• Tidak ada hasil yang ditemukan

Surat Kabar Harian YOGYA POS, terbit di Yogyakarta Edisi 12 Oktober KEPENDUDUKAN DAN KEPENDIDIKAN ISLAM Oleh : Ki Supriyoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Surat Kabar Harian YOGYA POS, terbit di Yogyakarta Edisi 12 Oktober KEPENDUDUKAN DAN KEPENDIDIKAN ISLAM Oleh : Ki Supriyoko"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENDUDUKAN DAN KEPENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Ki Supriyoko

Mencermati dengan seksama terhadap gambaran besar tentang kependudukan dan kependidikan masyarakat Islam di dunia sekarang ini tersurat dan tersirat adanya berbagai indikator keterbelakangan di dalamnya; suatu hal yang menuntut perhatian masyarakat dunia, khususnya dari masyarakat Islam itu sendiri tentunya.

Berbagai indikator keterbelakangan masih melekat rapat dalam gambaran besar tersebut; antara lain adalah mayoritas penduduk dalam usia tidak produktif, tingginya jumlah penduduk yang buta huruf, tingginya tingkat kematian bayi, juga tingginya tingkat kematian ibu, dan sebagainya. Ini semua memberikan ilustrasi tentang masih adanya keterbelakangan pada masyarakat Islam dunia di dalam menyongsong era industrialisasi; meskipun dari kasus per kasus ada pula beberapa negara Islam yang sudah layak dikatakan sebagai relatif "maju".

Bangladesh misalnya. Negara yang berpenduduk sekitar 118 juta jiwa dengan 86% di antaranya yang beragama Islam merupakan salah satu contoh "negara Islam" yang relatif tertinggal. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah serta berbagai indikasi tingkat kesehatan masyarakat yang belum optimal merupakan fenomena yang mudah ditangkap.

Secara umum masih banyak negara-negara Islam yang mempunyai kesamaan fenomena dengan berbagai indikator keterbelakangan sebagaimana yang terjadi di Bangladesh tersebut; sebut saja misalnya Pakistan, Maroko, Somalia, Yaman dan sebagainya.

Indonesia lain lagi. Negara yang berpenduduk sekitar 185 juta jiwa dengan sekitar 92% di antaranya beragama Islam ini termasuk negara yang bermasa depan cerah. Meskipun "negara Islam" (awas dengan tanda petik; dimaksudkan sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam) ini belum dapat dikatakan sebagai negara maju akan tetapi arah untuk itu semakin jelas. Pelayanan pendidikan yang makin membaik meski masih jauh dari optimal, tingkat kesehatan yang makin meningkat, laju pertumbuhan penduduk yang terkendalikan, dsb merupakan indikasi yang memberikan harapan masa depan.

(2)

Jumlah penduduk dunia sekarang ini adalah sekitar 5,35 bilyun, dan 1,35 bilyun di antaranya memeluk agama Islam. Itu berarti bahwa sekitar seperlima, atau 20%, dari penduduk dunia merupakan masyarakat Islam; sebuah potensi yang benar-benar menggiurkan kalau dipandang dari sisi kuantitas.

Menurut data statistik yang ada maka sekitar 70% dari masyarakat Islam bertempat tinggal di Asia, dan lebih dari 25% tinggal di Afrika, sementara itu selebihnya lagi tersebar di seluruh penjuru dunia. Sekitar 900 juta masyarakat Islam, atau duapertiga dari keseluruhan masyarakat Islam di dunia, hidup di 50-an "negara Islam"; sementara itu yang selebihnya menjadi kaum minoritas di negaranya masing-masing.

Yang kiranya perlu dicatat ialah sekitar separuh, atau 50%, dari keseluruhan masyarakat Islam ternyata bertempat tinggal di tujuh negara saja. Dengan bahasa lain sebanyak tujuh negara mampu menampung sekitar separoh masyarakat Islam di dunia ini. Negara-negara yang dimaksud masing-masing adalah Indonesia, Pakistan, Bangladesh, Nigeria, Turki, Iran dan Mesir.

Menurut data tahun 1988 yang dikomunikasikan oleh United Nations (dalam

"World Population Prospects 1988", 1989) maka Indonesia merupakan negara

nomer wahid dalam hal jumlah penduduk yang beragama Islam; mencapai 168,5 juta orang. Urutan selanjutnya ialah Pakistan 113,9 juta, Bangladesh 101,2 juta, Nige-ria 70,3 juta, Turki 55,5 juta, Iran 55,4 juta dan Mesir 50,2 juta orang. Tabel tentang jumlah penduduk (Islam) pada tujuh negara ini akan disampaikan secara terinci.

Periksa Tabel!.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan negara yang paling atas dalam hal jumlah penduduk yang beragama Islam; dan sampai pertengahan abad ke-21 nanti barangkali posisi ini tidak bakal tergoyahkan. Perlu dicatat bahwa Indonesia merupakan anggota kelompok "the big five" dalam hal jumlah penduduk; dan di negara ini Islam merupakan kelompok mayoritas.

Apabila kita jeli mengamati maka penyebaran Islam yang cukup unik akan ditemui pada lima negara yang terbanyak jumlah penduduknya; masing-masing adalah di China, India, Rusia, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Di China sekitar 6% dari jumlah penduduknya beragama Islam; jadi kalau penduduk China saat ini mencapai 1,13 bilyun maka sekitar 68 juta di antaranya beragama Islam. Keunikannya adalah sbb: meskipun Islam di negara ini menjadi kelompok minoritas, akan tetapi jumlah definitifnya ternyata sangat tinggi, bahkan lebih tinggi daripada jumlah masyarakat Islam di banyak "negara Islam" sendiri seperti Turki, Iran, Mesir, dan sebagainya.

Keadaan yang serupa ternyata terjadi pula di dua negara terbanyak penduduknya yang lain; yaitu di negara India dan Rusia. Di dua negara ini Islam juga merupakan kelompok minoritas, akan tetapi dilihat dari jumlahnya ralatif sangat tinggi.

(3)

Jumlah masyarakat Islam di negara India dan Rusia masing-masing adalah sekitar 104 juta dan 55 juta orang. Di Rusia ada yang lebih unik lagi mengenai penyebaran masyarakat Islam ini; meskipun secara keseluruhan Islam di Rusia menjadi kelompok minoritas, 19% dari jumlah penduduk, akan tetapi di beberapa negara (bagian)-nya maka Islam justru menjadi kelompok mayoritas. Misalnya saja di Tadzhikistan jumlah masyarakat Islam mencapai 98% dari jumlah penduduk, di Turkmanstan 90%, di Uzbekistan 88%, di Azerbayan 78%, dan sebagainya.

Di AS lain lagi. Di negara maju ini Islam menjadi kelompok minoritas, serta jumlah definitifnya pun memang relatif kecil, yaitu sekitar 5 juta orang.

Bagaimana di Indonesia? Ternyata keunikannya pun ada pula! Islam di Indonesia menjadi kelompok mayoritas, yaitu sekitar 92% dari keseluruhan jumlah penduduk. Dari jumlah definitifnya pun ternyata cukup tinggi pula, yaitu mencapai sekitar 165 juta orang. Bukan main!

Masalah Pendidikan

Masyarakat Islam masa kini barangkali dapat disebut sebagai "masyarakat muda", karena lebih dari 50% di antaranya merupakan penduduk berusia muda, tepatnya berusia 20 tahun ke bawah. Beberapa sumber bahkan menyebut bahwa sekitar 43% dari keselu-ruhan masyarakat Islam di dunia ini masih berusia 15 tahun ke bawah; usia yang belum produktif tentunya.

Gambaran besar tentang skema kependidikan di kalangan masyarakat Islam rasanya masih cukup mencemaskan karena mayoritas masyarakatnya masih berpendidikan rendah. Beberapa sumber bahkan mengatakan bahwa lebih dari separoh masyarakat Islam masih buta huruf, dan kebanyakan yang buta huruf ini adalah kaum wanita.

Keadaan tersebut tentu saja sangat memprihatinkan kita semua. Beberapa penelitian telah membuktikan adanya korelasi positif antara tingkat kesehatan dengan tingkat pendidikan penduduk; artinya makin baik tingkat kesehatan maka makin tinggilah tingkat pendidikannya, demikian pula yang sebaliknya. Hal ini pun kiranya juga berlaku pada masyarakat Islam; terbukti rendahnya tingkat pendidikan ternyata dibarengi pula dengan rendahnya tingkat kesehatan.

Tingkat kematian bayi di negara-negara Islam masih sangat tinggi, konon mencapai 10%. Demikian juga halnya dengan angka kematian Ibu. Inilah indikator tentang rendahnya tingkat kesehat-an pada masyarakat Islam pada umumnya. Kitapun dapat berdebat apakah rendahnya tingkat kesehatan yang menjadikan rendahnya tingkat pendidikan, ataukah rendahnya tingkat pendidikan yang menjadikan rendahnya tingkat kesehatan. Bukan tidak mungkin hubungannya bersifat

"resiprokal"; yaitu di antara dua variabel saling pengaruh-mempengaruhi.

Di Indonesia sendiri sebagai negara dengan jumlah masyarakat Islam yang terdepan masalah pendidikan belum dapat dikatakan sangat maju, meski relatif lebih

(4)

baik daripada "negara Islam" pada umumnya. Jumlah penduduk yang belum dan tidak pernah sekolah serta berpendidikan rendah relatif masih tinggi.

Kerja Sama Pendidikan

Dari ilustrasi kependudukan dan kependidikan tersebut di atas terlihat bahwa Islam sebenarnya merupakan kelompok potensial di dunia ini; dengan demikian adanya berbagai indikator keterbelakangan yang melanda masyarakat Islam kiranya bukan saja telah menyita perhatian masyarakat Islam itu sendiri, tetapi kiranya juga menyita perhatian semua orang di dunia ini.

Dari kacamata pendidikan maka prospek masa depan Islam akan tergantung pada generasi mudanya; khususnya generasi 15 tahun ke bawah yang jumlahnya sekitar 43% dari jumlah penduduk Islam dunia, atau bila didefinitifkan mencapai sekitar 580 juta generasi 15 tahun ke bawah. Apabila kita sekarang dapat menciptakan sistem untuk memintarkan mereka maka cerahlah masa depan Islam dan masa depan dunia.

Untuk merealisasikan terciptanya sistem tersebut kiranya perlu kerja sama pendidikan yang lebih konkrit di antara negara-negara yang memiliki penduduk beragama Islam; misalnya dengan membentuk organisasi pendidikan antar negara Islam.

Organisasi tersebut secara makro bertugas membuat sistem yang dapat dioperasionalisasikan secara konkrit sampai pada tingkat operasional untuk mengatasi berbagai keterbelakangan pendidikan pada generasi muda yang jumlahnya sekarang hampir mencapai 600 juta anak tersebut. Organisasi ini dapat memberikan urunan dalam bentuk sistem global yang pengaplikasiannya diselaraskan dengan kultur masing-masing negara.

Lebih bermanfaat lagi kalau organisasi yang dapat terbentuk tersebut dapat dijadikan semacam sentra informasi yang setiap saat dapat membantu memberikan berbagai informasi terbaru bagi negara-negara anggotanya.

Gagasan ini tidak dimaksudkan untuk membentuk organisasi yang "eksklusif", atau yang tertutup bagi dunia di luarnya; akan tetapi organisasi yang dapat mengembang kan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pihak-pihak non-Islam. Meskipun orientasi pokoknya adalah pendidikan bagi generasi muda Islam akan tetapi tidak dapat dilupakan bahwa masalah pendidikan itu sifatnya universal, menyangkut kepentingan banyak orang.

Hanya dengan pendidikan lah maka keterbelakangan itu dapat dihapuskan; dan melalui pendidikan maka suatu bangsa dapat ditinggikan harkat dan martabatnya. Tentu saja ini tidak berarti bahwa masyarakat Islam seluruhnya masih terbelakang serta rendah harkat dan martabatnya; akan tetapi upaya-upaya untuk menghapus keterbelakangan dan meninggikan harkat dan martabat kiranya masih harus dilaksanakan.

(5)

Apabila masyarakat Negara-negara Selatan berhasil membentuk "The South

Commission" di bawah komando mantan Presiden Tanzania, Jullius K. Nyerere; dan

negara-negara pasifik berhasil membentuk Pan Pasific Association of Private

Education, PAPE, dibawah supervisor Dr. Katsuaki Hiroashi dari Jepang; apakah

negara-negara Islam tidak mampu membentuk organisasi serupa yang lebih fungsional?

Itulah sebuah tantangan !!!*****

________________________________________________________

BIODATA SINGKAT;

nama: DR. Drs. Ki Supriyoko, SDU, M.Pd.

pek.: Ketua Litbang Pendidikan Majelis Luhur Tamansiswa dan Ketua Pusat Kerja Sama Ilmiah (PKSI) Kopertis Wilayah V Yogyakarta; mengajar pada Program Pasca Sarjana Kependudukan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta

prof: Pengamat dan peneliti masalah-masalah pendidikan TABEL MENGENAI TUJUH NEGARA YANG MENAMPUNG SEKITAR SEPARUH MASYARAKAT ISLAM DUNIA

__________________________________________________ Jumlah Beragama Islam No Negara Penduduk --- (Ribuan) Persen Ribuan __________________________________________________ 01 Indonesia 183.055 92 168.410 02 Pakistan 117.446 97 113.922 03 Bangladesh 117.707 86 101.228 04 Nigeria 113.343 62 70.273 05 T u r k i 56.022 99 55.462 06 I r a n 56.585 98 55.453 07 M e s i r 54.584 92 50.217 __________________________________________________ -- JUMLAH 698.742 88 614.965 __________________________________________________ NB: Dimuat di SKH "Yogya Post" edisi 12/10/90,

Referensi

Dokumen terkait

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan berbagai macam usaha yang tidak

Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai hal ini hanya mampu menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang belajar bahasa kedua ketika telah dewasa tidak mampu merubah aksen

Judul Skripsi : Pemanfaatan Teknologi Komunikasi oleh Mahasiswa (Studi Deskriptif Kuantitatif Pemanfaatan Line Today di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive Royalti- Free Right) atas karya

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada

Putusan MK memiliki nilai maslahah bila dianalisa menggunakan konsep maslahah dalam pemikiran hukum Islam, mengingat putusan MK itu sejalan dengan prinsip maslahah

H1 : Independensi auditor, komisaris independen, komite audit, manajemen laba dan reputasi auditor secara simultan berpengaruh signifikan terhadap integritas

Siswantoro dkk (2012) melakukan penelitian analisa emisi gas buang kendaraan bermotor 4 tak berbahan bakar campuran premium dengan variasi penambahan zat