• Tidak ada hasil yang ditemukan

REDI TANTANGAN, RAYNALD IGNASIUS GINTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REDI TANTANGAN, RAYNALD IGNASIUS GINTING"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN

WILLIAM FLEXION EXERCISE

DAN

MYOFACIAL

RELEASE

DENGAN

MC KENZIE EXERCISE

DAN

MYOFACIAL

RELEASE

TERHADAP PENURUNAN SKALA ODI PADA

PENDERITA

LOW BACK PAIN NON SPESIFIKCHRONIC

DI POLIKLINIK FISIOTERAPI

GRANDMED LUBUK PAKAM

TAHUN 2020

REDI TANTANGAN, RAYNALD IGNASIUS GINTING

FAKULTAS KEPERAWATAN

D

AN FISIOTERAPI

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM

e-mail: [email protected]

Abstract

Low back pain a complaint of pain and tension or stiffness in the muscles

located in the area below the ribs and above the fold of the inferior gluteus

(Andini, 2015). LBP non spesific was diagnosed as such mysofascial

syndromes, muscle spasm, mechanical LBP, back sprain, and back strain. In

this condition the ptien will feel servere muscle pain and the existence of

restraint of body movements. In general patient will complain of pain in the

lumbar region. Mostly due to postural errors.Objective : This study aims to

determine difference of diffence of giving william flexion exercise and

myofacial release with mc kenzie exercise and myofacial release for scale

down of decresed pain scale in sufferer of low back pain non spesific chronic.

Method :Using a quasi eksperimental with research design pre test and post

test, number of sampel 16 respondents.decreased pain scale, using paired

sample analysis test and independent t test. Result :There is a significant

difference between treatments 1 and 2 p-

value α < (0,001<0,05).p

-

value α <

(0,001<0,05) for first intervention, p-

value α < (0,00<0,05) for second

intervention. Conclusion :There is a decrease in the VAS scale after

intervention.Suggestion :Expected to help respondents overcome and

decreased pain scale.

Keywords

: Low Back Pain Non Spesific Chronic, William Flexion Exercise, Mc

Kenzie

Exercise,

Myofacial

Release,

VAS.

1. PENDAHULUAN

Hidup dengan ketidak terbatasan gerak dan fungsi adalah keingina setiap manusia karena besosial adalah kodrat semua manusia. Kebutuhan hidup tidak

terlepas dari aktifitas fisik

menggunakan anggota gerak dan struktur tubuh salah satunya adalah tulang belakang. Gerakan yang salah

dan sering kita abaikan secara berulang-ulang dapat menimbulkan pembebanan yang tidak sesuai pada

tulang belakang terutama pada

lumbaldan mengkibatkan permasalahan pada otot core terutama otot para

vetebra dan menyebabkan yang

berdampak pada menurunnya

(2)

menghambat gerak dan fungsi dengan

keluhan low back pain saat melalukan

aktivitas sehari-hari.

Posisi tubuh dan cara kerja yang tidak benar atau kelelahan merupakan

salah satu penyebab low back pain,

posisi duduk yang tidak ergonomis akan mengakibatkan kontraksi otot-otot punggung. Otot punggung akan menahan beban pada anggota gerak atas, sehingga beban bertumpu pada

daerah pinggang secara sebagai

penahan beban utama dan

mengakibatkan over us karena statis

kontraksi yang cukup lama, kemudian akan terasa nyeri pada otot punggung

bawah (Nurdiati, et al, 2015)

Low back pain non spesifik merupakan suatu syndrome klinik yang

banyak dijumpai di masyarakat.

Keluhan yang disertai dengan nyeri di sekitar punggung bawah. Hampir seluruh populasi masyarakat di dunia

pernah mengeluh Low Back Pain

semasa hidupnya (Praasmita, et.al,

2015)

Disabilitas dan kekambuhan yang di

alami penderita low back pain non

spefik chronic, mengakibatkan

menurunnya produktifitas dalam

melakukan aktivitas sehari-hari.

Permasalahan yang di timbulkan low

back pain cukup besar, meski demikian sebagian keluhan dapat hilang sendiri, tetapi pasien yang tidak melakukan latihan atau pengobatan secara khusus memiliki resiko untuk kambuh. Spasme

yang disebabkan low back pain non

spesifik chronic mengakibatkan penderita merasakan nyeri, bahkan spasme yang berkepanjangan akan

menimbulkan vasokontriksi pembuluh

darah yang mengakibatkan iskemia, sehingga penderita membatasi gerakan karena akan menimbulkan rasa nyeri. Otot yang mengalami spasme dan tidak di gerakan dalam waktu yang cukup lama akan mengakibatkan otot atropi sehingga dapat menurunkan kekuatan otot dan nantinya dapat menyebabkan disabilitas di daerah lumbal yang berakibat pada penurunan aktivitas fungsional pada penderita (Sari, 2015).

Setiap individu di seluruh dunia

pada masa hidupnya mengalami

keluhan low back pain non spesifik,

prevalensinya 70-80% dan prevalensi

pertahunnya 15-45% (Ari, et al, 2018

). Sedangkan 50-80% pekerja di

seluruh dunia pernah mengalami Low

Back Pain dan mengakibatkan menurunnya produktivitas manusia, low back painnon spesifik merupakan penyakit kedua setelah flu yang membuat seseorang berobat ke dokter (Tanderi, 2017).

World Health Organitation (WHO)

menyataan 150 jenis gangguan

muskuloskletal di derita jutaan

individu, nyeri dan inflamasi yang

menyebabkan disabilitas atau

keterbataasan fungsional, sehingga

psikologis dan sosial penderta

terganggu. low back pain non spesifik

chronic merupakan keluhan yang paling

banyak dirasakan. (Bone and Joint

Decade 2000-2010).

Pada penelitian di Amerika Serikat low back painnon spesifik sedang selama 8-30 hari sebanyak 13,2% sedangkan kasus lebih dai 30 hari sebanyak 7,8% dengan jumlah sampel

yaang diteliti sebanyak 1224 (Ari, et.al,

2018). Di Swedia, low back painnon

spesifik adalah keluhan pada usia kurang dari 65 tahun dan peringkat kedua setelah penyakit vaskuler pada usia 65 tahun keatas (Kim, 2005). Dan

di Inggris low back pain menyebabkan

masalah sosial dan ekonomi karena 13% alasan seseorang tidak masuk

bekerja disebabkan karena Low back

painnon spesifik. Insidensi setiap tahun pada orang dewasa mencapai 45% dan paling banyak menyerang usia 35-55 tahun (Amroisa, 2006).92% pada

seluruh populasi di India menderita low

back pain (Shruti, et, al. 2019). Dilihat dari kunjugan pasien pasien ke dokter saraf di Indonesia, dengan rentang usia 41-60 tahun adalah 35,86% dan 65,5% dari penderita adalah wanita (Kiranjit Kaur,2015).

Dari masalah tersebut diperlukan adanya pendekatan dari berbagai tenaga kesehatan. Sesuai dengan peran fisioterapi menurut PERMENKES RI No 65/ MENKES/ SK/ V/ 2015 tentang standar pelayanan fisioterapi.

“Fisioterapi adalah bentuk pelayanan

kesehatan yang ditujukan kepada

(3)

mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan

menggunakan penanganan secara

manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis),

pelatihan fungsi dan komunikasi”. Mc. kenzie exercise ditujukan untuk

mengembalikan fungsi normal,

mengembalikan mobilitas maksimal dari punggung bawah, menurunkan

disabilitas fungsional, mengurangi

sehingga menambah ROM lumbal. (Ali,

et al, 2018). Myofacial release

tekniksoft tissue mobilization (fascia

dan otot) ditujukan untuk

mengembalikan cairan atau lubrikasi jaringan fascia, mobilitas jaringan fascia dan otot dan normal fungsi sendi dengan memberikan regangan atu elongasi (Sudaryanto, 2014).

Penelitian yang menunjukkan

bahwa william flexion exercise

meningkatkan mobilitas lumbal dan aktivitas fungsional pada pasien low back pain subakut dan kronis. prinsip

rileksasi otot paravertebra yang

merupakan global muscle yang

berfungsi sebagai penggerak fleksi dan

ekstensi trunk. Pada penderita low back

pain terjadi spasme pada otot

paravertebrae dengan latihan william

flexion exercise otot tersebut menjadi rileks sehingga mobilitas fleksi dan

ekstensi trunk meningkat, nyeri

berkurang dan aktivitas fungsional

meningkat (Pramita, et al, 2015).

Mc.kenzie exercise dapat menurunkan nyeri melalui relaksasi otot dan gerak aktif pada otot erector

spine lumbal, gerak aktif yang

menyebabkan penurunan aktivitas

gamma motornuron sehingga secar bertahap spasme otot erector spine lumbal akan berkurang, gerakan aktif mckenzie juga akan memobilisasi diskus yang bulging ke arah posterior

sehingga menurunkan besarnya

bulging dan memeberi gaya dorongan pada nukleus pulposu ke arah anterior

(Wibawa, el al.2018).

Nyeri punggung bawah (low back

pain) adalah nyeri di daerah punggung

bawah, yang mungkin disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi tulang.

Nyeri punggung bawah dapat

mengikuti cedera atau trauma

punggung, tapi rasa sakit juga dapat

disebabkan oleh kondisi degeneratif

seperti penyakit artritis, osteoporosis

atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi dan cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulang belakang. Obesitas, merokok, berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang buruk juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah (Anonim, 2014).

Berdasarkan hasil studi

pendahuluan yang dilakukan peneliti di Poly Klinik Fisioterapi Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam, peneliti memperoleh data pasien penderita low back pain non spesifik adalah 16 orang.

Perbedaan William Flexion Exercise dan

Myofacial Release dengan Mc.Kenzie Exercise dan Myofacial Release terhadap penurunan skala nyeri pada

penderita Low Back Pain Non Spesifik

adalah intervensi exercise sangat diterapkan pasien secara mandiri mudah dan sebagai sebagai edukasi atau home program (2019).

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah quasi

experimen, dengan rancangan

penelitian yang digunakan adalah pre

test dan post test. Untuk mengetahui

perbandingan william flexion exercise

dan myofacial release dengan mc.kenzie exercise dan myofacial release terhadap penurunan skala

nyeri pada penderita low back pain non

spesifik. Subjek penelitian di bagi dua kelompok. Penelitian ini dilakuan di Rumah Sakit Grandmed Lubuk Pakam. Dengan responden yang akan diteliti

adalah semua penderita low back pain

non spesific. 3. HASIL

3.1 Analisa Univariat

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan di Poli Klinik Fisioterapi RS Grandmed Lubuk Pakam tentang

(4)

Low Back Pain Non Spesifik Chronic, maka hasil pengolahan data sebelum

pemberian William Flexion Exercise dan

Myofacial Releasepada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Tabel 3.1.1 Skala nyeri sebelum pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release pada

penderita low back pain non spesifik chronic. Tingkatan nyeri n % Nyeri ringan 4 50,0 % Nyeri sedang 3 37,5 % Nyeri berat 1 12,5 % Jumlah 8 100 %

Berdasarkan Tabel 3.1.1 di atas

menjelaskan bahwa skala nyeri

responden sebelum pemberian WFE dan MFR berdasarkan kategori nyeri

ringan sebanyak 4

orang(50,0%),responden sebelum

pemberian WFE dan MFR berdasarkan kategori nyeri sedang sebanyak 3

orang (37,5%).responden sebelum

pemberian WFE dan MFR berdasarkan kategori nyeri berat sebanyak 1 orang (12,5%).

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan di Poli Klinik fisioterapi RS Grandmed Lubuk Pakam tentang Low Back Pain Non Spesifik Chronic, maka hasil pengolahan data sebelum

pemberian McKenzie Exercise dan

Myofacial Release pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.

Tabel 3.1.2 Skala nyeri sebelum pemberian Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Release pada penderita

low back pain non spesifik chronic. Tingkatan nyeri N %

Nyeri ringan 5 62,0 % nyeri sedang 3 37,5 %

Jumlah 8 100%

Berdasarkan Tabel 3.1.2 di atas

menjelaskan bahwa skala nyeri

responden sebelum pemberian MKZ dan MFR berdasarkan kategori nyeri ringan sebanyak 5 orang (62,0%), responden sebelum pemberian MKZ dan MFR berdasarkan kategori nyeri sedang sebanyak 3 orang (37,5%).

Pengumpulan data yang dilakukan di Poli Klinik fisioterapi RS Grandmed

Lubuk Pakam tentang Low Back Pain

Non Spesifik Chronic, maka hasil pengolahan data sesudah pemberian William Flexion Exercise dan Myofacial Release dengan Mc Kenzie Exercise dan Myofacial Release pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 3.1.3 Skala nyeri sesudah pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release pada

penderita low back pain non spesifik chronic.

Tingkatan nyeri n % Tidak nyeri 6 75,0 % Nyeri ringan 2 25,0 %

jumlah 8 100 %

Berdasarkan Tabel 3.1.3 di atas

menjelaskan bahwa skala nyeri

responden sesudah pemberian WFE dan MFR berdasarkan kategori tidak nyeri sebanyak 6 orang (75,0%), responden sesudah pemberian WFE dan MFR berdasarkan kategori nyeri ringan sebanyak 2 orang (25,0%).

Pengumpulan data yang dilakukan di Poli Klinik fisioterapi RS Grandmed

Lubuk Pakam tentang Low Back Pain

Non Spesifik Chronic, maka hasil pengolahan data sesudah pemberian McKenzie Exercise dan Myofacial Release pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini.

Tabel 3.1.4 skala nyeri sesudah

McKenzie Exercise dan Myofacial

Release pada penderita low back

pain non spesifik chronic. Tingkatan nyeri N %

Tidak nyeri 6 75,0 % Nyeri ringan 2 25,0 %

jumlah 8 100%

Berdasarkan Tabel 3.1.4 di atas

menjelaskan bahwa Skala nyeri

responden sesudah pemberian MKZ dan MFR berdasarkan kategori Tidak nyeri sebanyak 6 orang (75,0%), responden sesudah pemberian MKZ dan MFR berdasarkan kategori nyeri ringan sebanyak 2 orang (25,0%).

3.2 Analisa Bivariat

Teknik yang dipergunakan untuk menganilisis data yang didapat dari hasil penelitian ini adalah teknik uji

(5)

paried t-test dengan taraf signifikan

95% (α=0,05) untuk mengetahui

apakah ada pengaruh pemberian

kelompok William Flexion Exercise dan

Myofacial Release dengan kelompok Mc Kenzie Exercise dan Myofacial Release terhadap penurunan skala nyeri pada

penderita Low Back Pain Non Spesifik

Chronicdi Poli klinik Fisioterapi di RS Grandmed Lubuk Pakam.

Pengumpulan data yang dilakukan di Poli Klinik fisioterapi RS Grandmed

Lubuk Pakam tentang Low Back Pain

Non Spesifik Chronic, maka hasil pengolahan data selisih skala nyeri sebelum dan sedudah pemberian

kelompok William Flexion Exercise dan

Myofacial Release dengan kelompok McKenzieEvercise dan Myofacial Release pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2.1 selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release pada

penderitalow back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan tabel 3.2.1 diatas dapat dilihat ada selisih hasil Mean sebelum dan sesudah pemberian William Flexion Exercise dan Myofacial Release, yaitu Mean sebelum 2,63 dengan SD 0,744 dan hasil Mean

sesudah pemberian William Flexion

Exercise dan Myofacial Release 1,25 dengan SD 0,463.

Tabel 3.2.2 selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Release pada penderita

low back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan tabel 3.2.2 diatas dapat dilihat ada selisih hasil mean

sebelum dan sesudah pemberian Mc

Kenzie Exercise dan Myofacial Release, yaitu mean sebelum 2,38 dengan SD

0,618 dan hasil mean sesudah

pemberian William Flexion Exercise dan

Myofacial Release 1,25 dengan SD 0,463.

Pengolahan data yang telah

dilakukan di uji statistic dengan

menggunakan uji paried t-test, maka

hasil pengolahan data selisih rerata Schober Testsebelum dan sesudah

pemberian kelompok William Flexion

Exercise dan Myofacial Releasedapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2.3 selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release pada

penderita low back pain non spesifik chronic. Tingkatan nyeri Mean Std Deviation t value p-Sebelum- sesudah WFE dan MFR 1,375 0,744 5,227 0,001

Hasil uji statistik diperoleh mean

1,375 dengan SD 0,744 dan p-value α

< (0,001<0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kelompok

kelompok William Flexion Exercise dan

Myofacial Releasepada penderita Low Back Pain Non Spesifik Chronic.

Pengolahan data yang telah

dilakukan di uji statistic dengan

menggunakan uji paried t-test, maka

hasil pengolahan data selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah

pemberian kelompok Mc Kenzie

Exercise dan Myofacial Release dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.2.4 selisih rerata skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kelompok Mc Kenzie

Exercise dan Myofacial Release

pada penderita low back pain non spesifik chronic.

Tingkatan

nyeri Mean Deviation Std t value p-Sebelum-

sesudah MKZ dan MFR

1,125 0,354 9,000 0,000 Hasil uji statistik diperoleh mean

1,125dengan SD 0,354 dan p-value α<

(0,000<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara skala nyeri sebelum dan Tingkatan nyeri Mean Std

Deviation Sebelum 2,63 0,744 Sesudah 1,25 0,463

Tingkatan nyeri Mean Std Deviation Sebelum 2,38 0,618 Sesudah 1,25 0,463

(6)

sesudah pemberian kelompok

kelompok Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Releasepada penderita Low Back Pain Non Spesifik Chronic.

Pengolahan data yang telah

dilakukan di uji statistic dengan

menggunakan uji independent t-test,

maka hasil pengolahan data selisih

skala nyeri pemberian kelompok

William Flexion exercise dan Myofacial Releasedan kelompok Mc Kenzie Exercise dan Myofacial Release dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2.5 Selisih rerata skala nyeri pemberian kelompok William

Flexion Exercise dan Myofacial

Release dengan Mc Kenzie Exercise

dan Myofacial Release pada

penderita low back pain non spesifik chronic.

Mean

Difference Sig (2-tailed) Kelompok WFE dan

MFR – kelompok MKZ dan MFR

1000 0,001 Hasil uji statistik diperoleh mean

1,375 dencgan SD 0,744 dan p-value α

< (0,001<0,05)intervensi WFE dan MFR, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian kelompok WFE dan MFR

pada penderita Low back pain Non

Spesifik Chronic. Hasil uji statistic diperoleh mean 1,125 dengan SD

0,0354 dan p-value α <

(0,000<0,05)maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian MKZ dan MFR pada

penderita Low Back Pain Non Spesifi

Chronic.

4. PEMBAHASAN

4.1 Visual Analog Scale sebelum pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release pada

penderita low back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan hasil penelitian

sebelum dilakukan pemberian william

flexion exercise dan myofacial release diketahui Visual Analog Scale pasien low back pain non spesifik nilai mean sebesar 2,63 dengan SD 0,744.

Menurut Pramita 2015 Low back pain

adalah suatu sindroma klinik yang banyak dijumpai di masyarakat dimana ditandai dengan nyeri di sekitar tulang

punggung bagian bawah. Low back

pain non spesifik juga dapat

menimbulkan atrofi otot dalam waktu yang lama. Otot yang mengalami atrofi dalam jangka waktu lama maka akan terjadi penurunan kekuatan otot. Penurunan kekuatan otot ini nantinya akan dapat menyebabkan penurunan stabilitas di daerah lumbal yang selanjutnya menimbulkan penurunan tingkat aktivitas fungsional pasien.

Latihan fleksi lumbal dapat

menurunkan nyeri dan meningkatkan luas lingkup sendi.

Asumsi menurut penulis terhadap penelitian ini bahwa tehnik ini William flexi exercise dengan Mc kenzie

exercise dangan efektif untuk

mengurangi tingkatan nyeri pada penderita Low Back Pain Non Spesifik dan beban tubuh pada sendi facet dan meregangkan otot dan fascia di daerah

dorsolumbal, serta bermanfaat

mengkoreksi postur tubuh yang salah. Latihan ini juga dapat meningkatkan stabilitas lumbal karena secara aktif melatih otot-otot abdominal, gluteus maksimus dan hamstring.

4.2 Visual Analog Scale sebelum pemberian Mc Kenzie

Exercise dan Myofacial Release

pada penderita low back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan hasil penelitian

sebelum dilakukan pemberian mc

kenzie exercise dan myofacial release

diketahui visual analog scale pasien low

back pain non spesifik nilai mean sebesar 2,38 dengan SD 0,518.

4.3 Visual Analog Scale sesudah pemberian William Flexion

Exercise dan Myofacial Release

pada penderita low back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan hasil penelitian

sesudah dilakukan pemberian mc

kenzie exercise dan myofacial release diketahui Visual Analog Scale pasien low back pain non spesifik nilai mean sebesar 1,25 dengan SD 0,463. Dilihat dari nilai sebelum dilakukan intervensi dapat disimpulkan ada selisih nilai nilai mean yang berarti ada pengaruh

(7)

intervensi terhadap penurunan skala

nyeri pasien,. Penelitinan yang

membuktikan bahwa william flexion

exercise dapat penurunan skala nyeri

adalah low back pain prinsip rileksasi

otot paravertebra yang merupakan global muscle yang berfungsi sebagai

penggerak fleksi dan ekstensi trunk.

Pada penderita low back pain terjadi

spasme pada otot paravertebra dengan

latihan william flexion exercise otot

tersebut menjadi rileks sehingga

mobilitas fleksi dan ekstensi trunk meningkat, nyeri berkurang dan Luas

Gerak Sendi meningkat (Pramita, et al,

2015).

4.4 Visual Analog Scale sesudah pemberian Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Release pada penderita

low back pain non spesifik chronic.

Berdasarkan hasil penelitian

sesudah dilakukan pemberian mc

kenzie exercise dan myofacial release diketahui Visual Analog Scale pasien low back pain non spesifik nilai mean sebesar 1,25 dengan SD 0,463. Dilihat dari nilai sebelum dilakukan intervensi dapat disimpulkan ada selisih nilai nilai mean yang berarti ada pengaruh intervensi terhadap penurunan skala

nyeri pasien,. Penelitinan yang

membuktikan bahwa mc kenzie

exercise dapat penurunan skala nyeri

adalah Mc.kenzie exercise dapat

menurunkan nyeri melalui relaksasi otot dangerak aktif pada otot erector

spine lumbal, gerak aktif yang

menyebabkan penurunan aktivitas

gamma motor nuron sehingga secara bertahap spasme otot erector spine lumbal akan berkurang, gerakan aktif mc.kenzie jugaakan memobilisasi diskus yang bulging kearah posterior

sehingga menurunkan besarnya

bulging dan memeberi gaya dorongan pada nukleu spulposus kearah anterior

(Wibawa, el al.2018).

4.5 Selisih Visual Analog Scale sebelum dan sesudah pemberian

William Flexion Exercise dan

Myofacial Release dengan Mc

Kenzie Exercise dan Myofacial

Release.

Hasil selisih kelompok william

flexion exercise dan myofacial release didapat mean 1,375 dengan SD 0,744.

Untuk kelompok mc kenzie exercise

dan myofacial release didapat mean 1,125 dengan SD 0,354. Hasil uji independent t-test diperoleh p-value α

< (0,001<0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesa penelitian

ini diterima yaitu : “ Ada Perbedaan

William Flexion Exercise dan Myofacial Release dengan Mc Kenzie Exercise dan Myofacial Release Terhadap Penurunan

skala nyeri Pada Penderita Low Back

Pain Non Spesifik Chronic”. Asumsi

peneliti bahwa ada perbedaan yang mendasar pada perlakuan pertama prinsip rileksasi otot paravertebra yang

merupakan global muscle yang

berfungsi sebagai penggerak fleksi dan

ekstensi trunk. Perlakuan pertama

untuk mengurangi nyeri dan

peningkatan luas gerak sendi

sedangkan pada perlakuan kedua

dengan malakukan latihan Mc.kenzi

yang menggunakan gerakan badan kearah ekstensi serta peran aktif pasien akan memulihkan mobilitas dan fungsi lumbal dengan menghilangkan stress yang akan mengembalikan

nucleus pulposus kembali ke anterior,

sehingga inflamasi yang terjadi pada ligament longitudinal posterior berkurang dan nyeri pada lumbal akan berkurang serta dapat memberikan rasa nyaman dan ada perbaikan postur

serta menghilangkan imbalance

muscle.

5. KESIMPULAN

a. Visual Analog Scale sebelum

pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release, yaitu mean 2,63 dengan SD 0,744.

b.Visual Analog Scale sebelum

pemberian Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Release, yaitu mean 2,38 dengan SD 0,518.

c. Visual Analog Scale sesudah

pemberian William Flexion Exercise

dan Myofacial Release, yaitu mean 1,25 dengan SD 0,463.

d.Visual Analog Scale sesudah

pemberian Mc Kenzie Exercise dan

Myofacial Release, yaitu mean 1,25 dengan SD 0,463.

e. Selisih Visual Analog Scale sebelum

(8)

flexion exercise dan myofacial release didapat mean 1,375 dengan SD 0,744,. Selisih sebelum dan

sesudah pemberian mc kenzie

exercise dan myofacial release didapat mean1,125 dengan SD

0,354. Hasil uji statistic diperoleh

p-value α < (0,001<0,05) maka dapat

disimpulkan bahwa hipotesa

penelitian ini diterima yaitu : “ Ada

Perbedaan William Flexion

Exercisedan Myofacial Release

dengan Mc Kenzie Exercisedan

Myofacial ReleaseTerhadap

penurunan skala nyeri Pada

Penderita Low Back Pain Non

Spesifik Chronic”. DAFTAR PUSTAKA

Amroisa, R.A.N, (2006). Tes Lasegue

Sebagai Ts Diagnostik

Radikulopati Lumbosacral Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah.

Universitas Gadjah Mada.

Pendidikan Dokter Spesialis Saraf. Andini F. (2015). Risk Faktry Of Low

Back Pain In Workes. J Majority.

Vol.4 No.1. Januari 2015.

Arya. RK. (2014). Low Back Pain-Sign,

Symtos, And Mangemt. Journal

Indian Acedemy Of Clinical Mediciine. Vol. 15, No. 1. January-March, 2014.

Ari Wibawa, Ni Wayan Tianing, Gede Parta Kinandana, Ni Komang Ayu Juniantari (2018). Perbandingan Intervensi Ultrasound dan Muscle

Energi Tehnique Dengan

Intervensi Ultrasound dan

Mc.Kenzie Exercise Terhadap

Peningkatan Kemampuan

Fungsional Pada Non-Spesific Low

Back Pain. Jurnal Ilmiah

Fisioterapi Indonesia Vol. 6, No. 3, September 2018.

Buana, Ni Made Intansari Tri.,

Purnawati, Susy., & Sugijanto, Et Al. (2017). Perbedaan Koobinasi

Myofascial Release Tecnique

Dengan Ultrasound Dalam

Meningkatkan Otot Akibat

Sindrome Miofasial. Sport And

Fitness Journal Issn: 2302-688x Volume 5, No. 3.

Carolyn Kisner, & Lynn Allen Colby

(2014). Terapi Latihn Dasar Dan Teknik

Carol J. Manheim, MS/ MEd, PT, LPC Plantation Plaza Therapy Center Charleston, SC. The myofacial release manual. Third edition. Davidson M & Keating J (2000) A

Comparisom At Five Disability Questionary : Rehability And Responsiveness, Physical Therapy 2002;82:8-24.

Indah Pramita, Alex Pangkahila,

Sugiono (2015) Core Stability Exercise Lebih Baik Meningkatkan Aktivitas Fungsional Dari Pada William Flexion Exercise Pada Pasien Nyeri Punggung Bawah Miogenik.

Kim DH, (2005). Eepidemiologi,

Phatophysiologi, And Clinical

Evaluation Of Low Back Pain, In: Low Back Pain. Pp: 6-1.

Kiranjit Kaur (2015). Prevalensi

Keluhan Low Back Pain (Lbp) Pada Petani Di Wilayah Kerja Upt

Kesmas Payangan Gianyar. ISM,

VOL. 5 NO.1, Januari April, Hal 49-59. Issn: 2089-9084.

Lia Dheka Arwinno,Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjahit

Garmen. Higeia Journal Of Public

Healt Research And Development. Higeeia Vol. 2. No. 3. 2018. Mc.Kenzie, R, Dan Craig Kubey,

(2000). Step To A Pain-Free Life. New York: Dutton Book Published By Penguin Group.

Nurdiati W. (2015). Pengaruh Latihan Pregangan Terhadap Penurunan Intensita Nyeri Pada Perawat Yang Menderita Low Back Pain

(LBP). Jom. Volume: 2, Nomor: 1.

PERMENKES RI No 65/ MENKES/ SK/ V/ 2015 Tentang Standar Pelayanan Fisioterapi.

PerbedaanPengaruhAntaraTranscutane us Electrical Nerve Stimulation (Tens) Dengan Terapi Massage Terhadap Penurunan Nyeri Pada Penderita Nyeri Punggung Bawah

Non Spesifik. Jurnal Terpadu Ilmu

Kesehatan, Volume 6, No 1,Mei 2016, Hlm 01-117.

Rezvani A, ErginO.Karacan I ( 2012 )

(9)

gerakan tulang punggung lumbar pada pasien dengan Ankylosing

Spondylitis. Lippincott Williams

&Wilkins, SPINEvol 37, Nomor 19, hal. E1189-E1196.

Romano. (2010). Mc.Kenzie Methode

Physical Therapy Treatment For Lower Back Pain Diakses Pada Tanggal 03 April 2019 melalui :

http://www.mccc.edu/-behrensb/document/MckenzieMet hodARomano.pdf.

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Multi variat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Shruti Bagwe, Annamma Varghese (2019). Association Of Non-Specific Low Back Pain And Disability Index With Lower

Extremity Alignment Factors. Int J

Physiother. Vol 6(1), 09-16, February (2019). Issn: 2348 8336.

Sudaryanto, (2014). Pemberian

Myofacial Release Technique Pada Jaringan Lunak, Fascia Dan Otot. Sugiyono, (2011).Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Suma, Ade Putra. (2013). William Flexion Exercise. Diakses 30

Maret 2019.

Http://Terapilatihan.Com/2013/0 7/William-Flexion-Exercise.Html. Tanderi, Esya Adetia And Kusuma,

Tanti Ajoe And Hendrianingtyas,

Melta (2017). Hubungan

Kemampuan Fungsional Dan

Derajat Nyeri Pada Pasien Low Back Pain Mekanik.

WHOScientific Group, (2003).

WHOTechnical Report Series 919. The Burden Of Musculoskletal Conditions At The Start Of The New Milenium. WHO Library Cataloguing In Publucation Data, Pp 1-5.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “ Pengaruh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen merasa puas atas pelayanan yang diberikan PT Pos Indonesia (Persero) cabang Purwokerto.. Kata kunci : Kepuasan

dalam dengan judul penelitian yang penulis angkat yaitu “ Analisis Pengaruh Pemanfaatan Situs TripAdvisor terhadap Keputusan Pembelian Kamar Hotel di Kota

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi negara. Jabatan dalam lingkungan

Berdasarkan hasil uji migrasi yang dilakukan dapat memberikan informasi baru mengenai potensi bioaktif dari ekstrak bakteri simbion spons laut terhadap larva nematoda

[r]

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan validasi metode anal isis pengujian kandungan spesifik residu total monomer stiren pada kemasan polistiren dengan heptana