• Tidak ada hasil yang ditemukan

Origami Maya Hirai : kajian proses pembelajaran dan kreativitas origami di Sanggar Origami Maya Hirai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Origami Maya Hirai : kajian proses pembelajaran dan kreativitas origami di Sanggar Origami Maya Hirai."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seni pada dasarnya adalah suatu bahasa komunikasi yang

disampaikan melalui suatu media. Seniman sebagai sumber komunikasi,

sedangkan karya seni sebagai media komunikasi dan pengamat atau

masyarakat sebagai penerima. Oleh karena itu, suatu karya seni memiliki

beberapa fungsi, bukan saja bersifat pribadi tetapi juga bersifat sosial. Herbert

Read dalam bukunya yang berjudul The Meaning of Art, menyebutkan bahwa

seni merupakan usaha manusia untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan dalam arti bentuk yang dapat membingkai perasaan keindahan dan perasaan keindahan itu dapat terpuaskan apabila dapat menangkap harmoni atau satu kesatuan dari bentuk yang disajikan (Darsono, 2004,: 2).

Seni rupa berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi dua cabang, yaitu

seni rupa murni dan seni rupa terapan. Seni rupa murni adalah seni yang lebih

mengutamakan kepuasan ekspresi pribadi seniman, karya seni rupa yang

dibuat sebagai hasil ekspresi untuk dinikmati keindahannya. Seni rupa

terapan atau disebut juga kriya adalah seni yang lebih menitik beratkan pada

nilai guna atau fungsi agar bermanfaat bagi kebutuhan manusia namun tetap

memiliki nilai estetik.

Seni rupa murni adalah seni yang hanya dapat dinikmati

keindahannya tanpa melihat fungsi, contoh dari seni murni diantaranya seni

lukis, seni patung, grafis, fotografi. Sedangkan seni rupa terapan atau kriya

adalah seni yang lebih mengutamakan fungsi namun tetap memperhatikan

keindahan benda tersebut, contohnya anyam, keramik, batik, tekstil, reklame,

ukir kayu dan seni melipat kertas (origami).

Seni murni adalah seni yang dikembangkan untuk dinikmati

keindahannya. Estetika bentuk merupakan faktor utama dibandingkan fungsi

(2)

2

barang pajangan atau koleksi. Proses pembuatannya yang dikerjakan secara

satuan menjadi nilai jual untuk karya seni murni. Karya seni murni biasanya

dibuat dalam jumlah satuan, sehingga menjadi gengsi tersendiri bagi para

kolektor untuk memilikinya. Sebagai contoh karya seni murni diantaranya

Lukisan, Kaligrafi, dan Patung.

Seni rupa terapan (kriya) diciptakan untuk mendukung kehidupan

manusia, dalam mempermudah kehidupan manusia, senirupa terapan dibuatl

dengan mengutamakan fungsi dibanding faktor estetika. Beragam benda kriya

dibuat untuk membantu mempermudah pekerjaan manusia, mulai dari kendi,

cangkir, teko, gelas, baju, sepatu, dan barang lainnya. keindahan bukanlah

faktor penting dalam pembuatannya, meskipun sekarang ini sudah banyak

hasil seni terapan yang juga selain mengutamakan fungsi juga memperhatikan

faktor estetika. Seiring perkembangan jaman, benda kriya mulai banyak

dijadikan sebagai benda pajangan atau hiasan. Jenis ini lebih menonjolkan

aspek keindahan daripada aspek kegunaan atau segi fungsinya, namun tetap

tergolong sebagai benda kriya dilihat dari segi proses pembuatan contohnya

origami.

Origami adalah seni melipat kertas dari Jepang, Yang berasal dari kata Ori (melipat) dan Kami (Kertas), Sebetulnya Origami sudah dikenal di Cina sejak 100 tahun sebelum masehi, namun sejak tahun 600M berkembang pesat di Jepang (Megawangi, Ratna, dkk, 2011:1)

Sejak tahun 1950-an origami sudah menyebar luas keseluruh dunia

termasuk Indonesia, perkembangan teknologi informasi yang semakin maju,

mempermudah pertukaran ilmu antar setiap individu di berbagai belahan

dunia. Dampak positif dari kemajuan teknologi itu adalah mudahnya bertukar

informasi, sosial media menjadi wadah bertukar informasi antar individu.

Kemudahan berkomunikasi itu menjadi wadah bagi individu-individu kreatif

untuk membentuk suatu komunitas sesama penggiat. Origami menjadi salah

satu hobi yang diminati oleh banyak orang tidak terlepas dari para pengguna

internet. Pertukaran informasi terjadi antar penggiat origami diberbagai

(3)

didirikan origanisasi penggiat origami dan terus berkembang sampai

sekarang.

Indonesia dengan segala keragaman dan masyarakatnya yang kreatif

ikut terdorong dengan kemajuan teknologi yang semakin mudah,

berkumpulnya masyarakat Indonesia yang meminati origami diseluruh dunia

menjadi pintu gerbang kemajuan seni melipat kertas asal negeri Jepang ini di

Indonesia. Keudahan dan manfaat yang bisa didapat dari Seni melipat kertas

ini menjadi salah satu pendorong mudah diterimanya origami dikalangan

masyarakat Indonesia.

Dari selembar kertas kita dapat membuat berbagai macam bentuk tiruan

benda yang ada dialam maupun tumbuhan dan binatang. Bentuk-bentuk itu

mulai dari bunga sampai hewan yang dibuat dengan menggunakan media

selembar kertas saja, adapun bentuk-bentuk lainnya seperti robot atau bentuk

karakter animasi lain juga dapat dibentuk dengan origami.

Origami selain sebagai seni melipat yang biasa diajarkan di Taman

Kanak-kanak (TK), ternyata memiliki berbagai fungsi dan keunikan sehingga

membentuk karakter masyarakat Jepang seperti sekarang. Diantaranya

dengan media origami kita dapat melatih kerapihan, keterampilan, motorik

halus, kedisiplinan, daya ingat, daya imajinasi, dan kesabaran terutama pada

anak-anak yang memasuki masa keemasan perkembangan otak.

Origami terbagi dalam dua jenis, origami tradisional dan origami

kontemporer (modern). Origami tradisional adalah origami yang sudah ada

sejak jaman dulu dan sudah banyak dikenal masyarakat luas dan tidak

diketahui lagi siapa pembuatnya, selain itu memiliki ciri jenis lipatan yang

cenderung lebih sederhana. Origami kontemporer atau biasa disebut origami

modern merupakan perkembangan dari bentuk-bentuk dan lipatan origami

tradisional namun memiliki lebih banyak lipatan dan biasanya memiliki

bentuk mendekati objek aslinya, namun ada juga origami modern yang

memiliki lipatan yang simple. Origami kontemporer biasanya dapat diketahui

siapa pembuatnya. Contoh karya origami tradisional yang biasa dibuat dalam

(4)

4

Gelas dll. Sedangkan contoh karya origami kontemporer diantaranya origami

Naga Terbang 3 dimensi, Ikan 3 dimensi, Dinosaurus, Bunga Mawar dan

masih banyak bentuk lainnya dengan detail yang menyerupai bentuk aslinya.

Bandung yang terkenal sebagai kota kreatif akan hasil karya kriyanya

memiliki banyak industri kreatif yang sudah tersentralisasi seperti pusat

industri sepatu cibaduyut dan pusat industri kaos oblong surapati. Selain itu

ada salah satu sanggar di Bandung yang anggotanya merupakan para penggiat

origami yang tergabung dalam Sanggar Origami Maya Hirai yang berada

dibawah naungan Yayasan Origami Indonesia.

Maya Hirai School of Origami (MHSO) merupakan sanggar origami

pertama di Indonesia yang fokus pada pembelajaran dan pengembangan

origami. Berdiri sejak tahun 2009, beralamat di komplek Pusat Dakwah Islam

(PUSDAI) Jawa Barat jalan Diponogoro kota Bandung. Kegiatan yang

dilakukan oleh Sanggar Origami Maya Hirai diantaranya mengadakan

pameran, workshop, pembelajaran kelas, maupun privat. Selain itu Sanggar

Origami Maya Hirai juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial maupun

pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) bersama-sama dengan

Komunitas Origami Indonesia (KOI) diantaranya Rangkaian Origami Bangau

(Crane) Terbayak (110.311 buah), Workshop origami Shinkansen dengan

peserta terbanyak (5000 peserta), juga sering mendapat pesanan pembuatan

origami untuk dekorasi ataupun souvenir acara.

Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut untuk karya tulis skripsi dengan judul penelitian:

ORIGAMI MAYA HIRAI (Kajian Proses Pembelajaran dan Kreativitas

Origami di Sanggar Origami Maya Hirai Bandung).

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis membuat perumusan

masalah dan beberapa pertanyaan untuk memudahkan penelitian yang akan

(5)

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Origami di Maya Hirai School of

Origami?

2. Bagaimana metode pembelajaran Origami di Maya Hirai School of

Origami?

3. Apa saja kreativitas bentuk yang dikembangkan Maya Hirai School of

Origami?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Diperoleh rancangan rencana pembelajaran origami di Maya Hirai School of Origami.

2. Untuk mengetahui lebih dalam proses pembelajaran origami di Maya Hirai School of Origami.

3. Untuk mengetahui kreatifitas bentuk apa saja yang dikembangkan di Maya Hirai School of Origami.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai Maya Hirai School of Origami ini diharapkan

membawa manfaat besar terhadap penulis, masyarakat, lembaga pendidikan,

dan juga dunia pendidikan seni rupa.

1. Bagi penulis

Melalui penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah wawasan,

pengalaman, serta sumbangan informasi mengenai pembelajaran origami,

sebagai kegiaan yang dapat mengasah kreatifitas. Khususnya di kota

Bandung.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Kegiatan pembelajaran origami di MHSO dapat diketahui oleh generasi

muda dan para penikmat seni khususnya dibidang origami. Masyarakat

memiliki gambaran secara umum mengenai origami sebagai sebuah

(6)

6

3. Manfaat bagi lembaga pendidikan

a. Formal

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran pada mata

pelajaran seni di sekolah maupun diperkuliahan yang terakait dengan

origami

b. Nonformal

Melalui penelitian ini diharapkan memiliki gambaran umum

mengenai kegiatan pembelajaran kesenirupaan yang menitik beratkan

pada pengembangan kreatifitas.

c. Manfaat bagi dunia pendidikan seni rupa

Sebagai bahan tambahan referensi dan dapat diuji cobakan untuk

perkembangan ilmu pngetahuan di Jurusan Pendidikan Seni Rupa

UPI, khususnya pada bidang kriya dan desain. Serta dapat dijadikan

bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Metode Penelitian

Pendekatan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode kualitatif dan observasi lansung dilapangan. Karena objek

yang akan diteliti adalah sebuah lembaga pendidikan nonformal berbasis

sanggar. Penelitian yang akan dilakukan meliputi studi literasi dan studi

lapangan dengan metode observasi lapangan. Seperti yang diungkapkan

Burhan (Destinia, A.P. 2011:9)

‘Untuk memudahkan dalam memecahkan masalah berdasarkan jenis data yang diinginkan, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui studi literasi, observasi, dan mengutamakan data lansung berupa hasil wawancara, survey lapangan, dokumentasi tertulis dan data visual’.

Metode kualitatif dipilih peneliti karena penelitian ingin memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai aspek historis, kurikulum pengajaran,

metode pengajaran, hasil pengajaran, peranan dan berbagai kegiatan yang

telah dilakukan oleh sanggar Origami Maya Hirai dalam memasyarakatkan

(7)

F. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Model analisis yang dipakai adalah teknik analisis deskriptif.

Karena sasaran fenomena penelitian yang terus berlansung. Kegiatan

menganalisis data dilakukan sejak awal sampai akhir pelaksanaan

penelitian. Teknik ini digunakan untuk mengurai unsur-unsur yang

terdapat dalam penyelenggaraan kursus origami di Sanggar Origami Maya

Hirai. Melihat pentingnya dari teknik pengumpulan data, teknik yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Observasi

Teknik observasi merupakan pengamatan langsung ke lapangan untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan secara utuh dan (valid).

Pengamatan langsung ke lokasi penelitian menjadi bagian terpenting untuk

mengetahui lebih jauh tentang proses kreativitas seni origami di sanggar

Origami Maya Hirai kota Bandung, penulis melakukan observasi terhadap

semua aspek yang terdapat di sanggar tersebut.

b. Wawancara

Teknik wawancara dengan sejumlah pihak yang dianggap sebagai nara

sumber dari materi-materi yang dibutuhkan dalam penelitian. Nara sumber

tersebut di antaranya para penggiat origami di kota Bandung yang

memiliki kontribusi besar bagi perkembangan kreatifitas origami di

Indonesia, khususnya Kota Bandung.

c. Studi Pustaka dan Studi Dokumentasi

Untuk memperkuat wawasan keilmuan secara teoritis, penulis

(8)

8

dengan aspek yang akan diteliti. Studi dokumentasi menunjang

pemahaman peneliti terhadap kajian materi penelitian supaya lebih baik.

Data dokumentasi tersebut meliputi sejumlah referensi buku, dan

dokumentasi foto dan video yang terkait dengan aspek yang diteliti.

G. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sanggar Origami Maya Hirai Jl.

Diponogoro 63, Gedung kaca selatan PUSDAI Jawa Barat. Bandung.

Tlp.(022)70840375. Lokasi ini merupakan lokasi pindahan dari lokasi

sebelumnya yang berada di Jl.Raya Cigadung.

H. Sistematika Penelitian

Adapun cara penyusunan penulis yang akan dilaksanakan adalah

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan Latar belakang masalah, rumusan

masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penjelasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan yang peneliti

lakukan dalam mengurai permasalahan yang diangkat pada penelitian ini.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menjelaskan landasan teori yang digunakan dan

menjadi acuan bagi penulis menganalisis data. Diuraikan pula kutipan dari

buku-buku yang relevan berhubungan kursus origami di Sanggar Origami

Maya Hirai.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan kegiatan serta cara-cara yang penulis

(9)

dan data yang berhubungan dengan kursus origami di Sanggar Origami Maya

Hirai.

BAB IV : PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya,

mengenai kegiatan pembelajaran, merancang proses pembelajaran dan

manfaat dari kegiatan kursus bagi perkembangan kreatifitas peserta di

Sanggar Origami Maya Hirai.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Dalam Bab ini diperoleh simpulan dan rekomendasi dari hasil bahasan

beserta kajian berdasarkan data yang diperoleh penulis mengenai kursus

origami di Sanggar Origami Maya Hirai. Beberapa rekomendasi diajukan

(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode merupakan suatu kerangka kerja atau kerangka fikiran untuk

melakukan suatu tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan

yang beraturan, terarah, dan berkonteks yang berkaitan (relevant) dengan

maksud dan tujuan. Secara ringkas metode pun merupakan suatu sistem

berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat

unsur-unsur yang berbentuk suatu kesatuan.

Penelitian (research) merupakan suatu kegiatan mengkaji, mencari atau

menyelidiki secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah

tertentu yang bertujuan mencari jawaban atas suatu permasalahan yang belum

terpecahkan jawabannya. Meneliti dilakukan untuk memperkaya dan

menambah pemahaman tentang sesuatu. Dalam suatu penelitian terdapat

kegiatan penyelidikan (investigation), yaitu mencari fakta secara teliti dan

teratur menurut suatu kaidah tertentu untuk menjawab suatu pertanyaan. Serta

menyelidiki untuk menjelaskan sesuatu.

Tidak akan ada penelitian jika tidak ada persoalan atau masalah. masalah

(problem) merupakan pangkal dari penelitian. Persoalan adalah segala sesuatu

yang dihadapi atau dirasakan seseorang yang menimbulkan dalam dirinya

keinginan untuk membahasnya. Mencari jawabannya atau menemukan cara

penyelesaiaannya. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif,

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamia, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara porposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. (Sugiyuno, 2009: 15)

Terkait uraian diatas, pada proses penelitian didalamnya terdapat cara

(11)

diungkapkan sugiono (Destiana, 2011:46) „secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu‟. Artinya metode penelitian merupakan alat yang digunakan peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti sesuai

dari data hasil penelitian serta dapat diujicobakan kevaliditasannya.

Untuk memudahkan pemecahan masalah berdasarkan jenis data yang

diinginkan, maka dalam penelitian mengenai proses pembelajaran dan

kreatifitas seni origami di Maya Hirai School of Origami ini menggunakan

metode kualitatif. Data diperoleh melalui studi literatur, observasi dan

mengutamakan data lansung berupa hasil wawancara, survey, dokumentasi

tertulis dan data visual. Analisis data menggunakan model interaktif, yaitu

proses penyeleksian data dilakukan sejak awal penelitian dilakukan kemudian

disajikan secara deskriptif dalam bentuk teks naratif. Pendekatan kualitatif

dipilih karena dirasa cocok untuk mengurai permasalahan karena peneliti dapat

menjelaskan semua proses penelitian mulai dari cara memasuki lapangan,

cara-cara yang ditempuh dalam mengkoleksi data, dan analisis unit penelitian.

Penggunaan metode dalam penelitian adalah syarat mutlak untuk dapat

melihat kedalaman dari sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode

dalam penelitian merupakan cara atau alat untuk mencapai keberhasilan dalam

penelitian. Metode yang digunakan untuk mencapai keberhasilan penelitian

adalah metode yang memiiki kesesuaian dengan masalah untuk memecahkan

permasalahan yang ada dalam penelitian. Metode penelitian dapat membantu

memberikan kontribusi dalam mengatasi kesenjangan antara teori dan praktek

dilapangan.

B.Desain

Desain penelitian yang dilakukan mengenai kursus keterampilan seni

melipat kertas di Maya Hirai School of Origami ini merupakan suatu kerangka

atau rincian prosedur kerja yang dapat dilakukan pada waktu penelitian

(12)

43

Sehingga diharapkan agar memberikan gambaran dan arahan mana yang

akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian tersebut. Juga memberikan

gambaran bahwa penelitian itu telah selesai. Desain penelitian yang baik dapat

memudahkan kita dalam melakuan penelitian. Yang dmaksud dengan kerangka

penelitian adalah pokok-pokok dari usulan suatu penelitan yang

menggambarkan suatu penelitian itu dilakukan dan bagaimana hasil penelitian

itu diperkirakan nantinya. Adapun prosedur penelitian akan dilaksanakan

sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

Dalam tahap persiapan penelitian, peneliti terlebih dahulu memilih

dan menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian, setelah

mendapatkan lokasi penelitian yang cocok, lalu dilanjutkan dengan

penyusunan proposal penelitian dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan

selama penelitian.

a. Memilih dan menentukan lokasi penelitian

Pemilihan lokasi penelitian di Maya Hirai School of Origami Jl.

Diponogoro No.63 Bandung didorong oleh keinginan untuk mendalami

dan mengangkat seni keterampilan melipat kertas di tempat ini. Selain

itu popularitas origami yang sedang naik daun karena keunikan dan

kemudahannya untuk dibuat oleh segala tingkat usia menjadikan seni

yang populer berasal dari negeri Jepang ini mudah diterima oleh semua

kalangan terutama di Indonesia. Fungsi origami yang selain sebagai

benda seni juga bermanfaat sebagai media belajar, dan mengasah

kreatifitas dan kemampuan motorik halus menjadikan pembelajaran

origami seringkali dimasukan dalam setiap pembelajaran kelas di

Taman Kanak-kanak (TK).

Maya Hirai School of Origami berdiri dibawah naungan Yayasan

Origami Indonesia bukanlah satu-satunya sanggar/ tempat pelatihan

(13)

kursus lain yang juga mengajarkan materi origami seperti Rumah

Origami dan Club Origami Indonesia yang juga memiliki kontribusi

dalam mempopulerkan origami di Indonesia. namun belakangan Club

Origami lebih memfokuskan pada pengembangan praktis dari origami

dengan lebih banyak bergerak pada bidang bisnis kreatif. Maya Hirai

School of Origami atau Sanggar Origami Maya Hirai dipilih

berdasarkan aktifitas yang dilakukan tidak hanya sekedar mengajarkan

origami saja namun Sanggar Origami Maya Hirai yang dimotori oleh

ibu Fajar Ismayanti (Maya Hirai) secara aktif mengajarkan dan

mengadakan workshop diberbagai kota di Indonesia dan sukses mengukuhkan namanya sebagai “Ibu Origami Indonesia”. Berbagai prestasi telah dibuat salah satunya adalah sebagai penggagas pembuatan

rangkaian 110.311 origami bangau, pembuatan 5000 origami hati

bersama gubernur JABAR, pengajaran origami Shinkansen dengan

6200 peserta di Bodowoso dan pembuatan Diorama origami terpanjang

sepanjang 200 meter yang semuanya dicatat oleh Museum Rekor

Indonesia (MURI)

b. Penyusunan Proposal

Proposal merupakan gambaran awal dari penelitian atau karya

tulis ilmiah yang akan dibuat. Proposal penelitian ini meliputi izin

penyusunan skripsi, dari kampus dan izin penelitian dari pihak pemilik

tempat yang akan dijadikan lokasi penelitian dalam hal ini adalah Maya

Hirai School of Origami.

c. Persiapan peralatan penelitian

Pada saat akan melakukan penelitian terlebih dahulu

mempersiapkan peralalatan yang dibutuhkan dalam penelitian untuk

memastikan kelancaran penelitian. Persiapan dilakukan baik dari

persiapan teknis maupun non-teknis. Tujuannnya adalah agar proses

(14)

45

prosedur yang ada dan untuk menghindari hal-hal yang dapat

merugikan. Tahap persiapan peralatan meliputi persiapan peralatan

untuk observasi lapangan dan peralatan untuk pengolahan data.

d. Pedoman wawancara dan observasi

Pedoman wawancara digunakan dalam penelitian di Maya Hirai

School of Origami untuk memastikan wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman disusun tidak hanya

berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Sedangkan pedoman penelitian digunakan agar peneliti dapat

melakukan penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman

observasi disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek

selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting

wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi

yang muncul pada saat berlansungnya wawancara.

Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data secara

lansung dari informan yang menjadi sumber informasi,

1) Tahap pelaksanaan penelitian

Tahap pelaksanaan penelitian dibagi dalam tiga tahap,

diantaranya pengumpulan data, pengolahan data dan menyimpulkan

hasil. Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan

dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini digunakan

metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun

menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan

oleh ketepatan rancangan penelitian.

Pada tahap pengumpulan data, data dikumpulkan sesuai

dengan rancangan penelitian yang telah dibuat. Data-data tesebut

(15)

yang dikumpulkan merupakan data asli mengenai objek yang diteliti

sesuai dengan fakta dilapangan.

Pengolahan data, pada tahap ini data yang dikumpulkan

selanjutnya disaring dengan cara diklasifikasikan dan

diorganisasikan agar mempermudah pengolahan data sesuai

rancangan penelitian. Data tersebut diolah secara logis sesuai dengan

metode yang telah ditetapkan dalam rancangan penelitian.

Penyimpulan hasil, pada tahap ini data yang telah diolah

disimpulkan oleh peneliti sesuai dengan hasil yang didapat.

kemampuan peneliti dalam mengolah data dan menafsirkannya

secara logis sangat menentukan hasil dari penelitian tersebut.

2) Tahap penyusunan laporan penelitian

Laporan penelitian merupakan rancangan (tahapan) yang

dilakukan dalam pelaksaan kegiatan penelitian. Dalam penyusunan

laporan ini dibagi dalam beberapa tahap, diantaranya tahap

penyusunan, tahap konsutasi dan tahap memperbanyak laporan.

a) Penyusunan laporan penelitian

Laporan penelitian disusun berdasarkan rancangan dan

tahap-tahap kegiatan dalam penelitian. Penyusunan laporan

penelitian dimulai dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

pembatasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian,

penjelasan istilah, lamanya waktu penelitian dan sistematika

penulisan.

b)Konsultasi dengan dosen pembimbing

Konsultasi bersama dosen pembimbing dalam sebuah

penelitian diperlukan untuk memandu dan memberikan arahan

sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Dosen sebagai pemandu

memberikan arahan dan bantuan bagi peneliti dalam upaya

(16)

47

c) Memperbanyak laporan

Mempublikasi sebuah penelitian yang telah dilakukan sangatlah

penting, karena sangat berguna untuk perkembangan ilmu

pengetahuan sebagaimana tujuan awal sebuah penelitian. Laporan

hasil penelitian harus diperbanyak untuk diketahui oleh

masyarakat luas agar hasil penelitian yang telah dilaksanakan

tersebut dapat dikembangan demi kepentingan ilmu pengetahuan.

C.Subjek penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan

sebagai sampel dalam penelitian. Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang,

benda ataupun lembaga (Organisasi), yang sifat-keadaannya (atribut-nya) akan

diteliti. Dengan kata lain, subjek penelitian adalah sesuatu yang didalam

dirinya melekat atau terkandung objek penelitian. Pada penelitian ini yang

menjadi subjek penelitian adalah peserta kursus origami di Maya Hirai School

of Origami beserta karya yang mereka buat.

D.Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian ini tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi

yang alamiah (natural setting). Data didapatkan lansung dari sumber data atau

disebut data primer. Data yang terkumpul didokumentasikan untuk diolah.

1. Pengumpulan data dengan observasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

dengan observasi. “Pengertian observasi pada konteks pengumpulan data

(17)

digunakan adalah observasi partisipasi pasif (passive participation). Pada

observasi partisipasi pasif, peneliti hanya mengamati kegiatan ditempat

penelitian dilakukan. dalam hal ini peneliti datang ketempat kegiatan yang

akan diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Peneliti

mengamati kegiatan mulai dari pemberian materi, proses belajar, hingga

hasil karya yang selesai dikerjakan oleh para peserta kursus origami di

Maya Hirai School of Origami.

Objek yang diobservasi dalam penelitian kualitatif ini terdiri atas tiga

komponen yaitu pelaku (actor), tempat (place), dan aktifitas (activities)

yang kita namakan situasi social.

2. Pengumpulan data dengan data wawancara

Pengumpulan data dengan wawancara sangat penting dilakukan, hal

ini untuk mendapatkan data lansung dari pelaku yang menjadi subjek

penelitian.

“Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondenya relative kecil/sedikit.” Sugiono (2009:194)

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara dapat dilakukan

dalam rangka mencari permasalahan yang akan diteliti ataupun

mendapatkan informasi lain yang lebih mendalam mengenai permasalahan

yang diteliti saat penelitian dilakukan.

Wawancara yang peneliti lakukan kepada tiga pelaku, yaitu pemilik,

pengajar (instruktur), siswa (peserta) pada kursus origami di Maya Hirai

School of Origami, didokumentasikan sebagai bukti bahwa peneliti telah

melakukan wawancara kepada sumber informasi yang menjadi sumber data

(informan). Sebagaimana yang diungkapkan sugiono (2009:195)

(18)

49

Peralatan yang peneliti gunakan untuk mendokumentasikan

wawancara tersebut diantaranya:

a. Buku catatan : berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan dengan sumber data.

b. Kamera Digital: Berfungsi untuk memotret dan merekam pembicaraan peneliti dengan sumber data.

No. Nama Keterangan

1. Fajar Ismayanti Pendiri Maya Hirai School of Origami

2. Nurul Chusna Instruktur Senior MHSO

3. Miranti B. Peserta kursus Origami MHSO

4. Rani Orang tua Peserta kursus Origami

MHSO

[image:18.595.152.516.277.444.2]

5. Ayub Mubarok Peserta kursus Origami MHSO

Tabel 3.1 Daftar Informan

3. Pengumpulan data dengan dokumen

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data observasi dan data

wawancara, data tersebut dilengkapi dengan pengumpulan data dokumen

yang berhubungan dengan penelitian. Dokumen yang dikumpulkan

merupakan catatan kegiatan yang pernah dilakukan Sanggar Origami Maya

Hirai Selama berdiri. Hal ini diperkuat dengan pendapat Sugiono yang

menyatakan

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, dan karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif”. (Sugiono,2009: 329).

Dari pendapat Sugiono tersebut, peneliti merasa perlu melengkapi data

(19)

lebih lengkap, mengingat metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah metode kualitatif.

E.Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di lokasi sanggar Maya Hirai School of Origami

(MHSO) Jl.Diponogoro No.63 (komplek Pusdai Jabar) kec.Cibeunying Kaler,

kota Bandung

F.Analisis data

Menganalisis data merupakan langkah yang menentukan dalam proses

mencari jawaban atas masalah-masalah penelitian. Model analisis yang dipakai

adalah teknik analisis deskriptif. Karena sasaran penelitian ini fenomena yang

terus berlansung. Kegiatan menganalisis data dilakukan sejak awal sampai

akhir pelaksanaan penelitian, teknik ini digunakan untuk mengurai unsur-unsur

yang terdapat dalam kegiatan pembelajaran mengenai penyelenggaraan kursus

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Dr.S. (1998). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. (1986). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara.

Destinia, A.P. (2011). Kursus Keterampilan Kriya di Crayon’s Craft & Co.

Bandung: UPI

Destrianingsih, Rika. (2006). Melipat & Merangkai Uang Untuk Mahar.

Surabaya: Trubus Agrisarana.

Fuse, Tomoko. (2002). KUSUDAMA ORIGAMI. Tokyo: Japan Publications

Trading Co.,Ltd.

Gjerde, Eric. (2009). Origami Tessellations: Awe-inspiring Geometric

Designs. Wellesley: A.K. Peters, Ltd.

Hanafi, Geby. (2009). Membuat Perhiasan Cantik & Glamor Dari Kertas.

Jakarta: Gramedia Pustaka utama

Hirai, Maya. (2009). Origami Untuk Sekolah Dasar. Jakarta Selatan: Kawan

Pustaka

__________. (2013). Fun Origami. Jakarta Selatan: Kawan Pustaka

Kamil, DR. H. Mustofa. (2009). Pendidikan Nonformal. Bandung: Alfabeta

Kartika, Darsono Sony. (2004). Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa

Sains

Kasahara, Kunihiko. (1998). ORIGAMI OMNIBUS Paper Folding For

Everybody. Tokya: Japan Publishing.Inc.

LaFosse, Michael G. (2003). Asian Art & Crafts for crative kids Origami

Activities. Tokyo: Tuttle Publishing

Marzuki, Prof.H.M. Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal Dimensi dalam

keaksaraan Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: Rmaja

Rosdakarya

Megawangi, Ratna.dkk. (2011). Origami Untuk Membangun Karakter.

(21)

Origami-Indonesia. (2014). Club Origami Indonesia. [Tersedia] :

http://origami-indonesia.com/2014/01/

Paat, Revi Devi. (2006). Asyiknya membuat Boneka Kertas Aneka Gaya

Penghias Kartu Ucapan, Bingkisan, dan Suvenir. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

______________. (2007). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Amplop Unik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

______________. (2008). Seni Lipat Kertas Untuk Kreasi Pita Unik.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Robinson, Nick. (2004). The ENCYCLOPEDIA of Origami. Singapore:

Page One Publishing Private Limited.

Sudjana, Prof. H. Djudju. (2001). Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah

Production.

Sukardi, HM. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Implementasi dan

Pengembangannya. 2013. Jakarta: Bumi Aksara .

Tahir. Hadi. (2013). 20 Origami Hewan: Kreasi Baru Yang Menawan.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Indonesia.

(1998). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.pdf.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman penulisan karya ilmiah.

Bandung: UPI.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman penulisan karya ilmiah.

Bandung: UPI.

Sumber Media Eletronik:

Aries, Erna Febru S. (2008) Peneitian Deskriptif. Tersedia di:

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/

(22)

Expresisastra. (2014). Model-model analisis data. Tersedia:

http://expresisastra.blogspot.com/2013/12/model-model-analisis

data.html [Diakses 27 Januari 2014]

Indonesia, Klub Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://origami-indonesia.com/ [Diakses 5 januari 2014]

Indonesia, Sanggar Origami. (2014). Profil. Tersedia:

http://sanggar-origami.com/profil [Diakses 5 januari 2014]

Hirai, Maya. (2014). Maya Hirai Ibu Origami Indonesia. [Tersedia] :

http://mayahirai.com/2010/05/29/maya-hirai-ibu-origami-indonesia

[Diakses 5 Januari 2014]

Marhaendro, A.S.D. (2008). Penelitian Deskriptif. Tersedia di

http://mahaedro.wordpress.com/penelitiandeskriptif/Pdf [Diakses 27

Januari 2014]

Sanggar-Origami. (2014). Sanggar Origami Indoensia. [Tersedia] :

http://sanggar-origami.com/2014/01/ [Diakses 27 Januari 2014]

Soendari,Tjutju.PenelitianDeskriptif.Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FI

P/JUR.PEND.LUARBIASA/195602141980032/TJUTJU_SOENDA

RI/Power_Point_Perkuliahan/Metode_PPKKh/Penelitian__Deskripti

f.ppt. [Diakses 27 Januari 2014]

Wikipedia. (2014). Origami. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Origami/2014/01 [Diakses 5 januari

Gambar

Tabel 3.1 Daftar Informan

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah (sebagai lawannya

Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, ( sebagai lawannya

Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah, (sebagai

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai lawannya adalah