FILSAFAT PENDIDIKAN
Handout Perkuliahan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 1/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Fakultas
: Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan/Program Studi
: Pendidikan MIPA/ Pendidikan Fisika
Mata Kuliah
: Filsafat Pendidikan
Bobot SKS
: 2 SKS
Tahun Akademik/Semester
: 2017-2018/ Genap
Dosen Pengampu
: 1. Dr. H. Dindin Jamaludin, M.Ag.
2. Muhammad Minan Chusni, M.Pd.Si.
I.
Deskripsi Mata Kuliah:
Kompetensi yang diharapakan dari mata kuliah ini adalah (1) Mahasiswa mampu mendeskripsikan hakekat filsafat dan filsafat pendidikan; (2) Mahasiswa
mampu menunjukkan hubungan filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan Pancasila dalam sistem pendidikan nasional; (3) Mahasiswa mampu
mendeskripsikan gagasan dan pelaksanaan pendidikan menurut masing-masing aliran filsafat pendidikan modern; (4) Mahasiswa mampu menjabarkan
kedudukan filsafat Pancasila dalam praktek pelaksanaan pendidikan di Indonesia (pendidikan Nasional); (5) Mahasiswa dapat mendiskripsikan pendidikan
sebagai pematangan, pemanusiaan, dan orientasi pedagogik.
II.
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari mata kuliah ini adalah terbina dan berkembangnya pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang utuh terhadap
(1) Pengertian Filsafat dan Filsafat Pendidikan, meliputi; tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan, alasan berfilsafat, peranan filsafat dan pengertian
filsafat pendidikan. (2) Filsafat Pendidikan, mencakup; Filsafat pendidikan sebagai sistem, Substansi Filsafat pendidikan, dan Hubungan filsafat dengan
filsafat pendidikan. (3) Aliran-Aliran Filsafat Pendidikan, yang meliputi; idealisme, realisme, materialisme, pragmatisme, eksistensialisme, progresivisme,
perenialisme, esensialisme, dan rekonstruksionisme. (4) Filsafat Pendidikan Pancasila, mencakup; Pandangan filsafat Pancasila tentang manusia,
masyarakat, pendidikan, dan nilai, dan Pandangan filsafat pendidikan Pancasila terhadap sistem pendidikan nasional. (5) Hakekat Ilmu Pendidikan
meliputi; Hakekat pendidikan, Hakekat manusia, Hakekat masyarakat, Hakekat peserta didik, Hakekat guru atau pendidik, Hakekat pembelajaran,
Landasan-landasan pendidikan, Pendidikan Karakter, Asas-asas pendidikan, dan Dasar-Dasar Pendidikan. (6) Problematika pendidikan dalam reformasi
dan konsepsi pendidikan Indonesia masa depan.
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 2/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Secara rinci materi dan bahan kajian untuk setiap tatap muka disajikan sebagai berikut:
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
1.
Mahasiswa
mampu
memahami RPS yang
meliputi
teknis
perkuliahan,
teknis
penilaian, dan isi bahan
ajar
yang
akan
disampaikan
dengan
cermat
Pengantar
perkuliahan
Filsafat
Pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Pra perkuliahan (20 menit)
•
Informasi identitas mata kuliah
•
Informasi etika perkuliahan
•
Informasi tugas dan sumber materi perkuliahan
2. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi
pengalaman
mahasiswa
tentang
permasalahan filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
3. Kegiatan inti (60 menit)
•
Mengkaji informasi tentang Filsafat Pendidikan
•
Penyampaian materi tentang perkuliahan Filsafat
Pendidikan
•
Menyampaikan tata cara dalam evaluasi Filsafat
Pendidikan
4. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 3/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2.
Mahasiswa
mampu
memahami
tentang
hakikat
filsafat
pendidikan
Tujuan dan
ciri-ciri
pikiran
kefilsafatan,
alasan berfilsafat,
peranan filsafat
dan
pengertian
filsafat
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi
pengalaman
mahasiswa
tentang
memaknai hakikat filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang pengertian Filsafat dan Filsafat
Pendidikan, meliputi; tujuan dan ciri-ciri pikiran
kefilsafatan, alasan berfilsafat, peranan filsafat dan
pengertian filsafat pendidikan melalui diskusi dan
tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
makalah
tugas
kelompo
k
3.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
tentang
filsafat
pendidikan
sebagai
sistem,
substansi dan hubungan
filsafat dengan filsafat
pendidikan
Filsafat
pendidikan
sebagai
sistem,
substansi
dan
hubungan filsafat
dengan
filsafat
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi
pengalaman
mahasiswa
tentang
memaknai hakikat filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang filsafat pendidikan sebagai sistem,
substansi dan hubungan filsafat dengan filsafat
pendidikan melalui diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
makalah
tugas
kelompo
k
4.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
aliran-Fakta, peristiwa,
alam
dan
1.
Informasi
(ceramah)
2JP
(100
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang aliran
1.
Tes
lisan
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 4/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
aliran
filsafat
pendidikan
kehidupan
menurut
panddangan
idealisme,
realisme
dan
materialisme dan
kaitannya dengan
praktek
pelaksanaan
pendidikan
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
menit)
filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang aliran filsafat pendidikan
(Idealisme, Realisme, Materialisme) melalui diskusi
dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
2.
Penugas
an :
makalah
tugas
kelompo
k
5.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
aliran-aliran
filsafat
pendidikan
Fakta, peristiwa,
alam dan
kehidupan
menurut
pandangan
Pragmatisme, dan
eksistensialisme,
dan kaitannya
dengan praktek
pelaksanaan
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
dan
tanya jawab
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang aliran
filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang aliran filsafat pendidikan
(Pragmatisme, eksistensialisme,) melalui diskusi
dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
individu
dan
kelompo
k
6.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
aliran-aliran
filsafat
pendidikan
Fakta, peristiwa,
alam
dan
kehidupan
menurut
panddangan dan
progresivisme
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang aliran
filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
individu
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 5/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
dan Perenialisme,
dan
kaitannya
dengan
praktek
pelaksanaan
pendidikan
•
Mengkaji tentang aliran filsafat pendidikan
(progresivisme ,Perenialisme,) melalui diskusi dan
tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
dan
kelompo
k
7.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
aliran-aliran
filsafat
pendidikan
Fakta, peristiwa,
alam
dan
kehidupan
menurut
panddangan
esensialisme, dan
rekonstruksionis
me dan kaitannya
dengan
praktek
pelaksanaan
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang aliran
filsafat pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang aliran filsafat pendidikan
(esensialisme, dan rekonstruksionisme) melalui
diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
8.
UTS (UJIAN TENGAH SEMESTER)
25%
9.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan pandangan
filsafat
Pancasila
tentang
manusia,
masyarakat,
pendidikan, dan nilai
Pandangan
filsafat Pancasila
tentang manusia,
masyarakat,
pendidikan, dan
nilai
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang filsafat
pancasila
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang pandangan filsafat pancasila
tentang manusia, masyarakat, pendidikan dan nilai
melalui diskusi dan tanya jawab
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 6/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
10.
Mahasiswa
mampu
menjealskan
Pandangan
filsafat
Pancasila
terhadap
sistem
pendidikan
nasional
Praktek
pelaksanaan
Pendidikan sesuai
dengan UUD 45
yang dituangkan
dalam
batang
tubuh khususnya
pasal
31
dan
tujuan pendidikan
nasional
dalam
uu Sisdiknas N0
20 thn 2003
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi
pengalaman
mahasiswa
tentang
Pandangan filsafat Pancasila terhadap sistem
pendidikan nasional
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang pandangan Pandangan filsafat
Pancasila terhadap sistem pendidikan nasional
melalui diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
11.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
hakekat
pendidikan
Pengertian,tujuan
,
pilar,
aliran-aliran,
dan
lingkungan
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
4.
Tugas
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang hakekat
pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang hakekat pendidikan melalui
diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 7/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
12.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
hakekat
manusia
Dimensi
kemanusiaan dan
pengembanganny
a dalam praktek
pelaksanaan
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang hakekat
manusia
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang hakekat manusia melalui diskusi
dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
13.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
hakekat
masyarakat,
peserta
didik,
guru/pendidik,
dan pembelajar
Perubahan hidup
dan pola hidup
masyarakat
sebagai
efek
perkembangan
ilmu
teknologi
dan seni. Peserta
didik
dan
guru/pendidik
dalam
praktek
pelaksanaan
pendidikan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang hakekat
masyarakat, peserta didik, guru/pendidik, dan
pembelajar
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang hakekat masyarakat, peserta didik,
guru/pendidik, dan pembelajar melalui diskusi dan
tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
14.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
landasan
dan
azas-azas
pendidikan
Landasan Agama,
filsafat,
Sosiologi,
Hukum dan
1.
Presentasi
2.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi pengalaman mahasiswa tentang landasan
dan azas-azas pendidikan
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
1.
Tes
lisan
2.
tugas
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 8/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Min
ggu
Ke-
Kemampuan Akhir
Yang Diharapkan
Bahan
Kajian/Materi
Pelajaran
Bentuk/Metode
Pembelajaran
Waktu
Pengalaman Belajar
Kriteria
Penilaian
(Indikator)
Bobo
t
Nilai
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
Landasan Moral.
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji
tentang
landasan
dan
azas-azas
pendidikan melalui diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
k
15.
Mahasiswa
mampu
menjelaskan
problematika
pendidikan
dalam reformasi
dan konsepsi
pendidikan
Indonesia masa
depan
Problematika
pendidikan
dalam reformasi
dan konsepsi
pendidikan
Indonesia masa
depan
1.
Informasi
(ceramah)
2.
Diskusi
3.
Tanya jawab
2JP
(100
menit)
1. Kegiatan awal (10 menit)
•
Apersepsi
pengalaman
mahasiswa
tentang
problematika pendidikan dalam reformasi dan
konsepsi pendidikan Indonesia masa depan.
•
Informasi tujuan yang harus dicapai
•
Informasi kegiatan-kegiatan perkuliahan
2. Kegiatan inti (80 menit)
•
Mengkaji tentang problematika pendidikan dalam
reformasi dan konsepsi pendidikan Indonesia masa
depan melalui diskusi dan tanya jawab
3. Kegiatan akhir (10 menit)
•
Menyimpulkan materi perkuliahan
•
Refleksi kegiatan dan Tindak lanjut
1.
Tes
lisan
2.
Penugas
an :
tugas
kelompo
k
16.
UAS (UJIAN AKHIR SEMESTER)
35%
Evaluasi :
1.
Aktivitas di kelas (10%)
2.
Makalah + presentasi (20%)
3.
UTS (25%)
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Jl. AH Nasution No.105 BandungFORM (FR)
No. Dokumen : FTK-AKD-FR-002 Tgl. Terbit : 25 Agustus 2015 No. Revisi: : 00
Hal : 9/9
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER ( RPS)
Referensi :
1.
Burhanudin dan Tati Sumiati. 2010.
Filsafat Pendidikan
.Subang: RoyyaNPress.
2.
Gie, The Liang.2001.
Filsafat Ilmu
.Yogyakata:Lyberty.
3.
Ismaun. 2003.
Filsafat Ilmu
.Bandung:Program Pascasarjana UPI Bandung.
4.
Rasyidin, et.al. 2007.
Dasar Filsafat Pendidikan
. Jakarta: Depdiknas.
5.
Rasyidin, et.al. 2007.
Filsafat Pendidikan
. Bandung: UPI Press.
6.
Sadulloh, Uyoh. 2007.
Filsafat Pendidikan
. Bandung: Cipta Utama.
7.
Sadulloh, Uyoh. 2011.
Pengantar Filsafat Pendidikan
. Bandung: Alfabeta.
8.
Syam, MN. 2000.
Filsafat Pendidikan dan dasar Filsafat Pendidikan Pancasila
. Surabaya: Usaha Nasional
9.
Tim Dosen Filsafat UGM. 2002.
Filsafat Ilmu
. Yogyakarta: Liberty.
Bandung, 1 Februari 2018
Mengetahui
Ketua Prodi Pendidikan Fisika,
Endah Kurnia Yuningsih, M.P.Fis.
NIP. 197806162009122002
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Dr. H. Dindin Jamaludin, M.Ag.
NIP. 198012032008011005
Asisten Dosen,
M. Minan Chusni, M.Pd.Si
NIP. 198704152015031004
Etimologi dan Definisi
Filosofi berasal dari kata YUNANI. Philos (suka/ cinta) dan sphia (kebijaksanaan)
Definisi filsafat (Titus, dkk: 1979)
Sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya
diterima secara tidak kritis.
Suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yagn sangat
kita junjung tinggi.
Usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
Sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian dari manusia
dan dicarikan jawaban-jawaban oleh ahli filsafat.
Cabang-cabang Filsafat
Sebagai kajian ilmu lazimnya diuraikan menjadi logika, metafisika, epistemologi
dan etika.
Pentingnya logika?
Agar argumentasi sahih dan untuk menghindari argumentasi yang keliru perlu ada
logika sebagai instrumen untuk membedakan yang benar dari yang salah.
Logika adalah bagian dari filsafat yang secara sistematis membahas aturan-aturan
berargumentasi secara bernalar.
Argumentasi
Adalah sebab-sebab untuk menguatkan atau menolak sebuah posisi.
Metafisik ?
Prinsip-prinsip yang paling universal yang kemudian diartikan sebagai sesuatu di
lar kebiasaan.
Epistemologi?
Cabang filsafat yang mengkaji sumber-sumber, watak, dan kebenaran
pengetauhan.
Ada 3 pertanyaan mendasar?
1. asal muasal atau sumber pengetahuan.
2. tampilan pengetahuan, yakni apa yang ada diluar akal. 3. kebenaran atau verifikasi dari pengetahuan.
Etika
Perbincangan moralitas, yakni apa yang benar dan salah sebagaimana persepsi
manusia.
Pertanayan pokok dalam etika? apa yang mesti kita lakukan? 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 3 4 5 6 7 8 9 MATERI 1: FILSAFAT
Mengapa repot-repot belajar Filsafat?
Filsafat (pendidikan, seni, bahasa, matematika, sains, agama) Mengapa anda diwajibkan mengambil MK Filsafat?
Adakah manfaat dari perkuliahan filsafat?
Mencintai kebijaksanaan.
Dengan mempeajari filsafat pendidikan seseorang akan lebih bijaksana dalam
pendidikan (belajar dan pembelajaran).
Yaitu selalu menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuan)
Manfaat mempelajari Filsafat
Menjajagi jawaban baru terhadap persoalan filsafat yang terus menerus
dipertanyakan selama ini.
Menunjukkan bahwa ide falsafi memiliki relevansi dengan persoalan masa kini. Untuk menjadikan diri kita lebih memiliki kesdaran, lebih kritis, lebeih cerdas dan
bijaksana.
Filsafat Pendidikan
Apa sesungguhnya tujuan pendidikan?
Diturunkan dulu ke dalam pertanyaan mendasar..: Apa hakikat manusia?
Bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan? Apa standar moral yang harus di pegang?
Bagaimana seharusnya msyarakat diorganisir?
Misal tujuan pendikan : membuat siswa cerdas... Pertanyaan mendasar:
Bagaimana metode mnegajar agar mereka cerdas? Mata pelajaran apa yang harus diajarkan?
Kesimpulan :
Filsafat pendidikan adalah teori yang mendasari alam pikiran ihwal pendidikan, menyangkut 3 hal: hakikat realita (antology), hakikat pengetahuan (epistemologi) dan hakikat nilai (axiologi)
10 11 12 13 14 15 10 11 12 13 14 15
MATERI 2: FILSAFAT PENDIDIKAN
PENGERTIAN
• Filsafat Pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan suatu analisis filosofis
terhadap lapangan pendidikan (Imam Barnadib).
• Filsafat merupakan teori umum dari pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan (John Dewey).
Hubungan Filsafat dan Pendidikan
• Hubungan keharusan
“Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita- cita) yang lebih baik, sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia. Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik, dengan berbekal teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh pemikiran filsafat “.
• Dasar Pendidikan
1. Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk manusia, maka dibahaslah antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan penyusunan tujuan dan metodologi pendidikan.
2. Sebaliknya pengalaman pendidik dalam realita menjadi masukan dan pertimbangan bagi filsafat utk mengembangkan pemikiran pendidikan.
• Filsafat memberi dasar-dasar dan nilai- nilai yang sifatnya das Sollen (yang seharusnya).
• Praksis pendidikan mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan dari realita terhadap pemikiran ideal pendidikan dan manusia.
• Jadi, ada hubungan timbal balik di antara keduanya.
Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan
• Menjadikan mhs lebih kritis dan lebih dapat berpikir reflektif dalam memandang persoalan pendidikan
• Memperluas cakrawala berpikir mahasiswa agar lebih arif dalam memahami problem pendidikan
• Memecahkan problem-problem dasar kependidikan dengan menggunakan kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial.
Kedudukan Filsafat Pendidikan sebagai Fondasi dan Teori Pendidikan
• Ilmu pendidikan merupakan ilmu interdisipliner.
• Ilmu pendidikan dibangun atas dasar atau fondasi utama: Filsafat, Psikologi dan
Sosiologi. 1 2 3 4 5 6 7 2 3 4 5 6 7
• Jadi, Ilmu pendidikan hampir pasti mempunyai dasar filosofisnya, disamping dasar
psikologis dan sosiologis.
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
• Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan
• Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan.
• Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan
• Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan dan teori pendidikan.
• Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
• Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan yg menjadi tujuan pendidikan.
MATERI 3: LANDASAN FILSAFAT PENDIDIKAN Tiga Landasan Utama Filsafat Pendidikan
Filsafat memberikan asumsi-asumsi dasar bagi setiap cabang ilmu pengetahuan. Filsafat membahas tentang ilmu alamFilsafat Ilmu Alam;
Filsafat mempertanyakan dasar hukum Filsafat hukum;
Filsafat mengkaji masalah-masalah dasar pendidikan Filsafat Pendidikan. (Kneller,
1971: 4)
Unsur-unsur esensial dalam landasan filsafat pendidikan ada tiga yang utama, yaitu
yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis.
Landasan Ontologis Pendidikan
Landasan ontologis atau sering juga disebut landasan metafisik merupakan landasan
filsafat yang menunjuk pada keberadaan atau substansi sesuatu.
Misalnya, pendidikan secara ilmiah ditujukan untuk mensistematisasikan
konsep-konsep dan praktik pendidikan yang telah dikaji secara metodologis menjadi suatu bentuk pengetahuan tersendiri yang disebut Ilmu Pendidikan.
Pengetahuan ilmiah mengenai pendidikan pada hakikatnya dilandasi oleh suatu
pemikiran filsafati mengenai :
Manusia sebagai subjek dan objek pendidikan, Pandangan tentang alam semesta;
Tempat manusia hidup bersama, dan
Pandangan tentang Tuhan sebagai pencipta manusia dan alam semesta tersebut.
Metafisika adalah cabang filsafat yang bersifat spekulatif, membahas hakikat
kenyataan terdalam. Metafisika mencari jawaban atas persoalan mendasar, seperti: Kneller (1971: 6).
Adakah alam semesta ini mempunyai desain rasional atau hanya sesuatu yang tidak
ada maknanya?
Apakah pikiran itu merupakan kenyataan dalam dirinya atau hanya sekedar sebentuk
materi yang bergerak?
Apakah perilaku semua organisme telah ditentukan atau apakah ada organisme,
misalnya manusia, yang mempunyai ukuran kebebasan?
Metafisika >< Ilmu Empiris
kemunculan ilmu-ilmu empiris (sains), banyak orang meyakini bahwa metafisika telah
ketinggalan jaman.
Temuan ilmu-ilmu empiris (sains) tampak lebih dipercaya, sebab temuannya dapat
diukur, sedangkan pemikiran metafisik tampaknya tidak dapat diverifikasi dan tidak bersifat aplikatif. 1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6
bersifat aplikatif.
Sekarang Keduanya berjalan sendiri-sendiri.
Sebenarnya, ilmu-ilmu empiris mendasarkan diri pada asumsi-asumsi metafisik,
tetapi banyak orang yang tidak menyadarinya.
Max Planck
Gambaran dunia secara ilmiah yang diperoleh dari pengalaman tetaplah selalu hanya
suatu perkiraan saja; suatu model yang lebih kurang. Oleh karena ada objek material di belakang setiap sensasi inderawi, maka demikian pula ada kenyataan metafisik di belakang segala sesuatu, yang menjadi nyata dalam pengalaman hidup manusia.
Akinpelu (1988: 10)
metafisika adalah cabang filsafat yang membahas tentang hakikat alam dan hakikat
dunia tempat tinggal manusia. Metafisika menjawab persoalan-persoalan:
Siapakah sesungguhnya manusia itu?
Dari mana asalnya manusia itu dan kemana ia akan pergi setelah kematiannya? Bagaimana selayaknya manusia bertindak dan mengapa ia bertindak demikian?
Landasan Epistemologis Pendidikan
Epistemologi adalah cabang filsafat yang disebut juga teori mengetahui dan
pengetahuan.
Epistemologi sangat penting bagi para pendidik. Mengapa?
Area kajian epistemologi ada relevansinya dengan pendidikan, khususnya untuk
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Pencarian akan pengetahuan dan kebenaran adalah tugas utama baik dalam bidang filsafat/epistemologi maupun pendidikan.
Epistemologi >< Pendidikan (John Dewey)
Pendidikan sebagai proses memusatkan perhatiannya pada penanaman
pengetahuan oleh guru dan perolehannya oleh peserta didik, sedangkan epistemologi menggali lebih dalam sampai pada akarnya pengetahuan.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam epistemologi seperti:
Apa yang dimaksud dengan pengetahuan itu sendiri? Apa artinya mengetahui sesuatu?
Apa sumber pengetahuan? Pengetahuan apa yang benar?
Bagaimana proses mengetahui itu berlangsung? Apakah kebenaran itu konstan atau berubah?
Apakah kita mengetahui dengan cara yang sama dalam semua mata pelajaran yang
terdapat di dalam kurikulum? Jika tidak, jenis pengetahuan apakah yang mungkin?
Jenis pengetahuan mana yang sangat berharga bagi kita?
Implikasi pertanyaan epistemologi
Penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk mengetahui jenis pengetahuan 7 8 9 10 11 12 7 8 9 10 11 12
Penting dan menjadi keharusan bagi guru untuk mengetahui jenis pengetahuan dalam disiplin ilmunya yang diberikan kepada murid-muridnya (apa sumber pengetahuan tersebut, dan bagaimana tingkat kepercayaan kita pada pengetahuan tersebut).
Hal ini akan membantu guru untuk menyeleksi bahan ajar dan penekanannya pada
materi tertentu dalam mengajar (Akinpelu, 1988: 12).
Kaum realis :
Pengetahuan berasal dalam sensasi inderawi yang objeknya terdapat atau
merupakan bagian dari lingkungan hidup manusia.
Dari sensasi inilah kemudian muncul konsep-konsep dalam diri manusia. Melalui proses abstraksi data sensoris, seseorang membangun konsep yang
berkesesuaian dengan objek-objek dalam kenyataan.
Seorang guru dari paham realis yang mendasarkan metode pengajarannya pada
formula abstraksi sensari inderawi dapat mengembangkan serangkaian metode demonstrasi kelas untuk menjelaskan fenomena alamiah kepada subjek didik.
Kaum pragmatis :
manusia dapat menciptakan pengetahuan dengan bertindak dan saling-tindak
dengan lingkungannya dalam sebuah rangkaian episode pemecahan masalah
(problem solving) sehingga metode pemecahan masalah dipandang sebagai metode yang memadai dalam pembelajaran menurut pandangan kaum pragmatis (Gutek, 1988: 3).
Jenis-Jenis Pengetahuan:
Pengetahuan wahyu,
Pengetahuan intuitif (intuisi), Pengetahuan rasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritatif.
Jelaskan dan beri contohnya!
Landasan Aksiologis Pendidikan
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas teori-teori nilai dan berusaha
menggambarkan apa yang dinamakan dengan keba ikan dan perilaku yang baik.
Bagian dari aksiologi adalah ETIKA dan ESTETIKA.
Etika menunjuk pada kajian filsafati tentang nilai-nilai moral dan perilaku manusia. Estetika berkaitan dengan kajian nilai-nilai keindahan dan seni.
Metafisika membahas tentang hakikat kenyataan terdalam, sedangkan aksiologi
menunjuk pada preskripsi perilaku moral dan keindahan.
Para pendidik selalu memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan 13 14 15 16 17 13 14 15 16 17
Para pendidik selalu memperhatikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pembentukan nilai-nilai dalam diri para subjek didik dan mendorong ke arah perilaku yang bernilai (Gutek, 1988: 3).
Nilai-nilai erat kaitannya dengan pendidikan, karena kegiatan pendidikan adalah
kegiatan dilandasi nilai-nilai.
Landasan aksiologis memberikan dasar pertimbangan dalam menentukan tujuan
pendidikan.
Sebelum melakukan praksis pendidikan harus ditentukan nilai-nilai mana yang akan
dianut, dirumuskan dalam tujuan pendidikan.
Proses pendidikan pasti mengarah pada tujuan.
Tujuan ditetapkan berdasarkan pertimbangan nilai-nilai.
Jadi, perlu pegangan nilai-nilai dalam praksis pendidikan.
Guru perlu berpegang pada nilai-nilai karena sekolah bukan aktivitas netral. Nilai-nilai apa yang akan dikenalkan atau ditanamkan guru pada siswanya? Nilai-nilai apa yang mengangkat harkat dan martabat manusia?
Nilai-nilai apa yang dipegang orang terdidik?
Secara umum, setiap orang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang membentuk perilakunya
sepanjang hidup.
Contoh : ”cuci tanganmu sebelum makan”, ”kamu tidak boleh memecahkan kaca
jendela”, ”kamu harus mencintai negerimu”
Tujuan Pendidikan
Dalam konteks Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan tujuan pendidikan yang meliputi banyak aspek, baik individual maupun sosial, jasmaniah dan rohaniah.
Tujuan pendidikan dilandasi oleh nilai filosofis yang bersifat holistik, yaitu
nilai-nilai Pancasila.
Di dalam pasal 3 UU Sisdiknas disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Berilah contoh nilai etik, estetis dan logis dalam kehidupan sehari-hari yang
berhubungan dengan dunia pendidikan!
18 19 20 21 22 18 19 20 21 22
MATERI 4: PENDEKATAN FILSAFAT TERHADAP PENDIDIKAN A. HUBUNGAN FILSAFAT
DENGAN PENDIDIKAN
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Pendidikan merupakan aktivitas yang bersifat teleologis, yaitu aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan
Lanjutan …..
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ideal berkenaan dengan sosok manusia yang diharapkan.
Filsafat membahas segala sesuatu termasuk fenomena pendidikan. Cabang filsafat yang khusus membahas fenomena pendidikan adalah filsafat pendidikan
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
a.Filsafat pendidikan adalah nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas suatu sistem pendidikan.
b.Filsafat pendidikan merupakan analisis filosofis terhadap fenomena pendidikan.
C. MENGAPA PENDIDIKAN MEMUTUHKAN PENDEKATAN FILOSOFIS ?
Ada beberapa masalah pokok pendiikan yg tak bisa dijawab oleh pendekatan ilmiah.
Misalnya :
1. Apakah tujuan hidup manusia? 2. Apakah hakikat manusia itu?
3. Apakah tujuan pendidikan merupakan penjabaran dari tujuan hidup?
D. PENDEKATAN PENDIDIKAN YG BERCIRI FILSAFAT
1. Pendekatan Sinoptik
Sinoptik (sin = bersama atau memadukan dan optik = penglihatan atau pandangan.
Pendekatan sinoptik = memadukan pandangan secara keseluruhan, sehigga membentuk sistem pemikira yang komprehensif.
1.
Lanjutan …..
Pendekatan sinoptik didasarkan pada salah satu ciri filsafat yg memandang dunia (universe) secara komprehensif.
Kajian filsafat pendidikan terhadap fenomena pendidikan berupa pemikiran tentang keseluruhan pendidikan, baik mikro maupun makro.
Lanjutan ….. 2. Pendekatan Normatif 1 2 3 4 5 6 7 8 2 3 4 5 6 7 8
2. Pendekatan Normatif
Pendekatan flsafat thd pendidikan tidak bersifat deskriptif, sebagaimana pendekatan ilmiah, melainkan normatif.
Pendekatan normatif adalah pengkajian fenomena pendidikan bukan dari sudut apa yg telah terjadi tetapi apa yang seharusnya terjadi.
Lanjutan …..
Filsafat pendidikan membahas secara mendalam norma yg seharusnya dicapai oleh
pendidikan, baik secara mikro maupun makro.
Norma tersebut antara lain berupa tujuan pendidikan.
Pendekatan normatif menuntut agar prinsip-prinsip yg telah dikembangkan oleh para filsuf dijadikan acuan dalam merumuskan tujuan pendidikan.
Lanjutan …..
3. Pendekatan Kritis Radikal
Pendekatan ilmiah selalu didasarkan pada satu atau beberapa asumsi dasar (basic assumtion).
Sedangkan filsafat mendekati permasalahan dengan menguji asumsi dasarnya. Pengujian asumsi dasar inilah yang disebut pendekatan kritis radikal.
Lanjutan …..
Pendekatan kritis radikal dibutuhkan oleh teori dan praktik pendidikan.
Pendekatan ini penting karena sistem pendidikan yang kuat bukan hanya jika hukum-hukum dan teori-teori yg akan diterapkan dalam praktik pendidikan teruji kebenarannya, tetapi juga asumsi-asumsi yang menjadi landasan dari teori dan hukum tersebut juga teruji kebvenarannya.
E. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Filsafat Pendidikan Edealisme 2. Filsafat Pendidikan Edealisme 3. Filsafat Pendidikan Materialisme 4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme 5. Filsafat Pendidikan Eksistensalisme 6. Filsafat Pendidikan Progresivisme 7. Filsafat Pendidikan Esensialisme 8. Filsafat Pendidikan Perenialisme 9. Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme
9 10 11 12 9 10 11 12
MATERI 5: ALIRAN FILSAFAT FILSAFAT IDEALISME A. PANDANGAN TENTANG REALITS
Realitas akhir adalah roh, bukan fisik.
Hakikat manusia adalah jiwanya. Jiwa manusia merupakan faktor utama penggerak
semua aktivitas atau perilaku manusia, badan atau jasmani tidak ada fungsinya tanpa jiwa.
Idealisme tak menolak dunia fisik. Bahwa realistas fisik ada untuk memenuhi
kebutuhan fsik.
B. PANDANGAN TENTANG PENGETAHUAN
Pengetahuan yang diperoleh melalui indera tidak lengkap dan tidak pasti karena dunia hanyalah tiruan yang sifatnya maya.
Indera manusia hanya memberikan materi mentah tentang pengetahuan, jiwalah yang selanjutnya mengorganisasikan pengetahuan yg belum sempurna tsb. menjadi pengetahuan yang kebenarannya dapat dipercaya.
C. PANDANGAN TENTANG NILAI
Menururut idealisme, nilai itu absolut, apa yg dikatakan baik, benar, salah dst. secara fundamental bersifat tetap.
Nilai tidak diciptakan manusia tetapi merupakan bagian dari alam semesta.
C. IMPLIKASI FILSAFAT PENDIDIKAN IDEALISME
1. TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter, dan mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial. 2. KEDUDUKAN SISWA
Siswa bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya.
Lanjutan …..
3. PERANAN GURU
Guru bekerja sama dengan lingkungan dalam proses pengembangan peserta didik, terutama dengan menciptakan lingkungan yg kondusif bagi peserta didik.
4. KURIKULUM
Isi kurikulum berupa pendidikan liberal untuk mengembangkan kemampuan rasional, dan pendidikan praktis untuk persiapan menghadapi dunia kerja.
5. METODE
Filsafat pendidikan idealisme mengutamakan metode dialektika (tanya jawab)
1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6
MATERI 6: FILSAFAT PENDIDIKAN REALISME A. PANDANGAN TENTANG REALITAS
Menurut realisme, ada dua macam realitas, yaitu subjek yg mengetehui dan
menyadari dan realitas di luar diri manusia, yg menjadi objek pengetahuan manusia.
B. PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
1. TUJUAN PENDIDIKAN :
Penyesuaian hidup dan taggung jawab sosial. 2. KEDUDUKAN SISWA :
Peraturan yg baik esensial untuk belajar dalam rangka pengembangan disiplin. Disiplin mental dan moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil pendidikan yg optimal.
Lanjutan …..
3. PERANAN GURU
Guru hendaknya menguasai pengetahuan, keterampilan, dan teknik mengajar serta mengusahaka berkembanya prestasi siswa.
4. KURIKULUM
Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yg berguna. 5. METODE
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung maupun tak langsung. Metode conditioning (SR) merupakan metoda uatma.
1 2 3 4 2 3 4
MATERI 7: FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME A. PANDANGAN TENTANG REALITAS
Menurut materialisme, hakikat realitas adalah materi, bukan rohani, bukan spiritual,
bukan supranatural.
Apa yg disebut sebagai jiwa dan segala aktivitasnya, merupakan suatu gerakan yg
kompleks dari otak, sistem syaraf, atau organ-organ fisik lainnya.
Semua fenomena, baik psikologis maupun sosial merupakan bentuk2 tersembunyi dari realitas fisik.
B. PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Materialisme tidak punya pandangan spesisifik tentang pendidikan yg dapat dijadikan teori pendidikan.
Pendidikan, dlm hal ini proses belajar, merupakan proses kondisionisasi lingkungan.
Perilaku manusia merupakan hasil pembentukan melalui pengkondisian lingkungan
C. IMPLIKASI FILSAFAT PENDIDIKAN MATERIALISME
1.TEMA
Manusia yg baik adalah hasil proses pendidikan yang terkendali secara ilmiah. 2. TUJUAN PENDIDIKAN
Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia untuk bertanggung jawab sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Lanjutan ……
3. KURIKULUM
Isi pendidikan mencakup pengetahuan yg dapat dipercaya, terorganisasi, dan selalu berhuungan dgn sasaran perilaku.
4. METODE
Semua hasil belajar diperoleh melalui hubungan STIMULUS dengan RESPONSE.
5. KEDUDUKAN SISWA
Tak ada kebebasan. Perilaku siswa ditentukan oleh faktor dari luar dirinya
Lanjutan ……
5.KEDUDUKAN SISWA
Tak ada kebebasan. Perilaku siswa ditentukan oleh faktor dari luar dirinya (stimulus dr lingkungannya).
6. PERANAN GURU
Guru mempunyai kewenangan untuk merancang dan mengendalikan proses belajar. Guru dapat mengukur hasil belajar siswa.
1 2 3 4 5 6 2 3 4 5 6
MATERI 8: FILSAFAT PENDIDIKAN PRAGMATISME A. PANDANGAN TENTANG REALITS
Realitas merupakan interaksi antara manusia dgn ingkungannya.
Manusia dan lingkungan ada secara berdampingan, dan mempunyai tanggung
jawab yg sama thd realitas.
Dunia dapat menjadi bermakna sejauh manusia mempelajari makna yg terkandung di dalamnya.
Lanjutan …..
Manusia dipandang sbg makhluk fisik yg merupakan hasll evolusi biologis, sosial, dan psikologis, krn manusia dlm keadaan terus-menerus berkembang.
Manusia hidup dlm keadaan menjadi (becoming) terus-menerus (on goingness).
Lanjutan ….
Anak merupakan organisme yg aktif, yg secara terus-menerus merekonstruksi dan mereorganisasi pengalamannya.
Anak berkembang karena berhubungan dengan lainnya.
B. PANDANGAN TENTANG PENGETAHUAN
Akal manusai bersifat aktif dan selalu ingin tahu.
Pikiran tidak bertentangan dan terpisahkan dari dunia, melainkan sbg bagian dari
dunia.
Pengetahuan merupakan transaksi antara manusia dgn lingkungannya, dan kebenaran merupakan bagian dari pengetahuan.
Apa yg dikatakan sbg hala nyata adalah apa yang dapat dialami.
Lanjutan …..
Kebenaran pengetahuan terletak pada kegunaannya. Pengetahuan dinyatakan benar jika pengetahuan tsb berguna.
Tidak ada uuran untuk menilai kebenaran absolut. Benar atau tidak hasil pemikiran, tergantung dari penggunaannya untuk kepentingan praktis.
C. IMPLIKASI FILSAFAT PENDIDIKAN PRAGMATISME
1. TUJUAN PENDIDIKAN
Memberikan pengalaman untuk penemuan-penemuan hal baru baik dalam hidup sbg pribadi maupun sbg warga masyarakat.
2. KEDUDUKAN SISWA
Siswa dipandang sbg organisme yg memiliki kemampuan yg kompleks untuk berkembang
Lanjutan …..
3. PERANAN GURU
Guru berperanan sbg pembimbing siswa, tanpa mengaibakaikan minat dan kebutuhan siswa. 1 2 3 4 5 6 7 8 2 3 4 5 6 7 8
Guru berperanan sbg pembimbing siswa, tanpa mengaibakaikan minat dan kebutuhan siswa.
4. KURIKULUM
.Kurikulum berisi pengalaman pengalaman-pengalaman belajar yang berhubungan dgn minat dan kebutuhan siswa.
5. METODE
Metode yg digunakan dalam pendidikan / pembelajaran adalah metode learning by doing.
MATERI 9: Asas, Dasar, Fungsi & Tujuan Pendidikan Dasar Pendidikan
• Landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia dan masyarakat
• Didasarkan pada filsafat atau pandangan hidup
• Filsafat hidup meluputi tiga aspek yaitu: sikap aktivitas dan isi.
Macam-macam Dasar Pendidikan
• Landasan filosofis • Idealisme • Realisme • Positivism • Pragmatism • Existentialisme • Landasan Sosiologis • Landasan Kultural • Landasan Historis • Landasan Psikologis • Landasan Iptek • Landasan Politik • Landasan Ekonomi • Landasan Yuridis ASAS-ASAS PENDIDIKAN
• Pengertian Asas Pendidikan
Ketentuan yg harus dipedomani atau menjadi pegangan dlm melaksanakan pendidikan agar tercapai tujuannya
• Macam-macam Asas Pendidikan
– Ing Ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani (kalau didepan pendidik memberi contoh, kalau ditengah membangun peluang, dan kalau dibelakang memberikan memberikan motivasi/ dorongan)
– Pendidikan Sepanjang Hayat (life long education), bhw pend dimulai sejak lahir sampai mati
– Asas Semesta, menyeluruh & Terpadu artinya pendidikan di Indonesia terbuka bagi seluruh rakyat, berlaku di seluruh wilayah negara, serta mencakup semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan serta saling berkaitan antara usaha pendidikan dengan pembangunan
•
Lanjutan asas pendidikan
• Asas Manfaat, bhw pendidikan baik dalam keluarga, sekolah maupun luar sekolah harus dilaksanakan dengan mengingat asas kemanfaatan bagi masa depan 1 2 3 4 5 2 3 4 5
harus dilaksanakan dengan mengingat asas kemanfaatan bagi masa depan • Asas usaha bersama, menekankan pada kebersamaan, baik pelaksanaan maupun
tanggungjawab antara keluarga, sekolah dan masyarakat (tri pusat pendidikan) • Asas Demokratis, pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan hubungan yg
proporsional antara pendidik dan si terdidik
• Asas Adil dan Merata, asas yg diterapkan dalam menghadapi situasi yang beraneka ragam
• Asas perikehidupan dalam keseimbangan • Asas kesadaran hukum
• Asas kepercayaan pada diri sendiri, bhw pendidik dan si terdidik harus memiliki kepercayaan pada diri sendiri agar masing-masing tidak ragu-ragu dalam melaksanakan tugasnya.
• Asas efisiensi dan efektivitas, asas yang menghendaki pendidikan memiliki kehematan dalam keberhasilan serta hasil guna yang tinggi
• Asas mobilitas, dalam mendidik harus aktif, kreatif, trampil, lincah dan bersahaja. • Asas fleksibilitas, dalam mendidik kita harus bersikap fleksibel baik dalam materi ajar
maupun dalam hal caranya.
Dasar Pendidikan
• Landasan, pijakan yang menjadi pegangan setiap kegiatan pendidikan serta menjiwai setiap langkah sejak dari merencanakan sampai melaksanakan pendidikan
• Dasar pendidikan dapat berwujud agama, ideologi negara atau pandangan hidup, sesuai dengan dimana dan untuk siapa pendidikan itu akan dilaksanakan
Perbedaan asas dan dasar pendidikan Fungsi dan Tujuan Pendidikan
• Fungsi Pendidikan: serangkaian tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan
• Fungsi pendidikan keluarga, mengembangkan keyakinan beragama, nilai-nilai kebudayaan, nilai moral dan ketrampilan
• Fungsi pendidikan sekolah, memberikan berbagai pengetahuan dan ketrampilan serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap.
• Fungsi pendidikan luar sekolah, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan warga masyarakat untuk berperan dalam berbagai bidang kehidupan secara produktif, efisien dan efektif
Tujuan Pendidikan
• Seperangkat sasaran kemana pendidikan itu akan diarahkan Sistem Pendidikan Nasional
6 7 8 9 10 6 7 8 9 10
Sistem Pendidikan Nasional
Klasifikasi tujuan pendidikan
(menurut Langeveld)
• Tujuan umum, total atau akhir, • Tujuan khusus
• Tujuan tak lengkap • Tujuan sementara • Tujuan intermedier • Tujuan insidental
Tujuan Pendidikan
• Tujuan Umum, tujuan akhir atau yang tertinggi yang berlaku bagi semua lembaga dan kegiatan pendidikan
• Tujuan institusional, tujuan tiap-tiap lembaga pendidikan • Tujuan Kurikuler, atau tujuan bidang studi
• Tujuan instruksional (tujuan pengajaran) – Tujuan instruksional umum
– Tujuan instruksional khusus 11
12 11
MATERI 10: MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN
A. HAKIKAT MASALAH PENDIDIKAN
Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Masalah pendidikan adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang terwujud dalam bidang pendidikan.
B. MASALAH-MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 4
(empat), yaitu ( 1) masalah partisipasi/kesempatan memperoleh pendidikan, (2)masalah efisiensi pendidikan, (3) masalah efektivitas pendidikan, dan (4) masalah relevansi pendidikan. Hubungan keempat masalah pendidikan tersebut dapat disajikan dalam bagan (Redja Mudyahardjo, 2001: 496) sebagai berikut.
1. MASALAH PARTISIPASI PENDIDIKAN
Masalah partisipasi atau kesempatan memperoleh pendidikan adalah rasio atau
perbandingan antara masukan pendidikan (raw input) atau jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan.
Masalah parsisipasi pendidikan berhubungan dengan kesadaran orang tua akan
pentingnya pendidikan, kemampuan ekonomi orang tua, kondisi fisik dan psikis calon peserta didik, terbatasnya daya tampung pendidikan, dan keterjangkauan lokasi pendidikan
2. MASALAH EFISIENSI PENDIDIKAN
Masalah efisiensi pendidiikan berkenaan dengan proses pengubahan atau
transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk (output). Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah mengitung besar kecilnya penghamburan pendidikian (educational wastage), dalam arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang putus sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu.
Masalah efisiensi pendidikan berhubungan dengan kualitas : tenaga kependidikan,
peserta didik, kurikulum, program belajar dan pembelajaran, sarana/prasarana pendidikan, dan suasana sosial budaya.
3. MASALAH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN
Masalah efektivitas pendidikan berkenaan dengan rasio antara tujuan pendidian 1 2 3 4 5 6 7 2 3 4 5 6 7
dengan dengan hasil pendidikan (output), artinya sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa yang dihasilkan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas.
4. MASALAH RELEVANSI PENDIDIKAN
Masalah ini berkenaan dengan rasio antara tamatan yang dihasilkan satuan
pendidikan dengan yang diharapkan satuan pendidikan di atasnya atau indtitusi yang membutuhkan tenaga kerja, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Masalah relevansi pendidikan berhubungan dengan : tuntutan satuan pendidikan
yang lebih atas yang terus meningkat dalam upaya mencapai pendidikan yang lebih berkualitas, aspirasi dan tuntutan masyarakat yang terus meningkat dalam upaya mencapai kehidupan yang berkualitas, ketersediaan lapangan pekerjaan di masyarakat.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MASALAH PEND. DI INDONESIA
1. Pertambahan jumlah penduduk yang cepat. 2. Kemampuan ekonomi keluarga.
3. Kesadaran akan arti pentingnya pendidikan bagi kehidupan. 4. Terbatasnya daya tampung satuan pendidikan.
5. Kualitas tenaga kependidikan. 6. Perkembangan ilmu dan teknologi.
7. Aspirasi masyarakat dan tuntutan dunia pekerjaan. 8. Keterbelakangan budaya.
D. UPAYA MENGATASI MASALAH PENDIDIKAN
1. Upaya pemecahan masalah secara konvensional ,
yaitu upaya pemecahan masalah dengan cara yang biasa dilakukan. Upaya ini antara lain :
a.Penambahan jumlah bangunan atau kelas lembaga pendidikan; b.Penambahan jumlah tenaga keendidikan;
c.Penambahan dan penggantian sejumlah sarana/prasarana pendidikan; d.Melaksanakan penataran.
2. Upaya pemecahan masalah secara secara inovatif, artinya pemecahan masalah 8 9 10 11 8 9 10 11
dengan cara baru, yang dilakukan dengan pendayagunaan hasil creativitas tertentu terutama yang baru, yang berbeda dengan cara-cara sebelumnya. Upaya pemecahan masalah pendidikan secara inovatif antara lain:
a.Sistem pembelajaran online; b.Pemanfaatan fasilitas multi media; c. Modernisasi pengelolaan pendidikan