• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP BAGI GURU-GURU IPA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DI WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP BAGI GURU-GURU IPA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DI WILAYAH KABUPATEN TASIKMALAYA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

43

PELATIHAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MIKROSKOP BAGI

GURU-GURU IPA MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) DI WILAYAH KABUPATEN

TASIKMALAYA

Purwati Kuswarini Suprapto1), Mufti Ali2), Egi Nuryadin3)

1,2,3Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi e-mail: purwatik1@gmail.com1, muftiali.unsil@gmail.com2, egi.nuryadin@unsil.ac.id3

Abstrak

Tujuan dilaksanakannya program pengabdian pada masyarakat Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) “Pelatihan Penggunaan dan Pemeliharaan Mikroskop Bagi Guru-Guru IPA Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya” adalah untuk meningkatkan kualifikasi dan kapasitas pendidikan pengampu mata pelajaran IPA melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan dan merawat mikroskop. Target yang ditetapkan dalam Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat ini yaitu guru-guru IPA yang berada pada jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) di wilayah Kabupaten Tasikmalaya diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan dan memelihara mikroskop dengan baik yang nantinya bisa digunakan untuk keperluan praktikum atau penelitian bagi guru-guru IPA, sehingga mampu memberikan wawasan kepada para peserta didik. Luaran yang dihasilkan dari program ini adalah Buku panduan/modul penggunaan dan pemeliharaan mikroskop sesuai standar operational procedure (SOP), Produk berupa preparat/sediaan segar dan awetan dari sampel tumbuhan dan hewan untuk keperluan praktikum IPA juga meningkatkan keterampilan menggunakan dan memelihara mikroskop, membuat preparat segar dan awetan, serta mendokumentasikan hasil pengamatan mikroskopis dengan teknologi tepat guna bagi guru-guru IPA Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Wilayah Kabupaten Tasikmalaya.

Kata Kunci :

Pemeliharaan dan Penggunaan Mikroskop, Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Kab.Tasikmalaya

Abstract

The purpose of the implementation of the program ipteks, and community (ITGbM) efficient for the training used and maintenance of a microscope to science teachers in district of Tasikmalaya. is to their qualifications and capacity of the education in science through increasing the knowledge and skill in using and taking care of a microscope .Target set in ipteks efficient for the this is the teachers ipa which are at the level of schools in Tasikmalaya district is expected to have knowledge and skill in using and maintaining microscopy with the good will also be used for the purpose of lab work or research to teachers ipa , so it could give information to the students .The outer covering of resulting from this program is a guidebook / module the use of and maintenance of a microscope according to standard operational procedure (SOP), product in the form of preservation of a sample of plants and animals need for science lab work also improve skill using and maintain a microscope , make preservation, and document observation microscopic with technology right to for science teacher in islamic junior (MTs) in Tasikmalaya district.

Keywords :

Maintenance and the use of the microscope , islamic junior (MTs) Kab. Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN

MTs Negeri Sukamanah dan MTs Negeri 10 Tasikmalaya merupakan sekolah MTs yang menjadi induk di Kabupaten Tasikmalaya. Masing-masing sekolah tersebut membawahi kurang lebih 19

sekolah-sekolah MTs swasta di Kabupaten

Tasikmalaya. Setiap tahun dalam rangka

meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan

meningkatkan kualifikasi guru-guru di MTs

Kementerian Agama mengadakan berbagai macam

workshop atau pelatihan bagi guru-guru di MTs satu tahun sekali. Akan tetapi workshop dan pelatihan untuk guru-guru di MTs masih secara umum tidak sesuai bidang ilmunya, maka dari itu perlu adanya partisipasi dari perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat sekolah menengah khususnya sekolah MTs yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya supaya menjadi lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MTs yaitu dengan memberikan pelatihan kompetensi kepada

(2)

44

guru-guru, khususnya guru yang mengampu mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Mata pelajaran IPA di sekolah MTs memiliki kompleksitas tersendiri dalam hal mata pelajaran dan

praktikum. Guru dituntut menguasai ilmu

pengetahuan di bidangnya dan terampil ketika melaksanakan kegiatan praktikum termasuk salah satunya menggunakan beberapa alat-alat yang ada di laboratorium. Permasalahan yang seringkali muncul yaitu dalam penggunaan alat-alat untuk kegiatan

praktikum misalnya penggunaan mikroskop.

Keterbatasan informasi dan pengetahuan yang dimiliki oleh guru mengenai penggunaan mikroskop, cara merawat dan cara menyimpan mikroskop sesuai dengan standar operasional (SOP). Keterbatasan dan kurangnya kemampuan guru dalam mengoperasikan alat mikroskop dapat mengakibatkan mikroskop tersebut rusak karena kelalaian dalam merawat dan cara menyimpan. Hal ini menjadi masalah ketika kegiatan praktikum dilaksanakan tidak akan berjalan sesuai dengan harapan, sehingga dampak langsung bagi peserta didik tidak memahami sepenuhnya mengenai penggunaan alat mikroskop yang benar. Peserta didik harus diberi pemahaman dan keterampilan menggunakan alat mikroskop dan menyelaraskan antara materi dengan kegiatan praktikum supaya tidak terjadi (missconception). Keselarasan tersebut akan menjadikan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi menjadi lebih komprehensif dan konkret, sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Edgar Dale dalam “kerucut pengalaman (cone of experience)”, yang menyatakan

bahwa pengalaman langsung akan membuat

pemahaman peserta didik lebih konkret (Arsyad, 2010).

Hasil observasi rak alat bahan, almari untuk penempatan mikroskop dan alat optik rata-rata kecil dibanding kriteria seharusnya. Rata-rata laboratorium belum memiliki perabotan yang sesuai dengan kriteria tersebut sehingga alat-alat yang harganya mahal seperti mikroskop biasanya cepat rusak karena tidak adanya perawatan dan pemeliharaan yang baik. Pada kenyataannya mikroskop banyak ditempatkan di almari biasa bahkan dicampur dengan alat-alat yang lain. Untuk mikroskop seharusnya ditempatkan pada almari khusus yang dilengkapi dengan lampu yang berfungsi untuk menjaga agar ruangan sekitar mikroskop tidak lembab sehingga memudahkan tumbuhnya jamur yang dapat merusakkan lensa atau lensa menjadi putih dan buram. (Hudha, 2011; Sundari, 2013 dan Widayati, 2013:). Oleh karena itu, perlu kiranya guru-guru IPA di MTs memperoleh pengetahuan dan keterampilan khusus dalam

menggunakan, merawat dan menyimpan mikroskop dengan baik sehingga masalah-masalah tersebut dapat teratasi, mengingat bantuan pengadaan alat khususnya mikroskop di laboratorium untuk sekolah

menengah dari pemerintah semakin banyak.

Pemeliharaan/maintenance menjadi faktor

sangat penting ketika mikroskop sudah diservice (dibersihkan bagian optik, diperbaiki bagian mekanik yang mengendur). Jika hal tersebut tidak dilakukan keberfungsian mikroskop yang baik tidak akan bertahan lama. (Sundari, 2013).

Tindakan untuk memperbaiki alat-alat yang rusak tidak pernah dilakukan. Perabotan-perabotan rusak didiamkan begitu saja, dimasukkan gudang tanpa ada usaha untuk memperbaikinya karena guru ataupun laboran tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bisa memperbaiki alat-alat yang rusak, tidak ditemukan juga adanya kartu untuk reparasi alat-alat yang rusak sebagai bukti kalau tidak diadakan reparasi alat.

Pelatihan penggunaan dan pemeliharaan khususnya mikroskop bagi guru-guru IPA sangatlah penting supaya kondisi alat khususnya mikroskop dapat terjaga dengan baik sehingga bisa digunakan secara maksimal oleh guru untuk membantu kegiatan praktikum dan penelitian. Oleh karena itu, hasil yang diharapkan dari pelatihan ini dapat meningkatkan

kompetensi guru dalam penggunaan alat

dilaboratorium khususnya penggunaan dan cara pemeliharaan mikroskop dengan baik.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu adanya sebuah

usaha untuk memberikan pengetahuan dan

keterampilan kepada guru-guru IPA tingkat MTs yang berada di wilayah Kabupaten Tasikmalaya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan

keterampilannya dalam penggunaan dan

pemeliharaan alat khususnya mikroskop sebagai sarana untuk memberikan wawasan pembelajaran IPA yang lebih komprehensif kepada peserta didik. Target dan luaran dalam kegiatan ini adalah :

Target yang ditetapkan dalam Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) ini antara lain:

a. Guru memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dalam menggunakan mikroskop sebagai penunjang pembelajaran.

b. Guru memperoleh pengetahuan dan

keterampilan dalam pemeliharaan mikroskop.

c. Guru memperoleh keterampilan dalam

pembuatan preparat segar dan awetan dari sampel hewan dan tumbuhan

(3)

45

d. Guru memperoleh keterampilan dalam

mendokumentasikan dan memvisualisasikan

hasil pengamatan mikroskopis dengan

menggunakan teknologi tepat guna Luaran :

a. Buku panduan/modul penggunaan dan

pemeliharaan mikroskop

b. Produk berupa preparat/sediaan segar dan awetan dari sampel tumbuhan dan hewan untuk keperluan praktikum IPA.

c. Guru IPA memiliki pengetahuan dan keterampilan

menggunakan dan memelihara mikroskop,

membuat preparat segar dan awetan, serta

mendokumentasikan hasil pengamatan

mikroskopis dengan teknologi tepat guna. d. Publikasi Ilmiah di Jurnal ber ISSN

II. METODE

Proses transfer pengetahuan mengenai mikroskop dan keterampilan penggunaan mikroskop dapat dipercepat dengan menggunakan metode, media, dan pelatihan. Dalam hal ini metode yang dianggap tepat adalah pengenalan dan pelatihan dengan cara ceramah, diskusi, demonstrasi, pelatihan dan metode, serta pendampingan.

Seluruh kegiatan pengenalan dan pelatihan penggunaan serta pemeliharaan mikroskop di laboratorium IPA dengan melibatkan guru-guru IPA di tingkat MTs wilayah kabupaten Tasikmalaya

dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan

pembelajaran IPA. Metode ini dilakukan dengan tujuan sosialisasi/diseminasi mengenai berbagai macam jenis mikroskop terutama dalam hal penggunaan dan cara perawatan mikroskop. Dengan hal ini tentu saja diharapkan guru IPA dapat meningkatkan pengetahuan mengenai mikroskop serta meningkatkan keterampilan menggunakan mikroskop serta pemeliharaan mikroskop di laboratorium IPA dalam menunjang kegiatan belajar mengajar mata kuliah IPA ataupun Biologi.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dibagi dalam beberapa tahap, yaitu:

Tahap I (Persiapan dan Observasi)

a. Pengamatan dan observasi lokasi pengabdian, meliputi : pengumpulan berbagai informasi mengenai pengetahuan guru IPA tingkat MTs mengenai penggunaan dan perawatan mikroskop dalam menunjang mata pelajaran IPA di beberapa MTs yang berada di kabupaten

Tasikmalaya serta penentuan strategi yang akan digunakan.

b. Pembuatan modul pengenalan jenis mikroskop, penggunaan mikroskop serta pemeliharaan mikroskop

Tahap II (Pelaksanaan)

a. Sosialisasi penemuan, perkembangan

mikroskop, pengenalan jenis-jenis mikroskop serta penjelasan bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya mikroskop

b. Peningkatan pemahaman mengenai Standar

Operational Procedur (SOP) penggunaan mikroskop

c. Peningkatan keterampilan mengenai manajemen pemeliharaan mikroskop di laboratorium IPA MTs.

d. Evaluasi kegiatan Tahap III (Pelaporan) a. Pembuatan laporan b. Pengiriman laporan

c. Pubilkasi seminar hasil/artikel ilmiah III. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil yang dicapai

Hasil yang dicapai dalam kegiatan pengabdian ini yaitu Pembentukan Team work. Uraian tugas ketua pengabdian yaitu merencanakan dan mengarahkan perencanaan pengabdian keseluruhan, membentuk

team work, menyusun rencana kerja tim,

mengkoordinasikan kegiatan, melakukan

pemantauan/monitoring dan evaluasi pelaksanaan penelitian, memfasilitasi sarana dan prasarana pengabdian, mengevaluasi kinerja tim dan anggota, membuat dan menyusun laporan-laporan sesuai yang dibutuhkan bersama-sama dengan anggota tim, nengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, manajerial keuangan. Kemudian uraian tugas anggota pengabdian menyiapkan instrumen dan dokumentasi kegiatan, pengadaan alat dan bahan untuk kegiatan

pelatihan pengenalan mikroskop dan teknik

penggunaan serta perawatan mikroskop,

mengkoordinasi kegiatan, penataan dan koordinator pelatihan, penyusunan laporan kegiatan sementara.

Dalam kegiatan pengabdian ini dibantu oleh beberapa dosen dan Laboran dari Jurusan Pend. Biologi Universitas Siliwangi dan mahasiswa biologi yang ikut dalam pelaksanaan untuk membantu

(4)

46

pengenalan mikroskop dan teknik penggunaan serta

perawatan mikroskop.

Kegiatan Pelatihan Pengenalan Mikroskop dan Teknik Penggunaan serta Perawatan Mikroskop dimulai dengan :

a. Pengenalan dan Teknik Penggunaan Mikroskop Laboratorium merupakan salah satu pusat kajian yang tak terpisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Labratorium mempunyai peran

bagaimana merekonstruksi serta

mengembangkan ilmu pengetahuan yang

berkembang secara dinamis, hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari peran komponen yang ada di dalam laboratorium salah satunya adalah

mikroskop. Pelaksanaan kurikulum 2013

(kurikulum nasional) yang diterapkan di MTs di Kabupaten Tasikmalaya menuntut supaya guru-guru menggunakan mikroskop sebagai daya dukung dalam pembelajaran, namun pada faktanya di lapangan sebagian besar guru IPA di MTs Kabupaten Tasikmalaya belum sepenuhnya mengetahui dan menggunakan mikroskop dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 (kurikulum nasional), oleh karena itu perlu adanya pengenalan mikroskop dan teknik penggunaan mikroskop terlebih dahulu.

b. Pelatihan Perawatan Mikroskop dan Teknik Pembuatan Preparat Segar

Kegiatan Pelatihan pengenalan dan teknik penggunaan mikroskop ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 19 Juli 2017 yang bertempat di aula MTs Negeri Sukamanah Singaparna yang diikuti 30 guru-guru IPA yang tersebar di daerah Kabupaten Tasikmalaya. Pada kegiatan ini guru-guru mendapatkan materi mengenai teknik

merawat mikroskop dan preparat dan

penggunaannya serta teknik pembuatan preparat segar yang baik dan efektif. Selanjutnya dilaksanakan sesi diskusi untuk memantapkan pemahaman peserta pelatihan terkait materi yang telah disampaikan. Capaian pada kegiatan ini adalah bertambahnya pemahaman guru-guru MTs mengenai pengetahuan dasar mengenai cara merawat mikroskop serta diharapakan terampil dalam pembuatan preparat segar. c. Aplikasi Penggunaan Berbagai jenis Mikroskop

dan Pembuatan Preparat Segar

Kegiatan Pelatihan pengenalan mikroskop, teknik pengunaan dan perawatan mikroskop, dan pembuatan preparat untuk guru-guru MTs di

daerah Kabupaten Tasikmalaya ini akan diakhiri dengan kegiatan mengaplikasikan pemahaman peserta terkait materi yang sudah di berikan sebelumnya dengan membuat preparat segar dan

mencari object secara efektif dengan

menggunakan mikroskop cahaya dan binokuler elektrik serta menghasilkan produk berupa foto

object yang didapatkan dengan kamera

handphone. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2017 dengan hasil sebagai berikut:

1) Keterampilan menggunakan mikroskop

a) Menggunakan mikroskop sesuai prosedur

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa tingkat keterampilan menggunakan mikroskop sesuai prosedur dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak terampil sebanyak 6 orang, kurang terampil 12 orang, terampil 5 orang dan sangat terampil 2 orang.

Setelah mendapatkan pelatihan keterampilan

menggunakan mikroskop, terdapat peningkatan keterampilan dalam menggunakan mikroskop sesuai dengan prosedur hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, kriteria tidak terampil sebanyak 0 orang, kurang terampil 0 orang, terampil 10 orang dan sangat terampil 15 orang.

(5)

47

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa

tingkat ketepatan dalam menemukan dan

menunjukan objek dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak tepat sebanyak 5 orang, kurang tepat 14 orang, tepat 5orang dan sangat tepat 1 orang. Setelah mendapatkan pelatihan menemukan dan menunjukan objek secara tepat dan cepat, terdapat peningkatan ketepatan dalam menunjukan objek hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, kriteria tidak tepat sebanyak 0 orang, kurang tepat 0 orang, tepat 20 orang dan sangat tepat 5 orang.

c) Keterampilan perawatan mikroskop paska

praktikum

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa tingkat keterampilan perawatan mikroskop paska praktikum dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak terampil sebanyak 3 orang, kurang terampil 10 orang, terampil 7 orang dan sangat terampil 5 orang. Setelah mendapatkan pelatihan, terdapat peningkatan keterampilan perawatan mikroskop paska praktikum, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, kriteria tidak terampil sebanyak 0 orang, kurang terampil 0 orang, terampil 18 orang dan sangat terampil 7 orang.

2) Keterampilan membuat preparat dan

Mendokumentasikan serta memvisulisasikan objek pengamatan

a) Keterampilan menyayat objek

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa tingkat keterampilan menyayat objek dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak terampil sebanyak 10 orang, kurang terampil 8 orang, terampil 6 orang dan sangat terampil 1 orang. Setelah mendapatkan pelatihan, terdapat peningkatan keterampilan menyayat objek, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, kriteria tidak terampil sebanyak 0 orang, kurang terampil 3 orang, terampil 15 orang dan sangat terampil 7 orang. b) Keterampilan pembuatan preparat segar

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa tingkat keterampilan pembuatan preparat segar dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak terampil sebanyak 8 orang, kurang terampil 10 orang, terampil 5 orang dan sangat terampil 2 orang. Setelah mendapatkan pelatihan, terdapat peningkatan keterampilan pembuatan preparat segar, hal ini

(6)

48

terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh

Instruktur, kriteria tidak terampil sebanyak 0 orang, kurang terampil 2 orang, terampil 15 orang dan sangat terampil 8 orang.

c) Keterampilan mendokumentasikan dan

memvisualisasikan objek pengamatan

Dari data tersebut dapat di informasikan bahwa

tingkat keterampilan mendokumentasikan dan

memvisualisasikan objek pengamatan dari peserta sebelum mendapatkan pelatihan masih minim, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, untuk kriteria tidak terampil sebanyak 15 orang, kurang terampil 7 orang, terampil 3 orang dan sangat terampil 0 orang. Setelah mendapatkan pelatihan, terdapat peningkatan keterampilan

keterampilan mendokumentasikan dan

memvisualisasikan objek pengamatan, hal ini terlihat dari pengamatan dan penilaian langsung oleh Instruktur, kriteria tidak terampil sebanyak 2 orang, kurang terampil 3 orang, terampil 15 orang dan sangat terampil 5 orang. Adapun dokumentasi kegiatan sebagai berikut :

Gambar 1. Sambutan Penerimaan Pengabdian Kepada Masyarakat oleh Bapak Kepala Sekolah

MTs Sukamanah

Gambar 2. Sambutan dari Ketua Pengabdian Universitas Siliwangi

Gambar 3. Penyampaian Materi Oleh Pemateri Pertama Mengenai Pengenalan Mikroskop

Gambar 4. Penyampaian Materi Oleh Pemateri Kedua Mengenai Perawatan dan Pemeliharaan

(7)

49

Gambar 5. Penyampaian Materi Oleh Pemateri

Ketiga Mengenai Teknik Pembuatan Preparat Segar dan Teknik Dokumentasi dan Visualisasi Objek di

Mikroskop

Gambar 6. Peserta memberikan Pertanyaan Mengenai Cara Penggunaan Mikroskop Yang Baik

dan Benar

Gambar 7. Penjelasan oleh Pemateri Pertama Mengenai Pertanyaan yang disampaikan para

Peserta

Gambar 8. Peserta Mempraktekan Membuat Preparat Segar

Gambar 9. Peserta Mencoba Mengamati Sel dengan Preparat segar yang telah dibuat dengan

menggunakan Mikroskop

Gambar 10. Hasil Visualisasi dan Dokumentasi Pengamatan Objek Daun Rhoeo discolor oleh

Peserta

Dengan dilakukannya program pengabdian kepada masyarakat yaitu pelatihan pengenalan mikroskop dan teknik penggunaan serta perawatan mikroskop dapat meningkatkan pemahaman tentang penggunaan mikroskop yang baik dan benar selain itu dapat meningkatkan keterampilan dalam menggunakan

(8)

50

mikroskop serta terampil dalam perawatan

mikroskop sehingga mikroskop berada di tempat yang aman dan nyaman sehingga mikroskop akan terawat dengan baik untuk mencegah kerusakan. Selain penguasaan keterampilan menggunakan mikroskop guru-guru menguasai keterampilan dalam membuat preparat segar sehingga nantinya bisa diaplikasikan kepada peserta didik ketika kegiatan praktikum di laboratorium.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Dari kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Tim Pengabdian Kepada Masyarakat dengan kegiatan

pelatihan pengenalan mikroskop dan teknik

penggunaan serta perawatan mikroskop bisa ditarik kesimpulan bahwa pemahaman guru-guru MTs di Daerah Kabupaten Tasikmalaya terhadap pengenalan dan penggunaan mikroskop serta pembuatan preparat awetan dan preparat segar mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari rata-rata setiap indikator mengalami peningkatan yang signifikan semua peserta bisa menggunakan mikroskop dengan baik dan benar serta mampu membuat preparat segar dengan baik serta mampu mendokumentasikan dan

memvisualisasikan hasil pengamatan dengan

menggunakan teknologi tepat guna.

b. Saran

Kegiatan pelatihan pengenalan mikroskop dan Teknik penggunaan serta perawatan mikroskop ini diharapkan bisa dilaksanakan secara rutin, sehingga hal tersebut bisa menjadi media dalam meningkatkan kemampuan para guru IPA di lingkungan Madrasah Tsanawiyah (MTs) agar lebih terampil dalam menggunakan dan merawat mikroskop serta mampu membuat preparat segar dan dapat memvisualisasikan hasil pengamatan dengan menggunakan teknologi tepat guna.

DAFTAR PUSTAKA

---. 2013. Alamat Pondok Pesantren Kab. Tasikmalaya.

(http://jabar.kemenag.go.id/index.php?a =artikel&id=27517&t=4912&t=4912&t =4912). Diakses tanggal 5 Februari 2017.

Ardisasmita, M.S., 2000. Pengolahan Citra Digital

Dan Analisis Kuanntatif Dalam

Karakterisasi Citra Mikroskopik.

Journal Mikroskopi dan Mikroanalisis, Vol3, (1).

Arsyad, A. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Bafadal, Ibrahim. 2004. Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi Aksara.

Hudha, A.M., 2011. Analisis Pengelolaan Praktikum

Biologi di Laboratorium Biologi

Universitas Muhammadiyah Malang.

Jurnal Penelitian dan Pemikiran

Pendidikan, 1(1).

Sundari, R., 2013. Evaluasi pemanfaatan

laboratorium dalam pembelajaran

biologi di Madrasah Aliyah Negeri Sekabupaten Sleman. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 12(2).

Widayati, Febri Setiyasih. Pengelolaan

Laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Standar Nasional (Studi Situs di SMP Negeri 1 Nogosari Boyolali). Diss. Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.

Gambar

Gambar 1. Sambutan Penerimaan Pengabdian  Kepada Masyarakat oleh Bapak Kepala Sekolah
Gambar 6.  Peserta memberikan Pertanyaan  Mengenai Cara Penggunaan Mikroskop Yang Baik

Referensi

Dokumen terkait

Pada pelajaran ini kita akan mempelajari huruf-huruf yang hanya mau disambung dengan huruf lain yang ada di sebelah kanannya saja dan tidak mau bersambung dengan huruf yang

 =uru memberi semangat kepada peserta didik =uru memberi semangat kepada peserta didik yang belum yang belum menca mencapai //M pai //M (/rite (/riteria ria /etuntasan

• Selain proyek centralized application, proyek lain yang dapat diimplementasikan pada tahun 2006 adalah credit approval system yaitu pada awal kuartal pertama sampai

Analisis tersebut bertujuan untuk membandingkan susunan sekuen basa DNA yang terdapat pada database dengan tanaman pisang tipe liar, mutan tidak berbunga jangan (male

Uang memiliki peranan penting dalam aktivitas sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mencukupi. Apalagi dewasa ini, semua dinilai dengan satuan uang. Dahulu

Tim terpadu dan kepolisian Kota Malang seharusnya lebih serius dalam mengawasi peredaran dan penjualan minuman beralkohol, karena minuman beralkohol dapat merusak

Tahapan yang dilakukan, meliputi; analisis kompetensi dasar Matapelajaran IPA SMP untuk kelas VII, mahasiswa mengidentifikasi kearifan lokal dalam setiap KD yang