• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENDAHULUAN CKB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENDAHULUAN CKB"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN CKB (CEDERA KEPALA

LAPORAN PENDAHULUAN CKB (CEDERA KEPALA

BERAT)

BERAT)

I. PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN

Lebih dari 2 juta kasus cedera kepala terjadi setiap tahun di Amerika Serikat; kira-kira 1,5 juta kasus adalah cedera kepala ringan dan 500.000 kasus adalah cedera kepala berat yang memerlukan hspitalisasi. !ira-kira 120.000 kasus dlklasi"ikasikan sebagai cedera kepala berat dan kira-kira setengah dari manusia meninggal sebelum tiba di rumah sakit.kecelakaan sepeda mtr terhitung 50# dari seluruh penyebab cedera kepala; jatuh 21#, serangan dan kekerasan12#, lahraga dan rekreasi 10#. $nsiden tertinggi cedera kepala terjadi pada manusia rentang umur 15-2% tahun, dengan kejadian laki-laki lebih besar 2-& kali lipat dibandingkan pada 'anita. !ejadian tertinggi kedua terjadi pada lansia. (ang selamat dari cedera kepala )0.000-*0.000 rang akan memiliki kehilangan "ungsi seumur hidup yang serius, 5.000 rang akan mengalami kejang dan 2.000 rang akan dalam keadaan hidup yang penuh dengan semangat. +iaya untuk pera'atan dan pemulihan dari satu kejadian cedera kepala hingga &10.000 S berdasarkan pada tahun 1**0; ini tidak mencerminkan untuk pera'atan seumur hidup. ilangnya ptensi manusia akan berdampak pada "isik, "ungsi psikssial, emsinal, pekerjaan dan keluarga adalah beragam dan sangat e"ekti", sehingga menciptakan kebutuhan bagi banyak layanan kesehatan masyarakat.

!ematian karena cedera kepala terbagi menjadi & "ase ; segera ketika cedera, 2 jam setelah cedera, dan & minggu setelah cedera. !ematian yang paling sering terjadi adalah cedera yang terjadi segera setelah cedera, baik dari cedera kepaaala langsung atau perdarahan massi/e bahkan syk.kematian yang terjadi & jam setelah trauma atau lebih setelah cedera dihasilkan dari kegagalan multisystem. Asuhan kepera'atan yang terbaik sangat penting untuk menguran gi angka kematian. actr-"aktr yang mengakibatkan buruknya keadaan adalah hemetema intra kranial, meningkatnya usia pasien, respn mtric yang abnrmal, kerusakan atau tidak adanya gerakan mata atau re"lek pupil terhadap cahaya, hiptensi, hipksemia atau hiperkapnia le/el $! lebih dari 20 mmg.

asil statistic menyatakan kejadian cedera kepala tidak lengkap dilaprkan karena banyak krban meninggal saat krjadian atau karena tidak dilakukan pera'a'atan. ada masa lalu,

kecelakaan bermtr dan terjatuh adalah penyebab cedera kepala yang sering terjadi baik di 3anada maupun Amerika Serikat. enyebab lainnya adalah penyerangan, cedera yang berhubungan dengan lahraga dan kecelakaan lain.

II. DEFINISI II. DEFINISI

4enurut 4ansjer 20006, cedera kepala adalah trauma yang mengenai cal/aria dan atau basis cranii serta rgan-rgan di dalamnya, dimana kerusakan tersebut bersi"at nn-degenerati"7nn-kngenital, yang disebabkan leh gaya mekanik dari luar sehingga timbul

(2)

gangguan "isik, kgniti" maupun ssial serta berhubungan dengan atau tanpa penurunan tingkat kesadaran

3idera kepala adalah keadaan dimana struktur lapisan tak dari lapisan kulit kepala tulang tengkrak, durameter, pembuluh darah serta taknya mengalami cidera baik yang trauma tertutup maupun trauma tembus.

3idera kepala merupaka n salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelmpk usia prdukti" dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. i samping penanganan di lkasi kejadian dan selama transprtasi krban ke rumah sakit, penilaian dan

tindakan a'al di ruang ga'at darurat sangat menentukan penatalaksanaan dan prgnnis selanjutnya.

3idera kepala dibagi menjadi tiga yaitu cidera kepala ringan, sedang dan berat. 3idera kepala ringan adalah trauma kepala dengan skala 8lasg' 3ma Scale 15 sadar penuh6 tidak ada kehilangan kesadaran, mengeluh pusing dan nyeri kepala dapat terjadi abrasi, lacerasi, haematma kepala dan tidak ada kriteria cidera sedang dan berat. Sedangkan cidera berat adalah keadaan dimana struktur lapisan tak mengalami cidera berkaitan dengan edema, hyperemia, hipksia dimana pasien tidak dapat mengikuti perintah, cma 8S3 9 :6 dan tidak dapat membuka mata.

3idera kepala dapat diklasi"ikasikan berdasarkan mekanisme, keparahan, dan mr"lgi cidera

1. 4ekanisme berdasarkan adanya penetrasi durameter

a. rauma tumpul kecepatan tinggi tabrakan tmbil6 !ecepatan rendah terjatuh, dipukul6 b. aruma tembus luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya6

2. !eparahan cidera

a. <ingan  Skala kma 8lasg' 8lasg' 3ma Scale, 83S6 1%-15

b. Sedang  83S * = 1&

c. +erat  83S & = :

&. 4r"lgi

raktur tengkrak kranium, linear7stelatum, depresi7nn depresi, terbuka7tertutup. +asis dengan 7 tanpa kebcran cairan serebrspinal, dengan 7 tanpa kelumpuhan ner/us >$$.

Lesi $ntrakranial kal, ?pidural, $ntraserebral i"us knkusi ringan, knkusi klasik, cidera aksnal di"us.

(3)

ingkat kesadaran atau respnsi/itas dikaji secara teratur karena perubahan pada tingkat kesadaran mendahului semua perubahan tanda /ital dan neurlgik lain.

a. !mps metis 83S 1%-156

Suatu keadaan sadar penuh atau kesadaran yang nrmal

b. Smnlen 83S 1&-116

Suatu keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih penuh bila dirangsang. Smnlen disebut juga letargi atau btundasi. Smnlen ditandai dengan mudahnya klien dibangunkan, mampu

memberi ja'aban /erbal dan menangkis rangsang nyeri.

c. Spr atau Stupr 83S :-106

Suatu keadan dengan rasa ngantuk yang dalam. !lien masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, singkat dan masih terlihat gerakan spntan. engan rangsang nyeri klien tidak dapat dibangunkan sempurna. <eaksi terhadap perintah tidak knsisten dan samar. idak dapat diperleh ja'aban /erbal dari klien. 8erak mtrik untuk menangkis rangsang nyeri masih baik.

d. !ma ringan atau semi kma 83S 5-)6

ada keadaan ini, tidak ada respn terhadap rangsang /erbal. <e"lek krnea, pupil dan sebagainya6 masih baik. 8erakan terutama timbul sebagai respn terhadap rangsang nyeri. <eaksi terhadap rangsang nyeri tidak terrganisasi, merupakan ja'aban primiti". !lien sama sekali tidak dapat dibangunkan.

e. !ma dalam atau kmplit6 83S &-%6

idak ada gerakan spntan. idak ada ja'aban sama sekali terhadap rangsang nyeri yang bagaimanapun kuatnya.

8lasg' 3ma Scale, yaitu suatu skala untuk menilai secara kuantitati" tingkat kesadaran seserang dan kelainan neurlgis yang terjadi. Ada tiga aspek yang dinilai, yaitu reaksi membuka mata eye pening6, reaksi berbicara /erbal respns6 dan reaksi gerakan lengan serta tungkai mtr respns6.

8lasg' 3ma Scale 83S6 <espn @ilai

a. 4embuka mata

 Spntan %

 erhadap bicara  &

(4)

 engan rangsang nyeri  2

ekan pada sara" suprarbita atau kuku6

 idak ada reaksi  1

engan rangsang nyeri pasien tidak membuka mata6 b. <espn /erbal bicara6

 +aik dan tidak ada disrientasi  5

apat menja'ab dengan kalimat yang baik dan tahu dimana ia berada6

 !acau cn"used6 %

apat bicara dengan kalimat, namun ada disrientasi 'aktu dan tempat6 

 idak tepat &

apat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat6

 4engerang 2 

idak mengucapkan kata, hanya suara mengerang6

 idak ada ja'aban 1

c. <espn mtrik gerakan6

 4 enurut perintah B

4isalnya  suruh pasien angkat tangan6

(5)

+erikan rangsang nyeri, misalnya menekan dengan jari pada suprarbita. +ila leh rasa nyeri pasien mengangkat tangannya sampai mele'ati dagu untuk maksud menapis rangsang tersebut berarti ia dapat mengetahui lkasi nyeri6

 <eaksi menghindar %

 <eaksi leksi dekrtikasi6  &

+erikan rangsang nyeri, misalnya menekan dengan bjek keras, seperti blpint, pada jari kuku. +ila sebagai ja'aban siku mem"leksi, terdapat reaksi "leksi terhadap nyeri "leksi pada pergelangan tangan mungkin ada atau tidak ada6

 < eaksi ekstensi deserebarsi6  2

engan rangsang nyeri tersebut diatas terjadi ekstensi pada siku. $ni selalu disertai "leksi spastik pada pergelangan tangan6

(6)

$$$. ?$CLC8$

4enurut udak dan 8all 1**B 10:6 mendeskripsikan bah'a penyebab cidera kepala adalah karena adanya trauma rudapaksa yang dibedakan menjadi 2 "aktr yaitu

1. rauma rimer

erjadi karena benturan langsung atau tidak langsung akselarasi dan deselerasi6. 2. rauma Sekunder

erjadi akibat dari trauma sara" melalui, aksn6 yang meluas, hipertensi intrakranial, hipksia, hiperkapnea, atau hiptensi siskemik.

$>. AC$S$CLC8$

ungsi tak sangat bergantung pada tersedianya ksigen dan gluksa. 4eskipun tak hanya seberat 2# dari berat badan rang de'asa, ia menerima 20# dari curah jantung. Sebagian besar yakni :0# dari gluksa dan ksigen tersebut diknsumsi leh substansi kelabu.

3edera kepala yang terjadi langsung akibat trauma disebut cedera primer. rses lanjutan yang sering terjadi adalah gangguan suplai untuk sel yaitu ksigen dan nutrien, terutama gluksa. !ekurangan ksigen dapat terjadi karena berkurangnya ksigenasi darah akibat kegagalan "ungsi paru, atau karena aliran darah tak menurun, misalnya akibat syk. !arena itu pada cedera kepala harus dijamin bebasnya jalan na"as, gerakan na"as yang adekuat dan hemdinamik tidak terganggu, sehingga ksigenasi tubuh cukup. 8angguan metablisme jaringan tak akam menyebabkan edem yang mengakibaykan hernia melalui "ramen tentrium, "ramen magnum, atau herniasi diba'ah "alks serebrum.

Dika terjadi herniasi jaringan tak yang bersangkutan akan mengalami iskemik sehingga dapat menimbulkan nekrsis atau perdarahan yang menimbulkan kematian &6.

at"isilgi cedera kepala dapat dijelaskan sebagai berikut  3edera rimer

!erusakan akibat langsung trauma, antara lain "raktur tulang tengkrak, rbek pembuluh darah hematm6, kerusakan jaringan tak termasuk rbeknya duramater, laserasi, kntusi6.

(7)

!erusakan lanjutan leh karena cedera primer yang ada berlanjut melampaui batas kmpensasi ruang tengkrak.

ukum 4nre !ellie mengatakan bah'a ruang tengkrak tertutup dan /lumenya tetap. >lume dipengaruhi leh tiga kmpartemen yaitu darah, liEur, dan parenkim tak. !emampuan kmpensasi yang terlampau i akan mengakibatkan kenaikan $! yang prgresi" dan terjadi penurunan ekanan er"usi Serebral 36 yang dapat "atal pada tingkat seluler.

3edera Sekunder dan ekanan er"usi  3 F 4A - $3

3  3erebral er"usin ressure 4A  4ean Arterial ressure $3  $ntra 3ranial ressure

enurunan 3 kurang dari )0 mmg menyebabkan iskemia tak. $skemia tak mengakibatkan edema sittksik = kerusakan seluler yang makin parah irre/ersibel6. iperberat leh kelainan ekstrakranial hiptensi7syk, hiperkarbi, hipksia, hipertermi, kejang, dll.

?dema Sittksik

!erusakan jaringan tak6 menyebabkan pelepasan berlebih sejenis @eurtransmitter yang menyebabkan ?ksitasi ?Gitatry Amin Acid a.l. glutamat, aspartat6. ?AA melalui reseptr A4A @-4ethyl -Aspartat6 dan @4A Amin 4ethyl rpinat Acid6 menyebabkan 3a in"luks berlebihan yang menimbulkan edema dan mengakti/asi enHym degradati" serta menyebabkan "ast deplarisasi klinis kejang-kejang6.

!erusakan 4embran Sel

ipicu 3a in"luks yang mengakit/asi enHym degradati" akan menyebabkan kerusakan @A, prtein, dan membran "s"lipid sel +++ breakd'n6 melalui rendahnya 3 chlin yang ber"ungsi sebagai prekusr yang banyak diperlukan pada sintesa "s"lipid untuk menjaga

integritas dan repair membran tersebut6.

4elalui rusaknya "s"lipid akan meyebabkan terbentuknya asam arakhidnat yang menghasilkan radikal bebas yang berlebih.

Apptsis

Sinyal kemaitan sel diteruskan ke @ukleus leh membran bund appttic bdies terjadi kndensasi krmatin dan plentik nuclei, "ragmentasi @A dan akhirnya sel akan mengkerut shrinkage6.

(8)

>. 4A@$?SAS$ !L$@$!

A. 8ejala

4erasa lemah, lesu, lelah, hilang keseimbangan, perubahan tekanan darah atau nrmal perubahan "rekuensi jantung, perubahan tingkah laku atau kepribadian, inkntenensia kandung kemih 7 khusus mengalami gangguan "ungsi, mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan 7 minum, kehilangan kesadaran, amnesia, /ertig, syncpe, tinnitus, kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, gangguan pengecapan, sakit kepala dengan intensitas dan lkasi yang berbeda, trauma baru karena kecelakaan kn"usi, sukar bicara, dan kelemahan pada salah satu sisi

tubuh.

+. anda

3idera kepala berat mempunyai tanda yang /ariabel yaituerubahan kesadaran epresi

Latergi

4untah mungkin pryekti"6 Ataksia atau cara berjalan tidak tetap

(9)

8angguan menelan

erubahan kesadaran sampai kma 3idera rthpedic

!ehilangan tnus tt erubahan status mental 3emas

erubahan pupil 4udah tersinggung !ehilangan penginderaan

elirium suatu kndisi dimana kesadaran menjadi kabur dan disertai ilusi atau halusinasi6 !ejang

!ehilangan sensasi sebagian tubuh Agitasi

Iajah menyeringai +ingung

<espn menarik pada rangsang erubahan pla na"as

@yeri yang hebat @a"as bunyi rchi

8elisah

raktur atau dislkasi 8angguan rentang gerak 8angguan penglihatan

8angguan dalam regulasi suhu tubuh 8angguan kgniti"

(10)

+icara tanpa arti disartria anmia

>$. ?4?<$!SAA@ $A8@CS$!

. 1 ?4?<$!SAA@ $A8@CS$!

3-Scan

4engidenti"ikasi adanya hemrragic, ukuran /entrikuler, in"ark pada jaringan mati. t tengkrak atau cranium

ntuk mengetahui adanya "raktur pada tengkrak.

J-<ay 4endeteksi perubahan struktur tulang "raktur6, perubahan struktur

garisperdarahan7edema6, "ragmen tulang.

2. Labratrium emeriksaan penunjang arah Lengkap  5 = * = 200) b  1&,: 1& - 1B ematkrit  2: %0 - %: Leuksit  21,100 5=10G 10& rmbsit  &)%.000 15-%0G10% 43>  B: :2 = *2 43  2& 2) = &1 433  &% &2 - &B i"" 3unt  0707%7:%71&7&0 L?  )0 9 15

(11)

S8  :B 9 &0 rbilingen  0.2 @itrit  ?sterase leucsit  -rine - +D  1.015 -   ).0 rtein  !etn  8luksa  -- sel epitel  K - Leuksit  2- & - eritrsit  0-K Silinder  !ristal  +akteri  +ilirubin  -!imia arah - @a7!73l  1&:7&.):710B - reun7!reat  2)70,: - Albumin  2,): gr7dl - rtein  %,: gr7dl Analisa 8as arah - p  ),%10 - p3C2  &:,% - pC2  :&,B

(12)

- 3C&  2&,* - SC2  *5,*# - t+  &,* gr7dl 3 Scan ; !esimpulan erdarahan subdural regin temprparietal kanan  perdarahan SA, S disertai

hematsinus maksilaris kiri, sub gleal hematma regin parietal kiri  s"t tissue s'elling dengan en"isema subkutis maksilaris kiri.

!mplikasi 3edera !epala

!mplikasi yang sering dijumpai dan berbahaya menurut 4arkam, 1***6 pada cedera kepala meliputi

1. !ma

enderita tidak sadar dan tidak memberikan respn disebut kma. ada situasi ini secara khas berlangsung hanya beberapa hari atau minggu, setelah 1B masa ini penderita akan terbangun,

sedangkan beberapa kasus lainnya memasuki /egetati"e state. Ialaupun demikian penderita masih tidak sadar dan tidak menyadari lingkungan sekitarnya. enderita pada /egetati"e state lebih dari satu tahun jarang sembuh.

2. !ejang7SeiHure

enderita yang mengalami cedera kepala akan mengalami sekurang-kurangnya sekali kejang pada masa minggu pertama setelah cedera. 4eskipun demikian, keadaan ini berkembang menjadi epilepsy

(13)

raktur tulang tengkrak atau luka terbuka dapat merbekkan membran meningen6 sehingga kuman dapat masuk in"eksi meninge n ini biasanya berbahaya karena keadaan ini memiliki ptensial untuk menyebar ke system sara" yang lain.

%. ilangnya kemampuan kgniti"

+er"ikir, akal sehat, penyelesaian masalah, prses in"rmasi dan memri merupakan kemampuan kgniti". +anyak penderita dengan cedera kepala mengalami masalah kesadaran.

5. enyakit AlHheimer dan arkinsn

ada khasus cedera kepala resik perkembangan terjadinya penyakit AlHheimer tinggi dan sedikit terjadi arkinsn. <esik akan semakin tinggi tergantung "rekuensi dan keparahan cedera.

>$$. ?@AALA!SA@AA@ 4?$!

4enurut 4ansjer 20006, penatalaksanaan cedera kepala adalah  A. 3edera !epala <ingan

asien dengan cedera kepala ini umumnya dapat dipulangkan ke rumah tanpa perlu dilakukan 3-Scan bila memenuhi kriteria berikut 

1. asil pemeriksaan neurlgis terutama status mini mental dan gaya berjalan6 dalam batas

nrmal.

2. t ser/ikal jelas nrmal

&. Adanya rang yang bertanggung ja'ab untuk mengamati pasien 2% jam pertama, dengan

instruksi untuk segera kembali kebagian ga'at darurat jika timbul gejala yang lebih buruk. !riteria pera'atan di rumah sakit 

1. Adanya perdarahan intrakranial atau "raktur yang tampak pada 3 Scan. 2. !n"usi, agitasi, atau kesadaran menurun

&. Adanya tanda atau gejala neurlgis "kal %. $ntksikasi bat atau alchl

5. Adanya penyakit medis kmrbid yang nyata

(14)

+. 3edera !epala Sedang

asien yang menderita knkusi tak cmti cerebri6, dengan skala 83S 15 sadar penuh, rientasi baik dan mengikuti perintah6 dan 3 Scan nrmal, tidak perlu dira'at. asien ini

dapat dipulangkan untuk bser/asi di rumah,meskipun terdapat nyeri kepala, mual, muntah, pusing atau amnesia. <esik timbulnya lesi intrakranial lanjut yang bermakna pada pasien dengan

cedera kepala sedang adalah minimal. 3. 3edera !epala +erat

Setelah penilaian a'al dan stabilitasi tanda /ital,keputusan segera pada pasien ini adalah apakah terdapat indikasi inter/ensi bedah sara" segera hema tma intrakranial yang besar6. Dika ada indikasi, harus segera diknsultasikan ke bedah sara" untuk tindakan perasi. enatalaksanaan cedera kepala berat sebaiknya pera'atan dilakukan di unit ra'at intensi". Ialaupun sedikit sekali yang dapat dilakukan untuk kerusakan primer akibat cedera kepala, tetapi sebaiknya dapat mengurangi kerusakan taksekunder akibat hipksia, hipertensi, atau tekanan intrakranial yang meningkat.

alam unit ra'at intensi" dapat dilakukan hal-hal berikut  1. enilaian ulang jalan na"as dan /entilasi

2. 4nitr tekanan darah

&. emasangan alat mnitr tekanan intraktranial pada pasien dengan skr 83S 9 :, bila

memungkinkan.

%. enatalaksanaan cairan  hanya larutan istnis salin nrmal dan ringer laktat6 5. @utrisi

B. emperatur badan

). Anti kejang "enitin 15 = 20 mg7kg ++ blus intra/ena

:. Sterid deksametasn 10 mg intra/ena setiap % = B jam selama %: = )2 jam *. Antibitik

10. emeriksaan

apat menberikan man"aat terhadap kasus yang ragu-ragu. arus dilakukan pemeriksaan sinar J tulang kepala, bila bertujuan hanya untuk kepentingan mediklegal.

enatalaksanaan kepera'atan 1.klabrati" pemberian C2 2 liter

(15)

2.klabrasi pemberian $> &.!labrasi pemberian antibitic

?. !lasi"ikasi 3edera !epala

3edera kepala dapat diklasi"ikasikan dalam berbagai aspek yang secara deskripsi dapat dikelmpkkan berdasar mekanisme, mr"lgi, dan beratnya cedera kepala. $!A+$, 200%6.

1. +erdasarkan mekanismenya cedera kepala dikelmpkkan menjadi dua yaitu

a. cedera kepala tumpul.

3edera kepala tumpul biasanya berkaitan dengan kecelakaan lalu lintas, jatuh7pukulan benda tumpul. ada cedera tumpul terjadi akselerasi ) dan decelerasi yang menyebabkan tak bergerak didalam rngga kranial dan melakukan kntak pada prtuberas tulang tengkrak.

b. 3edera tembus

3edera tembus disebabkan leh luka tembak atau tusukan. $!A+$, 200%6

2. +erdasarkan mr"lgi cedera kepala

3edera kepala menurut andian, 20116. apat terjadi diarea tulang tengkrak yang meliputi

a. Laserasi kulit kepala

Laserasi kulit kepala sering didapatkan pada pasien cedera kepala. !ulit kepala7scalp terdiri dari lima lapisan dengan akrnim S3AL6 yaitu skin, cnnecti/e tissue dan perikranii. iantara galea apneur sis dan peristeum terdapat jaringan ikat lnggar yang memungkinkan kulit bergerak terhadap tulang. ada "raktur tulang kepala, sering terjadi rbekan pada lapisan ini.

Lapisan ini banyak mengandung pembuluh darah dan jaringan ikat lnggar, maka perlukaan yang terjadi dapat mengakibatkan perdarahan yang cukup banyak.

b. raktur tulang kepala

raktur tulang tengkrak berdasarkan pada garis "raktur dibagi menjadi

16 raktur linier

raktur linier merupakan "raktur dengan bentuk garis tunggal atau stellata pada tulang tengkrak yang mengenai seluruh ketebalan tulang kepala. raktur lenier dapat terjadi jika gaya langsung yang bekerja pada tulang kepala cukup besar tetapi tidak menyebabkan tulang kepala bending dan tidak terdapat "ragmen "raktur yang masuk kedalam rngga intrakranial.

(16)

raktur diastasis adalah jenis "raktur yang terjadi pada sutura tulamg tengkrak yang mengababkan pelebaran sutura-sutura tulang : kepala. Denis "raktur ini sering terjadi pada bayi dan balita karena sutura-sutura belum menyatu dengan erat. raktur diastasis pada usia de'asa sering terjadi pada sutura lambdid dan dapat mengakibatkan terjadinya hematum epidural.

&6 raktur kminuti"

raktur kminuti" adalah jenis "raktur tulang kepala yang meiliki lebih dari satu "ragmen dalam satu area "raktur.

%6 raktur impresi

raktur impresi tulang kepala terjadi akibat benturan dengan tenaga besar yang langsung mengenai tulang kepal a dan pada area yang kecal. raktur impresi pada tulan g kepala dapat menyebabkan penekanan atau laserasi pada duremater dan jaringan tak, "raktur impresi dianggap bermakna terjadi, jika tabula eksterna segmen yang impresi masuk diba'ah tabula interna segmen tulang yang sehat.

56 raktur basis kranii

raktur basis kranii adalah suatu "raktur linier yang terjadi pada dasar tulang tengkrak, "raktur ini seringkali diertai dengan rbekan pada durameter yang merekat erat pada dasar tengkrak. raktur basis kranii berdas arkan letak anatmi di bagi menjadi "raktu r "ssa anterir, "raktur "ssa media dan "raktur "ssa psterir. Secara anatmi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang kal"aria. urameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kal"aria dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah kal"aria. Sehingga bila terjadi "raktur daerah basis dapat menyebabkan rbekan durameter. al ini dapat menyebabkan kebcran cairan cerebrspinal yang menimbulkan resik terjadinya in"eksi selaput tak meningitis6.

ada pemeriksaan klinis dapat ditemukan rhinrrhea dan raccn eyes sign "raktur basis kranii "ssa anterir6, atau ttrhea dan batleMs sign "raktur basis kranii "ssa media6. !ndisi ini juga * dapat menyebabkan lesi sara" kranial yang paling sering terjadi adalah gangguan sara"

penciuman @,l"actrius6. Sara" 'ajah @."acialis6 dan sara" pendengaran

@./estibulkkhlearis6. enanganan dari "raktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk, mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Daga kebersihan sekitar lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampn steril knsultasi ahli 6 pada tanda bldy7 trrhea7tliEurrhea. ada penderita dengan tanda-tanda bldy7trrhea7tliEurrhea penderita tidur dengan psisi

terlentang dan kepala miring ke psisi yang sehat.

c. 3edera kepala di area intrakranial

4enurut bing, 20116 yang diklasi"ikasikan menjadi cedera tak "kal dan cedera tak di"us 3edera tak "kal yang meliputi.

(17)

16 erdarahan epidural atau epidural hematma ?6 ?pidural hematm ?6 adalah adanya darah di ruang epidural yitu ruang ptensial antara tabula interna tulangtengkrak dan durameter. ?pidural hematm dapat menimbulkan penurunan kesadaran adanya inter/al lusid selama beberapa jam dan kemudian terjadi de"isit nerlgis berupa hemiparesis kntralateral dan gelatasi pupil itsilateral. 8ejala lain yang ditimbulkan antara lain sakit kepala, muntah, kejang dan hemiparesis.

26 erdarahan subdural akut atau subdural hematm S6 akut

erdarahan subdural akut adalah terkumpulnya darah di ruang subdural yang terjadi akut B-& hari6. erdarahan ini terjadi akibat rbeknya /ena-/ena kecil dipermukaan krteks cerebri. erdarahan subdural biasanya menutupi seluruh hemis"ir tak. +iasanya kerusakan tak diba'ahnya lebih berat dan 10 prgnsisnya jauh lebih buruk dibanding pada perdarahan epidural.

&6 erdarahan subdural krnik atau S krnik

Subdural hematm krnik adalah terkumpulnya darah diruang subdural lebih dari & minggu setelah trauma. Subdural hematm krnik dia'ali dari S akut dengan jumlah darah yang sedikit. arah di ruang subdural akan memicu terjadinya in"lamasi sehingga akan terbentuk bekuan darah atau clt yang bersi"at tampnade. alam beberapa hari akan terjadi in"asi

"ibrblast ke dalam clt dan membentuk numembran pada lapisan dalam krteks6 dan lapisan luar durameter6. embentukan nemembran tersebut akan di ikuti dengan pembentukan kapiler baru dan terjadi "ibrinlitik sehingga terjadi prses degradasi atau like"aksi bekuan darah

sehingga terakumulasinya cairan hipertnis yang dilapisi membran semi permeabel. Dika keadaan ini terjadi maka akan menarik likur diluar membran masuk kedalam membran sehingga cairan subdural bertambah banyak. 8ejala klinis yang dapat ditimbulkan leh S krnis antara lain sakit kepala, bingung, kesulitan berbahasa dan gejala yang menyerupai $A transient ischemic attack6.disamping itu dapat terjadi de"isit nerlgi yang ber"ariasi seperti kelemahan trik dan kejang.

%6 erdarahan intra cerebral atau intracerebral hematm $36

$ntra cerebral hematm adalah area perdarahan yang hmgen dan kn"luen yang terdapat didalam parenkim tak. $ntra cerebral hematm bukan disebabkan leh benturan antara parenkim tak dengan tulang tengkrak, tetapi disebabkan leh gaya akselerasi dan deselerasi akibat trauma yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah yang terletak lebih dalam, yaitu di parenkim tak atau pembuluh darah krtikal dan subkrtikal. 8ejala klinis yang ditimbulkan leh

$3 antara lain adanya 11 penurunan kesadaran. erajat penurunan kesadarannya dipengaruhi leh mekanisme dan energi dari trauma yang dialami.

56 erdarahan subarahnit traumatika SA6

erdarahan subarahnit diakibatkan leh pecahnya pembuluh darah krtikal baik arteri maupun /ena dalam jumlah tertentu akibat trauma dapat memasuki ruang subarahnit dan disebut sebagai perdarahan subarahnit SA6. Luasnya SA menggambarkan luasnya kerusakan pembuluh darah, juga menggambarkan burukna prgnsa. SA yang luas akan memicu terjadinya

(18)

/asspasme pembuluh darah dan menyebabkan iskemia akut luas dengan mani"estasi edema cerebri.

&. !lasi"ikasi cedera kepala berdasarkan beratnya

3edera kepala berdasarkan beratnya cedera, menurut 4ansjer, 20006 dapat diklasi"ikasikan penilaiannya berdasarkan skr 83S dan dikelmpkkan menjadi

a. 3edera kepala ringan dengan nilai 83S 1% = 15

16 asien sadar, menuruti perintah tapi disrientasi.

26 idak ada kehilangan kesadaran

&6 idak ada intksikasi alkhl atau bat terlarang

%6 asien dapat mengeluh nyeri kepala dan pusing

56 asien dapat menderita laserasi, hematma kulit kepala

b. 3edera kepala sedang dengan nilai 83S * = 1&

asien bisa atau tidak bisa menuruti perintah, namun tidak memberi respn yang sesuai dengan pernyataan yang di berikan

16 Amnesia paska trauma

26 4untah

&6 anda kemungkinan "raktur cranium tanda +attle, mata rabun, hemtimpanum, trea atau

rinrea cairan serebr spinal6

%6 !ejang

c. 3edera kepala berat dengan nilai 83S sama atau kurang dari :.

16 enurunan kesadaran sacara prgresi"

26 anda nerlgis "kal

&6 3edera kepala penetrasi atau teraba "raktur depresi cranium

mansjer, 20006

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menunjukkan bahwa nyeri kepala pada pasien cedera kepala ringan dapat dikurangi dengan guide

keperawatan pada pasien post craniotomy dengan cedera

Pada sebagian penderita yang mengalami cedera kepala, walaupun itu cedera kepala ringan, setelah perawatan di rumah sakit kebanyakan akan mengalami

Hasil pengukuran rata-rata waktu tunggu pasien cedera kepala sedang 3.3 menit (target 10 menit) dan pada cedera kepala ringan 3,1 menit (target 15 menit), hal ini terjadi

 Cidera kepala ringan adalah trauma kepala dengan GCS: 13-15 yang dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia akan tetapi kurang dari 30 menit.tidak terdapat

Fasilitas kredit modal kerja dengan limit sebesar US$ 3,920,164.20.00 (Tiga juta sembilan ratus dua puluh ribu seratus enam puluh empat koma dua puluh dollar Amerika

Resiko cedera berhubungan dengan penurunan kesadaran akibat efek anestesi Tujuan: tidak terjadi

1.1.5 Patofisiologi Craniectomy Trauma kepala trauma eraniocerebral dapat terjadi karena cedera kulit kepala, tulang kepala, jaringan otak, baik terpisah maupun seluruhnya.. Beberapa