BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Perusahaan
PT. Brew Indonesia adalah sebuah perusahaan national coffee retail chain shop (kopi ritel lokal) yang didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Mei 2004 berdasarkan surat izin perdagangan no : 01707/1.824.51. Karena perusahaan ini bertujuan untuk go international maka toko penjualannya diberi nama Brew&Co. PT. Brew Indonesia didirikan atas prakarsa dari beberapa orang sahabat, yang akhirnya dimiliki oleh satu orang yaitu Ayodhya Glenardi. Toko Brew&Co pertama kali terdapat di Cilandak TownSquare Jakarta Selatan.
Pada awalnya penjualan PT. Brew Indonesia hanya minim sekali, akan tetapi lambat laun dengan mendengarkan input dari pelanggan dan pengembangan serta promosi yang tersebar, maka PT. Brew Indonesia dapat meningkatkan penjualannya. Dan sampai saat ini, PT. Brew Indonesia sudah memiliki 10 toko yang dioperasikan tersebar di wilayah Jakarta dan Surabaya.
Bisnis utama PT. Brew Indonesia ini adalah menjual food and beverages (makanan dan minuman) terutama kopi dan juga mengimpor bahan baku yang mempunyai kualitas terbaik yang dibutuhkan untuk membuat minuman-minuman yang terdapat dalam menu produk. Menu yang ditawarkan oleh PT. Brew Indonesia mencakup beberapa jenis minuman, dan beberapa jenis makanan khas olahannya. Antara lain jenis makanan appetizer, makanan tradisional, makanan internasional, pasta dan lasagna, salad dan soup, cakes dan pastries, dan whole cakes.
3.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Tentunya perusahaan ini mempunyai visi, misi, tujuan sebagai pedoman kerja yang memberikan arah atas hasil kerja atau tujuan aktivitas yang diharapkan. berikut adalah visi dan misi PT. Brew Indonesia.
Visi Perusahaan
Visi PT. Brew Indonesia adalah menjadikan salah satu penjual kopi ritel lokal terkemuka dan paling terkenal.
Misi Perusahaan
1. PT. Brew Indonesia memberikan kenyamanan pelanggannya dengan memberikan produk-produk asli serta tempat yang nyaman.
2. Fokus pada kebutuhan pelanggan dengan memberikan kualitas terbaik dari PT. Brew Indonesia.
3. Citra perusahaannya berkembang menjadi trend tidak menjadi penganut
.
4. Membangun loyalitas pelanggan untuk memperluas bisnis perusahaan.
5. memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa perusahaan ini adalah kopi ritel lokal “buatan Indonesia” dengan menyediakan kualitas kopi internasional serta pelayanan yang terbaik.
Tujuan Perusahaan
Tujuan didirikannya PT. Brew Indonesia adalah agar Indonesia memiliki coffee retail chain yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan coffee retail chain luar negeri.
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Saat ini PT. Brew Indonesia memiliki 1 kantor pusat dan beberapa toko yang tersebar di daerah Jakarta dan Surabaya, berikut antara lain :
kantor pusat
Alamat : Rukan Fatmawati Mas Blok III / 311 , Jl. RS. Fatmawati Kav. 20 Jakarta 12430
Telepon : (021) 765 9201 – 765 9245
Fax : (021) 7591 3953
Toko-toko Brew and Co 1. Jakarta
• Brew&Co Cilandak Town Square
Alamat : Ground Floor Unit 30 - 32 , Jl. TB. Simatupang Kav. 17 Jakarta 12430
Telepon/Fax : (021) 7592 0364
• Brew&Co Menara Kebon Sirih
Alamat : Menara Kebon Sirih 1st Floor , Suite 102 , Jl. Kebon Sirih Kav. 17 - 19 Jakarta 10340
Telepon/Fax : (021) 3910 222
• Brew&Co Menara Dea
Alamat : Ground Floor Kav. E4.3 No. 1 , Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950
Telepon : (021) 576 0939
Fax : (021) 576 0938
• Brew&Co Arkadia
Alamat : Tower E Ground Floor , Jl. TB. Simatupang Kav. 88 Jakarta 12430
• Brew&Co Senayan City
Alamat : Urban Kitchen Senayan City Lt. 5 Unit # 5 - 01 Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270
Telepon : (021) 9914 0190
• Brew&Co Graha Inti Fauzi
Alamat : Jl. Buncit Raya No. 22 , Jakarta 12510
Telepon : (021) 7918 1970
• Brew&Co Supermall Karawaci
Alamat : Foodmart Gourmet (Basement) Lippo Karawaci - Tangerang
Telepon : (021) 546 2453
2. Surabaya
• KELT Jl. Jawa No. 34 Telepon : (031) 9133 4755 • KELT Jl. Jemur Sari No. 56
Telepon : (031) 9133 4756 • KELT Graha Family Timur I/63
Telepon : (031) 9133 4757
3.1.3 Produk dan Jasa PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia menyediakan produk makanan dan minuman yang berkualitas serta memberikan jasa pelayanan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggannya, yaitu :
1. Produk minuman :
• Espresso Traditions : 5 macam rasa • Hot Brew : 7 macam rasa
• Heavy Brew : 8 macam rasa • Ice Brew : 16 macam rasa
• Hot Chocolate Drinks : 8 macam rasa • Ice Chocolate Drinks : 9 macam rasa • Ice Brew (Non Diary) : 4 macam rasa • Natural Fruit Juices : 3 macam rasa • Special Mixed Juices : 6 macam rasa • Tea Addict : 7 macam rasa
• Sonnentor Tea : 18 macam rasa 2. Produk makanan utama :
• Appetizer - Light Meal : 9 macam rasa • Indonesian Specialities : 9 macam rasa • International Specialities : 7 macam rasa • Pasta & Lasagna : 7 macam rasa
• Salad & Soup : 7 macam rasa 3. jenis kue dan makanan ringan :
• Cakes & Pastries : 19 macam rasa • Whole Cakes : 14 macam rasa • Grab and Go :
- Makanan : 8 macam - Minuman : 3 macam 4. Jasa pelayanan paket :
• Paket Brew&Co Coffee Break • Paket Buffet Brew&Co • Paket Perkawinan • Paket Dapoer Poetri
Gambar 3.1 : Struktur Perusahaan Sumber : PT. Brew Indonesia
Direktur Utama
Direktur
Sekertaris Perusahaan
Manajer Humas & Pemasaran
Manajer
SDM OperasionalManajer AkuntansiManajer Keuangan Manajer Manajer Kreatif Desain Pengembangan Bisnis Manajer
Staff Penjualan Staff Penjualan Penyelia
Barista dan Partner
Staff Staff Departemen
Pembelian
3.1.5 Tugas dan Wewenang 1. Direktur Utama
• Mengatur keseluruhan perusahaan.
• Mengambil keputusan yang dinilai penting demi kelangsungan citra kesejahteraan perusahaan.
Seperti : untuk membuka outlet baru, untuk mengatur semua negoisasi.
2. Sekertaris Perusahaan
• Mengatur semua kepentingan administrasi perusahaan.
Seperti : menerima atau mengirim surat-surat, e-mailing, dan sebagainya.
3. Direktur
• Mengatur rumah tangga perusahaan sehari-hari.
• Director bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan Direktur Utama bertanggung jawab kepada Pemilik Perusahaan.
• Harus mengetahui apa yang sedang terjadi di perusahaannya sehari-hari. • Dapat menjadi decision Maker pada saat Direktur Utama berhalangan
datang dalam suatu rapat atau pertemuan.
• Semua manajer me-report laporannya masing-masing kepada direktur.
4. Manajer-manajer
PT. Brew Indonesia memiliki 7 Manajer beserta tugasnya masing-masing: 1) Manajer Humas dan Pemasaran
• Humas lebih mengutamakan berhubungan baik dengan pelanggan. Supaya pelanggan lebih dapat setia dan merasa bahwa pelanggan mendapatkan timbal balik dari perusahaan.
• Sedangkan dalam Pemasaran, lebih mempromosikan PT. Brew Indonesia itu sendiri. Perusahaan ini bekerjasama dengan beberapa Bank, radio, station TV dan sebagainya.
• Manajer Humas dan Pemasaran memiliki 4 staf penjualan. Perusahaan ini tidak hanya mengandalkan penjualan dalam toko, namun mereka juga mempunyai tim penjualan yang tugasnya adalah melakukan penjualan panggilan ke perusahaan lain di luar perusahaan dan juga melakukan presentasi-presentasi sehingga banyak paket-paket pesta yang dapat dijual oleh perusahaan. Seperti, coffee maker yang dapat di sewa, cakes, bahkan cookies.
2) Manajer Sumber Daya Manusia (SDM)
• Mengatur semua gaji, hubungan dengan semua karyawan, dan keuntungan perusahaan.
• Menjaga kesejahteraan karyawan. Tentu saja mengatur jamsostek, mengatur untuk interview dan sebagainya.
3) Manajer Operasional
• mengepalai 10 outlet PT. Brew Indonesia dengan dibawahnya langsung ada Penyelia Penjualan.
• Mengecek ulang semua toko dalam keadaan sesuai standar. Semua resep dan semua makanan dan minuman adalah sesuai qualitasnya. • Kebutuhan sehari-hari dari toko termasuk laporan dari barista, dan
pelayan semua melalui Penyelia Penjualan, kemudian langsung ke Manjer Operasional.
• Perusahaan ini menyebut semua staff yang berkerja di toko adalah partner. Dan perusahaan ini membedakannya partners dan barista.
4) Manajer Akuntansi
• Membuat laporan ulang untuk laporan sehari-hari dan skala kurs keuangan perusahaan, kemudian memberikan laporan tersebut kepada direktur.
• Mengatur persediaan dan semua keuangan, pengeluaran sehari-hari termasuk kasir dan lain-lain.
5) Manajer Keuangan
• Mengatur anggaran belanja, neraca perusahaan dengan melakukan pengecekan ulang agar semuanya layak.
6) Manajer Kreatif Desain • Hanya memiliki satu staff.
• Bertanggung jawab untuk semua cetakan, material promotion yang ada di toko PT. Brew Indonesia. Seperti membuat kemasan, desain poster, promotion table, sampai brosur.
• Semua tugasnya menunggu persetujuan dari Manajer Humas dan Pemasaran dan Direktur. Kemudian Manajer Kreatif Desain menghubungi staff untuk mempersediakan semua kebutuhan untuk melakukan percetakan dan sebagainya.
• Harus bertanggung jawab dalam membagikan macam-macam bentuk promosi. Dan harus mengetahui jumlahnya berapa saja yang masuk ke toko-toko.
• Semua percetakan dan material promotion yang berbentuk visual ataupun cetak merupakan tugas dari Manajer Kreatif Desain.
7) Manajer Pengembangan Bisnis
• Berfungsi untuk membantu dalam visi legal. • Merancang semua perkembangan perusahaan.
• Memiliki beberapa bagian : a. Departemen Pembelian
- Berhubungan langsung dengan pemasok
- Untuk pemesanan dan peralokasian distribusi ke masing-masing outlet.
b. Messenger
- Pembagian kerja messenger yang harus keluar dari outlet, jadwalnya dipegang oleh Manajer Pengembangan Bisnis. c. Pergudangan
- Memiliki gudang penyimpanan semua bahan-bahan makanan yang diluar dari pemasok. kemudian dikirim ke kantor pusat, setelah itu dikirim ke semua outlet PT. Brew Indonesia.
- Tugas utama dari pergudangan adalah harus bertanggung jawab dalam semua kode, barang, produksi, kadaluarsa dan sebagainya, dimana semuanya harus tahu mana yang masih dapat digunakan mana yang tidak.
- Melakukan persiapan ulang sebelum diantarkan oleh messenger ke outlet-outlet adalah tanggung jawab pergudangan.
3.1.6 Proses Bisnis
3.1.6.1 Proses Bisnis Pemasaran Sistem Berjalan
Gambar 3.2 : Proses Bisnis Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produk dan jasa, PT. Brew Indonesia memiliki dua strategi yang disusun secara bertahap, yaitu sebagai berikut :
1. Pemasaran produk PT. Brew Indonesia
a. Bagian pemasaran melakukan kerjasama dengan berbagai macam media dalam penyebaran pemasaran perusahaan. Media-media yang menjadi sarana untuk pemasaran PT. Brew Indonesia adalah sebagai berikut :
media cetak (majalah, koran, dan tabloid) website internal maupun eksternal sms blast radio Melakukan pemasaran program paket PT. Brew
Indonesia
tim penjualan
Bekerjasama dengan
Event Organizer (EO)
Pemasaran produk Pemasaran program paket Bagian pemasaran bekerjasama dengan
stasion TV kabelvision
penyebaran pamflet
mengikuti Food and Beverages Convention bekerjasama dengan program Bank
b. Setelah melakukan perjanjian kepada semua pihak media, iklan-iklan tersebut akan disebarkan kepada calon pelanggan.
c. Kemudian setelah penyebaran pemasarannya sudah aktif, calon pelanggan akan merespon kembali, apakah ia tertarik akan mendatangi atau membeli produk dari PT. Brew Indonesia atau sebaliknya.
2. Pemasaran Program Paket PT. Brew Indonesia
a. Bagian pemasaran membuat penyusunan program paket, kemudian melakukan kerjasama dengan Event Organizer (EO). Karena di dalam program paket ini membutuhkan EO untuk mengatur suatu acara. Tetapi pelanggan dapat menentukan untuk menggunakan EO atau tidak.
b. Kemudian bagian pemasaran melakukan pemasaran program paket PT. Brew Indonesia, antara lain :
Brew&Co Coffee Break Brew&Co Buffet Packages Wedding Package
Paket Dapoer Poetri
3. Setelah itu, tim penjualan akan melakukan penyebaran program-program paket tersebut dengan cara sebagai berikut :
Menghubungi kantor-kantor, apakah kantor tersebut membutuhkan atau tidak.
4. Kemudian setelah melakukan penyebaran iklan, calon pelanggan akan memberikan respon kepada perusahaan apakah calon pelanggan tersebut membutuhkan atau sebaliknya.
3.1.6.2 Sistem pemesanan secara langsung
Gambar 3.3 : Sistem pemesanan secara langsung
Dari gambar di atas, berikut adalah penjelasan sistem pemesanan secara langsung dari toko PT. Brew Indonesia secara bertahap, yaitu :
1. Pelanggan berkunjung ke salah satu outlet PT. Brew Indonesia.
2. Pelayan melayani pelanggan dengan memberikan tempat kemudian pelayan juga memberikan menu PT. Brew Indonesia kepada pelanggan untuk memesan produk yang mereka inginkan.
3. Setelah pelanggan memilih produk yang mereka inginkan, pelayan mencatat semua pesanan pelanggan.
4. Kemudian pelayan dapat memberikan pesanan pelanggan kepada chef atau barista PT. Brew Indonesia untuk diproses didalam dapur.
Pelanggan memilih produk pembuatan produk
5. Setelah pesanan pelanggan selesai diproses, pelayan mengirim pesanannya ke meja pelanggan menurut pesannya dan sudah dapat dinikmati.
6. Kemudian setelah pelanggan selesai, pelanggan dapat membayar semua yang mereka pesan dengan dilayani oleh pelayan untuk menyampaikan bayarannya.
3.1.6.3 Sistem pemesanan melalui telepon
Gambar di atas merupakan gambaran dari penjelasan sistem pemesanan secara melalui telepon PT. Brew Indonesia. Berikut adalah penjelasannya :
1. pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia dengan menggunakan via telepon untuk memesan yang mereka inginkan.
Staff marketing Pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia
Operator PT. Brew Indonesia melayani pelanggan
Operator memberikan masing-masing tugas kepada :
chef Deliveryman mengantarkan pesanan pelanggan bayar produk dengan mentransfer melalui bank Tipe pemesanan : diambil di outlet pilihan pelanggan atau Bukti pembayaran dikirim ke outlet melalui fax
Gambar 3.4 : Sistem pemesanan melalui telepon
Staff keuangan Staff penjualan Mengkonfirmasi kan pelanggan, pesanan sudah dapat diantar / diambil Pelanggan membayar produk Pelanggan mengambil pesanan kemudian melakukan pembayaran ditempat
2. Kemudian pelanggan akan dilayani oleh operator PT. Brew Indonesia yang akan menanyakan biodata pelanggan dan pesanan tersebut ingin diantar atau diambil dioutlet.
3. Lalu pelanggan akan memesan sebuah dan/atau beberapa produk PT. Brew Indonesia dan operator mencatat pesanan pelanggan di tiga kertas, yang masing-masing kertas tersebut akan dikirim ke bagian kitchen (dapur) untuk pemrosesan produk, bagian keuangan untuk mencatat data penjualan, dan bagian marketing untuk menyimpan data-data pelanggan.
4. Kemudian setelah selesai memesan, operator akan memberitahu jumlah harga yang harus dibayar oleh pelanggan. dalam pembayarannya, pelanggan dapat membayar langsung ditempat (cast on delivery). Selain itu pelanggan juga dapat membayar dengan menggunakan layanan transfer bank. Layanan ini, pelanggan memberikan bukti pembayarannya melaui fax kepada kasir.
5. Setelah sudah diproses, produk yang dipesan dapat diambil di outlet atau dapat dikirim oleh deliveryman ke tempat yang dituju.
Untuk pemesanan melalui via telepon, pelanggan hanya dapat memesan produk whole cakes saja. Dan pemesanan ini berlaku di wilayah Jakarta. Untuk daerah Jakarta Selatan, jasa pengiriman tidak dipungut biaya, namun untuk diluar daerah Jakarta Selatan, akan dikenakan biaya tambahan. Untuk waktu pelayanannya terbatas, yaitu pada saat Brew&Co buka saja.
3.1.6.4 Sistem Pemesanan paket-paket PT. Brew Indonesia
Gambar 3.5 : Sistem Pemesanan Program Paket
Berikut adalah penjelasan dari gambar sistem pemesanan program paket PT. Brew Indonesia :
1. Calon pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia dengan menggunakan via telepon untuk mengetahui informasi-informasi mengenai program paket PT. Brew Indonesia.
2. Kemudian staff pemasaran akan mencatat data-data calon pelanggan secara detail terdahulu.
3. Setelah itu, pihak PT. Brew Indonesia akan mengirimkan surat penawaran (berupa daftar-daftar paket) kepada pelanggan.
4. Kemudian melakukan negoisasi harga paket (khusus paket) antara pelanggan dengan staff pemasaran.
Operator / Staff Penjualan
Mengirimkan surat penawaran
Pelanggan
Staff pemasaran bayar
Melakukan negoisasi harga Setelah sejutu, pelanggan mengisi formulir Pelanggan melakukan pembayaran menghubungi Memberikan informasi
5. Lalu pelanggan dapat melakukan pengisian formulir yang diberikan oleh PT. Brew Indonesia untuk tanda bukti dalam persetujuan antara pelanggan dengan pihak PT. Brew Indonesia.
6. Kemudian setelah pelanggan selesai mengisi formulir, pelanggan dapat melakukan pembayaran yang sudah disepakati antara duabelah pihak. 7. Pelanggan sudah dapat menikmati produk dan jasa dari PT. Brew Indonesia.
3.2 Analisis 5 Kekuatan Porter PT. Brew Indonesia
Untuk mengetahui kondisi bisnis pada PT. Brew Indonesia, dapat dianalisa dengan menggunakan metode 5 kekuatan Porter (Porter’s five Forces Model). Dalam metode ini, dapat menentukan daya tarik laba jangka panjang dari suatu pasar atau segmen pasar. Berikut adalah uraian metode 5 kekuatan Porter :
Gambar 3.6 : Analisis 5 Kekuatan Porter PT. Brew Indonesia
Ancaman produk substitusi : - PT. Boost Jus Indonesia - Tea Addict Lounge - Rumba Juice
- Quickly
Pesaing PT. Brew Indonesia : - PT. Santos Jaya Abadi - PT. Boga Citra Cemerlang - PT. Trans Coffee
- PT. Nutraco Pratama Indonesia - PT. Sari Coffee Indonesia - PT. Boga Rembilan Pemasok : ‐ PT. Nirwana Lestari ‐ PT. Dunia Baru ‐ PT. Arwen ‐ PT. Pandu Rasa
Ancaman Pesaing Baru :
‐ PT. Nutraco Pratama Indonesia ‐ PT. Boga Citra Cemerlang
Pembeli : ‐ Pelanggan ‐ Kantor-kantor ‐ Penyelenggara acara
1. Ancaman masuknya pesaing baru
Didalam industri kuliner, sangat besar sekali kemungkinan datangnya pesaing-pesaing baru pada perusahaan yang sejenis seperti PT. Brew Indonesia. Perusahaan yang menjadi ancaman pesaing baru adalah PT. Nutraco Pratama Indonesia (Mister Bean Coffee) dan PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon Coffee). Ancaman pendatang baru ini, memberikan dorongan pada PT. Brew Indonesia untuk selalu memperhatikan rasa, tampilan, kemasan, sampai dengan banyaknya varian rasa yang jualnya dan perusahaan ini juga senantiasa mengusahakan pengembangan produk, seperti ada variasi minuman baru, whole cakes, hampers, dan cookies.
2. Persaingan di antara perusahaan sejenis (Competitor)
Persaingan antarperusahaan sejenis di industri Food and Beverages sudah meluas di Indonesia. Pada PT. Brew Indonesia yang menjadi pesaing sejenis adalah semua coffee shop chain yang memiliki jenis produk minuman dan dessert. Pesaing tidak hanya dari luar negeri saja, melainkan dalam negeri juga memiliki kualitas yang baik juga. Perusahaan sejenis yang menjadi pesaing PT. Brew Indonesia adalah PT. Santos Jaya Abadi (excelso), PT. Nutraco Pratama Indonesia (Mister Bean Coffee), PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon Coffee), PT. Trans Coffee (Coffee Bean), PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks Coffee), dan PT. Boga Rembilan (Dome).
3. Ancaman dari produk substitusi atau pengganti
Perusahaan lain yang produknya sebagai substitusi atau pengganti juga merupakan ancaman yang cukup kuat, karena pasar ini dipenuhi dengan banyak pemain. Semua ini tergantung selera pelanggan untuk memilih dan loyal terhadap satu merk tertentu atau beralih ke substitusi merk yang lain. Yang
menjadi produk pengganti bagi PT. Brew Indonesia adalah PT. Boost Jus Indonesia (Boost Juice), Tea Addict Lounge, Quickly, dan Rumba Juice.
4. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok
PT. Brew Indonesia saat ini didukung oleh hampir 25 pemasok (padi-padian, sayur-mayur, stok ikan impor, dan sebagainya). Bagi PT. Brew Indonesia para pemasok merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang berjalannya proses jual-beli dengan baik. Para pemasok itu antara lain PT. Nirwana Lestari, PT.Dunia Baru, PT. ARWEN, PT. Pandu Rasa, dan sebagainya. Karena PT. Brew Indonesia memiliki banyak toko dan pembeli dalam jumlah besar, maka kekuatan tawar menawar perusahaan ini pun kuat dalam arti dapat menegosiasikan berbagai susunan pembayaran agar dapat menguntungkan bagi keduabelah pihak.
5. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli
PT. Brew Indonesia hanya memberikan tawar-menawar kepada pelanggan dalam program paket saja. Tetapi tidak untuk tawar-menawar dalam produk, karena semua produk sudah merupakan harga tetap yang sudah ditentukan oleh PT. Brew Indonesia. Yang menjadi pembeli PT. Brew Indonesia adalah pelanggan-pelanggan PT. Brew Indonesia. Selain itu juga kantor-kantor, dan penyelenggara acara yang membutuhkan jasa pelayanan dalam program paket.
Dari hasi analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari 5 (lima) kekuatan Porter pada PT. Brew Indonesia adalah mengetahui kondisi lingkungan bisnis disekitarnya pada saat ini. PT. Brew Indonesia memiliki kekuatan dari masing-masing ke-lima kekuatan Porter tersebut, sehingga PT. Brew Indonesia sebaiknya selalu memperhatikan kondisi lingkungan bisnisnya.
3.3 Analisis 7 Stages of Internet Marketing
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan e-marketing adalah dengan menggunakan metode “7 stages of internet marketing”. Analisis tersebut akan dibahas sebagai berikut :
3.3.1 tahap 1 : Framing The Market Opportunity (Membentuk Peluang Pasar) Pada tahap awal ini, terdapat 6 langkah metodologi akan membantu dalam mengevaluasi dan menganalisis peluang pasar, yaitu :
3.3.1.1 Mengidentifikasi Peluang Dalam Value System Baru Atau yang ada • Pengguna internet yang semakin meningkat
Internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang karena dengan internet kita dapat mengakses dan menemukan segala informasi di seluruh dunia dengan cepat dan mudah. Kebutuhan internet yang sangat penting sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun yang selalu meningkat di seluruh dunia. Hal ini terbukti dari penelitian statistik terakhir, total pengguna internet di dunia adalah mencapai 1,596,270,108 orang. Di Indonesia sendiri jumlah pemakai internet meningkat mencapai
25,000,000 orang dari penelitian terakhir
(http://www.internetworldstats.com/stats3.htm). Berikut adalah tabel penggunaan internet dan populasi statistik di di Indonesia.
Tabel 3.1 : Penggunaan internet dan populasi statistik di Indonesia
Tahun Pelanggan Pemakai
1998 134.000 512.000
2000 400.000 1.900.000 2001 581.000 4.200.000 2002 667.002 4.500.000 2003 865.706 8.080.534 2004 1.087.428 11.226.143 2005 1.500.000 16.000.000 2006 1.700.000 20.000.000 2007 2.000.000 25.000.000 Sumber (Apjii, 2009)
• Penggunaan internet sebagai sarana pemasaran dan penjualan baik produk maupun jasa
Internet memiliki fungsi berbagai macam, salah satunya adalah sebagai produk maupun jasa suatu bisnis dengan jangkauan luas untuk mengembangkan calon-calon pelanggan potensial tanpa batasan waktu maupun batasan ruang. Dengan pemasaran melalui website perusahaan, pengguna atau calon pelanggan dapat secara cepat memperoleh informasi tentang produk yang ditawarkan.
• Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap makanan dan minuman
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Walaupun makanan dan minuman yang ditawarkan mengikuti budaya kebarat-baratan, tetapi warga Indonesia sudah tidak asing lagi untuk mengkonsumsinya. Maka dari itu, PT. Brew Indonesia memiliki peluang yang cukup tinggi untuk pemasaran melalui website perusahaan dalam mengembangkan e-marketing yang sudah ada.
3.3.1.2 Mengidentifikasi Kebutuhan Yang Tidak Terpenuhi
Menurut manajer humas dan pemasaran dari PT. Brew Indonesia, kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dalam website PT. Brew Indonesia adalah :
1) Pengguna belum mendapatkan fasilitas pemesanan secara online yang dapat memudahkan calon pelanggan untuk memesan dengan tidak dibatasi waktu dan tempat.
2) Belum tersedianya sarana untuk berinteraksi antar pelanggan dengan perusahaan. Hal ini diharapkan agar dapat membangun komunikasi yang baik.
3) Informasi yang tersedia pada website PT. Brew Indonesia jarang di update, sehingga pengguna kurang up-to-date mengenai informasi terbaru dari perusahaan.
3.3.1.3 Menentukan Segmentasi Target Pasar 1) Geografis
Target segmen PT. Brew Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia, terutama Jakarta dan Surabaya. Namun tidak menutup kemungkinan perusahaan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis dalam memperluas jangkauan pasar menjadi perusahaan yang Go International.
2) Demografis
PT. Brew Indonesia memiliki target segmen konsumen berdasarkan demografis adalah semua pencinta kopi dan bagi orang-orang yang memiliki cita rasa tinggi. Sasaran pelanggan adalah peminum kopi berusia antara 15 sampai 40 tahun, pria maupun wanita, dan mencakup semua profesi.
Target pasar PT. Brew Indonesia berdasarkan psikolografis adalah orang kelas menengah keatas. Dikarenakan bahan baku pada PT Brew Indonesia merupakan produk impor yang relatif mahal, maka untuk penetapan harga produk dalam penjualannya juga relatif mahal. Penetapan harga minimum yang berkisar Rp. 16.000/porsi dan makanan berkisar Rp. 23.800/porsi.
3.3.1.4 Mengidentifikasi Sumber Daya Perusahaan 1) Customer Facing
• PT. Brew Indonesia memiliki nama merk yang sudah dikenal sejak tahun 2004 dan citra nama merk tersebut sudah cukup baik dimata masyarakat luas. Hal ini merupakan suatu keunggulan tersendiri bagi perusahaan dan dapat memberikan suatu motivasi untuk selalu memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.
• Untuk penyebaran pemasarannya, PT. Brew Indonesia bekerjasama dengan beberapa media dalam melakukan promosi guna meningkatkan penjualan PT. Brew Indonesia.
• Daerah pemasaran yang disebarkan oleh PT. Brew Indonesia ada 2 macam, yaitu secara offline maupun online. Untuk offline, pemasaran disebarkan di dua kota besar yaitu kota Jakarta dan kota Surabaya. Sedangkan secara online, pemasaran dilakukan melalui webite perusahaan yang semua calon pelanggan atau pelanggan mendapatkan informasi-informasi produk dan jasa PT. Brew Indonesia.
• PT. Brew Indonesia memberikan pelatihan kepada staf-staf penjualan, supaya pelanggan mendapatkan kenyamanan dalam pelayanan PT. Brew Indonesia itu sendiri. Hal ini menjadi nilai plus bagi pelanggan dan banyak kemungkinan pelanggan akan kembali lagi.
2) Internal
• PT. Brew Indonesia memiliki staf-staf yang cukup berpengalaman di bidangnya masing-masing. Maka hal ini merupakan aset terpenting dalam suatu perusahaan supaya dapat selalu menjaga citra perusahaan untuk pelanggan-pelanggannya.
• PT. Brew Indonesia menggunakan teknologi telepon/fax dan komputer yang hampir semua pengguna komputer terhubung saluran internet. Pada sistem pembayaran (kasir), PT. Brew Indonesia menggunakan software Visto.
3) Upstream
Dalam hubungan antara mitra kerjanya, PT. Brew Indonesia selalu memberikan keuntungan satu sama lain. Sampai saat ini, PT. Brew Indonesia sudah bekerjasama dengan hampir 25 pemasok. Antara lain adalah Nirwana Lestari, Dunia Baru, ARWEN, Pandu Rasa dan lain-lain. Kemudian untuk keperluan promosinya, PT. Brew Indonesia bekerjasama dengan beberapa pihak antara lain adalah media cetak (majalah, free mags, Koran, tabloid), website intern maupun ekstern, sms blast, radio, tv, kabelvision, percetakan, Bank-bank, dan event organizer.
3.3.1.5 Memperkirakan Persaingan, Teknologi, dan Keuangan Perusahaan 1. Competitive Intensity (Kekuatan Kompetitif)
Gambar 3.7 : Pesaing PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia memiliki banyak persaingan di industri kuliner, baik secara direct (langsung) maupun indirect (tidak langsung), yaitu sebagai berikut :
a) Direct Competitor (Pesaing Langsung)
Yang merupakan direct competitor PT. Brew Indonesia adalah PT. Santos Jaya Abadi (excelso) , PT. Nutraco Pratama Indonesia (Mister Bean Coffee) , PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon Coffee) , PT. Trans Coffee (Coffee Bean) , PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks Coffee) , dan PT. Boga Rembilan (Dome).
b) Indirect Competitor (Pesaing Tidak Langsung)
PT. Brew Indonesia memiliki 2 macam Pesaing tidak langsung, yaitu :
• Substitute Producers (Pengganti Produsen)
PT. Secret Recipe Indonesia (Secret Recipe) dan PT. Jco Donuts & Coffee (J.co Donuts & Coffee) adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri yang berbeda, tetapi menghasilkan Direct competitor Indirect Competitor PT. Brew Indonesia PT. Boga Citra Cemerlang PT. Trans Coffee PT. Boga Rembilan PT. Santos Jaya Abadi Rumba Juice Tea Addict Lounge PT. Boost Jus Indonesia Quickly PT. Boga Citra Cemerlang PT. Coffee Indonesia PT. Secret Recipe Indonesia PT. Jco Donuts & Coffee
produk dan layanan yang menyediakan minuman kopi yang produk dan fungsinya mirip dengan produk yang ditawarkan PT. Brew Indonesia.
• Adjacent Competitor (Berdekatan dengan Kompetitor)
PT. Boost Jus Indonesia (Boost Juice Bars), Tea Addict Lounge Rumba Juice, dan Quickly adalah perusahaan yang produk dan jasanya merupakan substitusi secara langsung bagi produk PT. Brew Indonesia.
2. Dinamika Pelanggan
Tingkat dari kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi
Dari yang sudah dibahas sebelumnya, kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi menurut manajer humas dan pemasaran dari PT. Brew Indonesia yaitu :
• belum tersedianya fasilitas pemesanan produk secara online.
• Belum tersedianya fasilitas untuk berinteraksi antar pelanggan dengan perusahaan.
• Informasi yang tersedia pada website PT. Brew Indonesia jarang di update, sehingga pengguna kurang up-to-date mengenai informasi terbaru dari perusahaan.
Tingkat interaksi dengan segmen-segmen konsumen
Tim penjualan memberikan informasi-informasi produk dan jasa dari PT. Brew Indonesia dengan berbagai macam cara, yaitu untuk program paket, tim penjualan mendatangi atau menghubungi kantor-kantor untuk merekomendasikan program paket tersebut. Sedangkan untuk
produk-produknya, tim penjualan lebih memasarkannya dengan melalui berbagai media. Dengan hal ini, tingkat interaksi pada PT. Brew Indonesia merupakan interaksi yang baik dalam segmentasi konsumen.
Kemungkinan rata-rata pertumbuhan
Pertumbuhan pasar pada PT. Brew Indonesia dimasa yang akan datang dapat diperkirakan meningkat. Hal ini karena, pada pertengahan tahun pendapatan yang diperoleh sudah mencapai sekitar 20%. Dan ini merupakan tantangan yang baik bagi PT. Brew Indonesia dalam memperluas jaringan pemasaran maupun meningkatkan hubungan dengan pelanggan.
3. Teknologi
kantor PT. Brew Indonesia menggunakan beberapa teknologi, yaitu sebagai berikut :
1. Komputer 15 unit, dengan spesifikasi :
• Software : Microsoft Windows XP
• Hardware : Prosesor Intel Pentium 4
• Memory : 512 MB
• Harddisk : 80 GB
• Akses internet
2. Telepon 2 unit
3. Faximili 1 unit
5. Printer 5 unit
6. Scanner 1 unit
7. Mesin fotocopy 1 unit
8. Keuangan
Pendapatan yang diperoleh PT. Brew Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Di dalam pertumbuhan pasarnya pada tahun 2007 dapat meningkat, hal ini karena PT. Brew Indonesia memperhatikan kebutuhan pasar dengan memberikan kualitas produk terbaik dan juga memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan, sehingga PT. Brew Indonesia dapat menguasai sebagian besar pasarnya. Selain itu PT. Brew Indonesia juga membuka 2 cabang baru di Jakarta. Dengan adanya cabang baru ini juga merupakan sebab dari meningkatnya pendapatan pada tahun tersebut. Sehingga pendapatan dari penjualan PT. Brew Indonesia dapat meningkat 65% pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2008, pendapatan yang diperoleh meningkat, namun tingkat pertumbuhannya menurun. Hal ini karena, banyaknya kompetitor-kompetitor langsung maupun tidak langsung, pengaruh tak langsung dari krisis moneter pada tahun 2007, adanya kebutuhan pelanggan yang tidak terlayani, dan tidak adanya penambahan jumlah pelanggan yang signifikan dibanding dari tahun 2007. Untuk meningkatkan penjualan, PT. Brew Indonesia menambah segmen pasarnya dengan membuka 1 outlet baru, yaitu di Surabaya. Maka pendapatan pada PT. Brew Indonesia meningkat 22.5% pada tahun 2008.
Gambar 3.8 : Grafik Penjualan PT. Brew Indonesia pada tahun 2006 sampai 2008
3.3.1.6 Membuat Penilaian Go/No-Go
Dalam membuat penilaian ini, akan dijabarkan penjelasan dari analisis-analisis yang dijadikan tolak ukur dalam penilaian Go/No-Go, yaitu sebagai berikut :
1) Competitive Vulnerability (Tingkat persaingan)
Berbisnis di industri kuliner terutama yang menawarkan produk olahan kopi sudah sangat pesat di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa berkembang-pesatnya gerai-gerai waralaba yang bertaraf internasional serta bertambahnya industri-industri kuliner sejenis dari dalam negeri. PT. Brew Indonesia merupakan salah satu industri kuliner yang memproduksi olahan kopi. Yang menjadi pesaing PT. Brew Indonesia adalah PT. Santos Jaya Abadi (excelso), PT. Nutraco Pratama Indonesia (Mister Bean Coffee), PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon Coffee), PT. Trans Coffee (Coffee Bean), PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks Coffee), dan PT. Boga Rembilan (Dome). Maka dalam hal ini, analisis competitive vulnerability bernilai positif dalam pengembangan implementasi e-marketing.
65% 22.5% Pendapa tan tahun 2006 2007 2008
Untuk itu dengan adanya pengembangan e-marketing pada website PT. Brew Indonesia diharapkan dapat memperkuat daya saing terhadap kompetitornya.
2) Technical Vulnerability (tingkat teknikal)
Didalam proses pemasaran pada PT. Brew Indonesia, sudah memanfaatkan fasilitas webite. Namun website tersebut belum berfungsi secara interaktif antar perusahaan dengan konsumen. Dalam bidang sumber daya manusia, sebagian besar sudah mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan komputer dengan baik, tetapi untuk tenaga atau individu yang dapat mengoperasikan komputer dengan kemampuan khusus dan siap beroperasi 24 jam itu belum dipunyai oleh PT. Brew Indonesia. Maka hal ini bernilai netral dalam penerapan e-marketing pada PT. Brew Indonesia.
3) Magnitude Of Unmet Needs (tingkat kebutuhan yang tidak terpenuhi)
Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dari website PT. Brew Indonesia adalah belum tersedianya fasilitas pemesanan produk secara online, belum adanya fasilitas untuk berinteraksi antara pelanggan dengan perusahaan, serta informasi pada website jarang di update oleh perusahaan. Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi ini merupakan fitur-fitur pendukung untuk memenuhi kebutuhan pelangan dalam website perusahaan dan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pasar. Maka hal ini dinyatakan positif untuk melakukan pengembangan e-marketing pada website PT. Brew Indonesia.
4) Interaction Between Segments (hubungan antar segmen-segmen)
PT. Brew Indonesia membuat keanggotaan bagi pelanggan di salah satu situs web jaringan sosial yang sedang popular saat ini, yaitu www.facebook.com.
Dalam website tersebut, pengguna atau pelanggan dapat berbagi informasi mengenai perusahaan, mulai dari pengalaman pelanggan pada suatu produk atau jasa, sampai kritik dan saran mengenai produk atau jasa dari pelanggan. Dengan tersedianya fasilitas untuk berinteraksi antar pelanggan dengan perusahaan, maka hal itu dapat membangun komunikasi yang lebih baik. Selain itu dengan adanya kritik dan saran dari pelanggan, dapat mengetahui kekurangan perusahaan dimata pelanggan, serta dapat memberikan suatu inovasi baru bagi perusahaan. Oleh karena itu, dalam analisis ini dapat dinyatakan positif untuk melakukan pengembangan implementasi e-marketing pada website PT. Brew Indonesia. Hal ini agar pelanggan dapat memberikan kritik dan saran secara langsung kepada perusahaan melalui website perusahaan.
5) Likely Rate Of Growth (tingkat pertumbuhan ekonomi)
Pertumbuhan ekonomi pada perusahaan PT. Brew Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pendapatan yang diperoleh PT. Brew Indonesia pada tahun 2007 meningkat sebesar 65% sedangkan pada tahun 2008 pendapatan meningkat, tetapi hanya mencapai 22.5%. Hal ini karena tingkat pertumbuhan pada perusahaan menurun. Maka dengan adanya pengembangan e-marketing pada PT. Brew Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pangsa pasarnya. Dari hal tersebut, PT. Brew Indonesia bernilai positif dalam analisis likely rate of growth.
6) Technological Vulnerability (tingkat teknologi)
Teknologi yang mendukung dalam pengembangan e-marketing sudah dimiliki oleh PT. Brew Indonesia, yaitu memiliki komputer yang terhubungkan saluran internet. Namun pada website perusahaan saat ini, untuk penyimpanan sistem database pelanggan, perusahaan belum menerapkannya. Maka analisis ini
bernilai netral untuk menerapkan pengembangan aplikasi e-marketing dalam meningkatkan kepuasan pelanggan.
7) Market Size (luas pasar)
PT. Brew Indonesia mempunyai pasar di 2 kota besar, yaitu Jakarta dan Surabaya. Pemasaran di kota Jakarta PT. Brew Indonesia memiliki 6 outlet, sedangkan pemasaran di wilayah kota Surabaya memiliki 3 outlet. Namun pada saat ini website perusahaan belum memberikan fasilitas kepada pelanggan untuk berinteraksi dengan perusahaan melalui website, sehingga website tersebut belum berfungsi secara maksimal dalam memperluas pemasaran. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya pengembangan e-marketing dapat memperluas jangkauan pemasaran PT. Brew Indonesia khususnya bagi pelanggan yang berada di luar wilayah kedua kota tersebut. Maka dalam analisis ini bernilai positif dalam menerapkan pengembangan e-marketing PT. Brew Indonesia.
8) Level Of Profitability (tingkat keuntungan)
Keuntungan yang diperoleh PT. Brew Indonesia pada tahun 2008 mengalami kenaikan tetapi tingkat pertumbuhannya menurun, maka pada tahun tersebut pendapatan yang diperoleh hanya 22.5%. Namun secara keseluruhan, kondisi perusahaan masih dalam keadaan baik. Dengan adanya pengembangan e-maketing, maka diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan penambah pangsa pasar PT. Brew Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pula keuntungan perusahaan.
Gambar 3.9 : Penilaian Go/No-Go pada PT. Brew Indonesia Keputusan Go/No-Go
Berdasarkan analisis-analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa PT. Brew Indonesia memiliki peluang untuk pengembangan e-marketing, karena terdapat 6 analisis berada di posisi faktor positif, sedangkan 2 analisis lainnya berada di posisi faktor netral. Maka dengan adanya peluang tersebut, perusahaan dapat dinyatakan “Go” untuk mengembangkan e-marketing pada website perusahaan.
3.3.2 Tahap 2 : Formulating Marketing Strategy (Merumuskan Strategi Pemasaran)
1. Segmentasi Brick and Mortar (Online Segmentation) Competitive
Vulnerability Vulnerability Technical
Magnitude Of Unmet Needs Interaction Between Segments Likely Rate Of Growth Technological
Vulnerability Market Size Profitability Level Of
positiv e facto r netra l factor negativ e factor
Gambar 3.10 : Segmentasi Brick and Mortar PT. Brew Indonesia Segmentasi online yang cocok pada PT. Brew Indonesia adalah berada pada posisi market Reclassification. hal ini dinyatakan berikut karena PT. Brew Indonesia memiliki karakteristik konsumen pada segmen offline berbeda dengan segmen online, walaupun perbedaan karakteristik itu bisa saja hanya sedikit maupun signifikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari jenis produk yang ditawarkan tidak semua dapat dilayani secara online, yaitu hanya melayani pemesanan secara online pada produk whole cakes saja, sedangkan produk utama yang ditawarkan oleh PT. Brew Indonesia adalah minuman kopi. Maka terjadinya perbedaan karakteristik pada pelanggan pada PT. Brew Indonesia.
2. Targeting Brick and Mortar
Change in Segmentation Characteristics Due To Internet Change in Siz e of Market Segm ents N o Ye s No Yes
Market Expansion Reclassified Expansion
Market Reclassification No Change
G
Gambar 3.11 : Targeting Brick and Mortar PT. Brew Indonesia
Strategi yang digunakan PT. Brew Indonesia adalah strategi Bleed-Over Targeting, yaitu segmen target secara online meliputi sebagian offline namun juga menargetkan pada sebagian dari segmen yang baru yang meliputi tipe-tipe konsumen yang berbeda. Hal ini dinyatakan berikut karena sebagian jenis produk secara offline menjadi segmen target secara online pada PT. Brew Indonesia, yaitu hanya produk whole cakes yang menjadi segmen target secara online walaupun semua jenis produk juga dipasarkan.
3. Positioning Brick and Mortar
Dalam posisi online, PT. Brew Indonesia terdapat pada Bleed-Over Positioning, dimana posisi akan memperbarui penawaran offline namun juga membuat penawaran online terlihat menarik untuk tipe konsumen yang baru. Hal ini dinyatakan berikut karena dalam posisi online PT. Brew Indonesia Memberikan penawaran berupa layanan pada produk whole cakes walaupun semua jenis produk juga ditawarkan secara online.
Same Customers Different Customers
Ent ire Segment Focus o f Effor t Partio ns of a Segment Customer Similarity
Blanket Targeting New Opportunity
Targetting
3.3.3 Tahap 3 : Designing Customer Experience (Mendesain Pengalaman Pelanggan dengan metode QFD (Quality Function Deployment))
Dalam mendesain pengalaman pelanggan untuk pengembangan aplikasi e-marketing pada website PT. Brew Indonesia, maka pada tahap 3 ini penulis menyesuaikan dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment). Karena didalam QFD akan terdapat gambaran secara keseluruhan pada kondisi perusahaan dari website yang sudah ada dengan bantuan dari pendapat pelanggan serta adanya perbandingan website antara website PT. Brew Indonesia dengan website pesaingnya. Dari penelitian melalui metode QFD ini, akan menunjukkan hal-hal apa saja yang akan dibutuhkan atau diinginkan dari pelanggan terhadap sebuah website yang baik. Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penulis melakukan observasi berupa wawancara kepada pihak perusahaan, studi pustaka, dan melakukan penyebaran kuesioner yang dibagikan kepada pelanggan PT. Brew Indonesia. Kemudian penulis akan menemukan apa
Entir e Segment Focus o f Effor t Partio ns of a Segment
Same Customers Different Customers Customer Similarity
Gambar 3.12 : Positioning Brick and Mortar pada PT. Brew Indonesia Blanket Positioning New Opportunity Positioning Bleed-Over Positioning Beachhead Positioning
yang dapat diperbaiki dalam tingkat tertinggi pada website perusahaan yang sudah ada.
Menentukan Objek Penelitian
Dalam menentukan objek penelitian, penulis tidak melakukan penelitian terhadap seluruh pelanggan pada PT. Brew Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan waktu dan berbagai hal, maka penulis mengambil sampel yang berada di daerah Jakarta Selatan. Kemudian pelanggan tersebut dipersempit lagi menjadi pelanggan yang berkunjung ke outlet Cilandak TownSquare. Dari hasil wawancara yang didapat, jumlah populasi PT. Brew Indonesia adalah memiliki 22.370 populasi, dimana populasi tersebut merupakan pelanggan yang berkunjung ke outlet tersebut selama tahun 2008. Jenis kuesioner yang disebarkan adalah tertutup dengan menggunakan pengukuran skala likert. Untuk menentukan jumlah responden, digunakannya rumus Slovin (Umar, 2007, p78), maka perhitungan adalah sebagai berikut:
n = 1 + N ( e²) 22.370 n = 1 + 22.370 x (10%²) 22.370 n = 224,7 n = 99,55 = 100 responden Keterangan :
N = jumlah populasi (pelanggan yang berada di outlet Cilandak TownSquare Jakarta selama tahun 2008)
n = jumlah unit sampel
e = presisi tingkat kelonggaran ketidaktelitian (10%) N
3.3.3.1 Kriteria Kebutuhan Pelanggan dan Tingkat Kepentingannya
Gambar 3.13 : Tahap Pertama Pengisian House of Quality Sumber: Rampersad (2005, p153)
Penjabaran yang pertama dalam analisis QFD adalah kriteria-kriteria kebutuhan pelanggan (voice of customer) yang didapat dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan dan sedangkan tingkat kepentingan didapat dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang merupakan pelanggan dari PT. Brew Indonesia yang telah ditentukan sebelumnya.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4
Kebutuhan
Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1b 1a 2 3 6 Matriks Kolerasi 5 Matriks Interaksi Analisis Target Nilai Target 7 8
Tabel 3.2 : Hasil Tingkat Kepentingan
Derajat Kepentingan Tingkat Kepentingan
Atribut Produk
SP P KP TP Jumlah Mean % Kepentingan
Design tampilan atau layout
dari website yang menarik 50 34 13 3 331 3.31 82.75 % SP
Format tulisan yang
memudahkan pembaca 53 36 9 2 340 3.4 85 % SP
Navigasi yang memudahkan
pengguna 42 35 19 4 315 3.15 78.75 % SP
Tersedianya informasi produk
yang lengkap dan jelas 24 37 33 6 279 2.79 69.75 % P
Tersedianya informasi
mengenai perusahaan 28 39 28 5 290 2.9 72.5 % P
Tersedianya informasi news &
events 20 32 37 11 261 2.61 65.25 % P
Tersedianya fasilitas Feedback
dari pelanggan 25 36 27 12 274 2.74 68.5 % P Tersedianya fasilitas pemesanan online 23 42 31 4 284 2.84 71 % P Sumber : Kuesioner Keterangan : SP = Sangat Penting P = Penting KP = Kurang Penting TP = Tidak Penting
Aturan pemberian bobot masing-masing derajat kepentingan adalah sebagai berikut :
SP = 4 KP = 3 P = 2 SP = 1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah = 4 x (jumlah responden)
= 4 x 100
Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah = 1 x (jumlah responden)
= 1 x 100
= 100
Untuk perhitungan persentase tingkat kepentingan pada masing – masing pertanyaan, dilakukan sesuai contoh perhitungan dibawah ini :
Tingkat kepentingan website dari segi desain tampilan atau layout website yang menarik: SP = 50 x 4 = 200
P = 34 x 3 = 102
KP = 13 x 2 = 26
TP = 3 x 1 = 3 +
331
Jadi persentase tingkat kepentingan untuk design web yang menarik adalah : 331 : 400 x 100% = 82.75 %
Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka digambarkan sebagai berikut :
TP KP P SP 0 25 50 75 82.75% 100 Keterangan : ≤ 25 = TP 26 – 50 = KP 51 – 75 = P 76 – 100 = SP
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut :
Jadi rata-rata jawaban pelanggan dalam menentukan tingkat kepentingan untuk design tampilan atau layout dari website yang menarik adalah :
331 : 100 (jumlah responden) = 3.31
Jadi, tingkat kepentingan untuk design tampilan yang menarik dari website PT. Brew Indonesia adalah sangat penting.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa pelanggan mementingkan kriteria-kriteria sebagai berikut :
1. Design yang menarik
Didalam sebuah website, design harus menarik sehingga pelanggan dapat menikmati dan mendapatkan kenyamanan dalam menyelusuri website melalui pemilihan layout, warna, dan bentuk.
2. Format tulisan yang memudahkan pembaca
Penggunaan format tulisan yang memudahkan pembaca merupakan hal yang penting bagi pelanggan, karena dapat memudahkan pengguna dalam memperoleh informasi dan dalam pemilihan serta konsistensi format tulisan yang baik akan memberikan kenyamanan dan keindahan pada website tersebut.
3. Kemudahan dalam navigasi
Diberikannya kemudahan dalam navigasi sebuah website, pelanggan akan merasa mudah dalam mengakses setiap informasi yang ada di website tersebut.
Informasi mengenai produk harus lengkap dan jelas, sehingga dapat membantu pelanggan dalam mencari informasi suatu produk yang dipasarkan oleh perusahaan.
5. Informasi mengenai perusahaan
Kelengkapan informasi mengenai perusahaan merupakan hal yang penting, karena dengan adanya latar belakang perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan pada seorang pelanggan. Sehingga pelanggan tidak ragu dalam memilih suatu produk atau jasa yang perusahaan tawarkan.
6. Informasi news dan events
Informasi news dan events gunanya adalah memberikan informasi kepada pelanggan mengenai berita-berita baru dari perusahaan. Hal tersebut meliputi tersedianya produk-produk baru, acara-acara yang melibatkan perusahaan, dan sebagainya.
6. Tersedianya fasilitas feedback
Tersedianya fasilitas feedback dapat memberikan masukan bagi perusahaan atas kritik dan saran (testimonial) dari pelanggan guna meningkatkan pelayanan dari perusahaan untuk pelanggannya.
7. Tersedianya fasilitas pemesanan online
Tersedianya fasilitas pemesanan secara online dapat memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan yang dibutuhkan pelanggan (produk whole cakes) karena dengan prosesnya yang memudahkan serta lebih cepat sehingga penggunaan waktu lebih efisien.
Tingkat Kepentingan
Desain tampilan atau layout dari
website yang menarik 82.75 % SP 4
Format tulisan yang memudahkan
pembaca 85 % SP 4
Navigasi yang memudahkan
pengguna 78.75 % SP 4
Tersedianya informasi produk
yang lengkap dan jelas 69.75 % P 3
Tersedianya informasi mengenai
perusahaan 72.5 % P 3
Tersedianya informasi news &
events 65.25 % P 3
Tersedianya fasilitas Feedback
dari pelanggan 68.5 % P 3
Tersedianya fasilitas pemesanan
online 71 % P 3
Gambar 3.14 : Hasil Analisis QFD Tahap Pertama Sumber : Hasil Pengolahan Data
3.3.3.2 Perbandingan kinerja produk dengan kinerja produk pesaing
Gambar 3.15 : Tahap Kedua Pengisian House of Quality Sumber: Rampersad (2005, p153)
Pada tahap kedua ini, akan dijabarkan hasil evaluasi terhadap website yang dimiliki oleh PT. Brew Indonesia saat ini dan dibandingkan dengan website pesaing yaitu PT. Boga Rembilan yang memiliki kekuatan bersaing dalam website bagi PT. Brew Indonesia. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana website PT. Brew Indonesia dimata pelanggan. Yang menjadi responden dalam pengisian kuesioner ini adalah pelanggan-pelanggan langsung berhubungan dengan PT. Brew Indonesia yang berada di outlet Cilandak TownSquare Jakarta Selatan dengan total responden sebanyak 100 responden.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4
Kebutuhan
Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1 1 2 3 5 Matriks Analisis Target Nilai Target 7 8 6 Matriks
Berikut ini ditampilkan data hasil pengisian kuesioner dari responden :
Website PT. Brew Indonesia (www.brewandco.com)
Tabel 3.3 : Hasil Perhitungan Evaluasi Website PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia Hasil evaluasi
Atribut Produk
SB B KB TB Jumlah Mean % Bobot
Design tampilan yang
menarik 23 35 30 12 269 2.69 67.25 % B
Format tulisan yang baik 21 39 31 9 272 2.72 68 % B
Navigasi yang
memudahkan 36 39 21 4 313 3.13 78.25 % SB
Informasi produk yang
lengkap dan jelas 40 31 22 7 304 3.04 76 % SB
Informasi mengenai
perusahaan 15 33 32 20 234 2.34 58.5 % B
Informasi news & events 20 35 29 16 259 2.59 64.75 % B
Tersedianya fasilitas
Feedback 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Tersedianya fasilitas
pemesanan online 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Sumber : Kuesioner Website Pesaing (www.domeindonesia.com)
Tabel 3.4 : Hasil Perhitungan Evaluasi Website PT. Boga Rembilan
PT. Boga Rembilan Hasil evaluasi
Atribut Produk
SB B KB TB Jumlah Mean % Bobot
Design tampilan yang
menarik 40 29 27 4 305 3.05 76.25 % SB
Format tulisan yang baik 43 35 17 5 316 3.16 79 % SB
Navigasi yang
memudahkan 49 31 16 4 325 3.25 81.25 % SB
Informasi produk yang
lengkap dan jelas 22 35 30 13 266 2.66 66.5 % B
Informasi mengenai
perusahaan 45 33 19 3 320 3.2 80 % SB
Informasi news & events 27 36 25 12 278 2.78 69.5 % B
Tersedianya fasilitas
Feedback 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Tersedianya fasilitas
pemesanan online 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Keterangan : SB = Sangat Baik B = Baik
KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik
Aturan pemberian bobot masing-masing derajat kepentingan adalah sebagai berikut :
SP = 4 KP = 3 P = 2 SP = 1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah = 4 x (jumlah responden) = 4 x 100
= 400
Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah = 1 x (jumlah responden) = 1 x 100
= 100
Untuk perhitungan evaluasi pada masing – masing pertanyaan, dilakukan sesuai contoh perhitungan dibawah ini :
Hasil evaluasi design tampilan yang menarik dari www.brewandco.com adalah :
SP = 32 x 4 = 94 P = 35 x 3 = 105 KP = 30 x 2 = 60 TP = 12 x 1 = 12 +
Jadi persentase tingkat kepentingan untuk design web yang menarik adalah :
269 : 400 x 100% = 67.25 %
Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka digambarkan sebagai berikut :
TB KB B SB 0 25 50 67.25% 75 100 Keterangan : ≤ 25 = TP 26 – 50 = KP 51 – 75 = P 76 – 100 = SP
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut :
Jadi rata-rata jawaban pelanggan dalam menentukan tingkat kepentingan untuk design tampilan atau layout dari website yang menarik adalah :
331 : 100 (jumlah responden) = 3.31
Jadi, hasil evaluasi mengenai design tampilan yang menarik dari website PT. Brew Indonesia adalah baik.
Hasil perbandingan dari kedua web tersebut dijabarkan lebih jelas melalui perhitungan rata-rata hasil evaluasi kedua website tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :
Rata-rata hasil evaluasi website PT. Brew Indonesia (www.brewandco.com) :
(67.25% + 68% + 78.25% + 76% + 58.5% + 64.75% +0.25% + 0.25%) : 8 = 51.65% Dengan hasil tersebut performa website PT. Brew Indonesia dikategorikan baik.
Rata-rata hasil evaluasi website pesaing (www.domeindonesia.com) :
(76.25% + 79% + 81.25% + 66.5% + 80% + 69.5% + 0.25% +0.25%) : 8 = 56.62% Dengan hasil tersebut performa website PT. Boga Rembilan dikategorikan baik.
Gambar 3.16 : Hasil Analisis QFD Tahap Kedua Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil perhitungan perbandingan dengan pesaing maka dapat dilihat beberapa hal yang perlu diperbaiki dan ditambahkan pada website PT. Brew Indonesia terutama yang mendapat penilaian Tidak Baik ( TB ).
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan Design tampilan yang menarik
2.69 B 3.05 SB
Format tulisan yang baik
2.72 B 3.16 SB
Navigasi yang memudahkan
3.13 SB 3.25 SB Informasi produk yang
lengkap dan jelas 3.04 SB 2.66 B
Informasi mengenai
perusahaan 2.34 B 3.2 SB
Informasi news & events
2.59 B 2.78 B Tersedianya fasilitas Feedback
1 TB 1 TB Tersedianya fasilitas
3.3.3.3 Menentukan Tujuan Proyek
Gambar 3.17 Tahap Ketiga Analisis QFD Sumber : Rampersad (2005, p153)
Setelah mengetahui hasil evaluasi dari website PT. Brew Indonesia saat ini di mata pelanggan serta perbandingannya dengan pesaing maka dapat ditentukan kearah mana website tersebut akan dikembangkan dan hal apa saja yang ingin diperbaiki dengan menentukan target nilai yang ingin dicapai dalam pengembangan website pemasaran yang baru. Maksud dan tujuan proyek adalah agar perusahaan dapat mengetahui bagaimanakah posisi perusahaan di mata pelanggan dan pesaing, berdasarkan hal tersebut, berapa banyakkah peningkatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan pada sektor mana saja yang paling membutuhkan peningkatan. Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4 Kebutuhan Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1b 1 2 3 5 Matriks Analisis Target Nilai Target 7 8 6 Matriks
Gambar 3.18 : Hasil Pengisian Tahap Ketiga House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data PT. Brew
Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target
Nilai Pengembangan Target Bobot Bobot %
Design tampilan atau layout dari
website yang menarik 2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan
pembaca 2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan
pengguna 3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang
lengkap dan jelas 3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai
perusahaan 2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news &
events 2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari
pelanggan 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan
Untuk target pengembangan didapatkan dari target nilai dibagi mean PT. Brew Indonesia.
Untuk perhitungan bobot didapatkan dari tingkat kepentingan dikalikan target pengembangan.
Sehingga diketahui nilai dari bobot pengembangan yang dilakukan.
Untuk perhitungan %bobot didapat dari bobot dibagikan dengan total bobot dikalikan 100%.
Sehingga, dari %bobot didapatkan atribut pengembangan yang harus diprioritaskan.
3.3.3.4 Parameter Teknis (spesifikasi produk) dan Analisis
Gambar 3.19 Tahap Keempat Analisis QFD Sumber : Rampersad (2005, p153)
Parameter teknis merupakan kriteria teknis yang diajukan oleh perusahaan dalam upaya memenuhi kebutuhan pelanggan. Kriteria - kriteria ini didapat dari hasil wawancara dengan pihak internal perusahaan. Kemudian perusahaan menilai kriteria-kriteria tersebut dengan dibandingkan dengan website pesaing.
Adapun kriteria – kriteria yang didapat dari wawacara tersebut adalah : 1. Kecepatan Akses Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4 Kebutuhan Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1b 1a 2 3 5 Matriks Interaksi Analisis Target Nilai Target 7 8 6 Matriks Kolerasi
Kecepatan dalam menampilkan halaman website merupakan kriteria yang paling diperlukan dala suatu website, karena apabila halaman suatu website terlalu lama ditampilkan maka akan membuat pelanggan merasa bosan dan tidak ingin lagi mengakses website tersebut.
Untuk kecepatan akses, memilki kriteria sebagai berikut: - File atau gambar dalam ukuran kecil
- Tidak memuat gambar yang banyak - Bandwith yang benar
2. Reliable
Website harus dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, informasi yang disediakan dapat dipercaya serta tidak ada link-link rusak pada saat dibutuhkan.
Untuk reliable, memiliki kriteria sebagai berikut:
- Halaman web selalu ada (tidak ada link yang kosong) - Informasi merupakan informasi terbaru
3. User Friendly
Website sebaiknya dirancang tidak terlalu kompleks yang dapat mengakibatkan pelanggan merasa kesulitan dalam menelusuri dan mencari informasi dalam website tersebut.
Untuk kriteria mudah digunakan, memilki kriteria sebagai berikut: - Menu navigasi mudah dilihat
- Dapat ditampilkan pada browser yang berbeda-beda 4. Selalu di update
Informasi yang terdapat pada website harus selalu diupdate sehingga pelanggan selalu mendapatkan informasi yang terbaru mengenai produk ataupun informasi lainnya.
Tabel 3.5 : Parameter Teknis Website PT. Brew Indonesia Parameter Teknis Hasil Evaluasi
Kecepatan akses B
Reliable B
Selalu di Update KB
User friendly B
Sumber : Hasil Wawancara
Tabel 3.6 : Parameter Teknis Website Pesaing Parameter Teknis Hasil Evaluasi
Kecepatan akses B
Reliable B
Selalu di Update B
User friendly B
Sumber : Hasil Wawancara Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik
Gambar 3.20 : Hasil Pengisian Tahap Keempat House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecepatan akse
s
Reliable Selalu di Update Us
er friendly PT. Brew Indonesia PT. Boga Rembilan Target
Nilai Pengembangan Target Bobot Bobot %
Design tampilan atau layout dari
website yang menarik 2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan
pembaca 2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan
pengguna 3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang
lengkap dan jelas 3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai
perusahaan 2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news &
events 2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari
pelanggan 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan
3.3.3.5 Periksa Hubungan antara Keinginan Pelanggan dengan Parameter Teknis
Gambar 3.21 Tahap Kelima Analisis QFD Sumber : Rampersad (2005, p153)
Matriks interaksi menyatakan kekuatan hubungan antara parameter teknis dengan kebutuhan pelanggan yang ingin dipenuhi. Semakin kuat hubunga, menunjukkan seberapa kuat parameter tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hubungan-hubungan tersebut akan diberi bobot untuk menyatakan kekuatan Hubungan-hubungan antara kebutuhan pelanggan dengan parameter teknis yang ingin dipenuhi. Bobot yang diberikan adalah 1 untuk bobot terendah, 3 untuk bobot sedang, dan 9 untuk bobot tertinggi. Sedangkan kriteria yang tidak memiliki hubungan tidak akan diberi bobot.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4
Kebutuhan
Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1b 1a 2 3 5 Matriks Interaksi Analisis Target Nilai Target 7 8 6 Matriks Kolerasi
Tabel 3.7 : Kekuatan Interaksi Kebutuhan Pelanggan dan Parameter Teknis
Bobot
Jenis Hubungan Ya /
Tidak
Desain website yang menarik - Kecepatan Akses YA ●
Desain website yang menarik – Reliable YA ●
Desain website yang menarik - Selalu di Update TIDAK
Desain website yang menarik - User Friendly YA ●
Format tulisan yang memudahkan pembaca - Kecepatan Akses TIDAK
Format tulisan yang memudahkan pembaca - Reliable TIDAK Format tulisan yang memudahkan pembaca - Selalu di Update TIDAK Format tulisan yang memudahkan pembaca - User Friendly YA ● Kemudahan dalam navigasi – Kecepatan Akses TIDAK
Kemudahan dalam navigasi - Reliable TIDAK
Kemudahan dalam navigasi - Selalu di Update TIDAK
Kemudahan dalam navigasi - User Friendly YA ●
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - Reliable YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - Selalu di Update YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - User Friendly YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - Reliable YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - Selalu di Update YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - User Friendly YA ● Tersedianya fasilitas news dan events – Kecepatan Akses YA ●
Tersedianya fasilitas news dan events - Reliable YA ●
Tersedianya fasilitas news dan events - Selalu di Update YA ● Tersedianya fasilitas news dan events - User Friendly YA ● Tersedianya fasilitas feedback - Kecepatan Akses YA ●
Tersedianya fasilitas feedback - Reliable YA ●
Tersedianya fasilitas feedback - Selalu di Update YA ●
Tersedianya fasilitas feedback - User Friendly YA ●
Tersedianya fasilitas pemesanan online – Kecepatan Akses YA ●
Tersedianya fasilitas pemesanan online - Reliable YA ●
Tersedianya fasilitas pemesanan online - Selalu di Update TIDAK Tersedianya fasilitas pemesanan online - User Friendly YA ●
Sumber : Wawancara
Keterangan :
Tidak = Tidak memiliki hubungan = Hubungan Lemah (= 1 ) = Hubungan Sedang ( = 3 ) = Hubungan Kuat (= 9 )
Gambar 3.22 : Hasil Pengisian Tahap Kelima House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data Kecepatan akse
s
Reliable Selalu di Update Us
er friendly PT. Brew Indonesia PT. Boga Rembilan Target
Nilai Pengembangan Target Bobot Bobot %
Design tampilan atau layout dari
website yang menarik 2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan
pembaca 2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan
pengguna 3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang
lengkap dan jelas 3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai
perusahaan 2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news &
events 2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari
pelanggan 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan
online 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07% 31.07 100% Keterangan : = Hubungan Lemah (= 1) = Hubungan Sedang (=3) = Hubungan Kuat (= 9)
3.3.3.6 Kekuatan Hubungan antar Parameter Teknis
Gambar 3.23 Tahap Keenam Analisis QFD Sumber : Rampersad (2005, p153)
Matrik korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara parameter teknis satu dengan parameter teknis yang lain. Apabila berhubungan, bagaimanakah kondisi hubungannya apakah kuat, sedang, atau lemah. Penggambaran dari matrik korelasi ini dapat digunakan perusahaan untuk mengidentifikasikan secara lebih mendalam interaksi teknis tersebut. Parameter Teknis (spesifikasi Produk) 4 Kebutuhan Pelanggan
Tingkat Kepentingan Evaluasi K
epentingan Tujuan Proyek 1b 1a 2 3 5 Matriks Interaksi Analisis Target Nilai Target 7 8 6 Matriks Kolerasi
Tabel 3.8 : Penilaian Korelasi antar Parameter Teknis Kekuatan Hubungan Jenis Hubungan Ya/Tidak
Kecepatan akses – Reliable TIDAK
Kecepatan akses – selalu di Update TIDAK Kecepatan akses – User friendly YA ●
Reliable – selalu di Update YA ●
Reliable – User friendly TIDAK
Selalu di Update – User friendly TIDAK
Sumber : Wawancara
Keterangan :
Ya = memiliki hubungan
Tidak = Tidak memiliki hubungan
= Hubungan Lemah (= 1) = Hubungan Sedang (= 3) = Hubungan Kuat (= 9)