• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengevaluasi Aset

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengevaluasi Aset"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Mengevaluasi Aset-aset teknologi

1. Pengantar

Suatu perusahaan dikatakan memiliki aset-aset dalam teknologi jika perusahaan tersebut melakukan investasi dalam pengetahuan/teknologi inti, yaitu pengetahuan/teknologi yang menentukan daya saing perusahaan karena kemampuannya dalam

memunculkan/melipatgandakan potensi sumber daya insani (dalam bentuk pengetahuan yang melekat atau pengetahuan eksplisit) yang paling dibutuhkan untuk mewujudkan produk atau jasa pelayanan unggulan, yang memberikan nilai tambah maksimal bagi perusahaan maupun konsumen.

Untuk menjaga agar perusahaan tersbut mampu mempertahankan daya saingnya, maka perusahaan tersebut sebaiknya mampu memelihara dan mengembangkan

pengetahuan/teknologi intinya secara berkelanjutan, menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan/teknologi mutakhir, sehingga perusahaan selalu dapat memiliki

pengetahuan/teknologi inti yang mampu memberikan nilai guna maksimal secara efisien dan efektif.

Pemilihan teknolgi inti suatu perusahaan sebaiknya berkaitan dengan penetapan produk unggulan. Keputusan untuk menetapkan produk unggulan perusahaan, sebaiknya dilakukan setelah mengkaji daya saing perusahaan dibandingkan dengan para pesaing di pasar. Dari uraian ini dapat kita pahami bahwa ada korelasi positif antara daya saing produk dengan kualitas/penguasaan atas pengetahuan/teknologi inti perusahaan. Masalah kritikal yang perlu kita cermati adalah pentingnya manajemen untuk menetapkan strategik yang tepat, agar dapat menguasai pengetahuan/teknologi inti perusahaan agar mampu memaksimumkan nilai tambah serta daya saing produk unggulan. Masalah awal yang perlu dipahami manajemen perusahaan adalah “apakah perusahaan memiliki aset-aset teknologi yang tepat, sesuai dengan kebutuhan produk unggulan?”. Pada tahap ini kita perlu melakukan evaluasi atas aset-aset teknologi perusahaan.

Langkah pertama yang perlu dikatakan dalam mengevaluasi aset-aset teknologi perusahaan adalah menaksir nilai guna dari aset-aset teknologi yang dimiliki perusahaan, dikaitkan dengan kebutuhan untuk membuat produk-produk yang memiliki keunggulan di

(2)

pasar. Evaluasi tersebut sebaiknya dilakukan secara berkala dan dilaksanakan dalam dua langkah berikut ini :

 Mengembangkan matriks produk teknologi.

 Menilai posisi-posisi teknologi-teknologi inti perusahaan dalam persaingan. 2. Matriks Produk-Teknologi

Pada tahap awal, sebaiknya kita menguasai pengetahuan/teknologiinti yang dibutuhkan pada setiap lintas produk yang homogen, yaitu kelompok produk yang membutuhkan

pengetahuan/teknologi inti yang sama. Di samping itu kita dapat mengidentifikasi teknologi-teknologi yang dibutuhkan untuk dapat membuat suatu produk. Secara yang dikuasai

perusahaan memang dibutuhkan untuk membuat semua produk perusahaan.

Dari kajian awal tersebut, selanjutnya kita dapat mengelompokkan teknologi-teknologi yang dimiliki perusahaan dalam dua kategori, yaitu kelompok pengetahuan/teknologi inti dan kelompok pengetahuan/teknologi penunjang, berdasarkan kepentingannya pada proses produksi setiap produk.

Langkah berikutnya, dilakukan penilaian untuk mengetahui apakah kita telah

menguasai pengetahuan/teknologi inti tersebut. Penguasaan atas pengetahuan/teknologi inti merupakan persyaratan dasar untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan posisi persaingan perusahaan. Pada umumnya, untuk dapat menguasai teknologi/pengetahuan inti ini perusahaan perlu melakukan berbagai usaha baik itu melakukan pengembangan sendiri atau membeli lisensi dengan tingkat investasi yang optimal. Sedangkan untuk

pengetahuan/teknologi penunjang, secara ekonomis akan lebih murah apabila teknologi-teknologi pendukung yang dibutuhkan ini tidak dikembangkan sendiri, melainkan diperoleh dari pemasok atau sumber luar lainnya.

Sebagai contoh marilah kita melihat kasus suatu lintas produksi forklift elektrik dipabrik pembuatu truk dan mobil. Diantara teknologi inti yang ada pada saat itu, terdapat teknologi canggih pembuat betere yang menggunakan asam untuk menyimpan energi, teknologi pengubah power dan motor statis yang digunakan untuk mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanis, teknologi sistem kontrol untuk gerakan langsung truk dan

pengangkatnya serta teknologi plastik yang kuat untuk mengurangi berat dari badan truk tersebut. Pengetahuan/teknologi inti masa datang meiputi teknologi sistem penyimpanan energi baru, teknologi robot pengendali operasi, maupun teknologi-teknologi pendukung

(3)

yang dibutuhkan untuk produk tersebut antara lain adalah teknologi sensor jarak jauh untuk mendeteksi penghalang yang berupa makhluk hidup atau benda mati yang dikendalikan secara otomatis.

Proses evaluasi seperti tersebut di atas, juga dapat dilakukan pada beberapa produk dari berbagai perusahaan, seperti industri truk-truk pengangkut bertenaga gas, alat-alat transpor elektrik yang menggunakan kawat, atau mobil golf. Hasil yang akan didapat adalah meliputi matrik produk teknologi seperti yang dapat kita lihat pada Gambar 5.1, yang memberikan indikasi tentang korelasi antara produk dengan teknologi-teknologinya, serta tingkat kepentingan (nilai guna) teknologi tersebut pada pembentukan nilai tambah pada setiap produk, yang dinyatakan dalam skala tinggi, sedang, rendah dan tidak ada hubungan antara produk produk tersebut dengan teknologi yang dinilai.

T ek no lo gi Produk Perusahaan P0 P1 P2 P3 PN T1 T R M → M T2 O R M → M T3 T M T → T ... ... TN R M O ... R → R Catatan :

Tingkat kepentingan teknologi dapat dinotasikan dengan: T: Tinggi; R:Rendah; M:Medium; O : Tidak ada hubungan

Gambar 6.1 Matriks Produk-Teknologi

Informasi tentang nilai guna dari teknologi-teknollogi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk menyusun rencana strategik perusahaan, khususnya untuk penyusunan rencana jangka panjang perusahaan yang berjangka waktu minimum 5 tahun.

Seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.1, nilai guna tiap teknologi terhadap

perusahaan dapat dilihat sebagai nilai rata-rata atau rata-rata tertimbang, dari nilai kontribusi tersebut pada setiap produk perusahaan. Faktor pembobotan tersebut perlu

mempertimbangkan kepentingan strategik dari produk, posisi pasarnya, serta kemampuan teknologi untuk meningkatkan nilai produk, sehinggan dapat meningkatkan daya kompetisi dari produk tersebut.

3. Matriks Posisi Teknologi: Kepentingan-Daya Kompetisi Setelah kita menganalisis nilai guna dari setiap pengetahuan/teknologi inti perusahaan, selanjutntya kita menilai daya (posisi) kompetisi perusahaan, sehubungan dengan dimilikinya

(4)

pengetahuan/teknologi sebagai aset perusahaan. Secara implisit, pengertian

pengetahuan/teknologi yang dimiliki perusahaan ini tidak hanya pengetahuan/teknologi dalam bentuk perangkat keras saja namun juga mencakup pengetahuan/teknologi yang terdapat pada diri manusia (human embedded technology, yang diwujudkan dalam penguasaan atas pengetahuan melekat, sikap, intuisi, dan wawasan yang luas dalam bidangnya), serta pengetahuan/teknologi yang terdapat pada informasi sistem, serta organisasinya (document embedded technology), sehingga perusahaan mampu untuk mempertahankan kompetisi teknologinya.

Untuk menghindari subyektivitas penilaian kompetensi dari teknologi inti perusahaan, penilaian ini dapat dibantu oleh konsultan yang memiliki pemahaman yang baik tentang teknologi tersebut serta mampu bersikap netral saat penilaian. Hasil yang dicapai kemudian diplot dalam matriks yang menunjukkan posisi (nilai guna) dalam setiap teknologi dalam hubungannya dengan tingkat kepentingan sesuai dengan visi dari perusahaan menurut skala tinggi, medium, dan rendah, seperti yang telah digunakan sebelumnya). Disamping itu, matriks tersebut juga memberikan gambaran tentang posisi (daya) kompetisi perusahaan dipasar, menurut skala pemimpin, sama, dan pengikut.

4. Memposisikan Teknologi Inti

Posisi gabungan dari setiap teknologi inti perusahaan dalam matriks pada Gamabar 6.2 memperlihatkan nilai kontribusi total dari setiap aset teknologi inti tersebut. Dari matriks tersebut, dapat dilihat bahwa suatu teknologi inti dapat menunjang daya kompetisi

perusahaan jika teknologi inti menempati posisi sudut kiri atas (tinggi-pemimpin). Oleh sebab itu, idealnya perusahaan perlu berusaha untuk menempatkan semua teknologi inti yang dimiliki pada posisi kiri atas.

Restrukturisasi perusahaan perlu segera dilaksanakan jika perusahaan tersebut memiliki teknologi inti yang posisinya tersebar di seluruh matriks, atau lebih buruk lagi jika kondisi teknologinya berada disudut kanan bawah (rendah-pengikut). Informasi penting lainnya, berdasarkan posisi dari setiap teknologi inti perusahaan, dapat dirumuskan strategi yang sesuai pada setiap teknologi yang dimiliki perusahaan, agar secara keseluruhan teknologi-teknologi tersebut mampu memberikan nilai tambah maksimal bagi perusahaan.

(5)

Gambar 6.2. Memposisikan Teknologi Inti

Berikut ini adalah beberapa contoh yang berkaitan dengan strategi untuk merubah posisi teknologi inti perusahaan, menuju posisi ideal.

 T1 dan T6. Perusahaan memiliki kompetensi tinggi/memimpin dalam

penguasaan teknologi inti ini, sekaligus teknologi-teknologi inti ini memberikan kontribusi tinggi dalam bisnisnya. Untuk menjaga dan memperbaiki posisi kompetensi perusahaan di pasar. Sebaiknya perusahaan tersebut melanjutkan investasi yang cukup dalam bidang R&D yang terkait dengan produksi tersebut.

 T4. Teknoogi inti ini sangat penting bagi peningkatan daya saing perusahaan, namun perusahaan tidak memiliki kompetensi yang cukup sehingga posisi kompetensi nya lemah. Pada kondisi seperti ini,sebaiknya perusahaan tersebut mampu mengejar ketinggalannya dalam waktu yang singkat, dengan memulai suatu program R&D yang besar-besaran untuk menguasai teknologi tersebut, sehingga posisi kompetisinya dapat berpindah mengikuti arah panah dari posisi

(6)

pengikut ke posisi pemimpin, melalui berbagai alternatif strategi. Dengan demikian, produk yang berhubungan dengan teknologi inti tersebut (T4) dapat ditingkatkan daya saingnya.

 T5. Perusahaan memimpin dalam teknologi inti ini, tetapi tingkat

kepentingannya dalam bisnis rendah. Untuk kasus ini terdapat dua alternatif strategi yang dapat dilakukan:

o Perusahaan ini dapat mewujudkan teknologi tersebut kedalam produk yang telah ada atau membuat produk baru yang dapat memberikan nilai tambah lebih tinggi bagi perusahaan, sehingga tingkat kepentingan teknologi ini berpindah mengikuti arah panah dari rendah ke tinggi. o Perusahaan dapat menjual teknologi inti tersebut, dengan

melisensikannya kepada perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan (terkait dengan tingkat kepentingan asas produk yang dibuatnya) atau melakukan kerjasama bisnis dengan perusahaan yang membutuhkan teknologi tersebut untuk meningkatkan kekuatan partnernya.

 T3. Perusahaan tersebut memiliki posisi yang lemah serta tidak memiliki produk yang membutuhkan teknologi inti ini. Strategi yang tepat untuk teknologi seperti ini adalah dengan menghentikan semua investasi yang terkait dengan usaha penguasaan atas teknologi inti ini (kecuali untuk pemonitoran) dan jika memungkinkan sebaiknya teknologi tersebut dijual saja.

 T2. Nilai dari teknologi inti ini untuk perusahaan tersebut tidak jelas.

Perusahaan tersebut dapat mencoba untuk mengubah posisinya menuju sudut tinggi-memimpin atau digunakan untuk membuat produk baru yang memiliki ceruk pasar yang kecil atau dijual.

Gambar

Gambar 6.1 Matriks Produk-Teknologi
Gambar 6.2. Memposisikan Teknologi Inti

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengatasi hal ini maka dikembangkan sebuah sistem informasi pengelolaan aset yang sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.. Sistem informasi ini dikembangkan untuk

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil- hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data

Adapun tujuan pemantauan atau evaluasi sistem tidak saja untuk memastikan bahwa seluruh  perangkat  teknologi  informasi  berjalan  dengan  normal,  namun  juga 

pekerjaan yang berhubungan dengan sistem akuntansi adalah suatu aktivitas paling penting yang dijalankan oleh para akuntan perusahaan.... Teknologi informasi dan strategi

Dengan menggunakan model Maturity sebuah perusahaan dapat mengukur posisi kematangannya dalam pengembangan teknologi informasi dan secara kontinyu serta

Dengan menggunakan Model Maturity sebuah perusahaan dapat mengukur posisi kematangannya dalam pengembangan teknologi informasi, dan secara kontinyu serta

Dengan menggunakan Model Maturity sebuah perusahaan dapat mengukur posisi kematangannya dalam pengembangan teknologi informasi, dan secara kontinyu serta

Exertainment Indonesia ialah untuk membantu strategi bisnis agar lebih menuju kepada visi dan misi yang dimiliki perusahaan, dengan menggunakan teknologi informasi yang