MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING BERBASIS PENDEKATAN
SAINTIFIK BERPENGARUHTERHADAP PENGUASAAN
KOMPETENSI PENGETAHUAN IPS
I Wayan Adiwiguna
1, I Wayan Wiarta
2, Ida Bagus Gede Surya Abadi
3 1,2,3Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: adi.wiguna7794@gmail.com
1,wayan.wiarta@yahoo.com
2,
suryaabadi31@yahoo.co.id
3 AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing Berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan desain penelitian non-equivalent control group design. Sampel ditentukan dengan random
sampling dengan mengacak kelas. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas IV SD Negeri 5
Panjer sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV SD Negeri 1 Panjer sebagai kelompok control, dengan jumlah masing-masing kelompok sebanyak 45 siswa pada kelompok ekperimen dan 48 orang siswa pada kelompok kontrol. Data Penguasaan kompetensi Pengetahuan IPS dikumpulkan dengan instrumen berupa tes objektif berjumlah 23 butir tes yang telah divalidasi. Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing Berbasis pendekatan saintifik dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil thitung= 4,72 > ttabel = 2,000. Rerata
penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelompok eskperimen X = 82,98 > X = 76,50 kelompok kontrol. Dapat disimpulkan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan.
Kata-kata kunci : role playing ,pendekatan saintifik, penguasaan kompetensi pengetahuan IPS.
Abstract
This study aimed to determine the significant differences of IPS knowledge competency mastery between students that were learned through Role Playing learning model based on scientific approach with students that were learned through a Scientific Approach to the fourth grade students of SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. This research was a quasi-experimental research with nonequivalent control group design.The sample was determined by random sampling and was done by randomize the class. The sample in this study was the fourth grade of SD Negeri 5 Panjer as experimental group and the fourth grade of SD Negeri 1 Panjer as the control group, with each group number was 45 students in the experimental group and 48 students in the control group. The knowledge learning outcomes of IPS were collected by using instruments in the form of objective tests amounted to 23 questions of tests that had been validated.The analysis showed a significant difference from the results of IPS learning outcomes between students that were learned through Role Playing learning model based on scientific approach with students that were learned through a Scientific Approach to the fourth grade students of SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. This is evidenced by the results of thitung = 4.72> t tabel = 2.000. Similarly, the average value of a group of students learning outcomes IPS experimentation X =
82.98> X = 76.50 control group. It can be concluded that Role Playing learning model
based on scientific approach affect the results of IPS learning outcomes of the fourth grade students at Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan.
Key words: role playing ,scientific approach, IPS IPS knowledge competency mastery.
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat berperan dalam perkembangan diri peserta didik, karena pendidikan pada dasarnya bertujuan membangun dan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan kreativitas sehingga menjadi manusia dengan sumber daya yang tinggi. Pendidikan sebagai proses belajar mengajar bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa secara optimal baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
Pendidikan menjadi faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan merupakan pilar utama yang di gunakan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan bukanlah sekedar pengajaran, makin dasar jenjang sekolah,
maka makin besar peranan
pendidikan.Menurut Susanto (2013:85) menyatkan bahwa,Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi, berencana dan langsung secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi manusia paripurna dewasa dan berbudaya.Untuk mencapai pembinaan ini asas pendidikan harus berorientasi pada pengembangan seluruh aspek potensi anak didik, di antaranya aspek kognitif, afektif,dan berimplikasi pada aspek psikomotorik.
Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ditandai dengan adanya penyempurnaan- penyempurnaan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada setiap aspek pendidikan. Salah satu aspek pendidikan yang mengalami perkembangan terus menerus guna peningkatan kualitas pendidikan adalah kurikulum pendidikan nasional.
Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, pendidikan tidak akan dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai
dengan yang diharapkan. Salah satu upaya yang ditempuh pemerintah adalah dengan menerapkan kurikulum 2013 yang disusun dengan dilandasi pemikiran tantangan masa depan guna meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan tentunya terkait dengan peran guru dalam proses pembelajaran. Kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih pendekatan, model maupun metode pembelajaran sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (dalam Hamalik, 2012:24) menyatakan bahwa kurikulum merupakan “suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas”. Kurikulum menyediakan kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk mengalami proses pendidikan dan pembelajaran untuk mencapai target tujuan pendidikan nasional khususnya dan sumber daya manusia yang berkualitas umumnya.
Kurikulum 2013 untuk sekolah dasar dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar dan teori berbasis kompetensi (Sundayana, 2014:24). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Dalam hal ini, guru memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu siswa dalam proses pembelajaran. Meskipun pada hakikatnya guru adalah fasilitator, namun dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar guru harus mampu memainkan berbagai peran di antaranya sebagai manusia sumber, komunikator, mediator, pembimbing dan penilai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Pada kurikulum 2013 pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan saintifik. Dengan menggunakan pendekatan saintifik tidak hanya siswa yang dituntut untuk aktif dan kreatif tetapi guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan pembelajaran.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya,
menalar, mencoba dan
mengkomunikasikan. Sedangkan Materi pelajaran yang disajikan dalam kurikulum 2013 berbentuk tema yang saling terintegrasi antara yang satu dengan yang lainnya. Hal senada juga dinyatakan oleh Daryanto (2014:51) bahwa,
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau merumuskan masalah),merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum 2013 adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pembelajaran materi IPS di sekolah dasar (SD) menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan
kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami manusia dan sejumlah aktivitasnya. Namun pada kenyataannya di lapangan pembelajaran materi IPS di SD masih menekankan pada teori, seharusnya guru berusaha menciptakan suasana belajar yang berbeda dengan cara memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran.
Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa dengan cepat memahami apa yang dipelajari secara lebih mendalam. Pembelajaran materi IPS di SD juga harus mengembangkan tiga aspek dalam pembelajaran yaitu aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Ketiga aspek tersebut
merupakan acuan bagi guru dalam memilih dan menerapkan berbagai model, strategi maupun metode pembelajaran, sehingga Pembelajaran materi IPS menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi penguasaan kompetensi siswa adalah strategi pembelajaran yang mencangkup model, metode dan teknik yang di gunakan guru dalam proses pembelajaran. Penerapan model yang inovatif diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif sehingga dapat mengoptimalkan penguasaan kompetensi IPS. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran Role Playing (bermain peran).
Dalam model pembelajaran Role Playing siswa dikondisikan pada situasi tertentu dan proses pembelajarannya bisa berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Dengan Role Playing, peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman dengan permainan memerankan peran dari pihak-pihak lain. Role Playing dapat pula digunakan untuk merangsang pendapat
peserta didik dan menemukan
kesepakatan bersama tentang ketepatan, kekurangan, dan pengembangan peran-peran yang di alami atau diamatinya. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, maka dalam penelitian ini model pembelajaran Role Playing akan didasarkan pada pendekatan yang berlaku dalam kurikulum 2013 yaitu pendekatan saintifik, sehingga pembelajaran yang dialami oleh siswa menjadi lebih menarik dan menantang.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengkaji lebih luas permasalahan tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul“Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Berbasis Pendekatan Saintifik Terhadap Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS Siswa Kelas IV Tema Cita-Citaku SD Gugus Moch. Hatta Denpasar Selatan”.
Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, (1) Bagaimana penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik pada siswa kelas IV Tema Cita-Citaku SD Gugus Moch
Hatta Denpasar Selatan? (2) Bagaimana penguasaan kompetensi IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV Tema Cita-Citaku SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan? (3) Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta kecamatan Denpasar Selatan?
Berdasarkan rumusan masalah, dapat dirumuskan tujuan penelitian yaitu sebagai berikut,(1) Untuk mendeskripsikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik pada siswa kelas IV Tema Cita-Citaku SD Gugus Moch Hatta
Denpasar Selatan. (2) Untuk
mendeskripsikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV Tema Cita-Citaku SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. (3) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta kecamatan Denpasar Selatan
METODE
Penelitian ini pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik berbasis pendekatan saintifik terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada siswa kelas IV di SD Gugus Moch. Hatta Kecamatan Denpasar Selatan, dengan memanipulasi variabel bebas dalam model pembelajaran yang digunakan, sedangkan variabel lain tidak bisa dikontrol secara ketat sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasy exsperiment). Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2013:114) yang menyatakan quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Desain eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah Non-Equivalent Control Group Design. Di dalam rancangan penelitian ini, Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa dalam penelitian ini diambil dari skor post-test yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre-test. Pemberian pre-test digunakan untuk mengetahui equivalensi atau penyetaraan kelompok (Dantes,2012:97). Sedangkan skor post-test digunakan untuk mengetahui pengaruh antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik.
Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir eksperimen. Pada tahap persiapan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu, (1) mempersiapkan sarana pendukung pembelajaran seperti, menyusun RPP, LKS, media pembelajaran dan sumber belajar yang digunakan selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (2) menyusun instrumen penelitian berupa tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS , (3) mengkonsultasikan instrumen penelitian dengan guru kelas dan dosen pembimbing, (4) mengadakan validasi instrumen penelitian yaitu tes penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Pada tahap pelaksanaan eksperimen kegiatan yang dilakukan yaitu (1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia dengan cara random sampling teknik undian, (2) kelas pertama muncul saat undian dijadikan kelompok eksperimen sedangkan kelas kedua yang muncul dijadikan kelompok kontrol, (3) dari kelas yang telah ditentukan sebagai sampel diuji kesetaraannya dengan memberikan pre-test, (4) melaksanakan penelitian yaitu, memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik serta kelompok kontrol berupa pendekatan saintifik. Sedangkan pada tahap akhir eksperimen kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
kompetensi pengetahuan siswa pada masing-masing kelompok.
Populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian (Agung, 2012:47). Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan yang terdiri dari enam sekolah dasar. Distribusi populasi dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1. Tabel Distribusi Populasi Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1 SD Negeri 1 Panjer IV 48 2 SD Negeri 2 Panjer IV 49 3 SD Negeri 3 Panjer IV 50 4 SD Negeri 4 Panjer IV 50 5 SD Negeri 5 Panjer IV 45 6 SD Negeri 6 Panjer IV A 45 IVB 45 Jumlah Keseluruhan 332
(Sumber : hasil wawancara di setiap sekolah SD Gugus Moch.Hatta) Sampel merupakan bagian dari
populasi yang akan dikadikan objek penelitian, yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik random sampling. Dari enam sekolah dasar yang ada di Gugus Moch.Hatta, dilakukan dua kali pengundian. Pengundian tahap pertama untuk memilih dua kelas yang dijadikan sampel penelitian, dua kelas yang muncul langsung dipilih sebagai kelas sampel. Kedua kelas yang terpilih menjadi sampel kemudian diundi kembali untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan undian yang dilakukan, kelas IV SD Negeri 5 Panjer berjumlah 45 siswa muncul pertama dan dijadikan kelompok eksperimen dan kelas IV SD Negeri 1 Panjer yang berjumlah 48 siswa muncul kedua dan dijadikan sebagai kelompok kontrol. Untuk mengetahui kesetaraan pada kelas sampel yang ada di SD Gugus Moch.Hatta maka diberikan pre-test dan hasil dari pre-pre-test tersebut diuji kesetaraanya dengan rumus polled varians sebagai berikut.
(Sugiyono, 2013:197) Keterangan :
1
X
: rata-rata nilai pre-test siswa kelompok eksperimenX 2 : rata-rata nilai pre-test siswa
kelompok kontrol n1 : jumlah kelompok
eksperimen
n2 : jumlah kelompok kontrol
2 1
s
: varians kelompok eksperimen 2 2s
: varians kelompok kontrol Penggunaan uji-t untuk menguji kesetaraan sampel harus memenuhi persyaratan analisis statistik yaitu sebaran data harus berdistribusi normal dan varians data harus homogen sehingga data harus diuji normalitas dan homogenitasnya terlebih dahulu. Dari hasil pengujian bahwa data telah memenuhi syarat analisi statistik, dan berdasarkan hasil uji-t menunjukkan bahwa kedua sampel yang terpilih setara. 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 ) 1 ( ) 1 ( n n n n s n s n X X t
Perlakuan pada masing-masing kelompok sampel dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Perlakuan Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
No Sampel Perlakuan Jumlah Siswa
1 SDN 5 Panjer (kelompok eksperimen)
Model Pembelajaran Role Playing berbasis Pendekatan
Saintifik
45
2 SDN 1 Panjer (kelompok kontrol)
Pendekatan Saintifik 48
Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik, sedangkan variabel terikatnya Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan.
Menurut Agung (2012:61) metode pengumpulan dapat dilakukan dengan 1) metode observasi, 2) metode interview, 3) metode kuesioner, 4) metod inventory, 5) metode sosiometri, 6) metode pencatatan dokumen, 7) metode tes. Data dalam penelitian ini meliputi data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SD di Gugus Moch Hatta Kecamatan Denpasar Selatan. yang menjadi anggota sampel.
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Penguasaan kompetensi Pengetahuan IPS. Data yang diperlukan dikumpulkan dengan menggunakan metode tes dilihat dari sifatnya, data tersebut tergolong data kuantitatif, dimana data kuantitatif adalah data yang menunjukkan tentang angka-angka. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang penguasaan kompetensi pengetahuan IPS adalah tes Penguasaan kompetensi pengetahuan siswa pada kompetensi inti (KI) 3. Menurut Suharsimi (2013:46) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Jenis tes yang digunakan dalam pengumpulan data adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa dengan empat alternatif pilihan jawaban(alternatif a, b, c, dan d). Jumlah pertanyaaannya yaitu 40 butir soal. Setiap item diberi 1 apabila siswa menjawab dengan (dicocokkan dengan kunci jawaban), dan skor 0 untuk siswa yang menjawab salah. 40 butir soal tersebut diberikan kepada siswa kelas V dengan tujuan untuk validasi butir tes. Pengujian validasi ini dilakukan pada siswa kelas V SDN 5 Panjer dengan jumlah responden sebanyak 38 orang. Pada taraf signifikansi 5% didapat rtabel = 0,281. Dari 40 soal yang
diuji instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya bedan dan uji tingkat kesukaran diperoleh 23 soal yang layak digunakan dalam penelitian.
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan analisis uji-t karena penelitian ini merupakan penelitian yang membandingkan 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Sebelum melakukan uji hipotesis untuk menarik simpulan dari penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians sebagai uji prasyarat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian treatment dilaksanakan sebanyak 6 kali pertemuan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah diberikan treatment kemudian pada masing-masing kelompok diberikan post-test. Hasil post-test pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik memperoleh rata-rata nilai sebesar 82,98. Data Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa pada kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut.
0 2 4 6 8 10 12 14 16 70 -73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93 94-97
Gambar 1. Gambar Diagram Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS Siswa Kelompok Eksperimen Perhitungan tingkat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 5 Panjer yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik, dikategorikan sesuai dengan rentang predikat pada panduan penilaian untuk SD dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Kurikulum 2013. Setelah dikategorikan, diketahui bahwa sebanyak 21 siswa mendapat predikat A atau sangat baik, 22 siswa mendapat predikat B atau baik, dan 2 siswa mendapat predikat C atau cukup. Dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen, yaitu =82,98 maka rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik dapat dikategorikan A atau sangat baik.
Sedangkan pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik diperoleh rata-rata nilai sebesat 76,50. Data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2. Gambar Diagram Penguasaan kompetensi Pengetahuan IPS Siswa Kelompok Kontrol Perhitungan tingkat penguasaan kompetensi pengetahuan IPS tema Cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 1 Panjer yang dibelajarkan melalui Pendekatan Saintifik dikategorikan sesuai dengan rentang predikat pada panduan penilaian untuk SD dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 Kurikulum 2013. Setelah dikategorikan, diketahui bahwa sebanyak 7 siswa mendapat predikat A atau sangat baik, 27 siswa mendapat predikat B atau baik, dan 14 siswa mendapat predikat C atau cukup. Dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen, yaitu =76,50 maka rata-rata kelompok siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran jigsaw berbasis pendekatan saintifik dapat dikategorikan B atau baik.
Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa sebaran data berdistribusi normal dan homogen. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan harga X2
hitung yang diperoleh
dari kelompok eksperimen adalah 3,25. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2
tabel = 11,07, karena x2hitung
< x2
tabel (3,25 < 11,07) ini berarti sebaran
data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan dari kelompok kontrol diperoleh harga X2
hitung
sebesar 2,55. Harga tersebut kemudian dibandingkan dengan harga X2
tabel = 11,07,
karena x2
berarti sebaran data penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok kontrol berdistribusi normal. Untuk uji homogenitas varians kedua kelompok digunakan rumus uji F. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga Fhitung sebesar
1,13. Harga tersebut dibandingkan dengan harga Ftabel pada taraf signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan untuk pembilang yaitu (dk = n1 – 1 = 45 - 1) dan derajat
kebebasan untuk penyebut (dk = n2 – 1 =
48 – 1), maka diperoleh harga Ftabel sebesar
1,65. Karena Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,65) ini
berarti kedua kelompok memiliki varians yang homogen.
Sedangkan dari pengujian hipotesis diperoleh thitung sebesar 4,72. Harga
tersebut kemudian dibandingkan dengan harga ttabel. Harga ttabel diperoleh dari tabel
nilai-nilai dalam distribusi t dengan derajat kebebasan (dk = n1 + n2 - 2 = 45 + 48 – 2 =
91), pada taraf signifikansi 5%. Berdasarkan tabel nilai-nilai dalam distribusi t diperoleh harga ttabel sebesar 2,000.
Karena thitung >ttabel (4,72 > 2,000) maka H0
ditolak atau Ha diterima. Hal ini berarti
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus Moch.Hatta Denpasar Selatan.
Hal ini disebabkan karena model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik memiliki beberapa keunggulan dibandingkan pendekatan saintifik. Adapun keunggulan dari model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik yaitu Peran yang di lakukan peserta didik dengan menarik akan segera mendapatkan perhatian peserta didik lainnya, Teknik ini dapat digunakan baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil, Dapat membantu peserta didik memahami pengalaman orang lain yang melakukan peran, Dapat membantu peserta didik untuk menganalisis dan memahami situasi serta memikirkan masalah yang terjadi dalam bermain peran, Menumbuhkan rasa kemampuan dan kepercayaan diri peserta didik untuk berperan dalam menghadapi masalah.
Dalam proses pembelajaran siswa menentukan sendiri topik permasalahan yang akan mereka pelajari bersama kelompoknya. Dengan menentukan atau mencari sendiri topik permasalahan tersebut siswa akan merasa lebih tertantang dan termotivasi untuk mengkaji dan menyelesaikan permasalahan tersebut. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan yang sangat luas pada siswa
untuk mencari dan membangun
pengetahuannya sendiri, karena dalam proses pembelajarannya siswa sangat berperan aktif dan berpikir mandiri dari hal yang di perankannya sehingga dapat berpengaruh pada penguasaan kompetensi pengetahuannya.
Pada kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol hampir mirip karena sama-sama menggunakan pendekatan saintifik, karena kurikulum 2013 mengharapkan kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Tetapi yang membedakan di kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik yang menjadikan pembelajaran lebih
menyenangkan sehingga mampu
membangkitkan semangat dan minat siswa untuk belajar. Sedangkan pada kelompok kontrol yang menerapkan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, . Hal tersebut juga bisa membuat siswa merasa kurang bersemangat dalam belajar karena penggunaan media yang monoton. Hal tersebut yang menyebabkan adanya perbedaan penguasaan kompetensi pengetahuan khususnya pada penguasaan kompetensi pengetahuan IPS.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik simpulan yaitu sebagai berikut. (1) Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik diperoleh skor rata-rata siswa sebesar 82,98. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen yang termasuk predikat A
sebanyak 21 siswa, predikat B sebanyak 22 siswa dan predikat C sebanyak 2 siswa. (2) Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS pada kelompok kontrol yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik diperoleh skor rata-rata siswa sebesar 76,50. Penguasaan kompetensi pengetahuan IPS kelompok eksperimen yang termasuk predikat A sebanyak 7 siswa, predikat B sebanyak 27 siswa dan predikat C sebanyak 14 siswa. (3) Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh thitung = 4,72. Harga tersebut kemudian
dibandingkan dengan harga ttabel pada taraf
signifikansi 5% (a = 0,05) dengan dk = n1 +
n2 – 2 = 45 + 48 – 2 = 91 adalah 2,000.
Oleh karena thitung =4,72 > ttabel = 2,000
maka Ho ditolak atau Ha diterima. Hal ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan penguasaan kompetensi pengetahuan IPS antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penggunaan
pembelajaran melalui Model pemebelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik berpengaruh terhadap penguasaan kompetensi pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Gugus Moch Hatta Denpasar Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang dapat diajukan sebagai berikut, hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik, hendaknya guru menerapkan pembelajaran menggunakan model Role Playing pada muatan materi IPS.
Sekolah hendaknya menyediakan sarana yang maksimal untuk menunjang pembelajaran agar siswa semakin bersemangat untuk belajar dan memanfaatkan sarana tersebut untuk mengoptimalkan penguasaan kompetensi siswa sehingga mutu sekolah menjadi semakin meningkat.
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan peneliti lain melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik. Atau
dapat pula dilakukan penelititan lebih lanjut dengan menggunakan model pembelajaran Role Playing berbasis pendekatan saintifik pada sumber data/sampel yang berbeda khususnya pada muatan materi IPS sehingga hasil penelitian benar-benar dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar – Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
BNSP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta : BSNP.
Dantes, I Nyoman. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Andi offset. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran
Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta : Gava Media.
Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs, & SMA/MI. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.
Hamalik, oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara. Huda,Miftahul. 2013. Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran .
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.
Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Yrama Widya
Koyan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif Undiksha: Singaraja.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik
Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta :
Kencana.
Sudjana, Nana. 2013. Penilaian
Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya
Sudjana S. 2005. Metoda & Teknik Pembelajaran Pertisipatif. Bandung: Falah Production
Sugiyono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sundayana, Wachyu. 2014. Pembelajaran Berbasis Tema. Jakarta : Erlangga. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan
Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Trianto . 2009.Mendesain Model
Pembelajaran
Inovatif-Progresif.Jakarta : Prenada Media Group.
Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Yamin, H. Martinis. 2011. Paradigm Baru Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.