Anak yang menderita gizi buruk dapat mengalami gangguan bicara, apatis, penurunan skor Intelligence Quotient (IQ), penurunan perkembangan kognitif, penurunan

(3)

intelegensi sensori, gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan merosotnya prestasi akademik disekolah (Nency, 2005).

Untuk mengatasi permasalahan itu dibutuhkan manajer yang mampu, berani dan berinovasi dalam mengambil keputusan, agar dapat mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan kematian. Dinas kesehatan sebagai penanggung jawab dalam penyelesaian masalah di setiap kabupaten/kota, harus berusaha dalam menyusun strategi dalam penyelesaian masalah, sehingga dapat menghasilkan keputusan yang tepat dan berhasil dalam pelaksanaannya.

Proses pengambilan keputusan mempertimbangkan berbagai alternatif yang dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal, sebab kondisi lingkungan terus berubah dan informasi yang didapat tidak selalu lengkap dan tersedia. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Keputusan yang dibuat dalam kondisi yang tidak tepat akan berdampak buruk terhadap organisasi, akibatnya masalah akan menjadi tidak terstruktur. Proses pengambilan keputusan manajer telah mengalami perkembangan karena kompleksitas masalah yang mereka hadapi, manajer juga dituntut membuat keputusan dan mengubahnya lebih cepat dalam waktu singkat untuk mencapai tujuan organisasi (Negulescu, 2014).

Pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mudah, namun terkadang lebih sulit. Kemudahan atau kesulitan pengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, semakin sulit untuk mengambil keputusan. Keputusan yang diambil pun memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi, oleh karena itu manajer harus mengambil keputusan dengan sangat hati-hati dan bijaksana (Dimyati, 2014).

Manajer yang baik adalah mereka yang ketika membuat keputusan, fokus pada pilihan yang terbaik untuk orang dalam organisasi mereka, menunjukkan rasa tanggung jawab untuk staf dan atasan mereka (Patrick & Laschinger, 2006). Pengalaman pemecahan masalah merupakan faktor penting dalam memahami pemikiran dan pengambilan keputusan eksekutif. Pengalaman memainkan peran penting dalam menentukan jumlah informasi yang dicari dan cara evaluasi,

(4)

perbedaaan dalam evaluasi informasi menyebabkan variasi dalam menghasilkan keputusan (Talukder, 2013).

Kebanyakan manajer terbiasa mengambil keputusan secara pribadi karena manajer yang berpengalaman dalam berbagai jenis keputusan akan melakukan hal yang sedikit berbeda dengan manajer yang belum berpengalaman (Slovic, 2016). Organisasi harus secara aktif mempertimbangkan siapa yang mengambil keputusan dalam organisasi dan seberapa besar kemungkinan mereka untuk dapat membuat keputusan yang efektif berdasarkan sejarah karir dan tingkat pengalaman mereka (Talukder, 2013).

Praktisi kesehatan masyarakat selalu menggabungkan bukti ilmiah dalam membuat keputusan manajemen, mengembangkan kebijakan dan melaksanakan program. Namun pada kenyataanya keputusan ini hanya bersifat jangka pendek, kebijakan dan program yang dikembangkan hanya bersifat anekdok. Pengambilan keputusan dalam kesehatan masyarakat sering didorong oleh krisis, masalah panas, dan kekhawatiran dari kepentingan sekelompok organisasi Brownson et al., (1999).

Hal inilah yang mendasari pemilihan subjek penelitian pada kepala dinas kesehatan, karena diketahui bahwa mereka adalah pemimpin yang memiliki wewenang/otoritas tinggi dalam pengambil keputusan yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan kesehatan seperti mengatasi penyebaran penyakit, mengurangi angka kematian dengan program-program yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan dan dapat membawa arah yang baik bagi organisasi dalam mencapai tujuan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengambilan keputusan strategis mengenai masalah gizi dan KIA pada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pengambilan keputusan strategis mengenai program gizi dan KIA pada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta.

(5)

2. Mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan strategis mengenai program gizi dan KIA pada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota di D.I.Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat diklasifikasikan dalam dua bagian utama, yaitu :

1. Bagi dinas kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi/masukan dalam pengambilan keputusan strategis mengenai program gizi dan KIA pada kepala dinas kesehatan di D.I.Yogyakarta, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian pada masyarakat.

2. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman mengenai kemampuan kepala dinas dalam pengambilan keputusan strategis mengenai program gizi dan KIA di kabupaten/kota D.I.Yogyakarta.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian - penelitian sebelumnya yang menjadi rujukan terkait penelitian ini adalah:

1. The Role of Experience, Decision Environment and Decision Type in Decision Making (Talukder, 2013), bertujuan menggambarkan hubungan antara kinerja keputusan, pengalaman sebelumnya, lingkungan keputusan dan jenis keputusan untuk menawarkan saran dalam membangun sistem pendukung keputusan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan farmasi Bangladesh dengan metode kuantitatif menggunakan kuesioner survei pertanyaan tertutup, yang berkaitan dengan demografi peserta, pengalaman kerja sebelumnya dan tingkat keberhasilan dari keputusan mereka.

2. Age and Experience as Determinants of Managerial Information Processing and Decision Making Performance (Taylor, 1995), bertujuan menggambarkan perbedaan umur dan pengalaman sebelumnya yang mempengaruhi kinerja pengambilan keputusan. Perbedaan pada penelitian terdapat pada lokasi, metode dan sampel.

(6)

3. Doctor-managers as decision makers in hospital and helath centres (Elina, 2006), bertujuan untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi dokter-manajer dalam mengambil keputusan di rumah sakit dan puskesmas. Populasi dokter yang lulus pada tahun 1977-1991 yang diambil dari daftar Medical Association Finlandia. Sampel dipilih dokter yang lahir pada hari aneh yang memiliki profesi sebagai dokter kepala rumah sakit, kepala asisten rumah sakit, direktur medis, dokter puskesmas, dokter bangsal senior rumah sakit.

4. Does decision process matter? A study of strategic decision making effectiveness (Sharfman, 2006). Penelitian ini melihat apakah keberhasilan keputusan strategis tergantung pada langkah-langkah yang digunakan dalam membuat keputusan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan Revisi dengan Tingkat Stres Mahasiswa dalam

Penulisan hukum ini membahas tentang apakah pengajuan kasasi penuntut umum terhadap putusan bebas perkara perkosaan dengan alasan adanya kesalahan penerapan hukum

Jadi keanekaragaman hayati dapat diartikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman dari mahluk hidup yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan – perbedaan sifat, diantaranya

Sehingga dapat dilihat hasil penilaian rata – rata yang dicapai nilai dari kegiatan kondisi awal 64,77 dan pada silkus pertama nilai rata – rata yang dicapai 65,45

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volume sedimen yang menjadi salah satu penyebab meluapnya saluran primer avour Sidokare, menghitung debit rancangan drainase

Akan tetapi hak cipta juga dapat didaftarkan, namun tidak menjadi kewajiban bagi pencipta untuk mendaftarkan asil karya ciptaanya (Atsar, 2017). Pendaftaran hak cipta ini

Sistem investigasi kematian yang wajib telah banyak diterapkan pada Negara berkembang (seperti Australia, Japan, USA, dan Eropa). Sistem memeriksa mayat sudah diberlakukan, sedangkan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Ekstrak Etanolik Herba Ciplukan memberi- kan efek sitotoksik dan mampu meng- induksi apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7