• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN DAN PENCIRIAN PLASTIK PATI TAPIOKA DENGAN PEMLASTIS GLISEROL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBUATAN DAN PENCIRIAN PLASTIK PATI TAPIOKA DENGAN PEMLASTIS GLISEROL"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBUATAN DAN PENCIRIAN PLASTIK PATI

TAPIOKA DENGAN PEMLASTIS GLISEROL

NISWATUL HASANAH

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(2)

ABSTRAK

NISWATUL HASANAH. Pembuatan dan Pencirian Plastik Pati Tapioka dengan

Pemlastis Gliserol. Dibimbing oleh TETTY KEMALA dan AHMAD

SJAHRIZA.

Pati merupakan polimer alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku

pembuatan plastik, sehingga dapat menggantikan plastik dari minyak bumi.

Pembuatan plastik pati perlu dikembangkan karena ketersediaan minyak bumi

semakin menipis, selain itu plastik berbasis pati bersifat ramah lingkungan. Pada

penelitian ini dikembangkan pembuatan plastik pati tapioka dengan

menggunakan gliserol sebagai pemlastis. Film pati dibuat dari campuran akuades

dengan konsentrasi pati 40% dan ragam konsentrasi gliserol 0: 2.5: 5: 7.5: dan

10% kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 70 °C. Pengaruh penambahan

gliserol sebagai pemlastis pada plastik pati tapioka teramati melalui analisis

bobot jenis, uji mekanik, analisis gugus fungsi dan analisis termal. Hasil analisis

bobot jenis pada film pati menunjukkan peningkatan konsentrasi gliserol dapat

menyebabkan bobot jenisnya semakin menurun. Pembuatan film pati dengan

konsentrasi gliserol 7.5% menunjukkan kuat tarik tertinggi yaitu, 187.36 MPa.

Elongasi tertinggi pada film pati dengan konsentrasi gliserol 10% yaitu, 58.2%.

Hasil analisis gugus fungsi menghasilkan gugus baru, yaitu C=O (bilangan

gelombang 1743.65 cm

-1

). Analisis termal menunjukkan bobot massa yang

hilang sekitar 75.0% dan suhu transisi kaca 108.8 ºC.

Kata kunci: pati, kuat tarik, elongasi, suhu transisi kaca.

ABSTRACT

NISWATUL HASANAH. Preparation and characterization of tapioca-starch

plastic using glycerol as plasticizer. Supervised by TETTY KEMALA and

AHMAD SJAHRIZA.

Starch is natural polymer that can be used as a raw material for making

plastic and as a replacement for petroleum-based plastic. Plastic preparation

from starch needs to be developed due to diminishing sources of petroleum

besides its eco-friendly importance. In this study, plastic was developed from

tapioca starch using glycerol as plasticizer. The plastic films were made from

blending water, 40 %w starch and various concentration of glycerol, i.e. 0: 2.5: 5:

7.5 and 10%w, then those compositions were heated up to 70 ºC. The effects of

additional glycerol upon to the plastics film were observed through measurement

of density, mechanical strength, functional groups, and thermal analysis. The

result of density of the plastic film showed that the higher the glycerol

concentration the lower the density. The plastic film with 7.5% glycerol showed

the highest tensile strength, 187.36 MPa. The higest elongation at break 58.2%

was made from 10% glycerol. The result of functional group analysis showed a

new peak, which is peak of vibrations C=O (wavenumber 1743.65 cm

-1

).

Thermal analysis showed weight-lost about 75.0% and glass transition

themperature in 108.8 ºC.

Keywords: starch, tensile strength, elongation at break, glass transition

themperature.

(3)

PEMBUATAN DAN PENCIRIAN PLASTIK PATI

TAPIOKA DENGAN PEMLASTIS GLISEROL

NISWATUL HASANAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2012

(4)

Judul

: Pembuatan dan Pencirian Plastik Pati Tapioka dengan Pemlastis

Gliserol

Nama

: Niswatul Hasanah

NIM

: G44070036

Disetujui

Pembimbing I,

Dr Tetty Kemala, SSi, MSi

NIP 19710407 199903 2 001

Pembimbing II,

Drs Ahmad Sjahriza

NIP 1962406 198903 1 002

Diketahui

Ketua Departemen Kimia

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

NIP 19501227 197603 2 002

(5)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul

Pembuatan dan Pencirian Plastik Pati Tapioka dengan Pemlastis Gliserol.

Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta

keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang tetap berada di jalan-Nya hingga akhir

zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Tetty Kemala S.Si,M.Si

dan Bapak Drs. Achmad Sjahriza selaku pembimbing yang senantiasa

memberikan arahan, dorongan semangat, dan do’a kepada penulis selama

melaksanakan penelitian dan penulisan karya ilmiah ini. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada BUMN yang telah memberikan beasiswa pendidikan dan

penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf laboran

Kimia Anorganik (Bu Nurul, Pak Syawal, Pak Sunarsa), Kimia Analitik, dan

Kimia Fisik atas fasilitas, bantuan, serta masukan yang diberikan selama

melakukan penelitian.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada kedua orang tua dan seluruh

keluarga tercinta atas dukungan moral, doa-doanya dan materilnya, seluruh

teman-teman Asrama Putri Dramaga IPB (Kak Nita, Sisi, Lely, Asih, Fida, Ati)

dan Cunai Group (Kak Ncun, Age, Danis, Fina, Ifit, Kokom,Yuni) atas dorongan

semangat, do’a dan canda tawanya. Penulis juga mengucapkan terima kasih

kepada teman-teman seperjuangan penelitian di Laboratorium Kimia Anorganik

(Noja, Gina, Putri, Vitri, Endy) serta rekan-rekan kimia 44 atas bantuan selama

penelitian.

Penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu

pengetahuan.

Bogor, Februari 2012

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 6 September 1988 dari ayah H.

Matyubi dan ibu Hj. Muniroh. Penulis adalah putri kesebelas dari dua belas

bersaudara. Tahun 2007 penulis lulus dari SMA N 2 Krakatau Steel Cilegon dan

pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)

melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum Kimia

TPB pada tahun ajaran 2009/2010, dan asisten Pendidikan Agama Islam (PAI)

pada tahun ajaran 2010/2011 dan 2011/2012. Penulis juga aktif mengajar mata

kuliah kimia TPB di bimbingan belajar Kammi Smart dan kimia SMA di

bimbingan belajar I’M SMART. Penulis juga pernah aktif sebagai bendahara dan

ketua departemen Keputrian Lembaga Dakwah Fakultas MIPA IPB (SERUM-G)

dan sekretaris Badan Keuangan KAMMI Komisariat IPB. Bulan Juli-Agustus

2010 penulis melaksanakan Praktik Lapangan di PT Chandra Asri Cilegon dengan

judul Analisis pH, Konduktivitas, Kadar Silika, dan Kadar Fosfat sebagai Kontrol

Pencegahan Pembentukan Kerak di Dalam Boiler PT Chandra Asri.

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... 8

DAFTAR GAMBAR ... 8

DAFTAR LAMPIRAN ... 8

PENDAHULUAN ... 1

METODE ... 2

Bahan dan Alat... 2

Lingkup Kerja ... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 3

Film Pati Tapioka ... 3

Analisis Bobot Jenis ... 3

Analisis Uji Tarik ... 3

Analisis Gugus Fungsi dengan Spektrofotometer Inframerah Transformasi

Fourier (FTIR) ... 5

Analisis Termal dengan DTA/TGA ... 6

SIMPULAN DAN SARAN ... 6

Simpulan ... 6

Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 7

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Komposisi film ... 2

2 Pengaruhan penambahan pemlastis terhadap bobot jenis film...…………...3

3 Uji mekanik ... 4

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Film dengan pemlastis 10% (a) dan film tanpa pemlastis (b). ... 3

2 Grafik hubungan antara konsentrasi gliserol dan kuat tarik. ... 4

3 Grafik hubungan antara konsentrasi gliserol dan % elongasi ... 4

4 Hasil FTIR dari pati tanpa gliserol dan pati dengan gliserol ... 5

5 Hasil TGA/DTA dari pati dengan gliserol ... 6

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Diagram alir penelitian ... 10

2 Data bobot jenis film pati ... 11

3 Data uji mekanik film pati... 12

(9)

PENDAHULUAN

Sektor industri bahan baku plastik sangat dipengaruhi oleh sektor petrokimia sekunder, khususnya produsen polietilena dan polipropilena yang bergantung pada nafta yang dihasilkan kilang minyak bumi. Menurut Fajar (2010), penggunaan minyak bumi sebagai bahan baku plastik kemasan membutuhkan 12 juta barel per tahun. Angka tersebut sangat tinggi dan tidak sebanding dengan ketersediaan minyak bumi di alam yang semakin terbatas. Hal ini disebabkan oleh minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak terbarukan. Di sisi lain, penggunaan plastik kemasan dari minyak bumi dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan bahan baku alternatif yang dapat menggantikan minyak bumi sebagai bahan baku industri plastik.

Pati merupakan polimer alam yang dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif untuk menggantikan polimer sintetik dari minyak bumi (Oakley 2010). Pati memiliki rumus molekul (C6H10O5)n,mudah terdegradasi, dan dapat diperbarui. Pati terdiri atas 2 komponen, yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer rantai linear yang dibentuk dari satuan glukosa dengan ikatan glikosidik α-1,4. Amilopektin merupakan polimer bercabang yang dibentuk dari satuan glukosa dengan ikatan glikosidik α-1,4 dan α-1,6 (Cowd 1991). Pati biasanya mengandung 30% amilosa dan 70% amilopektin. Amilosa bersifat keras, sedangkan amilopektin bersifat lengket. karakteristik pati sangat besar dipengaruhi oleh nisbah antara amilosa dan amilopektin (Myllarrinen et al. 2002).

Salah satu jenis pati yang mudah didapatkan adalah pati tapioka. Pati tapioka merupakan produk olahan dari ubi kayu. Menurut BPS (2011), produksi ubi kayu di Indonesia saat ini mencapai 22 juta. Ketersediaan ubi kayu sangat melimpah di alam sehingga pati tapioka dapat dijadikan alternatif pengganti minyak bumi sebagai bahan baku plastik. Sebagai sumber daya alam terbarukan, pati telah banyak digunakan sebagai pengisi untuk plastik ramah lingkungan selama 2 dekade. Penelitian terkait plastik tapioka telah banyak dikembangkan, antara lain peningkatkan kompatibilitas pati-poli asam laktat (PLA) (Wang et al. 2008), pati-polikaprolakton (PCL) (Averous et al. 2000), pati-polistirena

(Kemala et al. 2010), dan pati-polietilena (St-Pierre et al. 1997).

Pati sebagai bahan baku plastik masih mempunyai kelemahan, yaitu kemampuan menyerap air yang tinggi dan film yang dihasilkan rapuh. Oleh karena itu, perlu dimodifikasi terlebih dahulu agar menghasilkan plastik yang bersifat hidrofobik dan tidak rapuh. Pembuatan plastik dari pati memerlukan tambahan bahan kimia seperti pemlastis (Yu et al. 2006). Penambahan pemlastis bertujuan menghasilkan plastik yang homogen dan memiliki sifat mekanik yang baik. Bahan pemlastis yang dapat digunakan antara lain, xilitol (Muscat et al. 2012), sorbitol (Mali et al. 2008), gliserol (Mali et al. 2002 dan 2006; Myllarinen et al. 2002; Larotonda 2004; Alves et al. 2007; Belhassen et al. 2011), polietilen glikol, etilen glikol, dan propilen glikol (Tarazaga et al. 2008)

Pemlastis yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserol. Beberapa penelitian telah melaporkan penggunaan gliserol sebagai pemlastis. Aouada et al. (2011) membuat nanokomposit pati dengan montmorilonit menggunakan gliserol menghasilkan campuran yang homogen dan transparan dengan sifat mekanik dan termal yang sangat baik untuk aplikasi sebagai bahan kemasan. Rahman et al. (2010) mencampur polivinil alkohol dengan pati menghasilkan polimer biodegradabel. Firdaus et al. (2008) membuat polipaduan pati-kitosan-poli(asam laktat) dengan gliserol menghasilkan film yang tidak retak dan tidak bersifat higroskopis. Menurut Alves et al. (2007), sifat mekanik plastik tapioka dipengaruhi oleh gliserol dan amilosa. Myllarrinen et al. (2002) melaporkan gliserol dapat berinteraksi kuat dengan amilosa dan amilopektin sehingga dapat menentukan sifat plastik. Larotonda et al. (2004) mengasetilasi pati tapioka dengan penambahan gliserol akan meningkatkan karakteristik film.

Pati murni bukan pilihan yang baik untuk menggantikan plastik berbasis petrokimia. Hal ini disebabkan pati larut dalam air, sulit diproses, dan rapuh bila tanpa digunakan penambahan pemlastis (Yu et al. 2006), sehingga penelitian ini bertujuan membuat plastik pati tapioka dengan pemlastis gliserol, menganalisis sifat mekanik dan bobot jenis dari plastik akibat penambahan pemlastis gliserol. Selain itu, dilakukan juga analisis termal dan analisis gugus fungsi dari plastik pati.

(10)

METODE

Bahan dan alat

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati tapioka, gliserol, dan akuades. Alat-alat analisis yang digunakan adalah piknometer, alat uji tarik Torsee PA-104-30, spektrofotometer inframerah transformasi fourier (FTIR), dan alat kalorimeter DTA 60-H Shimadzu.

Lingkup kerja

Penelitian ini dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu pembuatan dan pencirian film pati tapioka. Pembuatan film pati dengan meragamkan konsentrasi gliserol pada pemanasan tetap. Pencirian plastik pati meliputi penentuan bobot jenis (pengaruh pemlastis), uji tarik (sifat mekanik), FTIR (penentuan gugus fungsi), dan analisis termal diferensial-analisis termogravimetri (DTA-TGA) untuk menentukan suhu transisi kaca (Tg) dan massa bobot yang hilang.

Preparasi pembuatan film pati

Film dibuat dari pati tapioka dengan bobot konstan 4 g yang ditambahkan gliserol dengan konsentrasi 0, 2.5, 5, 7.5, dan 10%, kemudian ditambahkan akuades sehingga bobot komposisi film menjadi 10 g. Setiap komposisi diaduk sampai homogen dan mengental pada suhu 70 °C; setelah itu, diaduk selama 5 menit dan dicetak di atas pelat kaca. Film dikeringkan dalam oven pada suhu 50 °C hingga film terlepas dari pelat kaca. Film yang dihasilkan dipindahkan untuk penentuan bobot jenis, uji tarik, analisis gugus fungsi (FTIR), dan analisis termal (DTA/TGA).

Penentuan bobot jenis film pati

Analisis dilakukan berdasarkan metode piknometer. Sampel dipotong dengan ukuran yang seragam, kemudian dimasukkan ke dalam piknometer yang telah diketahui bobot kosongnya (W0). Bobot piknometer dan

sampel dicatat sebagai W1. Ke dalam

piknometer yang berisi potongan sampel ditambahkan akuades hingga tidak terdapat gelembung udara, kemudian ditimbang bobotnya (W2).

Bobot piknometer berisi air juga ditimbang dan bobotnya dicatat sebagai W3.

Suhu air dan udara dicatat untuk menentukan faktor koreksi suhu. Bobot jenis sampel dihitung menggunakan Persamaan 1:

.1

dengan,

D = bobot jenis sampel (g/mL) D1 = bobot jenis air (g/mL)

Dα = bobot jenis udara (g/mL)

Analisis sifat mekanik

Analisis kuat tarik mengacu pada Technical Association of The Pulp Paper Industry (TAPPI) No. T404. Film yang akan dianalisis dipotong dengan ukuran panjang 50 mm dan lebar 10 mm. Setelah itu, spesimen dijepitkan pada alat uji tarik universal dan ditarik dengan kecepatan konstan dan beban maksimum 5 kgf. Dari nilai yang diperoleh dapat ditentukan besarnya kuat tarik dan persentase elongasi dengan menggunakan Persamaan 2 dan 3.

σ = …….….2

Keterangan:

σ = kuat tarik (MPa)

Fmaks = tegangan maksimum (N)

A = luas penampang lintang (mm2)

……3

Keterangan: %E = Elongasi (%)

∆ L = Pertambahan panjang spesimen (mm) L0 = Panjang spesimen awal (mm)

Analisis gugus fungsi dengan FTIR

Sebanyak 0.0100 g sampel bubuk halus pelet pati dicampurkan dengan 0.1000 g KBr. Campuran tersebut dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60 °C selama 24 jam, dimasukkan ke dalam desikator, kemudian diukur dengan spektrofotometer FTIR. Spektrum FTIR diperoleh berupa hubungan antara bilangan gelombang dan intensitas, pada suhu ruang.

Analisis termal dengan DTA-TGA

Film pati sebanyak 23 mg digerus dalam mortar kemudian dicetak ke dalam pelat platinum dan dilakukan analisis termal dengan DTA-60 H Shimadzu. Kondisi alat diatur dan dioperasikan pada suhu 0 400 °C. Kontrol atmosfer wadah contoh dan wadah

(11)

pembanding menggunakan alumina dengan kecepatan pemanasan 20 °C per menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Film Tapioka Pati

Hasil pembuatan film pati tapioka yang diamati secara visual yaitu film yang diamati tanpa pemlastis menunjukkan homogen namun kaku dan rapuh, sedangkan film pati tapioka dengan pemlastis menunjukkan homogen, elastis, dan tidak rapuh (Gambar 1). Hal ini juga sesuai dengan penelitian Mali et al. (2002) yang mengamati pengaruh penambahan pemlastis gliserol pada film menunjukkan permukaan halus tanpa retak dan memiliki struktur yang kompatibel.

Gambar 1 Film dengan pemlastis 10% (a) dan film tanpa pemlastis (b)

Analisis Bobot Jenis

Analisis bobot jenis dilakukan untuk melihat keteraturan molekul dalam menempati ruang. Jika suatu molekul memiliki tingkat keteraturan yang tinggi, bobot jenis dari polimer tersebut akan meningkat. Oleh karena itu, penentuan bobot jenis polimer merupakan cara yang tepat untuk memprediksi sifat mekanik polimer. Analisis bobot jenis polimer menggunakan piknometer dengan metode penentuan berat jenis padatan. Data yang didapatkan dari pengukuran dihitung dengan menggunakan persamaan 1. Hasil perhitungan data bobot jenis yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 2. Penambahan zat pemlastis gliserol akan menurunkan bobot jenis polimer yang ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Pengaruhan penambahan pemlastis terhadap bobot jenis film

Pemlastis (%) Bobot jenis

(g/cm3) 0 1.5319 2.5 1.3071 5 1.2124 7.5 1.1318 10 1.0625

Bobot jenis film pati yang dihasilkan berkisar pada 1.5319-1.0625 g/cm3. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi gliserol yang ditambahkan maka bobot jenis semakin berkurang. Ini sesuai dengan penelitian Kemala et al. (2010) yang menyatakan bobot jenis polipaduan pati-stirena menurun seiring bertambahnya konsentrasi gliserol. Hal ini disebabkan zat pemlastis yang ditambahkan akan menembus jaringan kerja polimer, sehingga jarak antarantai semakin besar dan volume yang ditempati akan menjadi besar (Robert et al. 2003). Oleh karena itu, keteraturan molekul dan bobot jenis polimer berkurang. Hal ini didukung oleh temuan Mali et al. (2006), peningkatan konsentrasi gliserol dapat mengurangi interaksi antarantai pati sehingga meningkatkan fleksibilitas film pati.

Analisis Uji Tarik

Uji tarik merupakan salah satu pengujian sifat mekanik dari suatu bahan polimer. Sifat mekanik tersebut dipengaruhi oleh besarnya jumlah kandungan komponen-komponen penyusun film yang terdiri atas pati, gliserol, dan akuades. Gliserol sebagai pemlastis dapat memberikan efek elastis yang berbeda sesuai dengan variasi konsentrasi gliserol yang ditambahkan pada film. Uji tarik bertujuan mengetahui besarnya kekuatan tarik dan perpanjangan dari bahan. Kekuatan tarik tersebut menggambarkan kekuatan tegangan maksimum spesimen untuk menahan gaya yang diberikan. Persentase elongasi adalah perubahan panjang yang terjadi pada ukuran tertentu panjang spesimen akibat gaya yang diberikan (Stevens 2001). Uji kekuatan tarik ini dapat menunjukkan pengaruh penambahan pemlastis gliserol yang ditunjukkan pada Tabel 3. Data kuat tarik pada Tabel 3 tersebut didapatkan dengan menggunakan persamaan 2, sedangkan untuk elongasi dihitung dengan menggunakan persamaan 3.

(12)

0 10 20 30 40 50 60 70 0 5 10 15 E lo n g asi (%) Konsentrasi Gliserol (%) 0 50 100 150 200 0 5 10 15 Ku at T arik (M P a) Konsentrasi Gliserol (%) Hasil perhitungan data uji mekanik film yang diperoleh dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 3 Uji Mekanik

Gliserol (%) Elongasi (%) Kuat tarik (MPa) 0 6.8 8.75 2.5 10.4 17.27 5 11.4 107 7.5 12.4 187.36 10 58.2 28

Hasil uji mekanik pada Gambar 2 menunjukkan bahwa penggunaan gliserol pada konsentrasi 7.5% memberikan kuat tarik tertinggi yaitu 187.36 MPa. Hal ini disebabkan pada konsentrasi 7.5%, campuran berada pada titik jenuh yang menyebabkan molekul-molekul pemlastis hanya terdispersi dan berinteraksi diantara struktur rantai pati sehingga rantai-rantai pati lebih sulit bergerak akibat halangan sterik. Kuat tarik meningkat disebabkan adanya gaya intermolekul antarantai pati tersebut. Kuat tarik mengalami penurunan pada konsentrasi gliserol 10% yaitu 28 MPa. Menurut Yusmarlela (2009), kuat tarik menurun setelah penambahan gliserol lebih dari 10%. Hal ini disebabkan pada konsentrasi 10%, campuran melampaui titik jenuh sehingga molekul pemlastis yang berlebih berada pada fase tersendiri di luar fase pati dan akan menurunkan gaya intermolekul antarantai yang menyebabkan gerakan rantai lebih bebas.

Gambar 2 Grafik hubungan antara konsentrasi gliserol dan kuat tarik.

Gambar 3 Grafik hubungan antara konsentrasi gliserol dan % elongasi

Persentase elongasi tertinggi terdapat pada film pati dengan gliserol 10% yaitu 58.2 %, ini ditunjukkan pada Gambar 3 yang menggambarkan semakin tinggi konsentrasi gliserol yang ditambahkan pada film pati menyebabkan meningkatnya elongasi. Peningkatan elongasi menunjukkan film semakin fleksibel. Penambahan pemlastis mempengaruhi kuat tarik dan elongasi. Menurut Mali et al. (2008), film pati tapioka dengan penambahan konsentrasi gliserol 5-40% menunjukkan nilai kuat tarik yang semakin menurun, sedangkan elongasi yang dihasilkan semakin meningkat. Hal Ini didukung oleh temuan Muscat et al. (2012) yang menyatakan kuat tarik dan elongasi film pati tanpa gliserol menunjukkan nilai yang terendah.

Data persentase elongasi menunjukkan bahwa polimer menjadi lebih liat. Hal ini disebabkan zat pemlastis adalah molekul kecil yang dapat menembus jaringan kerja polimer sehingga jarak antarantai semakin renggang dan memudahkan pergerakkan antarmolekul. Data kekuatan tarik menggambarkan informasi kekerasan pada bahan polimer. Polimer yang semula keras dan rapuh menjadi keras dan liat. Ini sesuai dengan laporan Bergo et al. (2009) peningkatan konsentrasi gliserol pada film pati dapat meningkatkan mobilitas makromolekul karena solvasi ikatan C-O-H dari pati yang memungkinkan polimer mengalami rekristalisasi.

(13)
(14)
(15)

Konsentrasi gliserol 10% menghasilkan persentase elongasi tertinggi 58.2 %. Hasil analisis FTIR menghasilkan gugus baru pada bilangan gelombang 1743.65 cm-1 yang menunjukkan proses pembuatan plastik pati tapioka secara kimia. Penambahan pemlastis menurunkan bobot jenis dan suhu transisi (Tg), dan meningkatkan elongasi. Analisis termal pada film tapioka menunjukkan bobot massa yang hilang 75.0% dan suhu transisi gelas 108.8 ºC.

Saran

Perlu dilakukan analisis morfologi film pati dengan menggunakan mikroskop elektron payaran (SEM) dan analisis termal dengan DSC. Pengujian lebih lanjut pengaruh pengadukan dan suhu pada film pati karena kehomogenan merupakan faktor penting dalam pembuatan plastik.

DAFTAR PUSTAKA

Alves VD, Suzana M, Adelaide B, Maria VEG. 2007. Effect of glyserol and amylose enrichment on cassava starch film properties. J Food Eng 78:941-946. Aouada FA, Luiz HCM, Elson L. 2011.

New strategies in the preparation of exfoliated thermoplastic starch-montmorillonite nanocomposites. Industrial Crops and Products. 34:1502-1508.

Averous L, L Moro, P dole, C Fringant. 2000. Properties of thermoplastic blends: starch-polycaprolaktone. Polymer 41:4157-4167.

Belhassen R, Fabiola V, Pere M, Sami B. 2011. Preparation and properties of starch-based biopolymers modified with difunctional isocyanates. Bioresources. 6:81-102.

Bergo PVA, PJA Sobral, JM Prison. 2009. Physical properties of cassava films containing glyserol. Brazil: Food Engineering Dept. University of Sao Paulo.

[BPS] Badan Pusat Statistika. 2011. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi. Jakarta: BPS.

Cowd MA. 1991. Kimia Polimer. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Fajar NR. 2010. Bilakah Indonesia bebas kantong plastik. [terhubung berskala] http://nasional.kompas.com/read/2010/04 /26/0322029/ [13 Apr 2012]

Firdaus F, Sri M, Hady A. 2008. Sintesis film kemasan ramah lingkungan dari komposit pati, khitosan dan asam polilaktat dengan pemlastik gliserol: studi morfologi dan karakteristik mekanik. Logika 5:13-18

Jeffery GH, J Bassett, J Mendham, RC Denney. 1989. Vogel’s Textbook of Quantitative Chemical Analysis. London: Longman Group UK Limited.

Kemala T, Fahmi MS, Suminar SA. 2010. Pembuatan dan pencirian polipaduan polistiren-pati. J Sains Mat Indones. 12:30-35.

Larotonda FDS, Katia NM, Valdir S, Joao BL. 2004. Biodegradable films made form raw and acetylated cassava starch. Brazilian Arch Biol Technol Int J. 47:477-484.

Mali S, Maria VEG, Maria AG, Miriam NM, Noemi EZ. 2008. Antiplasticizing effect of glyserol and sorbitol on the properties of cassava starch films. Brazilian J Food Technol. 11:194-200.

Ma*li S, Maria VEG, Maria AG, Miriam NM, Noemi EZ. 2006. Effects of controlled storage on thermal, mechanical and barrier of plasticized films from different starch sources. J Food Eng. 75:453-460.

Mali S, Maria VEG, Maria AG, Miriam NM, Noemi EZ. 2002. Microstructural characterization of yam starch films. Carbohydr Polym 50:379-386.

Mark JE. 1999. Polymer Data Hanbook. New York: Oxford University.

Muscat D, B Adhikari, R Adhikari, DS Chaudhary. 2012. Comparative study of film forming behaviour of low and high amylose starches using glyserol and xylitol as plasticizers. J Food Eng. 109:189-201.

(16)

Myllarrinen P, Riitta P, Jukka S, Pirkko F. 2002. Effect of glyserol on behaviour of amylose and amylopectin films. Carbohydr Polym. 50:355-361.

Oakley P. 2010. Reducing the water absorption of thermoplastic starch processed by extrusion [tesis]. Toronto: Graduate Department of Chemical Engineering and Applied Chemistry, University of Toronto.

Peng SW, Wang XY, Dong LS. 2005. Special interaction between poly(propylene carbonate) and corn starch. Polym Comp. 26:37-41.

Rahman WAWA, Lee TS, AR Rahmat, AA Samad. 2010. Thermal behaviour and interactions of cassava starch filled with glyserol plasticized polyvinyl alcohol blends. Carbohydr Polym. 81:805-810. Rienoviar. 2003. Tapioka terasetilasi

sebagai bahan baku polimer biodegradabel [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Robert ADG, Andre PK, Leon PBMJ.

2003. Material properties and glass transition temperature of diffent thermoplastic starches after extrusion processing. Starch/Starke 55:80-86. Stevens MP. 2001. Kimia Polimer. Sopyan

I, penenerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari Polymer chemistry: An Introduction.

St-Pierre N et al. 1997. Processing and chacterization of thermoplastic starch/polyethylene blends. Polym 38:647-655.

Tarazaga ML, Sothornvit R, Gago MB. 2008. Effect of plasticizer type and

amount on hydroxypropyl

methylcellulose-beeswax edible film properties and postharvest qualiy of coated plums. J Agri Food Chem 56:9502-9509.

[TAPPI] Technical Association of the Pulp and Paper Industry. 1992. Tensile breaking strength and elongation of paper and paperboard (using pendulum-type tester). Geogia: TAPPI Standard: T404-CM-9.

Wade LG. 1991. Organic Chemistry Ed ke-2. New Jersey: Prentice Hall.

Yu L, Katherine D, Lin L. 2006. Polymer Blends and composites from renewable resources. Prog Polym Sci. 31:476-602. Yunos MZB, WAWA Rahman. 2011. Effect

of glyserol on performance rice straw/starch based polymer. J App Sci. 11:2456-2459.

Yusmarlela. 2009. Studi pemanfaatan plastisiser gliserol dalam film pati ubi dengan pengisi serbuk batang ubi kayu [tesis]. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara.

(17)
(18)

Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian

Pemanasan 70 ⁰ C

Film pati

Sifat

mekanik

Analisis

bobot jenis

Analisis

Gugus Fungsi

Analisis

Termal

(19)

Lampiran 2. Data Bobot Jenis Film Pati

Suhu pada saat percobaan 28 °C

= 0.99623 g/mL

= 0.00125 g/mL

Sampel(pati:air:gliserol)

W

0

(g)

(g)

(g)

(g)

D(g/cm

-3

)

40:60:0

23.1986

23.2009

47.9732

47.9722

1.5319

40:57,5:2,5

23.1982

23.2003

47.9720

47.9715

1.3071

40:55:5

23.1990

23.2018

47.9786

47.9781

1.2124

40:52.5:7,5

23.1987

23.2012

47.9863

47.9860

1.1318

40:50:10

23.1990

23.2022

47.9833

47.9831

1.0625

Contoh Perhitungan

= 1.5319 g/ cm

3

(20)

Lampiran 3. Data Uji Mekanik Film Pati

Lebar 10 mm

sampel

(pati:air:gliserol)

Ketebalan

(mm)

panjang

awal

(mm)

panjang

akhir

(mm)

gaya

(N)

%

elongasi

kuat

tarik

(Mpa)

40:60

0.080

50

53.4

7.0

6.8

8.75

40:57.5:2.5

0.110

50

55.2

19

10.4

17.27

40:55:5

0.100

50

55.7

107

11.4

107

40:52.5:7.5

0.095

50

56.2

178

12.4 187.36

40:50:10

0.125

50

79.1

35

58.2

28

Contoh Perhitungan

Kuat tarik (σ) =

=

= 8.75 Mpa

(21)

Gambar

Gambar  1 Film dengan pemlastis 10%  (a)  dan film tanpa pemlastis (b)
Tabel 3 Uji Mekanik  Gliserol  (%)  Elongasi (%)  Kuat  tarik (MPa)  0  6.8  8.75  2.5  10.4  17.27  5  11.4  107  7.5  12.4  187.36  10  58.2  28

Referensi

Dokumen terkait

Meningkarrya eksplorasiminyak blmi dan gas di lepas panrai dan lali lintasLpa ;i;;"n memperbesar risiko pencemaran min-r$ bumi di perairan tndonesia Perairan

Program kegiatan di kabupaten Sukabumi tidak dapat bersifat parsial tetapi harus terintegrasi dengan penanganan masalah lainnya karena itu bersamaan dengan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ardiyani (2015) dengan judul Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII MTS Negeri Sumbang,

Tegakan hutan di dalam kawasan CADI yang tersusun atas 88 spesies tumbuhan yang berasal dari 48 famili didominsai oeh iwul ( Orania sylvicola ).. Dominansi iwul sangat

Proses penentuan program keahlian pada SMK Syubbanul Wathon masih menggunakan cara manual, dengan mengumpulkan nilai UN SMP/sederajat, nilai rapor SMP/sederajat dan

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: Skripsi yang berjudul: “ Implementasi Strategi Pengelolaan Anggaran Dana Desa dalam Meningkatkan Pembangunan Desa di

RKA - SKPD 2.2.1 Rincian Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah.. RKA - SKPD 3.1 Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah

a) Buka bot kita (di sini @ infoMKG_latihan) akan muncul seperti ini.. b) Pilih Custom commands, akan muncul seperti ini. c) Klik Create command, tampilannya akan begini. d)