SKRIPSI Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ILHAM HIKMATULLAH NIM. 12.22.2.1.052
JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
vii
“ Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”
(Peribahasa Arab)
Barang siapa mempermudah kesulitan orang lain, maka allah
akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat
(HR. Muslim)
Better to fell how hard education is that this time rather than
fell the bitterness of stupidity, later.
( lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada
rasa pahitnya kebodohan kelak. )
Do the best and pray, God will take care of the rest.
( lakukan yang terbaik kemudian berdoalah, tuhan akan
viii
Ibu dan Bapak, yang telah bekerja keras untukku dan
mendidikku. Beliau yang tak pernah putus memberikan
do’a dan semangat yang tulus dan tiada ternilai
besarnya.
Kakak, adik dan ponakan kecilku serta segenap keluarga
besar yang tiada henti memberikan doa, semangat dan
dukungannya.
Sahabat-sahabatku yang selalu menyuportu.
Teman-teman AKS Seangkatan 2012
Semua teman-teman ekonomi angkatan 2012
ix
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA) Dan Return On
Equity (ROE) Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)”. Skripsi ini disusun untuk
menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri
Surakarta.
2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak., CA., Ketua Jurusan sekaligus
Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
4. Datien Eriska Utami S.E., M.Si, dosen Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan
x
yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
7. Ibuku (Wati Herawati) dan Bapakku (Afiek Sukino), terimakasih atas doa,
cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak
akan pernah kulupakan.
8. Kakakku Kartik Endah Suminar S.Pd, yang selalu menasehati dan
memotivasiku dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Adikku Tiara Nur Ingtyas Pitaloka A.Md, dan keponakanku Hafidzah Qurrata
A’yun yang memberikan keceriaan disaat penulis mulai jenuh, sehingga bisa
terselesaikannya skripsi ini.
10. Nona Fajar Rina, yang selalu menanyakan perkembangan skripsi penulis serta
membantu dan memberi semangat sehingga dapat terselesaikannya skripsi
penulis.
11. Teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan keceriaan dan semangat
kepada penulis selama penulis menempuh studi di FEBI.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta
puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada
semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sukoharjo, 6 Januari 2017
xi
Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2015).
The type of this research is quantitative with secondary data and the categories of data time series. Population of this research is all manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) period 2012-2015. Samples selected using purposive sampling method and obtained of 33 companies. This research analysed by using multiple linear regression analysis and processed using SPSS 20.
The results showed that the variables of Accounting Profit significant effect on stock returns. Return On Assets (ROA) also have a significant effect on stock returns. While Return On Equity (ROE) had no significant effect on stock returns in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2012-2015.
Keywords: Accounting Profit, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Stock Return
xii
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)”.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dan dalam kategori data time series. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan didapat 33 perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dan diolah dengan menggunakan SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Laba Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Return On Assets (ROA) juga berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Return On Equity
(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.
Kata kunci : Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA), Return On Equity(ROE),
xiii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ... iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ... iv
HALAMAN NOTA DINAS ... v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASAH ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRACT ... xi
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 9 1.3. Batasan Masalah ... 10 1.4. Rumusan Masalah ... 10 1.5. Tujuan Penelitian ... 11 1.6. Manfaat Penelitian ... 11
xiv
2.1. Kajian Teori ... 14
2.1.1. Teori yang Berhubungan dengan Informasi ... 14
1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 14
2. Teori Sinyal (Teory Signaling) ... 15
2.1.2.Pasar Modal ... 16
2.1.3.Return Saham ... 17
2.1.4.Laba Akuntansi ... 22
2.1.5. Return On Asset (ROA) ... 26
2.1.6.Return On Equity (ROE) ... 28
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28
2.3. Kerangka Berfikir... 32
2.4. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 35
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ... 35
3.2. Jenis Penelitian ... 35
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35
3.3.1. Populasi ... 35
3.3.2. Sampel ... 36
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel... 36
xv
3.8. Teknik Analisis Data ... 42
3.8.1. Statistik Deskriptif ... 43
3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 43
3.8.3. Uji Ketepatan Model ... 46
3.8.4. Analisis Linier Berganda ... 47
3.8.5. Uji Statistik t... 48
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1. Gambaran Umum Penelitian ... 49
4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data ... 50
4.2.1.Analisis Statistik Deskriptif ... 50
4.2.2.Uji Asumsi Klasik ... 52
4.2.3. Uji Ketepatan Model ... 58
4.2.4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 60
4.2.5. Uji Statistik t ... 62
4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 63
BAB V PENUTUP ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 66
5.3. Saran-saran ... 67
xvii
Tabel 3.1. Hasil Pemilihan Sampel ... 36
Tabel 3.2. Daftar Nama Perusahaan Sampel ... 37
Tabel 4.1. Hasil Penentuan Sampel ... 50
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ... 51
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ... 53
Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 55
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56
Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 58
Tabel 4.7. Uji Simultan (Uji F) ... 59
Tabel 4.8. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 60
Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 61
Tabel 4.10. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 62
xviii
2012-2015 ... 2
xix
Lampiran 2 : Daftar Perusahaan Sampel ... 73
Lampiran 3 : Data Penelitian ... 74
Lampiran 4 : Hasil Regress Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik
Uji Ketepatan Model (Uji F, Koefisien Determinasi)
dan Uji statistik t ... 78
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu
atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan
untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang
dapat diterima untuk tiap investor (Jogiyanto, 2000).
Menurut Ang (1997) dalam Savitri (2012) dan Gunawan, dkk (2012:1)
pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau
sekuritas jangka panjang. Pasar modal mempunyai peran penting dalam
perekonomian suatu Negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan
suatu Negara. Tujuan utama investasi di pasar modal adalah untuk menerima
dividen dan capital gain . Keduanya haruslah lebih besar atau paling tidak sama
dengan return yang dikehendaki stockholder.
Return menurut (Tandelilin, 2001:47) merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian
investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Return saham bagi
investor digunakan sebagai pembanding keuntungan sebenarnya dengan
keuntungan yang diharapkan pada tingkat pengembalian yang diinginkan di
berbagai investasi.
Salah satu sektor yang cukup diminati oleh para investor adalah sektor
perkembangan saham sektor ini dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Laporan indeks PMI Manufaktur Indonesia oleh Markit Economics dan HSBC 2
maret 2015 menunjukkan indeks PMI merosot ke level terendah sejak laporan
tersebut mulai disusun. Angka indeks jatuh ke 47.50 pada bulan Februari 2015
dari 48.50 di bulan Januari. Angka tersebut lebih rendah dari level rendah
sebelumnya, 47.60, yang tercatat di bulan desember 2014.
Gambar 1.1
Grafik Pertumbuhan Harga Saham Sektor Manufaktur Tahun 2012-2015
Sumber: Data Indeks PMI Manufaktur Indonesia Juli 2012-Februari 2015
Purchasing Managers Index atau yang dikenal juga sebagai indeks PMI,
adalah laporan ekonomi yang menarik kesimpulan dari survei bisnis, dan
mengindikasikan iklim bisnis di sebuah negara dalam satu sektor tertentu dalam
periode survei dilaksanakan. Dengan demikian, laporan indeks PMI Manufaktur
Indonesia menghadirkan laporan pendahuluan bagi perusahaan, ekonom, dan
analis, tentang kondisi sektor manufaktur di Indonesia. Indeks PMI disajikan
dalam skala 100 dan median 50, dimana angka dibawah 50 menunjukkan kondisi
Kondisi indeks PMI Manufaktur Indonesia yang telah berada dibawah
ambang 50 dalam lima bulan berturut-turut menunjukkan kontraksi berkelanjutan,
dan bahkan HSBC mencatat, kecepatannya agak terakselerasi. Output dan pesanan
baru (new orders) jatuh paling drastis sejak survei mulai diadakan. Inventori kerja
(backlogs) juga jatuh, dan ketenagakerjaan dipangkas lagi. Pemangkasan tenaga
kerja ini telah dicatat dalam tujuh laporan indeks PMI terakhir berturut-turut.
Hal ini disebabkan karena penguatan dolar AS terhadap rupiah
mengakibatkan harga barang impor terus meningkat, sehingga biaya input
produksi makin membumbung. Namun demikian, persaingan ketat
mengakibatkan perusahaan-perusahaan tak bisa membebankan seluruh kenaikan
tersebut kepada konsumen. Permintaan yang lemah, termasuk rendahnya pesanan
dari luar negeri, turut memperparah keadaan. Menghadapi tekanan dari berbagai
arah, perusahaan-perusahaan nampaknya memutuskan untuk memangkas
karyawan dan terjadinya fluktuasi pada harga saham.
Penguatan dolar AS mengakibatkan lemahnya kurs rupiah sehingga tidak
terlepas dari trend regional dan global. Penguatan dolar AS secara global menekan
nilai tukar mata uang negara-negara berkembang, sedangkan perlambatan di
beberapa bagian dunia seperti China, Jepang, dan Eropa, berimbas pada
menurunnya permintaan.
Setiap investor di pasar modal dituntut melakukan perencanaan yang
efektif, yang didasari pengoptimalan keseimbangan antara resiko dan jumlah
return yang diharapkan. Investor harus bersedia menerima return yang maksimal
minimal. Terdapat dua jenis return, yaitu return realisasi yang merupakan return
yang telah terealisasi, yang dianalisis dengan dasar data historis, dan return
ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa depan. (Carlo,
2014: 152).
Untuk itu, sebelum melakukan investasi, investor terlebih dahulu
mengamati dan menilai kinerja dari perusahaan yang akan dipilih. Investor tidak
pernah tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang
dilakukan, karena sebuah investasi memuat unsur ketidakpastian. Yang bisa
dilakukan adalah memperkirakan berapa keutungan yang diharapkan dari
investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya menyimpang
dari hasil yang diharapkan (Husnan, 1998).
Namun seringkali investor mengabaikan analisis mengenai kinerja dari
perusahaan tersebut. investor lebih cenderung melihat langsung kepada fluktuasi
harga saham dari perusahaan. Para investor menginginkan tingkat pengembalian
(return) yang tinggi atas investasi yang dilakukan. Return yang diterima oleh para
investor diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen yang ditentukan
berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
RUPS akan menetapkan jumlah dividen yang dibagikan sesuai dengan
kondisi likuiditas dan rencana penggunaan kas dimasa yang akan datang. Tujuan
perusahaan tidak hanya menginginkan laba yang tinggi, tetapi juga kelangsungan
hidup dari perusahaan itu sendiri, bagaimana perusahaan bisa menyesuaikan
Menurut Jogiyanto (2014: 280) menyatakan dengan adanya ketidakpastian
(uncertainty) return yang diperoleh investor, berarti investor akan memperoleh
return dimasa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Sehingga dengan
adanya ketidakpastian return yang diperoleh investor dan besarnya fluktuasi
return dari tahun ke tahun, jadi return yang diperoleh investor tidak selalu tinggi
dengan tingkat risiko yang rendah.
Menurut Mayfi, Fathimah dan Rudianto (2014:349), untuk memprediksi
return saham banyak faktor internal yang dapat digunakan sebagai parameter.
Terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan
dan kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan seperti laba
akuntansi, return on assets dan return on equity.
Informasi yang digunakan untuk menilai perusahaan adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi. Laporan keuangan merupakan pertanggung jawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan (Yocelyn dan Christiawan, 2012:83)
Perhatian utama investor dan kreditor sebagai parameter kinerja
perusahaan adalah laba. Laba akuntansi didefinisikan sebagai kenaikan manfaat
ekonomi dalam bentuk penurunan kewajiban atau penambahan aktiva yang
menyebabkan ekuitas meningkat selama periode akuntansi bukan berasal dari
kemampuan laba dan memprediksi risiko dalam investasi dan kredit selain untuk
menilai kinerja (Yocelyn dan Christiawan, 2012:84).
Menurut Ulupui (2006) dalam Rufaida (2015) dari hasil analis tersebut
investor dapat menentukan apakah investasi yang di lakukan tepat pada
perusahaan yang dapat memberikan keuntungan (return) yang mereka inginkan.
Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh para investor yaitu dengan melakukan
analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
Rasio keuangan dapat mempengaruhi return saham. Analisis rasio keuangan
dengan menggunakan rasio-rasio keuangan berguna untuk mengindikasikan
kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan.
Konsep return menurut Ang (1997) dalam Eka (2016:236) adalah tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.
Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai
hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. ROA mengukur kemampuan
mengasilkan laba dari total aktiva yang digunakan. Setiap perusahaan berusaha
agar nilai dari ROA mereka tinggi.
Dalam Hanafi dan Halim (2004) disebutkan bahwa ROA
memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari
pendanaan yang dipakai. Dengan kata lain ROA termasuk dalam proksi
profitabilitas. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan perusahaan dalam suatu periode.
Menurut Arista (2012:4) dimana semakin besar nilai dari ROA itu berarti
dengan meningkatnya nilai ROA profitabilitas dari perusahaan semakin
meningkat. Hal ini membuat investor menjadi tertarik untuk membeli saham
perusahaan serta berdampak pada harga saham yang semakin meningkat dan
diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang tinggi.
Menurut Widodo (2007) dalam Rufaida (2015) apabila suatu perusahaan
dalam kegiatan operasionalnya selalu efisien dalam menggunakan modal sendiri
untuk menghasilkan keuntungan maka perusahaan tersebut mampu memberikan
harapan tingkat kenaikan return saham. Dan saham perusahaan tersebut akan
selalu diinginkan oleh investor lain untuk dibeli.
Return On Equity (ROE) semakin tinggi dinyatakan memberikan dampak
positif dapat memberikan prospek yang baik dimasa yang akan datang. Sedangkan
apabila Return On Equity (ROE) mengalami penurunan maka reaksi pasar bagi
para investor yang akan melakukan investasi akan mengalami akan semakin
rendah.
Penelitian-penelitian dibidang pasar modal telah banyak dilakukan
diantaranya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari banyak
penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang
dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitian terdahulu
yang memberikan kesimpulan berbeda antara lain :
Penelitian Amir and Haghiri (2012), tentang the investigation of effective
factors on stock return with emphasis on ROA and ROE ratios in tehran stock exchange (TSE). Peneliti menggunakan data time series dan hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham dan
ROA juga berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian Haryanto (2012), tentang pengaruh relevansi laba akuntansi
terhadap return saham dengan risiko perusahaan dan leverage sebagai variabel
pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi
atas laporan keuangan industri manufaktur di BEI tahun 2008-2010. Hasilnya
menunjukkan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham
karena krisis keuangan terjadi ketika dilakukannya penelitian.
Penelitian Ali (1994) dalam Hermawan (2012) menguji kandungan
informasi dari laba, modal kerja operasi, dan arus kas dengan model regresi linear
dan nonlinear.memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang di hasilkan oleh
Hermawan (2012) tentang dampak pemoderasian komponen arus kas terhadap
hubungan laba akuntansi dengan return saham. Hasil dari penelitian ini adalah
Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penelitian Rufaida (2015) tentang pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan
rasio pasar terhadap return saham. Menyatakan bahwa Return On Asset (ROA),
tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham.sedangkan Return On Equity
(ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return saham.
Penelitian Eka (2016) tentang pengaruh return on asset (ROA), net profit
margin (NPM), dan earning per share (EPS) terhadap return saham perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode
2010-2014). Hasil penelitian ini menunjukka bahwa Return On Asset (ROA) memiliki
Penelitian Amelia dan Sampurno (2012) tentang Analisis Pengaruh ROA,
EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan
perusahaan pada industri real estate and property di BEI. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham. Penelitian Hidyat (2009) dan Susilowati (2011) tentang pengaruh
rasio keuangan terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Penilitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amir and
Haghiri (2012), perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan
menambahkan laba akuntansi sebagai variabel independen dan periode penelitian
dari tahun 2012-2015.
Penelitian ini mengacu berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengungkap penelitian ini untuk dikaji lebih lanjut tentang “Analisis Pengaruh
Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity(ROE) Terhadap
Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2012 - 2015).
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:
1. Adanya dampak ekonomi makro seperti nilai tukar mata uang dolar terhadap
2. Ketidakpastian return saham yang diperoleh investor dan besarnya fluktuasi
return dari tahun ketahun yang mengakibatkan return yang diperoleh
investor tidak selalu tinggi dengan tingkat resiko yang rendah.
3. Diduga adanya faktor yang mempengaruhi return saham, seperti laba
akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah ini dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari arah dan
sasaran penelitian, serta dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat
dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Penelitian ini hanya menggunakan faktor yang mempengaruhi return saham
seperti laba akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).
1.4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2015 ?
2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2015?
3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh Laba akuntansi terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2015.
2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2012-2015.
3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return
saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2012-2015.
1.6. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat
sebagai berikut:
1. Bagi para investor, khususnya investor yang akan menginvestasikan
uangnya ke perusahaan, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan untuk memilih perusahaan yang benar-benar memberikan return
yang tinggi dan memberikan informasi yang terkait dengan informasi
perusahaan secara terbuka atau transparan.
2. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan
3. Bagi pihak pihak lain, khususnya mahasiswa/i hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya
dibidang pasar modal tentang kaitannya dengan akuntansi syariah.
1.7. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian terlampir
1.8. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penulisan hasil penelitian ini, penulis membagi pembahasan dalam
lima bab. Pada setiap bab terdiri atas beberapa sub bab sebagai penjelasan yangs
berkorelasi dengan bab tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sistematika
penulisan hasil penelitian ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian, Jadwal Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi uraian tentang teori-teori umum yang relevan dengan
penelitian yaitu tentang Pasar Modal, Laba akuntansi, Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return saham, Event Study
dan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu bab ini
juga memuat tentang Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pemikiran
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian tentang Waktu dan Wilayah Penelitian, Jenis
Penelitian, Data (Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan
Sampel) dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Variable
Penelitian, Definisi Operasional serta Teknik Analisis Data.
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian tentang Gambaran Umum Penelitian, Pengujian
dan Hasil Anailsis Data serta Pembahasan Hasil Analisis data
(Pembuktian Hipotesisi).
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi uraian tentang Kesimpulan, Keterbatasn Penelitian dan
Saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori
2.1.1. Teori yang Berhubungan dengan Informasi
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Winarsih et al (2014: 4)
menjelaskan hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal)
mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Dalam sebuah perusahaan,
teori agensi ini terimplementasi dalam hubungan antara pemilik saham dengan
manajer. Pemilik saham (principal) memberikan wewenang kepada manajer
(agen) untuk mengelola perusahaan agar menghasilkan kinerja dan return yang
baik bagi pemilik saham.
Menurut Arifin (2003) dalam Hidayanti (2013:10), masalah agensi tidak
hanya terjadi antara prinsipal dan manajemen, tetapi juga dapat terjadi antara
pemegang saham besar (mayoritas) dan pemegang saham minoritas. Jika ada
kepemilikan saham minoritas dalam perusahaan, maka akan timbul masalah
agensi baru, yaitu adanya konflik antara pemilik saham mayoritas dengan pemilik
saham minoritas.
Agency theory mengasumsikan bahwa setiap manusia memiliki sifat egois
yaitu mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham akan fokus pada
peningkatan nilai sahamnya sedangkan manajer fokus pada pemenuhan
psikologisnya. Adanya benturan kepentingan antara keduanya inilah yang memicu
munculnya agency theory (Hidayanti, 2013).
Konflik antara pemilik perusahaan dengan manajemen dapat berdampak
kepada permasalahan kepada pemerintah, salah satunya adalah penghindaran
pajak. Manajemen yang cenderung ingin meningkatkan keuntungan perusahaan
atau laba bersihnya akan menggunakan banyak cara, salah satunya agresivitas
pajak dan hal ini terjadi karena pemisahan antara kepemilikan dan manajemen
(Desai dan Dharmapala, 2007 dalam Purwanggono 2015: 22).
2. Teori Sinyal (Teory Signaling)
Teori signalling menurut Mengginson dalam Jogiyanto (2005)
menyatakan bahwa perusahaan perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja
akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat
membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk .Agar sinyal tersebut
efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak
mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk.
Menurut Suwardjono (2005), teori sinyal berakar pada teori akuntansi
pragmatik yangmemusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan
sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini
nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten
2.1.2. Pasar Modal
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
(sekuritas) jangka panjang yang bias diperjual belikan baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan
swasta (Husnan, 1998:3).
Pasar modal (capital market) adalah suatu perusahaan abstrak yang
mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi mempunyai
kepentingan untuk saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang
membutuhkan dana (emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat (dalam
pengertian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka
menengah dan jangka panjang (Bambang, 1995:164).
Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, 2000: 15) yaitu:
1. Pasar Perdana (Primary Market)
Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini.
Surat berharga yang baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke
publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public.
2. Pasar Sekunder (Secondary Market)
Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar ini ditentukan
oleh permintaan dan penawaran.
2. Pasar Ketiga (Third Market)
Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar
sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan
3. Pasar Keempat (Fourt Market)
Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan oleh institusi yang
berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker.
2.1.3. Return Saham
Dalam melakukan investasi di pasar modal, tujuan utama yang ingin
dicapai oleh investor adalah memaksimalkan return. Return saham merupakan
komponen utama yang selalu ingin dipertimbangkan oleh para investor yang
dilihat dengan berbagai cara, salah satunya dengan melihat laporan keuangan dan
menganalisis rasio-rasio yang berpengaruh terhadp return saham.
Menurut Yocelyn dan Christiawan (2012), return saham merupakan
pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dananya.
Return saham merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari
investasi surat berharga saham. Return saham bagi investor digunakan sebagai
pembanding keuntungan sebenarnya dengan keuntungan yang diharapkan pada
tingkat pengembalian yang diinginkan di berbagai investasi.
Menurut Samsul (2006:291), return saham adalah pendapatan dari modal
awal investasi yang dinyatakan dalam persentase. Return dari suatu investasi
tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya. Misalnya investasi dalam
saham, saham tidak menjanjikan suatu return yang pasti bagi para pemodal
namun beberapa komponen return pada saham yang yang memungkinkan
pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital gain.
Saham merupakan sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik
oleh pemegangnya, serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar
bursa. Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan seseorang atau
badan dalam suatu perusahaan (Mayfi, dkk, 2014:349).
Return saham merupakan kelebihan harga jual saham diatas harga belinya.
Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula
return yang akan diperoleh investor (Arista dan Astohar, 2012: 2). Return saham
dapat juga diartikan sebagai tingkat kembalian keuntungan yang dinikmati oleh
pemodal atas suatu investasi, tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati
tentunya pemodal tidak akan melakukan investasi (Farkhan dan Ika, 2012:7).
Setiap investasi yang dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan berupa return,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara sederhana investasi dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu
aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi (Evendy dan Isynuwardhana, 2015: 175). Bagi para
investor, tingkat return ini menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dalam
investasi, karena return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Daniel,
2015: 866)
Menurut Jogiyanto (2009:109), return saham adalah besarnya persentase
nilai pendapatan yang diperoleh melalui adanya suatu kegiatan investasi.
Pendapatan dalam investasi saham ini meliputi keuntungan jual beli saham,
loss. Return saham dibedakan menjadi dua yakni return realisasi (realized return)
dan return ekspektasi (expected return).
Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh kebijakan moneter dan
fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi dan sebagainya. Apabila
harga saham sekarang lebih tinggi dari harga sebelumnya maka hal ini berarti
terjadi keuntungan modal (capital gain) dan return yang diterima bernilai positif,
begitu pula sebaliknya apabila harga saham sekarang lebih rendah dari harga
sebelumnya maka hal ini berarti terjadi kerugian (capital loss) dan return yang
diterima bernilai negatif.
Return saham diturunkan dari perubahan harga saham, return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Pada penelitian ini return yang dihitung
merupakan return tahunan yang diperoleh dari selisih antara harga penutupan
dengan harga awal dibagi dengan harga saham awal. Apabila harga saham
sekarang lebih tinggi dari harga sebelumnya (Pit-1) ini berarti terjadi keuntungan
modal (capital gain). Jika sebaliknya harga sekarang lebih rendah dari harga
sebelumnya, maka ini terjadi kerugian modal (capital loss).
Semakin tinggi harga saham, maka semakin menunjukkan bahwa saham
tersebut semakin diminati investor karena dengan semakin tinggi harga saham
akan memberikan keuntungan. Menurut Abdul (2003), return dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan data historis.
2. Return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang (expected
investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Menurut Scott (1997) dalam Tan (2002), return saham merupakan total
kerugian atau keuntungan yang dialami oleh investor dalam suatu periode waktu.
Pengembalian yang diterima oleh investor dapat berupa capital gain (loss).
abnormal return merupakan respon dari investor terhadap pengumuman laba
perusahaan.
Husnan (1998) membedakan pendapatan saham menjadi dua yaitu
pendapatan dalam bentuk saham dan capital gain yang merupakan selisih antara
harga jual dengan harga beli. Dalam teori portofolio mensyaratkan bahwa apabila
risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham meningkat maka saham
tersebut akan memperoleh return saham yang besar. Jadi terdapat hubungan yang
positif antara risiko dan return saham.
Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto.2014:264-265):
Return Total = Capital gain (loss) + yield
Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif
dengan harga periode lalu (Jogiyanto.2014:264-265):
Keterangan:
Pt = Harga saham periode sekarang
Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana
pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan
sebagai berikut (Jogiyanto.2014:264-265):
Keterangan :
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya
Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai:
Keterangan :
Pt = Harga saham sekarang
Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas
secara periodik kepada pemegang sahamnya, besarnya actual return dapat
dihitung dengan rumus, (Jogiyanto, 2014:264-265. Tan, 2002. dan Mulyani dkk,
2007. dalam Haryanto, 2012):
Keterangan
Pit = Harga penutupan saham i pada periode t
Pit-1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya
2.1.4. Laba Akuntansi
Menurut Naimah (2000) dalam Adhitya (2016), tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, agar
informasi laporan keuangan bermanfaat untuk pedoman membuat keputusan
investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis maka informasi tersebut harus
memiliki relevansi.
Menurut Lev dan Zarowin (1999) dalam Adhitya (2016), nilai relevansi
menggambarkan kegunaan informasi laporan keuangan bagi pelaku pasar relatif
terhadap seluruh informasi yang digunakan oleh pelaku pasar pada pasar modal
dan komponen penting dalam laporan keuangan yang seringkali dijadikan sebagai
alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan adalah nilai laba dan nilai buku.
Laba seperti yang dijelaskan dalam Statement of Financial Concept adalah
pengertian yang sama dengan laba bersih (net income) yang berlaku dalam
praktek saat ini, yaitu semua laba bersih (net income) untuk satu periode (FASB,
1984 dalam Chariri dan Ghozali, 2000). Meski demikian, FASB membedakan
konsep laba dengan laba bersih (net income). Laba bersih sebelum akun-akun luar
biasa (extra ordinary accounts) selama satu tahun buku tercantum dalam laporan
Menurut APB Opinion No. 9 dalam Chariri dan Ghozali (2000), Extra
ordinary accounts atau items adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki
pengaruh material dan diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari faktor
yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Definisi
tersebut tidak banyak dikritik bersifat ambigous. Akhirnya, dikeluarkan APB
Opinion No. 30 “ Th f O ” pada tahun 1973 yang
menyebutkan bahwa elemen laporan keuangan dikatakan sebagai extra ordinary
item jika memenuhi dua syarat berikut ini:
1. Tidak umum (unusual), artinya peristiwa atau transaksi yang mendasari
elemen tersebut harus memiliki tingkat abnormal yang tinggi dan tidak
berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan yang berlangsung
terus-menerus, sesuai dengan kondisi lingkungan tempat perusahaan
menjalankan kegiatan.
2. Jarang terjadi (infrequency of ocurrence), artinya peristiwa atau transaksi
yang mendasari elemen tersebut merupakan tipe transaksi yang diharapkan
jarang terjadi di masa mendatang, sesuai dengan kondisi lingkungan
tempat perusahaan menjalankan kegiatannya.
Peristiwa atau transaksi di atas tidak termasuk kegiatan yang berkaitan
dengan penghapusan piutang, persediaan, aktiva yang disewa pihak lain, cost riset
dan pengembangan tangguhan, intangible asset, untung atau rugi transaksi dalam
mata uang asing, untung atau rugi penghentian segmen bisnis, untung atau rugi
menentukan bahwa beberapa untung dan rugi luar biasa dapat diakui dari transaksi
tertentu, misalnya:
1. Untung atau rugi pelunasan hutang diakui sebagai pos luar biasa (FASB
statement No. 4 dalam Chariri dan Ghozali, 2000).
2. Untung rekonstruksi hutang diakui sebagai pos luar biasa dalam laporan laba
rugi debitur (FASB Statement No. 15 dalam Chariri dan Ghozali, 2000).
Laba tidak termasuk pengaruh kumulatif dari penyesuaian akuntansi
periode sebelumnya yang diakui pada periode sekarang ini. Gantyowati (2001)
menjelaskan bahwa laba adalah laba akuntansi yang terdapat dalam laporan laba
rugi.
Sedangkan menurut Chariri dan Ghozali (2000), laba dari current
operating concept disebut dengan laba periode sedangkan laba yang
penyusunannya mengunakan konsep all-inclusive disebut sebagai laba
komprehensif atau hampir sama dengan laba bersih (net income). Konsep laba
periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi
berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk
memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan
laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan laba
perusahaan lain pada industri yang sama.
Konsep laba periode memusatkan pada laba operasi periode berjalan yang
berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen
laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen
periode sebelumnya tidak menunjukkan efisiensi manajemen periode berjalan.
Kesalahan tersebut merupakan ukuran untuk menilai efisiensi manajemen periode
sebelumnya.
Menurut praktik akuntansi konvensional, beberapa pengaruh kumulatif
akibat perubahan akuntansi dimasukkan dalam perhitungan laba-rugi periode
terjadi perubahan. Laba periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif perubahan
akuntansi tersebut. Jadi, yang menjadi penentu laba periode adalah pendapatan,
biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode berjalan, (Chariri
dan Ghozali, 2000).
Laba akuntansi harus mengukur kegiatan demi kemajuan yang dicapai
secara periodik dari waktu ke waktu menuju kearah tujuan utamanya. Ukuran
akuntansi tentang laba harus mengakui dalil ekonomi tentang better-offnes, tetapi
harus secara khusus diarahkan kepada keberhasilan perusahaan dalam
menggunakan kas untuk mendapatkan kas yang lebih banyak.
Dengan pengertian lebih lengkap maka laba ekonomi dan akuntansi
sebagai alat ukur better-offness akan dapat ditentukan dan akan menghasilkan
angka yang sama. Dengan pengetahuan tersebut, laba suatu periode merupakan
perubahan dari present value atas kas yang akan datang didiskontokan dengan
tingkat bunga tertentu (Harahap, 2002).
Sedangkan didalam laba akuntansi menurut Belkauoi (1997) dalam Jodi
(2011), adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari
transaksi periode tersebut dengan biaya historis yang sepadan dengannya. Konsep
dalam prosedur penentuan laba atau rugi periodik, akuntansi menyajikan
informasi secara terperinci tentang berbagai hal yang mempengaruhi besar
kecilnya laba rugi tersebut.
Unsur yang menjadi bagian pembentukan laba adalah pendapatan dan
biaya. Dengan mengelompokkan unsur pendapatan dan biaya akan dapat
diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda-beda antara laba kotor dan laba
bersih sebelum pajak. Laba akuntansi merupakan laba yang ditimbulkan dari
proses laporan keuangan yaitu merupakan selisih dari hasil penjualan setelah
dikurangi dengan harga pokok dan biaya-biaya operasi perusahaan termasuk biaya
penyusutan dan amortisasi.
Laba akuntansi menurut Almilia dan Sulistyowati (2007) dalam haryanto
(2012) adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discontinued
operation. Variabel ini diproksikan dengan laba akuntansi per saham dengan
perhitungan sebagai berikut, (Almilia dan Sulistyowati. 2007; Halim 2003):
Keterangan :
Laba akuntansi didapatkan dari laba operasi, dimana laba operasi
merupakan perhitungan dari rumus (Almilia dan Sulistyowati. 2007; Halim 2003): − ya operasi
2.1.5. Return On Asset (ROA)
Menurut Munawir (2004), profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan
tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi
suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bias menilainya.
Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas
mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh
dari penjualan dan investasi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
berarti memiliki laba yang besar. Pada penelitian ini rasio profitabilitas di
intepretasikan sebagai rasio Return On Asset (ROA). Return On Asset
menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan
bias menghasilkan laba (Tandelilin, 2001: 240).
Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Rufaida (2015), Return On
Asset (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas yang dapat diperoleh dengan
menghitung berdasarkan pada perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap
total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Return On Asset (ROA) mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan
setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Secara
matematis Return On Asset (ROA) dirumuskan sebagai berikut (Hanafi dan
Halim. 2004:155-169; Sutrisno. 2012:222; Dendawijaya. 2000:121):
O
2.1.6. Return On Equity (ROE)
Menurut Hanafi dan Halim, (2004) Return On Equity (ROE) termasuk
salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modalnya sendiri. Return On
Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari modal yang digunakan oleh perusahaan. Perhitungan angka tersebut
menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang
saham. Rasio Return On Equity (ROE) dapat dihitung sebagai berikut (Hanafi dan
Halim. 2004:175-183; Sutrisno. 2012:223):
O
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait penelitian ini
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan Variabel Peneliti, Metode
dan Sampel
Hasil Penelitian Saran Penelitian
Relevansi laba akuntansi terhadap return saham dengan risiko perusahaan dan leverage sebagai variabel pemoderasi Haryanto (2012), metode regresi linier, Sampel 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2010. Laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham. Risiko sistematis perusahaan sebagai variabel pemoderasi secara signifikan memperlemah pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap return saham. Leverage sebagai variabel pemoderasi tidak mampu menjelaskan pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap return saham. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penggunaan objek penelitian selain industri manufaktur untuk melihat pengaruh relevansi laba akuntansi
terhadap return saham pada jenis industri lainnya.
b. Menambahkan beberapa variabel moderasi lainnya, c. Menggunakan periode non krisis untuk penelitian sehingga pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap harga saham dapat lebih terlihat. Laba akuntansi, modal kerja operasi, dan arus kas terhadap return saham dengan model regresi linear dan nonlinear Hermawan (2012), metode regresi linier, Sampel 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005 Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan periode penelitian yang lebih panjang agar
hasil penelitian dapat digeneralisasi
Lanjutan Tabel 2.1
Variabel Peneliti, Metode dan Sampel
Hasil Penelitian Saran Penelitian
pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan rasio pasar terhadap return saham Rufaida (2015), metode regresi linier, sampel 42 perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 – 2013 Return On Asset (ROA), tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham.sedangkan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return saham. peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain
yang dapat juga berpengaruh terhadap return saham. pengaruh return on asset (ROA), net profit margin (NPM), dan earning per share (EPS) terhadap return saham Ferdinan (2016), metode regresi linier, sampel 8 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode 2010-2014). Hasil yang diperoleh bahwa Return On Asset (ROA)memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Return Saham. Return On Asset (ROA) periode sebelumnya juga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Return Saham.
Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain
yang dapat juga berpengaruh terhadap
return saham dan menambah periode pengamatan. the investigation of effective factors on stock return with emphasis on ROA and ROE ratios in tehran stock exchange (TSE). Amir and Soleyman Haghiri (2012) metode regresi, sampel 20 perusahaan manufaktur di Tehran stock exchange (TSE) (periode 2003-2008)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE dan ROA berpengaruh terhadap return saham. Penelitian selanjutnya menggunakan periode pengamatan lebih panjang agar hasilnya lebih baik.
Lanjutan Tabel 2.1
Variabel Peneliti, Metode dan Sampel
Hasil Penelitian Saran Penelitian
Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham. Amelia dan Sampurno (2012), metode regresi, sampel 50 perusahaan pada industri
real estate and property di BEI,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
return saham.
Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham, misalnya Return On Equity, Price Earning Ratio, Growth Profit,
Current Ratio dan
Operating Income. Selain itu
menambahkan jumlah sampel dalam waktu pengamatan. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Hidyat (2009), metode regresi, sampel Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Susilowati dan Turyanto (2011), metode regresi, sampel Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham.
2.3. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, serta untuk pengembangan
hipotesis, maka untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen dan
variabel dependen dalam penelitian kali ini dikemukakan suatu kerangka
pemikiran teoritis yaitu mengenai Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Return On
Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham. Kerangka
pemikiran ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
2.4. Hipotesis
1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return Saham
Gu (2002) dalam Almilia dan Sulistyowati (2007) mendefinisikan
relevansi sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi
akuntansi terhadap harga atau return saham. Pengujian relevansi nilai dilakukan
dengan cara menguji laba akuntansi dengan menggunakan R2 dari model harga
sebagai pengukur relevansi nilai. Laba Akuntansi Return saham ROA ROE H1 H3 H2
Laba akuntansi atau laba dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep
akuntansi akrual. Laba akuntansi dikatakan relevan jika angka laba tersebut
mampu mencerminkan perubahan return saham yang terdapat pada pasar
sehingga hal itu menyatakan bahwa laba akuntansi tersebut mempunyai informasi
yang berguna bagi investor. Informasi tersebut menyebabkan investor bereaksi
dan menyebabkan perubahan return saham.
Semakin nilai tinggi laba akuntansi, maka akan menimbulkan reaksi
positif dari pasar (return saham meningkat) karena dianggap perusahaan tersebut
mempunyai kinerja yang baik dan mampu memberikan return yang baik pula
kepada investor (Almilia dan Sulistyowati, 2007; Tan, 2002). Berdasarkan uraian
di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham.
2. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham
Menurut Munawir (2004), profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi
suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bias menilainya.
Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas
mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh
dari penjualan dan investasi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
intepretasikan sebagai rasio Return On Asset (ROA). ROA menggambarkan
sejauh mana kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bias menghasilkan
laba (Tandelilin, 2001: 240).
Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Rufaida (2015), Return On
Asset (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas yang dapat diperoleh dengan
menghitung berdasarkan pada perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return On Asset (ROA) mengukur seberapa
besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan total
aset yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis
penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Return saham
3. Pengaruh Return On Equity terhadap Return Saham
Menurut Hanafi dan Halim, (2004) Return On Equity (ROE) termasuk
salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modalnya sendiri. Return On
Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
dari modal yang digunakan oleh perusahaan. Perhitungan angka tersebut
menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang
saham. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN 1.1. Waktu dan Wilayah Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari penyusunan usulan
penelitian sampai terlaksana laporan penelitian, yakni dari bulan Februari 2015
sampai selesai. Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.
1.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
(Indriantoro dan Supomo, 2012: 12). data ini dalam kategori data time series yang
diambil dalam periode tahun 2012 sampai dengan 2015. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, Return On Assets
(ROA)dan Return On Equity (ROE) terhadap return sahampada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.
1.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1.3.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2014: 115). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
1.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 120). Sampel adalah suatu prosedur
pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan
untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan,
2013: 30). Ukuran sampel yang layak dalam penelitian ini menurut Sugiyono
(2012: 133) adalah antara 30 sampai dengan 500. Pemilihan sampel penelitian
didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive
sampling. Sampel dalam penelitian ini diperoleh 33 perusahaan selama periode
pengamatan 2012-2015.
Tabel 3.1
Hasil Pemilihan Sampel
No. Keterangan Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar
(listing) di BEI tahun 2012-2015
135
2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2012-2015
(80)
3 Perusahaan yang tidak menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan keuangannya selama tahun 2012-2015
(22)
4 Total sampel penelitian 33
Sumber : Data diolah 2016
1.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2012: 73). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dengan
(Jogiyanto, 2011: 79). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2012-2015.
2. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan selama
tahun 2012-2015 yang dapat diakses dari situs BEI (www.idx.co.id) dan
memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan
keuangannya.
Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka peneliti menemukan
33 perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel, yaitu:
Tabel 3.2
Daftar Nama Perusahaan Sampel
No. KODE Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk
3 AMFG PT Asahimas Flat Glass Indonesia Tbk 4 ASII PT Astra Internasional Tbk
5 BATA Sepatu Bata Tbk
6 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk 7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8 DLTA Delta Djakarta Tbk
9 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 10 GGRM Gudang Garam Tbk
11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12 IGAR Champion Pasifik Indonesia Tbk 13 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 14 INCI Intanwijaya Internasional Tbk 15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 16 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 18 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 19 KLBF Kalbe Farma Tbk
20 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 21 LMSH Lionmesh Prima Tbk
Lanjutan tabel 3.2
22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 23 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 24 SMGR Semen gresik Tbk
25 SRSN PT Indo Acidatama Tbk 26 STAR Star Petrcohem Tbk 27 TCID Mandom Indonesia Tbk 28 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 29 TRIS Trisula International Tbk 30 TRST Trias Sentosa Tbk
31 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk 32 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk 33 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber : www.idx.co.id diolah
1.4. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan data
kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan merupakan jenis data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dicatat pihak lain).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2015, yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id serta sumber lain yang
relevan. Data yang diambil berupa data time series pada periode 2014 dan 2015,
artinya bahwa pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber informasi
perusahaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.
1.5. Teknik Pengumpulan Data