• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL FISIOTERAPI MANUAL TERAPI I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL FISIOTERAPI MANUAL TERAPI I PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI FISIOTERAPIS PROGRAM PROFESI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODUL FISIOTERAPI MANUAL TERAPI I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

(2)

2

VISI DAN MISI FAKULTAS KEPERAWATAN DAN FISIOTERAPI

Visi Fakultas Keperawatan

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Fakultas Keperawatan

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai fasilitas belajar, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik (laboratorium, RS, dan pelayanan kesehatan lainnya) sehingga menghasilkan karakter yang unggul, kompeten dan excellent service.

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset keperawatan dan fisioterapi di tingkat lokal maupun nasional dengan menggunakan pendekatan riset kolaboratif dalam bidang ilmu keperawatan dan fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan kesehatan di tingkat nasional bahkan kawasan regional Asia dengan menekankan upaya pendekatan preventive health science.

4. Menjalin kerjasama yang baik dengan stakeholder mulai dari pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sebagai pengguna lulusan.

(3)

3

VISI DAN MISI PROGRAM STUDI FISIOTERAPI PROGRAM PROFESI

Visi Program Profesi Fisioterapi

Menjadi program studi yang unggul dan excellent service dalam bidang fisioterapi khususnya manual terapi di tingkat nasional dan regional Asia pada tahun 2022.

Misi Program Profesi Fisioterapi

1. Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang kondusif dengan berbagai fasilitas belajar, tools, metode, dan sistem pembelajaran kelas dan praktik di laboratorium dan lapangan

2. Mengoptimalkan dan mengimplementasikan program riset dibidang fisioterapi yang difokuskan pada masalah manual terapi dengan menggunakan pendekatan riset dalam bidang fisioterapi.

3. Mengimplementasikan program pengabdian kepada masyarakat berbasis riset untuk menyelesaikan berbagai permasalahan fisioterapi.

4. Mengembangkan kerjasama dengan institusi pendidikan, pelayanan, organisasi, dan stakeholder baik dalam maupun luar negeri.

(4)

iv

DAFTAR ISI

VISI MISI FAKULTAS

VISI MISI PROGRAM STUDI KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

1. Osteoarthritis ... 1

2. Frozen Shoulder ... 3

3. Low Bac Pain ... 4

4. Tortikolis ... 5

5. Lesi Medium ... 6

6. PPOK... 11

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Modul praktik Manual Terapy bagi mahasiswa Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

Dalam rangka proses pembelajaran praktik dan untuk mencapai kompetensi sebagai seorang bidan, maka di setiap semester mengharuskan mahasiwa profesi fisioterapi untuk mengikuti praktik yang dilaksanakan di lahan praktik sesuai dengan ketentuan kurikulum di Program studi Pendidikan Profesi Fisioterapi Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Institut Kesehatan Medistra Lubuk pakam.

Buku panduan praktik ini dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan praktik sehingga dapat membantu mahasiswa profesi bidan dalam mempersiapkan dan melaksanakan praktik serta pembuatan laporan praktik yang lebih baik, terarah, dan terencana. Dalam buku panduan ini masih terdapat banyak kekurangan, namun harapan kami buku ini dapat dipakai sebagai acuan bagi pembimbing dan mahasiswa dalam mencapai tujuan sesuai dengan kompetensi dan kami juga terus berbenah diri untuk mencapai yang lebih baik.

Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penerbitan buku pedoman ini, kami ucapkan terima kasih.

(6)

1

MODUL MANUAL THERAPY I

1. Osteoarthritis

Gangguan degenerasi yang sifatnya progresif pada struktur tulang rawan persendian, karakteristik OA berupa kerusakan pada kartilago (centers for disease and prepention. (CDC), 2017).Terjadi karena adanya gangguan/kegagalan chondrocyte dlm memperbaiki kartilago / tulang rawan.

Standar Operasional Prosedur (OA)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form dan istrumen yang akan diberikan kepada pasien (e). melakukan test-test Khusus Osteoarthritis (OA)

1. Test Ballotement:menggoyang-goyangkan objek didalam cairan) Prosedur:

→ Recessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan satu tangan,

→ Jari tangan lainnya patella ditekan ke bawah. 2. Test Fluktuasi:

ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri dan kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itudikosongkan menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah terdorong oleh perpindahan cairan

3. Valgust Strest Test:

Bila positif kemungkinan cidera : LCM, Lig. Oblique posterior, Kapsul posteromedial, LCA, LCP, m. semimembranosus, m vastus medialis. 4. Varus Strest Test:

(7)

2

Gerakkan tungkai bawah ke medial. Bila positif kemungkinan cidera: LCA, Kapsul posteromedial tendo biceps femuris, tractus iliotibialis. 5. Anterior Drawer Test

Tarik tungkai bawah bagian atas ke ventral. Gerakan normal sekitar 6 mm, bila > 6 mm kemungkinan cidera LCA (bundel anterior), Lig. Oblique posterior, kapsul posteromedial.

6. Posterior Drawer Test

Dorong tungkai bawah bagian atas ke dorsal. Gerakan normal sekitar 6 mm, bila > 6 mm kemungkinan cidera LCP, Lig. Oblique posterior.

Intervensi:

1. SWD: Selain efek micro wave diathermy dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan vasodilatasi metabolisme pada jaringan lunak sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan dan nyeri berkurang. 2. Ultrasound:Gelombang US yang masuk ke dalam tubuh akan

menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. 3. Inframerah:Pemberian InfraRed Pada pasien meningkatkan metabolisme

,Vasodilatasi pembuluh Darah

4. Manual Therapy: menurunkan nyeri, meningkatkan ROM, & Manipulasi.

5. Exercise :

• Meningkatkan dan mempertahankan rentang sendi (ROM = Range of Motion);

• Mengajar kembali (re-edukasi) dan menguatkar otot; • Meningkatkan ketahanan statik dan dinamik;

• Memungkinkan sendi berfungsi secara biomekanik lebih baik; • Meningkatkan fungsi menyeluruh dan rasa-nyaman penderita.

(8)

3 1. Frozen Shoulder

Frozen Shoulder sering dikenal capsulitis adhesiva dimana kondisi bahu sakit dan kaku. Biasanya keluhan ini disebabkan karena cidera yang relatif kecil pada bahu, tetapi penyebab yang sering berkembang belum jelas. (Teyhen, 2013).

Standar Operasional Prosedur (SOP)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien

(d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri (VAS) dan istrumen yang akan diberikan kepada pasien

(e). melakukan test-test Khusus Frozen Shoulder Intervensi:

1. SWD: Selain efek micro wave diathermy dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan vasodilatasi metabolisme pada jaringan lunak sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan dan nyeri berkurang. 2. Ultrasound:Gelombang US yang masuk ke dalam tubuh akan

menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. 3. Dumbell

4. Manual Therapy: menurunkan nyeri, meningkatkan ROM, & Manipulasi.

5. Exercise :

• Meningkatkan dan mempertahankan rentang sendi (ROM = Range of Motion);

• Mengajar kembali (re-edukasi) dan menguatkar otot; • Meningkatkan ketahanan statik dan dinamik;

(9)

4

• Meningkatkan fungsi menyeluruh dan rasa-nyaman penderita. 2. Low Back Pain (LBP)

Low Back Pain (LBP) adalah LBP (Low Back Pain) adalah nyeri yang dapat dirasakan di daerah bagian punggung bawah. Dapat berupa nyeri lokal maupun nyeri radikular bahkan sampai pada nyeri dari keduanya. Standar Operasional Prosedur (SOP)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri (VAS)dan Pemeriksaan Scober

Test serta istrumen yang akan diberikan kepada pasien (e). melakukan test-test Khusus Low Back Pain:

Intervensi:

SWD: Selain efek micro wave diathermy dapat mengurangi nyeri dan meningkatkan vasodilatasi metabolisme pada jaringan lunak sehingga mempercepat terjadinya penyembuhan jaringan dan nyeri berkurang. Ultrasound: Gelombang US yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. Manual Therapy: menurunkan nyeri dan Manipulasi.

Exercise :

• Meningkatkan dan mempertahankan rentang sendi (ROM = Range of Motion);

• Mengajar kembali (re-edukasi) dan menguatkar otot; • Meningkatkan ketahanan statik dan dinamik;

• Memungkinkan sendi berfungsi secara biomekanik lebih baik; • Meningkatkan fungsi menyeluruh dan rasa-nyaman penderita.

(10)

5 3. Tortikolis

Tortikolis adalah suatau keadaan keterbatasan gerakan leher dimana kepala miring kesisi yang tang terkena dan fagu mengarah kesisi berlawanaan, yang disebabkan oleh pemendekan otot sternocleidomastoideus (scm).

Standar Operasional Prosedur (SOP)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan kepada pasien. Jika pasien masih kecil, silahkan berkomunikasi dengan orang tua atau keluarga pasien.

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri (VAS) dan Pemeriksaan LGS

Neck serta istrumen yang akan diberikan kepada pasien (e). melakukan test-test Khusus Tortikolis

Intervensi:

Ultrasound: Gelombang US yang masuk ke dalam tubuh akan menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. Inframerah:Pemberian InfraRed Pada pasien meningkatkan metabolisme ,Vasodilatasi pembuluh Darah

Massage: massage diberikan guna untuk rilaksasi dan preliminary exercise pada pasien

Stretching: stretching diberikan guna untuk mencegah pemendekan otot sternocleidomastoideus (scm).

4. Stroke

Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global, berlangsung lebih dari 24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, akibat pendarahan pada otak.

(11)

6

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan kepada pasien. Jika pasien kesulitan dalam berbicara, silahkan berkomunikasi dengan keluarga pasien.

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri serta istrumen yang akan

diberikan kepada pasien

(e). melakukan test-test Khusus neuromuskular

(f). berikan motivasi yang kuat akan proses penyembuhan Intervensi:

Inframerah:Pemberian InfraRed Pada pasien meningkatkan metabolisme ,Vasodilatasi pembuluh Darah

Massage: massage diberikan guna untuk rilaksasi dan preliminary exercise pada pasien

Manual Therapy: meningkatkan mobilitas pasien, meningkatkan Activity Daily Living dan meningkatkan kualitas kekuatan otot pasien

Exercise:

• Meningkatkan dan mempertahankan rentang sendi (ROM = Range of Motion);

• Mengajar kembali (re-edukasi) dan menguatkar otot; • Meningkatkan ketahanan statik dan dinamik;

• Memungkinkan sendi berfungsi secara biomekanik lebih baik; • Meningkatkan fungsi menyeluruh dan rasa-nyaman penderita.

(12)

7 5. Lesi Medianus

Lesi medianus adalah merupakan keadaan dimana terjadi penekanan neurophaty pada nervus medianus dalam pergelangan tangan. Nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal tepatnya di bawah fleksor retinakulum ( ligament carpi transversum). Hal ini juga menyebkan terjadinya penekanan pada arteri dan vena (De Wolf,1994).

Standar Operasional Prosedur (SOP)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan kepada pasien.

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri (VAS) serta istrumen yang

akan diberikan kepada pasien

(e). melakukan test-test Khusus neuromuskular pada lesi medianus (f). berikan motivasi yang kuat akan proses penyembuhanya Intervensi:

1. Ultrasound

a. Pelaksanaan Terapi

Alat diatur sedemikian rupa sehingga tangkai mesin dapat menjangkau tangan yang akan diterapi kemudian area yang akan diterapi yaitu pada palmar pergelangan tangan kanan diberikan koupling medium kemudian tranduser ditempelkan lalu mesin dihidupkan lalu tranduser digerakan pelan-pelan pada pergelangan tangan kanan pasien secara tranvers dan irama yang teratur di atas pergelangan tangan dengan arah tegak lurus dengan area terapi, tranduser harus selalu kontak dengan kulit, dengan intensitas 0,8 watt/cm2, frekuensi 3 Mhz secara continous, lama terapi 5 menit diperoleh dari luas area 25 cm2 dan ERA 5 cm2 (Oztas et al, 1999). Selama proses terapi berlangsung harus mengontrol panas yang dirasakan pasien. Jika selama pengobatan rasa nyeri dan ketegangan otot meninggi, dosis harus dikurangi dengan menurunkan intensitas. Hal ini berkaitan dengan overdosis.

(13)

8

Setelah terapi pada pergelangan tangan kanan selesai intensitas dinolkan dan dilanjutkan untuk pergelangangan tangan yang kiri sama seperti yang dilakukan pada pergelangan tangan kanan. Apabila kedua tangan terkena carpal tunnel syndrome. setelah selesai terapi kemudian alat dirapikan seperti semula. 2. Terapi Latihan

Ressisted exercise yaitu merupakan bagian dari active exercise dengan dinamik atau statik kontraksi otot dengan tahanan dari luar. Tahanan dari luar bisa dengan manual atau dengan mekanik.

a. Pelaksanaan Terapi

1) Gerakan dorsi fleksi dan palmar fleksi

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri. Terapis menstabilisasi pada pergelangan tangan kemudian pasien diminta menggerakkan kearah dorsal dan palmar fleksi dan terapis memberi tahanan kearah palmar dan dorsal tangan. Pertahankan selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien dengan pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992).

(14)

9

Gambar 3.5 Gerakan Palmar Fleksi (De Wolf, 1994)

2) Gerakan ulnar deviasi dan radial deviasi a) Gerakan ulnar deviasi

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri.Terapis memfiksasi pada distal lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke ulnar dan terapis memberi tahanan kearah dorsal tangan. Pertahankan selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992).

(15)

10 b) Gerakan radial deviasi

Posisi pasien duduk nyaman dan lengan bawah tersangga penuh dan pronasi dalam posisi netral. Latihan diberikan pada pergelangan tangan kanan dan kiri Terapis memfiksasi pada distal lengan bawah dan pasien diminta menggerakkan tangan ke radial deviasi dan terapis memberi tahanan kearah ulnar tangan pertahankan selama 7 hitungan kemudian hitungan ke-8 pasien rileks. Tahanan disesuaikan dengan kemampuan pasien, dengan pengulangan 8 – 10 kali (Bates, 1992).

3) Mobilisasi saraf ULTT 1 grade III a. Pelaksanaan

Tahapan-tahapan mobilisasi saraf ULTT 1 grade III antara lain: (1) kepala pasien diposisikan kearah lateral fleksi ke kiri, (2) tangan kanan terapis mendorong shoulder girdle atau bahu kanan pasien kearah depresi, depresi bahu yang konstan diberkan pada bahu pasien selama intervensi. Sebaiknya depresi bahu dilakukan sebelum intervensi, hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya elevasi shoulder girdle ketika dilakukan gerakan abduksi lengan, (3) setelah depresi bahu diberikan, lengan pasien diabduksikan sampai dengan 1100. Untuk mendapatkan control dan support yang baik, sebaiknya lengan pasien diletakkan pada paha terapis, (4) shoulder digerakkan kearah eksorotasi, (5) lengan bawah digerakkan ke arah supinasi, wrist, dan jari-jari digerakkan ke arah ekstensi, (6) kemudian ekstensi siku sampai batas nyeri.

(16)

11

Mobilisasi dilakukan sesuai grade III yaitu gerakan dengan amplitudo besar dan dilakukan sampai lingkup gerakan yang terbatas (terasa ada tahanan) dan atau nyeri karena kondisi pasien yang kronis dan tidak irritable. Mobilisasi dilakukan secara gentle, ekstensi siku kanan ditahan selama 2 detik hingga pasien merasakan tegangan (tension) tetapi tidak nyeri, kemudian fleksi siku hingga titik dimana pasien tidak merasakan tegangan (tension), ulangi sebanyak 6-7 gerakkan mobilisasi (Ekstrom dan Holden, 2002

6. PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)

Penyakit paru obstruksi kronik merupakan sejumlah gangguan yang memengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. Gangguan yang paling sering adalah bronkhitis kronik,emfisema, dan asma bronchial. (Muttaqin, 2014).

Standar Operasional Prosedur (SOP):

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan kepada pasien.

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan derajad sesak serta istrumen yang

akan diberikan kepada pasien

(17)

12 Intervensi:

A. Infra Merah

Persiapan Alat Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu, cek kabel, ada yang terkelupas atau tidak

Persiapan Pasien

Posisikan pasien senyaman mungkin, bebaskan area yang akan diterapi dari kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu serta berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama terapi.

Pelaksanaan Alat diatur sedemikian rupa, sehingga lampu sinar infra merah dapat menjangkau daerah dada dan punggung dengan jarak 30-45 cm. Posisi lampu sinar infra merah tegak lurus daerah yang akan diterapi. Setelah semuanya siap alat dihidupkan, kemudian atur waktu 10- 15 menit. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol rasa hangat yang diterima pasien, jika selama pengobatan rasa nyeri, pusing, ketegangan otot meningkat. Dosis harus dikurangi dengan menurunkan intensitasnya, dengan sedikit menjauhkan sinar infra merah. Hal ini berkaitan dengan adanya over dosis. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan seperti semula.

B. Breathing Exercise :

Abdominal Breathing dan Pursed Lips Breathing atau PLB dan Relaksasi atau (Panic Breathing). Tujuan pemberian breathing exercise adalah untuk memperbaiki ventilasi, meningkatkan kapasitas paru dan mencegah kerusakan paru.Macam – macam breathing exercises:

Purse lips breathing

Tujuannya : Mengurangi sesak napas, mengurangi frekuensi pernapasan, mengurangi kerja otot bantu pernapasan, meningkatkan tidal volume,

(18)

13

memperbaiki toleransi exercise. Latihan ini diberikan pada pasien yang sedang tidak mengalami serangan sesak nafas

Posisi

Pasien

Relaks atau half lying Posisi terapis

Disamping kanan pasien

Tatalaksana Pasien tarik nafas melalui hidung dan tahan 2-3 detik.Lalu pasien diminta hembuskan nafas lewat mulut atau mulut dimonyongkan selama 6-8 detik.Latihan dilakukan selama 10 – 15 menit dengan frekuensi 2 – 4 kali sehari dengan posisi berbaring,duduk dan berdiri C. Diafragma breathing

Tujuan : Memperbaiki ventilasi, mengurangi kerja otot bantu pernapasan, membantu mengeluarkan sekresi, mengurangi frekuensi pernapasan, mempebaiki pola napas, mengurangi sesak napas, memperbaiki fungsi diafragma

Posisi Pasien Relaks atau half lying Posisi terapis Disamping kanan pasien

Tatalaksana Tangan pasien yang dominan di letakkan diatas perut dan tangan yang lain diatas dada.Pasien diminta tarik napas lewat hidung dengan perut dikembungkan lalu ditahan selama 2-3 detik. Kemudian dihembuskan secara pasip lewat mulut dengan perut dikempeskan selama dua kali inspirasi. Pasien napas dalam 3x diikuti napas biasa 3x. Latihan dikerjakan selama 10-15 menit 3x sehari. Latihan ditingkatkan dari posisi tidur,duduk, berdiri kemudian berjalan.

(19)

14 D. Posisi Relaksasi

Bagi penderita asma, maka perlu pula diajarkan cara-cara relaksasi untuk meredakan rasa sesaknya. Latihan relaksasi pada penderita asma bertujuan mencapai kondisi relaks baik sewaktu ada serangan maupun diluar serangan. Yang ingin dicapai, penderita secara spontan dapat relaksasi, baik pada otot-otot pernapasannya maupun mentalnya, pada saat serangan terasa akan datang atau sedang dalam serangan.

Posisi tersebut antara lain:

Posisi Pasien Relaks atau half lying Posisi terapis Disamping pasien Tatalaksana Berdiri

Tatalaksana duduk

Bila dalam keadaan berdiri, posisi relaksasi yang disarankan yaitu tubuh bersandar ke dinding belakang atau bertumpu ke depan dan kepala condong ke depan sehingga napasnya tidak terengah-engah dan otot diafragmanya lebih banyak berfungsi.Selanjutnya pasien diminta mengontrol pernapasannya dengan purse lips breathing. Setelah pasien bisa mengontrol pernapasannya, dilanjutkan dengan diafragma breathing

Bila dalam posisi duduk, taruh bantal di perutnya kemudian minta ia memeluk bantal itu. Selanjutnya pasien diminta mengontrol pernapasannya dengan purse lips breathing.Setelah pasien bisa mengontrol pernapasannya, dilanjutkan dengan diafragma breathing.

Instruksikan kepada pasien untuk meletakkan tangan yang lebih dominan di atas perut dan tangan satunya lagi di atas dada. Lalu instruksikan untuk menarik napas dalam dari hidung dengan perut dikembungkan lalu tahan 2 – 3 detik kemudian

(20)

15

dihembuskan secara perlahan dari mulut, seperti meniup lilin atau bersiul ulangi selama 3 sampai 5 kali. Ajarkan OS untuk mengembungkan perutnya dengan dada tidak bergerak

E. Chest Physioterapi

Huffingdigunakan untuk merangsang batuk.Pasien posisi duduk atau

half lying. Lalu ajarkan pasien batuk tanpa suara dengan ekspirasi secara paksa diiringi deep breathing pada awalnya 3 kali. Setelah deep breathing yang keempat diakhiri ekspirasi secara paksa atau teknik huffing.

Coughingbertujuan untuk menghasilkan batuk efektif.Pasien dalam

posisi duduk atau half lying. Sama dengan huffing , yaitu pasien diminta bernafasn dalam sebanyak 3 kali dan saat nafas dalam ke 4, diakhir respirasi pasien diminta batuk efektif yaitu secara tajam, ganda, dalam, sehingga diharapkan secret yang ,menempel di lobus akan keluar.

Tekhnik huffing dan coughing

Posisi Pasien Half lying atau duduk condong ke depan dengan kepala menunduk.

Posisi terapis Disamping Pasien

Tatalaksana Instruksikan kepada Pasien untuk meletakkan ke dua tangannya diatas perut, terapis memberikan contoh seperti menghembuskan napas secara paksa dengan mulut terbuka, awali dengan menginstruksikan kepada pasien untuk menarik napas dalam sebanyak 3 kali lalu pada ekspirasi yang ke-4 pasien diminta untuk huffing. Ulangi 3 kali huffing diikuti dengan satu kali napas dalam disetiap huffing.

(21)

16

F. Vibrasi

Tekhnik memberikan getaran secara halus dari tangan fisioterapis ke daerah letak pasien yang terdapat penumpukan sputum, berguna untuk melepaskan secret yang menempel pada lobus.

7. Pasca Bedah Thorax

Pasien dengan kondisi jantung atau paru yang membutuhkan intervensi bedah akibat memiliki resiko tinggi komplikasi paru pasca operasi.

Standar Operasional Prosedur (SOP):

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan kepada pasien.

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien (d). menjelaskan form pemeriksaan derajad sesak serta istrumen yang

akan diberikan kepada pasien

(e). berikan motivasi yang kuat akan proses penyembuhanya Intervensi:

A. Infra Merah

Persiapan Alat Siapkan alat kemudian cek keadaan lampu, cek kabel, ada yang terkelupas atau tidak

Persiapan Pasien

Posisikan pasien senyaman mungkin, bebaskan area yang akan diterapi dari kain atau pakaian, sebelum diterapi kulit harus kering dan dilakukan tes sensibilitas terlebih dahulu serta berikan informasi yang jelas tentang tujuan terapi mengenai apa yang akan dirasakan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama terapi.

Pelaksanaan Alat diatur sedemikian rupa, sehingga lampu sinar infra merah dapat menjangkau daerah dada dan punggung

(22)

17

dengan jarak 30-45 cm. Posisi lampu sinar infra merah tegak lurus daerah yang akan diterapi. Setelah semuanya siap alat dihidupkan, kemudian atur waktu 10- 15 menit. Selama proses terapi berlangsung fisioterapi harus mengontrol rasa hangat yang diterima pasien, jika selama pengobatan rasa nyeri, pusing, ketegangan otot meningkat. Dosis harus dikurangi dengan menurunkan intensitasnya, dengan sedikit menjauhkan sinar infra merah. Hal ini berkaitan dengan adanya over dosis. Setelah proses terapi selesai matikan alat dan alat dirapikan seperti semula.

B. Breathing Exercise :

Abdominal Breathing dan Pursed Lips Breathing atau PLB dan Relaksasi atau (Panic Breathing). Tujuan pemberian breathing exercise adalah untuk memperbaiki ventilasi, meningkatkan kapasitas paru dan mencegah kerusakan paru.Macam – macam breathing exercises:

Purse lips breathing

Tujuannya : Mengurangi sesak napas, mengurangi frekuensi pernapasan, mengurangi kerja otot bantu pernapasan, meningkatkan tidal volume, memperbaiki toleransi exercise. Latihan ini diberikan pada pasien yang sedang tidak mengalami serangan sesak nafas

Posisi

Pasien

Relaks atau half lying Posisi terapis

Disamping kanan pasien

Tatalaksana Pasien tarik nafas melalui hidung dan tahan 2-3 detik.Lalu pasien diminta hembuskan nafas lewat mulut atau mulut dimonyongkan selama 6-8 detik.Latihan dilakukan selama 10 – 15 menit dengan frekuensi 2 – 4 kali sehari dengan posisi berbaring,duduk dan berdiri C. Diafragma breathing

Tujuan : Memperbaiki ventilasi, mengurangi kerja otot bantu pernapasan, membantu mengeluarkan sekresi, mengurangi frekuensi pernapasan,

(23)

18

mempebaiki pola napas, mengurangi sesak napas, memperbaiki fungsi diafragma

Posisi Pasien Relaks atau half lying Posisi terapis Disamping kanan pasien

Tatalaksana Tangan pasien yang dominan di letakkan diatas perut dan tangan yang lain diatas dada.Pasien diminta tarik napas lewat hidung dengan perut dikembungkan lalu ditahan selama 2-3 detik. Kemudian dihembuskan secara pasip lewat mulut dengan perut dikempeskan selama dua kali inspirasi. Pasien napas dalam 3x diikuti napas biasa 3x. Latihan dikerjakan selama 10-15 menit 3x sehari. Latihan ditingkatkan dari posisi tidur,duduk, berdiri kemudian berjalan.

D. Posisi Relaksasi

Bagi penderita asma, maka perlu pula diajarkan cara-cara relaksasi untuk meredakan rasa sesaknya. Latihan relaksasi pada penderita asma bertujuan mencapai kondisi relaks baik sewaktu ada serangan maupun diluar serangan. Yang ingin dicapai, penderita secara spontan dapat relaksasi, baik pada otot-otot pernapasannya maupun mentalnya, pada saat serangan terasa akan datang atau sedang dalam serangan.

Posisi tersebut antara lain:

Posisi Pasien Relaks atau half lying Posisi terapis Disamping pasien

Tatalaksana Berdiri Bila dalam keadaan berdiri, posisi relaksasi yang disarankan yaitu tubuh bersandar ke dinding belakang atau bertumpu ke depan dan kepala condong ke depan sehingga napasnya tidak

(24)

19 Tatalaksana duduk

Instruksi Terapis

terengah-engah dan otot diafragmanya lebih banyak berfungsi.Selanjutnya pasien diminta mengontrol pernapasannya dengan purse lips breathing. Setelah pasien bisa mengontrol pernapasannya, dilanjutkan dengan diafragma breathing

Bila dalam posisi duduk, taruh bantal di perutnya kemudian minta ia memeluk bantal itu. Selanjutnya pasien diminta mengontrol pernapasannya dengan purse lips breathing.Setelah pasien bisa mengontrol pernapasannya, dilanjutkan dengan diafragma breathing.

Instruksikan kepada pasien untuk meletakkan tangan yang lebih dominan di atas perut dan tangan satunya lagi di atas dada. Lalu instruksikan untuk menarik napas dalam dari hidung dengan perut dikembungkan lalu tahan 2 – 3 detik kemudian dihembuskan secara perlahan dari mulut, seperti meniup lilin atau bersiul ulangi selama 3 sampai 5 kali. Ajarkan OS untuk mengembungkan perutnya dengan dada tidak bergerak

E. Chest Physioterapi

Huffingdigunakan untuk merangsang batuk.Pasien posisi duduk atau

half lying. Lalu ajarkan pasien batuk tanpa suara dengan ekspirasi secara paksa diiringi deep breathing pada awalnya 3 kali. Setelah deep breathing yang keempat diakhiri ekspirasi secara paksa atau teknik huffing.

Coughingbertujuan untuk menghasilkan batuk efektif.Pasien dalam

(25)

20

bernafasn dalam sebanyak 3 kali dan saat nafas dalam ke 4, diakhir respirasi pasien diminta batuk efektif yaitu secara tajam, ganda, dalam, sehingga diharapkan secret yang ,menempel di lobus akan keluar.

Tekhnik huffing dan coughing

Posisi Pasien Half lying atau duduk condong ke depan dengan kepala menunduk.

Posisi terapis Disamping Pasien

Tatalaksana Instruksikan kepada Pasien untuk meletakkan ke dua tangannya diatas perut, terapis memberikan contoh seperti menghembuskan napas secara paksa dengan mulut terbuka, awali dengan menginstruksikan kepada pasien untuk menarik napas dalam sebanyak 3 kali lalu pada ekspirasi yang ke-4 pasien diminta untuk huffing. Ulangi 3 kali huffing diikuti dengan satu kali napas dalam disetiap huffing.

F. Vibrasi

Tekhnik memberikan getaran secara halus dari tangan fisioterapis ke daerah letak pasien yang terdapat penumpukan sputum, berguna untuk melepaskan secret yang menempel pada lobus.

(26)

21

8. CTEV (Conginetal Talipes Equina Varus)

Suatu kondisi dimana kaki pada posisi adduksi, supinasi dan varus. Tulang calcaneus, navicular, dan cuboidterotasi kearah medial terhadap talus, dan bertahan dalam posisi adduksi serta inervasi oleh ligamen dan tendon serta muscle pada knee dan ankle.

Standar Operasional Prosedur (SOP)

(a). mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan meminta persetujuan pasien secara lisan

(b). mengatur posisi pasien yang nyaman, area yang diperiksa mudah dijangkau dan pemeriksa (Fisioterapi)

(c). Mengkomunikasikan tentang tujuan pemeriksaan keluhan pasien

(d). menjelaskan form pemeriksaan nyeri (VAS) dan istrumen yang akan diberikan kepada pasien

(e). melakukan test-test Khusus Frozen Shoulder Intervensi:

Ultrasound:Gelombang US yang masuk ke dalam tubuh akan

menimbulkan efek micromassage yang akan membantu mengurangi zat iritan dan panas ringan yang dihasilkan akan menimbulkan efek sedatif. Manual Therapy: menurunkan nyeri, meningkatkan ROM, &

Manipulasi. Exercise :

• Meningkatkan dan mempertahankan rentang sendi (ROM = Range of Motion);

(27)

22

• Meningkatkan ketahanan statik dan dinamik;

• Memungkinkan sendi berfungsi secara biomekanik lebih baik; • Meningkatkan fungsi menyeluruh dan rasa-nyaman penderita.

(28)

23

EVALUASI

No KOMPONEN PENILAIAN

DILAKUKAN YA TIDAK

I Perilaku Profesional (Professional Behavior)

1. Kelengkapan Personal 2. Keamanan

3. Komunikasi (communication)

II Manajemen Pasien ( Patient Management)

1. Penalaran Klinis (Clinikal Reasoning) 2. Skrining (Screening)

3. Pemeriksaan (Examination) 4. Evaluasi (Evaluation)

5. Diagnosis dan Prognosis (Diagnosis dan Prognosis) 6. Rencana Penanganan ( Plan Of Care)

7. Prosedure intervensi (Procedural Interventional) 8. Edukasi (Educational Interventional)

9. Dokumentasi (Documentation) 10. Penilaian (Outcame assessment)

Jumlah Total Total Nilai

(29)

Gambar

Gambar 3.4 Gerakan Dorsal Fleksi (De Wolf, 1994)
Gambar 3.5 Gerakan Palmar Fleksi (De Wolf, 1994)  2)  Gerakan ulnar deviasi dan radial deviasi

Referensi

Dokumen terkait

Data yang di ambil dalam penelitian ini adalah data yang langsung di ambil dan di peroleh dari sampel yang telah di tetapkan, yaitu angka-angka dari hasil tes

Jenis transaksi Dokumen yang digunakan Penjualan kredit Penjualan Tunai Penerimaan Kas Return Penjualan Pot..

11.2 Jika Pemegang Kartu dibatalkan keanggotaannya oleh Bank atau memutuskan untuk mengakhiri keanggotaannya dari Bank, maka Pemegang Kartu wajib mengembalikan Kartu Utama (dan Kartu

Pemutusan studi dikenakan kepada mahasiswa Program Diploma, Program Sarjana (termasuk Program Profesi), Program Magister dan Program Doktor (termasuk Program Spesialis

Pemberian terapi latihan berupa gerakan pasif sangat bermanfaat dalam menjaga sifat fisiologis dari jaringan otot dan sendi. Jenis latihan ini dapat diberikan

Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat menyelesaikan Modul Asuhan Kebidanan Komunitas dapat digunakan untuk kegiatan

Fisioterapis : melaksanakan program yang dibuat dokter dengan keterapian fisik ( modalitas dan latihan fisik ) Terapis Okupasi: memberikan terapi latihan dan edukasi menggunakan