• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tingkat Asupan Energi dan Durasi Tidur Dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Tingkat Asupan Energi dan Durasi Tidur Dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN DURASI

TIDUR DENGAN INDEKS MASSA TUBUH MAHASISWA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh : RESTU LESTARI

J 310 140 069

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ENERGI DAN DURASI TIDUR DENGAN INDEKS MASSA TUBUH MAHASISWA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak

IMT (Indeks Massa Tubuh) adalah salah satu metode untuk menentukan status gizi pada orang dewasa. Mahasiswa merupakan orang yang sedang menempuh pendidikan di tingkat perguruan tinggi dan memiliki aktivitas padat, umumnya berusia dewasa antara 19 sampai dengan 29. Kelebihan dan kekurangan berat badan pada orang dewasa dapat mempengaruhi produktivitas. Asupan energi yang tidak seimbang berpengaruh pula terhadap status gizi individu. Padatnya aktivitas mahasiswa dapat mempengaruhi durasi tidur, durasi tidur adalah total dari jam tidur selama sehari. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan

subjek sebanyak 87 orang diambil menggunakan teknik proportional random sampling. Penelitian dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta angkatan 2016. Data tingkat asupan energi diperoleh dari wawancara food recall 24 jam, data durasi tidur diperoleh dari instrumen self report sleep duration, Indeks Massa Tubuh (IMT) diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 58,8% responden memiliki tingkat asupan energi defisit berat, 51,7% responden memiliki durasi tidur pendek, dan sebesar 71,3% responden memiliki IMT normal. Hasil uji Pearson Product Moment untuk mengetahui hubungan tingkat asupan energi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) menunjukkan nilai p=0,006 dan koefisien korelasi r=0,292. Terdapat hubungan antara tingkat asupan energi dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil uji hubungandurasi tidur dengan Indeks Massa Tubuh dengan uji Rank Spearman menunjukkan nilai p=0,022 dan koefisien korelasi r=-245. Terdapat hubungan antara durasi tidur dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta hubungan berarah negatif.

Kata Kunci: Tingkat asupan energi, durasi tidur, IMT, mahasiswa.

Abstract

BMI (Body Mass Index) is a method to determine the nutritional status of adults. The students are college students and have many activities, generally they are about 19 to 29 years old. Overweight and underweight in adults can affect the productivity. The unbalanced energy intake also affects individual nutritional status. Students’ activities can affect the duration of sleep, the duration of sleep is the total of hours of sleep in a day. This study used a cross sectional design and the participants are 87 students which was taken by proportional random sampling technique. The study was conducted on student of the Faculty of Health Sciences of Muhammadiyah University of Surakarta year 2016. The data of energy intake

(6)

levels were obtained from 24-hours food recall interview, sleep duration obatined from self report sleep durations instrument, Body Mass Index (BMI) obatained by measurements of height and body weight. The results show that 58.8% of respondents had a deficit energy intake level, 51.7% of respondents had a short sleep duration, and 71.3% of respondents had a normal BMI. The results of the Pearson Product Moment test to determine the relationship between the level of energy intake and the Body Mass Index (BMI) showed the value of (p = 0.006) and the correlation coefficient (r = 0.292). There is a relationship between the level of energy intake and the Student Body Mass Index of the Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Surakarta. The test results of the relationship between sleep duration and the Body Mass Index with the Spearman Rank test showed the value of p = 0.022 and the correlation coefficient r = -245. There is a relationship between the duration of sleep and the Body Mass Index of studentss of Faculty of Health Sciences, Muhammadiyah University of Surakarta,the relationship leads to negative.

Keywords: Energy intake, sleep duration, Body Mass Index (BMI), student.

1. PENDAHULUAN

Mahasiswa Strata 1 termasuk ke dalam usia dewasa yaitu antara usia 19-29 tahun. Mahasiswa merupakan orang yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi memiliki aktivitas yang cukup padat seperti mengikuti kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), praktikum hingga perkuliahan teori (Menkes, 2014). Padatnya aktivitas dapat menyebabkan durasi tidur pendek (Rafknowledge, 2004). Durasi tidur pendek dapat menyebabkan terjadinya perubahan asupan energi individu (Chapman dkk, 2012). Asupan makan akan berpengaruh terhadap berat badan dan menyebabkan perubahan IMT (Dewi, 2013).

Indeks Massa tubuh (IMT) adalah salah satu metode untuk menentukan status gizi orang dewasa. IMT dapat dipengaruhi oleh durasi tidur pendek dan asupan makan (Chapman dkk, 2012). Durasi tidur akan mempengaruhi metabolisme hormon leptin dan hormon ghrelin, Resistensi hormon ghrelin dapat tersebut meningkatkan nafsu makan sehingga dapat mempengaruhi asupan energi dan Indeks Massa Tubuh seseorang (Kurniawati dkk, 2016). Ketidakseimbangan asupan energi dalam tubuh dapat menyebabkan obesitas maupun kekurangan berat badan (underweight) (Hardinsyah & Supariasa, 2016).

(7)

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan bahwa provinsi Jawa Tengah memiliki prevalensi obesitas usia dewasa laki-laki tahun 2013 sebesar 19,7% lebih tinggi jika dibandingkan tahun 2010 yang hanya 7,8%, begitu juga dengan prevalensi obesitas pada usia dewasa perempuan yang mengalami kenaikan yaitu tahun 2013 sebesar 32,9% sedangkan pada tahun 2010 sebesar 15,5%, yang artinya ada peningkatan prevalensi obesitas setiap tahun di provinsi Jawa Tengah (Riskesdas, 2013).

Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan salah satu fakultas kesehatan yang menghasilkan tenaga kesehatan berkualitas tinggi, memiliki program kegiatan yang cukup banyak termasuk kegiatan perkuliahan teori dan praktikum. FIK UMS dipilih sebagai tempat penelitian karena mahasiswa FIK UMS mempelajari ilmu kesehatan dan gizi. Sehingga pada bulan Juli 2017 peneliti melakukan survey pendahuluan pada 35 responden mahasiswa di Fakultas Ilmu Kesehehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan didapatkan hasil bahwa sebanyak 22,9% mahasiswa memiliki durasi tidur panjang (>9 jam), 31,4% memiliki durasi tidur normal (7-9 jam), dan 45,7% mahasiswa memiliki durasi tidur pendek (<7 jam). Perhitungan Indeks Massa Tubuh mahasiswa menunjukkan sebesar 11,4% mahasiswa obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat asupan energi dan durasi tidur dengan IMT mahasiswa FIK UMS.

2.METODE

Penelitian ini dilakukan di FIK UMS menggunakan rancangan penelitian kuantitatif observasional dengan desain cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa FIK UMS angkatan 2016 yang berjumlah 684 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode

proportional random sampling secara acak. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus Slovin dan didapatkan sampel sebanyak 87 subjek.

Teknik pengambilan data asupan energi menggunakan food recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut sedangkan data durasi tidur menggunakan formulir self report sleep duration, dan data IMT diperoleh melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan kemudian dihitung menggunakan rumus IMT.

(8)

3.HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, jurusan, tempat tinggal.

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden Variabel Frekuensi (n) Persentase (%) Jenis Kelamin Laki-Laki 18 20,7 Perempuan 69 79,3 Usia 18 tahun 1 1,10 19 tahun 9 10,2 20 tahun 68 77,3 21 tahun 8 9,1 22 tahun 1 1,1 Jurusan S1 Fisioterapi 23 26,4 S1 Ilmu Gizi 25 28,7 S1 Keperawatan 18 20,7 S1 Kesehatan Masyarakat 21 24,1 Tempat Tinggal Asrama Mahasiswa 1 1,10 Kost 67 77

Rumah Orang Tua 18 20

Rumah Saudara 1 1,10

Dari hasil penelitian menunjukkan sampel dalam penelitian ini mayoritas terdiri mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 79,3%. Pada umumnya perempuan sangat memperhatikan penampilan atau bentuk tubuhnya sehingga banyak dari perempuan yang dengan sengaja mengurangi porsi makan atau menunda waktu makan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna (Judarwanto, 2005). Berdasarkan distribusi usia hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia responden didominasi usia 20 tahun yaitu sebesar 77,3%. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati dkk (2013) menyatakan bahwa faktor usia sangat penting dalam penentuan status gizi.

(9)

gizi dan kesehatan akan mempengaruhi komposisi dan konsumsi pangan seseorang, namun seseorang dengan pengetahuan gizi yang tinggi belum tentu mampu mengubah kebiasaan konsumsi makan (Khomsan, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden bertempat tinggal di kos yaitu sebesar 77% hal tersebut akan mempengaruhi pola konsumsi mahasiswa, responden yang tinggal di kost akan membeli makanan dari luar untuk dikonsumsi sehari-hari sehingga kurang memperhatikan kandungan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi (Kurniawan dkk, 2017).

3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel Penelitian Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Penelitian

Variabel Frekuensi (n) Persentase (%)

Tingkat Asupan Energi

Defisit Ringan 16 18,4 Defisit Sedang 9 10,3 Defisit Berat 52 58,8 Durasi Tidur Pendek 45 51,7 Normal 41 47,1 Panjang 1 1,1 IMT Sangat Kurus 2 2,3 Kurus 9 10,3 Normal 62 71,3 Gemuk 8 9,3 Obesitas 6 69

Asupan makan merupakan faktor yang mempengaruhi IMT karena asupan makan dapat berpengaruh pula terhadap keseimbangan jumlah energi yang masuk dan keluar dari dalam tubuh (Rusli dan Darmadi, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ruslie dan Darmadi (2012), menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna secara positif antara asupan makan dengan status gizi mahasiswa yang berarti semakin tinggi asupan makan maka akan semakin mengalami pertambahan berat badan. Hasil penelitian menunjukkan banyak responden yang memiliki durasi tidur pendek (51,7%) hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yostiana, dkk (2015) menunjukkan bahwa sebesar 68,1% mahasiswa FK Universitas Riau angkatan 2014 memiliki kualitas tidur

(10)

tidak baik. Durasi tidur yang pendek dapat mempengaruhi rasa lapar pada seseorang sehingga seseorang yang terlalu sering memilki durasi tidur tidak adekuat atau pendek akan mempengaruhi metabolisme tubuh sehingga dapat menyebabkan obesitas (Prio, 2015).

3.3 Hubungan Tingkat Asupan Energi dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Hasil uji hubungan dari variabel tingkat asupan energi dengan IMT dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Distribusi Tingkat Asupan Energi dengan IMT Variabel

Rata-Rata Maksimal Minimal

Standar Deviasi p* r Tingkat Asupan Energi 67,01 114,29 25,63 21,14 Indeks Massa Tubuh (IMT) 21,89 34,66 16,53 3,30 Tingkat Asupan Energi*Indeks Massa Tubuh

(IMT) 0,006 0,292

Hasil analisis hubungan menggunakan uji Pearson Product Moment

didapatkan nilai p value sebesar 0,006 atau <0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat asupan energi dengan IMT Mahasiswa FIK UMS. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2013), yang menyatakan bahwa ada hubungan bermakna positif antara asupan makan dengan status gizi. Penelitian lain yang dilakukan oleh Rusli dan darmadi (2012), juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara asupan makan dengan status gizi mahasiswa. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ilham, dkk (2017) yang menyatakan ada hubungan antara asupan energi dengan IMT mahasiswa dengan nilai p 0,000 (<0,05). 3.4 Distribusi Tingkat Asupan Energi dengan IMT

Hasil analisis distribusi tingkat asupan energi dengan IMT dapat dilihat pada tabel 4.

(11)

Tabel 4. Distribusi Tingkat Asupan Energi dengan IMT

Dari data tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden dengan IMT normal yaitu 37 responden dengan kategori asupan energi defisit berat. Faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Massa Tubuh mahasiswa menurut Purwanti dkk, (2017) adalah stres yang disebabkan oleh perbedaan tempat tinggal di kost dan di rumah karena adanya tekanan dari orangtua maupun lingkungan sekitar. Dalam penelititian ini sebagian besar mahasiswa FIK berasal dari luar kota sehingga banyak yang tinggal di rumah kost. Masalah perkuliahan, tugas kuliah dan keuangan juga menjadi faktor stres yang mempengaruhi Indeks Massa Tubuh mahasiswa. Faktor lain yang dapat mempengaruhi Indeks massa Tubuh adalah faktor genetik, asupan makan, dan aktivitas fisik.

3.5 Hubungan Durasi Tidur dengan IMT

Hasil analisis hubungan antara durasi tidur dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) terdapat pada tabel 5.

Tabel 5. Hubungan Durasi Tidur dengan IMT Kategori

Tingkat Asupan Energi

Kategori Indek Massa Tubuh (IMT) Sangat

Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

Total (%) n % n % N % n % n % 100 Defisit Berat 2 3,8 9 17,3 37 71,2 1 1,9 2 3,8 100 Defisit Ringan 0 0 0 0 7 77,8 2 22, 2 1 10 100 Defisit sedang 0 0 0 0 8 80 1 10 1 10 100 Normal 2 2,3 9 10,3 62 71,3 8 9,2 6 6,9 100 Variabel Rata-Rata (jam) Maksimal (jam) Minimal (jam) Standar Deviasi p* rs Durasi Tidur 6,6 12 4 1,3 Indeks Massa Tubuh (IMT) 21,89 34,66 16,53 3,3

(12)

Hasil analisis data menggunakan uji rank spearman didapatkan nilai p

value 0,022 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara durasi tidur dengan IMT Mahasiswa FIK UMS. Durasi tidur yang kurang akan mempengaruhi produksi hormon leptin dan ghrelin yang menjadi regulator rasa lapar. Leptin memiliki beberapa reseptor yang terletak pada jaringan yang mempengaruhi nafsu makan yaitu hipotalamus, pusat pengaturan keseimbangan energi, penyimpanan energi, metabolisme dan pencernaan (Martin, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Shimizu dkk (2007), Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Grandner dkk (2015), diketahui bahwa durasi tidur yang lebih pendek berhubungan dengan indeks massa tubuh atau BMI tetapi hanya pada kelompok usia 18-29 tahun dan kelompok usia 30-49 tahun (Chapman dkk, 2012). Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur (2012), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara durasi tidur dengan status gizi siswa SMA. Stres merupakan penyebab utama kesulitan tidur jangka pendek, sedangkan pemicu umum disebabkan oleh masalah sekolah, tekanan pekerjaan, masalah keluarga, dan adanya penyakit serius. Biasanya masalah tidur tersebut akan menghilang sejalan dengan hilangnya stres (Rafknowledge, 2004).

3.6 Distribusi Durasi Tidur dengan IMT

Distribusi durasi tidur dengan IMT dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Distribusi Durasi Tidur dengan IMT

Kategori Durasi Tidur

Kategori Indek Massa Tubuh (IMT) Sangat

Kurus Kurus Normal Gemuk Obesitas

n % n % N % n % n %

Pendek 2 2,3 9 10,3 62 71,3 8 9,2 6 6,9

Normal 1 2,4 6 14,6 29 70,7 4 9,8 1 2,4

Panjang 0 0 0 0 1 100 0 0 0 0

Dari data di atas diketahui frekuensi responden dengan IMT normal namun memiliki durasi tidur pendek atau kurang dari 7 jam sehari sebesar 71,3%. Durasi tidur yang pendek dan termoregulasi saling mempengaruhi karena berhubungan dengan metabolisme tubuh yang berakibat mengurangi pengeluaran energi dalam

(13)

tubuh (Prio, 2015). Terjadinya perubahan termoregulasi akan menurunkan energy expenditure atau total energi yang dibutuhkan perhari untuk melakukan aktivitas fisik (Patel, 2008).

4. PENUTUP

Rata-rata tingkat asupan energi mahasiswa FIK UMS 67,01% (defisit berat), rata-rata durasi tidur mahasiswa 6,6 jam (pendek), rata-rata-rata-rata IMT mahasiswa FIK UMS 21,89 kg/m2 (normal). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat asupan energi dengan IMT mahasiswa FIK UMS dan ada hubungan antara durasi tidur dengan IMT mahasiswa FIK UMS. Saran yang dapat diberikan kepada mahasiswa sebaiknya memperbaiki pola makan dan menjadwalkan waktu tidur. Sedangkan bagi FIK UMS sebaiknya perlu dilakukan edukasi bagi mahasiswa mengenai pentingnya menjaga pola makan dan pola tidur. Saran bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya recall durasi tidur dilakukan pada hari kerja dan hari libur serta dapat diteliti faktor yang mempengaruhi asupan energi mahasiswa defisit dan durasi tidur pendek.

DAFTAR PUSTAKA

Chapman, V. 2013. Persalinan dan Kelahiran Asuh Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Dewi.P.U. 2013. Hubungan Antara Densitas Energi Dan Kualitas Diet Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Pada Remaja. Universitas Diponegoro. Semarang.

Grandner.M.A., Schopfer E.A., Lincoln.M.S., Jackson.N. Malhotra.A. 2015. The Relationship Between Sleep Duration And Body Mass Index Depends On Age. HHS Public access. University of Pennsylvania.

Hardinsyah,M & Supariasa. 2016. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Ilham, Oktorina Sarita, As,at M.R.H. 2017. Hubungan Asupan Energi dan Protein Terhadap Indeks Massa Tubuh Mahasiswa. Jurnal of Health Science and Prevention. vol.1(2). ISSN 2549-191X. UIN. Surabaya.

Judarwanto, W. 2005. Perilaku Makan Anak Sekolah. Klinik Khusus Kesulitan Makan pada Anak. Jakarta.

(14)

Khomsan, A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. IPB Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Bogor.

Kurniawati, Y., Fakhriadi, R., Yulidasari, F. 2016. Hubungan Antara Pola Makan, Asupan Energi, Aktivitas Fisik dan Durasi Tidur dengan Kejadian Obesitas pada Polisi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(3), 112– 117.

Kurniawan, M.W., & Widyaningsih. Dewanto TRi. 2017. Hubungan Pola Konsumsi Pangan dan Besar Uang Saku Mahasiswa Manajemen Bisnis dengan Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Univeritas Brawijaya Terhadap Status Gizi. Jurnal Pangan dan Agro Industri FTP Universitas Brawijaya Vol 5 1:1-12. Malang.

Martin, Eastwood. 2003. Principles of Human Nutrition. 2nd ed Blackwell Publishing. Matarese, dkk. 2002. Contemporary Nutrition Support Practice. A Clinical Guide. Saunders:Michigan.

Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 Tentang Pedoman Umum Gizi Seimbang. Kemenkes RI. Jakarta.

Nur, M. 2012. Hubungan Waktu Tidur dengan Status Gizi pada Anak Remaja di SMA Negeri 5 Makassar. FIK UIN Alauddin. Makassar.

Patel J.M. 2008. A Review of potential Health Benefits og Flavonoids. Uleth.

Prio Prayudo, A. 2015. Durasi Tidur Singkat dan Obesitas. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 4(6), 8.

Purwanti M., Putri A.E., Ilmiawan M.I., Wilson., Rozalina. 2017. Hubungan Tingkat Stres dengan Indeks Massa Tubuh Mahasiswa PSPD PK UNTAN.

Jurnal Vokasi Kesehatan JVK. Poltekkes Kemenkes Pontianak. ISSN 2442-5478.

Rafknowledge. 2004. Insomnia dan gangguan Tidur Lainnya. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes). 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Litbangkes, Depkes RI, 2013. Jakarta.

Rusli, R. H., & Darmadi. 2012. Analisis Regresi Logistik untuk Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja. Majalah Kedokteran Andalas,

36(1), 63–72.

Shimizu Hiroyuki, Shinsuke OH-I, Shuichi Okada, Masatomo Mori. 2007. Leptin Resistance and Obesity. Endocrine Journal. 54:17-26.

Trisnawati S.K. 2013. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. J Ilmiah

(15)

Kes 5(1):6-11.

Yostiana .S.Y., Bebasari Eka., Ernalia Yanti. 2015. Hubungan Kualitas Tidur dengan Obesitas. Jom FK Volume 2(2).

Gambar

Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Karakteristik Responden  Variabel  Frekuensi (n)  Persentase (%)  Jenis Kelamin  Laki-Laki  18  20,7  Perempuan  69  79,3  Usia  18 tahun  1  1,10  19 tahun  9  10,2  20 tahun  68  77,3  21 tahun  8  9,1  22 tahun  1  1,1  J
Tabel 4. Distribusi Tingkat Asupan Energi dengan IMT

Referensi

Dokumen terkait

Dari data analisis tersebut menunjukkan pendidikan kewirausahaan yang dilaksanakan di sekolah dirasa masih kurang, sehingga banyak lulusan SMK yang belum mampu berwirausaha,

kewajiban pemegang izin trayek mewajibkan perusahaan otobus salah satu contohnya yaitu, memperkerjakan pengemudi yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan

mendasar adalah karena pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat menentukan dalam perkembangan human capital (Anderson &amp; Windham, 1982) Lembaga pendidikan

Oleh itu, keputusan nilai m (sekurang- kurangnya sembilan pemboleh ubah yang mempengaruhi siri masa kepekatan O 3 pada Monsun Timur Laut dan lapan pemboleh ubah pada Monsun

Kecuali sejauh hak-hak istimewa dan kekebalan hukum tambahan dapat diberikan oleh Negara penerima, seorang agen diplomatik yang berkewarganegaraan dari atau yang secara permanen

Adapun mekanisme pemcriksaan dan pengawasan dari Inspektorat Daerah Kabupatcn Kcpulauan Siau Tagulandang Biaro dalam melakukan fungsi pemeriksaan dan pengawasan terhadap

Selain itu dalam website ini terdapat buku tamu, forum, news, polling, gallery serta informasi mengenai gunung gunung yang ada di Indonesia yang semuanya dapat di-update secara

In Section 5.2 we investigated the limit of a finite sum for a function defined over a closed interval [a, b] using n subintervals of equal width (or length), In this section