• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA LISTRIK (KRL) BOGOR JAKARTA DENGAN METODE CHAID (Studi Kasus Stasiun Bogor) RR ADISTIA RAHMADHANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA LISTRIK (KRL) BOGOR JAKARTA DENGAN METODE CHAID (Studi Kasus Stasiun Bogor) RR ADISTIA RAHMADHANI"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA

LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID

(Studi Kasus Stasiun Bogor)

RR ADISTIA RAHMADHANI

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

RR ADISTIA RAHMADHANI. Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta Listrik (KRL)

Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID. Dibimbing oleh BAMBANG SUMANTRI dan AAM

ALAMUDI.

Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat kita. Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta Listrik (KRL) Komuter. Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta ekspres, semi ekspres dan ekonomi. Ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi penumpang KRL adalah metode CHAID.

Jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi menggunakan KRL dalam sebulan.

Penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah, beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, berprofesi sebagai direktur; pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil, dan tidak menggunakan abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi, tidak menggunakan abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki suasana yang lebih menyenangkan.

(3)

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA

LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA DENGAN METODE CHAID

(Studi Kasus Stasiun Bogor)

OLEH :

RR ADISTIA RAHMADHANI

G14103022

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sains

Pada

Departemen Statistika

DEPARTEMEN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi

: Penelusuran Karakteristik Pengguna Layanan Kereta

Listrik (KRL) Bogor-Jakarta dengan Metode CHAID.

Nama Mahasiswa

: Rr Adistia Rahmadhani

NRP

: G14103022

Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir. Bambang Sumantri

Ir. Aam Alamudi, M.Si

NIP : 130779511

NIP : 131950980

Mengetahui,

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof.Dr.Ir. Yonny Koesmaryono, MS

NIP : 131473999

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Semarang pada tanggal 8 September 1985 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, anak pasangan Atjeng Kadaryana dan Etika Asterina Citra Wardhani.

Pada tahun 1997 penulis lulus dari SD Negeri Merdeka 5 Bandung, dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama di SMP Negeri 2 Mataram dan lulus tahun 2000. Penulis menyelesaikan studi di SMU Negeri 1 Mataram pada tahun 2003 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Departemen Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Tahun 2007 penulis mengikuti kegiatan magang di PT. Airmas Intercontinental.

Selama kuliah di IPB, penulis aktif dalam kegiatan Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta (Himpro GSB) yaitu sebagai staf bagian Kajian Strategis pada tahun 2004/2005.

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada tauladan umat manusia Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat serta pengikutnya yang istiqomah di jalanNya.

Banyak ilmu, pelajaran dan masukan yang bermanfaat dirasakan oleh penulis selama menyelesaikan karya ilmiah ini, sehingga pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih, diantaranya kepada :

1. Bapak Ir. Bambang Sumantri dan Bapak Ir. Aam Alamudi, M.Si selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran serta masukan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

2. Seluruh dosen Departemen Statistika IPB atas segala ilmu yang bermanfaat.

3. Teristimewa karya ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku, Papaku Atjeng Kadaryana dan Mamaku Etika Asterina Citrawardhani (yang tiada pernah putus memberikan doa, kasih sayang dan motivasi), serta adik-adikku tercinta Diazwara Anjani Putri dan Umar Fadhil Waluyardi.

4. Faishal Syahbana Fandi Saputra, tempat mencurahkan segala rasa, cinta, dan kasih sayang. Thanks for the support Honey, Aishiteru…

5. Keluarga besar Husein Nawawi di Bandung, keluarga Bambang Sugiono di Klaten (Mama Non, Papa Iyek dan Si kecil Asa yang lucuuu), keluarga Subandi di Bogor (terutama untuk tante Ida dan de’ Icca yang selalu memberikan kebaikan yang tulus selama penulis menuntut ilmu di Bogor).

6. Sahabat – sahabatku tercinta, Rani, Rahayu, Meylinda, Vina dan Yuni, thanks for the great 4

years in IPB. Tidak akan pernah lagi kutemukan sahabat setulus kalian. Hope our friendship will last forever.

7. Sahabat karibku, Inge. Semoga kita bertemu lagi dalam kesuksesan.

8. Teman-teman senasib sepenanggungan di Wisma Melati, Boma, Indah, Ugie, Risma, Dea, Gina, Aie, Tutiek, Heda, Vebby, Amy dan lain-lain.

9. Semua teman seperjuangan di STK 40 (give me S, give me T, give me K... STK!!!). 10. Adik kelas STK 41, 42 atas keceriaannya.

11. Ibu Dedeh (ibu, maaf ya kalo kita sering ribut dan telat balikin buku), Bang Sudin (kalo ga ada Bang Sudin, jadi sepiiii), Ibu Sulis, Ibu Markonah, Pa Iyan, Mang Herman, Mang Dur, 12. Serta semua pihak yang tidak tertuliskan satu per satu yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan karya ilmiah ini.

Bogor, September 2007

(7)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... vi DAFTAR LAMPIRAN ... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1 Tujuan ... 1 TINJAUAN PUSTAKA Kereta Komuter ... 1 Penelitian Survei ... 2 Metode CHAID ... 2

BAHAN DAN METODE Bahan ... 3

Metode ... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden ... 4

Dendogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID ... 5

Faktor-faktor yang Berpengaruh ... 8

Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID ... 9

Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Rendah ... 9

Kelompok Penumpang dengan Tingkat Pengeluaran Tinggi ... 9

Asosiasi dan Interaksi Antar Peubah Penjelas dengan Peubah Respon ... 10

KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05 ... 8

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan ... 12 2. Kuesioner penelitian survei ... 13

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dunia transportasi merupakan salah satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan masyarakat kita. Mobilitas atau pergerakan penduduk yang sangat cepat menuntut keberadaan transportasi sebagai layanan jasa yang memegang kunci dari pergerakan penduduk tersebut, khususnya transportasi umum. Perhatian pemerintah dalam pelayanan jasa transportasi umum pun dinilai cukup baik, sehingga memudahkan masyarakat dalam mengaksesnya.

Salah satu alat transportasi umum yang cukup padat dan diminati masyarakat adalah Kereta Komuter. Di Indonesia, Kereta Listrik (KRL) Komuter ini terutama ditemukan di kawasan Jabotabek. Kereta ini telah ada sejak tahun 1976 yang merupakan kereta hibahan dari Jepang dan bergerak menggunakan sistem propulsi motor listrik

Kereta komuter jurusan Bogor-Jakarta ini terdiri dari tiga jenis, yaitu kereta ekspres/pakuan, kereta semi ekspres dan yang berusia paling tua adalah kereta ekonomi. Kereta pakuan memiliki spesifikasi yang cukup jauh berbeda dengan kereta ekonomi, dan merupakan Kereta Listrik (KRL) ekspres pertama yang menggunakan pendingin udara, sehingga dari segi kenyamanan tentu saja kereta pakuan lebih menjanjikan. Kereta semi ekspres dahulu merupakan kereta ekspres, namun semenjak pemerintah membeli rangkaian kereta baru pada tahun 2006, maka kereta ekspres yang lama dijadikan semi ekspres. Karena tarif kereta pakuan dan semi ekspres lebih mahal ketimbang kereta ekonomi, maka ketiga jenis kereta ini tentunya memiliki spesifikasi penumpang yang berbeda. Salah satu metode pengelompokan yang dapat digunakan untuk melihat spesifikasi penumpang KRL adalah metode yang diperkenalkan oleh Morgan dan Sonquist yaitu metode Automatic Interaction Detection (AID) pada tahun 1963 (Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002). Dalam perkembangannya metode ini banyak dipergunakan karena dapat menangani jumlah data amatan yang besar dan peubah respon ordinal. Metode-metode lain yang termasuk tipe metode AID antara lain adalah Theta Automatic Interaction Detection

(THAID) dan metode Chi-Square Automatic

Interaction Detection (CHAID) yang dapat

digunakan untuk data respon berskala ordinal dan nominal dengan menggunakan kriteria uji Theta untuk THAID dan Khi-kuadrat untuk CHAID. Dalam penelitian ini, metode CHAID akan diterapkan sebagai analisis untuk mengelompokan dan melihat segmentasi penumpang berdasarkan pemilihan jenis KRL yang mereka gunakan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri peubah-peubah yang berpengaruh terhadap pemilihan layanan Kereta Listrik Komuter (Ekspres, Semi Ekspres, dan Ekonomi) oleh penumpang. Dengan diperolehnya informasi tersebut maka dapat diperoleh pembeda masing-masing kelompok penumpang sehingga dapat dilihat segmen dari penumpang secara lebih detail. Selain itu akan dilihat keterkaitan antar peubah yang terpilih.

TINJAUAN PUSTAKA

Kereta Komuter

Kereta komuter adalah kereta yang beroperasi dalam jarak dekat, menghubungkan kota besar dengan kota-kota kecil di sekitarnya atau dua kota yang berdekatan. Penumpang kereta ini kebanyakan adalah para penglaju (komuter) dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian besar dari mereka adalah para pekerja, mahasiswa dan siswa sekolah menengah yang memiliki mobilitas tinggi antar tujuan yang dilayani oleh kereta itu untuk pulang-pergi dalam sehari. Tidaklah heran apabila frekuensi perjalanan kereta komuter ini termasuk tinggi dan jumlah penumpangnya juga paling banyak dibanding kereta lainnya.

Kereta komuter ini umumnya dilayani oleh rangkaian kereta ekonomi. Tetapi beberapa sudah ada yang dilayani oleh kereta yang kelasnya lebih tinggi seperti kelas semi ekspres dan juga kelas ekspres (Wikipedia, 2007).

Fluktuasi penumpang kereta rel listrik komuter juga terhitung tinggi setiap harinya. Jumlah penumpang dipastikan berbeda setiap harinya. Jam keberangkatan dan kedatangan penumpang dari mulai pagi hari hingga malam pun berubah fluktuasinya.

(10)

Penelitian Survei

Penelitian survei merupakan suatu bentuk penyelidikan yang bersifat kritis untuk memperoleh keterangan atas suatu persoalan tertentu di dalam suatu daerah atau suatu wilayah dengan hanya mengambil contoh dari populasi yang ada dengan menggunakan instrumen yang spesifik yaitu kuesioner (B Sandjaja & Albertus H, 2006).

Kuesioner adalah media pengumpulan data dengan mempergunakan pertanyaan-pertanyaan tertulis dengan harapan responden akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Biasanya yang mengisi kuesioner adalah responden sendiri, tetapi adakalanya peneliti membacakan kuesioner pada responden kemudian menulis jawaban responden pada formulir kuesioner (B Sandjaja & Albertus H, 2006).

Metode CHAID

Metode CHAID (Chi-Square Automatic

Interaction Detection) merupakan salah satu

tipe metode AID (Automatic Interaction

Detection). AID adalah suatu tehnik untuk

menganalisis kelompok data berukuran besar dengan membaginya menjadi sub-sub kelompok yang tidak saling tumpang tindih (Kass, 1980 dalam Soemartojo, 2002). Pembagian kelompok tersebut didasarkan kepada peubah respon terhadap peubah-peubah penjelas. Perbedaan CHAID dibandingkan dengan metode AID lainnya yaitu tipe data yang digunakan adalah data kategori berskala nominal dan ordinal dengan uji yang digunakan adalah uji Chi-Square.

Tahapan yang harus dilakukan dalam analisis CHAID untuk menghasilkan sebuah dendrogram pada dasarnya melalui tiga tahap yaitu penggabungan, pemisahan, dan penghentian. Penggabungan dilakukan terhadap kategori peubah penjelas yang memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap peubah respon, pemisahan dilakukan terhadap peubah penjelas yang berpengaruh signifikan. Proses ini dilakukan secara rekursif hingga tidak ada lagi peubah penjelas yang signifikan atau ditemukan aturan penghentian. Untuk lebih jelasnya, dapat diterangkan dalam algoritma berikut ini (Kass, 1980 dalam Alamudi, et al, 1998) :

1. Membuat tabulasi silang untuk masing-masing kategori peubah penjelas dengan kategori peubah respon.

2. Membuat sub tabulasi silang berukuran 2xd yang mungkin tersusun, dengan d adalah banyaknya kategori peubah respon. Kemudian cari nilai dari semua sub tabel yang terbentuk. Dengan α ditetapkan, cari nilai yang terkecil. Jika

lebih kecil dari (dengan db = d-1), maka kedua kategori peubah penjelas tersebut digabungkan. Prosedur ini akan mereduksi c kategori peubah penjelas menjadi r kategori (r < c) (Soemartojo, 2002). Untuk peubah ordinal penggabungan hanya dapat dilakukan untuk kategori yang berurutan.

2 hitung

χ

2 hitung

χ

χ

2 terkecil 2 α

χ

3. Jika terdapat kategori gabungan yang terdiri dari tiga atau lebih kategori asal, maka dilakukan pembagian biner terhadap kategori gabungan tersebut. Dari pembagian ini dicari terbesar. Jika terbesar lebih besar dari , maka pembagian biner dilakukan. Selanjutnya kembali ke tahap dua.

2 hitung

χ

2 hitung

χ

2 α

χ

4. Dari setiap peubah penjelas yang telah digabungkan, dihitung nilai-p untuk masing-masing tabel yang terbentuk. Tabel yang mengalami reduksi menjadi r kategori, nilai-p nya dikalikan dengan pengganda Bonferoni sesuai dengan tipe peubahnya. Jika nilai-p terkecil kurang dari α yang ditetapkan, maka peubah tersebut merupakan peubah penjelas yang pengaruhnya paling signifikan bagi peubah respon.

5. Kembali ke tahap pertama untuk melakukan pembagian berdasarkan peubah yang belum terpilih.

Statistik uji yang dipergunakan adalah statistik uji Chi-Square dengan persamaan sebagai berikut :

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − =

= = ij ij ij c j r i E E O 2 1 1 2 χ dengan : r = total baris c = total kolom i = indeks baris j = indeks kolom

Oij = Frekuensi baris ke-i kolom ke-j

Eij = Frekuensi harapan baris ke-i kolom ke-j

(11)

Metode CHAID sebenarnya menggabungkan kategori tak nyata dalam suatu peubah dengan melihat semua cara pengelompokan yang mungkin terjadi (Soemartojo, 2002). Untuk tabulasi silang yang mengalami pengurangan kategori menjadi r kategori dari peubah asal c kategori (r < c), maka nilai-p dari uji Chi-Square yang baru dikalikan dengan pengganda Bonferoni sesuai dengan jenis peubahnya (Kass, 1980

dalam Soemartojo, 2002). Berikut adalah tipe

pengganda Bonferoni sesuai dengan peubahnya:

1. Untuk peubah bebas berskala nominal :

( ) (

(

)

)

− = − − − = 1 0 ! ! 1 r i c i bebas i r i i r B

2. Untuk peubah monotonik berskala ordinal: 1 , 1 − − = c r monotonik C B

3. Untuk peubah float (mengambang) berskala ordinal, namun urutan kategori diragukan : 1 , 2 2 , 2 − − − − + = c r c r float C rC B

Hasil dari analisis CHAID adalah suatu dendrogram pemisah dengan tiga macam informasi yang dapat diperoleh, yaitu (Fielding, 1977 dalam O’Muircjartaigh dan Payne, 1997) :

1. Pengelompokan amatan. Pengamatan dikelompokan ke dalam kelompok-kelompok yang relatif homogen dalam kaitannya dengan nilai peubah penjelas dan peubah respon.

2. Asosiasi antar peubah penjelas. Kecenderungan nilai peubah penjelas tertentu berpadanan dengan nilai peubah penjelas yang lain.

3. Interaksi antar peubah penjelas. Peranan silang dua peubah penjelas dalam pemisahan amatan menurut peubah respon.

BAHAN DAN METODE

Bahan

Penelitian ini menggunakan data primer, dengan responden adalah penumpang KRL jurusan Bogor-Jakarta. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner dan wawancara langsung kepada penumpang.

Tahapan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Persiapan membuat kuesioner

Persiapan yang dilakukan adalah mencari informasi tentang layanan KRL Komuter jurusan Bogor-Jakarta, kondisi lingkungan stasiun dan tanya jawab dengan penumpang mengenai peubah penjelas yang akan digunakan.

b. Penyusunan kuesioner

Diawali dengan menyusun peubah demografi untuk mengetahui karakteristik responden dan peubah-peubah yang akan diukur berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi penumpang dalam memilih layanan KRL. Pilihan jenis KRL sebagai peubah respon dalam hal ini diukur berdasarkan jenis KRL yang paling sering mereka gunakan yang terbagi dalam 3 kategori, yaitu :

1 = Kereta Listrik Ekspres/Pakuan 2 = Kereta Listrik Semi Ekspres 3 = Kereta Listrik Ekonomi

Peubah-peubah penjelas yang digunakan sebagai faktor penduga yang mempengaruhi penumpang dalam memilih layanan KRL adalah sebagai berikut :

1. Jenis kelamin 1 = Laki-laki, 2 = Perempuan 2. Usia 1 = ≤ 20 tahun 2 = 21 – 30 tahun 3 = 31 – 40 tahun 4 = > 40 tahun 3. Jenis pekerjaan 1 = Direktur/manager/pemilik perusahaan/supervisor. 2 = Pensiunan/ibu rumah tangga 3 = Mahasiswa/pelajar

4 = Pegawai biasa (bag.admin dll) 5 = Wiraswasta/pedagang 6 = Guru/tenaga terampil/buruh 7 = Lainnya

4. Pengeluaran per bulan 1 = ≤ Rp. 500.000 2 = Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 3 = Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000 4 = Rp. 1.500.001 – Rp. 2.500.000 5 = Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000 6 = > Rp. 5.000.000

5. Status saat ini

1 = Tidak/belum berkeluarga 2 = Sudah berkeluarga 6. Punya kendaraan pribadi

1 = Ya, 2 = Tidak

(12)

7. Ada alternatif transportasi umum lain selain KRL

1 = Ya, 2 = Tidak

8. Alasan utama memilih KRL 1 = Menghemat waktu 2 = Bebas macet

3 = Lebih menghemat biaya

4 = Suasana KRL lebih

menyenangkan /merasa aman 5 = Fasilitasnya

6 = Lainnya

9. Ada rekan yang menemani perjalanan 1 = Ya, 2 = Tidak

10. Menggunakan karcis abonemen 1 = Ya, 2 = Tidak

11. Sumber biaya transportasi dengan KRL 1 = Pribadi, 2 = Kantor/instansi 12. Menggunakan KRL untuk kepentingan 1 = Transportasi ke sekolah/kampus /kantor 2 = Jalan-jalan/bepergian 3 = Kepentingan khusus (berbelanja) 13. Berapa kali dalam sebulan terakhir

menggunakan KRL 1 = ≤ 4 kali

2 = 5 – 10 kali 3 = > 10 kali

14. Mengikuti berita terkini seputar KRL 1 = Tidak mengikuti

2 = Ya, melalui media elektronik 3 = Ya, melalui media cetak 4 = Ya, melalui media lainnya c. Menentukan metode penarikan contoh.

Penarikan contoh dilakukan selama satu minggu dengan mencakup semua hari dari mulai pagi hingga petang. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa fluktuasi dan karakteristik penumpang akan berbeda pada setiap hari dan jam yang berbeda. Pengambilan responden diusahakan seobjektif mungkin dengan menyebar ke seluruh penjuru Stasiun Bogor. Metode ini dilakukan berdasarkan keadaan penumpang karena tidak mungkin mrndapatkan daftar jumlah seluruh penumpang KRL Bogor – Jakarta atau tidak ada Sampling Frame.

d. Melakukan pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan di Stasiun Bogor selama satu minggu penuh dan responden direkrut dengan sistem perorangan menggunakan kuesioner.

Tipe nominal terdapat pada peubah jenis kelamin, status, jenis pekerjaan, kepemilikan kendaraan, alat transportasi alternatif, alasan memilih KRL, rekan perjalanan, karcis abonemen, sumber biaya, kepentingan menggunakan KRL, dan media yang diikuti. Untuk tipe ordinal terdapat pada peubah usia, pengeluaran per bulan, dan intensitas penggunaan KRL dalam sebulan terakhir.

Metode

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Melakukan tabulasi silang antara peubah respon dengan peubah penjelas, sebagai langkah awal untuk melihat pengaruh asosiasi peubah penjelas terhadap peubah respon menggunakan uji Chi-Square kemudian dianalisa dengan metode statistika deskriptif.

b. Melakukan analisis CHAID untuk melihat struktur data antara peubah penjelas dengan peubah respon.

c. Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan kriteria jenis KRL kepada masing-masing penumpang.

Analisis data menggunakan software SPSS 13 for

windows, Microsoft Excel dan Answer Tree 2.01

dengan taraf nyata α = 0.05

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Responden

Banyaknya responden penumpang layanan KRL yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 417 orang. Sebagian besar dari responden tersebut adalah pengguna layanan kereta ekonomi yaitu sebesar 63%. Terbesar kedua adalah pengguna layanan kereta ekspres sebesar 30%, dan sisanya sebesar 7% adalah pengguna layanan kereta semi ekspres (Gambar 1). Pemilihan Jenis KRL Ekonomi 63% Semi Ekspres 7% Ekspres 30%

Gambar 1. Persentase pemilihan jenis kereta rel listrik.

(13)

Pada tabel frekuensi (Lampiran 1) terlihat bahwa sebagian besar responden penumpang KRL adalah laki-laki (53.5%). Sedangkan menurut kelompok usia, sebagian besar penumpang berada dalam kelompok usia 21-30 tahun (35%).

Sesuai dengan fungsinya sebagai kereta komuter yang memiliki mobilitas harian, sebagian besar dari penumpang KRL berprofesi sebagai pegawai biasa/swasta (25.9%) dan mahasiswa/pelajar (23.7%), kebanyakan dari penumpang ini berangkat ke tempat tujuan pada pagi hari dan pulang pada sore/malam harinya. Dari segi pengeluaran per bulan pun didominasi oleh penumpang yang memiliki pengeluaran Rp.500.001-Rp.1.000.000 setiap bulannya (24.9%).

Sebagian besar dari penumpang KRL berstatus menikah atau telah berkeluarga (52.3%), KRL yang merupakan salah satu transportasi yang terbilang cepat dan bebas macet menjadi pilihan penumpang yang telah berkeluarga agar dapat lebih cepat tiba di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Dalam hal kepemilikan kendaraan pribadi, rata-rata penumpang KRL juga memiliki kendaraan pribadi yang dapat digunakan untuk mencapai tempat tujuan yang sama (51.1%), dan para penumpang tersebut tetap memilih KRL sebagai sarana transportasi utama walaupun terdapat pula alternatif transportasi umum yang lain (77.7%).

Alasan para penumpang memilih KRL sebagai sarana transportasi bermacam-macam, namun sebagian besar mengatakan bahwa KRL terbilang lebih cepat dan menghemat waktu mereka (42.9%). Para penumpang KRL biasanya bepergian tanpa ada rekan yang menemani (56.4%), dan mereka juga memilih untuk tidak menggunakan karcis abonemen (83,2%), dan lebih memilih untuk membeli karcis harian. Sumber biaya transportasi penumpang KRL adalah dari biaya pribadi mereka sendiri (89.2%), dan hanya 10.8% penumpang yang mendapatkan subsidi transportasi dari tempat mereka bekerja.

Dalam hal kepentingan menggunakan KRL, sebanyak 57.8% penumpang menggunakan KRL sebagai sarana transportasi ke sekolah, kampus atau kantor, sisanya menggunakan KRL untuk kepentingan lain (25.4%) dan untuk kepentingan khusus seperti berbelanja (16.8%). Dilihat dari frekuensinya, sebagian besar penumpang menggunakan

layanan KRL lebih dari 10 kali tiap bulannya (46.8%) karena mobilitas atau pergerakan mereka adalah harian.

Mengikuti perkembangan berita KRL adalah hal yang terbilang cukup penting bagi para penggunanya, namun dari hasil survei, terlihat bahwa kebanyakan dari para penumpang KRL tidak mengikuti sama sekali perkembangan berita terkini dari KRL (38.8%), hanya sebagian saja yang mengikuti perkembangan berita KRL melalui media elektronik (36.5%), dan sisanya mendapat berita dari media cetak, internet dan lain-lain.

Dilihat dari data hasil survei, untuk kategori penumpang yang memilih layanan kereta semi ekspres kurang dapat dibedakan karakteristiknya karena jumlah responden kereta tersebut terbilang cukup kecil. Oleh karena itu, dilakukan penggabungan kategori, untuk penumpang kereta semi ekspres dengan penumpang kereta ekonomi. Hal ini dikarenakan layanan kereta semi ekspres merupakan layanan kereta listrik yang ditujukan untuk penumpang kalangan menengah kebawah yang ingin merasakan pelayanan dan fasilitas kereta listrik yang lebih baik dibandingkan kereta ekonomi, namun dengan kisaran harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan kereta ekspres. Sehingga untuk analisis selanjutnya hanya ada dua peubah respon yaitu pemilihan jenis KRL ekspres atau KRL ekonomi.

Dendrogram Hasil Pemisahan Analisis CHAID

Analisis CHAID menghasilkan suatu dendrogram, yang menggambarkan pengelompokan berdasarkan hubungan terstruktur peubah respon dengan peubah penjelas yang signifikan pada taraf nyata α = 0.05.

Dari 14 peubah yang dianalisis, ada lima peubah penjelas yang berpengaruh terhadap pemilihan jenis KRL oleh para penumpang. Peubah penjelas tersebut adalah pengeluaran per bulan, alasan menggunakan KRL, penggunaan karcis abonemen, pekerjaan, dan frekuensi penggunaan KRL dalam satu bulan.

Hasil analisis CHAID pada Gambar 2, menggambarkan bahwa peubah penjelas yang sangat nyata menentukan pemilihan jenis KRL adalah pengeluaran per bulan dari para penumpang. Dari enam kategori pengeluaran per bulan diperoleh dua kategori baru, yaitu :

1. Pengeluaran ≤ Rp. 1.500.000 2. Pengeluaran > Rp. 1.500.000

(14)

Penumpang yang memilih layanan kereta

ekspres sebagian besar adalah penumpang yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp. 1.500.000 per bulan. Sedangkan penumpang yang memilih layanan kereta ekonomi sebesar 81.82% memiliki pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000 per bulannya.

Pada kelompok penumpang yang memiliki pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000 per bulan dibagi lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan alasan memilih KRL sebagai sarana transportasi, yaitu tepat waktu; bebas macet, hemat biaya, dan suasana KRL lebih menyenangkan. Penumpang dengan pengeluaran per bulan kurang dari Rp. 1.500.000 dan beralasan bahwa KRL lebih tepat waktu atau bebas macet terdiri dari penumpang kereta ekonomi sebesar 79.07%. Jumlah tersebut berbeda dengan penumpang yang beralasan bahwa KRL lebih menghemat biaya, yang terdiri dari 94.94% adalah penumpang ekonomi karena harga karcis kereta ekonomi memang jauh lebih murah dibandingkan kereta ekspres, sedangkan 61.54% penumpang kereta ekspres beralasan KRL lebih menyenangkan.

Selanjutnya pada kelompok penumpang dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000 dan beralasan KRL tepat waktu; hemat biaya, dipisah lagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenis pekerjaan, yaitu yang bekerja sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil dengan kelompok yang bekerja sebagai PNS. Kelompok penumpang dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan bahwa KRL tepat waktu/bebas macet dan berprofesi sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil hampir sebagian besarnya memilih layanan kereta ekonomi (82.61%), namun tidak sedikit pula yang memilih layanan kereta ekspres (17.39%). Tetapi pada penumpang yang berprofesi sebagai PNS lebih banyak didominasi oleh pengguna kereta ekspres (72.73%) dan sisanya merupakan pengguna kereta ekonomi.

Untuk kelompok penumpang yang pengeluarannya kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan KRL tepat waktu; bebas macet serta berprofesi sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil juga

dipisahkan lagi menjadi dua kelompok berdasarkan penggunaan karcis abonemen. Kelompok penumpang dengan pengeluaran kurang dari Rp. 1.500.000, beralasan KRL tepat waktu; bebas macet dan berprofesi sebagai direktur; ibu rumah tangga/pensiunan; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil serta menggunakan karcis abonemen maupun tidak menggunakan karcis abonemen sebagian besar terdiri dari penumpang kereta ekonomi. Penumpang kereta ekspres lebih banyak yang memilih untuk tidak menggunakan karcis abonemen (20.97%).

Pada kelompok penumpang dengan pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000 dan beralasan KRL lebih hemat biaya diklasifikasikan lagi menjadi tiga kelompok berdasarkan frekuensi penggunaan KRL dalam sebulan, yaitu kurang dari 4 kali, 5-10 kali dan lebih dari 10 kali. Dari ketiga pengelompokan penumpang berdasarkan frekuensi penggunaan KRL dalam sebulan semuanya didominasi oleh pengguna kereta ekonomi, namun persentase terbesar pengguna kereta ekspres adalah penumpang yang setiap bulannya menggunakan KRL sebanyak 5-10 kali (22.22%).

Selanjutnya pada kelompok penumpang dengan pengeluaran per bulan kurang dari Rp.1.500.000, beralasan KRL lebih hemat biaya, frekuensi menggunakan KRL kurang dari 4 kali dalam sebulan dipisahkan oleh besarnya pengeluaran per bulan secara lebih spesifik yaitu kurang dari Rp.1.000.000 dan antara Rp. 1.000.000-Rp.1.500.000. Penumpang dengan pengeluaran kurang dari Rp.1.000.000 keseluruhannya adalah penumpang kereta ekonomi, hal ini mencirikan bahwa penumpang kereta ekonomi adalah kalangan menengah kebawah.

Pada kelompok penumpang dengan pengeluaran kurang dari Rp.1.500.000, beralasan bahwa KRL hemat biaya, dan frekuensi bepergian dengan KRL lebih dari 10 kali dipisahkan lagi berdasarkan pekerjaan yaitu kelompok penumpang yang berprofesi sebagai mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil; PNS dan kelompok selainnya. Dimana pada kelompok yang pertama seluruhnya adalah pengguna kereta ekonomi sedangkan kelompok kedua yang berprofesi selainnya memiliki jumlah yang seimbang antara pengguna kereta ekspres (50%) dan pengguna kereta ekonomi (50%).

(15)

(16)

Berikutnya, pada kelompok penumpang dengan pengeluaran per bulannya lebih dari Rp.1.500.000 dipisahkan menjadi dua kelompok berdasarkan penggunaan karcis abonemen yaitu menggunakan karcis abonemen dan tidak menggunakan karcis abonemen. Kelompok penumpang dengan pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan menggunakan karcis abonemen didominasi oleh pengguna kereta ekonomi yaitu sebesar 94.12% dan hanya 5.88% penumpang kereta ekspres yang menggunakan karcis abonemen. Sedangkan untuk kelompok penumpang dengan pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak menggunakan karcis abonemen sebagian besar terdiri atas pengguna kereta ekspres (55.15%) dan sisanya (44.85%) adalah pengguna kereta ekonomi. Hal ini terjadi karena dengan membeli karcis abonemen pengeluaran untuk transportasi terutama untuk kereta ekonomi bagi para penumpang dengan mobilitas harian dirasa lebih ringan.

Pada kelompok penumpang dengan pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dan tidak menggunakan karcis abonemen dipisahkan kembali berdasarkan alasan menggunakan KRL yaitu KRL tepat waktu; bebas macet, menghemat biaya dan suasana KRL lebih menyenangkan. Kelompok penumpang yang beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet didominasi oleh pengguna kereta ekspres yaitu sebesar 54.95%, sedangkan kelompok yang

beralasan KRL hemat biaya didominasi oleh pengguna kereta ekonomi (83.33%), sedangkan kelompok yang beralasan bahwa KRL lebih menyenangkan sebagian besar terdiri atas pengguna KRL ekspres (92.31%) karena KRL ekspres memang menawarkan pelayanan dan fasilitas yang jauh lebih baik ketimbang kereta ekonomi.

Faktor – faktor Yang Berpengaruh

Melalui dendogram hasil analisis CHAID dapat diketahui bahwa faktor yang paling signifikan memisahkan penumpang berdasarkan pemilihan jenis KRL adalah besarnya pengeluaran per bulan. Dapat diketahui pula bahwa penumpang dengan pengeluaran rendah cenderung memilih kereta ekonomi sebagai sarana transportasi demikian pula sebaliknya.

Alasan penumpang memilih KRL sebagai sarana transportasi ternyata juga signifikan untuk memberikan gambaran pemilihan jenis KRL. Terlihat bahwa penumpang yang beralasan bahwa KRL tepat waktu cenderung memilih kereta ekspres karena dari segi ketepatan dan kecepatan kereta ekspres memang lebih menjanjikan. Sedangkan penumpang yang beralasan KRL menghemat biaya memilih kereta ekonomi sebagai sarana transportasi karena biaya transportasi dengan kereta ekonomi jauh lebih murah ketimbang kereta ekspres.

Tabel 1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05

No Karakteristik Penumpang Ekspres Ekonomi

1. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan KRL tepat waktu;bebas macet, pekerjaan direktur; pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; guru/t.terampil, abonemen

2

(5.41%) (94.59%) 35 2. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan KRL tepat

waktu;bebas macet, pekerjaan direktur; pensiun/ibu rmh tangga; mahasiswa/pelajar; guru/t.terampil, tidak abonemen

26

(20.97%) (79.03%) 98 3. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan KRL tepat

waktu;bebas macet, pekerjaan PNS

8 (72.73%)

3 (27.27) 4. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan hemat biaya,

frekuensi ≤ 4 kali, pengeluaran ≤ 1.000.000 (0%) 0 (100%) 30 5. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan hemat biaya,

frekuensi ≤ 4 kali, pengeluaran 1.000.000-1.500.000

1

(33.33%) (66.67%) 2

(17)

6. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan hemat biaya,

frekuensi 5-10 kali (22.22%) 2 (77.78%) 7

7. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan hemat biaya, frekuensi > 10 kali, pekerjaan mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/t.terampil; PNS

0

(0%) (100%) 35 8. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan hemat biaya,

frekuensi > 10 kali, pekerjaan lainnya

1 (50%)

1 (50%) 9. Pengeluaran ≤ 1.500.000, alasan KRL lebih

menyenangkan (61.54% 8 (38.46%) 5

10. Pengeluaran > 1.500.000, abonemen 1

(5.88%) (94.12%) 16 11. Pengeluaran > 1.500.000, tidak abonemen, alasan

tepat waktu; bebas macet (54.95%) 61 (45.05%) 50 12. Pengeluaran > 1.500.000, tidak abonemen, alasan

hemat biaya

2 (16.67%)

10 (83.33%) 13. Pengeluaran > 1.500.000, tidak abonemen, alasan

KRL lebih menyenangkan (92.31%) 12 (7.69%) 1

Total 124 293

Dari segi kenyamanan, kereta ekspres memang jauh lebih menjanjikan daripada kereta ekonomi, karena itu para penumpang memilih kereta ekspres dengan alasan KRL lebih menyenangkan.

Faktor penggunaan karcis abonemen juga memiliki pengaruh terhadap pemilihan jenis KRL, dimana penumpang yang memilih kereta ekonomi lebih banyak menggunakan karcis abonemen jika dibandingkan penumpang kereta ekspres.

Karakteristik Penumpang KRL Berdasarkan Analisis CHAID

Berdasarkan dendogram analisis CHAID, dihasilkan 13 karakteristik penumpang KRL pada Tabel 1. Dari karakteristik tersebut dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok penumpang dengan jumlah pengeluaran rendah dan kelompok penumpang dengan jumlah pengeluaran tinggi. Penumpang dengan jumlah pengeluaran rendah adalah penumpang yang memiliki pengeluaran per bulan ≤ Rp. 1.500.000, sedangkan penumpang dengan jumlah pengeluaran per bulan > Rp.1.500.000 termasuk dalam kelompok penumpang dengan jumlah pengeluaran tinggi.

Pada tabel 1, karakteristik penumpang nomor 1 sampai dengan 9 adalah kelompok penumpang dengan jumlah pengeluaran rendah dan untuk nomor 10 sampai dengan 13 adalah kelompok penumpang dengan jumlah pengeluaran tinggi.

Kelompok penumpang dengan tingkat pengeluaran rendah

Penumpang pada kelompok ini secara umum terdiri dari penumpang kereta ekonomi dan sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai direktur; pensiun/ibu rumah tangga; mahasiswa/pelajar; guru/tenaga terampil, beralasan bahwa KRL merupakan sarana transportasi yang tepat waktu dan bebas macet, dan mereka tidak menggunakan karcis abonemen. Tetapi, kelompok ini juga memiliki jumlah penumpang kereta ekspres yang terbesar pada tingkat pengeluaran rendah.

Pada tabel 1, karakteristik nomor 4 dan 7 jika dibandingkan dengan karakteristik yang lain memiliki jumlah penumpang kereta ekonomi yang lebih banyak. Pada kelompok ini, penumpang beralasan KRL lebih menghemat biaya. Kenyataan ini menunjukan bahwa harga tiket dengan menggunakan kereta ekonomi terbilang murah dan terjangkau oleh kalangan menengah kebawah. Sedangkan pada tabel 9, lebih didominasi oleh penumpang kereta ekspres yang beralasan bahwa suasana KRL lebih menyenangkan.

Kelompok penumpang dengan tingkat pengeluaran tinggi

Penumpang pada kelompok ini secara umum terdiri dari penumpang kereta ekspres, dan jumlah terbanyak ada pada karakteristik nomor 11 dimana penumpang tidak menggunakan karcis abonemen dan beralasan bahwa KRL tepat waktu serta bebas macet.

(18)

Namun pada karakteristik nomor 10 dan 12 lebih didominasi oleh kelompok penumpang kereta ekonomi yang menggunakan karcis abonemen dan kelompok penumpang kereta ekonomi yang tidak menggunakan karcis abonemen dan beralasan KRL hemat biaya. Hal ini membuktikan bahwa meskipun memiliki pengeluaran tinggi sebagian penumpang tetap memilih kereta ekonomi apabila ingin menghemat biaya transportasi.

Asosiasi dan Interaksi Antarpeubah Penjelas dengan Peubah Respon

Berdasarkan dendogram hasil analisis CHAID dapat diketahui asosiasi dan interaksi antar peubah. Peubah pengeluaran perbulan nampak berasosiasi dengan peubah menggunakan karcis abonemen yaitu penumpang yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 umumnya tidak menggunakan karcis abonemen. Ini memperlihatkan bahwa dengan pengeluaran tersebut penumpang merasa tidak perlu menghemat biaya transportasi dengan menggunakan karcis abonemen. Sedangkan penumpang yang tidak menggunakan karcis abonemen berasosiasi dengan alasan memilih KRL sebagai sarana transportasi, dimana sebagian besar penumpang yang tidak menggunakan karcis abonemen beralasan bahwa KRL lebih tepat waktu; bebas macet; dan lain-lain.

Sementara itu, penumpang yang memiliki frekuensi bepergian dengan KRL kurang dari 4 kali per bulan pada umumnya memiliki pengeluaran kurang dari Rp.1.000.000. Asosiasi juga terjadi antara jenis pekerjaan dengan penggunaan karcis abonemen. Penumpang yang memiliki pekerjaan sebagai direktur; pensiun/ibu rumah tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa; wiraswasta; guru/tenaga terampil pada umumnya tidak menggunakan karcis abonemen.

Interaksi terjadi antara peubah pengeluaran, abonemen dan alasan menggunakan KRL, dimana peubah pengeluaran kurang dari Rp.1.500.000 dipisahkan berdasarkan alasan menggunakan KRL, sedangkan peubah pengeluaran lebih dari Rp.1.500.000 dipisahkan berdasarkan penggunaan abonemen. Peubah penggunaan abonemen mengalami interaksi dengan peubah pengeluaran per bulan. Namun pada tingkat

pengeluaran kurang dari Rp.1.500.000, peubah abonemen dapat dipisahkan setelah melalui peubah alasan menggunakan KRL dan peubah pekerjaan. Demikian pula terjadi interaksi pada peubah alasan menggunakan KRL dan peubah pekerjaan.

KESIMPULAN

Melalui hasil analisis dapat diketahui bahwa rata-rata penumpang KRL lebih memilih menggunakan kereta ekonomi. Secara umum penumpang berjenis kelamin laki-laki, berusia antara 21-30 tahun, berprofesi sebagai pegawai swasta dan pelajar/mahasiswa, memiliki pengeluaran per bulan Rp.500.000- Rp.1.000.000, memiliki alternatif transportasi umum lain selain KRL, beralasan bahwa KRL tepat waktu, tidak menggunakan karcis abonemen, sumber biaya transportasi adalah dari biaya pribadi, dan menggunakan KRL sebagai sarana transportasi ke sekolah/kampus/kantor.

Berdasarkan hasil dendogram CHAID, jumlah pengeluaran per bulan merupakan peubah pertama yang signifikan dalam membedakan karakteristik penumpang. Peubah-peubah lain yang juga berperan dalam membedakan karakteristik penumpang adalah alasan menggunakan KRL, penggunaan karcis abonemen, jenis pekerjaan, dan frekuensi menggunakan KRL dalam sebulan.

Berdasarkan data yang dianalisis dapat terlihat kecenderungan bahwa penumpang yang menggunakan kereta ekonomi cenderung memiliki pengeluaran rendah, beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan menghemat biaya, memiliki pekerjaan sebagai direktur; pensiun/ibu rumah tangga; mahasiswa/pelajar; pegawai biasa;wiraswasta; guru/tenaga terampil, dan tidak menggunakan karcis abonemen. Sedangkan pengguna kereta ekspres sebagian besar berpenghasilan tinggi, tidak menggunakan karcis abonemen, dan beralasan bahwa KRL tepat waktu; bebas macet dan memiliki suasana yang lebih menyenangkan. Sedangkan dari segi profesi, penumpang yang berprofesi sebagai PNS cenderung memilih kereta ekspres dibanding ekonomi.

Terdapat asosiasi antara pengeluaran dengan penggunaan karcis abonemen, penggunaan karcis abonemen dengan alasan

(19)

memilih KRL, frekuensi bepergian dengan pengeluaran dan jenis pekerjaan dengan penggunaan karcis abonemen.

DAFTAR PUSTAKA

Alamudi. A, A. H. Wigena & Aunuddin.

1998. Eksplorasi Struktur Data Dengan Metode CHAID. Forum Statistika dan

Komputasi. 3:1-9.

Du Toit SHC, AGW Steyn & RH Stumph.

1986. Graphical Exploratory Data

Analysis. New York: Springer – Verlag.

Fielding, A. 1997. Binary Segmentation : The

Automatic Interaction Detector and Related Technique for Exploring Data Structure (dalam O’Muircheartaigh, C. A, dan Payne. 1997. The Analysis of Survey

Data Vol. I. Exploring Data Structure).

John Willey & Son. London, New York, Sidney, Toronto.

Rahmawati, Dian. 1999. Penelusuran

Karakteristik Nasabah Bank Pemerintah dan Bank Swasta Dengan Metode CHAID [Skripsi]. Jurusan Statistika FMIPA IPB. Bogor.

Sandjaja B, Heriyanto. A. 2006. Panduan

Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Soemartojo SM. 2002. Kajian Metode

CHAID dan CHAID Exhaustive Sebagai Analisa Pohon Berstruktur [Tesis]. Jurusan Statistika FMIPA IPB. Bogor.

Wikipedia. 2005. “Kereta”.

http://en.wikipedia.org/wiki/kereta.htm.

Yuniah. 2006. Faktor-Faktor Yang

Berpengaruh Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa TPB IPB Dengan Metode CHAID [Skripsi]. Bogor: Jurusan Statistika FMIPA IPB.

(20)
(21)

Lampiran 1. Tabel frekuensi peubah-peubah yang digunakan

Peubah Kategori Jumlah %

Laki-laki 223 53.5 Jenis Kelamin Perempuan 194 46.5 ≤ 20 tahun 71 17 21 – 30 tahun 146 35 31 – 40 tahun 108 25.9 Usia > 40 tahun 92 22.1 Direktur/manager/supervisor 7 1.7

Pensiunan/Ibu rumah tangga 53 12.7

Mahasiswa/pelajar 99 23.7 Pegawai biasa 108 25.9 Wiraswasta/pedagang 41 9.8 Guru/tenaga terampil/buruh 40 9.6 PNS 47 11.3 Jenis Pekerjaan Lainnya 22 5.3 ≤ Rp.500.000 87 20.9 Rp.500.001-Rp.1.000.000 104 24.9 Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 73 17.5 Rp.1.500.001-Rp.2.500.000 77 18.5 Rp.2.500.001-Rp.5.000.000 63 15.1

Pengeluaran per Bulan

> Rp.5.000.000 13 3.1 Tidak/belum berkeluarga 199 47.7 Status Sudah berkeluarga 218 52.3 Ya 213 51.1 Kendaraan Pribadi Tidak 204 48.9 Ya 324 77.7

Alternatif Transportasi Umum

Tidak 93 22.3

Tepat waktu/menghemat waktu 175 42.9

Bebas macet 75 18

Menghemat biaya 96 23

Suasana KRL lebih menyenangkan 27 6.5

Alasan Memilih KRL Lainnya 40 9.6 Ya 182 43.6 Rekan Tidak 235 56.4 Ya 70 16.8 Karcis Abonemen Tidak 347 83.2 Biaya pribadi 372 89.2

Sumber Biaya Transportasi

Subsidi kantor/instansi 45 10.8

Transportasi sekolah/kampus/kantor 241 57.8 Jalan-jalan/mengunjungi kerabat 106 25.4 Kepentingan

Kepentingan khusus (berbelanja,dll) 70 16.8

≤ 4 kali 140 33.6

5 – 10 kali 82 19.7

Frekuensi

> 10 kali 195 46.8

Tidak mengikuti 162 38.8

Ya, melalui media elektronik 152 36.5

Ya, melalui media cetak 83 19.9

Ya, melalui millis/internet 6 1.4

Mengikuti Berita KRL

Ya, melalui orang lain 14 3.4

(22)

Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Survei

KUESIONER PENELITIAN

PENELUSURAN KARAKTERISTIK PENGGUNA LAYANAN KERETA API LISTRIK (KRL) BOGOR – JAKARTA 2007

Nama Surveyor :

Tgl :

Jam :

Petunjuk : Lingkarilah jawaban pilihan yang sesuai.

ƒ Kereta Api Listrik yang paling sering digunakan : 1. KRL Express / Pakuan 2. KRL Semi Express 3. KRL Ekonomi A. PROFIL RESPONDEN Nama Lengkap : Alamat : No HP / Telp :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Usia :

B. FAKTOR-FAKTOR

ƒ Jenis pekerjaan : 1. Direktur/Manager/Pemilik

Perusahaan/Supervisor

2. Pensiunan/Ibu Rumah Tangga

3. Mahasiswa/Pelajar

4. Pegawai Biasa (bagian adm, dll)

5. Wiraswasta/Pedagang

6. Guru/Tenaga terampil/Buruh

7. Lainnya, sebutkan ...

ƒ Pengeluaran per Bulan : 1. ≤ Rp. 500.000

2. Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000 3. Rp. 1.000.001 – Rp. 1.500.000 4. Rp. 1.500.001 – Rp. 2.500.000 5. Rp. 2.500.001 – Rp. 5.000.000 6. > Rp. 5.000.000

ƒ Status saat ini : 1. Tidak / belum berkeluarga

2. Sudah berkeluarga ƒ Selain menggunakan KRL, apakah anda : 1. Ya 2. Tidak

memiliki kendaraan pribadi untuk mencapai tempat tujuan yang sama

ƒ Apakah ada sarana transportasi umum lain : 1. Ya 2. Tidak yang anda gunakan untuk mencapai tempat

tujuan yang sama

ƒ Alasan utama memilih KRL sebagai sarana : 1. Tepat waktu/menghemat waktu

transportasi 2. Bebas macet

3. Lebih menghemat biaya

4. Suasana KRL lebih menyenangkan/merasa aman 5. Fasilitasnya

6. Lainnya, sebutkan ... ƒ Apakah ada rekan yang menemani : 1. Ya 2. Tidak

perjalanan selama menggunakan KRL

ƒ Menggunakan karcis abonemen : 1. Ya 2. Tidak

ƒ Sumber biaya untuk transportasi dengan : 1. Biaya pribadi (Orang tua / kerabat)

menggunakan KRL 2. Subsidi kantor / instansi

ƒ Menggunakan KRL untuk kepentingan apa : 1. Sarana transportasi ke sekolah/

kampus/kantor

2. Jalan-jalan/bepergian/ Mengunjungi kerabat

3. Kepentingan khusus (berbelanja,dll) ƒ Berapa kali dalam sebulan terakhir : 1. ≤ 4 kali

menggunakan layanan KRL 2. 5-10 kali

3. > 10 kali ƒ Mengikuti perkembangan / berita terkini : 1. Tidak mengikuti

dari jasa layanan KRL 2. Ya, melalui media elektronik (TV, Radio) 3. Ya, melalui media cetak (Koran, dll) 4. Ya, melalui ...

Gambar

Gambar 1. Persentase pemilihan jenis kereta rel  listrik.
Gambar 2. Dendogram Pemisahan Hasil Analisis CHAID pada taraf nyata α = 0.05
Tabel 1. Karakteristik Pengguna KRL Hasil Analisis CHAID Pada Taraf Nyata α = 0.05

Referensi

Dokumen terkait

12,92 dari nilai bobot sebesar 15. Kinerja PDAM Kabupaten Wonosobo Tahun Buku 2009. Berdasarkan kriteria menurut SK. Menteri Dalam Negeri Nomor 47. Tahun 1999 kinerja PDAM

Shalat adalah pokok dari agama Islam, barangsiapa yang tidak mengerjakan shalat maka dia bukanlah orang Islam. Kalau dia seorang muslim tentu dia tidak akan meninggalkan

Sindrom kompartemen , komplikasi ini terjadi saat peningkatan tekanan jaringan dalam ruang tertutup di otot, yang sering berhubungan dengan akumulasi cairan sehingga

Selain itu, penolakan Kerajaan Bone dan sekutunya atas kehadiran pemerintah Hindia Belanda, juga dilatari oleh kekecewaan terhadap Belanda yang telah menyerahkan

1.2.Identitas Masalah a. Ketepatan penggunaan judul dalam jurnal b. Penggunaan metode dalam penelitian c. Penyajian penulisan

Setelah penginputan data perbandingan antar kriteria selesai dimasukan kedalam Expert choice, akan menghasilkan normalisasi matriks antar alternatif yang akan menentukan

2) Karakteristik psikografis, yaitu segmentasi membagi khalayak menjadi kelompok berbeda berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup atau kepribadian.

[r]