• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL BANDUNG."

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

Ujang Maulana Yusup, 2014

STUDI PENDEKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL

BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

UjangMaulanaYusup

1000038

JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ujang Maulana Yusup, 2014

PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL

BANDUNG

Oleh

UjangMaulanaYusup

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan BahasadanSeni

© UjangMaulanaYusup2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

Ujang Maulana Yusup, 2014

SENI TARI DI SMP TUNAS UNGGUL BANDUNG

Oleh :

UJANG MAULANA YUSUP 1000038

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Dosen Pembimbing I

Dr. Desfina,M.Hum NIP. 196102201990032001

Dosen Pembimbing II

Beben Barnas, M.Pd. NIP. 197112062001121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari

(4)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGHANTAR………...i

UCAPAN TERIMAKASIH...ii

ABSTRAK………...………..….v

DAFTAR ISI………..vi

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR BAGAN...x

DAFTAR DIAGRAM...xi

DAFTAR LAMPIRAN………xii

DAFTAR GAMBAR………...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………..1

B. Identifikasi Masalah Penelitian………..9

C. Rumusan Masalah………10

D. Tujuan Penelitian……….10

E. Manfaat Penelitian………11

F. Asumsi Penelitian………....12

G. Asumsi Penelitian………16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Karakteristik Siswa………..17

B. Karakteristik Guru………31

C. Interaksi Sosial……….33

1. Pengetian Interaksi Sosial……….33

2. Faktor Mendasari Interaksi Sosial………35

3. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial………39

4. Tahapan-tahapan Interaksi Sosial……….42

(5)

Ujang Maulana Yusup, 2014

E. Interaksi Edukatif Sebagai Proses………44

F. Kurikulum Pembelajaran………..…47

G. Pengertian Konsep Pembelajaran………...49

1. Pengertian Pembelajaran……….…..49

2. Model Pembelajaran Interaksi Sosial………53

3. Rumpun Pembelajaran Interaksi Sosial………....57

BAB II METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi dan Sampel Penelitian……….77

B. Pendekatan dan Metode………...80

C. Definisi Oprasional………..82

D. Variabel Penelitian………..83

E. Instrumen Penelitian………84

F. Tekhnik Pengumpulan Data……….91

G. Tahapan Penelitian………100

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….102

1. Propfil Sekolah………...102

a. Profil Guru Seni Budaya………...110

b. Profil Siswa Kelas VII………..112

2. Konsep Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………..115

3. Proses Pelaksanaan Pendidikan Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...117

4. Proses Interaksi Sosial Siswa Pada Pembelajaran Seni Tari…118 5. Materi Pembelajaran Seni Tari………..147

6. Metode KBM Melalui Pendekatan Interaksi Sosial…………..148

(6)

Ujang Maulana Yusup, 2014

8. Upaya Pendekatan Interaksi Sosial………..151

9. Nilai Hasil Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...153

B. Pembahasan Hasil Penelitian………173

1. Konsep Pembelajaran Seni Tari Melalui Pendekatan Interaksi Sosial………...……….173

2. Faktor Pendukung Pendekatan Interaksi Sosial dalam Pembelajaran Seni Tari………190

3. Upaya Pendekatan Interaksi Sosial Dalam Pembelajaran Seni Tari………...………198

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………...209

B. Rekomendasi………211

DAFTAR PUSTAKA……….213

LAMPIRAN………218

(7)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1………..20

Tabel 2.2………..26

Tabel 2.3………..56

Tabel 2.4………..67

Tabel 3.1………..78

Tabel 3.2………..79

Tabel 3.3………..87

Tabel 3.4………..88

Tabel 3.5………..89

Tabel 3.6………..90

Tabel 3.7………..92

Tabel 3.8………..96

Tabel 3.9……….………...98

Tabel 4.1………107

Tabel 4.2………131

Tabel 4.3………154

(8)

Ujang Maulana Yusup, 2014

Tabel 4.5………164

Tabel 4.6………169

(9)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1………45

Bagan 2.2………46

Bagan 2.3………61

Bagan 2.4………68

Bagan 3.1………...100

Bagan 4.1………...……125

Bagan 4.2………...136

Bagan 4.3………...138

Bagan 4.4………...139

Bagan 4.5………...141

Bagan 4.6………...…142

Bagan 4.7………...143

Bagan 4.8………...145

Bagan 4.9………...146

(10)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1………...158

Diagram 4.2………...163

Diagram 4.3………...168

(11)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1……….218

Lampiran 2……….221

Lampiran 3……….226

Lampiran 4……….231

Lampiran 5……….231

Lampiran 6……….241

(12)

Ujang Maulana Yusup, 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1………...241

Gambar 2………...241

Gambar 3………...242

Gambar 4………...242

Gambar 5………...243

Gambar 6………...243

Gambar 7………...244

Gambar 8………...244

Gambar 9………...245

(13)
(14)

Ujang Maulana Yusup, 2014

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul “ Studi Pendekatan Interaksi Sosial Dalam

Pembelajaran Seni Tari Di SMP Tunas Unggul Bandung” pendekatan

terhadap prilaku siswa dalam Pembelajaran Seni Tari (Studi Pendekatan Interaksi Sosial Melalui Tari Lapas Terhadap Siswa Kelas VII di SMP Tunas Unggul Bandung). Berdasarkan judul tersebut maka peneliti merumuskan tiga masalah yaitu, konsep pembelajaran interaksi sosial, faktor pendukung interaksi sosial, upaya pendekatan interaksi sosial.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Tunas Unggul Tahun Ajaran 2013/2014 yang terdiri dari siswa kelas VII, maka jumlah sempelnya adalah 15 siswa. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan studi pustaka sebagai instrument untuk mengumpulkan data.

Dari hasil penelitian dilapangan maka diperoleh pembahasan mengenai konsep pembelajaran, yang membahas tentang pembelajaran melalui pendekatan interaksi sosial, faktor pendukung interaksi sosial seperti indentifikasi, imitasi, simpati, sugesti, empati, serta upaya pendekatan interaksi sosial pada model pembelajaran seni tari.

Kata kunci : pembelajaran seni tari, pendekatan interaksi sosial

ABSTRACT

Research “Study entitled approach to social interaction in learning

the art of dance in Smp Tunas Unggul Bandung” study behavior of

students in learning the art of dance (approach to the studi of social interaction through the prison dance class VII in Smp Tunas Unggul Bandung). The little is based on the three problems we propose the concept of social interaction learning, factors suppoting social interaction, social interaction approach attempts.

Research using descriptive analysis method using qualitative approaches. Populations used in this study were all students excel duoshoots SMP Tunas Unggul Bandung academic year 2013/2014 which consists of class VII, then the number of samples 15 student. Data were collected by observation and interview technique as instrument literature to collect data.

Of the research results obtained by the discussion of the concept of learning, which discusses the approach to learning through social interaction, social interaction supporting factor such as indentification, imitation, sympathy, suggestion, empathyand effort approaches social interaction in the learning model dance.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi transaksional

yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lain

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi transaksional adalah

bentuk komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati oleh pihak-pihak

terkait dalam proses pembelajaran. Pada dasarnya pembelajaran merupakan

interaksi antara guru dengan siswa serta dengan lingkungannya, sehingga dalam

pembelajaran terdapat dua kegiatan yang tidak terpisah yaitu kegiatan mengajar

dan belajar. Pembelajaran diharapkan dapat membimbing siswa dalam menggali

potensi dan kemampuan berfikirnya serta mengembangkan keterampilan yang

dimilikinya. Untuk itu, harus ada kreativitas dalam menciptakan proses

pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengiring siswanya terlibat

berpartisipasi aktif untuk mengembangkan bakat seni yang dimilikinya.

Muatan seni budaya sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

tidak hanya terdapat dalam suatu mata pelajaran karena budaya itu sendiri

meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran seni budaya aspek budaya

tidak dibahas secara tersendiri tetapi terintegrasi dengan seni. Karena itu, mata

pelajaran seni budaya pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis

budaya. Dalam jurnal kajian kebijakan kurikulum seni budaya, (Pusat Kurikulum,

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional 2007)

mengungkapkan mengenai pelajaran seni budaya, yaitu :

(16)

Pendidikan Seni Budaya dan keterampilan diberikan disekolah karena

keunikan, dan kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan peserta didik,

yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan

berekspresi, berkreasi dan berapresiasi melalui pendekatan : belajar dengan seni

dan belajar tentang seni. Peran ini tidak dapat diberikan oleh mata pelajaran lain.

Pelajaran seni budaya terbagi kedalam empat kategori, yaitu pelajaran seni tari,

seni music, seni rupa, dan seni drama, dalam penelitian ini lebih memusatkan

kedalam satu kategori saja yaitu kategori seni tari.

Sal Mugianto (1993;27) dalam Buku Tari Pendidikan Juju Masunah mengungkapkan nilai tari dalam dunia pendidikan, bukan terletak pada latihan kemahiran dan keterampilan gerak (semata-mata) tetapi lebih kepada kemungkinannya untuk mengembangkan daya ekspresi anak. Tari harus mampu memberikan pengalaman kreatif kepada anak-anak dan harus diajarkan sebagai salah satu cara untuk mengalami dan menyatakan kembali nilai estetik yang dialami dalam kehidupan.

Pada buku ini disebutkan bahwa tari pendidikan bukanlah suatu tari baru, melainkan suatu konsep atau pandangan edukatif yang baru terhadap tari di sekolah umum (Yulianti Parani :19840. Dalam Glora Riska Pradani.

Pembelajaran seni tari adalah salah satu pembelajaran yang memperhatiakan

pertumbuhan dan perkembangan siswa. Hal tersebut tidak lepas dari peran guru

sebagai motivator dan fasilitator serta merupakan sarana pembelajaran yang dapat

membentu kreativitas siswa. Pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara

memilih bahan ajar dan media yang disesuaikan dengan kreativitas dan

karakteristik dan usia siswa. Di dalam proses pembelajaran guru wajib

mempersiapkan suatu pembelajaran yang nyaman untuk siswa, salah satu adalah

menyiapkan metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa agar dapat

mengikuti pembelajaran dengan baik atau tidak jenuh. Di dalam pembelajaran

seni tari siswa dapat mengembangkan potensi yang mereka memiliki. Melalui

proses pembelajaran seni tari disekolah perlu adanya interaksi sosial dalam proses

(17)

pembelajaran seni tari di sekolah yang sebenarnya yaitu mengolah dan

memotivasi siswa dalam pembelajaran seni tari, tidak hanya mengajarkan suatu

bentuk tarian secara utuh dan mengupayakan siswa dapat mengetahui dan

memahami nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran seni tari, selain itu

dengan adanya pembelajaran seni tari disekolah pengetahuan siswa terhadap

kebudayaan dan seni nusantara maupun mancanegara akan berkembang serta

menumbuhkan kecintaan mereka terhadap kebudayaan dan nusantara.

Pembelajaran seni tari tentunya mempunyai hubungan erat dengan interaksi

sosial yang dilakukan antara siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru

didalam lingkungan kelas. apabila interaksi tersebut tidak terjalin dengan baik,

maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar.

Interaksi sosial dalam diri manusia erat kaitanya dengan kecerdasan interpersonalnya, sehingga kualiatas pada diri manusia akan meningkat seiring dengan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, komunikasi yang terjalin dengan baik akan menekan kan tingkat perselisihan dan perdebatan antara siswa, karena dengan sering berkomunikasi siswa akan lebih memahami sikap siswa lain dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kesalah pahaman. Ditegaskan oleh Yaumi (2012:22).http//www.repository.upi.edu

Tujuan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari, untuk menjalin

persahabatan antara individu dengan individu, menjalin hubungan dalam suatu

kelompok tari untuk memenuhi keberhasilan pembelajaran seni tari,

melaksanakan kerjasama antara kelompok di dalam kelas, membicarakan atau

merundingkan suatu masalah dalam suatu tarian untuk mencari solusi.

(18)

persaingan atau kopetensi (dissosiatif) mempunyai fungsi positif, antara lain: a) menyalurkan kinginan-keinginan individu atau kelompok bersifat kompetitif; b)sebagai media tersalurnya keinginan,kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian secara baik mereka bersaing; c) merupakan alat untuk menempatkan individu pada status dan peran dan peran yang sesuai denga kemampuan dan keahliaanya; dan d) sebagi alat menjaring para individu atau kelompok yang akhirnya menghasilkan pembagian kerja yang efektif. (Ridwan.2011:35-36).

Pembelajaran seni tari kalau dilihat dari sudut pangdang sekarang

mempunyai banyak keuntungan baik secara interaksi antara sesama siswa ataupun

wawasan siswa mengenai kebudanyaan nusantara, dengan cara berinteraksi

sesama teman ataupun pengajar siswa lebih aktif lagi dan keefektifan di kelas

akan terasa. Bentuk-bentuk interaksi sosial akan terlihat jelas melalui kerjasama,

siswa dalam pembelajaran seni tari dituntut untuk bisa berkerjasama dalam

mendiskusikan materi tarian atau berkerjasama dalam kelompok tari. Pertikaian di

dalam suatu kelas adanya pertikaian masing-masing individu ataupun kelompok.

persaingan, biasanya persaingan terjadi dari hasil nilai yang sudah ada, di dalam

kelas ada persaingan antara masing-masing individu ataupun kelompok yang

biasanya akan menimbulkan konflik. akomodasi, pengajar bisa menilai dengan

gampang mana siswa yang kurang memahami tarian, mana siswa yang bisa

interaksi, siswa yang persaingan antara sesama, dan pasti adanya pertikaian,

peneliti disini akan meneliti dari bentuk interaksi sosial dalam proses

pembelajaran seni tari apakah siswa bisa mengatasi berbagai bentuk sosial.

(19)

terdapat diantara individu atau kelompok.http//www.belajarpsikologi.com 23-04-2014

Sesuai dengan kutipan diatas bahwa interaksi dalam pembelajaran seni tari

tentunya memiliki beberapa bentuk yang diterapkan dalam pembelajaran seni tari

diantaranya adalah: kerjasama, persaingan, pertentangan, persesuain, perpaduan

dari kelima bentuk dalam pembelajaran sering terjadi dalam proses belajar

mengajar di kelas.

Gunanya siswa mengetahui tentang interaksi sosial dalam pembelajaran

seni tari untuk mengamati suatu tarian, mempelajari banyak masalah yang terjadi

dalam kelas. Misalnya bentuk interaksi sosial antara kelompok di kelas, antara

individu, antara suku, agama. Oleh karena itu interaksi sosial merupakan kunci

dari semua kehidupan sosial, tanpa interaksi sosial tak akan adanya kehidupan

bersama. Manfaat siswa mempelajari interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari

adalah:

Mengetahui karakter individu lain. Karakter setiap individu berbeda-beda,

dengan mempelajari interaksi sosial tersebut, maka kita mempelajari berbagai

karakter yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran seni tari siswa dituntut untuk

mengetahui karakter dari berbagai tarian seperti karakter galak, lungguh.

Memahami karakter individu lain. Dengan memahami karakter setiap orang,

maka diri ini akan berusaha memahami dan menerima orang-orang dengan

karakter yang berbeda karena setiap orang tidak bisa sama. Pembelajaran seni tari

biasanya siswa dituntut untuk bisa memahami karakter yang sedang ditarikan.

Memperbanyak teman. Dengan adanya interaksi sosial, maka hubungan

dengan individu lain terjalin. Keuntungan yang akan didapatkan adalah diri kita

akan memiliki lebih banyak teman. Bahkan saat ini sudah ada jejaring sosial yang

menghubungkan semua orang diseluruh dunia.

Mempelajari kebudayaan lain. Seperti yang telah diketahui bahwa Indonesia

merupakan Negara yang kaya akan budaya. Dengan adanya interaksi sosial,

sekaligus dapat membuat kita belajar mengenai budaya lain diluar daerah sendiri.

(20)

berbeda dan cukup menari untuk dipelajari. Dalam pembelajaran seni tari

diajarkan tarian nusantara, atau mancanegara itu salah satu dari keuntungan

interaksi sosial kita bisa mengenal budaya lain.

Dengan adanya hubungan atau interaksi sosial atar individu atau kelompok,

maka pengetahuan seseorang dapat bertambah. Terlebih bagi manusia adalah

makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Dengan adanya interaksi sosial, maka kita

dapat meminta bantuan kepada orang lain jika di perlukan. Begitu pula

sebaliknya.

Kadang siswa sulit untuk memahami karakter temannya sendiri sehingga

terjadinya pertikaian, perselisihan, dan kurang saling menghargai antara temannya

sendiri. Untuk menyempurnakan pembelajaran seni tari supaya terjalinnya

interaksi sosial dapat digunakan teknik pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran tari siswa dapat siswa dapat saling mengenal sesama individu

ataupun kelompok yang berbeda atau ungkapan gerak-gerik wajah seseorang

dalam hubungan sosial tentunya diaplikasikan melalui pembelajaran seni tari, jadi

siswa bisa mengetahui beberapa karakter temannya dan cara menghadapi

perbedaan yang ada dalam kelas.

Siswa dalam pembelajaran seni tari biasanya sulit untuk memahami karakter

dalam tarian, mereka sering merasa kebingungan dalam karakter suatu tarian,

dalam pembagian kelompok di kelas yamg sering jadi permasalahan siswa, sering

adanya perselisihan antara teman dan kelompok yang lainya karena tidak

merasakan kecocokan dalam berkelompok.

Guru menggunakan tehnik ini dalam proses belajar mengajar memiliki

tujuan agar siswa dapat memahami perasaan orang lain, dan toleransi. Kita

mengetahui sering terjadinya perselisihan dalam pergaulan hidup antara kita dapat

disebabkan karena kesalah pahaman. Maka dengan pendekatan interaksi sosial

mereka dapat menghargai apa yang dia mainkan,mampu menempatkan diri dalam

situasi orang lain yang dikehendaki guru. Ia bisa belajar watak orang lain, cara

(21)

situasi itu mereka harus bisa memecahkan masalanya. Keduanya siswa dapat

mengerti dan dapat menerima pendapat orang lain.

Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial dalam proses pembelajaran di kelas

adanya kontak sosial dan komunikasi sosial, antara lain: 1) Yang dimaksud

dengan kontak sosial adalah hubungan terjadinya percakapan satu dengan yang

lain. Dewasa ini kontak sosial semakin meluas karena adanya perkembangan

teknologi seperti teknologi, seperti telepon, telegraf, radio, tv, dan sebagainya.

Dengan demikian kontak berani tidak lagi menjadi syarat utama dalam pengertian kontak sosial. Kontak sosial dalam pembelajaran dalam teknologi komunikasi dalam telepon mengenai pembelajaran seperti watsup, dan kontak dalam televisi melihat pembelajaran melalui dvd melihat dalam tv. Yang dimaksud dengan komunikasi sosial ialah proses penyampean suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain atau seseorang kepada kelompok lainya, kelompok-kelompok masyarakat suatu yang dapat merubah sikap, pendapat, prilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui sarana media massa surat kabar, majalah, iklan, film, radio, dan tv. Dalam pembelajaran seni tari biasanya siswa bisa mengoreksi apa yang dia kurang nyaman baik secara individu maupun kelompok untuk merubah sikap seseorang untuk kebaikannya sendiri.

(Soekanto Soerjono,www.id.m.wikipedia.org: 14-02-2014)

Sekolah mempunyai dua aspek penting dalam pengajaran interaksi sosial

yaitu aspek individu dan aspek sosial. Disatu pihak, pendidikan sekolah bertugas

mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan

secara optimal. Sekolah sebagai pendidikan formal dituntut untuk merekam segal

fenomena yang terjadi dimasyarakat. Selanjutnya sekolah memberikan informasi

dan penjelasan kepada peserta didik terhadap otologis suatu peristiwa.

Dalam pandangan umum sekolah merupakan lembaga pendidikan yang

dapat mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik dan lebih terarah, baik di

lingkungan sekolah dan luar sekolah. Sekolah sebagai sistem terbuka, sebagai

sistem sosial, dan sekolah sebagai agen perubahan, bukan hanya harus peka

penyesuaian diri, melainkan seharusnya pula dapat mengantisipasi

(22)

Setiap satuan jalur pendidikan di sekolah harus menyediakan sarana belajar

yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Kuikulum sekolah disusun untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang memperhatikan tahap

pengembangan siswa dan kesesuaian dengan lingkungan, kebutuhan pendidikan

nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai

dengan jenis dan jenjang masing-masing sauna pendidikan. Usaha pembuat

kebijakan dan pelaku pendidikan dalam rangka meningkatkan pendidikan telah

ditempuh dengan melibatkan semua pihak. Baik terjun langsung di lapangan

pendidikan yaitu guru dan kepala sekolah dan telah dilaksanakan dalam bentuk

keterampilan mengelola kelas maupun ilmu pengetahuan yang tingkat maupun

pelaksana perancang pendidikan,namun hasil yang diperoleh masih dibawah

harapan minimum.

Interaksi sosial di sekolah sebagai suatu lembaga tidak terlepas dari interaksi sosial yang terjadi antar elemen sekolah tersebut. Elemen-elemen sekolah dengan individu-individu yang ada didalamnya, serta kelompok-kelompok yang kesemuanya berfungsi sebagai suatu kesatuan yang membentuk suatu interaksi. Hal ini sesuai dengan pandangan Simmel yang merujuk pada pendapat Fechner tentang doktrin-doktrin atomisme logis yang menyebutkan bahwa masyarakat lebih merupakan sebuah interaksi individu-individu dan bukan merupakan sebuah interaksi substansi. (Soekanto,2003:118)http//www.id.m.wikipedia.org 02-02-2014

Hasil observasi awal di Smp Tunas Unggul interaksi sosial sangat tampak.

Hal ini terlihat pada saat peneliti melakukan observasi. Keadaan yang terjadi pada

saat itu, banyak siswa yang bersosialisasi secara berkelompok dan pembelajaran

yang menggunakan interaksi sosial. Misalnya, cara berbicara dalam pembelajaran

seni tari dituntut siswa untuk aktif dikelas dan berbicara sesama guru dan

temannya dengan menggunakan etika dan sopan santun, dalam pembelajaran seni

tari siswa harus bisa berprilaku yang baik dengan teman maupun gurunya

sehingga tidak terjadi perselisihan konflik didalam kelas. Oleh karena itu,

(23)

sangat relevan dengan karakteristik siswa, tidak terkecuali pada pembelajaran di

atas.

Kondisi di atas yang menjadi salah satu latar belakang masalah dari

penelitian yang akan di laksanakan di sekolah Tunas Unggul Bandung. Selain

persoalan interaksi sosial siswa dengan guru dan guru yang tidak mampu

dibidangnya, serta kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran seni

tari. Dampaknya, pihak sekolah kurang memperhatikan pentingya pembelajaran

tari disekolah.

Demikian interaksi sosial dalam dunia pendidikan maka sekolah-sekolah

perlu memiliki pemahaman untuk dapat mengimplementasikan dengan konsep

pembelajaran. Mengacu pada tulisan diatas, tulisan ini bermaksud untuk mengkaji

tentang sekolah sebagai suatu sistem interaksi sosial. Interaksi sosial persekolahan

dibahas dengan mengacu pada teori Simmel mengenai realitas sosial. Adapun

permasalahan yang dibahas antaralain: 1) bagaimana interaksi sosial antara siswa

dan musrid. 2) bagaimana makna interaksi sosial bersifat edukatif dalam konteks

persekolahan.

Salah satu sekolah yang mengajarkan interaksi sosial dalam setiap

pembelajaran dikelas adalah sekolah Tunas Unggul Global Interatif School.

Sekolah Tunas Unggul adalah sekolah berbasis islam yang memiliki visi menjadi

sekolah unggul yang melahirkan pribadi berkarakter, berahlak mulia, cerdas,

terampil, serta berwawasan global. Sekolah global interatif (ingenuity,

responsibility, and piety) sekolah ini menyediakan desain pembelajaran yang

disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa dalam suasana

pembelajaran yang ramah dan mengembangkan multi potensi anak. Pembelajaran

didesain dengan menyeimbangkan aspek akademik, spiritual, dan fisik siswa.

Sesuai dengan nama sekolahnya global interative sekolah tunas unggul lebih

menakankan siswa untuk berinterative, interaksi dalam pembelajaran. Siswa

dituntut untuk belajar berinteraksi sesuai dengan karakter siswa masing-masing.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti ingin lebih memahami dan

(24)

tari di Tunas Unggul Global Interatif School Bandung, maka diangkatlah sebuah

judul penelitian sebagai berikut “Studi pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul Bandung’’.

B.IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan Latar Belakang Penelitian diatas, maka dapat diidentifikasi

masalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran Seni Tari di SMP Tunas Unggul Bandung pada kelas VII

(level 7) melalui pendekatan interaksi sosial untuk saling berkomunikasi dan

berhubungan antra siswa dengan siswa dan siswa dengan guru supaya terjalin

dengan harmonis.

2. Tujuan pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari untuk

mengefektifkan proses pembelajaran seni tari di dalam kelas dan meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam pembelajaran seni tari.

3. Fungsi pendekatan interaksi sosial untuk saling berkerjasama secara kooperatif

di dalam pembelajaran seni tari dan saling menghargai pendapat orang lain

Batasan permasalahan penelitian pada penulisan skipsi ini adalah :

1. Dibatasi pada konsep pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi

sosial pada kelas VII (level 7) .

2. Mencari faktor-faktor pendukung pendekatan interaksi sosial di SMP Tunas

Unggul Bandung pada kelas VII (level 7) dalam proses pembelajaran seni tari

untuk bahan evaluasi pembelajaran pada tahap selanjutnya.

3. Upaya pendekatan interaksi sosial dalam proses pembelajaran seni tari untuk

meningkatkan keefektifan di dalam kelas VII (level 7) di SMP Tunas Unggul

Bandung.

C.RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diatas tentang pendekatan interaksi sosial

pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung dalam pembelajaran seni tari,

(25)

1. Bagaimana konsep pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas

Unggul Bandung melalui pendekatan interaksi sosial?

2. Bagaimana faktor pendukung pendekatan interaksi sosial dalam proses

pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung?

3. Bagaimana upaya pendekatan interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari

pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung?

D.TUJUAN PENELITIAN

Saya menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian dilakukan dan

mencoba merumuskan tujuan dengan konsisten dengan rumusan masalah adapun

tujuan saya untuk meneliti masalah pendekatan interaksi sosial yang sesuai

dengan permasalahan saya, sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses

pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari di SMP Tunas Unggul

Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskrifsikan konsep pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi

sosial pada siswa kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung.

b. Mendeskrifsikan adanya faktor-faktor yang mendukung dalam pendekatan

interaksi sosial melalui pembelajaran seni tari pada siswa kelas VII SMP Tunas

Unggul Bandung.

c. Mendeskrifsikan seberapa besar upaya pengajar dan siswa kelas VII SMP

Tunas Unggul Bandung dalam pendekatan interaksi sosial pada pembelajaran

seni tari.

E.MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan mempunyai

beberapa manfaat sebagai berikut.

(26)

a. Dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya, untuk lebih mendalam meneliti

tentang interaksi sosial.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dibidang pembelajaran seni tari.

c. Mengembangkan dan mengadaptasi metode pembelajaran untuk lebih tepat.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa

Penelitian ini dapat menambahkan kesenangan dalam belajar praktek seni

memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran seni tari.

b. Bagi Guru

Penelitian ini dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dalam

pengetahuan dan keterampialan guru dalam kegiatan belajar mengajar ,sebagai

salah satu pendekatan pembelajaran yang memberi solusi dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran terutama dalam pembelajran seni tari.

c. Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan menambah kajian pustaka

yang bersifat informasi mengenai pendekatan pembelajaran, khususnya untuk

meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran seni tari.

d. Peneliti

Penelitian ini dapat menambahkan wawasan dan pengalaman dalam

mengembangkan proses pembelajaran seni tari untuk menumbuhkan pembelajaran

siswa terhadap pendekatan interaksi sosial. Dari penelitian ini peneliti

mendapatkan gambaran untuk bisa meningkatkan lagi dalam proses pembelajaran.

F. STRUKTUR ORGANISASI PENELITIAN

1. Bagian Awal

a. Halaman Judul Skripsi

Meliputi informasi judul Skripsi, Sub judul : Studi kasus atau Studi Literatur,

tulisan : “Skripsi ” Nama dan Nim mahasiswa, Logo institusi, Nama institusi,

Jurusan, Program Studi dan tahun.

(27)

Untuk pengesahan lembar skripsi oleh ketua Jurusan dan dosen pembimbing.

2. Abstrak

Suatu synopsis yang menggambarkan isi keseluruhan laporan Skripsi yang

meliputi minimal empat paragraf. Paragraf pertama berisi tema pokok atau uraian

singakat topik Skripsi. Paragraf kedua berisi batasan tema pokok dan alasannya.

Paragraf ketiga berisi metode atau tekhnik yang dipakai dalam Skripsi. Paragraf

keempat berisi hasil yang telah dicapai dalam Skripsi serta kesimpulan sementara.

Abstrak ditulis dalam satu spasi.

3. Kata Pengantar

Berisi pernyataan penghargaan kepada dosen pembimbing, dosen penguji,

dosen-dosen lain yang terlibat dan pihak-pihak yang berjasa dalam penyesaian

penulisan Skripsi selain pihak keluarga.

4. Daftar Isi

Sesuai urutan penulisan mulai dari abstrak sampai lampiran.

5. Daftar gambar, tabel dan symbol.

6. Bagian Inti

a. Bab I. Pendahuluan :

Berisi latar belakang, indentifikasi dan batasan masalah, maksud dan tujuan,

metodologi, waktu dan lokasi penelitian dan struktur organisasi penelitian.

b. Bab II. Kajian Pustaka

Berisi teori dasar yang mendukung penulisan Skripsi, mencakup metode

atau tekhnik yang digunakan, teori tentang permasalahan, uraian singkat

perangkat implementasi yang dipakai, dan rangka penyelesaian masalah.

c. Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk

beberapa komponen lainnya, yaitu :

Lokasi dan subjek penelitian, cara pemilihan sampel, serta justifikasi dari

pemilihan lokasi serta penggunaan sampel, desain penelitian dan justifikasi

penggunaan metode penelitian deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif

(28)

harus melahirkan indicator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang

kemudian akan dijabarkan dalam instrument penelitian, misalnya tes, lembar

observasi, angket, dan atau skala sikap/pendapat/pandangan. Tujuan serta cara

melakukan atau menggunakan instrument serta justifikasinya perlu diungkapkan.

Proses pengembangan instrument antara lain : pengujian validitas, reabilitas, daya

beda, tingkat kesukaran, dan karakteristik lainnya, Teknik pengumpulan data dan

alasan rasionalnya. Teknik yang dipilih, misalnya melalui tes tulis/ lisan dan tes

tindakan, angket, wawancara, dan observasi, baik partisipatif maupun non

partisipatif. Justifikasi untuk setiap teknik pengumpulan data perlu dikatakan.

Analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap nalisis data, serta teknik

yang dipakai dalam analisis data itu.

Untuk penelitian kualitatif, analisis data dipaparkan secara rinci

berdasarkan tahap-tahap analisis yang dilakukan untuk data dari setiap teknik

pengumpulan data, sesuai dengan tema-tema utama penelitian. Data yang

diperolah dari setiap sumber data ditriangulasi untuk menyakinkan bahwa semua

data dari semua sumber mengarah kepada kesimpulan yang sama sehingga

kesimpulan yang ditarik bisa kuat. Seperti data kualitatif, diinterpretasi serta

dihubungkan dengan teori yang dipakai dan dengan penelitian sebelumnya.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas dua hal utama, yakni :

Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan, berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian.

Pembahasan dan analisis temuan, pengolahan data dapat dilakukan berdasarkan

prosedur penelitian penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang

dilakukan dalam bagian sebelumnya dari skripsi. Bagian pembahasan atau analisis

temuan mendiskusikan temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoritis yang telah

dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan sebelumnya. Dalam penelitian

kuantitatif hasil pembahasan temuan merupakan bahasan yang terkait dengan teori

(29)

terhadap teori yang dikembangkan peneliti atau peneliti sebelumnya. Dalam

pembahasan tidak dikemukakan lagi data-data statistik.

Berikut akan dijelaskan secara singkat pemaparan pembahasan data kualitatif.

1) Pemaparan Data Kualitatif

Bagian pemaparan data membahas bagaimana peneliti menganalisis data

yang dikumpulkan dalam penelitian, temuan utama yang dihasilkan dari analisis

data dan apakah temuan menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.

Selanjutnya pemaparan data dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan

penelitian, dengan menekankan kembali tujuan penelitian.

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode deskriptif analisis, seperti

observasi, dan wawnacra untuk menggambarkan prilaku dari pada menggunakan

data yang dianalisis.

2) Pembahasan Data

Dalam pembahasan data, baik data kualitatif, ada beberapa tahap yang harus

dilakukan :

1) Data bisa menjawab pertanyaan penelitian (penelitian kualitatif)

2) Membuat pertanyaan simpulan

3) Mambahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori

dan implikasi hasil penelitian.

e. Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan

peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Ada dua alternatif cara

penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir dengan cara uraian

padat.

Untuk skripsi ini disertai penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih

baik dari pada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan

penelitian atau rumusan masalah.

Saran atau hasil rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat

ditunjukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian

(30)

penelitian selanjutnya, dan kepada pemecahan masalah dilapangan atau follow up

dari hasil penelitian.

Dalam menawarkan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya,

sebaiknya saran atau rekomendasi dipusatkan pada dua atau tiga hal yang paling

utama yang ditemukan oleh penelitian. Akan lebih baik apabila penulis

menyarankan penelitian yang dilakukan.

Dalam beberapa kasus bab terakhir dari skripsi, dikemukakan keterbatasan

penelitian, khususnya kelemahan yang berkaitan dengan metode penelitian, teknik

pengumpulan data, dan sampel yang terlibat.

f. PDaftar pustaka

Daftar pustaka memuat semua sumber tertulis, seperti buku, artikel jurnal,

dokumen resmi, atau sumber-sumber lain dari internet; atau sumber dari media

lainnya, misalnya CD, video dan kaset yang telah dikutip dan digunakan dalam

penulisan karya tulis ilmiah. Semua sumber tertulis atau tercetak yang tercantum

dalam daftar pustaka.

g. Lampriran-lampiran

Lampiran yang disertakan dalam skripsi, tesis. Atau disertai berisi semua

dokumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk memudahkan pembaca, setiap

lampiran diberi nomor urutan penggunaanya dan diberi judul.

G.ASUMSI PENELITIAN

Siswa dikelas VII (level 7) di SMP Tunas Unggul Bandung bisa lebih

mampu berinteraksi sosial dengan lingkungan sosialnya dengan baik termasuk

dalam pembelajaran seni tari, seandainya diberikan stimulus pendekatan interaksi

(31)
(32)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Penggunaan metode dalam penelitian merupakan alat untuk dapat

mengumpulkan data dalam sebuah penelitian juga untuk melihat kedaleman dari

sebuah masalah. Ketepatan menggunakan metode merupakan salah satu kunci

agar penelitian berhasil selain itu metode yang digunakan dalam suatu penelitian

harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti.

A.LOKASI, SUBJEK, POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih dakam penelitian ini adalah SMP Tunas Unggul

Bandung jl.Sukamiskin di kota bandung. Alasan pemilihan lokasi ini karena, di

SMP ini dapat meta pelajaran seni tari yang dipelajari secara khusus di kelas VII.

Selain itu yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Tunas

Unggul Bandung, dikarenakan lokasinya cukup strategis untuk dilakukan

penelitian oleh peneliti.

2. Populasi Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) dalam buku metode penelitian populasi adalah

keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama, populasi dapat terdiri

dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau ciri yang sama.

Dalam penelitian ini populasi yang dipilih oleh peneliti adalah siswa kelas VII

SMP Tunas Unggul Bandung dengan jumlah 15 orang siswa. Alasan peneliti

memilih populasi kelas VII karena pembelajaran seni tari terdapat dalam salah

satu mata pelajaran seni budaya dan kelas VII sudah mengetahui pembelajaran

seni tari dikelas sebelumnya sehingga peneliti mudah dalam memperoleh data

(33)

Tebel 3.1

Data Siswa Kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung

Tahun Pelajaran 2013/2014

KELAS

SISWA KELAS VII JUMLAH

Laki-Laki Perempuan

VII 5 10 15

3. Sampel Penelitian

Menurut Darmadi (2011: 14) sampel adalah sebagian dari populasi yang

dijadikan objek penelitian. Sampel dalam penelitian ini dilakukan secara sample

random adalah proses pemilihan sample sedemikian rupa sehingga semua orang

dalam

populasi mempunyai kesempatan dan kebebasan yang sama untuk terpilih

sebagai sample (Darmadi, 2011: 47). Sampel yang diambil dalam penerlitian ini

adalah siswa kelas VII di SMP Tunas Unggul Bandung yang berjumlah 15 orang

siswa terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Peneliti mengambil

sampel ini dengan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar

(34)

Tebel 3.2

Data Nama Siswa Kelas VII SMP Tunas Unggul Bandung

Tahun Pelajaran 2013/2014

No. No. Induk Nama L/P

1 131407002 Adinda Salwa

Nurhatami Z P

2 131407003 Afifah Fadhilah P

3 131407005 Annisa Farah Salsabila P

4 131407008 Fachry Fadhillah

Karisno L

5 131407010 Firda Nuraisyah P

6 131407011 Fitri Qurrata Ainun T P

7 131407012 Hilmi Aulia Alfiah P

8 131407013 Ilham Faiz Firmansyah L

9 131407017 Lulu Luthfiah Nur

Aisyah P

10 131407018 M. Zidane Anditama L

11 131407025 Rezy Alhazmi Fauzi L

12 131407026 Shafa Rizky Azzahra P

(35)

14 131407028 Tiara Sabila Rachmani P

15 131407029 Wildan Zulkarnain L

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMP Tunas Unggul

Bandung yang tergabung dalam kegiatan pembelajaran seni tari di SMP Tunas

Unggul Bandung. Siswa dalam kelas VII terdiri dari satu kelas dalam satu kelas

ada 15 orang siswa yang terdiri dari 10 orang siswa perempuan, 5 orang siswa

laki-laki. Subjek penelitian lainya dalam penelitian ini adalah guru seni buadaya.

A.PENDEKATAN DAN METODE

Pendekatan yang peneliti gunakan yaitu memakai pendekatan kualitatif,

pendektan kualitatif yaitu pendekatan yang berlandaskan pada filsafat

pospositivisme, penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat

penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan instrument kunci. Oleh

karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa

bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang akan diteliti menjadi

lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat nilai.

Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, mengetahui makna yang

tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, mengembangkan teori,

memastikan kebenaran data, dan meneliti sejarah perkembangan. Tekhnik

pengumpulan dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan). Analisis data berupa

bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna, dengan menggunakan kata-kata yang berupa uraian dan didasarkan

kepada kualitas dari generelasi. Metode penelitian kualitatif bersifat subjektif dan

natural karena digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alami.

Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human

instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka

(36)

mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkonstruksi situasi sosial yang

diteliti., maka menggunakan berbagai tekhnik pengumpulan data yang bersifat

trianggulasi, yaitu dengan tekhnik pengumpulan data secara gabungan analisis

data dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan

dilapangan kemudian dikonstruksi menjadi hipotesis dan teori.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif

analisis, yaitu salah satu metode penelitian untuk memecahkan masalah, yang

dilakukan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisis dimana peneliti

menjelaskan situasi dan bagaimana pendekatan interaksi sosial melalui

pembelajaran seni tari.

Hal ini sejalan dan sependapat dengan pendapat Arikunto (1996:243) yang

mengatakan bahwa :

Penelitian deskriftif tertuju pada pemecahan masalah yang ada masa sekarang serta menggunakan berbagai teknik deskriftif yang diantaranya ialah penyelidikan dengan tehnik survei, interview, angket, observasi, analisa kuantitatif, studi kooperatif dan oprasional.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, dalam hal ini, Sugiono (dalam silvia,2013:22) menjelaskan pengertian kualitatif, sebagai berikut:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengembilan sampel sumber data yang di lakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil pendekatan kualitatif lebih menekankan makna dari generalisasi.

Dengan metode ini memungkinkan peneliti dapat membangun deskriftif

atau lukisan secara sistematis mengenai pandangan fakta yang berkenaan dengan

kondisi atau hubungan yang ada, praktek-praktek yang sedang dirasakan dan

cenderung sedang berkembang. Dengan kata lain, metode deskriftif ini bertujuan

untuk menggambarkan keadaan sebenarnya dari suatu fenomena yang sedang di

(37)

Peneliti mengambil metode deskriptif analisis alasannya adalah karena

peneliti tertarik dengan visi dan misi Sekolah Tunas Unggul pada kelas VII

dengan jumlah 15 0rang, yang menitik berakatkan pada proses interaktif, sesuai

dengan masalah yang peneliti punya yaitu pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran seni tari. Fakta-fakta proses pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran seni tari yang dideskripsikan meliputi aspek :

1. Hubungan timbal balik

2. Kontak sosial

3. Komunikasi

4. Penyesuaian diri

5. Cara menangkap pembelajaran seni tari yaitu :

a. Dapat melakukan eksplorasi gerakan tari kreasi sesuai dengan bentuk gerak

yang tepat.

b. Dapat berbaur dengan teman lain dengan cara belajar berkelompok, sebagai

cara berkomunikasi dengan teman.

B.DEFINISI OPRASIONAL

Untuk menyamakan presepsi, memperoleh gambaran yang jelas dan

menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran atas judul yang di

ajukan yaitu Studi Pendekatan Interaksi Sosial pada Pembelajaran Seni Tari di

SMP Tunas Unggul Bandung.

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah

hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok, sosial,

dan masyarakat. Interaksi adalah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling

pengeruh mempengaruhi dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa

manusia dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan

yang lain.

(38)

hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual,antara kelompok orang,dan orang perorangan dengan kelompok.

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia

bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi

manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara

seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap

namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses

penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut

disebut juga dengan interpretative

process.http://www.jim-zam.com/akuntabilitas-dalam-pendidikan/( 05-04-2014).

Interaksi sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu,interaksi

dimulai pada saat mereka saling menegur,berjabat tangan,saling bericara atau

mungkin saling berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan

bentuk-bentuk interaksi.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara

kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi

anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara

kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Intaraksi tersebut terjadi secara

menyolok,apabila terjadi pertentangan antara kepentingan-kepentingan orang

perorangan dengan kepentingan kelompok.

C.VARIABEL PENELITIAN

Variabel adalah objek penelitian atau suatu yang menjadi titik perhatian

penelitian. Arikunto (2004 ; 126) dalam Nova Ferdiani S menjelaskan “ Variabel

Penelitian adalah gejala bervariasi yang menjadi objek penelitian”.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel dan hal ini disebut dengan

variabel ganda, yaitu variabel penyebab (X) atau variabel bebas (independent) dan

variabel terikat, tergantung (Y) atau (dependent variabel) :

(39)

Variabel yang menunjukan adanya gejala, sehingga diketahui pengaruhnya

terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah studi

pendekatan interaksi sosial pada pembelajaran seni tari sebagai variabel bebas

(X).

2. Variabel terikat (devendent variabel).

Variabel terikat merupakan hasil yang terjadi karena adanya pengaruh dari

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku siswa

sebagai variabel terikat (Y), pendekatan interaksi siswa yang dimaksud adalah

hubungan timbal balik, komunikasi, kontak sosial, penyesuaian diri, cara

mengangkap pembelajaran seni tari.

Variabel ganda tersebut adalah cara berinteraksi siswa dan pembelajaran

seni tari. Namun walaupun terdapat dua variabel dalam penelitian ini, kedua

variabel ini tidak saling mempengaruhi. Karena dalam penelitian ini, lebih bersifat

kepada pengamatan bukan penerapan. Pengamatan cara berinteraksi siswa dalam

pembelajaran seni tari melalui pendekatan interaksi sosial, dan cara siswa belajar

menari. Peneliti hanya sebagai observer dan pengamat bukan sebagai guru yang

menerapkan pelajaran seni tari kepada siswa. Dalam variabel ini, terdapat

beberapa indicator, yaitu :

1. Hubungan timbal balik

2. Kontak sosial

3. Komunikasi

4. Penyesuaian diri

5. Cara menangkap pembelajaran seni tari yaitu :

a. Dapat melakukan eksplorasi gerakan tari kreasi sesuai dengan bentuk gerak

yang tepat.

b. Dapat berbaur dengan teman lain dengan cara belajar berkelompok, sebagai

cara berkomunikasi dengan teman.

(40)

Instrumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh

data-data penelitian dilapangan. Setiap metode penelitian menerapkan istrumen

penelitian yang berbeda-beda. Beberapa instrument yang sering digunakan dalam

penelitian ini adalah lembar paduan obsevasi dan lembar panduan wawancara.

Dalam melaksanakan penelitian penulis melakukan obseravasi secara langsung ke

lapangan dan melihat bagaimana kondisi dari lokasi yang akan dilakasanakan

penelitian. Penulis melihat keadaan lingungan sekitar dan suasana pada saat

pembelajaran seni tari.

Dalam penelitian kualitatif, tidak adanya pilihan lain dari pada menjadikan

manusia sebagai instrument penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala

sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa instrument, yaitu

lembar panduan obsevasi dan lembar wawancara.

1. Lembar Panduan Obsevasi

Lembar panduan obsevasi ini digunakan untuk mengamati selama proses

pembelajaran berlangsung, dari awal hingga akhir pembelajaran, bagaimana cara

berinteraksi siswa dalam menghadapi pembelajaran seni tari. Peneliti akan

mengobsevasi tentang timbal balik interaksi sosial, kontak sosial, komunikasi, dan

penyesuaian diri siswa didalam pembelajaran seni tari.

a. Hubungan timbal balik

Obsevasi mengenai hubungan timbal balik yang dimaksud untuk

mengetahui hubungan timbale balik dalam interaksi sosial siswa didalam kelas.

bagaimana respons siswa dapat memberi dan menerima masukan dari orang lain?

bagaimana siswa dapat menjalin hubungan dengan orang lain? Dan bagaimana

siswa dapat menjalin hubungan dengan guru.

b. Kontak Sosial

Observasi mengenai kontak sosial ini untuk mengamati kontak sosial

didalam pembelajaran seni tari, bagaimana siswa respons siswa saat ditelepon

(41)

respon guru saat menerima pesan singkat dari siswa? Dan bagaimana saat siswa

mengingatkan temannya melalui pesan singkat.

c. Komunikasi

Observasi mengenai komunikasi yang hampir sama dengan berbicara,

peneliti ingin melihat bagaimana siswa dapat menyampaikan dan menerima

informasi dari dan untuk orang lain? Bagaimana cara siswa berbicara didalam

kelas dihadapan orang banyak? Bagaimana cara siswa menyampaikan pendapat

secara lisan dan diskusi? Bagaimana cara siswa berkomunikasi dengan guru dan

teman-teman yang lain.

d. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri, obaservasi mengenai penyesuaian diri untuk mengamati

siswa dalam menyesuaikan dirinya dalam pembelajaran seni tari didalam kelas,

bagaimana respons siswa dapatkah beradaptasi dengan lingkungan kelas?

bagaimana melihat siswa dapat bergabung dengan lingkungannya? Dapatkah

memahami kondisi dia sendiri dan orang lain? Dapatkah menyadari kekurangan

dan kelebihan pada diri sendiri.

e. Cara menangkap pelajaran seni tari

Apakah semua siswa dapat melakukan eksplorassi tari kreatif menuju

gerak-gerak yang sempurna ? apakah semua siswa dapat berbaur dengan teman lain

dengan cara belajar berkelompok, sebagai cara berkomunikasi dengan teman?

Lembar observasi bertujuan untuk mengamati pengamatan selama

berlangsung yang meliputi keaktifan siswa di kelas dengan menggunakan

pedoman observasi. Penelitian menentukan bobot nilai angka yang diambil

dengan skala untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak

terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data.

Dengan menggunakan tipe pengukuran skala untuk mengklarifikasikan

variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan

analisis data dan langkah penelitian selanjutnya dari penjabaran di atas peneliti

(42)

pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala

sosial.

Dari penjabaran di atas peneliti menggunakan skala likert, maka variabel

akan diukur dan dijabarkan menjadi dimensi, indicator yang diukur menjadi titik

tolak untuk membuat instrument yang perupa pertanyaan yang perlu dijawab oleh

responden.

Penilaian untuk ketegori pembelajaran di dalam kelas

(43)
(44)

Keterangan :

1. Nilai 1.33, apabila siswa sangat buruk, tidak bisa berinteraksi dengan

temannya, tidak bisa berkomunikasi, dan mengenali temannya.

2. Nilai 2.33, apabila siswa berprilaku buruk, kurang berinteraksi dengan

temannya, kurang berkomunikasi dan berkerjasama.

3. Nilai 3.33, apabila siswa berprilaku sedang, cukup baik dalam berinteraksi di

kelas, cukup dapat bisa berkomunikasi dan berkerjasama dengan kelompoknya.

4. Nilai 3.65 apabila siswa berprilaku baik, dapat berinteraksi dengan temannya,

dan dapat berkerjasama dengan baik.

5. Nilai 4.00 apabila siswa berprilaku sangat baik, dapat berinteraksi dengan baik

dengan teman-temannya.

Tabel 3.5

Penilaian untuk kategori tari lapas hasil karya (kelompok)

(45)

a. Nilai 1.33, apabila kelompok tidak bisa berkerjasama dan tidak dapat

menyelesaikan dengan unsure-unsur tari.

b. Nilai 2.33, apabila kelompok tersebut kurang berkerjasama antara

kelompoknya dan tidak menguasai tarian sesuai dengan unsure-unsur tari.

c. Nilai 3.33, apabila kelompok tersebut bisa berkerjasama dengan baik dan

menyelesaikan gerakan dengan benar.

d. Nilai 3.65 apabila suatu kelompok tersebut bisa berkerjasama berinteraksi

dengan kelompoiknya untuk mengompakan gerak dengan unsur-unsur tari

yang benar.

e. Nilai 4.00 apabila suatu kelompok berkerjasama dengan baik dan melakukan

gerakan tari lapas sesuai dengan unsure-unsur tari yang diinginkan.

Setelah melakukan penelitian melalui tiga kategori di atas, maka untuk

memperolah sebuah data mengenai interaksi siswa di dalam kelas, komunikasi,

hubungan timbale balik, kerjasama siswa secara individu dan kreativitas

kelompok, akan di peroleh presentase yang dimana akan terlihat hasil yang

diharapkan apakah siswa berinteraksi dengan baik di dalam kelas, atau penurunan

sebagai standar peneliti tentukan. Untuk itu diperlukannya interpretasi sebuah

penelitian yang di kategorikan sebagi berikut.

Tabel 3.6

Interpretasi hasil penilaian meliputi pembelajaran, prilaku, dan kreativitas

siswa.

PROSENTASE KATEGORI

3.84 – 4.00 Sangat Baik

3.34 – 3.65 Baik

3.00 – 3. 33 Sedang

2.00 – 2.33 Buruk

1.00 – 1.33 Sangat Buruk

(46)

Prosentase : diperoleh dengan cara jumlah skor 3.00 dikalikan 100% (

penilaian dilihat pada tebel 3.3).

Kategori : pengelompokan siswa dengan prosentase.

Penggunaan pedoman observasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Pra Penelitian

Untuk mengumpulkan data dalam pra penelitian, peneliti menggunakan

catatan-catatan dari segala bentuk tingkah laku atau objek masalah yang akan

diteliti, ditulis dan dikumpulkan berdasarkan pengamatan. Masalah yang akan

diteliti ini meliputi studi pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran seni tari

di SMP Tunas Unggul Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, yaitu meliputi perkembangan interaksi siswa

secara individual atau kelompok dalam observasi selama pembelajaran diterapkan.

Maka untuk memudahkan menganalisis dalam proses penilaian untuk

memudahkan pembelajaran seni tari ini dilakukan beberapa kategori.

3. Pedoman Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mendapatkan data dan informasi

keberadaan guru dalam pembelajaran seni tari dan juga untuk mendapatkan

informasi kepada siswa. Peneliti akan mewawancara guru, siswa, untuk

mengetahui tentang bagaimana gaya belajar siswa, sikap dan prilaku siswa dan

juga ciri-ciri siswa disekolah dan dirumah. Dalam wawancara tentunya peneliti

memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan

yang peneliti ajukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan peneliti ajukan sebagai salah satu data yang peneliti

butuhkan dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi merupakan instrument untukteknik dokumentasi.

(47)

siswa selama mengikuti pembelajaran seperti mengungkapkan pendapat, dan

menghasilkan gerakan yang inovatif berdasarkan kelompok masing-masing.

5. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang

dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes dilakukan dalam satu kali tes yaitu tes

akhir hasil dengan tes (post tes).

E.TEKHNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data yang akan dilakukan ialah menggunakan penelitian

kualitatif. Dalam memperoleh data tersebut dibantu dengan teknik, antara lain :

1. Observasi sebagai obsever

Dalam penelitian ini, peneliti memusatkanperhatian terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan objek yang diteliti. Teknik obsevasi digunakan sebagai studi

pendahuluan, yaitu mengenal, mengamati, dan mengindentifikasi masalah yang

diteliti dengan cara pengamatan langsung kepada siswa di kelas VII yang sedang

melaksanakan proses pembelajaran seni tari didalam kelas, karena pembelajaran

seni tari ini puncaknya itu drama musical dan kebetulan kelas VII (level 7)

kebagian menarikan tarian kreasi berkelompok, jadi pembelajaran seni tari selama

satu bulan ini diperpadet.

Observasi sebagai observasi dilakukan setiap hari senin, selasa, kamis dari

bulan Januari hingga Februari. Observasi kurang lebih dua puluh kali disekolah

itu. Observasi dilaksanakan dari bel sekolah berbunyi, sekitar jam 07-00 WIB

sampai bel sekoalah bordering intirahat makan 12-00 WIB. Observasi ini

dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Tunas Unggul Bandung, tepatnya di

ruang kelas VII. Sebagai obsever, peneliti mengamati dan melihat secara langsung

hubungan timbale balik sosial, kontak sosial, komunikasi, penyesuaian diri, cara

menangkap pembelajaran seni tari dan sikap siswa disetiap aktivitas dan

kegiatannya didalam kelas.

(48)
(49)

drama musical big

15-02-2014 Latihan tari lapas untuk kegiatan

16-02-2014 Gladi kotor drama musical big 17-02-2014 Gladi bersih drama

(50)

21-05-2014 Wawancara dengan

Wawancara yaitu kegiatan Tanya jawab secara langsung terhadap pihak

terkait yang dijadikan sebagai objek penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

data informasi yang di harapkan dalam peneliti. Responden yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah guru seni budaya SMP Tunas Unggul Bandung.

Wawancara merupakan tekhnik pengumpulan data melalui proses interaksi

dan komunikasi berupa Tanya jawab dengan responden untuk mendapatkan data

yang berkaitan dengan topic penelitian.

Wawancara dilakukan berdasarkan manfaat wawancara terhadap sesuatu

penelitian yaitu mengumpulkan informasi verbal, memperoleh kelengkapan dan

kejelasan tentang perannan guru seni tari dalam pendekatan interaksi sosial dalam

pembelajaran seni tari. Wawancara dilakukan dalam penelitian ini yaitu kepada

guru, kepada siswa lain dengan waktu yang telah direncanakan, sesuai dengan

jadwal penelitian namun disesuaikan dengan waktu mereka.

Wawancara dilakukan pada bulan januari sampai mei 2014 di SMP Tunas

Unggul Bandung. Wawancara dibagi menjadi dua wawancara terstruktur sama

wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan

mempersiapkan daftar pertanyaan sebelum melakukan wawancara kepada

narasumber. Wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara tidak isendental, tanpa

harus mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu, biasanya wawancara

tidak terstruktur ini dilakukan secara spontan merujuk kepada hasil jawaban

narasumber yang narasumber jawab, jika ada hal ini penting yang perlu diketahui,

maka biasanya muncul pertanyaan-pertanyaan secara mendadak.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti melibatkan banyak narasumber,

diantaranya guru dan siswa. Penulis melakukan wawancara dengan siswa

dilakukan pada tanggal 15 Februari 2014 tertuju kepada teman sekelas yang

(51)

pada saat istirahat pukul 12.00 WIB bertempat diruangan kelas VII. Penulis

mengajukan pertanyaan kepada beberapa siswa, diantaranya tentang komunikasi

siswa dengan temannya dan guru, hubungan timbale balik, kontak sosial dan

pendekatan interaksi sosial dalam pembelajaran tari, kendala-kendala dalam suatu

kelompok saat mempelajari seni tari. Penulis ikut bergabung istirahat dengan

siswa disela-sela latihan, ikut mengobrol dengan mereka pada akhirnya

mengajukan beberapa pertanyaan kepada mereka seputar kegiatan pembelajaran

seni tari. Respons mereka sangat baik, hal ini dibuktikan pada saat penulis

mengajukan pertanyaan kepada seorang siswa, beberapa siswa yang lain ikut

menambahkan jawaban yang diberikan kepada siswa yang penulis wawancara.

Mereka ikut menimpali dan menanggapi atas pertanyaan yang penulis ajukan.

Penulis melakukan wawancara dengan 2 orang mewakili dari jumlah keseluruhan

siswa dalam kelas.

Wawancara yang penulis lakukan dengan guru pengajar seni budaya,

dilakukan pada saat sebelum latihan dimulai atau disela-sela kegiatan latihan.

Penulis juga meminta waktu khusus kepada pengajar seni budaya untuk

melakukan wawancara dengan penulis. Wawancara yang penulis lakukan dengan

guru-guru dilingkungan SMP Tunas Unggul Bandung juga menulis lakukan pada

saat melakukan penelitian, yaitu hari Senin dan Rabu.

Saat melakukan wawancara ini, penulis tidak banyak menghadapi kendala

yang sangat rumit. Dalam melakukan wawancara dengar guru pengajar seni

budaya, penulis hanya perlu menyesuaikan waktu dengan guru pengajar seni tari.

Penulis melakukan wawancara dengan siswadan guru-guru dilakukan

dilingkunagn SMP Tunas Unggul Bandung pada saat penulis melakukan

penelitian sesuai dengan jadwal kegiatan. Penulis menggunakan beberapa

pedoman wawancara yang berupa daftar pertanyaan yang penulis ajukan

informan. (lihat lampirn 3).

Tabel 3.8

Gambar

Tabel 3.3 Penilaian untuk ketegori pembelajaran di dalam kelas
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti objek yang alamiah (sebagai lawannya

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme , digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah,

Sugiyono mengatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi

Menurut Sugiyono, Metode penelitian kualitatif, adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang