• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKLM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKLM)"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

TUGAS AKHIR PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKLM)

TENTANG

MEKANISME DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN

DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Diajukan O L E H UMA DEVI 062 600 077

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menamatkan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

(2)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PRODIP. III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPERSENTASIKAN

OLEH :

NAMA : UMA DEVI NIM : 062 600 077

PROGRAM STUDI : DIPLOMA – III ADMINISTRASI PERPAJAKAN

Ketua PRODIP – III Administrasi Perpajakan

NIP. 131 930 630

Drs. M. Husni Thamrin Nst. M. Si

Dosen Pembimbing

NIP.

Indra Efendi R, S.Sos

Supervisor

____________________

NIP.196401201993031003

DIKETAHUI DEKAN FISIP USU

NIP. 131 757 010

(3)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini Telah Dipertahanlan di Depan Panitia Penguji Laporan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Universitas Sumatera Utara

Pada Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tim Majelis Penguji

Ketua : Anggota :

(4)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas Rahmat Allah SWT, karena berkat karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Tentang “Mekanisme dan Prosedur Pemungutan Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus ikhlas penulis menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pada pembaca guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fakultas FISIP USU. 2. Bapak Drs. H.M. Husni Thamrin Nst. M.Si, selaku ketua Program Studi Diploma

III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Bapak Indra Efendi R, S.Sos selaku Dosen Pembimbing yang telah memberi bimbingan dan pengarahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Seluruh staf pengajar dan pegawai di lingkungan FISIP USU yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pelayanan serta kesungguhan penulis selama proses perkuliahan.

(5)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

5. Seluruh pegawai di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. 6. Kepala dan seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Serdang Bedagai 7. Sahabat-sahabat saya yang selalu membantu saya dan menemani saya, buat

Wulan, Maulana, Dian, Alin, Ricky, dan Mitha.

8. Seluruh teman-teman saya di kampus, tidak ada kalian tidak akan ramai setambuk 2006, thanks ya…….

9. Secara khusus penulis mengucapakasn terima kasih yang tak terhingga kepada: a. Kedua orang tua saya yang selama ini telah sangat banyak mendukung baik

secara materi dan yang lainnya serta nasehat dan kasih sayangnya

b. Buat Uwo, Om dan seluruh keluarga yang telah banyak memberi motivasi. c. Buat orang yang paling special yang ada dihatiku “Kiki” thanks ya dah

dukung dan membantu aku untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Harapan penulis semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan mudah-mudahan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita semua. Amin.

Medan, Oktober 2009 Penulis

(6)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Balakang Masalah PKLM ... 1

B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 7

C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9

D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ... 9

E. Metode Pengumpulan Data ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SEDANG BEDAGAI A. Sejarah Singkat Kabupaten Serdang Bedagai ... 13

B. Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai ... 19

B.1. Geografi ... 19

B.1.1. Letak ... 19

B.1.2. Batas-Batas ... 19

B.1.3. Luas Wilayah ... 20

B.1.4. Pemerintahan ... 20

C. Perkembangan Penduduk Dan Mata Pencaharian ... 21

C. 1. Penduduk ... 21

C.2. Ekonomi ... 22

(7)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

C.4. Kehidupan Sosial Dan Budaya ... 23

C. 5. Penghasilan Utama ... 24

D. Perkembangan Penduduk Dan Mata Pencaharian ... 25

D.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 25

D.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 25

E. Uraian Tugas Dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset Kabupaten Sedang Bedagai ... 62

E.1. Kedudukan Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 62

E.2. Tugas Pokok Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 62

E.3. Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 62

E.4. Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 63

BAB III GAMBARAN DATA RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR A. Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 64

A.1. Pengertian Retribusi Daerah ... 64

A.2. Pengertian Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 66

B. Dasar Hukum Retribusi Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 70

C. Subjek Dan Objek Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 72

D. Mekanisme Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor ... 73

D.1. Mekanisme Pemungutan Dan Pelaksanaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 73

D.2. Mekanisme Pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 78

(8)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

D.3. Mekanisme Penagihan Retribusi Uji Kendaraan

Bermotor ... 79

D.4. Mekanisme Pembetulan, Pengurangan Ketetapan, Penghapusan Atau Pengurangan Sanksi Administrasi Dan Pembatalan ... 79

D.5. Mekanisme Penyelesaian Keberatan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor ... 80

D.6. Mekanisme Perhitungan Pengembangan Kelebihan Pembayaran Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 80

D.7. Mekanisme Penghapusan Piutang Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Yang Kadaluarsa ... 81

D.8. Penyidikan ... 82

D.9. Pemeriksaan ... 84

E. Proses Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Serdang Bedagai ... 84

E.1. Prosedur Dan Penetapan Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor ... 84

E.2. Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor ... 86

E.3. Aliran Penerbitan Spjk/Spsk Perda No. 10 Tahun 1996 ... 87

F. Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 89

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI A. Mekanisme Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 90

B. Potensi Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Sedang Bedagai ... 91

C. Hambatan Dan Upaya Dalam Mekanisme Pemungutan Uji Kendaraan Bermotor Kabupaten Sedang Bedagai ... 92

D. Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 95

(9)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 96 B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Nama dan jarak ibukota kecamatan ke ibu kota kabupaten 2005 ... 20 Tabel II Heterogenitas Etnis Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai ... 21 Tabel III Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Tenaga Honorer Dinas Pendapatan

Daerah Kabupaten Serdang Bedagai ... 63 Tabel IV Realisasi Penerimaan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor ... 89

(11)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(12)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I Aliran Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor ... 87 Bagan II Aliran Penerbitan SPJK/SPSK ... 88

(13)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BALAKANG MASALAH PKLM

Untuk menunjang usaha pembangunan secara merata di Indonesia serta mendorong investasi secara besar-besaran, terutama pembangunan di daerah-daerah terpencil yang selama ini dirasakan terbelakang terhambat perkembangan, baik dalam rangka pembangunan dan pendayagunaan sumber daya alam. Tentunya akan berhadapan dengan berbagai persoalan, yang salah satunya adalah financial yang konsekuensi logis dimana dibutuhkan dana yang cukup besar disamping sumber daya manusia yang handal dan memadai sebagai modal besar pembangunan.

Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai sub sistem pemerintah negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk mendorong penyelenggaraan otonomi daerah diperlukan kewenagan yang luas, nyata dan bertanggung jawab di daerah secara profesional, yang diwujudkan dengan peraturan pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 114).

Hal ini sesuai dengan pentingnya unsur-unsur Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dimana Pemerintah Pusat memberi hak otonominya kepada provinsi, Kabupaten Kota dengan tujuan mampu mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.

(14)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

2 Adapun unsur-unsur Pendapatan daerah itu sendiri menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 157 tentang Pemerintahan Daerah terdiri atas:

1. Pendapatan Asli Daerah yang terdiri dari: a. Hasil Pajak Daerah

b. Hasil Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

2. Dana Perimbangan

a. Dana Perimbangan sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 159 yang terdiri dari :

- Dana Bagi Hasil - Dana Alokasi Umum - Dana Alokasi Khusus

b. Bagian Daerah dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sector pedesaan, perkotaan dan perkebunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

c. Bagian Daerah dan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) serta Kehutanan dan Penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA).

(15)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

3 3. Pinjaman Daerah

a. Pemerintah dapat melalui manajemen dari sumber dalam negeri dan atau dari luar negeri untuk membiayai kegiatan Pemerintah dengan persetujuan DPRD.

b. Pinjaman dari dalam negeri diberitahukan kepada Pemerintah dan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah. 4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah (Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004).

Mengingat bahwa terbatasnya sumber-sumber pendapatan Daerah tersebut, kepada daerah diwajibkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan yang ada sesuai dengan Ketentuan Undang-undang yang berlaku.

Mengoptimalkan sumber pendapatan yang ada sangatlah penting, agar penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah dapat berjalan dengan lancer. Maka untuk mengoptimalkan pelaksanaan Pendapatan Daerah, pemerintah telah menempatkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah .

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah, Retribusi dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan tertentu, yang mana tiga kelompok retribusi ini dapat dijalankan lagi pembagiannya sebagai berikut:

(16)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

4 1. Retribusi Jasa Umum

a. Retribusi pelayanan kesehatan

b. Retribusi pelayanan sampah dan Kebersihan

c. Retribusi pelayanan biaya cetak kartu tanda penduduk dan akte kelahiran sipil d. Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat

e. Retribusi pelayanan pasar

f. Retribusi pengujian kendaraan bermotor g. Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum h. Retribusi penggantian biaya cetak peta

i. Retribusi pengujian kapal perikanan j. Retribusi alat Pemadam kebakaran 2. Retribusi Jasa Usaha

a. Retribusi pasar dan pertokoan b. Retribusi tempat pelelangan c. Retribusi terminal

d. Retribusi tempat khusus parkir

e. Retribusi penginapan/pesanggrahan/villa f. Retribusi penyedotan kakus

g. Retribusi rumah potong hewan h. Retribusi pelayanan pelabuhan kapal i. Retribusi penyeberangan diatas air j. Retribusi pengolahan limbah cair

(17)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

5 l. Retribusi tempat rekreasi dan olahraga

m. Retribusi pemakaian kekayaan daerah 3. Retribusi Perizinan Tertentu

a. Retribusi izin mendirikan bangunan

b. Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol c. Retribusi izin gangguan

d. Retribusi izin trayek

Adapun dari tiga kelompok Retribusi diatas yaitu Retribusi Jasa Usaha Umum adalah Retribusi Atas Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

Adapun kriteria dari jasa umum ini yaitu :

1. Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bukan bersifat Retribusi Jasa Usaha atau Retribusi Perizinan Tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.

5. Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraan.

(18)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

6 6. Retribusi dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta merupakan salah satu

sumber Pemdapatan Daerah yang potensial.

7. Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

Salah satu jenis retribusi diatas yang juga mempunyai andil dan dapat dikembangkan sebagai salah satu sumber penerimaan oleh pemerintah daerah Kabupaten Serdang Bedagai guna Pembangunan daerahnya adalah Retribusi uji kendaraan bermotor. Karena, ekonomi masyarakat yang sebagian besar golongan menengah kebawah, maka sebagai alternatif masyarakat untuk beraktifitas dan/atau transportasi adalah kendaraan bermotor. Oleh karena banyaknya merk kendaraan bermotor belakangan ini yang dipasarkan, pemerintah daerah khususnya Kabupaten Serdang Bedagai harus ambil andil dalam pemasaran kendaraan bermotor hingga layak dipasarkan dan dipakai oleh konsumen.

Secara teoritis praktik kerja lapangan bagi mahasiswa adalah kegiatan untuk mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari untuk dapat dipraktikan dalam dunia kerja yang sesungguhnya dengan adanya praktik kerja lapangan mahasiswa dapat lebih mendalami tentang kondisi objektif dan penerapan peraturan-peraturan yang berlaku tentang retribusi daerah Kabupaten Serdang Bedagai bagi mahasiswa praktik kerja lapangan mandiri (PKLM) dapat juga menambah pengalaman dan pengetahuan baru dalam memahami dunia kerja sesungguhnya.

Dari pembahasan diatas tersebut, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan ingin mengetahui bagaimana pemungutan dan penghitungan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Pendapatan hasil Kabupaten

(19)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

7 Serdang Badagai yang dilakukan oleh kantor Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Begadai yang dituangkan dalam sebuah laporan praktik kerja dengan judul “MAKANISME DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATAN SERDANG BEDAGAI”.

B. TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU dalam rangka menyelesaikan perkuliahan. PKLM tersebut mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi mahasiswa, Universitas, maupun bagi instansi-instansi tempa PKLM berlangsung.

Tujuan PKLM

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui mekanisme dan prosedur pemungutan retribusi uji kendaraan bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah satu sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah.

2. Untuk mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan penerimaan dari kendaraan bermotor.

3. Untuk mengetahui peranan retribusi pengujian kendaraan bermotor terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Serdang Bedagai.

(20)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

8 Manfaat PKLM

Manfaat PKLM bagi mahasiswa :

1 Mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari dan diperoleh di bangku perkuliahan. 2 Belajar mengenai praktik pengujian dan pemungutan retribusi kendaraan

bermotor.

3 Untuk menambah wawasan penulis khususnya dalam permasalahan retribusi pengujian kendaraan bermotor.

4 Untuk menghadapi dunia kerja yang akan datang bahkan menamatkan studi dari Universitas.

Manfaat PKLM bagi Universitas Sumatera Utara :

1 Meningkatkan kerja sama Universitas Sumatra Utara khususnya program Diploma III Administrasi Perpajakan Fisip USU dengan Dinas Pendapatan Kabupaten Serdang Bedagai

2 Memberikan uji nyata teori dan praktik dalam perkuliahan khususnya menyangkut uji retribusi daerah.

3 Mempromosikan sumber daya Universitas.

4 Mendapat masukan saran untuk mengevaluasikan kurikulum. Manfaat bagi Dinas Pendapatan

1. Membina kerja sama antara lembaga pendidikan dengan instansi tersebut. 2. Mendapat kualitas dan kuantitas memperbaiki kendaraan bermotor. 3. Dapat menambah sumber-sumber ide baru.

(21)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

9

C. RUANG LINGKUP PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Adapun ruang lingkup PKLM yang akan dilaksanakan adalah

1. Mekanisme pelaksanaan pemungutan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kab. Serdang Bedagai.

2. Prosedur Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Kendala-kendala yang dihadapi serta hambatan dalam pelaksanaan mekanisme dan prosedur pemungutan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Badagai.

D. METODE PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Yang menjadi metode PKLM ada Lima yaitu: 1. Tahap Persiapan

Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan PKLM, Pengajuan judul PKLM yang meliputi kegiatan seperti : Pemilihan Objek PKLM, pengajuan Proposal PKLM dan surat pengajuan judul.

2. Studi Literatur

Yaitu kegiatan studi mencari data dan informasi dengan membaca landasan teori, menelaah buku-buku literatur, peraturan perundang undangan dibidang perpajakan Retribusi Daerah, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan PKLM.

(22)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

10 3. Observasi Lapangan

Yaitu kagiatan studi mencari data dan informadi dengan mengikuti PKLM di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Serdang Bedagai, serta mempelajari laporan yang berhubungan dengan mejalah yang dibahas.

4. Pengumpulan Data Primer dan Skunder

Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi lapangan melalui wawancara. Data sekunder adalah informasi yang diperoleh dari studi literatur. 5. Analisis dan Evaluasi Data

Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data yang diperoleh selama pelaksanaan PKLM untuk dianalisa dan evaluasi data, sehingga memudahkan dalam penarikan kesimpulan secara jelas dan sistematis.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data diatas adalah sebagai berikut: 1. Daftar pertanyaan (Interview Guide)

Dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada para pegawai dalam instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang berkaitan dengan kebutuhan Penulis untuk melengkapi laporan ini.

2. Daftar Observasi (Optimal guide)

Daftar studi yang dilakukan dengan pengamatan langsung atas kegiatan yang dilakukan dalam pencatatan terhadap tiap fenomena yang menjadi objek penelitian.

(23)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

11 3. Daftar Dokumentasi (Optinal Guide)

Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan objrk PKLM. Dokumen tersebut berupa struktur organisasi, dan tingkat keberhasilan penerimaan Retribusi Terminal Angkutan Penumpang Umum dan Angkutan Barang.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penulisan laporan kerja Praktek Kerja Lapangan Mandiri ini dibagi atas empat bab dan tiap-tiap bab dibagi atas beberapa Sub bab. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut.

BAB I. PENDAHULUAN

Dalam bab ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan isi dan laporan. Bab ini terdiri dari latar belakang PKLM, ruang, lingkup PKLM, Metode pengumpulan data sistematika penulisan.

BAB II. GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kabupaten Serdang Bedagai sebagai objek PKLM, Struktur Organisasi, dan Keadaan Geografis Kabupaten Serdang Bedagai, Uraian Tupoksi, Struktur Dispenda dan Gambaran Data Pegawai Dispenda.

(24)

Uma Devi : Mekanisme Dan Prosedur Pemungutan Retribusi Uji Kendaraan Bermotor Pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai, 2010.

12

BAB III. GAMBARAN DATA PEMUNGUTAN RETRIBUSI UJI KENDARAAN BERMOTOR

Dalam bab ini menjelaskan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dan kemudian dilakukan analisa data.

BAB IV. ANALISA DAN EVALUASI

Pada bab ini penulisan menjelaskan data-data yang sudah dikumpulkan melalui proses analisa dan evaluasi.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dan juga membuat sebuah kesimpulan dan pembahasan yang dituangkan didalam laporan ini dan juga membuat beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

(25)

13

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SEDANG BEDAGAI

A. SEJARAH SINGKAT KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai. Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723. Tuanku Gandar Wahid, anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak memperdulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar. Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena cacat fisik, sementara Tuanku Umar terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang.

Melihat hal ini beberapa petinggi wilayah yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh menabalkan Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. Wilayah kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat dimana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal. Tuanku Umar atau Raja Osman akhirnya tewas saat pasukan kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatera Timur di tahun 1782. Makam Tuanku Umar sampai kini masih ada di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh putranya Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya Tuanku Sabjana ditempatkan sebagai Raja

(26)

14 Muda di kampung Kelambir pinggir Sungai Tuan. Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan dengan melebarkan wilayah kekuasaan hingga ke Percut dan serdang Hulu. Kesultanan Siak memberi gelar “Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814. Istrinya adalah putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Anak-anak Tuanku Ainan membuka dan membuka perkampungan-perkampungan baru.

Tahun 1817, Tuanku Ainan mangkat dan diganti oleh putra keduanya, Tengku Sinar karena putra pertamanya Tengku Zainal Abidin tewas dalam pertempuran membantu mertuanya di Kampung Punggai Tengku Sinar di Kampung Punggai. Tengku Sinar kemudian diberi gelar Paduka Sri Sultan Thaf Sinar Basliar Shah. Pada zaman inilah Kesultanan Serdang mengalami kejayaan dengan perdegangan dan pemerintahan yang adil. Perjanjian dagang dengan Inggris dibuat tahun 1823. Tercatat ekspor ketika itu berjumlah 8.000 pikul terdiri lada, tembakau, kacang putih, emas dan kapur barus. Sedangkan Inggris memasok kain-kain buatan Eropa. Wilayah kekuasan sudah melebar mulai dari Percut, Padang Bedagai, Sinembah, Batak Timiur sampai Negeri Dolok. Sultan Serdang keempat adalah Tengku Muhammad Basyaruddin yang kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. La ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur.

(27)

15 Ketika pengaruh Belanda semakin kuat, Sultan Basyaruddin dengan tegas memihak pada Kesultanan Aceh dan melakukan perlawanan. Hal ini membuat ia diberi mandat sebagai Wajir (kuasa) Sultan Aceh dengan wilayah kewajirannya meliputi Langkat hingga Asahan. Sebagai wajir, ia menghadapi kedatangan ekspedisi Belanda yang dipimpin Netscher tahun 1862. Di sisi lain, Sultan Basyaruddin berusaha menjaga perdamaian dengan Kesultanan Deli yang memiliki hubungan akrab dengan Belanda. Namun peperangan dengan Kesultanan Deli sempat pecah ketika Serdang merebut kembali wilayah Denai. Demikian juga ketika Kesultanan Aceh mengirim 200 kapal perang untuk menyerang Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat, Sultan Basyaruddin turut membantu. Dalam melawan Belanda, Sultan Basyaruddin didukung oleh para raja dan orang-orang besar jajahannya seperti raja Kampung Kelambir: Raja Muda Pangeran Muda Sri Diraja M Takir, Wajir Bedagai: Datuk Putera Raja Negeri Serdang Ahmad Yudha, Wajir Senembah: Kejuruan Seri Diraja Sutan Saidi.

Melihat perlawanan yang begitu kuat, akhirnya Belanda pada Agustus 1865 menurunkan ribuan pasukannya di Batubara dan Tanjung Balai. Penyerangan ini diberi sandi Ekspedisi Militer melawan Serdang dan Asahan. 30 September, pasukan Belanda sampai di Serdang dan langsung mengejar Sultan Basyaruddin yang bertahan di pedalaman, hingga akhirnya perlawanan tersebut dipatahkan pada 3 Oktober dan Sultan Basyaruddin ditawan Belanda. Belanda kemudian merampas tanah-tanah jajahan Serdang seperti Padang, Bedagai, Percut dan Denai. 20 Desember 1879, Sultan Basyaruddin mangkat di Istana Bogak, Rantau Panjang dan dimakamkan di dekat Stasiun Araskabu. Kesultanan Serdang diteruskan pada Tengku Sulaiman yang

(28)

16 saat itu masih dibawah umur, 13 tahun. Ia ditabalkan menjadi Paduka Sri Sultan Tuanku Sulaiman Syariful Alam Shah. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan pamannya Tengku Mustafa bergelar Raja Muda Sri Maharaja diangkat sebagai Wali Sultan. Penabalan ini dilaksanakan di Istana Tanjung Puteri, Bogak, Rantau Panjang. Pengangkatan ini tidak serta merta diakui oleh Residen Belanda. Mereka memberi 3 syarat jika Sultan Sulaiman ingin diakui yakni: Serdang tidak menuntut daerah-daerah yang telah dirampas Belanda, penetapan tapal batas antara Deli dan Serdang serta Sultan harus tunduk pada kekuasaan Belanda. Namun Sultan Sulaiman tidak perduli. Tahun 1882, memaksa agar sebagian wilayah Senembah diserahkan kepada Deli dengan imbalan Deli akan menyerahkan kembali Negeri Denai. Sultan Sulaiman baru diakui pada tahun 1887 walau ia tetap tidak setuju atas tapal batas dengan Deli yang ditentukan Belanda.

Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun istana Kota Galuh dan mesjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Kota ini menjadi tandingan kota Lubuk Pakam karena sultan kemudian membangun kedai, pasar dan pertokoan sehingga ramai. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui namun kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Bahkan ketika pulang bertemu dengan Kaisar Jepang Tenno Heika Meiji Mutshuhito, tapal batas dengan Bedagai telah diperkecil Belanda. Belanda juga

(29)

17 menghapus jabatan-jabatan penting kesultanan setelah yang menyandangnya meninggal dunia.

Di bawah pimpinan Sultan Sulaiman, kesultanan Serdang membangun 2.000 buah lahan persawahan lengkap dengan irigasinya. Kemduain di tahun 1903 didatangkan transmigran masyarakat Banjar untuk mengolahnya. Sultan jugam embuka pabrik belancan dan sabun di Pantai Labu serta membuka perkembunan tembakau di Kuala Bali. Bank dibangun Sultan di Bangun Purba sebagai penunjang roda perekonomian di Serdang. Di bidang pendidikan Sultan mendirikan sekolah Syairussulaiman di Perbaungan. Dalam buku Kronik Mahkota Kesultanan Serdang yang ditulis Tuanku Luckman Sinar Basarsyah. Sultan Sulaiman digambarkan orang yang anti Belanda. Misalnya Sultan Sulaiman adalah orang yang memperjuangkan agar rakyat yang tinggal di sekitar perkebunan tembakau konsesi dibenarkan mengerjakan lahan untuk tanaman padi saat areal perkebunan dibelukarkan. Untuk memastikannya ia membuat kodefikasi tentang Hak Adat Rakyat Penunggu di tahun 1922, hak ini membenarkan siapa saja yang memenuhi syarat untuk memperoleh hak jaluran. Sultan Sulaiman juga dikenal akrab dengan kesenian dan kebudayaan. Ia mendirikan teater “Indera Ratu” yang membawakan cerita-cerita Melayu, India dan Barat. Sekali setahun teater ini menggelar pertunjukan ke berbagai pelosok Serdang untuk menghibur rakyat secara gratis. Sultan juga menghidupkan teater tradisional “Makyong” dan wayang kulit jawa yang dihadiahkan oleh Sultan Hamengkubowono VIII. Biasanya kesenian ini digelar pada tiap hari raya di depan Istana Perbaungan.

Saat perang dunia kedua, Jepang yang masuk ke Serdang melalui Pantai Perupuk Tanjung Tiram, Batubara. Namun pasukan ini terkejut ketika masuk ke

(30)

18 istana menemukan gambar Tenno Heika Meiji tergantung di dinding istana. Sejak itu hubungan Sultan Sulaiman dengan tentara pendudukan Jepang terjalin baik. Bahkan Sultan diberikan mobil dengan plat no. 1. Jepang juga berjanji tidak akan mengambil pekerja paksa dari Serdang dengan syarat Serdang harus menyuplai beras ke markas-markas Jepang. Sultan Sulaiman juga segera mengibarkan bendera merah putih ketika mendengar proklamasi 17 Agustus 1945 melalui gubernur Sumatera Timur, TM Hassan, Sultan mengirimkan sebuah telegram kepada Presiden Soekarno yang menyatakan kesultanan Serdang serta seluruh daerah taklukannya mengakui kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan dengan segala kekuatan akan mendukungnya. Dalam masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk negara Republik Indonesia. Para pendukung NST membentuk permusyawaratan Rakyat se Sumatera Timur menentang kongres Rakyat Sumatera Timur yang dibentuk oleh Front Nasional.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur tidak bersedia. Akhirnya pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain UUDS Kesatuan yang berdasar dari UUD RIS diubah sehingga sesuai dengan UUD 1945. Atas dasar

(31)

19 itu kesultanan Serdang masuk dalam kabupaten Deli Serdang. Karena Sumatera Timur dibagi atas 5 afdeling, salah satu diantaranya adalah Deli dan Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen serta terbagi atas 4 (empat) onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh seorang kontrolir.

Hari Jadi Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah pada tanggal 7 Januari 2004. Hari jadi sebagaimana dimaksud diatas ini wajib diperingati dan dirayakan oleh seluruh instansi pemerintah dan swasta di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai setiap tahunnya.

Motto Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah “TANAH BERTUAH NEGERI BERADAT”. Motto Daerah sebagaimana dimaksud diatas mengandung arti tanah yang subur, dan masyarakatnya beradat serta berbudi pekerti yang luhur.

B. KEADAAN GEOGRAFIS KABUPATEN SERDANG BEDAGAI b.1. Geografi

b.1.1. Letak

Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada posisi 2057” Lintang Utara, 3016” Lintang Selatan, 98033” Bujur Timur, 990Bujur Barat.

b.1.2. Batas-batas

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu kabupaten yang berada di daerah provinsi Sumatera Utara dengan batas wilayah sebagai berikut :

(32)

20 - Utara : Selat Malaka

- Timur : Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun - Selatan : Kabupaten Simalungun

- Barat : Kabupaten Deli Serdang

b.1.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Serdang Bedagai berkisar 1.900,22 km2.

b.2. Pemerintahan

Yang terbagi atas 11 kecamatan dan masing-masing kecamatan terdiri dari 7 wilayah kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai.

Tabel I

Nama dan jarak ibukota kecamatan ke ibu kota kabupaten 2005

No. Kecamatan Sub Regency Ibukota Kecamatan Capital of District Jarak Distance (Km) 1 Koratih Koratih 32

2 Dolok Masihul Dolok Masihul 51

3 Sipispis Sipispis 28

4 Dolok Merawan Dolok Merawan 22 5 Tebing Tinggi Tebing Tinggi 15 6 Bandar Khalipah Bandar Khalipah 25 7 Tanjung Beringin Tanjung Beringin 7 8 Teluk Mengkudu Teluk Mengkudu 9

9 Sei Rampah Sei Rampah 0

10 Perbaungan Perbaungan 19

(33)

21

C. PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN MATA PENCAHARIAN

c. 1. Penduduk

Pada tahun 2003 jumlah Populasi Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan hasil laporan Kependuduk pada Bulan Juni berjumlah 432.385 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 48 per KM3 dan tingkat pertumbuhan mencapai 5,6% per

tahun.Pada tahun 2003 jumlah Populasi Kabupaten serdang Bedagai Bedagai

Sedangkan pada tahun 2004 menurut hasil P4B adalah 440.894 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 4,40% pertahun. Kepadatan penduduk perkilometer menunjukan bahwa kecamatan Perbaungan menempati urutan tertinggi yaitu 187 jiwa per kilometer persegi, sedang Kecamatan Tanjung Beringin menempati urutan terendah yaitu 30 jiwa per kilometer persegi.

Penduduk Serdang Bedagai bersifat Heterogenitas Etnis terdiri dari beberapa etnis diantarnya :

Tabel II

Heterogenitas Etnis Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai

No. Etnis Persentase

1 2 3 4 5 6 Suku Melayu Suku Jawa Cina/Tionghoa Suku Batak Suku Minang Lain-lain 53% 22% 12% 8% 1% 4%

(34)

22 Dari tabel di atas di jelaskan bahwa penduduk Kabupaten Serdang Bedagai mayoritas berasal dari suku melayu yang menempati urutan tertinggi berkisar 53%, suku Jawa 22% dan suku minang merupakan urutan yang terkecil berkisar 1%.

c. 2. Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai erat kaitannya

dengan potensi sumber daya alam yang tersedia, dapat dilihat dari gambaran peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi mencapai 3,98% bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002 yang berjumbelah 2,73%. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan pendapatan regional selama tahun 1996-2003 meningkat,berdasarkan harga riil Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)di tahun 2003 mencapai Rp. 1.404.913,95 dengan peningkatan rata-rata adalah 18,5% per tahun dan mencapai Rp. 2.771.353.51 di tahun 2003. Sedangkan Prodok Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan harga konstan pada tahun 2003 mencapai Rp. 1.350.082,07.

Secara rinci sektor-sektor perekonomian yang menunjang pertumbuhan ekonomi yang di maksud adalah :

a. Pertanian dan pengairan (Irigasi) b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri,Listrik dan Air Minum d. Perhubungan dan Parawisata e. Sektor Keuangan dan Harga

(35)

23 Dalam bidang ekonomi ini penulis hanya menggambarkan sector pertanian karena mayoritas penduduk Kabupaten Serdang Bedagai kurang lebih 75%hidup dalam sector pertanian sedangkan sisanya terdiri dari sector lainnya.

Sayur-sayuran dan padi merupakan tanaman bahan makanan yang dalam pengembangannya mendapat perhatian dari petani di daerah ini. Hal ini dapat terlihat dalam usaha petani di dalam mengembangkan ekstensifikasi dan intensifikasi untuk menuju peningkatan produktifitas sekaligus meningkatkan produksi. Wilayah ini Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki luas 1.990,22km dengan luas persawahan 47.248,49ha dan sawah yang tidak diusahakan 3.875,85ha, pemukiman 45.473,07ha, huma dan tegal 82.998,43ha, padang peternakan 3.767,51ha, rawa-rawa yang tidak ditanami17.909,74ha, tambak/kolam 33,49ha, hutam tanam masyarakat 287,61ha, hutan Negara 327.383,05 ha, perkebunan swasta 222.227,35 dan lainnya 134.728 ha.

c.3. Agama dan Kepercyaan

Penduduk Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar umumnya memeluk agama Islam lebih kurang 75% yang didominasi oleh suku melayu, jawa dan serta batak, agama Budha dan Hindu yang didominasi oleh suku Tionghoa (Cina),dan Agama Kristen yang didominasi oleh suku Batak dan Jawa serta Tionghoa

c.4. Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat didaerah Kabupaten Serdang Bedagai sebagian besar secara langsung masih memperlihatkan kehidupan sebagaimana lazimnya kehidupan masyarakat melayu. Msyarakat Serdang Bedagai sebagaimana masyarakat lainnya diseluruh tanah air juga memiliki kebudayaan tersendiri yang bersipat tradisional

(36)

24 serta juga memiliki cirri khas tersendiri bila dibandingkan dengan suku lain di Indonesia.

Salah satu kebiasaan masyarakat Serdang Bedagai yang masih terkemuka sampai saat sekarang, dapat di lihat dalam prosesi pernikahan. Dalam prosesi ini sangat jelas terlihat kebudayaannya salah satunya dalam menggunakan pakaianpengantin masih tergambar melayu pengantin tersebut menggunakan keris yang di selipkan pada pinggang dan juga ada istilah tepung tawar yang di lakukan oleh ninik mamak keluarga tersebut.

Kebiasan lain juga tak kalah yang ditonjolkan oleh suku Tionghoa yang berdomisili di Perbaungan pada tiap tahunnya suku Tionghoa tersebut akan melakukan Bakar Tongkang pada umumnya pelaksanaan tersebut juga sangat meriah dan bisa menghadirkan masyarakat Tionghoa dan didaerah-daerah untuk melihat prosesi tersebut.

c. 5. Penghasilan Utama

- Perkebunan dan Agroindustri

- Persawahan dan Tanaman Pangan Lainnya (Pertanian) - Perikanan /Nelayan (Fishery)

(37)

25

D. STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

d.1. Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan peraturan daerah kabupaten Serdang Bedagai Nomor 172/11 tahun 2005 tentang organisasi pajak dan retribusi daerah serta kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Serdang Bedagai bahwa Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai adalah unsur pelaksana pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai di bidang pendapatan daerah yang dimpimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah.

d.2. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai

Struktur organisasi akan menggambarkan secara jelas mengenai pembagia ndan pembatasan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan setiap bagian dan tujuan organisasi itu dengan cara yang paling efektif dan egisien. Sturuktur organisasi ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja. Berikut uraian struktur organisasi dan kemudian menyajikan dalam bentuk bagan.

(38)

26

Susunan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan, Kabupaten Serdang Bedagai

a. Kepala dinas b. Sekretaris

c. Kepala sub bagian umum dan kepegawaian d. Kepala sub bagian keuangan dan perlengkapan

e. Kepala sub bagian perencanaan program/akuntabilitas f. Kepala bagian pendapatan

g. Kepala seksi pendapatan asli daerah

h. Kepala seksi penetapan dan penadagihan PAD i. Kepala bidang anggaran

j. Kepala seksi perencanaan anggaran k. Kepala seksi pengadilan anggaran

l. Kepala bidang pembendaharaan dan kas daerah m. Kepala seksi perbendaharaan

n. Kepala seksi kas daerah

o. Kepala seksi akuntansi dan kekayaan p. Kepala seksi akuntansi daerah q. Kepala seksi kekayaan daerah

r. Kepala bidang bagi hasil pajak dan penerimaan dan lain-lain s. Kepala seksi bagi hasil pajak pusat dan penerimaan lain-lain t. Kepala seksi bagi pajak propinsi dan penerimaan lain-lain u. Kepala bidang pengendalian dan operasional

v. Kepala seksi pengawasan dan operasional w. Kepala seksi pengelolaan data.

(39)

27

KEPALA DINAS

(1) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas membantu Kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi :

a. Menyiapkan konsep kebijakan daerah dan pelaksanaan kewenangan daerah serta pelaksanaan tugas-tugas dinas dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

b. Merencanakan dan pelaksanaan pembangunan jangka menengah dan tahunan dibidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

c. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk pembangunan kapasitas Pendapatan Daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan;

d. Memberi perizinan tertentu dan pelaksanaan pelayanan umum;

e. Menyusun dan mempersiapkan konsep standar dan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini;

f. Membuat rincian tugas pokok dan fungsi jabatan dan stafnya masing-masing; g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleli Bupati sesuai dengan bidang

tugas dan fungsinya;

h. Memberi masukan yang perlu kepada Bupati sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

(40)

28 i. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, sesuai standar yang ditetapkan. (3) Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas :

a. Menerima petunjuk/arahan sesuai dispossisi atasan;

b. Mendisposisisikan surat kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar

pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang Pendapatan Daerah, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

e. Menyusun dan melaksanakan tugas di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah; f. Melaksanakan koordinasi tugas-tugas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset;

g. Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas-tugas pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

h. Melaksanakan koordinasi tugas dengan instansi terkait baik horizontal maupun vertikal;

i. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;

j. Melaksanakan pemungutan Pendapatan Daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

k. Menyusun laporan Keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

l. Mengesahkan DPA-SKPD/DPPA-SKPD; m. Melakukan pengendalian pelaksaan APBD;

(41)

29 n. Memberi petunjuk teknis pelaksanaan system penerimaan dan pengeluaran

kas;

o. Menetapkan SPD;

p. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama Pemerintah Daerah;

q. Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik daerah;

r. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

s. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

t. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

u. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dibantu oleh:

a. Sekretaris;

b. Kepala Bidang Pendapatan; c. Kepala Bidang Anggaran;

d. Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah; e. Kepala Bidang Akuntansi dan Kekayaan;

(42)

30 f. Kepala Bidang Bagi Hasil Pajak dan Penerimaan lain-lain;

g. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasional; h. Unit Pelaksana Teknis Dinas Dinas (UPTD); i. Kelompok jabatan fungsional.

SEKRETARIS

(2) Sekretaris mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Umum dan Kepegawaian, Keuangan dan Perlengkapan serta Perencanaan Program dan Akuntabilitas.

(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretaris mempunyai tugas;

a. Menyusun dan memyempurnakan standar penyelenggaraan urusan umum, pengelolaan keuangan dan pemberdayaan pegawai;

b. Merencanakan pengadaan kebutuhan internal maupun administrasif dinas, serta penyempurnaan peningkatan pengelolaan dan pengendalian atas pelaksanaan, sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

c. Merencanakan, mengelola dan meningkatkan pemberdayaan personil sesuai ketentuan dan standar yang ditetapkan;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

(43)

31 f. Melaporkan dan mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai dengan standar yang ditetapkan.

(4) Sekretaris mempunyai tugas ;

a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggara tugas-tugas bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif;

e. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum;

f. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; g. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan; h. Melaksanakan pengelolaan administrasi perlengkapan;

i. Melaksanakdn pengelolaan admnistrasi program / Akuntabilitas;

j. Melaksanakan pengawasan terhadap disiplin pegawai, budaya bersih, budaya kerja dan budaya tertib;

k. Mempersiapkan penyelenggaraan rapat dinas dan mempersiapkan surat tugas bagi pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas;

l. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas; m. Memelihara, merawat, menjaga dan mengawasi inventaris kantor;

n. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol, merencakan kegiatan dan membuat laporan pelaksanaan tugas;

(44)

32 o. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang

langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

p. Membuat laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

q. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

r. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan;

(5) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Sekretaris dibantu oleh :

a. Kepala sub bagian umum dan kepegawaian; b. Kepala sub bagian keuangan dan perlengkapan;

c. Kepala sub bagian perencanaan program/akuntabilitas.

KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Melaksanakan pengelolaan administrasi umum; e. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

f. Mengagendakan, menomori dan mendistribusikan surat masuk dan surat keluar; g. Memeriksa, meneliti dan mengarsipkan surat masuk dan surat keluar;

(45)

33 h. Mengkoordinir kebersihan lingkungan kantor dan keamanan kantor;

i. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengontrol dan merencakan kegiatan pelaksanaan tugas;

j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

k. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

l. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

m. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

KEPALA SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN

Kepala Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas : a. Menerirna petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

c. Memeriksa, mengecek, mengoreksi, mengawasi kegiatan pelaksanaan keuangan dan pengadaan barang/perlengkapan;

d. Membantu Sekretaris melaksanakan pengelolaan penyusunan administrasi keuangan dan perlengkapan;

e. Menyusun, memeriksa dan meneliti rencana anggaran belanja langsung dan tidak langsung;

(46)

34 f. Merencanakan usulan kebutuhan alat tulis kantor dan kebutuhan barang lainnya; g. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah

yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

h. Membuat laporan realisasi fisik dan keuangan pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

i. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

j. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Sekretaris.

KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM/AKUNTABILITAS

Kepala Sub Bagian Perencanaan Program / Akuntabilitas mempuyai tugas : a. Memberi petunjuk / arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisi surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan larcar dan tertib;

d. Penyusunan rencana program kerja untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang;

e. Memonitoring pelaksanaan program, potensi dan pengolahan data serta pembuatan laporan bulanan, triwulan dan tahunan;

f. Menyelenggarakan sosialisasi dan evaluasi pembinaan serta pemberdayaan pengendalian pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

g. Mengkoordinasikan dengan Kepala Bidang/Kasi terkait dalam perencanaan dan realisasi pelaksanaan kegiatan;

(47)

35 h. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah

yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

i. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

j. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penelian dalam pelaksanaan DP3;

k. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan atasan;

KEPALA BIDANG PENDAPATAN

(1) Kepala Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Plendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Pendapatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang Pendapatan mempunyai fungsi :

a. Merencanakan pengadaan kebutuhan bidang pendapatan untuk menunjang administrasi pemungutan/penagihan pajak dan retribusi yang dikelola bidang pendapatan;

b. Merencakan dan menyusun jadwal kegiatan/program 1 (satu) tahun anggaran dalam hal pendataan, pemuktahiran data dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah serta kecamatan sebagai pengelola pendapatan;

c. Merencanakan dan meningkatkan pemberdayaan personil dalam menunjang peningkatan penerimaan pendapatan;

(48)

36 d. Merencanakan dan membuat pencapaian target pendapatan 1 (satu) tahun

anggaran pajak daerah dan berkoordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD), kecamatan sebagai pengelola pendapatan;

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; f. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan .qset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;

g. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan.

(3) Kepala Bidang Pendapatan mempunyai :

a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Mengkoordinir penyampaian formulir pendaftaran WP/WR kepada WP/WR dan dicatat dalam daftar rekapitulasi formulir pendaftaran;

e. Mengkoordinir penerimaan dan pemeriksaan kelengkapan formulir pendaftaran WP/WR yang telah diisi WP/WR atau yang diberi kuasa dan membuat daftar induk WP/WR;

f. Mengkoordinir pelaksanaan pendataan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah;

(49)

37 h. Melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelolah Pendapatan Asli Daerah; i. Mengkoordinir pelaksanaan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai

dengan perkembangan dilapangan;

j. Mengkoordinir pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah;

k. Mengkoordinir pembuatan SPTPD pajak dan SPTRD retribusi daerah; l. Mengkoordinir pembuatan SKPD pajak dan SKRD Retribusi;

m. Mengkoordinir pelaksanaan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;

n. Mengkoordinir pembuatan laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;

o. Mengkoordinir pembuatan rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak tertagih;

p. Menyampaikan saran dan per+imbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

q. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

r. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

s. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan;

(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Pendapatan dibantu oleh :

a. Kepala seksi pendataan pendapatan asli Daerah (PAD);

(50)

38

KEPALA SEKSI PENDATAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

Kepala seksi pendataan pendapatan asli daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Mengkoordinir penyampaian formulir pendaftaran WP/WR kepada WP/WR dan dicatat dalam daftar rekapitulasi formulir pendaftaran;

e. Menerima dan memeriksa kelengkapan Formulir Pendaftaran WP/WR yang telah diisi oleh WP/NR atau yang diberi kuasa dan membuat Daftar Induk WP/WR; f. Melaksanakan pendapatan seluruh potensi Pendapatan Asli Daerah;

g. Menandatangani kartu data Pendapatan Asli Daerah;

h. Melaksanakan koordinasi kepada instansi pengelola Pendapatan Asli Daerah; i. Melaksanakan pemutahiran data Pendapatan Asli Daerah sesuai dengan

perkembangan di lapangan;

j. Melaksanakan intensifikasi/ekstensifikasi pajak dan retribusi;

k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

l. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi kepada atasan;

m. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan seba(lai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

(51)

39

KEPALA SEKSI PENETAPAN DAN PENAGIHAN PAD

Kepala Seksi Penetapan dan Penagihan PAD mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar melaksanakan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Membuat SPTPD pajak dan retribusi daerah;

e. Membuat rekapitulasi SPTPD pajak dan retribusi daerah;

f. Membuat Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD);

g. Membuat rekapitulasi SKPD dan SKRD;

h. Melaksanakan koordinasi dengan instansi pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; i. Membuat SSPD dan SSRD;

j. Membuat rekapitulasi SSPD dan SSRD;

k. Melaksanakan penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;

l. Membuat laporan rekapitulasi penagihan berdasarkan SSPD dan SSRD;

m. Membuat rekapitulasi tunggakan berdasarkan SSPD dan SSRD yang tidak tertagih;

n. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

o. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

(52)

40 p. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam

pembuatan DP-3;

q. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

KEPALA BIDANG ANGGARAN

(1) Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam Bidang Anggaran.

(2) Untuk melaksakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala Bidang mempunyai fungsi :

a. Mengumpul, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis dalam pengembangan dan peningkatan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan anggaran keuangan diluar Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai;

b. Menyelenggarakan kegiatan pelaksanaan teknis administratif;

c. Pengumpulan bahan penyusunan rencana penyusunan APBD dan P. APBD serta menyiapkan dan menyusun Nota Keuangan yang akan disampaikan kepada DPRD berdasarkan prosedur dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; e. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

(53)

41 f. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan.

(3) Kepala Bidang anggaran mempunyai tugas :

a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

e. Melakukan pengendalian pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

f. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan dan fungsinya kepada atasan;

h. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

i. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasa.

(4) Untuk melaksakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Anggaran dibantu oleh :

a. Kepala seksi perencanaan anggaran; b. Kepala seksi pengendalian anggaran;

(54)

42

KEPALA SEKSI PERENCANAAN ANGGARAN

Kepala Seksi Perencanaan Anggaran mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka penyusunan Rangcangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

e. Meneliti Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD);

f. Menyiapkan anggaran kas dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah; g. Menyiapkan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang

perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

h. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

i. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

(55)

43

KEPALA SEKSI PENGENDALIAN ANGGARAN

Kepala seksi Pengendalian Anggaran mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Mempersiap dan menerbitkan Surat Penyediaan Dana (SPD) berdasarkan anggaran kas Satuan Kerja Perangkat Daerah;

e. Membuat register penerbitan Surat Penyediaan Dana;

f. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

g. Membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

h. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

i. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

KEPALA BIDANG PEMBENDAHARAAN DAN KAS DAERAH

(1) Kepala Bidang Pemberdayaan dan Kas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah.

(56)

44 (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Kepala

Bidang Perbendaharaan dan Kas daerah mempunyai fungsi :

a. Mengumpulkan, mengolah dan menyajikan bahan untuk penyusunan pedoman teknis dalam pengembangan pembinaan kegiatan perbendaharaan dan kas daerah;

b. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan teknis administratif keuangan dan membina perbendaharaan dan kas daerah;

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; d. Memberi masukan yang perlu kepada Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset sesuai dengan bidang tugas fungsinya;

e. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsinya Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset, sesuai standar yang ditetapkan.

(3) Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Melaksanakan administrasi penatausahaan pengelolaan keuangan daerah; e. Melakukan pembinaan perbendaharaan dan pungolalaan ketatausahaan

administrasi keuangan daerah;

f. Melakukan pengujian terhadap dokumen Surat Perintah Membayar Uang (SPM-UP), Surat Perintah Membayar Ganti Uang (SPM-GU), Surat Perintah

(57)

45 Membayar Tambahan Uang (SPM-TU) dan Surat Membayar Langsung (SPM-LS) yang diajukan Satuan Kerja Perangkat Daerah;

g. Menerbitkan dan menetapkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

h. Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk; i. Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

j. Menyimpan uang daerah dan melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola investasi daerah;

k. Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat penggunaanggaran atas beban rekening kas umum daerah;

l. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

m. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

n. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

o. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh atasan.

(4) Untuk melaksanakan fungsi dan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) pasal ini, Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas Daerah dibantu oleh : a. Kepala seksi perbendaharaan;

(58)

46

KEPALA SEKSI PERBENDAHARAAN

Kepala Seksi Perbendaharaan mempunyai tugas : a. Menerima petunjuk/arahan sesuai disposisi atasan;

b. Mendisposisikan surat kepada bawahan sesuai bidang tugasnya;

c. Memberi petunjuk, membagi tugas dan membimbing bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan tertib;

d. Melaksanakan pengujian atas seluruh penagihan yang diajukan Suatu Kerja Perangkat Daerah;

e. Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

f. Menerbitkan Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah Pencaian Dana;

g. Melaksanakan pencatatan pada Register Surat Perintah Pencairan Dana dan Register Surat Penolakan Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana;

h. Menyiapkan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan gaji pegawai;

i. Membuat dan mencetak daftar gaji pegawai dan menerbitkan SKPP; j. Menyiapkan Laporan Realisasi Gaji Pegawai setiap bulan;

k. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan tentang langkah-langkah yang perlu diambil dengan ketentuan yang berlaku;

l. Membuat laporan dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsinya kepada atasan;

m. Menilai hasil pelaksanaan tugas bawahan sebagai bahan penilaian dalam pembuatan DP-3;

Gambar

Tabel II
Tabel III
Tabel IV

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berdasarkan uraian butir 1.5.2 di atas, Terlapor III menyatakan lampiran-lampiran di RKS merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan dokumen dalam RKS,

927 Hasil dari penelitian dan pembahasan di atas mengenai pengaruh kompetensi dan disiplin kerja terhadap kinerja telah di paparkan, maka dengan ini dapat

Berdasarkan hasil pengujian ini, maka hipotesis ketiga yang menyatakan kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perawatditerima atauterbukti.Hal

15 Cara lain untuk memasukan PDF adalah dengan menggunakan perintah \putpdf dengan satu argumen yang berisi nama berkas pdf. Berbeda dengan perintah se- belumnya, PDF yang

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA BARAT BODETABEK Serba Serbi RUPA-RUPA Rumah Dijual Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA TIMUR

Dengan menggunakan aplikasi REALBASIC, yang juga merupakan perangkat lunak cross platform berbahasa basic dan didukung oleh MySQL sebagai media penyimpanan data, yang

Industri kaos di Kawasan Suci ini tumbuh ketika krisis ekonomi tengah melanda negeri ini tahun 1998. Orang-orang yang kehilangan pekerjaan saat itu bertahan

Simpulan sistem informasi kepegawaian telah mencakup seluruh aspek yang diperlukan oleh perusahaan yaitu modul absensi, modul penggajian, modul dashboard, modul