• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI, RETURN ON ASSETS (ROA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI, RETURN ON ASSETS (ROA) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP RETURN SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI Diajukan Kepada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

ILHAM HIKMATULLAH NIM. 12.22.2.1.052

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

“ Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”

(Peribahasa Arab)

Barang siapa mempermudah kesulitan orang lain, maka allah

akan mempermudah urusannya di dunia dan akhirat

(HR. Muslim)

Better to fell how hard education is that this time rather than

fell the bitterness of stupidity, later.

( lebih baik merasakan sulitnya pendidikan sekarang daripada

rasa pahitnya kebodohan kelak. )

Do the best and pray, God will take care of the rest.

( lakukan yang terbaik kemudian berdoalah, tuhan akan

(8)

viii

Ibu dan Bapak, yang telah bekerja keras untukku dan

mendidikku. Beliau yang tak pernah putus memberikan

do’a dan semangat yang tulus dan tiada ternilai

besarnya.

Kakak, adik dan ponakan kecilku serta segenap keluarga

besar yang tiada henti memberikan doa, semangat dan

dukungannya.

Sahabat-sahabatku yang selalu menyuportu.

Teman-teman AKS Seangkatan 2012

Semua teman-teman ekonomi angkatan 2012

(9)

ix

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia

serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA) Dan Return On

Equity (ROE) Terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)”. Skripsi ini disusun untuk

menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1 (S1) Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,

bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,

waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan

setulus hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Dr. H. Mudofir, S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri

Surakarta.

2. Drs. H. Sri Walyoto, MM., Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3. Marita Kusuma Wardani, S.E., M.Si., Ak., CA., Ketua Jurusan sekaligus

Dosen Pembimbing Akademik Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam.

4. Datien Eriska Utami S.E., M.Si, dosen Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan banyak perhatian dan bimbingan selama penulis menyelesaikan

(10)

x

yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Ibuku (Wati Herawati) dan Bapakku (Afiek Sukino), terimakasih atas doa,

cinta dan pengorbanan yang tak pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak

akan pernah kulupakan.

8. Kakakku Kartik Endah Suminar S.Pd, yang selalu menasehati dan

memotivasiku dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Adikku Tiara Nur Ingtyas Pitaloka A.Md, dan keponakanku Hafidzah Qurrata

A’yun yang memberikan keceriaan disaat penulis mulai jenuh, sehingga bisa

terselesaikannya skripsi ini.

10. Nona Fajar Rina, yang selalu menanyakan perkembangan skripsi penulis serta

membantu dan memberi semangat sehingga dapat terselesaikannya skripsi

penulis.

11. Teman-teman angkatan 2012 yang telah memberikan keceriaan dan semangat

kepada penulis selama penulis menempuh studi di FEBI.

Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya doa serta

puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada

semuanya. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sukoharjo, 6 Januari 2017

(11)

xi

Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange period 2012-2015).

The type of this research is quantitative with secondary data and the categories of data time series. Population of this research is all manufacturing companies that listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) period 2012-2015. Samples selected using purposive sampling method and obtained of 33 companies. This research analysed by using multiple linear regression analysis and processed using SPSS 20.

The results showed that the variables of Accounting Profit significant effect on stock returns. Return On Assets (ROA) also have a significant effect on stock returns. While Return On Equity (ROE) had no significant effect on stock returns in the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2012-2015.

Keywords: Accounting Profit, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Stock Return

(12)

xii

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012 - 2015)”.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan data sekunder dan dalam kategori data time series. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2015. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan didapat 33 perusahaan. Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda dan diolah dengan menggunakan SPSS 20.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Laba Akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham. Return On Assets (ROA) juga berpengaruh signifikan terhadap return saham. Sedangkan Return On Equity

(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015.

Kata kunci : Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA), Return On Equity(ROE),

(13)

xiii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ... iv

HALAMAN NOTA DINAS ... v

HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASAH ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

ABSTRACT ... xi

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Identifikasi Masalah ... 9 1.3. Batasan Masalah ... 10 1.4. Rumusan Masalah ... 10 1.5. Tujuan Penelitian ... 11 1.6. Manfaat Penelitian ... 11

(14)

xiv

2.1. Kajian Teori ... 14

2.1.1. Teori yang Berhubungan dengan Informasi ... 14

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 14

2. Teori Sinyal (Teory Signaling) ... 15

2.1.2.Pasar Modal ... 16

2.1.3.Return Saham ... 17

2.1.4.Laba Akuntansi ... 22

2.1.5. Return On Asset (ROA) ... 26

2.1.6.Return On Equity (ROE) ... 28

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

2.3. Kerangka Berfikir... 32

2.4. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN... 35

3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ... 35

3.2. Jenis Penelitian ... 35

3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 35

3.3.1. Populasi ... 35

3.3.2. Sampel ... 36

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel... 36

(15)

xv

3.8. Teknik Analisis Data ... 42

3.8.1. Statistik Deskriptif ... 43

3.8.2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3.8.3. Uji Ketepatan Model ... 46

3.8.4. Analisis Linier Berganda ... 47

3.8.5. Uji Statistik t... 48

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1. Gambaran Umum Penelitian ... 49

4.2. Pengujian dan Hasil Analisis Data ... 50

4.2.1.Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2.2.Uji Asumsi Klasik ... 52

4.2.3. Uji Ketepatan Model ... 58

4.2.4. Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.2.5. Uji Statistik t ... 62

4.3. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 63

BAB V PENUTUP ... 66

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3. Saran-saran ... 67

(16)
(17)

xvii

Tabel 3.1. Hasil Pemilihan Sampel ... 36

Tabel 3.2. Daftar Nama Perusahaan Sampel ... 37

Tabel 4.1. Hasil Penentuan Sampel ... 50

Tabel 4.2. Hasil Pengujian Statistik Deskriptif ... 51

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ... 53

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi ... 55

Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 56

Tabel 4.6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

Tabel 4.7. Uji Simultan (Uji F) ... 59

Tabel 4.8. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ... 60

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 61

Tabel 4.10. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t) ... 62

(18)

xviii

2012-2015 ... 2

(19)

xix

Lampiran 2 : Daftar Perusahaan Sampel ... 73

Lampiran 3 : Data Penelitian ... 74

Lampiran 4 : Hasil Regress Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik

Uji Ketepatan Model (Uji F, Koefisien Determinasi)

dan Uji statistik t ... 78

(20)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu

atau lebih asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh

pendapatan atau peningkatan atas nilai investasi awal (modal) yang bertujuan

untuk memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang

dapat diterima untuk tiap investor (Jogiyanto, 2000).

Menurut Ang (1997) dalam Savitri (2012) dan Gunawan, dkk (2012:1)

pasar modal sebagai tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai instrumen atau

sekuritas jangka panjang. Pasar modal mempunyai peran penting dalam

perekonomian suatu Negara, bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan

suatu Negara. Tujuan utama investasi di pasar modal adalah untuk menerima

dividen dan capital gain . Keduanya haruslah lebih besar atau paling tidak sama

dengan return yang dikehendaki stockholder.

Return menurut (Tandelilin, 2001:47) merupakan salah satu faktor yang

memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian

investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya. Return saham bagi

investor digunakan sebagai pembanding keuntungan sebenarnya dengan

keuntungan yang diharapkan pada tingkat pengembalian yang diinginkan di

berbagai investasi.

Salah satu sektor yang cukup diminati oleh para investor adalah sektor

(21)

perkembangan saham sektor ini dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Laporan indeks PMI Manufaktur Indonesia oleh Markit Economics dan HSBC 2

maret 2015 menunjukkan indeks PMI merosot ke level terendah sejak laporan

tersebut mulai disusun. Angka indeks jatuh ke 47.50 pada bulan Februari 2015

dari 48.50 di bulan Januari. Angka tersebut lebih rendah dari level rendah

sebelumnya, 47.60, yang tercatat di bulan desember 2014.

Gambar 1.1

Grafik Pertumbuhan Harga Saham Sektor Manufaktur Tahun 2012-2015

Sumber: Data Indeks PMI Manufaktur Indonesia Juli 2012-Februari 2015

Purchasing Managers Index atau yang dikenal juga sebagai indeks PMI,

adalah laporan ekonomi yang menarik kesimpulan dari survei bisnis, dan

mengindikasikan iklim bisnis di sebuah negara dalam satu sektor tertentu dalam

periode survei dilaksanakan. Dengan demikian, laporan indeks PMI Manufaktur

Indonesia menghadirkan laporan pendahuluan bagi perusahaan, ekonom, dan

analis, tentang kondisi sektor manufaktur di Indonesia. Indeks PMI disajikan

dalam skala 100 dan median 50, dimana angka dibawah 50 menunjukkan kondisi

(22)

Kondisi indeks PMI Manufaktur Indonesia yang telah berada dibawah

ambang 50 dalam lima bulan berturut-turut menunjukkan kontraksi berkelanjutan,

dan bahkan HSBC mencatat, kecepatannya agak terakselerasi. Output dan pesanan

baru (new orders) jatuh paling drastis sejak survei mulai diadakan. Inventori kerja

(backlogs) juga jatuh, dan ketenagakerjaan dipangkas lagi. Pemangkasan tenaga

kerja ini telah dicatat dalam tujuh laporan indeks PMI terakhir berturut-turut.

Hal ini disebabkan karena penguatan dolar AS terhadap rupiah

mengakibatkan harga barang impor terus meningkat, sehingga biaya input

produksi makin membumbung. Namun demikian, persaingan ketat

mengakibatkan perusahaan-perusahaan tak bisa membebankan seluruh kenaikan

tersebut kepada konsumen. Permintaan yang lemah, termasuk rendahnya pesanan

dari luar negeri, turut memperparah keadaan. Menghadapi tekanan dari berbagai

arah, perusahaan-perusahaan nampaknya memutuskan untuk memangkas

karyawan dan terjadinya fluktuasi pada harga saham.

Penguatan dolar AS mengakibatkan lemahnya kurs rupiah sehingga tidak

terlepas dari trend regional dan global. Penguatan dolar AS secara global menekan

nilai tukar mata uang negara-negara berkembang, sedangkan perlambatan di

beberapa bagian dunia seperti China, Jepang, dan Eropa, berimbas pada

menurunnya permintaan.

Setiap investor di pasar modal dituntut melakukan perencanaan yang

efektif, yang didasari pengoptimalan keseimbangan antara resiko dan jumlah

return yang diharapkan. Investor harus bersedia menerima return yang maksimal

(23)

minimal. Terdapat dua jenis return, yaitu return realisasi yang merupakan return

yang telah terealisasi, yang dianalisis dengan dasar data historis, dan return

ekspektasi merupakan return yang diharapkan terjadi di masa depan. (Carlo,

2014: 152).

Untuk itu, sebelum melakukan investasi, investor terlebih dahulu

mengamati dan menilai kinerja dari perusahaan yang akan dipilih. Investor tidak

pernah tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang

dilakukan, karena sebuah investasi memuat unsur ketidakpastian. Yang bisa

dilakukan adalah memperkirakan berapa keutungan yang diharapkan dari

investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya menyimpang

dari hasil yang diharapkan (Husnan, 1998).

Namun seringkali investor mengabaikan analisis mengenai kinerja dari

perusahaan tersebut. investor lebih cenderung melihat langsung kepada fluktuasi

harga saham dari perusahaan. Para investor menginginkan tingkat pengembalian

(return) yang tinggi atas investasi yang dilakukan. Return yang diterima oleh para

investor diberikan oleh perusahaan dalam bentuk dividen yang ditentukan

berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

RUPS akan menetapkan jumlah dividen yang dibagikan sesuai dengan

kondisi likuiditas dan rencana penggunaan kas dimasa yang akan datang. Tujuan

perusahaan tidak hanya menginginkan laba yang tinggi, tetapi juga kelangsungan

hidup dari perusahaan itu sendiri, bagaimana perusahaan bisa menyesuaikan

(24)

Menurut Jogiyanto (2014: 280) menyatakan dengan adanya ketidakpastian

(uncertainty) return yang diperoleh investor, berarti investor akan memperoleh

return dimasa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Sehingga dengan

adanya ketidakpastian return yang diperoleh investor dan besarnya fluktuasi

return dari tahun ke tahun, jadi return yang diperoleh investor tidak selalu tinggi

dengan tingkat risiko yang rendah.

Menurut Mayfi, Fathimah dan Rudianto (2014:349), untuk memprediksi

return saham banyak faktor internal yang dapat digunakan sebagai parameter.

Terdapat beberapa rasio keuangan yang dapat mencerminkan kondisi keuangan

dan kinerja suatu perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan seperti laba

akuntansi, return on assets dan return on equity.

Informasi yang digunakan untuk menilai perusahaan adalah laporan

keuangan. Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi tentang posisi

keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan

ekonomi. Laporan keuangan merupakan pertanggung jawaban manajemen atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan (Yocelyn dan Christiawan, 2012:83)

Perhatian utama investor dan kreditor sebagai parameter kinerja

perusahaan adalah laba. Laba akuntansi didefinisikan sebagai kenaikan manfaat

ekonomi dalam bentuk penurunan kewajiban atau penambahan aktiva yang

menyebabkan ekuitas meningkat selama periode akuntansi bukan berasal dari

(25)

kemampuan laba dan memprediksi risiko dalam investasi dan kredit selain untuk

menilai kinerja (Yocelyn dan Christiawan, 2012:84).

Menurut Ulupui (2006) dalam Rufaida (2015) dari hasil analis tersebut

investor dapat menentukan apakah investasi yang di lakukan tepat pada

perusahaan yang dapat memberikan keuntungan (return) yang mereka inginkan.

Salah satu teknik yang dapat dilakukan oleh para investor yaitu dengan melakukan

analisis laporan keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.

Rasio keuangan dapat mempengaruhi return saham. Analisis rasio keuangan

dengan menggunakan rasio-rasio keuangan berguna untuk mengindikasikan

kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan.

Konsep return menurut Ang (1997) dalam Eka (2016:236) adalah tingkat

keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya.

Return saham merupakan income yang diperoleh oleh pemegang saham sebagai

hasil dari investasinya di perusahaan tertentu. ROA mengukur kemampuan

mengasilkan laba dari total aktiva yang digunakan. Setiap perusahaan berusaha

agar nilai dari ROA mereka tinggi.

Dalam Hanafi dan Halim (2004) disebutkan bahwa ROA

memperhitungkan kemampuan perusahaan menghasilkan suatu laba terlepas dari

pendanaan yang dipakai. Dengan kata lain ROA termasuk dalam proksi

profitabilitas. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dari aktiva yang digunakan perusahaan dalam suatu periode.

Menurut Arista (2012:4) dimana semakin besar nilai dari ROA itu berarti

(26)

dengan meningkatnya nilai ROA profitabilitas dari perusahaan semakin

meningkat. Hal ini membuat investor menjadi tertarik untuk membeli saham

perusahaan serta berdampak pada harga saham yang semakin meningkat dan

diikuti dengan tingkat pengembalian return saham yang tinggi.

Menurut Widodo (2007) dalam Rufaida (2015) apabila suatu perusahaan

dalam kegiatan operasionalnya selalu efisien dalam menggunakan modal sendiri

untuk menghasilkan keuntungan maka perusahaan tersebut mampu memberikan

harapan tingkat kenaikan return saham. Dan saham perusahaan tersebut akan

selalu diinginkan oleh investor lain untuk dibeli.

Return On Equity (ROE) semakin tinggi dinyatakan memberikan dampak

positif dapat memberikan prospek yang baik dimasa yang akan datang. Sedangkan

apabila Return On Equity (ROE) mengalami penurunan maka reaksi pasar bagi

para investor yang akan melakukan investasi akan mengalami akan semakin

rendah.

Penelitian-penelitian dibidang pasar modal telah banyak dilakukan

diantaranya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari banyak

penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-variabel yang

dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara penelitian terdahulu

yang memberikan kesimpulan berbeda antara lain :

Penelitian Amir and Haghiri (2012), tentang the investigation of effective

factors on stock return with emphasis on ROA and ROE ratios in tehran stock exchange (TSE). Peneliti menggunakan data time series dan hasil dari penelitian

(27)

ini menunjukkan bahwa ROE berpengaruh signifikan terhadap return saham dan

ROA juga berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Penelitian Haryanto (2012), tentang pengaruh relevansi laba akuntansi

terhadap return saham dengan risiko perusahaan dan leverage sebagai variabel

pemoderasi. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi

atas laporan keuangan industri manufaktur di BEI tahun 2008-2010. Hasilnya

menunjukkan bahwa laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham

karena krisis keuangan terjadi ketika dilakukannya penelitian.

Penelitian Ali (1994) dalam Hermawan (2012) menguji kandungan

informasi dari laba, modal kerja operasi, dan arus kas dengan model regresi linear

dan nonlinear.memiliki hasil yang sama dengan penelitian yang di hasilkan oleh

Hermawan (2012) tentang dampak pemoderasian komponen arus kas terhadap

hubungan laba akuntansi dengan return saham. Hasil dari penelitian ini adalah

Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Penelitian Rufaida (2015) tentang pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan

rasio pasar terhadap return saham. Menyatakan bahwa Return On Asset (ROA),

tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham.sedangkan Return On Equity

(ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return saham.

Penelitian Eka (2016) tentang pengaruh return on asset (ROA), net profit

margin (NPM), dan earning per share (EPS) terhadap return saham perusahaan

makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode

2010-2014). Hasil penelitian ini menunjukka bahwa Return On Asset (ROA) memiliki

(28)

Penelitian Amelia dan Sampurno (2012) tentang Analisis Pengaruh ROA,

EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan

perusahaan pada industri real estate and property di BEI. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham. Penelitian Hidyat (2009) dan Susilowati (2011) tentang pengaruh

rasio keuangan terhadap return saham. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek

Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Penilitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amir and

Haghiri (2012), perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan

menambahkan laba akuntansi sebagai variabel independen dan periode penelitian

dari tahun 2012-2015.

Penelitian ini mengacu berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengungkap penelitian ini untuk dikaji lebih lanjut tentang “Analisis Pengaruh

Laba Akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity(ROE) Terhadap

Return Saham (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2012 - 2015).

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat

diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut:

1. Adanya dampak ekonomi makro seperti nilai tukar mata uang dolar terhadap

(29)

2. Ketidakpastian return saham yang diperoleh investor dan besarnya fluktuasi

return dari tahun ketahun yang mengakibatkan return yang diperoleh

investor tidak selalu tinggi dengan tingkat resiko yang rendah.

3. Diduga adanya faktor yang mempengaruhi return saham, seperti laba

akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah ini dibuat agar penelitian tidak menyimpang dari arah dan

sasaran penelitian, serta dapat diketahui sejauh mana hasil penelitian dapat

dimanfaatkan. Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini hanya menggunakan faktor yang mempengaruhi return saham

seperti laba akuntansi, Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE).

1.4. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2012-2015 ?

2. Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2012-2015?

3. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

(30)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh Laba akuntansi terhadap return saham pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2012-2015.

2. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2012-2015.

3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap return

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Tahun 2012-2015.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut:

1. Bagi para investor, khususnya investor yang akan menginvestasikan

uangnya ke perusahaan, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan untuk memilih perusahaan yang benar-benar memberikan return

yang tinggi dan memberikan informasi yang terkait dengan informasi

perusahaan secara terbuka atau transparan.

2. Bagi Penulis, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam melakukan

(31)

3. Bagi pihak pihak lain, khususnya mahasiswa/i hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, khususnya

dibidang pasar modal tentang kaitannya dengan akuntansi syariah.

1.7. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terlampir

1.8. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan hasil penelitian ini, penulis membagi pembahasan dalam

lima bab. Pada setiap bab terdiri atas beberapa sub bab sebagai penjelasan yangs

berkorelasi dengan bab tersebut. Untuk lebih jelasnya penulis uraikan sistematika

penulisan hasil penelitian ini sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Jadwal Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian tentang teori-teori umum yang relevan dengan

penelitian yaitu tentang Pasar Modal, Laba akuntansi, Return On

Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return saham, Event Study

dan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu bab ini

juga memuat tentang Penelitian Terdahulu dan Kerangka Pemikiran

(32)

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang Waktu dan Wilayah Penelitian, Jenis

Penelitian, Data (Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan

Sampel) dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Variable

Penelitian, Definisi Operasional serta Teknik Analisis Data.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang Gambaran Umum Penelitian, Pengujian

dan Hasil Anailsis Data serta Pembahasan Hasil Analisis data

(Pembuktian Hipotesisi).

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi uraian tentang Kesimpulan, Keterbatasn Penelitian dan

Saran.

DAFTAR PUSTAKA

(33)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Teori

2.1.1. Teori yang Berhubungan dengan Informasi

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Winarsih et al (2014: 4)

menjelaskan hubungan agensi terjadi ketika satu orang atau lebih (principal)

mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan kemudian

mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan. Dalam sebuah perusahaan,

teori agensi ini terimplementasi dalam hubungan antara pemilik saham dengan

manajer. Pemilik saham (principal) memberikan wewenang kepada manajer

(agen) untuk mengelola perusahaan agar menghasilkan kinerja dan return yang

baik bagi pemilik saham.

Menurut Arifin (2003) dalam Hidayanti (2013:10), masalah agensi tidak

hanya terjadi antara prinsipal dan manajemen, tetapi juga dapat terjadi antara

pemegang saham besar (mayoritas) dan pemegang saham minoritas. Jika ada

kepemilikan saham minoritas dalam perusahaan, maka akan timbul masalah

agensi baru, yaitu adanya konflik antara pemilik saham mayoritas dengan pemilik

saham minoritas.

Agency theory mengasumsikan bahwa setiap manusia memiliki sifat egois

yaitu mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham akan fokus pada

peningkatan nilai sahamnya sedangkan manajer fokus pada pemenuhan

(34)

psikologisnya. Adanya benturan kepentingan antara keduanya inilah yang memicu

munculnya agency theory (Hidayanti, 2013).

Konflik antara pemilik perusahaan dengan manajemen dapat berdampak

kepada permasalahan kepada pemerintah, salah satunya adalah penghindaran

pajak. Manajemen yang cenderung ingin meningkatkan keuntungan perusahaan

atau laba bersihnya akan menggunakan banyak cara, salah satunya agresivitas

pajak dan hal ini terjadi karena pemisahan antara kepemilikan dan manajemen

(Desai dan Dharmapala, 2007 dalam Purwanggono 2015: 22).

2. Teori Sinyal (Teory Signaling)

Teori signalling menurut Mengginson dalam Jogiyanto (2005)

menyatakan bahwa perusahaan perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja

akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat

membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk .Agar sinyal tersebut

efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak

mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk.

Menurut Suwardjono (2005), teori sinyal berakar pada teori akuntansi

pragmatik yangmemusatkan perhatiannya kepada pengaruh informasi terhadap

perubahan perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan

sinyal adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini

nantinya dapat mempengaruhi naik turunnya harga sekuritas perusahaan emiten

(35)

2.1.2. Pasar Modal

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

(sekuritas) jangka panjang yang bias diperjual belikan baik dalam bentuk hutang

maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan

swasta (Husnan, 1998:3).

Pasar modal (capital market) adalah suatu perusahaan abstrak yang

mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi mempunyai

kepentingan untuk saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan pihak yang

membutuhkan dana (emiten), dengan kata lain pasar modal adalah tempat (dalam

pengertian abstrak) bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka

menengah dan jangka panjang (Bambang, 1995:164).

Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, 2000: 15) yaitu:

1. Pasar Perdana (Primary Market)

Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual di pasar ini.

Surat berharga yang baru dikeluarkan dapat berupa penawaran perdana ke

publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah go public.

2. Pasar Sekunder (Secondary Market)

Surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar ini ditentukan

oleh permintaan dan penawaran.

2. Pasar Ketiga (Third Market)

Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar

sekunder tutup. Pasar ini dijalankan oleh broker yang mempertemukan

(36)

3. Pasar Keempat (Fourt Market)

Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan oleh institusi yang

berkapasitas besar untuk menghindari komisi broker.

2.1.3. Return Saham

Dalam melakukan investasi di pasar modal, tujuan utama yang ingin

dicapai oleh investor adalah memaksimalkan return. Return saham merupakan

komponen utama yang selalu ingin dipertimbangkan oleh para investor yang

dilihat dengan berbagai cara, salah satunya dengan melihat laporan keuangan dan

menganalisis rasio-rasio yang berpengaruh terhadp return saham.

Menurut Yocelyn dan Christiawan (2012), return saham merupakan

pendapatan yang berhak diperoleh investor karena menginvestasikan dananya.

Return saham merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari

investasi surat berharga saham. Return saham bagi investor digunakan sebagai

pembanding keuntungan sebenarnya dengan keuntungan yang diharapkan pada

tingkat pengembalian yang diinginkan di berbagai investasi.

Menurut Samsul (2006:291), return saham adalah pendapatan dari modal

awal investasi yang dinyatakan dalam persentase. Return dari suatu investasi

tergantung dari instrumen investasi yang dibelinya. Misalnya investasi dalam

saham, saham tidak menjanjikan suatu return yang pasti bagi para pemodal

namun beberapa komponen return pada saham yang yang memungkinkan

pemodal meraih keuntungan adalah deviden, saham bonus, dan capital gain.

Saham merupakan sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik

(37)

oleh pemegangnya, serta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar

bursa. Saham juga dapat didefinisikan sebagai tanda kepemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan (Mayfi, dkk, 2014:349).

Return saham merupakan kelebihan harga jual saham diatas harga belinya.

Semakin tinggi harga jual saham di atas harga belinya, maka semakin tinggi pula

return yang akan diperoleh investor (Arista dan Astohar, 2012: 2). Return saham

dapat juga diartikan sebagai tingkat kembalian keuntungan yang dinikmati oleh

pemodal atas suatu investasi, tanpa adanya keuntungan yang dapat dinikmati

tentunya pemodal tidak akan melakukan investasi (Farkhan dan Ika, 2012:7).

Setiap investasi yang dilakukan dalam jangka pendek maupun jangka

panjang mempunyai tujuan utama untuk mendapatkan keuntungan berupa return,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara sederhana investasi dapat

diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu

aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau

peningkatan nilai investasi (Evendy dan Isynuwardhana, 2015: 175). Bagi para

investor, tingkat return ini menjadi faktor utama yang dipertimbangkan dalam

investasi, karena return adalah hasil yang diperoleh dari suatu investasi (Daniel,

2015: 866)

Menurut Jogiyanto (2009:109), return saham adalah besarnya persentase

nilai pendapatan yang diperoleh melalui adanya suatu kegiatan investasi.

Pendapatan dalam investasi saham ini meliputi keuntungan jual beli saham,

(38)

loss. Return saham dibedakan menjadi dua yakni return realisasi (realized return)

dan return ekspektasi (expected return).

Sedangkan faktor eksternal meliputi pengaruh kebijakan moneter dan

fiskal, perkembangan sektor industri, faktor ekonomi dan sebagainya. Apabila

harga saham sekarang lebih tinggi dari harga sebelumnya maka hal ini berarti

terjadi keuntungan modal (capital gain) dan return yang diterima bernilai positif,

begitu pula sebaliknya apabila harga saham sekarang lebih rendah dari harga

sebelumnya maka hal ini berarti terjadi kerugian (capital loss) dan return yang

diterima bernilai negatif.

Return saham diturunkan dari perubahan harga saham, return merupakan

hasil yang diperoleh dari investasi. Pada penelitian ini return yang dihitung

merupakan return tahunan yang diperoleh dari selisih antara harga penutupan

dengan harga awal dibagi dengan harga saham awal. Apabila harga saham

sekarang lebih tinggi dari harga sebelumnya (Pit-1) ini berarti terjadi keuntungan

modal (capital gain). Jika sebaliknya harga sekarang lebih rendah dari harga

sebelumnya, maka ini terjadi kerugian modal (capital loss).

Semakin tinggi harga saham, maka semakin menunjukkan bahwa saham

tersebut semakin diminati investor karena dengan semakin tinggi harga saham

akan memberikan keuntungan. Menurut Abdul (2003), return dibedakan menjadi

dua yaitu:

1. Return yang telah terjadi (actual return) dihitung berdasarkan data historis.

2. Return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang (expected

(39)

investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya

sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Menurut Scott (1997) dalam Tan (2002), return saham merupakan total

kerugian atau keuntungan yang dialami oleh investor dalam suatu periode waktu.

Pengembalian yang diterima oleh investor dapat berupa capital gain (loss).

abnormal return merupakan respon dari investor terhadap pengumuman laba

perusahaan.

Husnan (1998) membedakan pendapatan saham menjadi dua yaitu

pendapatan dalam bentuk saham dan capital gain yang merupakan selisih antara

harga jual dengan harga beli. Dalam teori portofolio mensyaratkan bahwa apabila

risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham meningkat maka saham

tersebut akan memperoleh return saham yang besar. Jadi terdapat hubungan yang

positif antara risiko dan return saham.

Return terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto.2014:264-265):

Return Total = Capital gain (loss) + yield

Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif

dengan harga periode lalu (Jogiyanto.2014:264-265):

Keterangan:

Pt = Harga saham periode sekarang

(40)

Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga

investasi periode tertentu dari suatu investasi, dan untuk saham biasa dimana

pembayaran periodik sebesar Dt rupiah per lembar, maka yield dapat dituliskan

sebagai berikut (Jogiyanto.2014:264-265):

Keterangan :

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dirumuskan sebagai:

Keterangan :

Pt = Harga saham sekarang

Pt -1 = Harga saham periode sebelumnya

Dt = Dividen kas yang dibayarkan

Namun mengingat tidak selamanya perusahaan membagikan dividen kas

secara periodik kepada pemegang sahamnya, besarnya actual return dapat

dihitung dengan rumus, (Jogiyanto, 2014:264-265. Tan, 2002. dan Mulyani dkk,

2007. dalam Haryanto, 2012):

Keterangan

(41)

Pit = Harga penutupan saham i pada periode t

Pit-1 = Harga saham i pada periode t sebelumnya

2.1.4. Laba Akuntansi

Menurut Naimah (2000) dalam Adhitya (2016), tujuan laporan keuangan

adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

perusahaan, serta perubahan posisi keuangan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Oleh karena itu, agar

informasi laporan keuangan bermanfaat untuk pedoman membuat keputusan

investasi, kredit, dan keputusan lain yang sejenis maka informasi tersebut harus

memiliki relevansi.

Menurut Lev dan Zarowin (1999) dalam Adhitya (2016), nilai relevansi

menggambarkan kegunaan informasi laporan keuangan bagi pelaku pasar relatif

terhadap seluruh informasi yang digunakan oleh pelaku pasar pada pasar modal

dan komponen penting dalam laporan keuangan yang seringkali dijadikan sebagai

alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan adalah nilai laba dan nilai buku.

Laba seperti yang dijelaskan dalam Statement of Financial Concept adalah

pengertian yang sama dengan laba bersih (net income) yang berlaku dalam

praktek saat ini, yaitu semua laba bersih (net income) untuk satu periode (FASB,

1984 dalam Chariri dan Ghozali, 2000). Meski demikian, FASB membedakan

konsep laba dengan laba bersih (net income). Laba bersih sebelum akun-akun luar

biasa (extra ordinary accounts) selama satu tahun buku tercantum dalam laporan

(42)

Menurut APB Opinion No. 9 dalam Chariri dan Ghozali (2000), Extra

ordinary accounts atau items adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki

pengaruh material dan diharapkan jarang terjadi serta tidak berasal dari faktor

yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal perusahaan. Definisi

tersebut tidak banyak dikritik bersifat ambigous. Akhirnya, dikeluarkan APB

Opinion No. 30 “ Th f O ” pada tahun 1973 yang

menyebutkan bahwa elemen laporan keuangan dikatakan sebagai extra ordinary

item jika memenuhi dua syarat berikut ini:

1. Tidak umum (unusual), artinya peristiwa atau transaksi yang mendasari

elemen tersebut harus memiliki tingkat abnormal yang tinggi dan tidak

berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan yang berlangsung

terus-menerus, sesuai dengan kondisi lingkungan tempat perusahaan

menjalankan kegiatan.

2. Jarang terjadi (infrequency of ocurrence), artinya peristiwa atau transaksi

yang mendasari elemen tersebut merupakan tipe transaksi yang diharapkan

jarang terjadi di masa mendatang, sesuai dengan kondisi lingkungan

tempat perusahaan menjalankan kegiatannya.

Peristiwa atau transaksi di atas tidak termasuk kegiatan yang berkaitan

dengan penghapusan piutang, persediaan, aktiva yang disewa pihak lain, cost riset

dan pengembangan tangguhan, intangible asset, untung atau rugi transaksi dalam

mata uang asing, untung atau rugi penghentian segmen bisnis, untung atau rugi

(43)

menentukan bahwa beberapa untung dan rugi luar biasa dapat diakui dari transaksi

tertentu, misalnya:

1. Untung atau rugi pelunasan hutang diakui sebagai pos luar biasa (FASB

statement No. 4 dalam Chariri dan Ghozali, 2000).

2. Untung rekonstruksi hutang diakui sebagai pos luar biasa dalam laporan laba

rugi debitur (FASB Statement No. 15 dalam Chariri dan Ghozali, 2000).

Laba tidak termasuk pengaruh kumulatif dari penyesuaian akuntansi

periode sebelumnya yang diakui pada periode sekarang ini. Gantyowati (2001)

menjelaskan bahwa laba adalah laba akuntansi yang terdapat dalam laporan laba

rugi.

Sedangkan menurut Chariri dan Ghozali (2000), laba dari current

operating concept disebut dengan laba periode sedangkan laba yang

penyusunannya mengunakan konsep all-inclusive disebut sebagai laba

komprehensif atau hampir sama dengan laba bersih (net income). Konsep laba

periode dimaksudkan untuk mengukur efisiensi suatu perusahaan. Efisiensi

berhubungan dengan penggunaan sumber-sumber ekonomi perusahaan untuk

memperoleh laba. Ukuran efisiensi umumnya dilakukan dengan membandingkan

laba periode berjalan dengan laba periode sebelumnya atau dengan laba

perusahaan lain pada industri yang sama.

Konsep laba periode memusatkan pada laba operasi periode berjalan yang

berasal dari kegiatan normal perusahaan. Oleh karena itu, yang termasuk elemen

laba adalah peristiwa atau perubahan nilai yang dapat dikendalikan manajemen

(44)

periode sebelumnya tidak menunjukkan efisiensi manajemen periode berjalan.

Kesalahan tersebut merupakan ukuran untuk menilai efisiensi manajemen periode

sebelumnya.

Menurut praktik akuntansi konvensional, beberapa pengaruh kumulatif

akibat perubahan akuntansi dimasukkan dalam perhitungan laba-rugi periode

terjadi perubahan. Laba periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif perubahan

akuntansi tersebut. Jadi, yang menjadi penentu laba periode adalah pendapatan,

biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode berjalan, (Chariri

dan Ghozali, 2000).

Laba akuntansi harus mengukur kegiatan demi kemajuan yang dicapai

secara periodik dari waktu ke waktu menuju kearah tujuan utamanya. Ukuran

akuntansi tentang laba harus mengakui dalil ekonomi tentang better-offnes, tetapi

harus secara khusus diarahkan kepada keberhasilan perusahaan dalam

menggunakan kas untuk mendapatkan kas yang lebih banyak.

Dengan pengertian lebih lengkap maka laba ekonomi dan akuntansi

sebagai alat ukur better-offness akan dapat ditentukan dan akan menghasilkan

angka yang sama. Dengan pengetahuan tersebut, laba suatu periode merupakan

perubahan dari present value atas kas yang akan datang didiskontokan dengan

tingkat bunga tertentu (Harahap, 2002).

Sedangkan didalam laba akuntansi menurut Belkauoi (1997) dalam Jodi

(2011), adalah perbedaan antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari

transaksi periode tersebut dengan biaya historis yang sepadan dengannya. Konsep

(45)

dalam prosedur penentuan laba atau rugi periodik, akuntansi menyajikan

informasi secara terperinci tentang berbagai hal yang mempengaruhi besar

kecilnya laba rugi tersebut.

Unsur yang menjadi bagian pembentukan laba adalah pendapatan dan

biaya. Dengan mengelompokkan unsur pendapatan dan biaya akan dapat

diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda-beda antara laba kotor dan laba

bersih sebelum pajak. Laba akuntansi merupakan laba yang ditimbulkan dari

proses laporan keuangan yaitu merupakan selisih dari hasil penjualan setelah

dikurangi dengan harga pokok dan biaya-biaya operasi perusahaan termasuk biaya

penyusutan dan amortisasi.

Laba akuntansi menurut Almilia dan Sulistyowati (2007) dalam haryanto

(2012) adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discontinued

operation. Variabel ini diproksikan dengan laba akuntansi per saham dengan

perhitungan sebagai berikut, (Almilia dan Sulistyowati. 2007; Halim 2003):

Keterangan :

Laba akuntansi didapatkan dari laba operasi, dimana laba operasi

merupakan perhitungan dari rumus (Almilia dan Sulistyowati. 2007; Halim 2003): − ya operasi

2.1.5. Return On Asset (ROA)

Menurut Munawir (2004), profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan

(46)

tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi

suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bias menilainya.

Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas

mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh

dari penjualan dan investasi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi

berarti memiliki laba yang besar. Pada penelitian ini rasio profitabilitas di

intepretasikan sebagai rasio Return On Asset (ROA). Return On Asset

menggambarkan sejauh mana kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan

bias menghasilkan laba (Tandelilin, 2001: 240).

Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Rufaida (2015), Return On

Asset (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas yang dapat diperoleh dengan

menghitung berdasarkan pada perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap

total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Return On Asset (ROA) mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan

setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Secara

matematis Return On Asset (ROA) dirumuskan sebagai berikut (Hanafi dan

Halim. 2004:155-169; Sutrisno. 2012:222; Dendawijaya. 2000:121):

O

(47)

2.1.6. Return On Equity (ROE)

Menurut Hanafi dan Halim, (2004) Return On Equity (ROE) termasuk

salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modalnya sendiri. Return On

Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

dari modal yang digunakan oleh perusahaan. Perhitungan angka tersebut

menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang

saham. Rasio Return On Equity (ROE) dapat dihitung sebagai berikut (Hanafi dan

Halim. 2004:175-183; Sutrisno. 2012:223):

O

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan terkait penelitian ini

(48)

Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relevan Variabel Peneliti, Metode

dan Sampel

Hasil Penelitian Saran Penelitian

Relevansi laba akuntansi terhadap return saham dengan risiko perusahaan dan leverage sebagai variabel pemoderasi Haryanto (2012), metode regresi linier, Sampel 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2010. Laba akuntansi tidak berpengaruh terhadap return saham. Risiko sistematis perusahaan sebagai variabel pemoderasi secara signifikan memperlemah pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap return saham. Leverage sebagai variabel pemoderasi tidak mampu menjelaskan pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap return saham. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Penggunaan objek penelitian selain industri manufaktur untuk melihat pengaruh relevansi laba akuntansi

terhadap return saham pada jenis industri lainnya.

b. Menambahkan beberapa variabel moderasi lainnya, c. Menggunakan periode non krisis untuk penelitian sehingga pengaruh relevansi laba akuntansi terhadap harga saham dapat lebih terlihat. Laba akuntansi, modal kerja operasi, dan arus kas terhadap return saham dengan model regresi linear dan nonlinear Hermawan (2012), metode regresi linier, Sampel 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005 Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham menggunakan sampel seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan periode penelitian yang lebih panjang agar

hasil penelitian dapat digeneralisasi

(49)

Lanjutan Tabel 2.1

Variabel Peneliti, Metode dan Sampel

Hasil Penelitian Saran Penelitian

pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan rasio pasar terhadap return saham Rufaida (2015), metode regresi linier, sampel 42 perusahaan property dan real estate di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011 – 2013 Return On Asset (ROA), tidak berpengaruh signifikan terhadap Return saham.sedangkan Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap Return saham. peneliti selanjutnya dapat menggunakan variabel lain

yang dapat juga berpengaruh terhadap return saham. pengaruh return on asset (ROA), net profit margin (NPM), dan earning per share (EPS) terhadap return saham Ferdinan (2016), metode regresi linier, sampel 8 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (periode 2010-2014). Hasil yang diperoleh bahwa Return On Asset (ROA)memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap Return Saham. Return On Asset (ROA) periode sebelumnya juga memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Return Saham.

Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain

yang dapat juga berpengaruh terhadap

return saham dan menambah periode pengamatan. the investigation of effective factors on stock return with emphasis on ROA and ROE ratios in tehran stock exchange (TSE). Amir and Soleyman Haghiri (2012) metode regresi, sampel 20 perusahaan manufaktur di Tehran stock exchange (TSE) (periode 2003-2008)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE dan ROA berpengaruh terhadap return saham. Penelitian selanjutnya menggunakan periode pengamatan lebih panjang agar hasilnya lebih baik.

(50)

Lanjutan Tabel 2.1

Variabel Peneliti, Metode dan Sampel

Hasil Penelitian Saran Penelitian

Analisis Pengaruh ROA, EPS, NPM, DER dan PBV terhadap return saham. Amelia dan Sampurno (2012), metode regresi, sampel 50 perusahaan pada industri

real estate and property di BEI,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

return saham.

Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham, misalnya Return On Equity, Price Earning Ratio, Growth Profit,

Current Ratio dan

Operating Income. Selain itu

menambahkan jumlah sampel dalam waktu pengamatan. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Hidyat (2009), metode regresi, sampel Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Susilowati dan Turyanto (2011), metode regresi, sampel Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih mendalam lagi, mungkin ada hal-hal atau faktor lain atau variabel lain yang perlu diperhatikan terutama yang terkait dengan return saham.

(51)

2.3. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori dan penelitian terdahulu, serta untuk pengembangan

hipotesis, maka untuk menggambarkan hubungan dari variabel independen dan

variabel dependen dalam penelitian kali ini dikemukakan suatu kerangka

pemikiran teoritis yaitu mengenai Analisis Pengaruh Laba Akuntansi, Return On

Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham. Kerangka

pemikiran ditunjukkan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

2.4. Hipotesis

1. Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Return Saham

Gu (2002) dalam Almilia dan Sulistyowati (2007) mendefinisikan

relevansi sebagai kemampuan menjelaskan (explanatory power) informasi

akuntansi terhadap harga atau return saham. Pengujian relevansi nilai dilakukan

dengan cara menguji laba akuntansi dengan menggunakan R2 dari model harga

sebagai pengukur relevansi nilai. Laba Akuntansi Return saham ROA ROE H1 H3 H2

(52)

Laba akuntansi atau laba dilaporkan ditentukan berdasarkan konsep

akuntansi akrual. Laba akuntansi dikatakan relevan jika angka laba tersebut

mampu mencerminkan perubahan return saham yang terdapat pada pasar

sehingga hal itu menyatakan bahwa laba akuntansi tersebut mempunyai informasi

yang berguna bagi investor. Informasi tersebut menyebabkan investor bereaksi

dan menyebabkan perubahan return saham.

Semakin nilai tinggi laba akuntansi, maka akan menimbulkan reaksi

positif dari pasar (return saham meningkat) karena dianggap perusahaan tersebut

mempunyai kinerja yang baik dan mampu memberikan return yang baik pula

kepada investor (Almilia dan Sulistyowati, 2007; Tan, 2002). Berdasarkan uraian

di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham.

2. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham

Menurut Munawir (2004), profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan

perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi

suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bias menilainya.

Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Rasio profitabilitas

mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh

dari penjualan dan investasi. Perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi

(53)

intepretasikan sebagai rasio Return On Asset (ROA). ROA menggambarkan

sejauh mana kemampuan asset-asset yang dimiliki perusahaan bias menghasilkan

laba (Tandelilin, 2001: 240).

Menurut Brigham dan Houston (2011) dalam Rufaida (2015), Return On

Asset (ROA) termasuk salah satu rasio profitabilitas yang dapat diperoleh dengan

menghitung berdasarkan pada perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap

total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return On Asset (ROA) mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan total

aset yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H2 : Return On Asset berpengaruh signifikan terhadap Return saham

3. Pengaruh Return On Equity terhadap Return Saham

Menurut Hanafi dan Halim, (2004) Return On Equity (ROE) termasuk

salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan

untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modalnya sendiri. Return On

Equity (ROE) mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

dari modal yang digunakan oleh perusahaan. Perhitungan angka tersebut

menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang

saham. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan

sebagai berikut:

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN 1.1. Waktu dan Wilayah Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari penyusunan usulan

penelitian sampai terlaksana laporan penelitian, yakni dari bulan Februari 2015

sampai selesai. Penelitian ini dilakukan pada seluruh perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.

1.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala

numerik (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik

(Indriantoro dan Supomo, 2012: 12). data ini dalam kategori data time series yang

diambil dalam periode tahun 2012 sampai dengan 2015. Penelitian ini

dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, Return On Assets

(ROA)dan Return On Equity (ROE) terhadap return sahampada perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.

1.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1.3.1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2014: 115). Populasi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di

(55)

1.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 120). Sampel adalah suatu prosedur

pengambilan data yang hanya sebagian populasi saja yang diambil dan digunakan

untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Sofiyan,

2013: 30). Ukuran sampel yang layak dalam penelitian ini menurut Sugiyono

(2012: 133) adalah antara 30 sampai dengan 500. Pemilihan sampel penelitian

didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive

sampling. Sampel dalam penelitian ini diperoleh 33 perusahaan selama periode

pengamatan 2012-2015.

Tabel 3.1

Hasil Pemilihan Sampel

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar

(listing) di BEI tahun 2012-2015

135

2 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2012-2015

(80)

3 Perusahaan yang tidak menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan keuangannya selama tahun 2012-2015

(22)

4 Total sampel penelitian 33

Sumber : Data diolah 2016

1.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan

sampel yang akan digunakan dalam penelitian (Sugiyono, 2012: 73). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling, dengan

(56)

(Jogiyanto, 2011: 79). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di BEI tahun 2012-2015.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan tahunan dan laporan keuangan selama

tahun 2012-2015 yang dapat diakses dari situs BEI (www.idx.co.id) dan

memiliki data lengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3. Perusahaan yang menggunakan satuan nilai rupiah dalam laporan

keuangannya.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka peneliti menemukan

33 perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel, yaitu:

Tabel 3.2

Daftar Nama Perusahaan Sampel

No. KODE Nama Perusahaan

1 ADES Akasha Wira International Tbk 2 AKPI Argha Karya Prima Ind. Tbk

3 AMFG PT Asahimas Flat Glass Indonesia Tbk 4 ASII PT Astra Internasional Tbk

5 BATA Sepatu Bata Tbk

6 BUDI PT Budi Starch & Sweetener Tbk 7 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk 8 DLTA Delta Djakarta Tbk

9 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk 10 GGRM Gudang Garam Tbk

11 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 12 IGAR Champion Pasifik Indonesia Tbk 13 INAI Indal Aluminium Industry Tbk 14 INCI Intanwijaya Internasional Tbk 15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 16 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 17 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk 18 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 19 KLBF Kalbe Farma Tbk

20 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk 21 LMSH Lionmesh Prima Tbk

(57)

Lanjutan tabel 3.2

22 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk 23 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk 24 SMGR Semen gresik Tbk

25 SRSN PT Indo Acidatama Tbk 26 STAR Star Petrcohem Tbk 27 TCID Mandom Indonesia Tbk 28 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk 29 TRIS Trisula International Tbk 30 TRST Trias Sentosa Tbk

31 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk 32 UNIT PT Nusantara Inti Corpora Tbk 33 UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber : www.idx.co.id diolah

1.4. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan merupakan data

kuantitatif. Sedangkan sumber data yang digunakan merupakan jenis data

sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara (diperoleh dicatat pihak lain).

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan

keuangan tahunan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun

2012-2015, yang didokumentasikan dalam www.idx.co.id serta sumber lain yang

relevan. Data yang diambil berupa data time series pada periode 2014 dan 2015,

artinya bahwa pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber informasi

perusahaan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2015.

1.5. Teknik Pengumpulan Data

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Berfikir
Tabel 4.3  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.3  Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.4  Hasil Uji Autokorelasi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Perbaikan dan Penggantian Instalasi Saluran Udara (Ducting)

Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan dalam menguji performa kolektor surya tipe parabollic trough sebagai pengganti sumber pemanas pada generator sistem

Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen hijau klorofil.Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang berperan

algae bio - mass with a hybrid process of algae biomass–silica coated MNPs that are formed by a sol–gel simultaneous process followed by coating with MNPs has

Adanya peraturan daerah yang mengatur tentang standart baku mutu air limbah yang diperbolehkan untuk dibuang ke badan air membuat industri – industri di Indonesia melakukan

Sebagai kelanjutan dari mengembangkan radiobertanda bleomycin menggunakan berbagai radioisotop untuk terapi atau diagnostik [7,8], maka pada penelitian ini

dari aspek ini, penelitian ini diharapkan dapat dipakai untuk menguji keberlakuan teori-teori yang diperoleh dalam Administrasi Pendidikan pada