• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI DAN UJI-COBA PENGOPERASIAN JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICE PADA JARING ARAD DI PEKALONGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSTRUKSI DAN UJI-COBA PENGOPERASIAN JUVENILE AND TRASH EXCLUDER DEVICE PADA JARING ARAD DI PEKALONGAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KONSTRUKSI DAN UJI-COBA PENGOPERASIAN JUVENILE AND

TRASH EXCLUDER DEVICE PADA JARING ARAD DI PEKALONGAN

Agus Salim

Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 29 Mei 2008; Diterima setelah perbaikan tanggal: 22 Mei 2009;

Disetujui terbit tanggal: 1 Nopember 2010

PENDAHULUAN

Menurut Losse & Ponggo (1977) luas daerah penangkapan Laut Jawa Tengah 16.300 km2 sedangkan di lepas pantai 46.600 km2. Selanjutnya dikatakan bahwa perairan ini cukup kaya akan sumber daya ikan demersal. Berbagai alat tangkap ikan dioperasikan di Laut Jawa. Salah satu alat tangkap yang mempunyai arti penting usaha penangkapan ikan adalah jaring arad. Jaring arad tergolong alat tangkap yang aktif, pengoperasian jaring adalah dengan cara ditarik dengan menggunakan tenaga mesin menyapu dasar perairan.

Pada umumnya jaring arad yang dioperasikan oleh nelayan di perairan utara Jawa mempunyai ukuran mata di bagian kantong relatif kecil yaitu 0,75-1 inci. Penggunaan jaring dengan ukuran mata jaring yang relatif kecil tersebut ditengarai telah mengancam kelestarian sumber daya perikanan terutama perikanan pantai karena banyak ikan-ikan muda dan rucah yang ikut tertangkap. Ikan muda disebut

juvenile fish dan ikan rucah disebut trash fish. Konsep

pelolosan juvenile dan trash fish pada jaring arad melalui juvenile and trash excluder device

sebagaimana disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Konsep pelolosan juvenile dan trash fish pada jaring arad melalui juvenile and trash excluder

device.

Dalam rangka upaya mengeliminir jumlah juvenile

fish dan trash fish yang tertangkap jaring arad, maka

Balai Riset Perikanan Laut melakukan penelitian

juvenile and trash fish excluder device melalui

uji-coba di perairan utara Pekalongan (Gambar 2).

Juvenile and trash fish excluder device dipasang pada

jaring arad milik nelayan di salah satu sentra perikanan arad di Pekalongan, Jawa Tengah. Juvenile

and trash fish excluder device adalah suatu perangkat

yang mempunyai konstruksi di mana memungkinkan lolosnya juvenile dan trash fish saat jaring arad dioperasikan. Dengan memasang perangkat Juvenile

and trash fish excluder device pada alat tangkap

jaring arad diharapkan jaring arad dapat lebih selektif dan lebih ramah lingkungan karena juvenile dan trash

fish tidak ikut tertangkap.

Gambar 2. Lokasi penelitian (uji-coba) juvenile and trash fish excluder device di Laut Jawa dengan basis Pekalongan.

Ikan masuk

Ikan muda keluar melalui JTEDs.

JTEDs Jaring Arad

Pekalongan

(2)

Tulisan ini membahas mengenai konstruksi dan cara pengoperasian juvenile and trash fish excluder

device pada uji-coba yang dilakukan di perairan utara

Pekalongan. Tulisan ini juga merupakan bagian dari laporan penelitian yang berjudul pukat dasar (bottom

seine net) yang produktif dan selektif untuk

menunjang upaya pemanfaatan sumber daya

perikanan yang berkelanjutan (Widodo et al., 2006). POKOK BAHASAN

Konstruksi Juvenile and Trash Fish Excluder Device

a. Bahan dan peralatan

Bahan utama yang dipergunakan untuk

pembuatan juvenile and trash fish excluder device

yaitu besi begel ∅ 8 mm, 6 mm, engsel 3 inci, rantai besi 1/4 inci, cat besi, weebing PE 0,75 inci d/9,

waring 3 mm, tali-temali, dan benang. Peralatan kerja

yang digunakan meliputi peralatan las, gurinda, rool meter, gergaji besi, spidol, kuas, coban, dan lain-lain. b. Rancang bangun juvenile and trash fish

excluder device

Ukuran unit juvenile and trash fish excluder device disesuaikan dengan besarnya lingkaran kantong jaring. Pada uji-coba di perairan utara Pekalongan ukuran juvenile and trash fish excluder device sebagai berikut lebar juvenile and trash fish excluder device 500 mm, panjang sisi mendatar 400 mm, dan tinggi sisi yang melingkar 600 mm, dengan jarak kisi-kisi (bar) 17,5 mm (Widodo et al., 2005). Sudut kemiringan kisi-kisi yang ideal 45° (Gambar 3).

Gambar 3. Konstruksi juvenile and trash fish excluder device yang diuji-cobakan pada pengoperasian jaring arad di perairan utara pekalongan.

c. Cara pembuatan dan perakitan juvenile and trash fish excluder device

Penjelasan cara pembuatan dan perakitan juga dijelaskan pada Gambar 2 di atas. Bahan untuk pembuatan bigkai juvenile and trash fish excluder

device menggunakan besi beton ∅ 10 mm untuk

bingkai dan ∅ 6 mm untuk bahan kisi-kisi. Bagian sisi yang mendatar (bagian B) adalah berbentuk bingkai empat persegi panjang 600x400 mm dengan panjang kisi-kisi 400 mm dan jarak kisi-kisi (bar) 17,5 mm. Bagian sisi miring (bagian A dan C) berbentuk bingkai 1/2 lingkaran dengan tinggi 600 mm dan lebar alas 600 mm. Bar kisi-kisi pada sisi miring untuk bagian depan (bagian A) 1,75 cm dan sisi miring bagian belakang (bagian C) ditutup dengan jaring ukuran mata 0,75 inci. Cara menyambung bagian bingkai

juvenile and trash fish excluder device dan kisi-kisi

adalah dengan cara dilas dan dihaluskan dengan gurinda. Penggabungan ketiga sisi pada unit juvenile

and trash fish excluder device digunakan engsel besi

3 inci dua buah setiap sambungan agar supaya

juvenile and trash fish excluder device dapat dilipat

untuk memudahkan di dalam dan pengoperasianya. Guna menjaga agar sudut kemiringan tetap 45° maka kedua sisi miring dihubungkan dengan memakai rantai besi 1/4 inci dua buah yang diikatkan pada kupingan yang berada pada bingkai sisi-sisi miring. Setelah juvenile and trash fish excluder device selesai dirakit kemudian diadakan pengecetan untuk menghambat korosi air laut. Selanjutnya, unit juvenile

and trash fish excluder device yang telah selesai

dibuat dipasang pada jaring arad milik nelalan di Pekalongan. Unit juvenile and trash fish excluder

device dipasang di antara bagian badan (net body)

dan kantong jaring (net codend) (Gambar 4).

45 o

45 o Bar = 1.75 mm

Besi beton Ø = 10 mm Bar 17.5 mm

Sudut kemiringan Rantai besi ¼ inci 600 mm 400 mm 600 mm

(3)

Gambar 4. Desain dan konstruksi jaring arad di Pekalongan dan posisi pemasangan juvenile and trash fish

excluder device.

d. Pemasangan cover net (jaring pembungkus) Ikan muda dan kecil yang tertangkap jaring arad yang telah dipasangi juvenile and trash fish excluder

device akan keluar melalui celah kisi-kisi juvenile and trash fish excluder device saat jaring arad

dioperasikan. Dengan demikian jumlah, jenis, dan ukuran ikan yang diloloskan juvenile and trash fish

excluder device tidak dapat diketahui. Oleh karena itu,

di bagian lubang pelolosan alat juvenile and trash fish

excluder device dipasang kantong tambahan yang

disebut cover net. Cover net terbuat dari bahan

waring ukuran mata 3 mm dengan panjang 2 m.

Pemasangan cover net dibuat naik ke atas 45° sehingga posisi cover net berada di atas kantong sehingga ikan-ikan yang telah melewat kisi-kisi mudah masuk dan tertampung di cover net (Gambar 5). Dengan cara ini dapat diketahui jumlah, jenis, dan ukuran ikan yang tertangkap dan juga yang lolos melalui juvenile and trash fish excluder device saat jaring arad dioparesikan. Untuk keseimbangan

juvenile and trash fish excluder device dan kantong

jaring agar tidak menancap (terbenam) atau menggaruk lumpur ketika jaring sedang dioperasikan maka di bagian atas juvenile and trash fish excluder

device dipasang pelampung secukupnya.

Gambar 5. Pemasangan cover net pada lubang pelepasan juvenile and trash fish excluder device. Uji-Coba Pengoperasian Juvenile and Trash Fish

Excluder Device

Uji-coba juvenile and trash fish excluder device pada jaring arad di perairan utara Pekalongan dilakukan menggunakan jaring arad berukuran tali ris atas (head rope) 24 m dan ris bawah (ground rope) 27

m. Kapal yang digunakan berdimensi panjang 8,80 m; lebar 2,8 m; dan dalam 1,1 m dengan tenaga penggerak dua buah mesin diesel jenis outboard merk Dongfeng masing-masing 16 PK. Gambar 6 menyajikan keragaan pengoperasian jaring arad yang dilengkapi juvenile and trash fish excluder device. Posisi JTED Bagian Kantong Bagian Badan JTED Cover net Net codend 2 meter

(4)

Gambar 6. Keragaan pengoperasian jaring arad yang dilengkapi juvenile and trash fish excluder device. Uji-coba juvenile and trash fish excluder device

dilakukan pada siang hari di kedalaman perairan 20-30 m. Lama penarikan jaring (net towing) berkisar antara 2-3 jam dengan kecepan 2-3 knot. Setelah hasil tangkapan naik ke atas kapal kemudian

dilakukan pemilahan hasil tangkapan berdasarkan atas jenis-jenis ikan yang tertangkap baik yang masuk ke dalam kantong maupun yang masuk ke dalam

cover net (Gambar 7).

Gambar 7 Ikan muda (juvenile) dan rucah (trash fish) dipisah dari ikan besar untuk dianalisis. a. Jumlah ikan yang lolos lewat juvenile and trash

fish excluder device

Uji-coba penangkapan berhasil dilakukan 15 kali tawur (setting). Hasil tangkapan setiap stasiun tampak bervariasi. Ikan yang masuk cod end berkisar 4.680-32.364 kg dengan total tangkapan 226.894 kg atau rata-rata 15.126 kg. Sedangkan hasil tangkapan yang

masuk ke cover net berkisar 2.590-12.080 kg dengan total hasil tangkapan 98.627 kg atau rata-rata 6.580 kg. Hasil analisis menunjukan laju tangkap rata-rata 8,50 kg/jam operasi. Hasil tangkapan yang masuk cod

end sejumlah 5,97 kg/jam operasi atau 70,3% dan

yang masuk ke cover net 2,53 kg/jam operasi atau 29,7% (Tabel 1 dan Gambar 8).

Tabel 1. Laju tangkap (catch rate) dan ikan yang lolos (escape) jaring arad yang dilengkapi juvenile and

trash fish excluder device hasil uji-coba pada jaring nelayan Pekalongan, tahun 2006

Nomor setting Ikan lolos (kg/jam) Ikan tertangkap (kg/jam) Total (kg/jam)

1 4,03 4,17 8,20 2 3,18 5,36 8,54 3 2,88 1,56 4,44 4 3,45 10,79 14,24 5 3,27 7,11 10,38 Kapal ukuran p x l x d = 8.8 x 2.8 x 1.1 m. Total kekuatan mesin 32 HP. Ikan besar masuk kantong jaring Ikan muda dan rucah

(5)

29.7

70.3

0

25

50

75

Lolos

Tertangkap

Ikan

%

6 3,89 6,70 10,59 7 2,72 6,14 8,86 8 1,95 5,67 7,62 9 1,51 6,80 8,31 10 4,13 8,01 12,14 11 1,76 6,50 8,26 12 1,30 4,74 6,04 13 1,70 4,27 5,97 14 1,10 5,64 6,74 15 1,04 6,06 7,10 Rata-rata 2,53 5,97 8,50

Gambar 8. Hasil uji-coba menunjukan 29,7% ikan muda dan rucah lolos dari total hasil tangkapan jaring arad yang dipasangi juvenile and trash fish excluder device.

b. Jenis ikan

Jenis ikan hasil tangkapan jaring arad yang dilengkapi dengan juvenile and trash fish excluder

device tercatat 15 jenis dan ikan campuran (trash fish). Ikan-ikan tersebut didominansi oleh ikan sriding

malam (Apogonidae), kurisi (Nemipterus spp.), beloso

(Saurida undosquamis), buntal (Lagocephalus

inermis), petek (Leiognathus bindus), cumi-cumi

(Loligo sp.), sotong (Sephia spp.), udang (Macrobrachium rosenbergii), kepiting (Scylla spp.), simping (Bivalvae), dan timun laut (Holothuridae) (Tabel 2).

Tabel 2. Komposisi jenis hasil tangkapan pukat dasar di Pekalongan selama uji-coba juvenile and trash

fish excluder device

No. Jenis Tertangkap (%) Lolos (%)

1. Beloso (Saurida undosquamis) 9,44 13,46

2. Baji-baji (Platicephalidae) 1,12 1,39

3. Buntal (Lagocephalus inermis) 5,21 0,83

4. Selanget (Anadatonsoma cachunda) 1,21 0,20

5. Kembung (Rastrelliger brachysoma) 1,96 0,37

6. Kurisi (Nemipterus spp.) 12,62 11,20

7. Kapasan (Pentaprion longimanus) 0,73 2,01

8. Kuniran (Upeneus sulphureus) 1,43 1,73

9. Lidah (Crossorhombus azureus) 0,32 1,64

10. Sebelah (Psetodes sp.) 1,01 0,62

11. Tigawaja (Johnius dussumieri) 1,42 0,15

12. Pari (Plesiobatis sp.) 3,51 1,01

13. Petek (Leiognathus bindus) 4,11 6,33

14. Sriding malam (Apogonidae) 14,15 17,43

15. Swangi (Priacanthus sp.) 3,28 0,81

16. Campuran (trash fish) 4,99 15,07

17. Cumi-cumi (Loligo sp.) 2,47 9,63

(6)

19. Udang (Macrobrachium rosenbergii) 2,86 1,22

20. Simping (Bivalvae) 8,04 0,09

21. Kepiting (Scylla spp.) 3,14 5,77

22. Timun laut (Holothuridae) 4,06 0,13

KESIMPULAN

1. Konstruksi juvenile and trash fish excluder device yang diuji-coba mempunyai lebar celah kisi-kisi (bar) pelolosan ikan 17,5 mm.

2. Juvenile and trash fish excluder device dipasang antara badan jaring dan kantong jaring arad. 3. Hasil uji-coba menunjukan bahwa juvenile and

trash fish excluder device yang dipasang pada

jaring arad milik nelayan Pekalongan mampu meloloskan ikan muda (juvenile) dan rucah (trash

fish) 29,7% dari total hasil tangkapan.

PERSANTUNAN

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ir.

Agustinus Anung Widodo, M.Si. sebagai

penanggungjawab kegiatan yang telah memberikan dorongan untuk menulis aspek teknis dari kegiatan penelitian ini dan sekaligus banyak membimbing dan memberi asistensi selama proses penuliasan.

DAFTAR PUSTAKA

Widodo, A. A., Mahiswara, F. Satria, H. H. Latif, E. Nurdin, Hufiadi, T. Budiarti, A. Priatna, M. Natsir, A. salim, Suwardi, I. Harkomoyo, & N. Hendriatna. 2005. Riset selektivitas unit penangkapan berbasis cahaya dan pukat dasar untuk menunjang upaya pemanfaatan sumber daya perikanan yang berkelanjutan. Laporan Akhir Tahun 2005. Jakarta. Widodo, A. A., Mahiswara, H. H. Latif, E. Nurdin, Hufiadi, T. Budiarti, A. Azim, A. salim, Suwardi, I. Harkomoyo, Suparman, & Leman. 2006. Riset selektivitas penangkapan pukat dasar (bottom

seine net) untuk menunjang upaya pemanfaatan

sumber daya perikanan yang berkelanjutan.

Laporan Akhir Tahun 2006. Jakarta.

Losse & D. Ponggo. 1977. Spesial Report the Java

Southeast Moonsoon, Mutiara IV Trawl Survey.

Gambar

Gambar 2.  Lokasi  penelitian  (uji-coba)  juvenile  and  trash  fish  excluder  device  di  Laut  Jawa  dengan  basis  Pekalongan
Gambar 3.  Konstruksi  juvenile  and  trash  fish  excluder  device  yang  diuji-cobakan  pada  pengoperasian  jaring arad di perairan utara pekalongan
Gambar 4.  Desain dan konstruksi jaring arad di Pekalongan dan posisi pemasangan juvenile and trash fish  excluder device
Gambar 6.  Keragaan pengoperasian jaring arad yang dilengkapi juvenile and trash fish excluder device
+2

Referensi

Dokumen terkait

19 Thn 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan (SNP) dijelaskan bahwa, Satndar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang terdiri dari

Embalmer di Indonesia, yang secara sengaja maupun tidak sengaja melakukan embalming pada kasus kematian tidak wajar sebelum dilakukan otopsi, dapat menyebabkan terjadinya kesulitan

Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu Jika duktus sistikus tersumbat batu, maka kandung empedu mengalami distensi kemudian akan terjadi infeksi sehingga

Analisa debu dari hasil pembakaran batubara pernah menunjukkan kandungan galium sebanyak 1.5%.Unsur ini satu dari empat logam: raksa, cesium dan rubidium yang

Penelitian ini mengkaji tentang mekanisme kontrol sosial pada obyek wisata Silokek terhadap perilaku menyimpang remaja oleh masyarakat Nagari Silokek Kecamatan

dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis tempat penampungan air, letak tempat

Maka dipilihlah sebuah proyek sekolah seni murni yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang dapat memecahkan masalah ini selain itu juga sebuah galeri yang