• Tidak ada hasil yang ditemukan

12. Laporan Metode GPR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "12. Laporan Metode GPR"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

120

III.5 Metode

Ground Penetrating Radar

(GPR)

5.1.Pendahuluan

Ground Penetrating Radar (umumnya disebut GPR) adalah teknik elektromagnetik resolusi tinggi. GPR merupakan metode yang valuable digunakan untuk keperluan scientist, penelitian, keteknikan. Aplikasi GPR dapat dipakai untuk studi kontaminasi air bawah tanah, geoteknik, sedimentologi, glasiologi, dan arkeologi.

GPR sendiri sudah diterima baik di disiplin ilmu teknik geofisika. Metode GPR menggunakan gelombang radio untuk membuktikan gambaran bawah permukaan, yaitu dengan mendeteksi material dari sisi dielektriknya. Ketika gelombang menyentuh suatu material dengan konstanta dielektrik yang berbeda-beda, maka akan dipantulkan dan terekam oleh receiver.

GPR menggunakan radar untuk menggambarkan bawah permukaan dengan gelombang berfrekuensi antara 1 - 1000 MHz. Metode ini dapat memperlihatkan kondisi bawah permukaan pada kedalaman yang relatif dangkal yaitu sekitar 1-15 m, tergantung frekuensi yang digunakan. Namun perlu diingat semakin tinggi frekuensi semakin tinggi resolusinya namun semakin dangkal penetrasi kedalamannya. Hal ini disebabkan oleh energi elektromagnetik yang lebih cepat hilang menjadi panas.

Metode ini merupakan metode aktif, mirip dengan metode seismik refleksi karena menggunakan gelombang elektromagnetik dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan refleksi. Metode georadar memiliki beberapa macam sistem radar yang telah tersedia, tiap sistem memiliki nilai frekuensi tertentu seperti 12.5, 25, 50, 100, 200, hingga 1000 MHz. Sebaiknya pengukuran GPR ini dilakukan pada daerah yang relatif homogen karena GPR sangat sensitif dengan variasi yang ada. Keunggulan yang dimiliki metoda ini antara lain keakuratan dalam mendeteksi struktur bawah permukaan seperti fracture pada bangunan atau pondasi, menentukan bidang perlapisan batuan lapuk dan kompak, muka air tanah yang dangkal, atau bahkan dapat

(2)

121 memperlihatkan benda-benda kecil pada kedalaman dangkal seperti kabel, pipa, dan gua (cave), bahkan ranjau-ranjau bekas perang. Selain itu, metode ini dapat juga menunjukkan lokasi air tanah, anomali bahan tambang, hingga fosil-fosil purbakala.

Pada metode ini, dikenal tiga jenis pengukuran, yaitu refleksi atau CRP (Continuous Reflection Profiling), velocity sounding atau CMP (Common Mid Point) bertujuan untuk memperkirakan kecepatan versus kedalaman, Transiluminasi (GPR tomografi).

5.2.Teori Dasar

GPR menggunakan prinsip gelombang elektromagnetik hamburan untuk menemukan benda di bawah permukaan, yaitu dengan persamaan Maxwell. Transmitter membangkitkan pulsa gelombang EM pada frekuensi tertentu. Antena receiver menerima pulsa pulsa yang tidak terserap oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu tertentu. Receiver telah diatur untuk melakukan scan ditampilkan pada layar monitor (real time) sebagai fungsi waktu two way travel time, yaitu waktu yang dibutuhkan gelombang EM menjalar dari transmitter- target- receiver.

Persamaan Maxwell

Metode GPR didasarkan pada prinsip persamaan maxwell yang merupakan perumusan matematis untuk hukum hukum alam yang mendasari semua fenomena elektromagnet. Persamaan maxwell untuk media isotropik heterogen dirumuskan sebagai berikut :

J t D xH      t B xE     

0

B

   E dengan hubungan

(3)

122

D =

E

 

0 r

E

, B =

H

 

0 r

H

,

J

E

Dimana :

E = Kuat Medan Listrik (V/m) H =Kuat Medan Magnet (A/m) J = Rapat arus Listrik (A/m2) D = perpindahan elektrik ( As/m2 )

B = Induksi Magnet ( Vs/m2)

Q = rapat muatan (As/m3)

 Konduktivitas 

Tahanan Jenis

 = permisivitas medium (Farad/m)

0 r

  

0

= permisivitas di ruang vacuum = 8.885 x 10-12 ( Farad/m)

r

 = permisivitas relatif medium μ = permeabilitas magnet medium

μr = permeabilitas magnet relatif medium,

μ0 = permeabilitas magnet dalam ruang vakum = 4π x 10-7 ( Henry/m)

Besaran yang menggambarkan penjalaran gelombang elektromagnet di dalam medium, yaitu kecepatan fasa v dan koefisien atenuasi α atau jangkauan / skin depth τ ( kedalaman dimana sinyal telah berkurang 1/e ( ca.37 %) dari nilai awal), yaitu : 2 0

1

1

2

r r r

c

v

 

  

2 0 1 1 2 r r r c

 

  

        1

(4)

123 0.3 m r r c v

  (5.1)

Hubungan antara konstanta relatif dielektrik dan porositas adalah :

1

m w

 

 



(5.2)

Koefisien Refleksi

Koefisien refleksi (R) didefinisikan sebagai perbandingan energi yang dipantulkan dengan yang datang, nilainya (R) bergantung pada konstanta dialetrik relatif ε lapisan 1 dan lapisan 2, adalah ukuran kapasitas dari sebuah material dalam hal ini melewatkan muatan saat medan elektromagnetik melewatinya.

2 1 2 1

2

1

2

1

v

v

R

v

v

(5.3)

Secara teknisnya saat pengukuran di lapangan, hasil praktis dari radiasi gelombang elektromagnetik ke bawah permukaan untuk pengukuran GPR ditunjukkan dengan prinsip operasi dasar yang diilustrasikan pada Gambar III.5.1 Gelombang elektromagnetik terpancar dari antena pemancar, bergerak melalui material dengan kecepatan yang ditentukan terutama oleh permitivitas material. Gelombang menyebar keluar dan perjalanan ke bawah hingga menabrak objek yang berbeda sifat kelistrikannya dari medium sekitarnya, tersebar dari obyek, dan kemudian terdeteksi oleh antena penerima

(5)

124 Gambar III.5.1 jejak sinyal dari transmitter menbrak material di bawah pemukaan. A adalah direct airwave, G adalah adalah direct ground wave, dan R adalah gelombang refleksi, dan

C adalah gelombang refraksi. (Jol, 2009)

Pada semua kasus, besar nilai R terletak antara -1 dan 1, bagian dari energi yang ditransmisikan sama dengan 1-R. Persamaan diatas diaplikasikan untuk keadaan normal pada permukaan bidang datar. Dengan asumsi tidak ada sinyal yang hilang sehubungan dengan amplitudo sinyal.

Jejak yang terdapat pada rekaman georadar merupakan konvolusi dari koefisien refleksi dan impulse georadar ditunjukkan oleh persamaan :

) t ( n ) t ( F ) t ( r ) t ( A    (5.4) dengan: r(t) = koefisien refleksi

A(t) = amplitudo rekaman georadar F(t) = impulse radar

n(t) = noise radar

Tabel III.5.1 Konstanta elektromagnetik

Material K   A Udara 1 0 0.3 0 Air murni 80 0.01 0.33 2.10-1 Air laut 80 3.104 0.01 0.1 Pasir kering 4 0.01 0.15 0.01 Pasir basah 25 0.1-1 0.06 0.03 Limestone 6 0.5-2 0.12 0.04 Lempung padat 5-35 0.05 0.06 1-300 Granit 5 0.1-1 0.13 0.01

(6)

125

Rock salt 6 0.1-1 0.13 0.01

Slate

5-15 0.03 0.09 1-100

Resolusi

Ketika dua gelombang muncul, spasi waktu mereka akan sangat dekat dan bagaimana cara memisahkan satu dengan yang lain? Jika dua pulsa gelombang berada pada satu watu maka akan menghasilkan amplitude yang besar. Dengan mengkaraketrisasi sebuah pulsa dengan lebar amplitude setengahnya, W, Pemisahan dilakukan dengan membagi pulsa dengan lebar setengahnya. Konsep pemisahan pulsa dibagi dua

a) Resolusi radial (5.5) Keterangan: = Resolusi Radial W = lebar amplitude V= kecepatan b) Resolusi Lateral √ (5.6) Keterangan: = resolusi lateral W= lebar pulsa v = kecepatan r = jarak target

Pada GPR, lebar pulsa, W, mempunyai hubungan berbanding terbalik dengan Bandwidth, B, yang mempunyai hubungan berbanding lurus dengan frekuensi tengah, fc , maka dapat dinyatakan dengan

(7)

126

(5.7)

Dan besar frekuensi tengah

(5.8) Ket:

λc = panjang gelombang dari fc

Maka resolusi lateral dapat ditulis

√ (5.9)

Resolusi lateral erat kaitannya dengan Hukum Fresnel, yaitu berhubungan dengan sinyal sinusoidal dimana resolusi lateral adalah radius dari fc

Hamburan Atenuasi

Gelombang Elektromagnetik akan mengalammi atenuasi dengan hamburan atenuasi yang dinyatakan sebagai keofisien atenuasi,αs (Annan, 2005).

Energi elektromagnetik akan menurun sesuai kedalaman dapat , dinyatakan (5.10)

Keterangan:

E = Energi magnetic E0 = Energi magnetic awal

αs = koefisien atenuasi

r = kedalaman

dan kefisien atenuasi adalah

(5.11) Keterangan :

N = Jumlah unit

(8)

127 Gambar III.5.2 kurva antara waktu dan kedalaman yang menggambarkan Atenuasi 5.3.Akuisisi Data

Pengambilan data dilakukan pada 30 Mei - 3 Juni 2010 pada enam line yang sama dengan metoda geolistrik dan seismik refraksi, yaitu pada daerah Desa Jati Bungkus, Karang Sambung; Kebumen. Pada kali ini, kami melakukan survey dengan metode Continous Reflecting Profiling (CRP). Prinsip kerja metoda ini adalah menarik alat GPR sepanjang lintasan yang relatif lurus dengan jarak transmitter dan receiver yang sama karena dalam kasus ini alat kami didesain sebagai shielded atau tertutup dan posisinya tetap.

(9)

128

Parameter pada pengukuran GPR secara CRP, antara lain:

a) Frekuensi tengah antenna b) Time Window

c) Sampling Interval

d) Jarak pergeseran pengukuran e) Jarak antar antenna

f) Arah Antena

Gambar III.5.3 Ilustrasi skema pengukuran GPR secara CRP (Jol, 2009) Alat – alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

(10)

129 1. RAMAC X3M/ MALA shielded

Alat ini mengoperasikan antena yang berperan sebagai transmitter dan receiver. Selain itu, alat ini juga dihubungkan dengan peralatan elektronik (Ethernet) seperti laptop sebagai monitor di lapangan.

Gambar III.5.4 RAMAC X3M/ MALA shielded Spesifikasi Teknis:

Power supply: 12V baterai Li-ion pack

Waktu operasi: 10h> dengan baterai standar

Temperatur operasional : -20 ° hingga 50 ° C / 0 ° sampai 120 ° F Lingkungan: IP67

Dimensi: 310 x 180 x 30 mm / 12,2 x 7 x 1,2 di Berat: 1.7 kg / £ 3,7

Komunikasi berkecepatan tinggi (Ethernet) dengan XV Monitor / notebook PC

Auto Stacking untuk kualitas data kecepatan tertinggi dan kinerja optimal Antena: The X3M sepenuhnya didukung berbagai tipe frekuensi shielded antenna (100, 250, 500 & 800 MHz).

2. Antenna

Antena berperan sebagai transmitter dan receiver yang berfungsi membangkitkan dan mengirimkan gelombang elektrmagnetik dan setelah gelombang terkirim melalui medium bawah tanah lalu terpantulkan, gelombang tersebut diterima kembali. Pada observasi ini, antena yang digunakan adalah antena shielded dengan frekuensi 250 MHz. Antena shielded 250 MHz adalah antena yang umum digunakan, umumnya digunakan untuk investigasi yang membutuhkan kedalaman penetrasi dan resolusi menengah.

(11)

130 Gambar III.5.5 RAMAC X3M/ MALA shielded

3. Dua buah Connector cable

Kabel ini Berfungsi sebagai medium sinyal Gelombang Elektromagnetik dari transmiter dan receiver ke unit kontrol (laptop) dan juga untuk menyambungkan unit ke power supply (accumulator).

4. Notebook

Notebook ataupun laptop digunakan untuk mengoperasikan ataupun mengatur data akuisisi. Selanjutnya pengolahan data dapat dilakukan di sini pula.

5. GPS

GPS digunakan untuk menentukan posisi serta elevasi tempat pengambilan data.

(12)

131 6. Alat ukur panjang

Alat ini digunakan untuk menentukan panjang spasi tiap pengukuran. Pada survey ini kali ini kita menggunakan benang untuk membantu pengukuran spasi, tiap 5 meter.

Gambar III.5.7 Akuisisi Data GPR 5.4.Pengolahan Data

Data hasil akuisisi dismpan dalam bentuk .rd3, yang selanjutnya akan diolah dalam program ReflexW, sehingga hasil akuisisi dapat diinterpretasikan gambaran bawah permukaannya. Tampilan menubar pada ReflexW

(13)

132 Berikut adalah flowchart dari pengolahan data GPR dengan ReflexW

Gambar III.5.8 Flowchart prosessing data GPR dengan ReflexW

Start (Input rawdata) (input rawdata) Dewow Static Correction Gain Background Removal Bandpass Frequency 3D Topography Correction F-K Filter Finish (Output) (output)

(14)

133 Berikut adalah langkah-langkah pengolahan data GPR:

Membuat Project

Membuat folder penyimpanan hasil tiap langkah dalam menubar Project

Gambar III.5.9 Menu Project Mengimport Rawdata

Mengimport rawdata format rd.3 yang akan diolah pada menubar Modules

Gambar III.5.10 Mengimport rawdata dengan format rd.3

Buat project baru di folder tertentu

(15)

134 Gambar III.5.11 Parameter Data

Lalu akan keluar rawdata yang akan diproses

Gambar III.5.12 penampang rawdata

Parameter yang penampang yang akan tersisi sendiri setelah memasukan rawdata Jenis spesisfikasi nama file nama file

(16)

135 Proses Dewow

Pada menu pilih processing – 1D Filter – kemudian pilih substract mean (dewow). Proses Dewow berfungsi untuk menghilangkan komponen VLF (Very Low Frequency). Pada area pengukuran yang dekat dengan transmitter kan mengandung, energi dengan frekuensi rendah yang berasosiasi dengan area induktif dan elekstrotatik. VLF ini sering menghasilkan komponen variasi waktu yang melambat dan terekam pada data. Energi ini menyebabkan naik atau

turunnya frekuensi pada level base yang terekam oleh sinyal (noise). Efek ini

dikenal sebagai baseline "wow" pada pembacaan GPR. Sinyal wow dapat ditekan dengan mengaplikasikan high-loss temporal filter pada sinyal yang terdeteksi,

proses ini dikenal sebagai dewow. Karena proses Dewow merupakan langkah

processing pertama maka tandai Processing Label dengan angka nol (0).

Gambar III.5.13 Window 1-D Filter

Substract-mean (dewow)

Namakan Processing Label Gambaran trace ke-2 sebagai salah satu contoh unutk dihilangkan frekuensi rendahnya

(17)

136 Maka setelah diproses hasilnya menjadi seperti di bawah ini

Gambar III.5.14 Penampang setelah dilakukan proses Dewow Proses Static Correction

Pada menu pilih processing – static correction/muting – static correction. Proses Static Correction dilakukan agar letak data terdapat pada ketinggian yang seharusnya, yaitu menempatkan To (z=0) di permulaaan sinyal sehingga first arrival berada di To(z=0), kita dapat mempergunakan wigglewindow untuk memperbaiki first arrival untuk ditempatkan di To yang seharusnya.

Gambar III.5.15 Window Static Correction

Hasil pick dari penampang hasil Dewow wiggle Window

(18)

137 Gambar III.5.16 Wiggle Window pada menubar view

Maka hasil yang akan keluar setelah proses Static Correction

Gambar III.5.17 Penampang setelah proses Static Correction Proses Gain

Pilih menu processing – gain – manual gain (y) . Proses Gain dilakukan untuk memperkuat sinyal yang melemah akibat atenuasi. Oleh karena itu, kita memplot bagian trace yang ingin diperbesar energinya dengan bentuk logaritma natural, sesuai dengan persamaan.

pick pada Wiggle Window

(19)

138 Gambar III.5.18 Window pick Manual Gain -Y

Gambar III.5.19 Window Manual Gain-Y

Pick nilai Gain yang akan diperkuat secara manual

berbentuk logaritma natural

Nilai hasil pick yang ditabelkan Sebelum (energi yang melemah akibat atenuasi) Sesudah ( proses Gain berguna untuk memperbesar energi)

(20)

139 Maka hasil dari proses Gain adalah di bawah ini

Gambar III.5.20 penampang setelah proses Gain Proses Background Removal

Pilih menubar 2D-Filter-Background Removal. Proses Background Removal berguna untuk menghilangkan gangguan arah mendatar

(21)

140 maka hasil dari proses Background Removal adalah

Gambar III.5.22 Penampang setelah proses Background Removal Proses Bandpassfrequency

Pilih menubar 1D-Filter – Bandpassfrequency. Proses Bandpass frequency adalah pengaturan toleransi frekuensi yang digunakan. Nilai di bawah lower cutoff adalah batas nilai frekuensi rendah yang tidak dipakai, nilai antara lower cutoff dan lower plateu adalah nilai frekuensi yang diperlemah, nilai antara lower plateu samapi upper plateu adlah frekuensi yang digunakan, nilai antara upper plateu sampai upper cutoff adalah nilai frekuensi yang diperlemah, sedangkan nilai frekuensi di atas upper plateu tidak digunakan.

Gambar III.5.23 Window 1D-Filter- bandpassfrequency

Pick nilai cutoff dan plateau

(22)

141 Maka hasil dari proses bandpassfrequency

Gambar III.5.24 Penampang setelah proses bandpassfrequency

Proses Correct 3D Topography

Proses Correct Topography adalah memasukan data topografi dengan format jarak melintang (x), tebal (y), dan nilai elevasi (z).

Gambar III.5.25 Window memilih file topografi dengan format (top*.*)

Nama file berbentuk top*.*

(23)

142 Gambar III.5.26 Format penulisan data topografi pada file dengan format .txt

Gambar III.5.27 Window Correct 3D topography

Lebar (y)

Jarak (x)

(24)

143 Maka hasil penampangnya adalah

Gambar III.5.28 penampang setelah proses correct 3D- Topography dilakukan Proses F-K filter

Pilih processing – fk filter/fk spectrum – generate. Setelah digenerate, pilih zona spectrum dengan mengklik zona yang akan digunakan. Filter ini digunakan untuk membatasi zona spectrum yang digunakan.

(25)

144 Pilih zona spectrum pada daerah bagian tengah

Gambar III.5.30 Window Zona Spektrum Nilai spectrum akan tercantum di tabel secara otomatis

(26)

145 Maka hasil akhir dari prosesnya adalah

Gambar III.5.32 Penampang setelah Proses FK-Filter

5.5.Pemodelan dan Interpretasi Line1

(27)

146 Pada jarak 0-80 meter dapat dilihat topografi yang cendung naik memperlihatkan nilai kontras warna yang besar pada kedalaman 5 meter. Kontras warna yang besar menandakan amplitude tinggi yang biasanya merupakan cirri dari lapisan batuan yang kompak. Pada jarak 100-124 meter topografi menurun curam lalu naik lagi hingga jarak 150 meter, pada ketebalan kira-kira 1 meter pertama memperlihatkan kontras warna yang besar, namun makin ke dalam kontras warna makin kecil. Kontras warna kecil menandakan lapisan batuan yang lapuk atau nilai amplitudenya kecil.

Line 2

Pada kedalaman 2-4 meter pada jarak lintasan 0-80 meter memperlihatkan kontras warna yang besar menandakan amplitude besar yaitu penciri lapisan batuan yang cukup kompak. Dan pada kedalaman 2.5-5.5 meter. Pada penampang jarak antara 80-150 meter memperlihatkan kontras warna yang rendah mencirikan lapisan batuan yang lapuk.

(28)

147 Line 3

Secara keseluruhan line 3 memperlihatkan kontras warna yang kecil yaitu memiliki amplitude kecil sepanjang lintasan. Pada line 3 memiliki topografi yang cenderung naik ini mengandung lapisan batuan yang lapuk

Line 4 terbagi dua pengukuran, disebabkan lingkungan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan akuisisi, yaitu menyebrangi sungai.

(29)

148 Line4a

Pada line 4a area pengukuran didominasi dengan kontras warna kecil, namun pada beberapa kedalaman kontras warna agak besar . Pada line 4a ini lapisan didominasi dengan lapisan batuan lapuk

Line 4b

Pada kedalaman 0.5 meter memperlihatkan kontras warna yang besar, yang menandakan lapisan batuan yang kompak, dan semakin ke dalam kontras warna makin kecil yang menandakan lapisan batuan yang lapuk.

(30)

149 Line 5

Pada penampang dengan jarak 0-20 meter memperlihatkan kontras warna yang kecil yaitu penciri lapisan batuan lapuk, pada 20-26 meter lapisan kontras warna besar, yaitu penciri batuan kompak. Pada jarak 26-50 meter kontras warna kecil, yaitu penciri lapisan batuan lapuk, sedangkan pada 50-90 meter

(31)

150 hasil data tidak terlihat jelas ditandai dengan ketidakkonsistenan kontras warna. Pada 90-150 meter kontras warna cukup besar, yaitu mencirikan batuan kompak.

LineE

Pada Line E, kedalaman 0-4 meter memperlihatkan kontras warna yang cukup besar yaitu mencirikan lapisan batuan yang kompak, sedangkan pada kedalamanl 4-5 meter , kontras warna kecil, yaitu penciri lapisan batuan lapuk.

Gambar

Tabel III.5.1 Konstanta elektromagnetik
Gambar III.5.3 Ilustrasi skema pengukuran GPR secara CRP (Jol, 2009)
Gambar III.5.4 RAMAC X3M/ MALA shielded
Gambar III.5.6  Global Positioning System  (GPS)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penampang tegak tahanan jenis pada GL 3 terdiri dari 7 kontras tahanan jenis secara vertikal yang dapat ditafsir menjadi 5 (lima) jenis lapisan batuan yang berbeda tahanan

Hasil pengukuran penampang lubang bor ( well logging ) dengan metoda Sinar gamma (Gamma-Ray ) memperlihatkan kontras yang jelas untuk lapisan serta ketebalan batubara di

Penampang tegak tahanan jenis pada GL 3 terdiri dari 7 kontras tahanan jenis secara vertikal yang dapat ditafsir menjadi 5 (lima) jenis lapisan batuan yang berbeda tahanan

Kelima kontras tahanan tersebut sebagai lima lapisan batuan yang berbeda tahanan sifat fisiknya, dimana sifat fisiknya dapat diuraikan sebagai berikut: • Kontras tahanan jenis

Dari analisis 3 penampang seismik ini, Lapisan batuan yang pertama berada mulai di permukaan dan yang terdalam berada pada kedalaman 100 meter dengan

Penampang tegak tahanan jenis pada GL 3 terdiri dari 7 kontras tahanan jenis secara vertikal yang dapat ditafsir menjadi 5 (lima) jenis lapisan batuan yang berbeda tahanan

Hasil pengukuran penampang lubang bor ( well logging ) dengan metoda Sinar gamma (Gamma-Ray ) memperlihatkan kontras yang jelas untuk lapisan serta ketebalan batubara di

Dari penampang Gambar 2 terlihat bahwa lapisan atas dengan ketebalan sekitar 5 meter yang memiliki resistivitas lebih rendah yakni antara 4 m hingga 967 m (warna