• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGERTIAN, LINGKUP & KEBIJAKAN PERENCANAAN WILAYAH PERBATASAN (MKP 3) aris SUBAGIYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGERTIAN, LINGKUP & KEBIJAKAN PERENCANAAN WILAYAH PERBATASAN (MKP 3) aris SUBAGIYO"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGERTIAN, LINGKUP

& KEBIJAKAN PERENCANAAN

WILAYAH PERBATASAN

(MKP 3)

(2)

PENGERTIAN

• Tipologi wilayah (Rustiadi, 2007):

– Wilayah homogen, faktor-faktor dominan wilayah homogen. – Wilayah sistem/fungsional, adanya saling ketergantungan antar

wilayah yang satu dengan yang lain, misalnya ketergantungan ekonomi.

– Wilayah perencanaan, wilayah yg ditetapkan secara spasial utk perencanaan pembangunan yang melibatkan aspek SDA, SDM.

• Wilayah perbatasan merupakan wilayah perencanaan, ada institusi yang menaungi langsung (BNPP) dengan kebijakan-kebijakan dan memandang wilayah

(3)

PENGERTIAN

• Nurdjaman & Rahardjo (2005) :

– Perbatasan negara adalah wilayah hukum NKRI yg berbatasan dengan negara lain & batas-batas wilayahnya ditentukan

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

• Bappenas (2005) :

– Wilayah perbatasan adl wilayah geografis yg berhadapan dgn negara tetangga, dgn penduduk yg bermukim di wilayah

tersebut disatukan melalui hubungan SOSEK, dan SOSBUD dgn cakupan wilayah administratif tertentu setelah ada kesepakatan antar negara yg berbatasan.

• Perbatasan suatu negara berperan penting dlm penentuan batas wil kedaulatan, pemanfaatan SDA, menjaga

HANKAM (proses historis, politik, hukum nasional dan internasional. konstitusi suatu negara sering dicantumkan pula penentuan batas wilayah)

(4)
(5)

WILAYAH

PERBATASAN NKRI

• Perbatasan Kontinen :

– Malaysia, Papua New Guniea (PNG), Republik Demokratik Timor Leste (RDTL)

• Perbatasan Maritim:

– Ada 10 negara yaitu India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Australia, RDTL dan PNG.

• Pengelolaan perbatasan negara merupakan kegiatan :

– Pelayanan

– Pemberdayaan – Pembangunan

(6)

MENGAPA KAW.

PERBATASAN DIRENC?

• Pembangunan wilayah perbatasan diperlukan

untuk meningkatkan keamanan disekitar

kawasan perbatasan (antar negara).

• Pembangunan wilayah perbatasan diperlukan

untuk meningkatkan kerjasama ekonomi, akan

tercipta lapangan kerja dan pertumbuhan

ekonomi di sekitar wilayah perbatasan.

• Pembangunan wilayah perbatasan diperlukan

untuk pengelolaan potensi sumberdaya alam di

wilayah perbatasan.

(7)

NILAI STRATEGIS WIL.

PERBATASAN

• Mempunyai dampak penting bagi kedaulatan negara.

• Merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masy sekitarnya.

• Mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah

lainnya yang berbatasan dengan wilayah maupun antar negara.

• Mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik skala regional maupun

nasional.

(8)

KONDISI UMUM WIL.

PERBATASAN (1)

• Aspek Ideologi.

– Kurangnya akses pemerintah baik pusat maupun daerah ke kawasan perbatasan dapat menyebabkan masuknya

pemahaman ideologi lain seperti paham komunis dan liberal kapitalis, yang mengancam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara dari rakyat Indonesia.

• Aspek Politik.

– Kehidupan sosial ekonomi di daerah perbatasan umumnya dipengaruhi oleh kegiatan di negara tetangga

• Aspek Pertahanan dan Keamanan.

– Daerah perbatasan merup. wilayah pembinaan yg luas dengan pola penyebaran penduduk yg tidak merata, shg menyebabkan rentang kendali pemerintah, pengawasan dan pembinaan

teritorial sulit dilaksanakan dengan mantap dan efisien. Sumber : Balitbang DEPHAN

(9)

KONDISI UMUM WIL.

PERBATASAN (2)

• Aspek Ekonomi.

– Daerah perbatasan merupakan daerah tertinggal (terbelakang) disebabkan antara lain :

• Lokasinya yang relatif terisolir (terpencil) & akses sulit. • Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat. • Rendahnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masy. daerah

perbatasan (jumlah penduduk miskin dan desa tertinggal).

• Langkanya informasi tentang pemerintah dan pembangunan masy. di daerah perbatasan (blank spot).

• Aspek Sosial Budaya.

– Akibat globalisasi dan perkembangan IPTEK yang begitu pesat, teknologi informasi dan komunikasi terutama internet, dpt mempercepat masuk dan berkembangnya budaya asing dlm kehidupan masyarakat Indonesia.

(10)

ISU PENGEMBANGAN

WIL. PERBATASAN (1)

• Kaburnya garis perbatasan wilayah negara akibat rusaknya patok-patok di perbatasan KALBAR &

KALTARA menyebabkan sekitar 200 Ha hutan NKRI berpindah masuk menjadi wilayah Malaysia.

• Pengelolaan SDA blm terkoordinasi antar pelaku sehingga memungkinkan eksploitasi sumber daya alam yg kurang baik untuk pengembangan daerah dan masyarakat.

– Misalnya, kasus illegal lodging yang juga terkait dengan kerusakan patok-patok batas yang dilakukan untuk

meraih keuntungan dlm penjualan kayu kayu ilegal dari KALBAR masuk ke Malaysia

(11)

ISU PENGEMBANGAN

WIL. PERBATASAN (2)

• Kepastian hukum bagi suatu instansi dalam

operasionalisasi pembangunan di perbatasan sangat

diperlukan agar peran & fungsi instansi dpt lebih efektif. • Pengelolaan kaw lindung lintas negara belum

terintegrasi dlm program kerja sama bilateral antara

kedua negara, misalnya keberadaan Taman Nasional Kayan Mentarang yang terletak di Kab Malinau & Nunukan di KALTARA, sepanjang perbatasan dengan Sabah Malaysia, seluas 1,35 juta Ha.

• Kaw perbatasan mempunyai posisi strategis yang

berdampak thd hankam dan politis mengingat

fungsinya sebagai outlet terdepan Indonesia, tjd byk pelintas batas dari & ke Indonesia maupun Malaysia.

(12)

ISU PENGEMBANGAN

WIL. PERBATASAN (3)

• Kemiskinan akibat keterisolasian kawasan  masyarakat setempat menjadi pelintas batas ke Malaysia untuk memperbaiki perekonomian masy. • Kesenjangan sarana dan prasarana wilayah antar

kedua wilayah negara pemicu orientasi

perekonomian masy, seperti di Kalimantan, akses

keluar (ke Malaysia) lebih mudah dibandingkan ke ibukota kec/kab di Kalimantan.

• Adanya masalah atau gangguan hubungan bilateral

antar negara yg berbatasan akibat adanya

peristiwa-peristiwa baik yg terkait dgn aspek ke-amanan & politis, maupun pelanggaran & eksploitasi SDA yg lintas batas negara, baik SDA darat maupun laut.

(13)

PERMASALAHAN WIL.

DLM LINGKUP NAS. (1)

• Kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada pembangunan daerah perbatasan.

• Belum optimalnya payung hukum dan lembaga yang menangani khusus wilayah perbatasan.

• Penyelundupan tenaga kerja Indonesia.

• Masih kurangnya personel, anggaran, prasarana

dan sarana, serta kesejahteraan anggota TNI/POLRI.

• Terjadinya perdagangan lintas batas illegal. • Kurangnya akses dan media komunikasi dan

informasi dalam negeri.

(14)

PERMASALAHAN WIL.

DLM LINGKUP NAS. (2)

• Terjadinya proses pemudaran (degradasi)

wawasan kebangsaan.

• Illegal loging dan Illegal fishing oleh negara

tetangga.

• Belum optimalnya koordinasi lintas

sektoral dan lintas wilayah dalam

penanganan wilayah perbatasan

.

(15)

SKALA PRIORITAS

DLM PENANGANAN (1)

• Pembangunan dilakukan secara komprehensif

dengan menggunakan pendekatan keamanan

(security approach) dan pendekatan

kesejahteraan (welfare approach).

• Pembangunan/peningkatan lapangan

pesawat terbang perintis di daerah-daerah

perbatasan.

• Pembangunan infrastruktur jalan untuk

membuka keterisolasian masyarakat di

perbatasan.

(16)

SKALA PRIORITAS

DLM PENANGANAN (2)

• Subsidi ongkos angkut orang dan barang ke

perbatasan.

• Pembangunan prasarana dan sarana pelayanan

dasar bagi masyarakat perbatasan (pendidikan,

kesehatan, air bersih, pemukiman, kelistrikan, dan telekomunikasi).

• Pemberdayaan masyarakat perbatasan melalui

pendekatan Ekonomi Kerakyatan/PNPM

Mandiri/Pertanian, perkebunan, dan hasil produk unggulan desa.

(17)

KONSEPSI PENGEMB.

WILAYAH PERBATASAN

• Politik Pemerintahan Indonesia untuk melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dalam wadah NKRI.

• Pelaksanaan otonomi daerah yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama masyarakat di daerah-daerah.

• Politik luar negeri yang bebas-aktif dalam rangka

mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

(18)

TUGAS

Susun artikel dilatarbelakangi tantangan yg

muncul dalam menjalankan dan dampak yang

dirasakan dari isu-isu strategis aktual dengan

tema diantaranya yaitu “Keutuhan Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)” :

1. Pengamanan Pulau-Pulau Terluar;

2. Pengamanan Wilayah Perbatasan Darat dan

Laut.

3. Pengamanan Kedaulatan Wilayah Natuna

(Laut China Selatan).

(19)

TUGAS

Karya yang dikirimkan harus orisinil, bukan hasil

plagiarisme & tdk pernah dipublikasikan sebelumnya.

Judul karya tulis bebas selama mengacu pd tema tugas.

Naskah terdiri dari 1,300 – 1,500 kata (tidak termasuk

tabel dan lampiran).

Diketik di kertas A4, font Tahoma ukuran 11, spasi 1,5 dgn

margin ki 4 cm, ka 3 cm, at 3 cm dan ba 3 cm.

• Karya tulis dikirimkan dalam bentuk softcopy ke alamat e-mail : arissubagiyo@ub.ac.id

Paling lambat 1 Oktober 2016, pukul 20.00 WIB.

ARTIKEL TERBAIK AKAN MENDAPATKAN HADIAH.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memiliki pelanggan-pelanggan yang setia berarti usaha memiliki mitra bisnis yang sangat potensial untuk keberlangsungan jalannya bisnis perusahaan atau organisasi bisnis

yang berada dibawah naungan Provinsi Jawa Barat, maka moto Dinas Pendidikan.. Provinsi Jawa Barat sama seperti halnya moto Jawa Barat yaitu, Gemah

Sebagai contoh jika kita ingin mengukur rangkaian yang memiliki tegangan atau arus yang kecil dan kita menggunakan skala batas ukur yang besar maka kita akan

Tanaman jambu mete menghasilkan komoditas ekspor yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan relatif stabil dibanding komoditas ekspor Indonesia lainnya. Selain

Percikan api (Spark) tersebut masuk melalui tingkap sisi (side scuttle) yang terbuka pada sisi kanan lambung kapal antara gading-gading nomor 62-63 dan mengenai

Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah pertambahan bobot badan harian (g), konsumsi dan konversi wafer pakan untuk ternak domba ekor gemuk.Hasil penelitian menunjukkan

1) Data Primer, yakni data yang di peroleh dari sumber asli. Sumber asli yang dimaksud adalah buku-buku yang di tulis langsung oleh Ashgar Ali Engineer. Seperti buku

Skor perilaku prososial yang dihasilkan tidak jauh berbeda di dua kelompok eksperimen, hal ini dapat mengacu pada stereotip yang diberikan pada perempuan dan laki-laki,