• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH UMUR TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KADAR HORMON PERTUMBUHAN PADA ITIK MOJOSARI (Anas platyrhynchos) JANTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH UMUR TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KADAR HORMON PERTUMBUHAN PADA ITIK MOJOSARI (Anas platyrhynchos) JANTAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH UMUR TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN KADAR HORMON PERTUMBUHAN PADA ITIK MOJOSARI

(Anas platyrhynchos) JANTAN Jazilatul Suaiba, Abdul Gofur, Susilowati

Jurusan Biologi Universitas Negeri Malang

E-Mail: jezy.ai@gmil.com

ABSTRAK

Itik jantan Mojosari lebih banyak dimanfaatkan sebagai penghasil daging daripada itik betina. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksogenous (misalnya: pakan), faktor endogenous (hormon), faktor genetik, jenis kelamin, umur, penyakit dan manajemen pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan pada itik Mojosari (Anas platyrhynchos) jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Hewan coba yang digunakan adalah 30 ekor itik Mojosari jantan umur 1 hari atau Day Old Duck (DOD). Semua itik pada umur 1 hari ditimbang untuk digunakan sebagai bobot awal. Pada umur 7 hari dan 7 hari berikutnya sampai umur 35 hari bobot itik ditimbang sebagai bobot akhir. Pertambahan bobot badan diperoleh dari bobot awal dikurangi bobot akhir. Sampel darah diambil pada itik umur 1 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari, dan 35 hari untuk diuji kadar hormon pertumbuhan dengan uji Enzym-linked

immunosorbent assay (ELISA). Data pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan

dianalisis menggunakan Manova dan dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey pada taraf 0,05%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan pada itik Mojosari umur 1-35 hari (p<0,05). Uji lanjut dilakukan dengan Uji Tukey yang menunjukkan pertambahan bobot badan mulai meningkat pada umur 14 hari dan semakin meningkat pada umur 28 hari dan 35 hari. Kadar hormon pertumbuhan mulai meningkat pada umur 21 hari dan semakin meningkat pada umur 35 hari.

Kata Kunci: umur, pertambahan bobot badan, hormon pertumbuhan ABSTRACT

Mojosari male duck are often used as a broiler duck than female duck. Growth are affected by exogenous factor (example: feeds) and endogenous factor (example: hormone), genetic factor, sex, age, disease, and maintaining management also affects growth. This research aims to understand the effect of age toward body weigh increasing and level of growth hormone in Mojosari male duck (Anas platyrhyncos). This research is an experimental research that using complete random design. Animal that used in this experiment are 30 heads of Mojosari male duck of 1 day in age. All duck are weighed and measured as initial weigh at 1 day in age. In 7 days, 14 days, 21 days, 28 days and 35 days in age, weigh of duck are measured as final weigh. Body weigth increasing are obtained from initial weight subtracted by final weight. Blood sample of duck are collected to know the level of growth hormone in each duck that has 1 day, 7 days, 14 days, 21 days, 28 days and 35 days in age. The level of growth hormone are tested by ELISA test. Data of body weigth incresing and level of growth hormone are analyzed using Manova and continued with Tukey Test as a further test with level of significance in 0,05%. Result of statistical analysis shown that there are significant differences in body weigh increasing and level of growth hormone in day old duck until 35 days in age Mojosari duck (p<0,05). Further test that conducted using Tukey Test shown that body weigh increasing start to increase at 14 days in age and more increase at 28 and 35 days in age. Level of growth hormone start to increase at 21 days in age and more increase at 35 days in age.

(2)

2

Itik Mojosari dan itik di Indonesia pada umumnya adalah domestikasi dari itik liar/Mallard keturunan Indian runner, yang masih mampu bertahan dengan bulu “sex feather”. Ciri spesifik Itik Mojosari yaitu warna bulu coklat kemerahan dengan beberapa variasi baik jantan maupun betina. Itik Mojosari jantan memiliki beberapa helai bulu ekor yang melengkung ke atas, warna kaki dan paruhnya lebih hitam daripada itik betina. Warna bulu itik jantan lebih hitam daripada betina terutama di bagian kepala, leher, dada, dan ekor (Rositawati, dkk, 2010). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksogenous (pakan) dan faktor endogenous (hormon) (Kurnia, 2011). Hormon yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah hormon pertumbuhan (growth

hormone) (Bidura dan Suasta, 2006). Kadar hormon pertumbuhan dalam tubuh

itik dapat mempengaruhi bobot badan. Bobot badan itik dapat mengalami penurunan karena kadar hormon yang menurun.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kandang Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang dan untuk uji ELISA dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Pada penelitian ini digunakan itik jantan berumur satu hari atau Day Old Duck (DOD) sebanyak 30 ekor dengan bobot 29-38 gram. Itik yang digunakan adalah itik Mojosari yang berasal dari Mojokerto.

1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kandang boks dengan luas 1m2, tempat pakan dan minum, lampu, tabung eppendorlf, sentrifuge, pipet, pisau, beaker glass, neraca triple beam, mikropipet, autoclave, ELISA-reader,

laminar air flow, dan refrigator suhu dingin. Bahan yang digunakan untuk

penelitian ini meliputi: itik, air, pellet (BR-1), alkohol 70%, aquades, antibody HRP, kromogenant A dan B, Phosphate Buffered Saline (PBS), Sodium Dodecyl Sulfate (SDS), kit hormon pertumbuhan dengan katalog nomor NB-E60039

(Chicken Growth Hormone GH ELISA KIT). 2. Prosedur Penelitian

a. Pemeliharaan Itik

1) Menyiapkan itik berumur satu hari sebanyak 30 ekor. 2) Menandai 30 itik dengan angka 1-30

3) Memelihara itik dengan pemberian pakan sesuai dengan umurnya (Tabel 1) dan minum secara ad libitum.

Tabel 1. Jumlah Takaran Pakan Itik

Umur Jumlah Itik Jumlah Pakan

(g)/hari Jumlah Pakan Total (g)/hari 1 hari 30 0 0 1-7 hari 25 15 375 7-14 hari 20 30 600 14-21 hari 15 40 600 21-28 hari 10 60 600 28-35 hari 5 65 325

(3)

3 b. Pengambilan Data

1) Data Penambahan Bobot Badan

a) Pada hari pertama menimbang bobot badan 30 itik.

b) Pada hari ke-7, 14, 21, 28 dan 35 pada masing masing hari tersebut menimbang 5 itik dengan pengambilan secara acak.

c) Data penambahan bobot badan didapatkan dari bobot akhir (hari ke-7, 14, 21, 28, 35) dikurangi bobot awal (hari pertama)

2) Pengambilan Kadar Hormon Pertumbuhan a) Persiapan Sampel

Sampel disiapkan dengan cara mengambil darah itik dimulai pada hari pertama kemudian pada hari ke-7, 14, 21, 28 dan 35. Pengambilan sampel dimulai pada pukul 7 pagi sampai selesai. Sebanyak 5 ekor itik setiap umurnya diambil sampel darahnya dengan memotong pada bagian leher itik. Sebanyak 10 ml darah dimasukkan ke dalam tabung lalu di-sentrifuge dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit sehingga serum terpisah dengan plasma darah. Plasma darah diambil dengan menggunakan mikropipet dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf. Tabung eppendorf yang berisi plasma darah tersebut disimpan dulu dalam lemari refrigator dengan suhu -20°C sebelum dianalisis hormon

pertumbuhannya, plasma didiamkan terlebih dahulu dalam suhu kamar selama 30 menit, plasma dianilisis dengan menggunakan teknik ELISA.

b) Pengukuran Kadar Hormon Pertumbuhan

Pengukuran kadar hormon pertumbuhan sesuai petunjuk kit meliputi tahap (1) menghangatkan kit selama 30 menit pada suhu ruang sebelum digunakan, (2) mengencerkan larutan pencuci dengan aquades, (3) memasukkan sampel dan blanko pada sumuran, (4) menambahkan antibodi HRP-terkonjugasi pada setiap sumuran kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37˚C, (5) melakukan pencuncian sebanyak lima kali kemudian mengeringkannya dengan menggunakan kertas absorbent, (6) menambahkan substrat kromagenat A dan B kemudian diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37˚C, (7) menambahkan larutan stop sebanyak 50μl untuk menghentikan reaksi, kemudian (8) melakukan pengukuran nilai absorbansi menggunakan panjang gelombang 450 nm.

3. Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan dan kadar hormon pertumbuhan pada itik digunakan analisis varians multivariat

(MANOVA), jika hasilnya signifikan akan dilakukan uji lanjut Tukey. Analisis statistik ini dibantu dengan software SPSS 22.0 for windows dengan taraf signifikasi 0,05.

HASIL DAN ANALISIS

Data hasil pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan diperlihatkan Tabel 2. berikut.

(4)

4

Tabel 2. Rerata Pertambahan Bobot Badan dan Kadar Hormon Pertumbuhan pada Itik Mojosari Umur 1-35 Hari

Umur (hari) Pertambahan bobot badan (g) ± SD Kadar Hormon Pertumbuhan (ng/ml) ± SD 1 0 ± 0.000 7.9980 ± 1.05621 7 33 ± 10.271 9.7340 ± 1.38320 14 92 ± 27.839 16.4640 ± 6.53140 21 119.4 ± 8.204 44.3360 ± 8.31942 28 148.2 ± 20.608 53.4000 ± 4.69935 35 317.6 ± 42.400 61.4000 ± 5.51039

Keterangan: pertambahan bobot badan: bobot pada hari pengukuran - bobot pada umur 1 hari

Data hasil analisis uji perbandingan secara simultan (multivariate) dapat disajikan pada Tabel 3. berikut.

Tabel 3. Hasil Analisis Uji Perbandingan Secara Simultan (Multivariate) Umur terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Kadar Hormon Pertumbuhan pada Itik Mojosari Umur 1-35 Hari Effect Value F Hypothesis df Error df Sig. Intercept Pillai's Trace .985 752.601b 2.000 23.000 .000 Wilks' Lambda .015 752.601b 2.000 23.000 .000 Hotelling's Trace 65.444 752.601b 2.000 23.000 .000

Roy's Largest Root 65.444 752.601b 2.000 23.000 .000

Umur

Pillai's Trace 1.745 32.823 10.000 48.000 .000

Wilks' Lambda .006 53.351b 10.000 46.000 .000

Hotelling's Trace 38.497 84.694 10.000 44.000 .000

Roy's Largest Root 35.101 168.484c 5.000 24.000 .000

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh umur yang berbeda terhadap bobot badan dan kadar hormon

pertumbuhan. Uji perbandingan secara simultan (multivariate), didapatkan nilai p<0,05 (p=0,000) yang menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima yaitu ada pengaruh umur terhadap pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan. Untuk mengetahui perbedaan nyata antar kelompok dilanjutkan dengan uji lanjut dengan menggunakan uji Tukey. Hasil uji Tukey umur terhadap pertambahan bobot badan dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.

Tabel 4. Hasil Uji Tukey Pertambahan Bobot Badan Itik Mojosari pada Umur 1-35 Hari

Umur N Rata-rata Notasi

1 5 0.00 a 7 5 33.00 a 14 5 92.00 b 21 5 119.40 b c 28 5 148.20 c 35 5 317.60 d

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan

(5)

5

Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 4.) tersebut dapat diketahui bahwa pertambahan bobot badan meningkat mulai umur 14 hari dan semakin meningkat pada umur 28 hari dan 35 hari.

Hasil uji Tukey umur terhadap kadar hormon pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 5. berikut.

Tabel 5. Hasil Uji Tukey Kadar Hormon Pertumbuhan Itik Mojosari Umur 1-35 Hari

Umur N Rata-rata Notasi

1 5 7.9980 a 7 5 9.7340 a 14 5 16.4640 a 21 5 44.3360 b 28 5 53.4000 b c 35 5 61.4000 c

Keterangan: huruf yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan sedangkan huruf yang berbeda menunjukkan perbedaan

Berdasarkan hasil uji lanjut (Tabel 5) tersebut dapat diketahui bahwa kadar hormon pertumbuhan meningkat mulai umur 21 hari dan semakin meningkat pada umur 35 hari.

PEMBAHASAN

Hasil analisis data pada penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh umur terhadap bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan pada itik. Hal

tersebut dapat diperlihatkan sampai itik berumur 35 hari bahwa semakin bertambahnya umur itik maka bobot badan dan kadar hormon itik juga akan semakin meningkat. Buwono, (2007) menyatakan bahwa bobot badan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi, dengan demikian perbedaan kandungan zat-zat makanan pada pakan dan banyaknya pakan yang dikonsumsi akan memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan yang dihasilkan karena kandungan zat-zat pakan yang seimbang dan cukup sesuai dengan kebutuhan sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang optimal. Menurut Kurniawan, dkk (2012) bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ayam broiler yaitu faktor nutrisional yang meliputi protein, vitamin, mineral dan

kalsium. Selain itu juga terdapat faktor genetik, jenis kelamin, umur, penyakit dan manajemen pemeliharaan.

Umumnya masa percepatan pertumbuhan terjadi sebelum ternak mengalami pubertas (dewasa kelamin) yang kemudian setelahnya terjadi

perlambatan (Agustina, dkk, 2013). Pertumbuhan memiliki tahap yang cepat dan lambat, tahap cepat terjadi pada saat lahir sampai pubertas, sedangkan tahap lambat terjadi saat kedewasaan tubuh telah tercapai. Pada periode pertumbuhan diperlukan pakan dengan zat makanan yang seimbang. Kandungan zat makanan yang menentukan performa pada unggas adalah imbangan protein dan energinya. Selain itu, kebutuhan vitamin dan mineral juga harus terpenuhi (Simamora, 2011).

Tubuh hewan akan mengalami pertumbuhan yang cepat sejak hewan lahir sampai dewasa kelamin. Setelah dewasa kelamin pertumbuhan hewan masih

(6)

6

berlanjut walaupun pertumbuhan berjalan dengan lambat tetapi pertumbuhan tulang dan otot pada saat itu telah berhenti (Kurnia, 2001). Pada itik pertumbuhan tercepat serta pertambahan bobot badan tertinggi terjadi pada periode starter dan selanjutnya menurun pada saat dewasa (Rositawati, dkk, 2010). Purba dan Ketaren (2011), menyebutkan bahwa selama fase pertumbuhan, itik umumnya membutuhkan pakan yang relatif banyak dan berkualitas agar dapat tumbuh dan berkembang dengan sempurna.

Pertumbuhan secara efektif dikontrol oleh hormon dan salah satu hormon yang penting dalam mengatur proses pertumbuhan adalah hormon pertumbuhan (growth hormone) (Zainatha, 2012). Hormon pertumbuhan dapat meningkatkan bobot badan karena efek sintesis protein. Hormon pertumbuhan dapat

menstimulasi pertumbuhan dan sintesis protein pada epifisis tulang kartilago namun hal tersebut terjadi sebelum ada fusi. Ketika epifisis berfusi maka hormon pertumbuhan dapat berhenti bertambah akibat adanya hormon androgen atau estrogen (Sawin, 1969). Prayitno, (2004) menyatakan bahwa hormon

pertumbuhan yang disekresikan oleh pituitari anterior dan tiroksin yang disekresikan oleh kelenjar tiroid bekerja secara simultan dalam mengontrol pertumbuhan unggas menjelang pubertas. Hormon somatotropik dalam tubuh berfungsi memacu aktivitas sintesa protein, pembentukan kolagen, metabolisme ion, metabolisme lipid, metabolisme karbohidrat dan metabolisme mineral.

Tiroksin di dalam tubuh berfungsi memacu aktivitas-aktivitas seperti peningkatan konsumsi oksigen, mempercepat denyut nadi, meningkatkan aktivitas metabolisme, meningkatkan cadangan nitrogen, meningkatkan

penyediaan dan merangsang pembentukan hormon somatotropik. Meningkatnya hormon somatotropik dan tiroksin tersebut akan menaikkan konsumsi pakan, sehingga pertumbuhan akan lebih cepat. Peningkatan kedua hormon tersebut pada unggas menjelang pubertas dapat mempertinggi nafsu makan, meningkatkan efisiensi penggunaan pakan dan meningkatkan laju metabolisme basal sehingga meningkatkan laju pertumbuhan. Kerja hormon pertumbuhan efektif mulai postnatal dan paling efektif saat ternak mencapai pubertas, karena semakin dewasa tubuh ternak pengaruh hormon pertumbuhan semakin menurun.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan mulai meningkat pada umur 14 hari dan semakin meningkat pada umur 28 hari dan 35 hari dan kadar hormon pertumbuhan mulai meningkat pada umur 21 hari dan semakin meningkat pada umur 35 hari. Hal ini disebabkan pada masa pertumbuhan itik lebih banyak membutuhkan asupan makanan untuk masa pertumbuhannya dan protein yang terkandung digunakan untuk menyusun jaringan tubuh.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Umur berpengaruh terhadap pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan itik Mojosari umur 1-35 hari. Pertambahan bobot badan mulai meningkat pada umur 14 hari dan semakin meningkat pada umur 28 hari dan 35 hari. Kadar hormon pertumbuhan mulai meningkat pada umur 21 hari dan semakin meningkat pada umur 35 hari.

(7)

7 Saran

Perlu dilakuan penelitian dengan waktu penelitian yang lebih panjang untuk mengetahui pengaruh umur terhadap pertambahan bobot badan dan kadar hormon pertumbuhan pada itik Mojosari yang melibatkan semua fase hidup itik mulai fase starter, fase grower, dan fase finisher.

DAFTAR RUJUKAN

Agustina, D; Iriyanti, N dan Mugiyono, S. 2013. Pertumbuhan dan Konsumsi Pakan pada Berbagai Jenis Itik Lokal Betina yang Pakannya

disuplementasi Probiotik. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(2): 691-698 Bidura dan Suasta.2006. Penampilan Ayam Kampung Umur 0-8 Minggu yang

diberi Tepung Hipofisa Kambing melalui Ransum. Majalah Ilmiah

Peternakan Denpasar Universitas Udayana, 9 (1). (Online),

(http://ojs.unud.ac.id/index.php/mip/article/view/1697), diakses pada tanggal 26 Januari 2014

Buwono, F. A. 2007. Pengaruh Tingkat Protein Pakan dan Frekuensi Pemberian

Pakan terhadap Kinerja Itik Mojosari (Anas Domesticus) Jantan Periode Awal. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya

Kurnia, Y. 2011. Morfometrik Ayam Sentul, Kampung, dan Kedu pada Fase

Pertumbuhan dari Umur 1—12 Minggu. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor:

Institut Pertanian Bogor.

Kurniawan, L.A; Atmomarsono, U dan Mahfudz, L. D. 2012. Pengaruh berbagai Frekuensi Pemberian Pakan dan Pembatasan Pakan terhadap

Pertumbuhan Tulang Ayam Broiler. Jurnal Agromedia, 30 (2): 14—22 Prayitno, D. S. 2004. Pencahayaan sebagai Upaya Pencegahan Cekaman pada

Unggas Tropis Berwawasan Animal Welfare. Semarang. Universitas

Diponegoro

Purba, M dan Ketaren, P. P. 2011. Konsumsi dan Konversi Pakan Itik Lokal Jantan Umur Delapan Minggu dengan Penambahan Santoquin dan Vitamin E dalam Pakan. JITV 16 (4): 280—287

Rositawati, I; Saifut, N dan Muharlien. 2010. Upaya Peningkatan Performan Itik Mojosari Periode Starter melalui Penambahan Temulawak (Curcuma

Xanthoriza, Roxb) pada Pakan. Jurnal Ternak Tropika, 11(2): 32—40.

Sawin, C. T. 1969. The Hormones Endocrine Physiology. Boston: Little, Brown and Company (Inc.)

(8)

8

Simamora, N. 2011. Performa Produksi dan Karakteristik Organ dalam Ayam

Kampung Umur 12—16 Minggu yang Diinfeksi Cacing Ascaridia Galli dan Disuplementasi Ekstrak Daun Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn).

Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Zainatha, F. M. 2012. Identifikasi Keragaman Gen Growth Hormone Receptor

Exon 8 (GHR|SSpI) pada Sapi Friesian Holstein dengan Metode Pcr-Rflp. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

Jika diasumsikan bahwa pemerintah bertujuan meredam semua dampak kenaikan BBM terhadap kemiskinan, maka dapat dikatakan bahwa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)),

Tahap pemeliharaan, sebanyak 80 ekor itik lokal umur 4 minggu ditempatkan ke dalam kandang litter sebanyak 20 unit percobaan, setiap unit terdiri dari 4

Kemudian Rekomendasi Bagi para pelaku olahraga hendaknya memperhatihkan latihan yang tepat untuk digunakan dalam meningkatkan kondisi fisik khususnya dalam

Kesinambungan antara program diklat, buku kurikulum RBPMD, RPMD, buku soal dan buku studi kasus2. Kerapihan dan

10 Jika persediaan tablet zat besi (Fe) telah habis, saya akan pergi ke salah satu tempat pelayanan kesehatan untuk memperoleh tablet tersebut.. Correlation is significant

Roadmap menguraikan, secara garis besar, tahapan-tahapan dalam proses penerapan IPv6 yang berupa rencana aksi, peranan IPv6 Task Force dan indikator-indikator

Secara khusus, (a) bertujuan untuk mengetahui guru al-Qur’an Hadits dalam membuat soal tes tertulis untuk ulangan semester gasal telah disesuaikan dengan tuntutan

Melalui uraian tersebut, dapat dibuah kriteria sebuah kata atau frasa termasuk mengandung metafora, yaitu (1) mengalami perubahan dari makna dasarnya setelah dilihat