• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi PPN (Untung Sukardji)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi PPN (Untung Sukardji)"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PAJAK

PERTAMBAHAN NILAI

Untung Sukardji

D1 – PAJAK STAN

(2)

PERKEMBANGAN PAJAK TIDAK LANGSUNG

DI INDONESIA

PAJAK PEMBANGUNAN I

1 Juni 1947

UU No 32/1956 MENJADI PAJAK DAERAH

PAJAK PEREDARAN

UU No 12/1950 mulai berlaku 1 Januari 1951

PAJAK PENJUALAN

UU No 18 Drt/1951 jo UU No 85/1953 mulai berlaku 1 Oktober 1951

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

UU No 8 /1983 stdd UU No. 11/1994, UU No 18/2000 dan UU No. 42/2009 mulai berlaku 1 April 1985

(3)

PAJAK PEREDARAN (PPe)

( UU Darurat No.12/1950, mulai berlaku 1 Januari 1951)

Objek Pajak : Penyerahan barang dan jasa yang dilakukan dalam lingkungan perusahaan pengusaha

Dasar Pengenaan Pajak : - penyerahan barang : harga jual - penyerahan jasa : penggantian Tarif : 3%

Saat pajak terutang : 1 (satu) tahun kalender Dualisme sistem pemungutan:

a. Bagi pengusaha yg tdk mampu menghitung sendiri pajak yg ter-utang, pada awal tahun diterbitkan surat ketetapan sementar. Pada akhir tahun diterbitkan surat ketetapan rampung. Pajak yang kurang dibayar dikenai sanksi bunga 2% per bulan.

b. Bagi pengusaha yang mampu menghitung sendiri, mengisi SPT unuk menghitung dan menyetor sendiri pajak yang terutang, Da-lam hal pajak yang disetor tidak benar diterbitkan “Tagihan Su-sulan” dengan sanksi denda 200%.

(4)

PAJAK PENJUALAN (PPn)

UU Darurat No.19/1951, mulai berlaku 1 Oktober 1951)

Objek Pajak : Penyerahan barang oleh Pabrikan dan jasa yg dilakukan dlm lingkungan perusahaan/pekerjaan pengusaha

Dasar Pengenaan Pajak : - penyerahan barang : harga jual - penyerahan jasa : penggantian Tarif : 0%, 1%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 20%

Saat pajak terutang : 1 (satu) bulan kalender Dualisme sistem pemungutan:

a. Bagi pengusaha yg tdk mampu menghitung sendiri pajak yg ter-utang, pd awal tahun diterbitkan surat ketetapan sementara. Pa-da akhir tahun diterbitkan surat ketetapan rampung. Apabila ku-rang bayar, dikenai sanksi Bunga 2% per bulan.

b. Bagi pengusaha yang mampu menghitung sendiri, mengisi SPT untuk menghitung dan menyetor sendiri pajak yang terutang, Da-lam hal pajak yang disetor tidak benar diterbitkan “Surat Tagihan Tambahan” dengan sanksi denda 400%.

(5)

KELEMAHAN UU PPn1951

REFORMASI SISTEM PERPAJAKAN

NASIONAL (TAX REFORM) 1983

KELEMAHAN UU PPn 1951

2. Menganut dualisme sistem pemungutan pajak

a. self assessment system bagi WP yg mampu pembukuan

b. official assessment system bagi WP non pembukuan

3. Menganut tarif majemuk (multiple rate)

4. Dalam pelaksanaannya menimbulkan pengenaan pajak ber-

ganda (bersifat kumulatif) shg tdk netral baik dlm perda –

di dalam negeri maupun internasional

UU PPn 1951 diganti dengan

UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI 1984

(6)

PPN adalah PAJAK TIDAK LANGSUNG

Dlm hal Pembeli sdh membayar harga barang dan PPN

kepada Penjual sama halnya dengan Pembeli sudah

me-nyetor PPN ke Kas Negara.

Dlm hal Penjual tidak memungut PPN dari Pembeli,

me-rupakan tanggung jawab Penjual, bukan tanggung jawab

Pembeli.

NEGARA

PENJUAL

PEMBELI

PPN BARANG PPN

Penanggung

jawab

Pemikul beban

(destinataris)

pajak

(7)

PPN adalah PAJAK OBJEKTIF

Timbulnya kewajiban pajak sangat ditentukan

oleh adanya objek pajak.

Kondisi subjektif subjek pajak tidak relevan.

Tidak memperhatikan azas keadilan

pemungutan pajak.

Untuk mengurangi regresivitas PPN, bagi

konsu-men yg konsu-mengonsumsi BKP Yg Tergolong Mewah

dikenakan PPnBM di samping PPN.

Dampak regresif

(8)

PAJAK DIKENAKAN DI TEMPAT TUJUAN BARANG ATAU JASA

AKAN DIKONSUMSI

PPN adalah

PAJAK ATAS KONSUMSI DALAM NEGERI

PPN MENGANUT

DESTINATION PRINCIPLE PPN BUKAN PAJAK

ATAS KEGIATAN BISNIS

PEMIKUL BEBAN

PAJAK ADALAH

KONSUMEN

DALAM HAL MENYANGKUT ARUS LINTAS BATAS WILAYAH (CROSS BORDER AREA), TEMPAT KONSUMSI/PEMANFAATAN MERUPAKAN FAKTOR DOMINAN MENIMBULKAN UTANG PAJAK

(9)

9 BALLY PPN

BATA

PPN PPN KULIT BOX JKP PPN TDK DPT DIKREDITKAN HARGA EKSPOR BATA VAT VAT BIAYA JKP BOX KULIT PPN TDK DPT DIKREDITKAN VAT BATA VAT PPN 0% BIAYA HARGA EKSPOR 1 2 3 4 LN DN

Dlm hal ekspor dikenai PPN dg tarif 0%, maka PPN atas perolehan BKP/JKP dpt di- kreditkan oleh Pabrik Sepatu Bata, maka tdk perlu dibebankan sbg biaya shg tdk ma-

suk ke dlm Harga Ekspor. Sepatu Bata produksi Indonesia di negara tujuan dikenai VAT satu kali sama dengan sepatu Bata produksi setempat.

(10)

MULTI STAGE LEVY namun NON KUMULATIF

10

PABRIKAN

PEDAGANG BESAR

PEDAGANG ECERAN BKP BKP BKP HARGA JUAL =1.000.000 HARGA BELI =1.000.000 NILAI TAMBAH = 300.000 HARGA JUAL =1.300.000 HARGA BELI = 1.300.000 NILAI TAMBAH = 200.000 HARGA JUAL= 1.500.000 PPN 10% 100.000 PPN 10% 130.000 PPN 10% 150.000 PK = 100.000 PM = 130.000 PPN = 30.000 PPN = 20.000 PPN = 100.000

KN

KN

KN

PK = 150.000 PK = 130.000 PM = 100.000

(11)

PERBANDINGAN PPn KUMULATIF& PPN NON KUMULATIF 11 PABRIKAN PEDAGANG BESAR PEDAGANG ECERAN

KONSUMEN

HARGA JUAL 1.000.000 HARGA BELI = 1.000.000 NILAI TAMBAH= 300.000 HARGA JUAL = 1.300.000 HARGA BELI = 1.300.000 NILAI TAMBAH = 200.000 HARGA JUAL= 1. 500.000 PPN 100.000 PPN 130.000 PPN 150.000 HARGA JUAL 1.000.000 HARGA BELI = 1.100.000 NILAI TAMBAH = 300.000 HARGA JUAL=1.400.000 HARGA BELI = 1.540.000 NILAI TAMBAH = 160.000 HARGA JUAL =1. 700.000 PPn 100.000 PPn 140.000 PPn 170.000 KAS NEGARA PPN 30.000 KAS NEGARA PPN 20.000

KUMULATIF

NON KUMULATIF

Perbandingan antara

(12)

12

PPN adalah pajak atas konsumsi dalam

nege-ri yang dihitung atas nilai tambah, yang

me-misahkan kedudukan pemikul beban pajak

dengan penanggung jawab penyetoran pajak

dan menempatkan eksistensi objek pajak

se-bagai faktor dominan yang menimbulkan

ke-wajiban pajak

(13)

13

PENGERTIAN DASAR BEBERAPA

TERMINOLOGI DALAM UU PPN 1984

BARANG KENA PAJAK (BKP) adalah BARANG yang dikenai PPN. JASA KENA PAJAK (JKP) adalah JASA yang dikenai PPN.

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) adalah pengusaha yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menyerahkan BKP dan/atau JKP di dalam Daerah Pabean.

FAKTUR PAJAK adalah bukti pungutan pajak yag dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP.

PAJAK KELUARAN adalah PPN yang dipungut oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP.

PAJAK MASUKAN adalah PPN yang seharusnya dibayar oleh PKP yang menerima penyerahan BKP atau JKP.

PENGKREDITAN adalah memperhitungan Pajak Masukan dengan Pajak Keluaran.

(14)

MEKANISME PEMUNGUTAN PPN

14

PKP

B

PKP

A

PKP

C

BKP/JKP BKP/JKP 1.000.000 1.200.000 FP : 100.000 FP : 120.000 1.200.000 + PPN 120.000 PK PM PK PM SPT MASA PPN PKP B PK = 120.000 PM = 100.000 - SETOR KE KN = 20.000 PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN (Indirect Subtrac- tion Method) 1.000.000 + PPN 100.000

(15)

DASAR HUKUM DAN NAMA UU PPN

UU NOMOR 8 TAHUN 1983

PERUBAHAN I UU No.11/1994 mulai 1 - 1 - 1995 PERUBAHAN II UU No.18/2000 mulai 1 - 1 - 2001 PERUBAHAN III UU No. 42/2009 mulai 1 – 4 - 2010 Pasal 1 s.d. Pasal 17 tidak berurutan Pasal 1 s.d. Pasal 16C tidak berurutan Pasal 1 s.d. Pasal 16F tidak berurutan

Pasal 18 : Peraturan Peralihan

Ps.19 : Hal-hal yg belum diatur dlm UU ini diatur lebih lanjut dg PP

Ps 20 : UU ini dpt disebut UU Pajak Pertambahan Nilai 1984

Pasal 21 : UU ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 1984

(16)

UU No. 8

Tahun 1983

UU No. 18 Tahun 2000 Mulai berlaku 1 – 1 - 2001 UU No. 11 Tahun 1994 Mulai berlaku 1 – 1 - 1995 Perub I Perub II Ps. 1 - 17 Ps. 1 - 16C Ps. 20 UU ini disebut UU PPN 1984 Ps. III UU ini disebut UU Perubahan UU PPN 1984 Ps. II UU ini disebut UU Perubahan Kedua UU PPN 1984 Nama Tetap Mulai berlaku 1 April 1985

DASAR HUKUM

PPN INDONESIA

UU No. 42 Tahun 2009 Mulai berlaku 1 – 4 - 2010 Perub III Ps 1 – 16F

(17)

Ps. 4 ay. (1) huruf h

EKSPOR JKP OLEH PKP

Ps. 4 ay. (1) huruf g

EKSPOR BKP TDK BERWUJUD OLEH PKP

PPN DIKENAKAN ATAS

Ps. 4 ay. (1) huruf a

PENYER. BKP DI DLM DAERAH PAB. YG DILAKUKAN PENGUSAHA

Ps. 4 ay. (1) huruf d

PEMANFAATAN. BKP TDK BERWUJUD DARI LUAR DI DLM DAERAH PABEAN Ps. 4 ay. (1) huruf e

PEMANFAATAN JKP DR LUAR DAE- RAH PAB. DI DLM DAERAH PABEAN

Ps. 4 ay. (1) huruf b

IMPOR BKP

Ps. 4 ay. (1) huruf c

PENYER. JKP DI DLM DAERAH PAB. YG DILAKUKAN PENGUSAHA

Ps. 4 ay. (1) huruf f

EKSPOR BKP BERWUJUD OLEH PKP

MEMBANGUN SENDIRI YG DILAKUKAN TIDAK DALAM KEGIATAN USH/PEK. OLEH ORANG PRIBADI/BADAN

PENYER. BKP BERUPA AKTIVA YG MENRT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN OLEH PKP, KECUALI PM-NYA TDK

DPT DIKREDITKAN BERDASARKAN Ps 9 AY. (8) HURUF b & c Ps.

16C

Ps. 16D

(18)

OBJEK PPN

BERSIFAT

DINAMIS

ARUS BKP/JKP DI DALAM DAERAH PABEAN ARUS BKP/JKP DARI LUAR KE DLM DAERAH PABEAN ARUS BKP/JKP DARI DLM KE LUAR DAERAH PABEAN Penyerahan BKP/JKP di dlm Daerah Pabean Pemanfaatan BKP TBw atau JKP dari Luar, ke dalam Daerah Pabean

Ekspor BKP/JKP Impor BKP Membangun sendiri tdk dlm kegiatan usaha/pekerjaan Penyerahan aktiva mnrt tujuan semula

(19)

PPN DIKENAKAN

ATAS PENYERAHAN BKP/JKP

DI DALAM DAERAH PABEAN DALAM

KEGIATAN USAHA/PEKERJAAN PKP

Unsur-unsur yang terkandung di dalamnya: 1. Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak; 2. penyerahan BKP/penyerahan JKP; 3. dalam Daerah Pabean;

4. dalam kegiatan usaha/pekerjaan PKP

Unsur 1: Apa yang

dimaksud BKP/JKP ?

(20)

Pada dasarnya semua barang dapat dikenai PPN

kecuali UU menetapkan sebaliknya.

(Ps. 4A ayat (2) UU PPN 1984 jo Ps. 1 – 4 Peraturan Pemerintah Nomor 144/2000, sejak 1 April 2010 penjabaran dilakukan dalam Penjelasan Pasal 4A ayat (2) UU PPN 1984)

SEJAK 1 JANUARI 1995

BARANG KENA PAJAK

(Ps. 1 angka 3 UU PPN 1984)

BARANG BERWUJUD

BARANG BERGERAK

BARANG TIDAK BERGERAK

BARANG TIDAK BERWUJUD

(21)

BARANG

TIDAK KENA

PAJAK

(Ps. 4A ay.2)

Barang hasil pertambangan atau

hasil pengeboran yang diambil

langsung dari sumbernya

Barang kebutuhan pokok yang

sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

Makanan dan minuman yang disajikan di

hotel, restoran, rumah makan, warung,

dan sejenisnya baik yang dikonsumsi di

tempat maupun tidak,

termasuk

makan-

an dan minuman yang diserahkan oleh

usaha jasa boga atau katering

(22)

BR. HASIL PERTAM- BANGAN ATAU PE-

NGEBORAN YANG DIAMBIL LANGSUNG

DARI SUMBERNYA

Minyak mentah (crude oil)

Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat

Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar

(feldspar), garam batu (halite), grafit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit. magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), ta-

nah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit.

Panas bumi

Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara; dan

Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, bijih perak, serta bijih bauksit

(23)

BR KEBUTUHAN POKOK YG DI – BUTUHKAN RAK-

YAT BANYAK

Beras, gabah, jagung, sagu, kedelai, garam

Daging, yaitu daging segar tanpa diolah tetapi telah me- lalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak, digarami, dikapur, dia - samkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus.

Telur, yaitu telur yang tdk diolah termasuk telur yang telah dibersihkan, diasinkan atau dikemas

Susu, yaitu susu perah baik yg telah melalui proses didi- nginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambah- an gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak Buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yg dipetik, baik yg

telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas. Sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, terma- suk sayuran segar yang dicacah

(24)

JASA

setiap kegiatan pelay. berdasar suatu perikatan atau perbuatan huk. yg menyebabkan suatu

brg. atau fasilitas atau kemudahan atau hak tersedia utk dipakai

termasuk jasa yg dilaku- kan utk menghasilkan brg

krn pesanan atau permin- taan dg bahan dan atas

petunjuk Pemesan

JASA

(Ps. 1 angka 5 UU PPN 1984)

Ps 1 angka 6 jo Ps 4A ay. (3)

JASA KENA PAJAK

DIKENAI PAJAK

Tiap jasa dpt dikenai pajak

(25)

KEAGAMAAN

JASA TDK KENA PAJAK

25 KESE- HATAN MEDIK PELA- YANAN

SOSIAL SRT DG PE- PENGIR. RANGKO PENDI- DIKAN PENYIARAN YG BUKAN BER- SIFAT IKLAN ANGKUT. UMUM

DARAT, AIR, DAN JAUDN YG MENJD BAG DARI

JAULN TENAGA KERJA PERHO- TELAN PEME- RINTAHAN UMUM Non JKP-10

JASA TIDAK

KENA PAJAK

Ps. 4A ay. (3) UU PPN 1984 KEUANG AN ASURAN- SI KESENIAN & HIBURAN PENYEDIA- AN TEMPAT PARKIR TELP. UMUM COIN BOX PENGIR. UANG DG. WESEL POS JASA BOGA

(26)

UNSUR KE-2: PENYERAHAN BKP atau

PENYERAHAN JKP

APA YANG

DIMAKSUD DENGAN

PENYERAHAN

BKP

PENYERAHAN

JKP

?

(27)

27

PENYERAHAN BKP

h. PENYER. BKP OLEH PKP DLM RANGKA PERJANJIAN PEMBIAYAAN YG DILAKU- KAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH, YANG PENENYERAHANNYA DIANGGAP

LANGSUNG DARI PKP KEPADA PIHAK YANG MEMBUTUHKAN BKP

PENYERAHAN

BARANG

KENA PAJAK

{ Ps. 1A ay. (1) UU PPN 1984 }

PENYERAH. HAK ATAS BKP KRN SUATU PER- JANJIAN JUAL BELI TUNAI ANGSURAN TUKAR MENUKAR PERJANJ. LAIN YG MENIMBULKAN PENYERAHAN HAK

PENGALIHAN BKP KRN PERJANJ. SEWA BELI/LEASING

PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANG

PERANTARA ATAU

MELALUI

JURU LELANG

PEMAKAIAN SENDIRI ATAU PEMBERIAN CUMA-CUMA BKP

f. PENYER. BKP DARI PUSAT KE CAB. ATAU SEBALIKNYA DAN PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG

g. PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI

e. BKP BERUPA PERSEDIAAN DAN/ATAU AKTIVA YG MENURUT TUJ. SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN, YG MASIH TERSISA PD SAAT PEMBUB. PERUS.

(28)

PENGERTIAN PENYERAHAN BKP

Berdasarkan Ps. 4 ayat (1) huruf a, PPN dikenakan atas penyerahan BKP. Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa apabila suatu kegiatan penyerahan BKP termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU PPN 1984, maka penyerahan BKP ini dikenai PPN. Contoh: Dealer kendaraan bermotor menyerahkan satu unit sepeda motor barang dagangannya kepada pembeli.

Sebaliknya, ada kegiatan penyerahan BKP tetapi tidak termasuk da-lam pengertian penyerahan BKP menurut UU PPN 1984, maka ke-giatan penyerahan BKP ini tidak dikenai PPN. Contoh: PT Gemilang menyerahkan satu unit gedung sebagai agunan kepada Bank Per-sada. Meskipun gedung adalah BKP, tetapi UU PPN 1984 menen-tukan bahwa penyerahan tersebut tidak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP, sehingga tidak dikenai PPN.

Ps. 1A ayat (1) menentukan kegiatan penyerahan BKP yang termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU PPN 1984.

(29)

b. Pengalihan penguasaan BKP karena perjanjian sewa beli.

Dalam perjanjian sewa beli, pembayaran angsuran disebut tahap pembayaran harga sewa

Dalam perjanjian sewa beli, penyerahan hak atas BKP sebagai objek perjanjian terjadi pada saat harga BKP dilunasi oleh pem-beli. Ketika diterima tahapan pembayaran harga sewa, dan BKP diserahkan, yang terjadi adalah pengalihan penguasaan atas BKP. Oleh karena itu sebelum harga sewa dilunasi, pembeli dilarang memindahtangankan BKP tersebut kepada pihak lain. a. Penyerahan hak atas BKP karena “perjanjian” tukar-menukar,

jual-beli secara tunai atau angsuran, atau perjanjian lain yang dapat menimbulkan penyerahan hak.

Ketentuan ini mengandung 2 unsur, yaitu:

1) perjanjian, artinya ada kesepakatan antara dua pihak;

2) hak, yang mengandung pengertian hak milik, hak guna ba-ngunan.

Dalam jual beli secara angsuran, penyerahan hak atas BKP se-bagai objek perjanjian terjadi pada saat pembayaran angsuran diterima, BKP diserahkan oleh penjual kepada pembeli.

(30)

c. Penyerahan BKP kepada pedagang perantara

Yang dimaksud dengan “pedagang perantara” adalah komisio-ner. Komisioner boleh secara lagsung menandatangani perjan-jian jual beli dengan calon pembeli, untuk kepentingan dan atas nama pemilik BKP. Oleh karena itu ketika pemilik menyerahkan BKP kepada komisioner untuk dijualkan, sudah termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU, artinya sudah dikenai PPN.

d. Penyerahan BKP melalui Juru Lelang kepada pemenang lelang. Kata “melalui” mengisyaratkan bahwa ketika pemilik barang menyerahkan BKP yang dimaksud kepada juru lelang, belum termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU. Teta-pi ketika juru lelang menyerahkan BKP tersebut kepada peme-nang lelang, sebenarnya yang menyerahkan adalah pemilik ba-rang, baru memenuhi syarat sebagai penyerahan BKP menurut UU, sehingga dikenai PPN apabila pemilik BKP adalah PKP.

(31)

Pt Suka minjam (PKP) BANK “SUKA BUNGA” Kredit Rp 1 milyar Agunan : Gedung Juru Lelang Pt suka Nawar (Pemenang Lelang) Gedung Gedung Rp 1,5 milyar Rp 1milyar Rp 0,5milyar

Penyer. Bkp

melalui

juru lelang

PT Suka Minjam menyerahkan gedung melalui Juru Lelang kepada PT Suka Nawar selaku pemenang lelang.

FP Rp 150 juta PPN

(32)

e. Pemakaian sendiri dan pemberian cuma-cuma BKP

PKP dengan bidang usaha pedagang besar komputer, me-ngambil 5 unit laptop barang dagangannya untuk kegiatan pemasaran, 2 unit untuk diberikan kepada karyawan yang berprestasi sebagai penghargaan, termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU, maka dikenai PPN.

PKP tersebut menyumbang 10 unit PC kepada SMK, termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU, sehingga di-kenai PPN.

f. Persediaan BKP yang masih tersisa dan aktiva menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan yang masih ada pada saat pembubaran perusahaan, karena disamakan dengan pemakaian sendiri BKP.

g. Penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan sebaliknya dan pe-nyerahan antar cabang.

Karena PPN Indonesia menganut asas desentralisasi, maka baik kanor pusat maupun kantor cabang adalah PKP, sehingga penyerahan BKP ini dilakukan antar PKP, maka dikenai PPN.

(33)

h. Penyerahan BKP secara konsinyasi.

Meskipun dalam penyerahan ini belum terjadi penjualan mela-inkan merupakan barang titipan, tetapi sudah termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU, sehingga dikenai PPN.

Dari ketentuan huruf a s.d. huruf i tersebut dapat dipahami, me-ngapa objek PPN bukan penjualan BKP tetapi “penyerahan BKP”. Istilah “penyerahan BKP” memiliki makna lebih luas dari pada sekedar penjualan BKP.

i. Penyerahan BKP kepada pembeli dalam rangka perjanjian pem-biayaan berdasarkan prinsip syariah.

Dalam perjanjian pembiayaan berdasarkan prinsip syariah pe-nyerahan BKP sebagai objek perjanjian dianggap diserahkan se-cara langsung oleh PKP Penjual kepada pihak yang membu-tuhkan BKP tersebut. Penyerahan BKP dari PKP penjual kepa-da Bank Syariah kepa-dan kepa-dari Bank Syariah kepakepa-da pembeli tikepa-dak termasuk dalam pengertian penyerahan BKP menurut UU.

(34)

Bk Penye- rahan BKP

PKP

DEALER

BANK

SYARIAH

PEMBE-

LI

Kend. Bermotor Kend. Bermotor Perjanjian Jual-beli

Penyer. Kend. Bermotor Faktur Pajak dari PKP Dealer

PPN

Bk Penye- rahan BKP

Penyerahan BKP dianggap dilakukan langsung oleh PKP Dealer kepada pembeli.

PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

(Pasal 1A ayat (1) huruf h UU PPN 1984)

Perjanjian Jual-beli (pem- biayaan) berdasarkan

(35)

TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP

SEHINGGA TIDAK DIKENAI PPN

a. Penyerahan BKP kepada makelar sbgmn dimaksud dlm KUHD b. Penyerahan BKP untuk jaminan utang-piutang

c. Penyer BKP dari pusat ke cab dan sebaliknya dan antar cab bagi PKP yg melakukan pemusatan tempat pajak terutang d. Penyer BKP dlm rangka penggabungan, peleburan,

pemekar-an, pemecahpemekar-an, pengambilalihan usaha dg syarat pihak yang melakukan penyer. & yg menerima pengalihan adalah PKP. e. Penyer BKP berupa aktiva yg menurut tujuan semula tidak

untuk diperjualbelikan yang semula digunakan tidak berhu-bungan langsung dengan kegiatan usaha, atau berupa sedan dan station wagon yang dilakukan oleh selain perusahaan persewaan kendaraan bermotor atau dealer.

(36)

PENYERAHAN JKP

PENYERAHAN

JASA KENA PAJAK

Ps 1 angka 7 jo

Ps 4 ay (1) huruf c

UU PPN 1984

SETIAP KEGIATAN

PEMBERIAN JASA

KENA PAJAK

PEMBERIAN JASA

KENA PAJAK DENGAN

CUMA-CUMA

PEMAKAIAN

SENDIRI

(37)

PKP

GARMEN

A

Pesan 10.000 pot pakaian 1. Tekstil sebagai bahan baku 2. Pola

PKP

GARMEN

B

10.000 pot. Pakaian FP : DPP = PENGGANTIAN JASA MAKLON ONGKOS BIAYA PEMBELIAN BAHAN PEMBANTU PENGGANTIAN + PPN BUKAN PENYERAHAN BKP BERDASARKAN Ps. 1A UU PPN 1984 BUKAN PENYERAHAN BKP BERDASARKAN Ps. 1A UU PPN 1984

(38)

UNSUR KE-3: DAERAH PABEAN

APA YANG

DIMAKSUD DENGAN

(39)

DAERAH PABEAN

Daerah Pabean adalah wilayah Republik Indone-sia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat ter-tentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas kon-tinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang yang mengatur mengenai kepabeanan.

(40)

UNSUR KE-4: DALAM KEGIATAN

USAHA/PEKERJAAN

APA YANG

DIMAKSUD DENGAN

DALAM KEGIATAN USAHA/

PEKERJAAN

(41)

DALAM KEGIATAN USAHA/

PEKERJAAN

Penjelasan

Pasal 4 ayat (1) huruf a UU No. 8/1983

Sesuai dengan kegiatan sehari -hari Pengusaha Kena Pajak

(42)

Ps. 4 ay. (1) huruf d & e UU PPN 1984

PPN dikenakan atas “PEMANFAATAN” BKP Tidak Berwujud/JKP dari luar Daerah

Pabean, di dalam Daerah Pabean

Penggunaan kata “PEMANFAATAN” merupa-kan refleksi dari destination principle, yaitu dalam hal arus barang/jasa melintasi batas wilayah negara, maka tempat barang/jasa a-kan dikonsumsi/dimanfaata-kan merupaa-kan faktor dominan menimbulkan utang pajak.

Tempat penyerahan, bukan faktor yang menentukan

(43)

UNTUNG SUKARDJI-11 43 PT LARA- SATI

BEN

KLEMIS

TEKNOLOGI & MARKETING ROYALTY & FEE Rp130 juta

KN

PPN 10%

SSP

Nama : BEN KLEMIS Alamat : ALJAZAIR

NPWP : 000000000.237.000 PPN : Rp 13.000.000,00 Masa Pajak : APRIL 2012

Jakarta, 15 MEI 2012 PT LARASATI NPWP : 01.237.457.4.237.000 Tanda Tangan SSP = Faktur Pajak PPN = PM dpt dikreditkan Dilaporkan dlm SPTMasa PPN Masa Pajak April 2012

Ps. 4 ayat (1) huruf d & huruf e UU PPN 1984:

PPN dikenakan atas pemanfaatan BKP TBw atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam daerah Pabean

PERMENKEU NO. 40/PMK.03/2010 22 Februari 2010 Memanfaat-kan BKP TBw/JKP da-ri luar, di dalam Dae-rah Pabean

(44)

44

JASA KENA PAJAK YG ATAS EKSPORNYA

DIKENAI PPN

(PERMENKEU No. 70/PMK.03/2010, 31 Maret 2010)

Jasa Maklon

Pemesan berada di luarDaerah Pabe- an & tdk memiliki BUT di Indonesia Spesifikasi & bahan disediakan oleh

pemesan Bahan meliputi bh baku dan/atau br. setengah jadi, dan/atau bh. penolong

yg akan diproses menjadi BKP yg dihasilkan

Kepemilikan BKP berada pd pemesan Pengusaha jasa maklon mengirimkan

Produknya berdasarkan permintaan pemesan

1. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk br. bergerak yg dimanfaat- kan di luar Daerah Pabean yaitu

jasa perbaikan dan perawatan

Jasa Lainnya

2. Jasa yang melekat pada atau jasa untuk br. tidak bergerak yg terle-

tak di luar Daerah Pabean yaitu Jasa konstruksi meliputi konsulta-

si, pelaksanaan pek. konstruksi, & pengawasan pek. Konstruksi.

(45)

45

SAAT PAJAK TERUTANG

PENYERAHAN BKP

PADA SAAT PEMBAYARAN, DLM HAL PEMBAY. DITERIMA SBLM

PENYERAHAN/PEMANFAATAN

IMPOR BKP

PEMANFAATAN BKP TDK

BERWUJUD/JKP DARI LUAR

DAERAH PABEAN, DI DALAM

DAERAH PABEAN

PAJAK TERUTANG

PADA SAAT

(Ps. 11 UU PPN 1984 )

EKSPOR BKP/JKP

YANG DITETAPKAN OLEH DJP

PENYERAHAN JKP

UTANG PAJAK - 1

SAAT PAJAK

TERUTANG

(46)

Ps. 11 ayat (1)

Pajak terutang pada saat penyerahan BKP/JKP

Jual- beli Tukar menukar Pemberian Cuma-cuma Pemakaian sendiri Penyer. BKP dari pusat ke cabang

Tidak ada syarat “sepanjang akan diterima pembayaran”.

Ps. 11 ayat (1) sebagai dasar hukum UU PPN 1984 menganut “acrual basis”

(47)

Pasal 12

(1) PKP yg melakukan penyerahan sebagaimana dimaksud dlm Ps. 4 ayat (1) huruf a, huruf c, huruf f, huruf g, dan huruf h ter-utang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha dilakukan yang diatur dengan Perturan Direktur Jenderal Pajak

(2) Atas pemberitahuan secara tertulis dari PKP, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan satu tempat/lebih sebagai tempat pajak terutang.

(3) Dalam hal impor terutangnya pajak terjadi di tempat BKP dima-sukkan dan dipungut melalui Diretorat Jenderal Bea dan Cukai (4) Orang pribadi atau badan yang memanfaatkan BKP Tidak

Ber-wujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean, di dalam Daerah Pabean sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d dan huruf e terutang pajak di tempat tinggal atau tempat kedudukan dan/atau tempat kegiatan usaha,

(48)

PENYER. BKP/JKP, EKSPOR BKP Bw/ BKP Tbw/JKP TEMPAT PAJAK TERUTANG (Ps. 12 UU PPN 1984) Tempat tinggal/tempat kedudukan

Tempat Kegiatan usaha

dan

PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD/JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN

(ayat 4)

IMPOR BKP

(ayat 3)

Tempat lain yg ditetapkan dengan peraturan DJP

atau

Tempat BKP dimasukkan & dipungut melalui DJBC

Atas pemberitahuan tertulis PKP, Dirjen Pajak dapat menetapkan satu tempat/lbh sbg tmp paj. terut.. SENTRALISASI

(ayat 2)

DESENTRALISASI (ayat 1)

Tempat tinggal/tempat kedu- dukan dan tempat kegiatan usaha dilakukan

(49)

49 Ps. 12 AY (1) DIVISI PABRIKASI (PKP) DIVISI PERKEBUNAN (PKP) SUPPLIER (PKP)

KPP

B

KPP

C

PENG. JASA (PKP) DIVISI PEMASARAN BKP JKP PPN PPN BKP PPN BKP BKP PPN

Ps. 12 ay. (1)

UU PPN 1984

KPP

A

PPN BKP

PKP

BKP/JKP PPN

PKP

PPN BKP/JKP 15 PT INDUSTRI TERPADU (PKP)

(50)

Ps. 12 AY (2) DIVISI PABRIKASI Divisi Perkebunan SUPPLIER (PKP)

KPP A

KPP B

PENG. JASA (PKP) DIVISI PEMASARAN BKP JKP PPN PPN BKP PPN Ps. 12 ay. (2)UU PPN 1984 PT INDUSTRI TERPADU (PKP) TEMPAT PEMUSAT AN PAJAK TERUT. Supplier memasok BKP utk divisi per- kebunan, divisi pa- brikasi, divisi pe - masaran. Seluruh

PM-nya dapat di- kreditkan oleh PT

Industri Terpadu karena hasil akhir-

nya adalah BKP. (Ps. 9 ay. 5 UU PPN

(51)

SUBJEK PPN

PKP

NON PKP

Pengusaha

Menyerahkan

BKP

(Ps. 4 ay. (1) huruf a)

Pengusaha

Menyerahkan

JKP

(Ps. 4 ay. (1) huruf c)

Pengusaha

mengekspor

BKP/JKP

(Ps. 4 ay. (1) huruf f, huruf g, huruf h)

Pengusaha me-

nyerahkan aktiva

tidak untuk dijual

(Ps. 16D)

Mengimpor

BKP

(Ps. 4 ay. (1) huruf b)

Membangun sen-

diri tidak dlm ke-

giatan usaha/pek

(Ps. 16C)

Memanfaatkan BKP tidak

Berwujud/JKP dari luar,

di dalam Daerah Pabean

(52)

siapakah pENGUSAHA KENA

PAJAK ?

ORANG PRIBADI BADAN Dalam kegiatan usaha/pekerj. MENGHASILKAN BARANG MENGIMPOR BARANG MENGEKSPOR BARANG MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN MEMANFAATKAN BR. TDK BERWUJUD DARI LUAR DAERAH PABEAN

MEMANFAATKAN JASA DARI LUAR DAERAH PABEAN MELAKUKAN USAHA JASA

MENYERAHKAN BKP/JKP

PENGUSAHA

KENA PAJAK

Ps. 1 angka 14

Ps. 1 angka 15

TDK TERMASUK PENGUSAHA KECIL YG BATASANNYA DITETAP- KAN DG KEP. MENKEU.

PENGUSAHA

Ps. 3A ay. (1)

(53)

PENGUSAHA KECIL

PENGUSAHA KECIL

(PERMENKEU No. 68/PMK.03/2010, 23-3-2010 stdd PERMENKEU No. 197/PMK.03/2013, 20-12-2013 mulai berlaku 1 Januari 2014)

PENGUSAHA MENYER. BKP/JKP PERED. BRUTO DLM 1 Th BUKU TDK > Rp 4,8 MILYAR

PENGUSAHA

KECIL

DLM BAG. TH. BUKU

PERED. BRUTO

>Rp 4, 8 MILYAR

WAJIB LAPOR USAHA UTK DIKU- KUHKAN SBG PKP PALING LAM-

BAT AKHIR BLN BERIKUTNYA

DPT MEMILIH UTK DIKU- KUHKAN MENJADI PE- NGUSAHA KENA PAJAK

DITERBITKAN PENGUKUHAN SECARA JABATAN DIABAIKAN

PKP

Wajib melaksanakan seluruh kewajiban PKP

(54)

KEWAJIBAN PKP

KEWAJIBAN

PENGUSAHA

KENA PAJAK

(Ps. 3A UU PPN 1984) MELAPORKAN USAHANYA UNTUK DIKUKUHKAN SEBA- GAI PENGUSAHA KENA PAJAK

MEMUNGUT PAJAK

YANG TERUTANG

MEMBUAT

FAKTUR PAJAK

(Ps 13 UU PPN 1984) MENYETOR PAJAK YANG TERUTANG

MELAPORKAN PAJAK

YANG TERUTANG

MENYELENGGARAKAN CA- TATAN JML PEREDARAN & PEROLEHAN & MENGKRE- DITKAN PM BERDASARKAN KETENTUAN YG BERLAKU

MENGISI & MENYAMPAIKAN SPT MASA PPN

(55)

Akte pendirian PT MELATI Industri kosmetika 2/2/2014 15/3/2014 29/9/2014 31/12/2014 Pengukuhan Sebagai PKP Menyerahkan produk berupa BKP Peredaran usaha Rp 4 milyar Sejak semula bermaksud menyerahkan BKP Berstatus sebagai “PRA PENGUSAHA KECIL”

Dapat lapor usaha untuk dikukuhkan “MENJADI” PKP PENGUSAHA KECIL Pajak Masukan atas perolehan barang modal dpt dikreditkan

Pasal 2 ayat (2) PP No.1/2012:

Pengusaha yang sejak semula bermaksud melakukan penyerahan BKP, penyerahan JKP, ekspor BKP dan/atau ekspor JKP berdasarkan UU PPN 1984 “dapat” melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi PKP.

(56)

KEWAJIBAN MEMBUAT FP

PENYERAHAN

BKP/JKP

UTANG PAJAK

WAJIB DIPUNGUT

Pengusaha Kena Pajak

wajib membuat

FAKTUR PAJAK

utk setiap penyer. BKP/JKP

FAKTUR PAJAK adalah BUKTI PUNGUTAN PAJAK

Ps. 11 ay. (1) UU PPN 1984

Accrual

basis

Ps. 3A ay. (1) UU PPN 1984 Ps. 1 angka 23 UU PPN 1984 Ps. 13 ay. (1) UU PPN 1984

Bagaimana ?

(57)

Melakukan ekspor BKP Berwujud dimaksud dlm Ps. 4 ayat (1) huruf f Melakukan ekspor JKP oleh PKP dimaksud dlm Ps. 4 ayat (1) huruf h Melakukan penyer. JKP dimaksud dalam Ps. 4 ay. (1) huruf c Melakukan ekspor BKP Tdk Berwujud oleh PKP dimaksud dalam Ps. 4 ayat (1) huruf g Melakukan penyer. BKP dimaksud dlm Ps. 16D

PKP

(Ps. 13 ay 1 UU PPN 1984)

WAJIB MEMBUAT FAKTUR PAJAK

UNTUK SETIAP :

Melakukan penyer. BKP dimaksud dalam Ps. 4 ayat (1) huruf a Mulai 1 – 4 - 2010

(58)

Faktur

Pajak

(Ps. 1 angka 23 UU PPN 1984)

Adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh PKP yang melakukan penyerahan BKP atau penyerahan JKP FP berupa faktur penjualan (Penj. Ps. 13 ay. 1) FP Gabungan (Penj. Ps. 13 ay. 2)

Dok. Tertentu di- tetapkan sbg FP (Penj. Ps. 13 ay.1) FP yg sdh sudah dibakukan (Penj. Ps. 13 ay. 1) FP PKP PE (Penj. Ps. 13 ay. 2) FP Khusus (Penj. Ps. 13 ay. 2)

(59)

KETER. MINI- MAL YG WAJIB DICANTUMKAN DLM FAKTUR PAJAK (Ps. 13 ay. 5 UU PPN jo Ps.4 Kepmenkeu No. 38/ PMK.03/2010, 22-2-2010) a. Nama, alamat, NPWP yg menyerahkan BKP/JKP

b. Nama, alamat, NPWP Pem- beli BKP/Penerima JKP

c. Jenis barang/jasa, jumlah Harga Jual/Penggantian,

dan potongan harga

d. PPN yang dipungut

e. PPnBM yang dipungut f. Kode, Nomor Seri dan tgl

pembuatan Faktur Pajak

g. Nama, dan tanda tangan yg berhak menandatangani

(60)

FP WAJIB DIISI DENGAN

LENGKAP

,

JELAS, DAN BENAR

Semua kolom dan baris wajib disi, kecuali tidak mungkin diisi mis. tdk mengisi baris “Dikurangi uang muka” karena PKP memang tidak menerima uang muka, PKP pengusaha jasa atau bukan pabrikan BKP yang Tergolong Mewah tdk mengisi petak “PPnBM”, Faktur Pajak tetap diperlakukan sbg FP Lengkap.

Dalam hal diketahui jml unit atau jumlah satuan, PKP harus menambahkan keterangan tentang jumlah unit atau satuan ter-tentu dari BKP yang diserahkan (Lamp. II PER-24/PJ./2012) Apabila pembayaran menggunakan valuta asing, hanya baris

“Dasar Pengenaan Pajak” dan baris “PPN = 10% x Dasar Penge-naan Pajak” yang harus dikonversi ke dalam mata uang rupiah (Lamp. II PER-24/PJ./2012)

Cap/scan tanda tangan tdk dapat digunakan pd Faktur Pajak. (Lamp. II PER-24/PJ./2012)

(61)

FAKTUR PAJAK

TIDAK LENGKAP

(Ps. 1 angka 9 PER-24/PJ,/2012)

Tidak mencantumkan keter. sbgmn ditentukan dalam Ps. 13 ay. (5) UU PPN 1984

Mencantumkan keter. tdk

sebenarnya/sesungguhnya

Mengisi keter. tdk sesuai dg tata cara sbgmn ditentukan

dalam PER-24/PJ./2012, 24 November 2012

(62)

Konsekuensi membuat

Faktur pajak tidak lengkap

Pembuatnya dikenai sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (4) UU KUP, yaitu Denda sebesar 2% dari Dasar Pengenaan Pajak, kecuali PKP Pembuat FP tidak mengisi keterangan mengenai:

a. Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP/penerima JKP; b. Nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP/penerima JKP,

serta nama dan tanda tangan yang berhak menandata-ngani Faktur Pajak yang dilakukan oleh PKP PE.

Bagi PKP yang menerima Faktur Pajak Tidak Lengkap, PPN yang tercantum di dalamnya merupakan Pajak Masukan

(63)

KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK

(Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-24/PJ/2012, 22 November 2012)

Kode Transaksi

Kode Status

Nomor Seri Faktur Pajak

01 : Penyerahan kepada selain Pemungut PPN

02 : Penyerahan kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah yg PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN

03 : Penyerahan kpd Pemungut PPN lainnya yg PPN-nya dipungut oleh Pemungut PPN 04 : Penyerahan dg Nilai Lain sbg DPP (selain kpd Pemungut PPN)

05 : tidak digunakan

06 : Penyerahan lainnya yg PPN-nya dipungut oleh PKP yg melakukan penyerahan BKP/ JKP a.l. dg tarif selain 10% atau penyer. hasil tembakau di DN atau impor, dan

kpd orang pribadi pemegang Paspor LN. (selain kpd Pemungut PPN)

07 : Penyerahan dg PPN Tidak Dipungut (termasuk kpd Pemungut PPN) 08 : Penyerahan dengan PPN Dibebaskan ( termasuk kpd Pemungut PPN)

09 : Penyerahan Aktiva Ps. 16D (selain kpd Pemungut PPN)

0 = Normal 1 = Pengganti

(64)

CONTOH PENGGUNAAN KODE DAN NOMOR SERI

010.000-14.00000001 Faktur Pajak status adalah Normal, diter- Penyerahan kpd Selain Pemungut PPN, bitkan tahun 2014 dengan nomor urut 1

020.000-14.00000002 Penyerahan kpd Pemungut PPN Bendahara Pemerintah, Faktur Pajak Normal, diterbit- kan th 2014 dengan nomor urut 2

011.000-14.00000003 Faktur Pajak statusnya Pengganti, diter- Penyerahan kpd Selain Pemungut PPN,

bitkan tahun 2014 dengan nomor urut 3

PKP PE yg membuat Faktur Pajak tanpa mengisi identitas pembeli BKP/ pene-rima JKP, tanda tangan dan nama terang, dpt menggunakan nomor seri Faktur Pajak yang dibuat sendiri. (Ps. 18 PER-24/PJ/2012)

(65)

PKP yang pindah tempat kegiatan usaha di luar wilayah KPP tempat PKP dikukuhkan sebelumnya, harus mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password ke KPP yang baru dengan menunjukkan asli surat pemberitahuan Kode Aktivasi dari KPP sebelumnya

PKP masih dapat menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang be-lum digunakan.

Faktur Pajak menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk dalam Faktur Pajak Tidak Lengkap,(Ps. 12 PER-24/PJ./2012), kecuali Faktur Pajak yang tidak

diisi identitas pembeli/penerima JKP, tanda tangan, dan nama terang yang dibuat oleh PKP PE. (Ps. 18 ayat (2) PER-24/PJ./2012)

Nomor Seri Faktur Pajak yg tdk digunakan dlm satu th pajak, dilapor- kan ke KPP bersamaan dg SPT Masa PPN Des. (Ps 10 PER-24/PJ./2012)

PPs. 11 PER DJP No. 24/PJ./2012

Apabila dua/lebih Faktur Pajak menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak sama dlm satu tahun pajak, maka seluruhnya termasuk Faktur

(66)

Bukti Penerimaan

Surat (BPS)

PKP

(sudah regristrasi ulang & verifikasi)

KpP

Permohonan tertulis Kode Aktivasi dan Password menggu-nakan formulir yg

diisi lengkap

Permohonan

(67)

TATA CARA MEMPEROLEH

nomor seri faktur pajak

(SE-52/PJ./2012, 22-12-2012)

PKP menyampaikan surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak ke KPP terkait, menggunakan formulir yang sudah ditentukan.

Apabila PKP sdh memiliki Kode Aktivasi dan Password, serta tlh menyam- paikan SPT Masa PPN utk 3 Masa Pajak terakhir, KPP menerbitkan surat pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak,.

Dlm hal srt pemberitahuan Nomor Seri Faktur Pajak hilang, rusak, atau tdk tercetak dengan jelas, dapat dimintakan kembali ke KPP dengan menunjukkan surat permintaan Nomor Seri Faktur Pajak.

(68)

JUMLAH NOMOR SERI FAKTUR

PAJAK YANG DIBERIKAN

(SE-52/PJ./2012, 22-12-2012) PKP BARU/PKP YG MELAPORKAN SPT SECARA MANUAL/HARD COPY PKP YANG MELAPORKAN SPT SUDAH SECARA ELEKTRONIK (e-SPT)

Paling banyak 75 (tujuh puluh lima) Nomor Seri

Faktur Pajak. Jika jml yg diminta ≥12:% dari jml FP yg dibuat 3 bln sebelumnya, diberikan hanya 120% Jika jml yg diminta ≤12:% dari jml FP yg dibuat 3 bln sebelumnya, diberikan se- suai dangan jml yg diminta

(69)

DOK. TERTENTU SBG FP STD

PIB & SSPCP/BUKTI PU- NGUTAN PJK OLEH DJBC

FP IMPOR BKP

PEB TELAH DIFIAT MUAT DJBC DILAMPIRI INVOICE FP EKSPOR BKP SPPB FP BULOG/DOLOG PNBP FP PERTAMINA

TAGIHAN ATAS PENYERAHAN BKP/JKP

FP ATAS PENYER. BKP/JKP OLEH PAM

TICKET, AIRWAY BILL/DELIVERY BILL

FP PENYERAHAN JASA ANGK. UDARA DN

SSP UNTUK PEMBAY. PPN

FP ATAS PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD/JKP DARI LUAR DAERAH

PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN

NOTA PENJUALAN JASA

FPJASA KEPELABUHANAN PE BKP TDK BERWUJUD/ JKP DILAMPIRI INVOICE FP EKSPOR BKP TBw / JKP BUKTI TAGIHAN/TRADING CONFIRMATION

FP PENYER. JKP PERUS.PERANTARA EFEK

TAGIHAN ATAS PENYER. JASA TELKOM/LISTRIK

FP PENYER. JASA TELEKOMUNIKASI/LISTRIK

TAGIHAN ATAS PENYER. JKP

FP ATAS PENYER. JKP OLEH BANK

DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK

(Per. DJP No. PER-10/PJ/2010, 9 Mar 2010 jis. PER-67/PJ/2010, 31 Des.2010 & PER-127/PJ/2011, 19 Sep. 2011 )

(70)

SAAT PEMBUATAN

FAKTUR PAJAK

(Ps. 13 ay. (1a) & (2a) UU PPN 1984 jis Ps. 2 PERMENKEU No.84/PMK, 03/2012 & Ps. 2 PERDJP

No. PER-24/PJ./2012)

a. PADA SAAT PENYERAHAN BKP/

PENYERAHAN JKP

b. Pada saat penerimaan pembayaran dalam

hal penerimaan pembayaran terjadi sebe-

lum penyerahan BKP/penyerahan JKP

c. Pada saat penerimaan pembayaran termin

dlm hal penyerahan sebag. tahap pekerjaan

d. Pada saat PKP Rekanan menyampaikan ta-

gihan kepada Bendahara Pemerintah sela-

ku Pemungut PPN

e. Paling lama pd akhir bln penyerahan BKP/

JKP yg dibuatkan Faktur Pajak Gabungan

Huruf a, b, dan c berlaku ju-ga utk penyerahan BKP/JKP kepada Pemungut PPN se-lain Bendahara Pemerintah

(71)

DITERIMA PEMBAYARAN UTK PENYE- RAHAN BKP TGL 2/4/012 & 8/4/012

dan DITERIMA UANG MUKA UTK PE- NYERAHAN BKP BULAN MEI 2012

SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK GABUNGAN

PT SRIGUNTING adalah PKP Pedagang Besar, yg dalam bulan April 2012

melakukan transaksi dg PT SWADAYA sbb :

a. 6 kali penyerahan BKP ;

b. diterima pembayaran uang muka utk penyerahan yg akan dilakukan

dalam bulan Mei 2012,

2/4/012 8/4/012 13/4/012 19/4/012 23/4/012

Penyerahan I II III IV V

30/4/012

Batas waktu pembuatan FP Gabungan utk slr pe- nyer. yg sdh diterima maupun belum diterima pembay., dan penerima-

an uang muka

28/4/012

FP Gabungan

VI

(72)

SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK I

(Ps. 13 ayat (1) dan ayat (1a) UU PPN 1984

* Perjanjian jual beli BKP, harga jual Rp 100 juta * Uang Muka Rp 10 juta diterima tgl 25 April 2010 * Penyerahan BKP tgl 1 Mei 2010 • Pembayaran Rp 90 juta diterima tgl 30 Juni 2010

Uang muka Rp 10 juta 25/4/010 1/5/010 Penyerahan BKP 30/6/010 Pembayaran Rp 90 juta FP 25/4/010 PPN Rp 1 juta FP 1/5/010 PPN Rp9 juta 31/5/010

1. Uang muka, FP dibuat pada saat penerimaan uang muka, tgl 25/4/010 .

(Ps. 13 ay (1a) huruf b) 2. Penyerahan BKP, FP dibuat pada saat penyerahan tgl 1/5/010, meskipun pem=

(73)

SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK II

(Ps. 14 PER. DIRJEN PAJAK No. PER-13/PJ./2010, 24 Maret 2010)

 Perjanjian jual beli BKP, Harga Jual Rp 100 juta.  Uang Muka Rp 10 juta diterima tanggal 5 April 2010  Penyerahan BKP tgl 22 April 2010  Pembayaran Rp 90 juta diterima tanggal 29 Sept. 2010

Uang muka Rp 10 juta 5/4/10 22/4/10 Penyerahan BKP 29/9/10 Pembayaran Rp 90 juta FP 5/4/10 PPN Rp 1 juta FP 22/4/10 PPN Rp 9 juta 21/7/10 1/9/10 FP 1/9/10 PPN Rp 9 juta FP 21/7/10 PPN Rp 9 juta PM DPT DIKRE- DITKAN OLEH PKP PEMBELI PM TDK DPT DI- KREDITKAN OLEH PKP PEMBELI DENDA = 2% x DPP Dalam hal FP dibuat (atau) 3 bln Mulai 1 April 2010

(74)

PEMBUATAN FAKTUR PAJAK UNTUK

PEMBAYARAN MENGGUNAKAN VALAS

(Lamp. II Per. Dirjen Pajak No. PER-13/PJ./2010)

PT PEMBORONG menyerahkan JKP kpd PT Johnson

Indonesia, pembayaran dalam valas (USD)

Uang muka 5/3/10 22/4/10 Penyerahan JKP 27/7/10 Pembayaran II FP 5/3/10 Kurs USD 1 = Rp9.200 Pembayaran I 30/4/10 FP 22/4/10 Kurs USD 1 = Rp9.350 Kurs USD 1 = Rp9.650

Lamp. II.13. Per. Dirjen Pajak No. PER-13/PJ./2010: Keterangan Kurs diisi dengan nilai kurs sesuai dengan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan FP. Perubahan nilai kurs setelah pembuatan Faktur

Pajak, tidak mempengaruhi nilai kurs dalam Faktur Pajak. Kurs

(75)

CARA PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

ATAS PENYERAHAN JKP

(Penjelasan Ps. 19 ayat (1) PP No.1/2012)

Sebuah perjanjian sewa-menyewa ruangan untuk usaha dengan masa sewa 10 tahun, pembayaran dilakukan tahunan. Nilai sewa seluruh- nya sebesar Rp100 juta, pembayaran pertahun sebesar Rp 10 juta.

4/1/2012 Surat Perj. di - tandatangani 3/1/2022 Masa Sewa 10 tahun Pembayaran th I Rp 10 juta FP 4/1/2012 PPN Rp 1 juta Pembayaran th II Rp 10 juta FP 4/1/2013 PPN Rp 1 juta 4/1/2013

dan seterusnya

(76)

CARA PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

ATAS PENYERAHAN JKP (UMUM)

(Penjelasan Ps. 19 ayat (1) PP No.1/2012)

Sebuah perjanjian jasa konsultasi untuk jangka waktu 6 bulan dengan Penggantian sebesar Rp 60 juta. Pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar Rp 10 juta. 1/2/2012 Surat Perj. di - tandatangani 31/7/2012 Penagihan 10/3/2012 Rp 10 juta FP 4/1/2013 PPN Rp 1 juta 10/3/2012 dan seterusnya 20/3/2012 Pembayaran Masa perjanjian 6 bulan

(77)

PKP yang pindah tempat kegiatan usaha di luar wilayah KPP tempat PKP dikukuhkan sebelumnya, harus mengajukan permohonan Kode Aktivasi dan Password ke KPP yang baru dengan menunjukkan asli surat pemberitahuan Kode Aktivasi dari KPP sebelumnya

PKP masih dapat menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang be-lum digunakan.

Faktur Pajak menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk dalam Faktur Pajak Tidak Lengkap,(Ps. 12 PER-24/PJ./2012), kecuali Faktur Pajak yang tidak

diisi identitas pembeli/penerima JKP, tanda tangan, dan nama terang yang dibuat oleh PKP PE. (Ps. 18 ayat (2) PER-24/PJ./2012)

Nomor Seri Faktur Pajak yg tdk digunakan dlm satu th pajak, dilapor- kan ke KPP bersamaan dg SPT Masa PPN Des. (Ps 10 PER-24/PJ./2012)

PPs. 11 PER DJP No. 24/PJ./2012

Apabila dua/lebih Faktur Pajak menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak sama dlm satu tahun pajak, maka seluruhnya termasuk Faktur

(78)

PAJAK PENJUALAN ATAS

BARANG MEWAH

(79)

KARAKTERISTIK PPnBM

KARAKTERISTIK PPnBM

PUNGUTAN TAMBAHAN

DI SAMPING PPN

DIKENAKAN HANYA

SATU KALI

PADA SAAT IMPOR BARANG KENA PAJAK

YANG TERGOLONG MEWAH

PADA SAAT PENYER. BKP YG TERGOL. MEWAH

OLEH PABRIKAN YANG MENGHASILKANNYA

PPnBM TIDAK DAPAT

DIKREDITKAN

(80)

80 IMPORTIR PABRIKAN

PED. BESAR

PED. ECERAN

KONSUMEN

PPN & PPnBM PPN & PPnBM PPN PPN PPN

PPnBM DIKENAKAN

HANYA SATU KALI

PPN & PPnBM

PPN

PPN SEDAN CKD

(81)

6/4/2014 81

TUJUAN PENGENAAN PPnBM

Mengurangi regresivitas PPN

Mengendalikan konsumsi BKP

Yang Tergolong Mewah

Melindungi produsen kecil atau

tradisional

Mengamankan penerimaan negara

TUJUAN PENGENAAN PPnBM

DI SAMPING PPN

(82)

Kendaraan bermotor untuk

pengangkutan 16 (enam

belas) orang termasuk

Kendaraan bermotor beroda

dua dengan kapasitas

silinder s.d. 250 cc

Kendaraan dlm bentuk sasis

Kendaraan pengangkut ba-

rang

Kendaraan dlmbentuk CKD

KENDARAAN BERMOTOR

TIDAK DIKENAI PPnBM

(83)

6/4/2014 84

KENDARAAN BERMOTOR

BEBAS DARI PPnBM

Kendaraan ambulans, pemadam keba- karan, kendaraan jenazah, kendaraan

tahanan, kendaraan angkutan umum

Untuk protokoler kenegaraan

Kendaraan bermotor diesel atau semi diesel untuk kendaraan dinas TNI/POLRI

dengan kapasitas 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi

Semua jenis kendaraan bermotor untuk patroli TNI atau POLRI

(84)

BANGUNAN

MEWAH

(Permenkeu No. 103/ PMK.03/2009, 10-6-09) RUMAH MEWAH APARTE- MEN MEWAH Luas 350 m2 atau lebih Luas 150 m2 atau lebih

PPnBM

DPP = HARGA JUAL

TARIF = 20%

(85)

POLA PENGHITUNGAN PPN DAN PPnBM

PABRIKAN

Harga Jual per unit sedan = Rp 200 juta

PPN =10% x Rp 200 juta = Rp 20 juta

PPnBM = 30% x Rp 200 juta = Rp 60 juta

PEDAGANG BESAR

Harga beli (perolehan) per unit sedan = Rp 200 juta Nilai Tambah :

b. Laba yang diharapkan = Rp 20 juta

Jumlah Nilai Tambah = Rp 90 juta Harga Jual sedan per unit = Rp 290 juta

PPN yang terutang = 10% x Rp 290 juta = Rp 29 juta

a. Biaya terdiri dari :

- PPnBM = Rp 60 juta

- Biaya lainnya = Rp 10 juta

PEDAGANG ECERAN (DEALER)

Harga beli (perolehan) per unit sedan = Rp 290 juta Nilai Tambah :

a. Biaya = Rp 10 juta

b. Laba yang diharapkan = Rp 20 juta

Jumlah Nilai Tambah = Rp 30 juta Harga Jual sedan per unit = Rp 320 juta

(86)

MEMBANGUN SENDIRI

Membangun sendiri adalah kegiatan mendirikan sebuah bangunan menggunakan jasa pemborong/tukang yang

tidak/belum dikukuhkan sebagai/menjadi PKP

MEMBANGUN SENDIRI

(Ps. 16C UU PPN 1984 jis PERMENKEU NO. 163/PMK.03/2012, 22-10-2012 & PERDIRJENPAJAK No. PER-23/PJ./2012, 5 Nov 2012; mulai berlaku 22 Nov 2012)

Syarat :

1. Tempat tinggal/tempat usaha 2. Luas 200m2/lebih 3. konstruksi utama kayu, beton, pasangan batu bata/bahan se-

jenis, dan/atau baja

Apabila dilakukan secara bertahap sepanjang tenggang waktu antar ta-

hapan tidak lebih dari 2 th, diperla- kukan sebagai satu paket bangunan

SAAT & TEMPAT PAJAK TERUTANG : TERUTANG PD SAAT PEMBANGUNAN DIMULAI,

DI KPP LOKASI BANGUNAN SDG DIDIRIKAN

DPP : 20% X BIAYA YG DIKELUAR- KAN TERMASUK PPN

(Tdk termasuk harga tanah)

SAAT PEMBAYARAN :

Paling lama tg 15 bln berikutnya dari bulan pengeluaran

SAAT PELAPORAN :

Paling lama akhir bln berikut nya dari bulan pengeluaran

1. PKP : SPT Masa PPN 2. Non PKP : SSP lb. 3

Bagi OP/Bd yg lokasi bangunan berbeda dg KPP tempatnya terdaftar, atau non NPWP, maka ko-

lom NPWP pada SSP diisi : a. 9 digit pertama diisi 0 c. 3 digit kode KPP Lokasi bangunan d. 3 digit terakhir diisi 0 (nol)

(87)

12/6/00 23/8/00

Dikukuhkan

sbg PKP

PT Tekstil

membeli

Mobil box

31/3/010

Mobil box

dijual

1/4/010

Mobil box

dijual

Tidak kena PPN Ps. 16D sampai dengan 31-3-010

“…. sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya, dapat dikreditkan”

Tidak dapat

dikreditkan krn

dibayar sebelum

dikukuhkan sbg

PKP

(Ps. 9 ay. (8) hrf a) Ps. 16D mulai 1-4-010

“…., kecuali atas penyerahan aktiva yg Pajak Masukannya tdk dpt dikreditkan

sebagaimana dimaksud dlm Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c”

Dikenai PPN

Membayar

PPN

(88)

PAJAK TERUTANG PADA SAAT

PENYERAHAN BKP

(Ps. 11 ayat (1) UU PPN 1984

SAAT PENYERAHAN BKP

(Ps. 17 PP No. 1/2012 jo Ps. 2 PMK No. 84/PMK.03/2012

BKP BERWUJUD

(Ayat 3 huruf a & b)

BKP TDK BERWUJUD

(Ayat 3 huruf c)

BARANG BERGERAK

(Ayat 3 huruf a & b)

BARANG TIDAK

BERGERAK

(89)

90

SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK II

(Ps. 14 PER. DIRJEN PAJAK No. PER-13/PJ./2010, 24 Maret 2010)

 Perjanjian jual beli BKP, Harga Jual Rp 100 juta.  Uang Muka Rp 10 juta diterima tanggal 5 April 2010  Penyerahan BKP tgl 22 April 2010  Pembayaran Rp 90 juta diterima tanggal 29 Sept. 2010

Uang muka Rp 10 juta 5/4/10 22/4/10 Penyerahan BKP 29/9/10 Pembayaran Rp 90 juta FP 5/4/10 PPN Rp 1 juta FP 22/4/10 PPN Rp 9 juta 21/7/10 1/9/10 FP 1/9/10 PPN Rp 9 juta FP 21/7/10 PPN Rp 9 juta PM DPT DIKRE- DITKAN OLEH PKP PEMBELI PM TDK DPT DI- KREDITKAN OLEH PKP PEMBELI DENDA = 2% x DPP Dalam hal FP dibuat (atau) 3 bln Mulai 1 April 2010

(90)

91

PEMBUATAN FAKTUR PAJAK UNTUK

PEMBAYARAN MENGGUNAKAN VALAS

(Lamp. II Per. Dirjen Pajak No. PER-13/PJ./2010)

PT PEMBORONG menyerahkan JKP kpd PT Johnson

Indonesia, pembayaran dalam valas (USD)

Uang muka 5/3/10 22/4/10 Penyerahan JKP 27/7/10 Pembayaran II FP 5/3/10 Kurs USD 1 = Rp9.200 Pembayaran I 30/4/10 FP 22/4/10 Kurs USD 1 = Rp9.350 Kurs USD 1 = Rp9.650

Lamp. II.13. Per. Dirjen Pajak No. PER-13/PJ./2010: Keterangan Kurs diisi dengan nilai kurs sesuai dengan Kurs Menteri Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan FP. Perubahan nilai kurs setelah pembuatan Faktur

Pajak, tidak mempengaruhi nilai kurs dalam Faktur Pajak. Kurs

(91)

UNTUNG SUKARDJI - 2012 92

CARA PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

ATAS PENYERAHAN JKP

(Penjelasan Ps. 19 ayat (1) PP No.1/2012)

Sebuah perjanjian sewa-menyewa ruangan untuk usaha dengan masa sewa 10 tahun, pembayaran dilakukan tahunan. Nilai sewa seluruh- nya sebesar Rp100 juta, pembayaran pertahun sebesar Rp 10 juta.

4/1/2012 Surat Perj. di - tandatangani 3/1/2022 Masa Sewa 10 tahun Pembayaran th I Rp 10 juta FP 4/1/2012 PPN Rp 1 juta Pembayaran th II Rp 10 juta FP 4/1/2013 PPN Rp 1 juta 4/1/2013

dan seterusnya

(92)

UNTUNG SUKARDJI - 2012 93

CARA PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

ATAS PENYERAHAN JKP (UMUM)

(Penjelasan Ps. 19 ayat (1) PP No.1/2012)

Sebuah perjanjian jasa konsultasi untuk jangka waktu 6 bulan dengan Penggantian sebesar Rp 60 juta. Pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar Rp 10 juta. 1/2/2012 Surat Perj. di - tandatangani 31/7/2012 Penagihan 10/3/2012 Rp 10 juta FP 4/1/2013 PPN Rp 1 juta 10/3/2012 dan seterusnya 20/3/2012 Pembayaran Masa perjanjian 6 bulan

(93)

UNTUNG SUKARDJI - 2012 94 SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK ATAS

PENYERAHAN BKP DG SYARAT FRANCO GUDANG PEMBELI (FOB DESTINATION)

(Penjelasan Ps. 19 ayat (1) PP No. 1/2012)

29/12/2012 BKP dikeluarkan dari gudang BKP diserahkan kpd perusahaan ekspedisi BKP diterima Pembeli 31/12/2012 6/1/2013 PKP Penjual membuat fa- tur penjualan FP 31/12/2012 atau FP 6/1/2013

Seharusnya saat pembuatan FP tidak dapat dilepaskan dari pengertian penyerahan BKP sebagaimana diatur dlm Ps. 1A ayat (1) UU PPN 1984

(94)

BENTUK, UKURAN , FORMULIR DAN TATA CARA

PENGISIAN fAKTUR pAJAK BAGI pkp pEDAGANG eCERAN

(Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-58/PJ/2010, 13 Desember 2010)

pkp

pe

PKP yg dlm kegi- atan usaha/pe – kerjaannya me- nyerahkan BKP

melalui tempat penjualan eceran atau langsung mendatangi tempat

konsumen akhir

dg cara penjualan eceran yng dila – kukan langsung kpd konsumen a – khir, tanpa didahului dengan pena- waran tertulis, pemesanan tertulis,

kontrak atau lelang; dan

pada umumnya penyerahan BKP a- tau transaksi jualbeli dilakukan se- cara tunai dan penjual langsung me-

nyerahkan BKP atau pembeli lang – sung membawa BKP yang dibelinya.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk metode plugs (Phillips 1994 in Kiswara 2004), pengambilan bibit dilakukan beserta substratnya menggunakan corer (PVC paralon) berdiameter 10 cm dengan kedalaman

Dari data di bawah, juga dapat diketahui bahwa jumlah responden Dharmasraya yaitu 35 % mempunyai minat terhadap demokrasi eletoral, sebanyak 35% kadang-kadang berminat

Regulasi Kementerian Perhubungan yang berkaitan Parkir yang ada hanya Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM.4 Tahun 1994 tentang Tata Cara Parkir Kendaraan Bermotor di

Penggantian sesuai dengan pasal 1 angka 19 adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan Jasa Kena

Pertumbuhan pengguna telepon seluler di perkotaan stabil hanya 5-7%, masyarakat lebih memilih menggunakan satu telepon seluler yang harganya jauh lebih mahal asal

Pendidikan Fokus pada Mutu dan Layanan Prima … hlm.. para peminta jasa pendidikan pondok pesantren atau dengan kata lain tarif yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan pondok

Apakah corporate governance memoderasi pengaruh corporate social responsibility terhadap agresivitas pajak pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Studi Interaksi antara Komodo (Varanus komodoensis) dengan Burung Gosong (Megapodius freycinet) di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur.. Bogor :