• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA SAFE MOTHERHOOD.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA SAFE MOTHERHOOD.doc"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA SAFE MOTHERHOOD UPAYA SAFE MOTHERHOOD Syafrudin, SKM, MKes

Syafrudin, SKM, MKes

I.

I. Batasan. Batasan. Tujuan Tujuan dan dan Lingkup Lingkup Upaya Upaya Safe Safe MotherhoodMotherhood

Upaya Safe Motherhood meruakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan Upaya Safe Motherhood meruakan upaya untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan  persalinannya dapat dinilai dengan sehat dan

 persalinannya dapat dinilai dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat.aman, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Tujuan upaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu Tujuan upaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditunjukan kepada Negara yang sedang berkembang. Karena 99% kematian ibu di dunia ini terutama ditunjukan kepada Negara yang sedang berkembang. Karena 99% kematian ibu di dunia terjadi dinegara-negara tersebut.

terjadi dinegara-negara tersebut.

WHO mengembangkan konsep “Four Pillars of Safe

WHO mengembangkan konsep “Four Pillars of Safe Motherhood” Motherhood” untuk menggambarkanuntuk menggambarkan ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, Mother-Bayi Package, 1994). Empat pilar  ruang lingkup upaya penyelamatan ibu dan bayi (WHO, Mother-Bayi Package, 1994). Empat pilar  dalam upaya Safe Motherhood tersebut adalah :

dalam upaya Safe Motherhood tersebut adalah :

a)

a) Keluarga Keluarga berencanaberencana

Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan dan Konseling dan pelayanan keluarga berencana harus tersedia untuk semua pasangan dan ind

individividu. u. DenDengan gan demdemikiikian an pelpelayaayanan nan kelkeluaruarga ga berberencencana ana harharus us menmenyedyediakiakan an infinformormasi asi dandan konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi konseling yang lengkap dan juga pilihan metode kontrasepsi yang memadai, termasuk kontrasepsi eme

emergergensinsi, , dan dan pelpelayaayanan nan ini ini harharus us mermerupaupakan kan bagbagian ian dardari i proprogragram m komkompreprehehensif nsif pelpelayaayanannan keseha

kesehatan tan reproreproduksiduksi. . ProgrProgram am keluakeluarga rga berenberencana cana memilimemiliki ki peranperanan an dalam menurunkdalam menurunkan an risikorisiko kem

kematiatian an ibu ibu melmelalualui i penpencegcegahaahan n kehkehamiamilanlan, , penpenundundaan aan usiusia a kehkehamiamilan lan serserta ta menmenjarjarangangkankan kehamilan/

kehamilan/

 b)

 b) Asuhan AntenatalAsuhan Antenatal Dalam masa kehamilan Dalam masa kehamilan *

* Petugas kesehatan Petugas kesehatan harus memberharus memberi pendidikan i pendidikan pada ibu pada ibu hamil tentang hamil tentang cara menjaga cara menjaga diridiri agar tetap sehat dalam masa tersebut.

agar tetap sehat dalam masa tersebut. *

* Membantu Membantu wanita hamwanita hamil serta il serta keluarganya keluarganya untuk untuk mempersiapkan mempersiapkan kelahiran kelahiran bayi.bayi. *

* MenMeningingkatkatkan kesakan kesadardaran merekan mereka a tententantang g kemkemungungkinkinan adanyan adanya a resresiko tingiko tinggi ataugi atau terjadinya komplikasi dalam kehamilan / persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara terjadinya komplikasi dalam kehamilan / persalinan dan cara mengenali komplikasi tersebut secara dini.

dini.

Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan penanganan risiko Petugas kesehatan diharapkan mampu mengindentifikasi dan melakukan penanganan risiko tinggi / komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.

tinggi / komplikasi secara dini serta meningkatkan status kesehatan wanita hamil.

c)

c) Persalinan Persalinan Bersih Bersih dan dan AmanAman Dalam persalinan

(2)

* Wanita harus ditolong oleh tenaga kesehatan professional yang memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman.

* Tenaga kesehatan juga harus mampu mengenali secara dini gejala dan tanda komplikasi  persalinan serta mampu melakukan penatalaksanaan dasar terhadap gejala dan tanda tersebut.

* Tenaga kesehatan harus siap untuk melakukan rujukan komplikasi persalinan yang tidak   bisa diatasinya ke tingkat pelayanan yang lebih mampu.

d) Pelayanan Obstetri Esensial

Pelayanan obstetric esensial bagi ibu yang mengalami kehamilan risiko tinggi atau komplikasi di upayakan agar berada dalam jangkauan setiap ibu hamil. Pelayanan obstetric esensial meliputi kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi risiko tinggi dan komplikasi kehamilan/persalinan.

Secara keseluruhan, ke empat tonggak tersebut merupakan bagian dari pelayanan kesehatan  primer. Dua diantaranya yaitu : Asuhan Antenatal dan Persalinan Bersih dan Aman merupakan bagian

dari pelayanan kebidanan dasar. Sebagai dasar / fondasi yang dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan upaya ini adalah pemberdayaan wanita. Gambar 1 berikut menggambarkan konsep empat pilar upaya Safe Motherhood tersebut.

II. Alasan Upaya Safe Motherhood Menjadi Prioritas

Ada dua alasan yang menyebabkan upaya Safe Motherhood perlu mendapat perhatian  pertama, besarnya masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dampak yang diakibatkannya. Data menunjukkan bahwa seperempat dariw anita usia reproduktif di Negara berkembang mengalami kesakitan yang berhubungand engan kehamilan, persalinan dan nifas. Dampak social dan ekonomi kejadian ini dapat dipastikan sangatlah besar, baik bagi keluarga, masyarakat, maupun angkatan kerja disuatu Negara. Keberadaan seorang ibu merupakan tonggak utama untuk tercapainya keluarga yang sejahtera dan kematian seorang ibu merupakan suatu bencana bagi keluarganya.

Kedua, upaya safe Motherhood pada hakekatnya merupakan intervensi yang efisien dan efektif dalam menurunkan angka kematian ibu.

III. Batasan Kematian Ibu

Menurut International Statistical Classification of Disease, Injuries, and Causes of Death, Edition X (ICD-X) kematian ibu adalah :

“ Kematian seorang wanita yang terjadi selama kehamilan sampai dengan 42 hari setelah  berakhirnya kehamilan, tanpa memperhatikan lama dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh atau dipicu oleh kehamilannya atau penanganan kehamilannya, tetapi bukan karena kecelakaan”.

Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

1. Direct Obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh komplikasi obstetric pada masa hamil, bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan atau  berbagai hal yang terjadi akaibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin

(3)

2. Inderect Obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang  bukan komplikasi obstetric, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.

IV. Besaran Masalah Kematian Ibu dan Faktor yang melatar belakanginya.

Untuk menggambarkan besarnya masalah kematian ibu, potts (1986) menganalogikannya dengan jatuhnya setiap 4 jam sekali sebuah pesawat jumbo jet berpenumpang 500 orang yang seluruh  penumpangnya adalah wanita hamil, terutama berasal dari Negara berkembang. Lebih dari satu

wanita meninggal setiap menitnya akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.

Kematian ibu kaerna kehamilan dan persalinan sangat erat kaitannya dengan penolong  persalinan.

V. Perkembangan Upaya Safe Motherhood

Upaya safe motherhood dirintis untuk mengatasi perbedaan yang sangat besar antara AKI di  Negara maju dengan angka tersebut di Negara berkembang. Dibandingkan dengan angka kematian  bayi (selanjutnya disingkat AKB), perbedaan AKI ternyata jauh lebih besar. Hasil penelitian WHO dan UNFPA menunjukkan tingginya AKI di berbagai Negara berkembang, serta lebarnya jurang antara fasilitas pelayanan kesehatan di Negara berkembang dan dinegara maju.

Hasil-hasil penelitian semacam ini kemudian dibicarakan pada inter-regional meeting on the  prevention of maternal mortality di WHOO Geneva pada bulan November 1985. Pertemuan ini kemudian menjadi dasar dari gerakan dunia untuk menyelamatkan ibu dari kesakitan dan kematian, yang kemudian dicanangkan dalam Konferensi Internasional Safe Motherhood (International Conference on Safe Motherhood) di Nairobi, Kenya, pada bulan Oktober 1987 atas kerjasama Bank  Dunia, UNFPA, WHO dan UNDP. Konferensi ini merupakan forum pertama yang secara khusus membahas masalah kematian ibu karena kehamilan dan persalinan. Dalam konferensi tersebut diungkapkan terjadinya 585.000 kematian ibu di dunia setiap tahunnya. Sekitar 99% kematian ibu tersebut terjadi di Negara-negara berkembang. Kenyataan ini membuka mata dunia bahwa telah terjadi ketimpangan yang besar antara masalah kesehatan wanita di Negara maju dan di Negara  berkembang. Mulai saat itu, dicanangkan upaya Safe Motherhood sebagai upaya global untuk 

menurunkan angka kematian dan kesakitan pada wanita dan bayi baru lahir, khususnya di Negara  berkembang.

Konferensi kedua yang menjadi tonggak Upaya Safe Motherhood adalah World Summit for  Children tahun 1990. dalam pertemuan tersebut satu dari tujuh deklarasinya adalah menurunkan AKI menjadi setengahnya pada tahun 1990-2000. Untuk mencapai hal ini kemudian dibentuk jaringan global guna meningkatkan kesadaran, prioritas masalah, mobilisasi penelitian, bantuan teknis dan informasi tentang masalah kematian ibu. Hal ini berarti setiap Negara dari 166 negara yang menandatangani deklarasi tersebut telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan AKI di Negara masing-masing sebesar 50%.Indonesia sebagai salah satu Negara yang ikut menandatangani deklarasi tersebut juga telah bertekad untuk menurunkan angka kematian ibu dari 450 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 225 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2000.

Konferensi tersebut yang juga menentukan adalah International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo pada bulan September 1994. Konsesus umum yang disepakati adalah bahwa peningkatan kualitas hidup manusia hanya dapat dicapai melalui partisipasi penuh dari kaum wanita di segala bidang. Dengan demikian pemberdayaan wanita (women empowermen) menjadi pusat perhatian. Sebelum ICPD, program-program kependudukan lebih menekankan pada target-target demografik seperti misalnya penurunan tingkat kesuburan wanita usia subur untuk mencapai keseimbangan rasio ketergantungan (dependency ratio) penduduknya.

(4)

Selanjutnya pada konferensi Dunia ke IV tentang wanita di Beijing pada tanggal 15 Oktober  1995 penekanan tentang gender telah sangat berbeda dengan pemikiran di Nairobi yang lebih sempit tentang upaya yang “terpusat pada wanita”. Peserta konferensi menganggap bahwa ICPD 1994 merupakan awal pengakuan global tentang kemitraan pria-wanita (equity) dan pemberdayaan wanita sebagai dasar dalam merencanakan program kesehatan dan kependudukan yang efektif. Perubahan kearah analisis gender ini di dukung dan disebarkan secara luas oleh WHO.

Pada bulan Oktober 1997 di Colombo, Sri Lanka, diselenggarakan Safe Motherland Technical Consultation, yang merupakan peringatan 10 tahun upaya global dalam Safe Motherhood yang dicanangkan di Nairobi. Pertemuan di ikuti oleh wakil dari 65 negara tersebut mengakui bahwa telah  banyak usaha yang dilakukan dalam 10 tahun, namun masih tetap banyak yang perlu dilakukan.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan 10 pesan aksi untuk dapat dilaksanakan di setiap Negara, yaitu : Kembangkan Safe Motherhood Melalui hak azasi manusia; berdayakan wanita; berikan kesempatanmemlih : Safe motherhood. Investasi social dan ekonomi yang vital ; tunda perkawinan dan kahamilan pertama; setiap kehamilan menghadapi risiko; pastikan persalinan ditolong oleh tenaga terdidik/terampil; tingkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang berkualita; cegah kehamilan yang tak diinginkan dan atasi aborsi yang taka man; ukur kemajuan program Safe Motherhood, kekuatan dalam kemitraan untuk Safe Motherhood. Peringatan ulang tahun yang ke 10 upaya Safe Motherhood ini kemudian dilanjutkan oleh WHO dengan memakai tema tersebut untuk  memperingati hari kesehatan sedunia pada bulan April 1998.

VI. Determinan Kematian Ibu

McCarthy dan Maine (1992) dalam kerangka konsepnya mengemukakan peran determinan kematian ibu sebagai keadaan / hal-hal yang melatar belakangi dan menjadi penyebab langsung serta tidak langsung dari kematian ibu. Determinan kematian ibu tersebut dikelompokkan dalam : determinan proksi, determinan antara dan determinan konstektual.

1. Determinan proksi, dipengaruhi oleh determinan antara dan meliputi : * Kejadian kehamilan

Wanita yang hamil memiliki resiko untuk mengalami komplikasi, sedangkan wanita yang tidak hamil tidak memiliki resiko tersebut. Dengan demikian program keluarga berencana dapat secara tidak langsung mengurangi risiko kematian ibu.

* Komplikasi kehamilan dan persalinan

Komplikasi obstetric ini merupkan penyebab langsung kematian ibu, yaitu perdarahan, infeksi, eklampsia (trias klasik); partus macet, abortus, dan rupture uteri.

2. Determinan Antara, dipengaruhi oleh determinan konstektual dan meliputi : * Status Kesehatan

Yang dimaksud status kesehatan antara lain status gizi, penyakit infeksi atau parasit,  penyakit menahun seperti TBC, penyakit jantung, ginjal dan riwayat komplikasi obstetric.

* Status reproduksi

(5)

* Akses terhadap pelayanan kesehatan

Antara lain keterjangkauan lokasi tempat pelayanan, jenis dan kualitas pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi.

* Perilaku Sehat

Antara lain meliputi penggunaan alat kontrasepsi, pemeriksaan kehamilan, penolong  persalinan dan perilaku menggugurkan kandungan.

* Faktor-faktor lain yang tidak diketahui atau tak terduga.

Beberapa keadaan yang secara tiba-tiba dan tak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi selama hamil atau melahirkan, misalnya kontraksi uterus yang tidak adekuat, ketuban  pecah dini, dan persalinan kasep.

1. Determinan Konstektual, meliputi :

* Status wanita dalam keluarga dan masyarakat

Antara lain tingkat pendidikan pekerjaan, keberdayaan wanita yang memungkinkan wanita lebih aktif dalam menentukan sikap dan lebih mandiri dalam memutuskan hal yang terbaik bagi dirinya. * Status keluarga dalam masyarakat

Variabel ini merupakan variable keluarga wanita, antara lain : penghasilan keluarga, kekayaan keluarga, tingkat pendidikan dan status pekerjaan a nggota keluarga.

* Status masyarakat

Meliputi tingkat kesejahteraan, ketersediaan sumber daya, serta ketersediaan dan kemudahan transportasi. Status masyarakat umumnya terkait pula pada tingkat kemakmuran suatu Negara serta  besarnya perhatian pemerintah terhadap masalah kesehatan.

Kemiskinan juga merupakan salah satu factor penghambat dalam upaya penurunan AKI.

VII. Intervensi untuk Mencegah Kematian Ibu

Intervensi untuk mencegah kematian ibu dilakukan terhadap ketiga jenis determinan. Intervensi yang memberi dampak relative cepat terhadap penurunan AKI adalah intervensi terhadap pelayanan kesehatan.

Intervensi yang ditujukan kepada determinan antara akan memberikan efek pada jangka menengah, misalnya peningkatan gizi serta pendidikan ibu.

Intervensi yang diarahkan kepada determinan konstektual akan memberikan efek pada jangka  panjang, misalnya melalui kegiatan pemberdayaan wanita dan kemitraan pria wanita.

(6)

Sejak dilaksanakannya Konferensi International Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987, hamper  setiap Negara berkembang berusaha sekuat tenaga untuk menurunkan angka kematian ibu. Maine dkk  mengindentifikasi “rantai penyebab” kematian ibu dan menghubungkannya dengan strategi intervensi yang dikelompokkan dalam tiga kategori sebagai berikutn:

* Mencegah / memperkecil kemungkinan wanita untuk menjadi hamil dengan keikutsertaan  ber-KB.

* Mencegah/Memperkecil kemungkinan wanita hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan dan persalinan.

* Mencegah / Memperkecil kematian wanita yang mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan.

IX. Cost – Effectiveness dalam upaya Safe Motherhood

Keterbatasan dalam berbagai jenis sumber daya di sector kesehatan telah mendorong para  pakar untuk meneliti upaya yang cost – effective dalam menurunkan AKI. Dengan cara peningkatan

fungsi pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan rujukan dan pembinaan teknis diperkuat.

X. Tiga Jenis Keterbatasan dalam Rujukan

Pelayanan obstetric yang tepat guna, belumlah menjadi jaminan pemanfaatnya. Masyarakat yang membutuhkan seringkali tidak dapat menjangkau akibat hambatan jarak, biaya dan budaya.

Banyak factor yang menyebabkan keterlambatan dalam rujukan, namun dapat dikategorikan dalam tiga jenis keterlambatan sebagai berikut :

* Keterlambatan dalam pengambilan untuk merujuk. * Keterlambatan dalam mencapai fasilitas kesehatan.

* Keterlambatan dalam memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan.

XI. Indikator upaya Penurunan Angka Kematian Ibu

Pemantauan dan evaluasi upaya penurunan AKI tidak hanya didasarkan pada pengukuran tentang perubahan kematian ibu, namun meliputi pemantauan proses dan luaran. Untuk itu,selain indicator dampak digunakan pula indicator proses, output, dan outcome.

* Indikator Dampak 

- Angka Kematian Ibu (Maternal Mortality Ratio)

AKI adalah kematian ibu dalam periode satu per 100.000 kelahiran hidup pada periode yang sama.

- Rate Kematian Ibu (Maternal Mortality Rate)

Ialah jumlah kematian ibu dalam satu periode per 100.000 wanita usia subur. - Risiko Kematian Ibu Seumur Hidup (Lifetime risk)

(7)

- Proporsi Kematian Ibu Pada Wanita Usia Reproduksi (Proportional Mortality ratio) Indikator ini merupakan presentase kematian ibu dari kematian total pada wanita usia 15-49 tahun.

* Indikator Proses, Output dan Outcome

Indikator proses, output dan outcome merupakan indicator yang berhubungan dengan proses, output dan outcome dalam upaya Safe Motherhood. Beberapa contoh indicator yang termasuk  kedalamnya sebagai berikut :

- Presentase bidan terlatih dalam penanganan kegawatan obstetric (indicator proses).

- Indikator hasil pelayanan, misalnya cakupan pelayanan antenatal dan cakupan  pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (indicator output).

- Proporsi komplikasi obstetric yang mendapat penanganan adekuat dan case fatality rate (indicator 

XII. Masalah yang dihadapi Negara Berkembang dalam Menurunkan AKI * Informasi belum memadai, karena :

- Sangat kurangnya data statistic dan informasi berkala yang mampu menggambarkan kematian ibu di seluruh populasi Negara tersebut.

- Informasi tentang kematian ibu yang tersedia hanya menggambarkan besaran masalah, namun belum mampu menggambarkan tingkat kerawanannya.

* Strategi pelayanan kesehatan ibu yang belum efektif, yang terlihat dari : - Masih banyak pertolongan persalinan oleh dukun.

- Pemerintah belum mampu menggerakkan sector-sektor lain dan maysarakat untuk   berperanserta dalam mencegah kemtin ibu secara efektif.

- Mobilisasi nakes dan upaya untuk menyakinkan masyarakat akan peran bidan dalam upaya penurunan AKI belum optimal.

* Krisis dan keterbatasn kewenangan sector kesehatan :

- Tidak mampu menjamin ketersediaan dana, sarana dan fasilitas untuk memberikan  pelayanan kesehatan berkualitas.

- Tidak mampu menjamin jumlah, jenis dan kualifikasi nakes agar dapat memberikan  pelayanan kesehatan bermutu.

- Tidak mampu memobilisasi sumber daya yang ada.

- Belum mampu menghasilkan tenaga bidan berdedikasi tingi dan infrastruktur yang mendukung pelayanan kegawat daruratan obstetric.

Referensi

Dokumen terkait

Namun mengingat keterbatasan ruang parkir yang ada di badan jalan yang kadang tidak seimbang dengan permintaan parkir kendaraan, akibat dari suatu bentuk aktivitas

Setelah itu Klik Tombol ͞^ŝŵƉĂŶ͟ , akan tampil data yang sudah di Input (Gambar 9).. Kemudian klik pada kolom Action, nanti akan muncul pilihan pop-up Menu seprti Gambar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya dalam memberikan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

dalam membuat product makanan dengan cara,melaksanakan training,mengadakan briefing,memiliki sikap baik dan tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas.Lokasi Hotel

Diagaram Alir Data merupakan alat yang dapat menggambarkan arus data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas, lebih lanjut data flow diagram juga

Hal ini dapat diartikan bahwa kekuatan transversa plat resin akrilik heat cured yang direndam dalam 0,4% eugenol minyak kayu manis menunjukkan perbedaan yang

Pencapaian kinerja yang baik adalah untuk dapat menjaga eksistensi atau kelangsungan operasional organisasi yang telah ditentukan pada awal periode melalui proses penyusunan

Dengan diadakannya penelitian ini kita bisa mengetahui tentang faktor, dan pertimbangan hakim dalam menyelesaikan perkara cerai gugat karena suami tidak