• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat terutama teknologi informasi.internet merupakan teknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat terutama teknologi informasi.internet merupakan teknologi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era kini ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat di dunia

termasuk Indonesia, yang berdampak di bidang kehidupan ekonomi, telekomunikasi,

pendidikan dan lain-lain. Perkembangan tersebut membuat teknologi begitu penting

bagi masyarakat terutama teknologi informasi.Internet merupakan teknologi

informasi yang memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan dan sangat

lengkap bila dibandingkan mencari informasi di buku perpustakaan.Internet secara

tidak langsung memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan

pandangan dunia.

Internet telah menjadi alat komunikasi yang semakin luas digunakan oleh

masyarakat, dimana semua orang dapat menggunakan internet secara umum dan

hampir semua orang dapat mengaplikasikannya.Internet bermanfaat untuk

mentransmit video, audio, grafis, teks, animasi dan data.“Internet memiliki beberapa

karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness), tidak

mengenal batas (borderless-ness), real time, berbiaya rendah (low cost), dan

mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction)” (Ashbaugh et al.,

1999).Keunggulan itulah yang dapat diterima dan menarik banyak masyarakat pada

(2)

Keunggulan internet dari media lain menyebabkan pertumbuhan jumlah

pengguna internet meningkat tajam terkhusus di Indonesia. Terbukti menurut Internet

World Stats (2014) mencatat bahwa jumlah pemakaian internet di Asia pada tahun 2012 mencapai 44.8% dari total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai

tahun 2000-2012 mencapai 841.9%.

Tabel 1.1

Statistik Pengguna Internet Dunia Tahun 2000 dan 2012

Regional Pengguna Internet Tahun 2000 Populasi Tahun 2012 Pengguna Internet Tahun 2012 (Juni 2012) Afrika 4.514.400 991.002.342 67.371.700 Asia 114.304.000 3.808.070.503 738.257.230 Eropa 105.096.093 803.850.858 418.029.796 Timur Tengah 3.284.800 202.687.005 57.425.046 Amerika Utara 108.096.800 340.831.831 252.908.000 Amerika Latin 18.068.919 586.662.468 179.031.479 Oceania/Australia 7.620.480 34.700.201 20.970.490 Total 360.985.492 6.767.805.208 1.733.993.741 Sumber: www.internetworldstats.com

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat juga turut serta mendorong

sektor bisnis mengalami perubahan dengan mengikuti perkembangan zaman.Menurut

Ramadhani (2012) “untuk mengikuti perkembanagna zaman, perusahaan-perusahaan

memanfaatkan teknologi internet untuk mempublikasikan informasi financial

maupun non-financial perusahaan kepada masyarkat umum. Perlahan tapi pasti,

perusahaan-perusahaan telah beralih dari paper based menjadi technology based

dalam pengungkapan laporan keuangan perusahaan”. Karena internet dipandang

(3)

perusahaan dapat dijangkau oleh seluruh investor secara global, selain melalui

cara-cara tradisional, oleh berbagai pihak seperti kreditor, pemegang saham, dan analis

(Ashbaugh et al., 1999).

Menurut Lymer et al. (1999) “semakin banyak perusahaan yang telah

menggunakan internet sebagai media untuk menyebarluaskan informasi

Akuntansi”.Didukung oleh Xiao yang menyebutkan bahwa internet menawarkan

berbagai macam kemungkinan bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan

informasi keuangan yang lebih baik dengan biaya yang lebih rasional serta dapat

meraih pengguna lebih luas tanpa keterbatasan secara geografis. Penggunaan

teknologi internet untuk menginformasikan laporan keuangan dan informasi

mengenai perusahaan inilah yang disebut dengan Internet Financial Reporting

(IFR).Menurut Lai et al., (2009) “secara sederhana, Internet Financial Reporting

(IFR) dapat didefinisikan sebagai pencantuman informasi keuangan perusahaan

melalui internet atau website”.

“Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet

FinancialReporting-IFR) merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang dipraktekkan oleh berbagai perusahaan” (Hargyantoro, 2010).IFR yang dilakukan

perusahaan secara bebas dan tidak ada batasan dalam pengungkapan informasi

perusahaan. Pada bulan Agustus 2000, SEC membuat pernyataan bahwa semua

perusahaan publik direkomendasikan untuk membuat dan memberikan semua

informasi legal yang dimandatkan tentang kinerja perusahaan untuk diberikan kepada

(4)

pemegang saham, analis, dan investor harus memiliki kesempatan yang sama untuk

mengakses informasi di internet. Pernyataan dari SEC ini mendorong lebih banyak

perusahaan untuk menggunakan IFR dalam diskriminasi informasi. Namun

perusahaan telah diberi kebebasan dalam menentukan bagaimana dan apa yang harus

diungkapkan (Lai et al., 2009).

Di Indonesia Bapepam mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Ketua

Bapepam No.86 Tahun 1996 mengenai keterbukaan informasi yang harus

diumumkan kepada publik yang berbunyi :

“Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 (kedua) setelah keputusan atau terdapatnya Informasi atau Fakta Material yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal” Bapepam berharap dengan adanya peraturan tersebut dapat mendorong upaya-upaya

perusahaan untuk secepatnya mengumumkan kepada masyarakat mengenai informasi

atau hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan yang mungkin dapat mempengaruhi

suatu efek.Beberapa tahun belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai

media yang paling cepat untuk menginformasikan hal-hal yang berkaitan dengan

perusahaan.

FASB, (2000) dalam Kelton dan Yang (2008) “perusahaan-perusahaan memiliki

beberapa alasan atau motif dalam mengadopsi IFR seperti memperluas jangkauan

penyampaian informasi, memberikan informasi yang up to date, efisiensi dan

efektifitas dalam IFR”.Alasan itu semakin didukung dengan fakta bahwa

(5)

informasi yang akan dipakai dalam pengambilan keputusan mereka” (Wibisono,

2011).

Beaver (1968) dalam Lai et al., (2009) menyatakan bahwa “sebuah manfaat besar

bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi sebanyak mungkin sehingga

investor mampu membedakan mana perusahaan yang baik dan yang buruk.Semakin

tinggi tingkat pengungkapan informasi dalam kuantitas atau transparansi, maka

semakin besar dampak dari pengungkapan pada keputusan investor”.

IFR telah membuka sebuah domain penelitian baru pada bidang akuntansi dan

keuangan, tetapi masih sedikit yang meneliti bagaimana IFR mempengaruhi saham.

Hanya Lai et al., (2009) yang mencoba menghubungkan antara IFR dengan saham.

Lai menemukan bahwa perusahaan yang menerapkan IFR dan perusahaan dengan

tingkat pengungkapan informasi yang tinggi cenderung mempunyai abnormal return

saham yang lebih besar dan harga saham yang bergerak lebih cepat. Pada penelitian

ini, Lai menggunakan Autoregresi dan Final Prediction Error untuk mengetahui

kecepatan perubahan saham atas informasi baru dalam IFR.Di Indonesia sendiri

penelitian IFR masih sedikit dan hanya berfokus pada faktor-faktor yang

mempengaruhi praktek Internet Financial Reporting di Indonesia.

Chariri dan Lestari (2005) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi

pencantuman laporan keuangan di website perusahaan-perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Jakarta tahun 2005.Hasilnya, ukuran perusahaan muncul sebagai faktor

(6)

negeri. Kemudian leverage, profitabilitas, sektor industri muncul sebagai faktor lain

yang turut mempengaruhi penerapan IFR.

Amilia (2009) meneliti penggunaan website pada perusahaan go public di

Indonesia. Penelitian ini mengukur kualitas isi informasi Financial and Sustainability

Reporting pada website perusahaan. Hasil penelitian, bahwa Amilia menemukan dari 343 perusahaan yang terdaftar di bursa, sebanyak 213 perusahaan yang telah

memiliki website dan 115 perusahaan diantaranya mengungkapkan laporan keuangan

melalui media internet, dengan tingkat pengungkapan yang bervariasi. Isi dari

Financial Reporting meliputi komponen informasi keuangan seperti laporan neraca, laba rugi, arus kas, perubahan posisi keuangan dan laporan keberlanjutan perusahaan.

Hergyantoro (2010) meneliti pengaruh IFR dan tingkat pengungkapan informasi

website terhadap frekuensi perdagangan saham. Semakin banyak informasi yang tersedia dan semakin cepat informasi itu tersedia akan mempermudah investor dalam

mengevaluasi portofolio saham yang dimiliki. Informasi tersebut akan menciptakan

penawaran dan permintaan oleh para investor yang berujung pada transaksi

perdagangan saham.

Damayanti (2012) meneliti pengaruh IFR terhadap abnormal return dan

frekuensi perdagangan saham antara perusahaan yang menerapkan IFR dan non-IFR.

Hasil penelitian bahwa abnormal return pada perusahaan yang menerapkan IFR

berbeda signifikan dengan perusahaan yang tidak menerapkan IFR. Perusahaan yang

menerapkan IFR memiliki abnormal return yang lebih tinggi dari pada yang tidak

(7)

pada pengujian variabel frekuensi perdagangan saham, perusahaan yang menerapkan

IFR tidak berbeda secara signifikan dengan perusahaan yang tidak menerapkan IFR.

Rendi dan Supatmi (2013) meneliti pengaruh sebelum dan sesudah IFR terhadap

volume perdagangan saham dan abnormal return. Hasil penelitian, bahwa rata-rata

volume perdagangan dan abnormal return berbeda secara signifikan sebelum

perusahaan mengunggah IFR dan dengan sesudah perusahaan mengunggah IFR.

Adanya juga nilai rata-rata volume perdagangan saham dan abnormal return setelah

publikasi lebih besar dibandingkan sebelum publikasi IFR.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti ini mengambil judul

“PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH INTERNET FINANCIAL REPORTING TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA”

(8)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada perbedaan volume perdagangan saham saat sebelum dan sesudah

IFR pada perusahaan manufaktur di BEI?

2. Apakah ada perbedaan harga saham saat sebelum dan sesudah IFR pada

perusahaan manufaktur di BEI?

3. Apakah ada perbedaan abnormal return saat sebelum dan sesudah IFR pada

perusahaan manufaktur di BEI?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dipaparkan dalam

penelitian ini, maka tujuan dari penelitian adalah :

a. Menganalisis perbedaan volume perdagangan saham saat sebelum dan

sesudah IFR pada perusahaan manufaktur di BEI

b. Menganalisis perbedaan harga saham saat sebelum dan sesudah IFR pada

perusahaan manufaktur di BEI

c. Menganalisis Apakah ada perbedaan abnormal return saat sebelum dan

(9)

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Penulis

Bagi penulis bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dari

bidang dan hasil penelitian.

b. Bagi Perusahaan

Penelitian ini bermanfaat untuk mendorong perusahaan agar perusahaan

dapat menerapkan dan mempraktekkan IFR secara optimal sebagai sarana

pelaporan informasi yang transparan dan cepat.

c. Bagi Pihak Akademis

Bagi pihak akademis dapat bermanfaat sebagai pengembangan teori dan

pengetahuan di bidang keuangan, terutama berkaitan dengan penerapan

Internet Financial Reporting (IFR), perbedaan sebelum dan sesudah

disajikannya laporan keuangan di website terhadap volume perdagangan

saham, harga saham dan abnormal return.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini berguna bagi peneliti selanjutnya sebagai sumber referensi

dan informasi untuk memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai

(10)

e. Bagi Investor

Investor diharapkan dapat ngmemanfaatkan IFR dalam pengambilan

Referensi

Dokumen terkait

Di tingkat SMP/MTs diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada

Menurut Sudarsono (1996), untuk keperluan menetralkan Al 3+ dalam kompleks jerapan tanah, maka jumlah dolomit yang diperlukan adalah 1 ton / ha untuk setiap me Al 3+ yang

Berdasarkan data diatas sebagian besar responden mampu melaksanakan mobilisasi, hal ini ditujukan pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mampu

Converting a spline chart to a polar/radar chart 160 Plotting range charts with market index data 164 Using a radial gradient on a gauge chart 167.. Summary

Hasil dari penelitian ini adalah packet scheduler Max-Throughput lebih baik dari packet scheduler Proportional Fair dari perbandingan throughput dan spectral

Personel yang telah disertifikasi sebagai supervisor iradiator, memenuhi syarat untuk melaksanakan supervisi terhadap pengoperasian iradiator, dosimetri iradiasi,

Pengurus sepakbola liga bank mandiri dalam memberikan informasi hasil pertandingan, klasemen sementara serta profil team, bisa melalui media internet dengan membuat web site

Penulisan ilmiah ini menjelaskan cara membuat website P.D.Jayaremaja dengan menggunakan Macromedia Dreamweaver MX untuk merancang tampilan website bahasa pemrograman PHP