• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI FISIK PATI GANYONG (Cannaa edulis Kerr) TERMODIFIKASI SECARA HIDROTERMAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARAKTERISASI FISIK PATI GANYONG (Cannaa edulis Kerr) TERMODIFIKASI SECARA HIDROTERMAL"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISASI

TERMODIFIKASI

Maila Yesti Kuswandari,

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax : (024) 7460058

Pati ganyong merupakan umbi

dikembangkan karena memiliki banyak kegunaan terutama berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pangan fungsional contohnya dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat yang digunakan sebagai produk antara untuk dijadikan produk olahan lanjut seperti mie, bihun, dll.

sifat fungsional yang terdapat dalam pati untuk meningkatkan nilai tambah sebagai ingridien bahan pangan fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu dan waktu pemanasan terhadap fisik modifikasi pati ganyong secara hidrotermal. Dengan cara memanaskan pati pada temperature tinggi (100oC, 110oC) dan waktu tertentu (2, 4, 6 jam).

kamba (0,6692-0,7528 gr/ml), densitas pad

lebih tinggi dari pati alaminya. Sedangkan pada analisa kadar air berat basah memiliki nilai yang lebih rendah dari pati alaminya.

adalah mengubah sifat-sifat fisik

Kata kunci: pati ganyong; modifikasi hidrotermal; pati modifikasi;

Canna starch are a roots which abundant in Indonesia.

developed because it has many uses, especially potential to be used as a functional food ingredients, as sources of carbohydrates that used as

Modification of Canna starch change the functional properties of functional food ingredient.. The aim of this research

the physical properties of hydrothermally modified canna starches. elevated temperature(100oC, 110

that the analysis bulk density(0,6692

native canna starch. While the analysis of the water content of wet weight lower value than native starch.

properties to be better.

Keyword:Canna starch;hydrothermic modification;modified starches;

1. Pendahuluan

Pada saat ini tingkat penggunaan bahan tergolong rendah. Ganyong(Canna edulis Kerr di Indonesia saat ini belum banyak dimanfaatkan.

Pengolahan ganyong menjadi pati akan m

dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pati ganyong adalah dengan cara memodifikasi pati. Dengan memodifikasi pati akan dihasilkan karakteristik pati yang diinginkan berupa sifat fisik, kimia, m

flavour, kerenyahan, dll. Tehnik memodifikasi pati ganyong dapat dilakukan dengan memodifikasi sifatnya secara fisik dan kimia. Salah satu tehnik modifikasi pati secara fisik yaitu modifikasi secara hidrotermal (

yaitu dengan pemanasan dan penambahan air. Kelebihan modifikasi secara fisik ini khususnya adalah mengubah sifat sifat fungsional pati seperti kemampuan absorbsi, kelarutan, swelling power dll.

KARAKTERISASI FISIK PATI GANYONG (Canna edulis Kerr

TERMODIFIKASI SECARA HIDROTERMAL

Maila Yesti Kuswandari, Olivia Anastria, Dyah Hesti Wardhani

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax : (024) 7460058

Abstrak

Pati ganyong merupakan umbi-umbian yang melimpah di Indonesia. Pati ganyong berpotensi untuk karena memiliki banyak kegunaan terutama berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pangan fungsional contohnya dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat yang digunakan sebagai produk antara untuk dijadikan produk olahan lanjut seperti mie, bihun, dll.Modifikasi pati ganyong berfungsi untuk mengubah sifat sifat fungsional yang terdapat dalam pati untuk meningkatkan nilai tambah sebagai ingridien bahan pangan

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu dan waktu pemanasan terhadap fisik modifikasi pati ganyong secara hidrotermal. Dengan cara memanaskan pati pada temperature tinggi

C) dan waktu tertentu (2, 4, 6 jam). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa densitas , densitas padat (0,7588-0,8396 gr/ml) pada pati termodifikasi memiliki nilai yang lebih tinggi dari pati alaminya. Sedangkan pada analisa kadar air berat basah (8-14%)

memiliki nilai yang lebih rendah dari pati alaminya. Keuntungan modifikasi secara heat moisture treatment ini isik yang terdapat dalam pati menjadi suatu nilai tambah

pati ganyong; modifikasi hidrotermal; pati modifikasi; sifat fisik. Abstract

starch are a roots which abundant in Indonesia. Canna starch has the potential to be developed because it has many uses, especially potential to be used as a functional food ingredients,

that used as intermediate products (such as noodles, vermicelli, biscuit etc change the functional properties of the starch to increase the added value as a The aim of this research was to study the effect of temperature

properties of hydrothermally modified canna starches.Heat treatment modifies C, 110oC) in varying moisture level for certain period (2, 4, 6 hour)

(0,6692-0,7528 gr/ml), solid density(0,7588-0,8396 gr/ml)

While the analysis of the water content of wet weight(8-14%) in the modified s

starch.Advantages of heat moisture treatment modification change the functional

starch;hydrothermic modification;modified starches;physical properties.

Pada saat ini tingkat penggunaan bahan-bahan hasil pertanian selain padi, jagung, ubikayu, ubijalar masih Canna edulis Kerr) merupakan salah satu sumber pati yang potensial dan banyak tumbuh di Indonesia saat ini belum banyak dimanfaatkan.

Pengolahan ganyong menjadi pati akan meningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pati ganyong adalah dengan cara memodifikasi pati. Dengan memodifikasi pati akan dihasilkan karakteristik pati yang diinginkan berupa sifat fisik, kimia, maupun fungsional misalnya warna, flavour, kerenyahan, dll. Tehnik memodifikasi pati ganyong dapat dilakukan dengan memodifikasi sifatnya secara fisik dan kimia. Salah satu tehnik modifikasi pati secara fisik yaitu modifikasi secara hidrotermal (

yaitu dengan pemanasan dan penambahan air. Kelebihan modifikasi secara fisik ini khususnya adalah mengubah sifat sifat fungsional pati seperti kemampuan absorbsi, kelarutan, swelling power dll.

Canna edulis Kerr)

SECARA HIDROTERMAL

Dyah Hesti Wardhani

*)

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Jalan Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax : (024) 7460058

Pati ganyong berpotensi untuk karena memiliki banyak kegunaan terutama berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan pangan fungsional contohnya dapat dijadikan sebagai sumber karbohidrat yang digunakan sebagai produk antara untuk ikasi pati ganyong berfungsi untuk mengubah sifat-sifat fungsional yang terdapat dalam pati untuk meningkatkan nilai tambah sebagai ingridien bahan pangan

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh suhu dan waktu pemanasan terhadap sifat fisik modifikasi pati ganyong secara hidrotermal. Dengan cara memanaskan pati pada temperature tinggi Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil analisa densitas pada pati termodifikasi memiliki nilai yang 14%) pada pati termodifikasi ecara heat moisture treatment ini yang terdapat dalam pati menjadi suatu nilai tambah.

starch has the potential to be developed because it has many uses, especially potential to be used as a functional food ingredients, for example such as noodles, vermicelli, biscuit etc). starch to increase the added value as a rature and heating time on modifies heating of starch at (2, 4, 6 hour). The results show 0,8396 gr/ml) have a higher value than in the modified starch have a f heat moisture treatment modification change the functional

properties.

pertanian selain padi, jagung, ubikayu, ubijalar masih ) merupakan salah satu sumber pati yang potensial dan banyak tumbuh

eningkatkan nilai ekonomisnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah pati ganyong adalah dengan cara memodifikasi pati. Dengan memodifikasi aupun fungsional misalnya warna, flavour, kerenyahan, dll. Tehnik memodifikasi pati ganyong dapat dilakukan dengan memodifikasi sifatnya secara fisik dan kimia. Salah satu tehnik modifikasi pati secara fisik yaitu modifikasi secara hidrotermal (heat moisture treatment) yaitu dengan pemanasan dan penambahan air. Kelebihan modifikasi secara fisik ini khususnya adalah mengubah

(2)

sifat-Penelitian ini bertujuan untuk m hidrotermal terhadap sifat fisiknya.

2. Bahan dan Metode Penelitian 2.1 Material:

Bahan yang digunakan dalam modifikasi pati ganyongadalah tepung ganyong yang diperoleh dari industri rumah tangga di Purworejo, Jawa Tengah, aquades, minyak

2.1 Modifikasi pati secara HMT:

Menimbang 100 gram pati ganyong kemudian menambahkan aquadest sampai kadar airnya hingga merata. Selanjutnya adonan diletakkan dalam loyang dan didiamkan dalam refrige

adonan dimasukkan dalam oven pada temperatur

Selanjutnya didinginkan dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 50 analisa-analisa berikut:

Densitas kamba (bulk density)

(Wirakartakusumah et al. 1992)

Densitas kamba ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan merupakan hasil pembagian berat bubuk dengan volume wadah. Sampel dimasukkan ke dalam gelas uku

25 ml lalu ditimbang bobotnya.

Densitas padat (Metode Khalil, 1999)

Densitas padat adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu dengan dipadatkan. Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml,

ditimbang bobotnya.

Kadar Air Metode Oven Biasa (Apriyantono

Cawan alumunium dikeringkan dalam oven pada suhu 105

desikator selama 10 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik (c). Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan (a) , kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik.

sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 dalam desikator, kemudian ditimbang.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Karakteristik Sifat Fisik

3.1.1Densitas Bulk (Kamba) dan Densitas Padat

0.62 0.64 0.66 0.68 0.7 0.72 0.74 0.76 d en si ta s k a m b a ( ρ ), g /m l

ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh suhu dan waktu pada modifikasi pati ganyong secara

Bahan yang digunakan dalam modifikasi pati ganyongadalah tepung ganyong yang diperoleh dari industri Purworejo, Jawa Tengah, aquades, minyak.

enimbang 100 gram pati ganyong kemudian menambahkan aquadest sampai kadar airnya hingga merata. Selanjutnya adonan diletakkan dalam loyang dan didiamkan dalam refrige

adonan dimasukkan dalam oven pada temperatur (100oC, 110oC) selama waktu (2, 4, 6 jam)

Selanjutnya didinginkan dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 500C selama 4 jam.Selanjutnya dilakukan

Densitas kamba ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan merupakan hasil pembagian berat bubuk dengan volume wadah. Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml. Isi hingga volumenya mencapai tepat

Densitas padat (Metode Khalil, 1999)

Densitas padat adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu dengan dipadatkan. Sampel dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml, kemudian dipadatkan. Isi hingga volumenya mencapai tepat 25 ml lalu

Kadar Air Metode Oven Biasa (Apriyantono et al. 1989)

Cawan alumunium dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 15 menit, lalu didinginkan dalam 10 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik (c). Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan (a) , kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik.

sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama semalam (b). Selanjutnya cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang.

Densitas Bulk (Kamba) dan Densitas Padat

(a)

murni 30%,2jam 30%,4jam 30%,6jam

variabel

suhu 100 C suhu 110 C

aruh suhu dan waktu pada modifikasi pati ganyong secara

Bahan yang digunakan dalam modifikasi pati ganyongadalah tepung ganyong yang diperoleh dari industri

enimbang 100 gram pati ganyong kemudian menambahkan aquadest sampai kadar airnya 30%, dan aduk hingga merata. Selanjutnya adonan diletakkan dalam loyang dan didiamkan dalam refrigerator. Setelah satu malam, selama waktu (2, 4, 6 jam) sambil diaduk setiap 2 jam. C selama 4 jam.Selanjutnya dilakukan

Densitas kamba ditentukan oleh berat wadah yang diketahui volumenya dan merupakan hasil pembagian berat r 25 ml. Isi hingga volumenya mencapai tepat

Densitas padat adalah massa partikel yang menempati suatu unit volume tertentu dengan dipadatkan. Sampel kemudian dipadatkan. Isi hingga volumenya mencapai tepat 25 ml lalu

C selama 15 menit, lalu didinginkan dalam 10 menit. Cawan ditimbang menggunakan neraca analitik (c). Sampel sebanyak 5 gram dimasukkan ke dalam cawan (a) , kemudian cawan serta sampel ditimbang dengan neraca analitik.Cawan berisi elanjutnya cawan berisi sampel didinginkan

suhu 100 C suhu 110 C

(3)

Gambar 3.1 Densitas kamba(a) dan densitas padat(b) pati

Pati umbi ganyong, memiliki nilai densitas padat sebesar 0.7388 g/ml.

Gambar 3.1 dapat disimpulkan, pada modifikasi pati ganyong dengan perlakuan suhu 100

pemanasan 2-4 jam terjadi kenaikan densitas kamba dan densitas padat HMT berlangsung mengakibatkan air mengimbibisi molekul pati amilosa dan amilopektin melalui ikatan

dan membentuk suatu daerah kristalin (beraturan) yang besarmenghasilkan bentuk granula pati yang lebih stabil dan teratur (Manuel, 1996). Sedangkan pada modifikasi pati ganyong d

pemanasan 6 jam densitas kamba dan densitas padat mengalami penurunan mulai terhidrasi sehingga mengakibatkan

menghasilkan area kristalin yang kecil dan lebih didominasi oleh kembali tidak teratur (Liu,2005).

3.1.2 Kandungan Air

Disimpulkan bahwa pati yang telah mengalami modifikasi memiliki kadar air

modifikasi. Kadar air pada pati dipengaruhi oleh proses pengeringan. Pengeringan berlangsung dengan memecahkan ikatan molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul

unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya (Rosdaneli, 2005).

Pada pemanasan suhu 110oC

suhu yang semakin tinggi maka tekanan jenuh uap air semakin tinggi pula. Tekanan jenuh akan menyebabkan uap air kembali membentuk tetesan air di sekeliling molekul pati. Dengan adanya tetesan air akan meningkatkan kelembaban disekitar molekul pati dan dapat berdampak menaikkan

modifikasi yang dihasilkan telah memenuhi SNI 01 0.68 0.7 0.72 0.74 0.76 0.78 0.8 0.82 0.84 0.86 d en si ta s p a d a t ), g /m l (b)

.1 Densitas kamba(a) dan densitas padat(b) pati ganyong termodifikasi hidrotermal Pati umbi ganyong, memiliki nilai densitas padat sebesar 0.7388 g/ml. Berdasarkan hasil analisis

dapat disimpulkan, pada modifikasi pati ganyong dengan perlakuan suhu 100

4 jam terjadi kenaikan densitas kamba dan densitas padat.Proses pemanasan pati dan keberadaan air saat air mengimbibisi molekul pati. Hal ini akan mengakibatkan

amilosa dan amilopektin melalui ikatan hidrogen sehingga terjadi pengaturan kembali ikatan amilosa dan amilopektin dan membentuk suatu daerah kristalin (beraturan) yang besarmenghasilkan bentuk granula pati yang lebih stabil dan

Sedangkan pada modifikasi pati ganyong dengan perlakuan suhu 100

pemanasan 6 jam densitas kamba dan densitas padat mengalami penurunan, hal ini dikarenakan molekul mengakibatkan melemahnya interaksi yang terjadi pada amilosa dan amilopekt menghasilkan area kristalin yang kecil dan lebih didominasi oleh area amosphous sehingga struktur granula

pati yang telah mengalami modifikasi memiliki kadar air lebih kecil daripada pati tanpa adar air pada pati dipengaruhi oleh proses pengeringan. Pengeringan berlangsung dengan memecahkan

molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul-molekul air yang terdiri dari un unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya (Rosdaneli, 2005).

C kandungan airnya lebih tinggi daripada pemanasan

suhu yang semakin tinggi maka tekanan jenuh uap air semakin tinggi pula. Tekanan jenuh akan menyebabkan uap air kembali membentuk tetesan air di sekeliling molekul pati. Dengan adanya tetesan air akan meningkatkan kelembaban

kitar molekul pati dan dapat berdampak menaikkan kandungan pati pati, (Rosdaneli, 2005).Kadar air pati ganyong modifikasi yang dihasilkan telah memenuhi SNI 01-6057-1999 yaitu maksimal 16%.

murni 30%,2jam 30%,4jam 30%,6jam

variabel

suhu 100 C suhu 110 C

ganyong termodifikasi hidrotermal

Berdasarkan hasil analisis pati Dari dapat disimpulkan, pada modifikasi pati ganyong dengan perlakuan suhu 100oC dan 110oC selama .Proses pemanasan pati dan keberadaan air saat al ini akan mengakibatkan terjadinya ikatan antara hidrogen sehingga terjadi pengaturan kembali ikatan amilosa dan amilopektin dan membentuk suatu daerah kristalin (beraturan) yang besarmenghasilkan bentuk granula pati yang lebih stabil dan engan perlakuan suhu 100oC dan 110oC selama hal ini dikarenakan molekul-molekul pati melemahnya interaksi yang terjadi pada amilosa dan amilopektin sehingga sehingga struktur granula menjadi

lebih kecil daripada pati tanpa adar air pada pati dipengaruhi oleh proses pengeringan. Pengeringan berlangsung dengan memecahkan molekul air yang terdiri dari unsur-unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar dari bahan. Akibatnya bahan tersebut

suhu 100oC dikarenakan pada suhu yang semakin tinggi maka tekanan jenuh uap air semakin tinggi pula. Tekanan jenuh akan menyebabkan uap air kembali membentuk tetesan air di sekeliling molekul pati. Dengan adanya tetesan air akan meningkatkan kelembaban

pati, (Rosdaneli, 2005).Kadar air pati ganyong suhu 100 C

(4)

Gambar 3.2 kadar air berat basah dari beberapa kondisi

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Dengan semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan nilai densitas kamba dan densitas padat semakin besar hal ini dikarenakan adanya interaksi kuat amilosa dan amilopektin yang mengakibatkan terjadinya pengaturan ikatan amilosa dan amilopektin secara radial membentuk struktur kristalin (beraturan).

2. Pati yang telah mengalami modifikasi memiliki kadar air lebih kecil da pati dipengaruhi oleh proses pengeringan.

Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Laboratorium Pelayanan Umum atas

Daftar Pustaka

A. M, M.Tsakama,dkk .2001. Effect of heat moisture treatment on physicochemical and pasting properties of starch extracted from eleven sweet potato varieties

Adebowale, K.O. and O.S. Lawal. 2003.

and Retrogradation Behaviour of Mucuna Bean (Mucuna pruriens) Starch on Heat Moisture Treatments Food Hydrocolloid. 17:265

Apriyantono A, D Fardiaz, NL Puspitasari, Sedarnawati, S Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : IPB Press. Bao J dan CJ Bergman. 2004. The functionality of rice starch. Di dalam : Elliason AC, editor.

Structure, Function, and Apllications.

BeMiller JN dan RL Whistler. 1996. Carbohydrates. Di dalam : OR Fennema, editor. York : Marcel Dekker.

Collado, L.S., L.B. Mabesa, C.G. Oates dan H. Corke. 2001. Potato Starch. J. Food Sci. 66(4): 604

Collado LS, dkk. 1999. Bihon Type Noodles From Heat Moisture Treaed Sweet Potato Starch. J. Food Science

Collado, L. S., & Corke, H. 1999. Heat moisture treatment effects on swe Food Chemistry, 65, 239–

Cui, S. W. 2005. Food Carbohydrates: Chemistry, Physical Properties, and Application Elliason AC. 2004. Starch in Food : Structure, Function, and Application

Publishing. CRC Press. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 k a d a r a ir b b , %

.2 kadar air berat basah dari beberapa kondisi modifikasi pati ganyong secara hidrotermal

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

Dengan semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan nilai densitas kamba dan densitas padat semakin dikarenakan adanya interaksi kuat amilosa dan amilopektin yang mengakibatkan terjadinya pengaturan ikatan amilosa dan amilopektin secara radial membentuk struktur kristalin (beraturan).

Pati yang telah mengalami modifikasi memiliki kadar air lebih kecil daripada pati tanpa modifikasi. Kadar air pada pati dipengaruhi oleh proses pengeringan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Laboratorium Pengolahan Limbah, Laboratorium Mikrobiologi, dan atas kontribusinya sebagai tempat penelitian ini.

Effect of heat moisture treatment on physicochemical and pasting properties of starch extracted from eleven sweet potato varieties. Jurnal.University of Malawi

Adebowale, K.O. and O.S. Lawal. 2003. Microstructure, Functional Properties

and Retrogradation Behaviour of Mucuna Bean (Mucuna pruriens) Starch on Heat Moisture Treatments 17:265-316.

Puspitasari, Sedarnawati, S Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : IPB Press. Bao J dan CJ Bergman. 2004. The functionality of rice starch. Di dalam : Elliason AC, editor.

Structure, Function, and Apllications.. Cambridge, England : Woodhead Publishing, CRC Press. BeMiller JN dan RL Whistler. 1996. Carbohydrates. Di dalam : OR Fennema, editor. Food Chemistry Collado, L.S., L.B. Mabesa, C.G. Oates dan H. Corke. 2001. Bihon-type of Noodles from Heat Moist

. J. Food Sci. 66(4): 604-609

Bihon Type Noodles From Heat Moisture Treaed Sweet J. Food Science, 66 (4) : 604-609

Heat moisture treatment effects on sweet potato starches differing in amylose content –346.

Food Carbohydrates: Chemistry, Physical Properties, and Application. CRC Press. Francis.

Starch in Food : Structure, Function, and Applications. Cambridge, England : Woodhead

murni 30%,2jam 30%,4jam 30%,6jam

variabel

suhu 100 C suhu 110 C

modifikasi pati ganyong secara hidrotermal

Dengan semakin tinggi suhu dan semakin lama waktu pemanasan nilai densitas kamba dan densitas padat semakin dikarenakan adanya interaksi kuat amilosa dan amilopektin yang mengakibatkan terjadinya pengaturan ikatan amilosa dan amilopektin secara radial membentuk struktur kristalin (beraturan).

ripada pati tanpa modifikasi. Kadar air pada

Pengolahan Limbah, Laboratorium Mikrobiologi, dan

Effect of heat moisture treatment on physicochemical and pasting properties of starch

and Retrogradation Behaviour of Mucuna Bean (Mucuna pruriens) Starch on Heat Moisture Treatments. J. Puspitasari, Sedarnawati, S Budiyanto. 1989. Analisis Pangan. Bogor : IPB Press. Bao J dan CJ Bergman. 2004. The functionality of rice starch. Di dalam : Elliason AC, editor. Starch in Food :

dhead Publishing, CRC Press.

Food Chemistry. Ed k-3. New type of Noodles from Heat Moisture Treated Sweet

et potato starches differing in amylose content. . CRC Press. Francis.

. Cambridge, England : Woodhead

suhu 100 C suhu 110 C

(5)

Flach, M. dan Rumawas. 1996. Plant Resources of South East Asia. Backhuys Publishers. London. Di dalam: Damayanti, Novian. 2002. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung dan Pati Ganyong (

Varietas Lokal. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fleche G. 1985. Chemical modification and degradation of starch. Di dalam : Bernum Van GMA dan Roller JA, editor. Starch Conversion Technology.

Glicksman, M. 1969. Gum Technology in the Food Industry. Academic Press, New York.

Herawati, Dian. 2009. Modifikasi pati sagu dengan teknik Heat Moisture Treatment (HMT) dan aplikasinya dalam memperbaiki kualitas bihun.

Higgins et al. 2004. Resistant starch consumption promotes lipid oxidation.

Hoover, R., & Maunal, H. 1996. Effect of heat moisture treatment on the structure and physi legume starches. Food Research International, 29, 731

Hoover, R. A., & Vasanthan, T. 1994. cereal, legume and tuber starches Jacobs, H., & Delcour, J. A. 1998.

structure: a review. Journal of Agricultural Food Chemistry, 46, 2895 Juliano, B. O. 1971. A Simplified Assay for Milled

334-336. Di dalam: Nisviati, A. 2006. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (

sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Kukus serta Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemiknya. Skr Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kay DE. 1973. Root Crops Tropical Product Institute. London : Foreign and Commonwealth Office. Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel Terhadap Perubahan Perilaku Fisik B

Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan dan Bobot Jenis. Media Peternakan Vol. 22. No 1: 1 Kulp, K., & Lorenz, K. 1981. Heat moisture treatment of starches Physicochemical properties

46–48.

Labuza, T.P., S.R. Tannenbaum and M. Karel. 1970. of Law Moisture and Intermediate Moisture. 24(5):543-550

Lim, S. T., Chang, E. H., & Chung, H. J. 2001.

potato starches. Carbohydrate Polymers, 46, 107 Lingga et al. 1986. Bertanam

Umbi-Perez, L. A, Meraz, F. G., Suarez, F.G., Tovar, J., Huicochea, E.F., Saguilan, A.A. 2005. Resistant starch

prepared by autoclaving of native and lintnerized banana starch: Partial Characterization. Journal of Starch 57 : 405-412.

Ropiq, S., Sukardi dan T. K. Bunasor. 1988. Ekstraksi dan Karakterisasi Pati Ganyong ( Industri Pertanian 3(1) :

21-Sajilata, M. G. Kulkarni. 2006. Resistant Starch A Review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. Vol 5, 2006.

Sathe , S. K dan D. K, Salunkhe. 1981. Isolation. Partial characterization and modification of t (phaseolus vulgaris) strach. J. Food Science. 46(2) : 617

Shin S, J Byun, KW Park, dan TW Moon. 2004. Effect of partial acid and heat moisture treatment of formation of resistant tuber starch. J Cereal Chemistry

Sunarti, T.C., N. Richana., F. Kasim., Purwoko, A. Budiyanto., 2007. Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia Tepung dan Pati Jagung Varietas Unggul Nasional dan Sifat Penerimaannya terhadap Enzim dan Asam. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi

Zondag MD. 2003. Reaseach paper : Effect of microwave heat characteristics. University of Wisconsin.

Flach, M. dan Rumawas. 1996. Plant Resources of South East Asia. Backhuys Publishers. London. Di dalam: Damayanti, Novian. 2002. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung dan Pati Ganyong (

Varietas Lokal. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fleche G. 1985. Chemical modification and degradation of starch. Di dalam : Bernum Van GMA dan Roller JA, editor. Starch Conversion Technology. New York and Bassel : Marcell dekker. Inc.

Glicksman, M. 1969. Gum Technology in the Food Industry. Academic Press, New York.

Modifikasi pati sagu dengan teknik Heat Moisture Treatment (HMT) dan aplikasinya dalam memperbaiki kualitas bihun. Thesis. Magister Teknologi Pangan dan Gizi, Fafeta, IPB.

. 2004. Resistant starch consumption promotes lipid oxidation. J Nutrition & Metabolism. Effect of heat moisture treatment on the structure and physi Food Research International, 29, 731–750.

Hoover, R. A., & Vasanthan, T. 1994. Effect of heat moisture treatment on structure and physicochemical properties of cereal, legume and tuber starches. Carbohydrate Research, 252, 33–53.

Jacobs, H., & Delcour, J. A. 1998. Hydrothermal modifications of granular starch, with retention of the granular . Journal of Agricultural Food Chemistry, 46, 2895–2905.

Juliano, B. O. 1971. A Simplified Assay for Milled Rice Amylose Measurement. Journal of Cereal Science Today. 16: 336. Di dalam: Nisviati, A. 2006. Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas

sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Kukus serta Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemiknya. Skr Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kay DE. 1973. Root Crops Tropical Product Institute. London : Foreign and Commonwealth Office. Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel Terhadap Perubahan Perilaku Fisik B

Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan dan Bobot Jenis. Media Peternakan Vol. 22. No 1: 1 Heat moisture treatment of starches Physicochemical properties

annenbaum and M. Karel. 1970. Water Content and Stability of Law Moisture and Intermediate Moisture. Food. J. Food. Tech.

Lim, S. T., Chang, E. H., & Chung, H. J. 2001.Thermal transition characteristics of heat . Carbohydrate Polymers, 46, 107–115.

-Umbian. Jakarta : Penebar Swadaya.

Perez, L. A, Meraz, F. G., Suarez, F.G., Tovar, J., Huicochea, E.F., Saguilan, A.A. 2005. Resistant starch

prepared by autoclaving of native and lintnerized banana starch: Partial Characterization. Journal of Starch 57 : Ropiq, S., Sukardi dan T. K. Bunasor. 1988. Ekstraksi dan Karakterisasi Pati Ganyong (Canna eduliskerr

-26.

Sajilata, M. G. Kulkarni. 2006. Resistant Starch A Review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. Sathe , S. K dan D. K, Salunkhe. 1981. Isolation. Partial characterization and modification of t

(phaseolus vulgaris) strach. J. Food Science. 46(2) : 617-621.

Shin S, J Byun, KW Park, dan TW Moon. 2004. Effect of partial acid and heat moisture treatment of formation of J Cereal Chemistry 81(2):194-198.

narti, T.C., N. Richana., F. Kasim., Purwoko, A. Budiyanto., 2007. Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia Tepung dan Pati Jagung Varietas Unggul Nasional dan Sifat Penerimaannya terhadap Enzim dan Asam. Departemen Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPBBogor.

Zondag MD. 2003. Reaseach paper : Effect of microwave heat-moisture and annealing treatment on buchwheat starch characteristics. University of Wisconsin.

Flach, M. dan Rumawas. 1996. Plant Resources of South East Asia. Backhuys Publishers. London. Di dalam: Damayanti, Novian. 2002. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung dan Pati Ganyong (Canna edulis Kerr) Varietas Lokal. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Fleche G. 1985. Chemical modification and degradation of starch. Di dalam : Bernum Van GMA dan Roller JA, editor. Glicksman, M. 1969. Gum Technology in the Food Industry. Academic Press, New York.

Modifikasi pati sagu dengan teknik Heat Moisture Treatment (HMT) dan aplikasinya dalam Thesis. Magister Teknologi Pangan dan Gizi, Fafeta, IPB.

J Nutrition & Metabolism. 1:8.

Effect of heat moisture treatment on the structure and physicochemical properties of Effect of heat moisture treatment on structure and physicochemical properties of Hydrothermal modifications of granular starch, with retention of the granular Rice Amylose Measurement. Journal of Cereal Science Today. 16: Ipomoea batatas) Klon Bb00105.10 sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Kukus serta Evaluasi Mutu Gizi dan Indeks Glikemiknya. Skripsi.

Kay DE. 1973. Root Crops Tropical Product Institute. London : Foreign and Commonwealth Office.

Khalil. 1999. Pengaruh Kandungan Air dan Ukuran Partikel Terhadap Perubahan Perilaku Fisik Bahan Pangan Lokal: Kerapatan Tumpukan, Kerapatan Pemadatan dan Bobot Jenis. Media Peternakan Vol. 22. No 1: 1-11.

Heat moisture treatment of starches Physicochemical properties. Cereal Chemistry, 58,

Thermal transition characteristics of heat moisture treated corn and

Perez, L. A, Meraz, F. G., Suarez, F.G., Tovar, J., Huicochea, E.F., Saguilan, A.A. 2005. Resistant starch-rich powders prepared by autoclaving of native and lintnerized banana starch: Partial Characterization. Journal of Starch 57 : Canna eduliskerr). J. Teknologi Sajilata, M. G. Kulkarni. 2006. Resistant Starch A Review. Comprehensive Reviews in Food Science and Food Safety. Sathe , S. K dan D. K, Salunkhe. 1981. Isolation. Partial characterization and modification of the great nothern bean Shin S, J Byun, KW Park, dan TW Moon. 2004. Effect of partial acid and heat moisture treatment of formation of narti, T.C., N. Richana., F. Kasim., Purwoko, A. Budiyanto., 2007. Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia Tepung dan Pati Jagung Varietas Unggul Nasional dan Sifat Penerimaannya terhadap Enzim dan Asam. Departemen Teknologi moisture and annealing treatment on buchwheat starch

Gambar

Gambar 3.1 Densitas kamba(a) dan densitas padat(b) pati
Gambar 3.2 kadar air berat basah dari beberapa kondisi  Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

655 Analisis statistik aktivitas antioksidan semua perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata secara signifikan (p<0,05) Tabel 4 menunjukkan bahwa pemanasan dengan

Dalam kesempatan ini, disampaikan apresiasi dan penghargaan kepada para Gubernur yang telah menunjukkan komitmennya dalam upaya penanggulangan AIDS di provinsinya

1) Mengembangkan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan metode pengajaran Alquran. 2) Mendirikan lembaga pendidikan Alquran. 3) Mendirikan lembaga penunjang untuk terselenggaranya

Dengan dilakukannya studi ini diharapkan dapat diketahui apakah lilin sarang lebah dapat digunakan sebagai antifungi pada ikan kayu (keumamah), bagaimanakah konsentrasi terbaik

[r]

Hasil analisis pada Tabel 12 membuktikan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dan daerah berupa kebijakan social distancing tidak berpengaruh

mendeklarasikan pembawaan Uang Rupiah keluar wilayah Republik Indonesia di tempat keberangkatan tetapi dengan keterangan yang tidak benar dan atau jumlah yang tidak sesuai

Selain itu, hal lain yang bisa dilakukan dalam pengembangan ekonomi kreatif ini adalah dengan meningkatkan nilai jual budaya menjadi sebuah destinasi wisata budaya khususnya